(Heru Prambudi) 1
JURNAL SKRIPSI
Oleh
Heru Pramudi
NIM 08104244045
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pengambilan keputusan karir siswa kelas XI di
SMAN 1 Kutasari Purbalingga. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif dengan subyek siswa kelas XI
SMA N 1 Kutasari Purbalingga yang diambil dengan teknik proportional random sampling berjumlah 30 siswa.
Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan skala pengambilan keputusan karir. Teknik analisis
data yang digunakan yaitu analisis data deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan
pengambilan keputusan karir pada siswa kelas XI SMA N 1 Kutasari Purbalingga termasuk dalam kategori kurang,
artinya siswa kurang memiliki kemampuan pengambilan keputusan karir, diantaranya adalah kurangnya
kemampuan mengeksplorasi, mengkristalisasi, memilih, dan mengklarifikasi karir ke depan. Hal ini juga
ditunjukkan dengan nilai rata-rata sebesar 83,03. Selain itu juga di dapatkan hasil bahwa 70% siswa yang
mengambil keputusan karir sesuai dengan keadaan orang tua, 57% siswa yang mengambil keputusan karir sesuai
dengan minatnya, 77% siswa yang belum dapat memutuskan pilihan karirnya sendiri, dan 63% siswa yang belum
belum yakin terhadap keputusannya sendiri.
Abstract
This research aimed at describing ability of taking students’ carrier decision of students grade XI at SMA Negeri 1
Kutasari Purbalingga. This research is a descriptive quantitative research with students grade XI at SMA Negeri 1 Kutasari
Purbalingga as subject taken using sampling random proportional technique in amount of 30 students. Collecting data method
in this research used scala of taking carrier decision. Analizing data technique is quantitative descriptive data analysis. The
result of the research showed that ability of taking carrier decision of students grade XI at SMA Negeri 1 Kutasari
Purbalingga was categorized as low, which means that the students were not able to explore, crystalize, choose and clarify
their future carrier. It could be seen through the rate score in amount of 83,03. Moreover, the result showed that 70% students
whotake carrier decision were appropriate with their parents’ condition, 57% students woo take carrier decision were
appropriate with their interest, 77% students still could not decide their carrier choice, 63% students were not sure with their
own decision.
Ekplorasi 29 -
20 Baik 35 4 13.3%
Jmlh 30 100%
15
Kristalisasi Siswa
10
Ekplorasi f
5
0 Kristalisasi
8 - 16 17 - 24 25 - 32 33 - 40 25
20
Sangat Kurang
KurangSedang Baik 15
10
5
0 Kristalisasi f
Gambar 2. Kategorisasi Kemampuan 7 - 14 15 - 21 22 - 28 29 - 35
Eksplorasi Siswa Sangat Kurang Sedang Baik
Kurang
Berdasarkan table 13 di atas
diketahui bahwa kemampuan Gambar 3. Kategorisasi Kemampuan
mengeksplorasi siswa dalam kategori Kristalisasi Siswa
kurang dengan persentase sebesar Berdasarkan table 14 di atas
63,33%. diketahui bahwa kemampuan siswa untuk
b. Kristalisasi mengkristalisasi dalam kategori kurang
Proses kristalisasi, siswa mulai dengan persentase sebesar 70%.
menemukan definisi karir yang menjadi c. Pememilihan
alternative pilihan siswa. dalam proses Dalam proses pemilihan ini, siswa
ini, siswa juga mulai memiliki keyakinan dihadapkan dengan masalah-masalah
untk menentukan suatu keputsan.dari individu yang berorientasi pada tujuan
proses ini diharapkan siswa dapat yang relevan. Dalam proses ini, siswa
mengambil keputusan dengan tepat mulai berfikir tentang tujuan pemilihan
10 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 02 Tahun ke 4 2015
karir. Berikut adalah kategorisasi Sedang 19 - 24 11 36.66%
kemampuan pemilihan siswa: Baik 25 - 30 4 13.33%
Table 16. Kategorisasi kemampuan Jmlh 30 100.0%
Pemilihan
Kategori Range f %
Sangat Kurang 7 - 14 0 0
Kurang 15 - 21 15 50.00%
Sedang 22 - 28 9 30.00%
Baik 29 - 35 6 20.00%
Jmlh 30 100.00%
Pemilihan
20
15
10 Gambar 6. Kategoriasi Kemampuan
5
Pemilihan f Klarifikasi yang Dimiliki Siswa
0
7 - 14 15 - 21 22 - 28 29 - 35 Berdasarkan table 15 di atas
Sangat Kurang Sedang Baik diketahui bahwa kemampuan siswa untuk
Kurang
memilih dalam kategori kurang dengan
Gambar 4. Kategorisasi kemampuan persentase sebesar 46,66%.
Pemilihan Berdasarkan pembahasan lebih
Berdasarkan table 15 di atas mendalam, dapat disimpulkan bahawa
diketahui bahwa kemampuan siswa untuk kemampuan siswa dalam menentukan pilihan
memilih dalam kategori kurang dengan karirnya masih tergolong pada kategori
persentase sebesar 50%. kurang. Hal ini juga ditunjukkan dengan nilai
d. Klarifikasi rata-rata sebesar 83,03. Selain dari
Kristalisasi adalah proses dimana kategorisasi tersebut, kurangnya kemampuan
siswa mulai mengalami kebingungan lagi siswa dalam pengambilan keputusan karir
untuk menentukan pilihan karir. Berikut ditunjukkan dari banyaknya siswa yang belum
ini adalah hasil ketegorisasi kemampuan dapat menentukan keputusannya sendiri dan
klarifikasi yang dimiliki siswa: masih banyak juga siswa yang belum yakin
Tabel 17. Kategorisasi Kemampuan dengan keputusan karir yang mereka ambil.
Klarifikasi yang Dimiliki Siswa Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 17 di
Kategori Range f % bawah ini.
Sangat Kurang 6 - 12 1 3.33% Tabel 18. KesesuaianPengambilan Keputusan
Kurang 13 - 18 14 46.66% Karir
Kemampuan Pengambilan Keputusan... (Heru Prambudi) 11
Ya Tidak Berdasarkan uraian sebelumnya dapat
No Pernyataan
f % f % disimpulkan bahwa pengambilan keputusan
Kesesuaian karir siswa dipengarui dari faktor eksternal,
keputusan karir seperti orang tua. Hal ini dapat dilihat dari
1 berdasarkan 21 70% 9 30% tabel 14 di atas bahwa sebagain besar siswa
keadaan orang menjawab mengambil keputusan karir sesuai
tua. dengan keadaan orang tua, akan tetapi masih
Kesesuaian banyak siswa yang belum yakin dengan
keputusan karir keputusan karirnya dan sebagian besar juga
2 17 57% 13 47%
berdasarkan menyatakan tidak menentukan sendiri dalam
minat. mengambil keputusan karirnya.
Kesesuaian
keputusan karir PEMBAHASAN
3 berdasarkan 10 33% 20 77%
Pengambilan keputusan pemilhan karir
keputusan
merupakan langkah yang diambil setiap orang
sendiri.
untuk memilih dan menetapkan pekerjaan yang
Kesesuaian
akan diambilnya. Sebelum suatu keputusan
keputusan karir
pemilihan karir yakin untuk diambil, seseorang
4 berdasarkan 11 37% 19 63%
harus mengenal dirinya sendiri, memahami
keyakinan
dirinya sendiri dan mengenal dunia kerja. Setiap
sendiri.
orang memiliki cara tersendiri untuk dapat
melakukan hal-hal tersebut sebelum pengambilan
keputusan karir sesuai dengan kemampuan
Dari tabel di atas terlihat bahwa lebih
mereka masing-masing.
banyak siswa yang mengambil keputusan karir
Penelitian tentang pengambilan keputusan
sesuai dengan keadaan orang tua yaitu sebesar
karir ini diperuntukkan untuk siswa SMA N 1
70% atau 21 siswa. Selain itu keputusan karir
Kutasari Purbalingga yang secara psikologis
yang diambil sebagian besar menyatakan
mereka belum mengenal dirinya dengan baik.
bahwa sudah sesuai dengan minatnya sebesar
Siswa SMA termasuk dalam masa remaja yang
57% atau 17 siswa. Akan tetapi, dalam
secara garis besar memerlukan bantuan-bantuan
menentukan keputusan karirnya berdasarkan
untuk dapat mengenali dirinya sendiri sebagai
keputusannya sendiri, sebagian siswa yang
awal untuk pemilihan karir mereka, walupun
menjawab tidak dengan presentase sebesar
tidak semua siswa SMA seperti demikian.
77% atau sebanyak 20 siswa, dan mengenai
Hurlock (1991: 207-2-9) menyebutkan bahwa
keyakinan akan keputusan karir, sebagian
masa remaja sebagai masa mencari identitas.
besar menjawab tidak, dengan persentase
Dengan demikian siswa SMA memerlukan
sebesar 63% atau sebanyak 19 siswa
12 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 02 Tahun ke 4 2015
layanan bimbingan karir dalam usaha memiliki keyakinan untk menentukan suatu
memberiakn arahan dan petunjuk untuk keputsan.dari proses ini diharapkan siswa dapat
menentukan karir di masa mendatang. mengambil keputusan dengan tepat mengenai
Kemampuan siswa dalam mengambil keputusan pemilihan karir mereka nantinya.
keputusan karir menurut Tiedeman dan O’Hara Kemapuan kristalisasi yang dimiliki siswa kelas
(Sharf, 1992: 307) terbagi dalam empat proses, XI SMA N 1 Kutasari Purbalingga ini termaksud
yaitu eksplorasi, kristalisasi, pemilihan, dan dalam kategori kurang.Siswa kelas XI kurang
klarifikasi. Eksplorasi adalah kemampuan untuk dapat mendiskripsikan dan berfikir dampak baik
menjelajahi kemungkinan alternatif keputusan atau buruk atas keputusan yang mereka ambil.
yang akan diambil. Proses eksplorasi ini Proses kritalisasi yang dilakuakn siswa
bertujuan untuk memilah dan memilih keputusan juga tidak lepas dari peran layanan bimbingan
apa yang akan dibuat nanti. Segala kemungkinan karir. Dengan bantuan bimbingan karir, mereka
yang mengiringi pengambilan keputusan dicoba dibantu untuk mengetahu deskripsi karir yang
untuk dicari, sehingga kemungkinan terjadi akan menjadi pilihan mereka nanti. Walaupun
ketidak puasan dalam keputusan ini bisa siswa mendapat bantuan untuk mendiskripsikan
diminimalisirkan. Selain itu, proses eksplorasi karir siswa, siswa tetap memiliki keputusan yang
juga bertujuan untuk mempertimbangkan mutlak tanpa mendapatkan pengaruh dari luar,
kemampuan siswa dalam menjalani hasil sehingga dalam proses ini siswa mulai memiliki
keputusan yang dibuatnya.Hal ini dikarenakan keyakinan terhadap keputusan pemilkihan karir
kemampuan yang dimiliki siswa berbeda-beda, yang menjadi pilihannya.
jika siswa dapat memperhitungkan ini sebelum Setelah proses kristalisasi selesai,
mengambil keputusan, maka siswa dapat selanjutnya adalah proses pemilihan. Dalam
menjalani keputusan yang diambilnya nanti tanpa proses pemilihan ini, siswa dihadapkan dengan
ada keraguan dan beban yang menyertainya. masalah-masalah individu yang berorientasi pada
Selanjutnya adalah proses eksplorasi yang tujuan yang relevan. Dalam proses ini, siswa
dilakukan siswa tidak lepas dari peran bimbingan mulai berfikir tentang tujuan pemilihan karir.
karir yang diebrikan guru BK untuk membantu Berdasarkan hasil penelitian, tujuan yang dimiliki
siswa dalam memahami dan mengenali dirisiny siswa sangat beragam, akan tetapi mereka
sendiri. Hal ini dimaksudkan jika siswa dapat memiliki kesamaan dalam berorientasi. Dalam
memahami dan mengenali dirisendiri, maka siswa proses ini siswa beroreintasi bahwa mereka
juga akan mengetahui batsa-batsan kemampuan memilih karir yang relevan dengan jurusan yang
yang siswa miliki, sehingga siswa tidak mereka ambil. Proses pemilihan yang dilakukan
mengambil keputusan diluar kemampuan yang siswa disesuaikan dengan tingkat kemampuan
siswa miliki sendiri. siswa sendiri, siswa tidak akan mengambil
Proses kristalisasi, siswa mulai keputusan karir diluar kemampuan yang siswa itu
menemukan definisi karir yang menjadi alternativ miliki. Untuk itu siswa mencoba mengambil
pilihan siswa. dalam proses ini, siswa juga mulai keputuan karir yang relecan dengan kejuruan
Kemampuan Pengambilan Keputusan... (Heru Prambudi) 13
yang mereka mabil di SMA N 1 Kutasari mereka pilih sendiri. Dalam proses pengambilan
Purbalingga, sehingga dalam proses ini siswa keputusan lagi, siswa meminta saran dan
semakin yakin dengan keputusan yang siswa masukan dari teman-temannya ataupun dari guru.
ambil sendiri. Berdasarkan keempat proses yang
Proses terakhir adalah klarifikasi. Ketika disebutkan O’Hara tersebut, dalam penelitian ini
siswa teah melakuak eksplorasi, kritalisasi dan dipergunakan dalam pegambilan data untuk
pemilihan, maka siswa dihadapkan dengan mengukur kemampuan siswa kelas XI SMA N 1
kenyataan dan fakta dilapangan.Ketika siswa Kutasari Purbalingga. Berdasarkan hasil yang
telah melakukan keputasannya tidak semua dapat diperoleh tersebut dapat disimpulkan bahwa
menjalani dengan lancar tanpa ada hambatan kemampuan pengambilan keputusan karir pada
yang menyertai.Pada saat siswa dihadapkan siswa kelas XI SMA N 1 Kutasari Purbalingga
dengan masalah kenyataan dilapangan, tidak termasuk dalam kategori kurang, artinya siswa
sedikit siswa yang mersa kebingungan dan memiliki kurang memiliki kemampuan
kembali memiliki keraguan untuk melanjutkan pengambilan keputusan karir, diantaranya adalah
keputusan yang telah siswa buat.Porses klarifikasi kurangnya kemampuan mengeksplorasi,
ini diperlukan saat siswa berasda dalm kondisi mengkristalisasi, memilih, dan mengklarifikasi
kebingungan dan keraguan. Ketika siswa mulai karir mereka ke depan. Hal ini ditunjukkan
kebingungan, siswa harus melakukan proses dengan nilai rata-rata sebesar 83,03. Untuk
klarifikasi dengan cara mengkaji ulang dari membantu siswa dalam mengambil keputusan
proses eksplorasi hingga proses pemilihan. karir, siswa tidak lepas dari peran dari guru
Pengulangan proses ini bertujuan untuk bimbingan dan konseling yang memberikan
meyakinkan kembali keputusan yang telah siswa layanan karir kepada siswa.
ambil. Dalam proses pengulangan ini, siswa Berdasarkan hasil penelitian, siswa
diharpakan untuk melakukan bimbingan karir mengambil keputusan menyesuaikan dengan
dengan guru atau orang yang mampu dalam keadaan orang tua mereka. Maksud dari
bidang bimbingan karir. Hal ini dimaksudkan pengambilan keputusan ini adalah siswa
agar siswa tidak mengambil keputusan mempertimbangkan keadaan ekonomi orang tua
berdasarkan orang lain, tetpai keputusan itu atau hal yang lain. Sebagaian besar siswa di SMA
dibuat oleh siswa yang bersangkutan itu sendiri. Kutasari Purbalingga, sebelum memutusakan
Seiring berjalannya waktu, jika siswa untuk pemilihan karir, mereka
mengalami keraguan kembali terhadap keputusan mempertimbangkan keadaan orang tua. Jika
yang siswa ambil, maka siswa kembali keadaan ekonomi orang tua siswa tidak
mengulang proses pemilihan karir. Hal ini perlu memungkinkan untuk melanjutkan studinya maka
untukdilakukan agar dalam pengambilan siswa mengambil keputusan untuk bekerja. Hal
keputusan lagi tanpa dipengaruhi oleh keputusan ini dilakaukan untuk membantu perekonomian
orang lain, mereka berharap keputusan yang keluarga mereka. Mereka memiliki pemikiran
mereka ambil merupakan keputusan yang murni mencoba untuk tidak membebani keluarga dan
14 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 02 Tahun ke 4 2015
jika mereka ingin melanjutkan studi mereka, diberikan sekolah. Peranan ini dimaksudkan agar
mereka bisa menggunakan beaya sendiri atau siswa dapat memahami dan mengenal dirinya
berusaha mendapatkan beasiswa. Hal ini yang sendiri sebelum siswa tersebut mengambil sebuah
menyebabkan siswa SMK N 1 Kutasari sebagian keputusan. Bimbingan ini dilakukan untuk
besa memilih untuk bekerja. meminimalis kesalahan siswa dalam mengambil
Keputusan pemilihan karir yang dilakukan keputusan mengenai karir yang akan mereka
oleh siswa, tidak hanya menyesuaikan dari ambil. Keputusan yang siswa ambil karena bukan
keadaan orangtua saja, mereka juga sepenuhnya atas keputusan sendiri, memberi
menyesuaikan dengan minat mereka masing- dampak yang kurang baik diantaranya adalah
masing. Minat merupakan salah satu pendukung siswa belum begitu yakin dengan keputusan yang
tercapainya cita-cita atau keinginan yang menjadi telah diambil.
angan-angan setiap orang. Pemilihan karir yang Berdasarkan penelitian yang telah
didasari dengan minat memiliki hasil yang lebih dilakukan, siswa sudah yakin dengan pilihan
baik dari pada pemilihan karir tidak berdasarkan yang mereka ambil. Keyakinan yang dimiliki
minat. Hal ini dikarenakan jika seseorang mereka ini juga tidak lepas dari bimbingan yang
memiliki minat, mereka akan berusaha untuk diberikan orang-orang di sekitar mereka, salah
mendapatkan apa yang diinginkan, mereka juga satunya adalah peran bimbingan karir yang
termotivasi untuk menjadi yang lebih baik dari diberikan oleh guru BK. Suatu keputusan jika
sebelumnya. diambil berdasarkan keyakinan yang siswa miliki
Berdasarkan hasil penelitian yang akan memberikan stimulius yang positif bagi
dilakukan pada sampel penelitian, siswa SMA N siswa itu sendiri. Jika mera telah yakin dengan
1 Kutasari Purbalingga mengambil keputusan apa yang menjadi keputusan mereka, maka
karir sesuai dengan minat mereka. Pengambilan mereka tidak akan memiliki keraguan untuk
keputusan jika dilandasi dengan keputusannya melangkah kedepan.
sendiri, memiliki pengaruh yang besar terhadap Berdasarkan uraian jawaban dari beberapa
perubahan dan usaha yang siswa lakukan. pertanyaan yang diajukan oleh peneliti dapat
Keputusan yang siswa buat sendiri memberikan disimpulkan bahwa kemampuan pengambilan
kepuasan tersendiri bagi mereka jika suatu saat keputusan karir pada siswa kelas XI SMA N 1
mereka mendapatkan hasil yang sesuai dengan Kutasari Purbalingga termasuk dalam kategori
apa yang diharapkannya. kurang, artinya siswa kurang memiliki
Siswa dalam menentukan pilhan karirnya kemampuan pengambilan keputusan karir,
masih belum sepenuhnya merupakan keputusan diantaranya adalah kurangnya kemampuan
sendiri. Keputsan yang diambil siswa, tidak mengeksplorasi, mengkristalisasi, memilih, dan
mutlak dikarenakan pemikiran siswa itu senidri, mengklarifikasi karir siswa. Hal ini dapat
melainkan mereka juga melalui proses yang dijelaskan lebih lanjut bahwa kurangnya
dibantu oleh orang-orang disekitarnya salah kemampuan mengeksplorasi dengan persentase
satunya adalah peran bimbingan karir yang 63,3% dalam kategori kurang, mengkristalisasi
Kemampuan Pengambilan Keputusan... (Heru Prambudi) 15
dengan persentase 70% dalam kategori kurang, kategori kurang. Selain itu skror rata-rata yang
pemilihan dengan persentase 50% dalam didapatkan siswa kelas XI SMA N 1 Kutasari
kategorisasi kurang, dan mengklarifikasi karir ke Purbalingga sebesar 83,03 masuk dalam
depan dengan persentase 46,6% dalam kategori kategori kurang.
kurang. Hal tersebut berarti siswa dalam 2. Peneliti juga menggunakan angket
melakukan proses pengambilan keputusan karir pengambilan keputusan karir yang terdiri dari
masih memerlukan bimbingan dari guru faktor-faktor yang mempengaruhi
Bimbingan dan konseling serta orang-orang pengambilan keputusan karir. Berdasarkan
disekitarnya yang dapat membantu siswa dalam hasil penelitian didapatkan bahwa sebagain
mengambil keputusan karir. Kurangnya besar siswa mengambil keputusan karir sesuai
kemampuan dalam mengambil keputusan karir dengan keadaan orang tua dan sesuai dengan
dibuktikan nilai rata-rata yang dimiliki siswa minatnya. Hal ini dibuktikan bahwa terdapat
sebesar 83,03 yang masuk didalam kategori 70% siswa yang mengambil keputusan karir
kurang. Kurangnya kemampuan siswa dalam sesuai dengan keadaan orang tua dan terdapat
mengabil keputusan dikarenakan siswa yang 57% siswa yang mengambil keputusan karir
bertempat tinggal di desa yang sebagian besar sesuai dengan minatnya. Akan tetapi masih
masih beranggapan tidak memerlukan sekolah banyak siswa yang belum yakin dengan
yang tinggi, melainkan yang diperlukan adalah keputusan karirnya dan sebagian besar juga
dapat mencari uang dan membantu keluarga. menyatakan tidak menentukan sendiri dalam
KESIMPULAN DAN SARAN mengambil keputusan karirnya. Hal ini
Simpulan ditunjukkan bahwa terdapat 77% siswa yang
Berdasarkan hasil peneltian dan belum dapat memutuskan pilihan karirnya
pembahasan yang diuraikan tersebut dapat sendiri dan terdapat 63% siswa yang belum
diambil kesimpulan bahwa: belum yakin terhadap keputusannya sendiri.
1. Kemampuan pengambilan keputusan karir Saran
pada siswa kelas XI SMA N 1 Kutasari Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas,
Purbalingga termasuk dalam kategori kurang ada beberapa saran yang dapat disampaikan yaitu
yaitu 73,40% siswa memperoleh skor antara sebagai berikut:
57-84, artinya siswa kurang memiliki 1. Bagi siswa, hendaknya memahami
kemampuan pengambilan keputusan karir, karakteristik dan identitas dirinya sendiri,
diantaranya adalah kurangnya kemampuan dengan cara menggalih potensi yang ada di
mengeksplorasi dengan persentase 63,3% dalam diri siswa maka siswa dapat
dalam kategori kurang, mengkristalisasi menyesuaikan karir yang akan dipilihnya
dengan persentase 70% dalam kategori kurang, nanti.
pemilihan dengan persentase 50% dalam 2. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini
kategorisasi kurang, dan mengklarifikasi karir dapat menjadi bahan pertimbangan dan dapat
ke depan dengan persentase 46,6% dalam melanjutkan penelitian. Selain itu, peneliti
16 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 02 Tahun ke 4 2015
selanjutnya juga dapat mengembangkan Ibnu Syamsi. (2000). Pengambilan Keputusan dan
penelitian tentang faktor-faktor lain yang Sistem Informasi. Jakarta: Sinar Grafika
mempengaruhi kemampuan dalam Offset.
pengambilan keputusan karir.
DAFTAR PUSTAKA Mohamad Nazir. (2005). Metode Penelitian. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Achmad Juntika Nur Ikhsan & Akur Sudiyanto.
(2005). Menejemen Bimbingan Dan Konseling Muhibin Syah, M.Ed. (2004). Psikologi Belajar.
Di SMA. Jakarta: PT. Grasindo. Jakarta: Grafindo Persada.
Anas Sudijono. (2006). Pengantar Statistik Munandir. (1996). Program Bimbingan Karier Di
Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Sekolah. Jakarta: Jalan Pintu Satu.
Persada.
Munawir Yusuf. (1996). Pendidikan Tunanetra
Crites J.O. (1969). Vocational Psychology: The Study Dewasa Lansia Dan Pembinaan Karir.
of Vocational And Development. New York: DEPDIKBUD DIRJEN Pendidikan Tinggi
Mc Grow Hill. Proyek Pendidikan Akademik: Jakarta.