Anda di halaman 1dari 3

Bab I Pendahuluan

A. Latar belakang

Masa remaja merupakan suatu masa transisi atau perpindahan dari masa kanak-
kanak menuju masa dewasa, yang ditandai dengan perkembangan fisik, kognitif dan
sosial. Masa remaja biasanya diawali dengan kondisi anak secara seksual sudah dikatakan
matang dan diakhiri saat individu sudah dapat dikatakan usia matang secara hukum
(Hurlock 2004: 206).

Hurlock dalam Suherman (2009) juga mengemukakan bahwa masa remaja


merupakan suatu periode yang dapat dikatakan penting karena pada masa ini merupakan
penentu bagaimana kehidupan dewasanya kelak. Tugas perkembangan pada masa remaja
salah satunya adalah mempersiapkan diri untuk mencapai karir (jabatan dan profesi)
tertentu dalam bidang kehidupan ekonomi (Harvigust, dalam Herlina 2013)

Karir merupakan suatu bagian hidup yang memiliki pengaruh yang cukup besar
bagi hidup seseorang individu. Menurut Atmaja (2014) karir merupakan suatu
keseluruhan hidup sesorang dalam perwujudan diri dalam menjalani hidup dan mencapai
tujuan. Dalam mencapai tujuan tersebut individu harus memiliki kemampuan
yangmumpuni yang akan menunjang kesuksesan karir, hal ini bisa dimulai dengan
mempersiapkan perencanaan karir agar tidak terjadi kesalahan dalam memilih karir yang
tepat dimasa yang akan datang, dan juga eksplorasi karir yang baik untuk menunjang
wawasan karir yang lebih luas. Sedangkan Kata karier (career) lebih merujuk pada
pekerjaan atau jabatan yang ditekuni dan diyakini sebagai panggilan hidup, yang
meresapi seluruh alam pikiran dan perasaan seseorang, serta mewarnai seluruh gaya
hidupnya (Winkel & Hastuti, 2006). Maka dari itu pemilihan karir lebih memerlukan
persiapan dan perencanaan yang matang dibandingkan mencari pekerjaan yang sifatnya
sementara waktu.

Perencanaan karir bukanlah semata-mata merupakan aktifitas jangka pendek yang


dilakukan seseorang apabila menyelesaikan pendidikan, namun merupakan proses
sepanjang hidup. Perencanaan karier merupakan suatu bentuk pengambilan keputusan,
suatu proses yang mengikuti langkah-langkah prosedural dalam rangka pengambilan
keputusan, pemilihan alternatif, konsensus dan hasil (Zainal Arifin Ahmad, 2012 dalam
ledya 2014 ). Sedangkan Perencanaan karir menurut Super (1980) menyatakan bahwa
tingkat pemahaman individu terhadap macam-macam jenis pencarian informasi dan
berbagai aspek pekerjaan dapat diketahui sebagaimana seseorang merencanakan karirnya
ke depan.
Hal-hal yang menandai perencanaan karir remaja dapat dilihat dari berbagai
aktivitas dalam kehidupannya seperti belajar tentang informasi karir, membicarakan
perencanaan karirnya kepada orang dewasa, berpartisipasi aktif dalam ekstrakurikuler,
mengikuti kursus atau pelatihan yang ia sukai, dengan ciri-ciri yang mendasar tersebut
guru BK ataupun orang tua sudah dapat membantu memprogramkan lebih awal
perencanaan karir remaja tersebut.

Keberhasilan dalam perencanaan karir tergantung pada cara individu


mengintegrasikan gaya hidupnya dengan pilihan karir yang terbuka baginya. Untuk
mencapai perencanaan tersebut, peserta didik memerlukan bantuan karena mereka sangat
membutuhkan pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya juga
pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya. Dengan kata lain, proses
perkembangan itu tidak selalu berjalan dalam alur yang lurus atau searah dengan potensi,
harapan, dan nilai-nilai yang dianut. Untuk itulah perlu disusun suatu program pelayanan
bimbingan dan konseling yang dirancang secara baik agar mampu memfasilitasi individu
ke arah kematangan dan kemandirian, yang meliputi aspek pribadi, sosial, belajar, dan
juga karir.

Ada berbagai keresahan menunjukkan bahwa kemampuan remaja dalam


mempersiapkan karirnya masih rendah.Hal tersebut tampak dalam berbagai masalah baik
yang berkaitan dengan pemilihan jenis studi lanjutan, pemilihan rencana pekerjaan,
maupun yang berkaitan dengan ketidaksiapan para lulusan SMP dan sekolah kejuruan
dalam memasuki pendidikan lanjutan atau dunia kerja.

Sutirna (2013:46) menyatakan beberapa hal yang menjadi permasalahan umum


bagi seseorang adalah “kurangnya pemahaman untuk mengenal diri, yaitu mengetahui
potensi dan mewaspadai kelemahannya, kurangnya kesiapan mental untuk bersaing di
dunia kerja, kekurangtahuan tentang lingkup pekerjaan pada bidang pekerjaan yang ada
di pasar tenaga kerja, serta pemahaman mengenai strategi meniti karir”. Sukadji
(2000:51) menyatakan “merencanakan dan memilih karir yang sesuai dengan diri adalah
suatu hal yang penting, karena karir seseorang akan menentukan berbagai segi
kehidupannya”. Karir berkaitan dengan perkembangan seseorang dan menjadi bagian
penting dalam kesuksesan hidup seseorang, untuk itu karier perlu direncanakan dengan
baik. Pietrofesa dan Hoose (1970:8) “Individuals need preparation for job and carrer
changes throughout ther lifetemes”.Kemampuan perencanaan karir yang matang erat
kaitannya dengan pemahaman siswa mengenai karir itu sendiri.

Hal ini sejalan dengan penelitian (Lenia Sitompul : 2018) di kelas IX-1 SMP
Negeri 1 Gebang Tahun Pelajaran 2017-2018 tampak bahwa sebagian besar siswa di
kelas tersebut bingung menjawab saat ditanyai mengenai cita-cita dan kariernya ke
depannya. Inilah menunjukkan bahwa pola pikir mereka mengenai jenis pekerjaan
maupun karier masih sempit, padahal begitu banyak pilihan karier yang tersedia.
Didukung lagi oleh penelitian Ainul Fahri, dkkk menyatakan bahwa setelah melakukan
observasi dan wawancara awal yang dilakukan secara random dari 20 siswa kelas XI
MAN 2 Makassar ternyata 11 siswa menunjukkan masalah karir seperti, kurang
memahami cara memilih program studi yang cocok dengan bakat, minat dan
kemampuannya, siswa tidak memiliki informasi tentang dunia kerja yang cukup, siswa
masih bingung untuk memilih pekerjaan, siswa masih kurang mampu memilih pekerjaan
yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya, siswa juga merasa cemas untuk
mendapatkan pekerjaan setelah tamat sekolah, siswa belum memiliki pilihan perguruan
tinggi atau lanjutan pendidikan tertentu setelah lulus di MAN, siswa belum memiliki
gambaran tentang karakteristik, persyaratan, kemampuan dan keterampilan yang
dibutuhkan dalam pekerjaan serta prospek pekerjaan untuk masa depan karirnya.

Untuk itu peneliti menyimpulkan bahwa alternatif solusi yang memungkinkan


untuk mengatasi masalah kurangnya pemahaman perencanaan karir siswa/i diatas yaitu 1.
Melakukan bimbingan klasikal memberikan pemahaman perencaan karir, 2. Menjalin
kerjasama guru BK dan guru bidang studi untuk memutuskan karir peserta didik, 3.
Menggunakan media poster dengan tema karir (kuliah atau kerja). 4. Membuka layanan
individual bersama guru BK, 5. Menyediakan sarana untuk peserta didik memahami
bakat dan minat terhadap karirnya.. Dari 5 alternatif solusi, peneliti memilih solusi yang
terbaik pada no 1, melakukan bimbingan klasikal dengan memberikan pemahaman
perencanaan karir, bimbingan klasikal ini dapat menampung jumlah peserta
didik(banyak), mengundang pemateri dari guru bidang studi maupun para psikologi,
pembahasan dalam layanan ini dapat membuka pikiran peserta didik untuk memahami
dirinya dan mampu mempersiapkan diri untuk karir kedepannya.

Berdasarkan paparan di atas, maka peneliti mengajukan judul yaitu Meningkatkan


pemahaman perencanaan karir melalui layanan bimbingan klasikal.

Anda mungkin juga menyukai