Anda di halaman 1dari 6

A.

KONSEP DASAR TEORI PERKEMBANGAN KARIR REMAJA AKHIR


DAN DAN DEWASA

Teori Donald E. Super mengasumsikan perkembangan karir merupakan


peranan individu dalam dunia yang mereka tempati. Ia juga menjelaskan bahwa
peranan individu mencakup pengaruh dari hasil belajar, layanan kelompok,
peluang, kerja dan keluarga bagi perkembangan karir sepanjang hidup. Menurut
Brown (2013: 42) menyatakan bahwa teori karir Super menarik asumsi bahwa
setiap orang memiliki potensi tertentu untuk sukses dan kepuasan dalam berbagai
pengaturan pekerjaan. Menurut Super dalam (Hijrah Eko Putro, dan Sugiyadi,
2016) membuat keputusan karir adalah tugas perkembangan penting pada masa
remaja akhir dan dewasa awal. Konsep utama di dalam teori Super adalah :

1. Tahap-tahap karir.
2. Tugas-tugas perkembangan yang dicapai ketika berhasil melewati tahap
tertentu.
3. Pengimplementasian konsep-diri bagi pengembangan identitas karier.
4. Perkembangan kedewasaan karier.
5. pola karir.

Konsep perkembangan karir life span digambarkan oleh Super dalam


pelangi kehidupan karir (life career rainbow). Life career rainbow ini
menggambarkan keterkaitan antara usia dengan tahapan perkembangan yang
menjadi tugas perkembangan dalam hidupnya. Selain itu menurut Dharsana teori
Super ini, pilihan karier adalah soal mencocokkan (matching). Di dalam irama
hidup orang, terjadi perubahan-perubahan dan ini berpengaruh pada usahanya
untuk mewujudkan konsep diri itu. Teori perkembangan menerima teori matching
(teori konsep diri), tetapi memandang bahwa pilihan kerja itu bukan peristiwa yang
sekali terjadi dalam hidup seseorang (misalnya waktu tamat pendidikan).

Akhmad Sudrajat (2009) menjelaskan bahwa pada periode mahasiswa dapat


digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa dewasa awal atau dewasa madya,
yang intinya pada masa ini merupakan pemantapan pendirian hidup, sehingga tugas
perkembangan yang berhubungan dengan karir, yaitu memilih dan mempersiapkan
karir masih menjadi tugas perkembangan mahasiswa, mahasiswa merupakan masa
dimana secara individu mulai berfikir masa depannya dalam perencanan karir. Karir
sebagai sebuah aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Kata karier
(career) lebih menunjuk pada pekerjaan atau jabatan yang ditekuni dan diyakini
sebagai panggilan hidup, yang meresapi seluruh alam pikiran dan perasaan
seseorang, serta mewarnai seluruh gaya hidupnya. Yang pada tahap selanjutnya
(dewasa awal), tugas perkembangannya akan menjadi seorang yang mampu untuk
memilih pasangan; selanjutnya mampu untuk belajar hidup dengan pasangan.
Kemudian memulai hidup dengan pasangan; Mahasiswa juga sudah seharusnya
mampu memelihara dan menjaga anak; Mampu untuk mengelola rumah
tangga.;setelah itu memulai bekerja; Mengambil tanggung jawab sebagai warga
Negara; dan menemukan suatu kelompok yang serasi. Perkembangan karir remaja
atau dewasa awal yang digunakan dalam program bimbingan karir berbasis pada
teori Super konsep life stages. Super meringkas konsep life stages ke dalam 12
proposisi. Berdasakan 12 proposisi tersebut, Super membagi tahap perkembangan
karir menjadi lima tahapan yaitu:

1. Tahap Pertumbuhan (Growth).

2. Tahap Eksplorasi (Exploration)

3. Tahap Pendirian (Establishment)

4. Tahap Pemeliharaan (Maintenance)

5. Tahap Kemunduran (Decline)

Karir akan terus berkembang sepanjang kehidupan manusia. Salah satu


rentang usia yang paling penting dalam perkembangan karir adalah pada usia 18-
25 tahun. Pada rentang usia ini keputusan-keputusan mengenai studi lanjutan akan
berpengaruh besar terhadap karir seseorang. Super menjelaskan bahwa berkenaan
dengan karir individu seusia mahasiswa (18-25 tahun) telah sampai pada tahap
spesifikasi dan implementasi preferensi dalam pekerjaan. Pada rentang usia ini
keputusan-keputusan mengenai studi lanjutan akan berpengaruh besar terhadap
karir seseorang.
B. KARAKTERISTIK TEORI PERKEMBANGAN REMAJA AKHIR DAN
DEWASA

Karakteristik perkembangan karir remaja atau dewasa awal berada pada


tahap eksplorasi (usia 15-24 tahun). Tahap eksplorasi ditandai dengan mulai
melakukan penelaahan diri (selfexamination), mencoba membagi berbagai
peranan, serta melakukan penjelajahan pekerjaan atau jabatan baik di sekolah, pada
waktu senggang, maupun melalui sistem magang. Dengan adanya program
Bimbingan Karir berbasis teori Super yang fokus dalam mengembangkan identitas
vokasional (vocational identity) remaja, diharapkan dapat membantu remaja dalam
mengembangkan identitias vokasional secara utuh, agar remaja terhindar dari
kebingungan peran identitas (roleconfusion) khususnya peran identitas vokasional.
Proses perkembangan karir Donald E. Super dalam (Thayeb, 2008) dalam tahapan
usia yaitu :

1. Growth (sejak lahir - 14 tahun).

Dalam tahap ini anak mengembangkan berbagai potensi, pandangan khas,


sikap, minat, dan kebutuhan-kebutuhan yang dipadukan dalam struktur gambaran
diri (self-concept structure).

2. Exploration (usia 15-24 tahun).

Anak mulai memikirkan berbagai alternatif jabatan, namun belum


mengambil keputusan yang mengikut. Terdapat sub tahapan pada tahap ini, yaitu :

• Kristalisasi (crystallization) : 14-18 tahun Periode proses kognitif untuk


memformulasikan sebuah tujuan vokasional umum melalui kesadaran akan
sumber-sumber yang tersedia, berbagai kemungkinan, minat, nilai, dan
perencanaan untuk okupasi yang lebih disukai.

• Spesifikasi (Specification): 18-21 tahun Periode peralihan dari preferensi


vokasional tentatif menuju preferensi vokasional yang spesifik.
• Pelaksanaan (Implementation) 21-25 tahun Periode menamatkan
pendidikan/pelatihan untuk pekerjaanyang disukai dan memasuki dunia
kerja.
• Stabilisasi (stabilization): 25-35 tahun Periode mengkonfirmasi karir yang
disukai dengan pengalaman kerja yang sesungguhnya dan penggunaan
bakat untuk menunjukkan bahwa pilihan karir sudah tepat.

3. Establishment (usia 25-44 tahun).

Tahapan ini ditandai dengan usaha tekun memantapkan diri melalui seluk
beluk pengalaman selama menjalani karir tertentu. Tahap ini dibagi menjadi 2 sub
tahapan, yaitu:

• Konsolidasi (consolidating): 25-30 tahun Periode pembinaan kemapanan


karir dengan meraih kemajuan, status dan senioritas.
• Lanjutan (Advancement): 31-44 tahun Periode pemantapan dalam posisi
bidang pekerjaan yang di milikinya. Pola karir dan usaha biasnya sudah
terlihat jelas.

4. Maintenance (usia 45-64 tahun).

Tahapan ini ditandai dengan proses penyesuaian berkelanjutan untuk


memperbaiki posisi dan situasi kerja.

5. Decline (usia 65+).

Pada tahap ini seseorang memasuki masa pensiun dan harus menemukan
pola hidup baru setelah melepaskan jabatannya. Menurut Super dalam (Jatmika,
2015) kematangan karir dapat diartikan sejauh mana individu dapat membuat
keputusan karir tentative.
C. KEKUATAN DAN KELEMAHAN TEORI

1. Kekuatan

a. Keputusan karir itu merupakan rangkaian yang tersusun atas keputusan-


keputusan sebelumnya, berdasarkan kecocokan pilihan karir yang
berpengaruh pada usaha mewujudkan konsep diri (self concept).
b. Perkembangan jabatan dipandang sebagai suatu proses yang mencakup
banyak faktor antara lain: faktor diri individu, lingkungan yang berinteraksi
satu sama lain dan bersama-sama membentuk proses perkembangan karir
seseorang.
c. Pandangan super memiliki beberapa implikasi bagi pendidikan karir dan
konseling karir tentang gambaran diri dan kematangan vokasional yang
menjadi pegangan bagi sorang pendidik bila merancang program
pendidikan karir dan bimbingan karir.
d. Teori super ini merincikan bagaimana perkembangan karir individu mulai
dari tahap awal yaitu pada ketika individu baru lahir hingga individu sudah
memasuki usia pensiun yang menandakan individu tersebut sudah berhenti
atau hasil masa perkembangan karirnya.

Dari penjelasan masing-masing tahap tersebut sesuai dengan kenyataan


yang ada, sehingga penggunan teori ini dalam mengukur perkembangan karir
seseorang dapat efektif dan mudah dipahami, serta dapat memberikan gambaran
seseorang dalam perkembangan karirnya ditinjau dari rentang usianya apakah
berada pada usia bayi, anak-anak, remaja, dewasa atau bahkan lanjur usia (lansia).

2. Kelemahan

Dalam teori super ini tidak menggambarkan bagaimana agar individu pada
setiap tahap perkembangan karirnya dapat berkembangan secara maksimal, serta
tidak memberikan gambaran individu-individu yang gagal pada setiap tahap
perkembangan karirnya, sehingga tidak bisa memahami bagaimana seseorang
individu tersebut bangkit dari kegagalannya dalam setiap tahap perkembangan
karirnya. Selain itu dalam teori ini tidak digambarkan bagaimana karirnya
seseorang yang cacat fisik, sehingga teori ini tidak menjelaskan apakah teori ini
berlaku untuk segala lapisan ekonomi masyarakat dan heterogen.

D. PENERAPAN DALAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Teori Super ini sangat cocok diimplikasikan oleh guru bimbingna dan
konseling di sekolah dalam memberikan layanan bantuan kepada siswa dalam hal
mempersiapkan dirinya atau memperkenalkan dirinya terhadap berbagai macam
karir yang dapat ia pilih seseuai dengan potensi dirinya sendiri. Halit, A. H. (2014)
menjelaskan bahwa dalam pemberian bimbingan karir kepada siswa baik SLTP
ataupun SLTA berdasarkan teori super ini harus menyiapkan beberapa hal, seperti
informasi tentang pekerjaan-pekerjaan yang bisa ia kerjakan setelah tamat sekolah,
bagaimana cara memiliki pekerjaaan yang cocok dengan diri, bagaiamana caranya
membuat keputusan dalam suatu pekerjaan, bagaiamana sikap yang baik dalam
perkembangan karir dan bagaimana caranya pengembangan karir yang sedang
digeluri, sehingga nantinya siswa benar-benar siap menempuh ataupun berada
dalam kerasnya dunia pekerjaan dengan kemampuan dan modal yang telah ia
peroleh dari mengikuti dan menerima bimbingan karir di sekolah.

Implementasi program layanan BK karir dalam fase ini menjadi hal yang
sangat penting, karena pada usia inilah keputusan-keputusan mengenai karir
diambil oleh seorang individu. Individu yang matang akan melakukan
pilihanpilihan karir yang tepat bagi dirinya dengan mempertimbangkan berbagai
aspek yang terdapat pada dirinya. Sementara individu yang tidak matang sangat
memungkinkan melakukan kesalahan dalam pengambilan keputusan karir (Hidayat
& Prabowo, 2019).

Anda mungkin juga menyukai