Anda di halaman 1dari 5

KONSEP TRAIT AND FACTOR

A. Konsep pokok Konseling Trait and Factor


Yang dimaksud dengan trait adalah suatu ciri yang khas bagi seseorang dalam
berpikir, berperasaan, dan berprilaku, seperti intelegensi (berpikir), iba hati
(berperasaan), dan agresif (berprilaku). Ciri itu dianggap sebagai suatu dimensi
kepribadian, yang masing-masing membentuk suatu kontinum atau skala yang
terentang dari sangat tinggi sampai sangat rendah.
Teori Trait-Factor adalah pandangan yang mengatakan bahwa kepribadian
seseorang dapat dilukiskan dengan mengidentifikasikan jumlah ciri, sejauh tampak
dari hasil testing psikologis yang mengukur masing-masing dimensi kepribadian itu.
Konseling Trait-Factor berpegang pada pandangan yang sama dan menggunakan tes-
tes psikologis untuk menanalisis atau mendiagnosis seseorang mengenai ciri-ciri
dimensi/aspek kepribadian tertentu, yang diketahui mempunyai relevansi terhadap
keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam jabatan dan mengikuti suatu program
studi.

B. Proses Konseling Trait and Factor


1. Tahap Analisis
2. Tahap Sintesis
3. Tahap Diagnosis

C. Tujuan Konseling Trait and Factor


Konseling Trait and Factor memiliki tujuan untuk mengajak siswa (konseling) untuk
berfikir mengenai dirinya serta mampu mengembangkan cara-cara yang dilakukan
agar dapat keluar dari masalah yang dihadapinya. TF dimaksudkan agar siswa
mengalami:
1. Self-Clarification / Klarifikasi diri
2. Self-Understanding / Pemahaman diri
3. Self-Acceptance / Penerimaan diri
4. Self-Direction / Pengarahan diri
5. Sel-Actualization / Aktualisasi diri

D. Teknik Konseling Trait and Factor


1. Pengunaan hungan intim (Rapport),
2. Memperbaiki pemahaman diri
3. Pemberian nasehat dan perencanaan program kegiatan
a. Nasehat langsung (direct advising),
b. Metode persuasif
c. Metode penjelasan
d. Melaksanakan rencana
4. Menunjukkan kepada petugas lain (alih tangan) bila dirasa Konselor tidak dapat
mengatasi masalah klien

TEORI GEIZBERG

A. Konsep Geizberg
Teori Ginzberg dikembangkan pada tahun 1951. Teori Ginzberg mempunyai
tiga unsur, yaitu proses (bahwa pilihan pekerjaan itu adalah suatu proses),
irreversibilitas (bahwa pilihan pekerjaan itu tidak bisa dirubah atau dibalik), dan
kompromi (bahwa pilihan pekerjaan itu kompromi antara faktor-faktor yang bermain,
yaitu minat, kemampuan, dan nilai). Teori ini kemudian, pada tahun 1970, direvisi.
Proses yang semula berakhir pada awal masa dewasa atau akhir masa remaja,
kemudian dirumuskan bahwa tidak demikian halnya tetapi berlangsung terus.
Mengenai irreversibilitas, adanya pembatasan pilihan tidak mesti berarti bahwa
pilihan itu bersifat menentukan. Apa yang terjadi sebelum orang berumur dua puluh
tahun mempengaruhi kariernya. Tersedianya kesempatan bisa saja menyebabkan
orang berubah dalam pilihan pekerjaannya.

B. Karakteristik Teori Ginzberg


1. Masa Fantasi
Masa ini mencakup usia sampai kira-kira sepuluh atau dua belas tahun. dalam
memilih pekerjaan anak bersifat sembarangan, artinya asal pilih saja. Pilihannya
tidak didasarkan pada pertimbangan yang masak mengenai kenyataan yang ada,
tetapi pada kesan atau khayalan belaka.
2. Masa Tentatif
Masa tentatif mencakup usia lebih kurag 11 sampai 18 tahun. rAnak mulai
menanyakan kepada diri sendiri apakah dia memiliki kemampuan (kapasitas)
melakukan suatu pekerjaan, dan apakah kapasitas itu cocok dengan minatnya.
Sewaktu anak bertambah besar, anak menyadari bahwa di dalam pekerjaan yang
dilakukan orang ada kandungan nilai, yaitu nilai pribadi dan atau nilai
kemasyarakatan bahwa kegiatan yang satu lebih mempunyai nilai dari padanya
lainnya
3. Tahap Realistik
a. Masa Eksplorasi
Anak mulai melakukan eksplorasi dengan memberikan penilaian atas
pengalaman-pengalaman kerjanya. Penilaian yang dilakukan terhadap
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kerja ini mengental dalam bentuk
pola-pola vokasional yang jelas.
b. Tahap Kristalisasi
Anak mengambil keputusan pokok dengan mengawinkan faktor-faktor
yang ada, baik yang dari dalam diri (internal) maupun yang dari luar diri
(eksternal). Karena adanya tekanan keadaan ini, memaksa anak untuk pada
akhirnya mengambil keputusan.
c. Tahap Spesifikasi
Anak memilih suatu bidang pekerjaan spesifik, maksudnya pekerjaan
tertentu yang khusus.

C. Aplikasi dalam Bimbingan Karier


1. Fantasi
Tahap fantasi mencakup usia kira-kira <12 tahun atau bisa dikatakan anak
yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Pada tahap ini karir tersebut masih
sebatas angan, khayalan, imajinasi atau fantasi dari individu tersebut. Bisa
dikatakan dalam menentukan cita-citanya anak SD atau yang berusia dibawah 12
tahun cenderung bersifat bersifat sembarangan, pilihan tersebut tidak didasarkan
pada pertimbangan yang matang mengenai kenyataan yang ada tetapi pada kesan
yang diterima terhadap cita-cita tersebut
2. Tentatif
Pada tahap tentatif usia berkisar antara 11 samai 18 tahun, siswa SMP dan
SMA, yang didalamnya meliputi 4 tahap yaitu minat, kapasitas, nilai dan transisi.
Pada tahap ini anak mulai menimbang-nimbang misalnya mempertimbangkan
kemampuan atau kapasitasnya. Namun seringkali individu kurang dapat
memahami hal tersebut untuk itu dapat dibantu oleh konselor melalui bimbingan
karir dalam mengetahui bakat dan minat yang dimilikinya sesuai umurnya.
3. Realistik
Tahap ini berkisar >19 tahun atau usia saat perkuliahan atau bekerja. Masa ini
bertahap meliputi eksplorasi, kristalisasi, dan spesifikasi. Selama masa realistic
anak melakukan eksplorasi dan dengan menyatukan faktor internal dan eksternal,
anak memasuki masa kristalisasi dimana anak harus sudah mengambil keputusan,
selanjutnya anak memasuki masa spesifikasi yaitu mengambil keputusan yang
khusus (spesifik) misalnya dibidang pendidikan, pekerjaan guru, guru SMP, guru
SD atau bidang lain missal dokter, perawat, akuntan dan lain sebagainya.

TEORI E SUPER
A. Teori Perkembangan E Super
Teori ini dasarnya adalah bahwa kerja itu penwujudan konsep diri. Artinya
orang mempunyai konsep diri dan dia berusaha menerapkan konsep diri itu dengan
memilih pekerjaan, hal yang menurut orang tersebut paling memungkinkannya
berekspresi diri. Menurut paham ini, pilihan karier adalah soal mencocokkan
(matching). Di dalam irama hidup orang, terjadi perubahan-perubahan dan ini
berpengaruh pada usahanya untuk mewujudkan konsep diri itu. Teori perkembangan
menerima teori matching (teori konsep diri), tetapi memandang bahwa pilihan kerja
itu bukan peristiwa yang sekali terjadi dalam hidup seseorang (misalnya waktu tamat
pendidikan dan mau meninggalkan sekolah). Orang dan situasi lingkungannya itu
berkembang, dan keputusan karier itu merupakan rangkaian yang tersusun atas
keputusan yang kecil-kecil.

B. Proses pengembangan karier


1. Fase pengembangan (Growth)
dari saat lahir sampai umur lebih kurang 15 tahun, di mana anak
mengembangkan berbagai potensi, sikap-sikap, minat-minat, dan kebutuhan-
kebutuhan yang dipadukan dalam struktur gambaran diri (self-concept structure),
2. Fase eksplorasi (Exploration)
dari umur 15 sampai 24 tahun, dimana orang muda memikirkan berbagai
alternatif jabatan, tetapi belum mengambil keputusan yang mengikat,
3. Fase pemantapan (Establisment)
dari umur 25sampai 44 tahun, yang bercirikan usaha-usaha memantapkan diri
melalui pengalaman-pengalaman selama menjalani karier tertentu,
4. Fase pembinaan (Maintenance)
dari umur 45 tahun sampai 64 tahun, dimana orang yang sudah dewasa
menyesuaikan diri dalam penghayatan jabatannyanya,
5. Fase kemunduran (decline)
bila orang memasuki masa pensiun dan harus menemukan pola hidup baru setelah
melepaskan jabatannya.

Anda mungkin juga menyukai