Anda di halaman 1dari 6

NAMA : SAHRUL

NIM : 922862010027
PRODI : BIMBINGAN DAN KONSELING
MATA KULIAH : BIMBINGAN KARIER

Tuliskan 5 teori yang yang berkaitan dengan bimbingan karier.

Bimbingan karier adalah bidang yang melibatkan berbagai teori dan konsep untuk membantu
individu dalam mengambil keputusan karier, mengembangkan keterampilan, dan merencanakan
karier mereka. Berikut adalah lima teori yang berkaitan dengan bimbingan karier:

1. Teori Aspek-Kongruensi Donald Super:


Teori ini mengemukakan bahwa individu memiliki perkembangan karier yang berbeda
sepanjang hidup mereka. Super mengidentifikasi lima tahap perkembangan karier
(pertumbuhan, eksplorasi, perusahaan, pemeliharaan, dan pemensiunan) dan mengemukakan
bahwa seseorang merasa puas dengan karier mereka ketika ada kesesuaian antara aspek pribadi
mereka (minat, nilai, dan keterampilan) dan aspek-aspek karier (pekerjaan, organisasi, dan
lingkungan).
Donald E. Super mencanangkan suatu pandangan tentang perkembangan karier yang
lingkupnya sangat luas, karena perkembangan jabatan itu dipandang sebagai suatu proses yang
mencakup banyak faktor. Faktor tersebut sebagian terdapat pada individu sendiri dan untuk
sebagian terdapat dalam lingkungan hidupnya yang semuanya berinteraksi satu sama lain dan
bersama-sama membentuk proses perkembangan karier seseorang
Super mengusulkan gagasan bahwa orang berusaha untuk menerapkan konsep dirinya
dengan memilih untuk masuk pekerjaan dianggap yang paling mungkin untuk memungkinkan
ekspresi diri (Sharf, 1992). Pilihan karier adalah soal mencocokkan (matching). Di dalam
irama hidup orang, terjadi perubahan-perubahan dan ini berpengaruh pada usahanya untuk
mewujudkan konsep diri itu. Teori perkembangan menerima teori matching (teori konsep diri),
tetapi memandang bahwa pilihan kerja itu bukan peristiwa yang sekali terjadi dalam hidup
seseorang. Orang dan situasi lingkungannya berkembang, dan keputusan karier itu merupakan
rangkaian yang tersusun atas keputusan yang kecil-kecil.
a. Tahap Pertumbuhan (Growth): 0 – 14 tahun Adanya pertumbuhan fisik dan psikologis,
pada tahap ini individu mulai membentuk sikap dan mekanisme tingkah laku yang
kemudian akan menjadi penting dalam konsep dirinya. Bersamaan dengan itu, pengalaman
memberikan latar belakang pengetahuan tentang dunia kerja yang akhirnya digunakan
dalam pilihan pekerjaan mulai yang tentatif sampai dengan final.
b. Tahap Eksplorasi (Exploratory): 15 – 24 tahun Dimulai sejak individu menyadari bahwa
pekerjaan merupakan suatu aspek dari kehidupan manusia. Pada awal masa ini atau masa
fantasi, individu menyatakan pilihan pekerjaan sering kali tidak realistis dan sering erat
kaitannya dengan kehidupan permainannya. 6
c. Tahap Pembentukan (Establishment): 25 – 44 tahun Berkaitan dengan pengalaman
seseorang pada saat mulai bekerja, pada masa ini individu dengan cara mencoba-coba ingin
membuktikan apakah pilihan dan keputusan pekerjaan yang dibuat pada masa eksplorasi
benar atau tidak. Sebagian masa ini adalah masa try-out. Individu mungkin menerima
pekerjaan dengan perasaan pasti bahwa ia akan mengganti pekerjaan jika merasa tidak
cocok. Apabila ternyata individu mendapat pengalaman yang positif atau keuntungan dari
suatu pekerjaan, pilihannya menjadi mantap, dan dia akan memasukkan pilihan pekerjaan
itu sebagai aspek dari konsep dirinya serta kesempatan terbaik untuk mendapatkan
kepuasan kerja.
d. Tahap Pemeliharaan (Maintenance): 45 – 64 tahun Individu berusaha untuk meneruskan
atau memelihara situasi pekerjaan. Pekerjaan yang dilakukan dan konsep diri (self-concept)
mempunyai hubungan yang erat. Keduanya terjalin oleh proses perubahan dan penyesuaian
yang kontinyu. Pada intinya individu berkepentingan untuk melanjutkan aspek-aspek
pekerjaan yang memberikan kepuasan, dan merubah atau memperbaiki aspek-aspek
pekerjaan yang tidak menyenangkan, tetapi tidak sampai individu itu meninggalkan
pekerjaan tersebut untuk berganti dengan pekerjaan yang lain.
e. Tahap Kemunduran (Decline): di atas 65 tahun Tahap menjelang berhenti bekerja
(preretirement). Pada tahap ini perhatian individu dipusatkan pada usaha bagaimana hasil
karyanya dapat memenuhi persyaratan out-put atau hasil yang minimal sekalipun. Individu
lebih memperhatikan usaha mempertahankan prestasi kerja daripada upaya meningkatkan
prestasi kerjanya.
2. Teori Pemilihan Karier Holland:
John Holland mengemukakan teori ini yang berdasarkan pada aspek-aspek kepribadian
individu. Dia mengelompokkan orang ke dalam enam jenis kepribadian (Realistic,
Investigative, Artistic, Social, Enterprising, dan Conventional) dan mengklaim bahwa orang
cenderung memilih pekerjaan dan lingkungan karier yang sesuai dengan jenis kepribadian
mereka.
Teori Holland menganggap bahwa minat kerja merupakan aspek kepribadian, sehingga
deskripsi pekerjaan pribadi juga berkaitan dengan deskripsi kepribadian pribadi. Kenyataannya
di lapangan, masih banyaknya individu yang kesulitan dalam menentukan arah karirnya. Untuk
itu, individu mesti merencanakan dan meninjau kemana arah karirnya sejak dini. Hal ini
dilakukan agar individu mengetahui arah karir untuk masa depan dan apa yang mesti ia lakukan
untuk mencapai karir yang direncanakan tersebut.
3. Teori Pengambilan Keputusan Karier John Krumboltz
Teori ini menekankan pentingnya pengalaman dan pembelajaran dalam pengambilan
keputusan karier. Krumboltz berpendapat bahwa individu perlu mengumpulkan informasi
tentang berbagai pilihan karier, menguji pilihan-pilihan tersebut melalui tindakan nyata, dan
belajar dari pengalaman mereka untuk membuat keputusan karier yang bijaksana. Teori
kejadian terencana John Krumboltz menyatakan bahwa tidak masalah untuk selalu
merencanakan, karena kejadian yang tidak direncanakan dapat menghasilkan karier yang baik.
Pandangan optimis dapat membantu mengubah kebetulan menjadi peluang John
Krumboltz adalah ahli teori karier yang mapan. Dia baru-baru ini mengembangkan gagasan
tentang mendukung keragu-raguan klien. Dia menyatakan bahwa keragu-raguan adalah hal
yang diinginkan dan masuk akal, karena memberikan peluang bagi klien untuk mendapatkan
keuntungan dari kejadian yang tidak direncanakan. Teori ini disebut kejadian terencana.
Teori yang muncul ini secara khusus menjawab kebutuhan masyarakat untuk menghadapi
perubahan dalam pasar tenaga kerja yang berubah dengan cepat. Mengelola transisi kehidupan
dipandang sebagai keterampilan manajemen karier yang penting. Teori Krumboltz
menawarkan wawasan tentang bagaimana menghadapi terbatasnya tingkat kendali yang kita
miliki atas beberapa pengalaman karier.
4. Teori Pengembangan Karier Ginzberg, Ginsburg, Axelrad, dan Herma
Teori ini mengemukakan bahwa pengembangan karier adalah proses yang kompleks dan
melewati serangkaian tahap yang berbeda sepanjang hidup. Ginzberg dkk. mengidentifikasi
tiga tahap perkembangan karier: tahap fantasi (usia anak-anak), tahap kebutuhan (remaja), dan
tahap pelaksanaan (dewasa). Proses ini melibatkan eksplorasi diri, eksplorasi dunia kerja, dan
pengambilan keputusan karier.
Gagasan dan hasil penelitian Ginzberg, dkk. merupakan salah satu bagian dari sejarah
perkembangan teori karir. Teori yang digagas oleh Ginzberg merupakan bentuk yang berbeda
dari teori trait & factor yang bersifat statis, teori Ginzberg merupakan cikal bakal teori
perkembangan karir. Teori karir dari Ginzberg merupakan teori yang pertama memfokuskan
proses pemilihan karir berdasarkan tahap perkembangan individu. Ide dasar teori ini muncul
dengan asumsi bahwa proses pemilihan merupakan bagian dari proses perkembangan individu
itu sendiri.
Perkembangan karir dimulai sejak awal masa anak-anak dan terus berkembang sejalan
dengan tiga tahap utama perkembangan karir, yang akan mengantarkan individu memilih dan
menetapkan pilihan karir pada masa dewasa. Selama proses perkembangan ini, banyak
keputusan karir diambil oleh individu seiring sejalan dengan berbagai tugas perkembangan
pada masa remaja awal dan masa remaja.
Tiga tahap utama yang dimaksud oleh Ginzberg, dkk. Adalah : tahap fantasi, tahap tentatif,
dan tahap realistic :
a. tahap fantasi
didasarkan pada hasil identifikasi individu terhadap peran-peran orang dewasa
yang ada di sekitar lingkungan perkembangan individu.
b. Tahap tentatif
melibatkan proses yang lebih matang dibanding dengan tahap fantasi. Individu
pada tahap ini mulai menetapkan pilihan berdasarkan minat dan kemamampuan yang
dimilikinya. Selanjutnya pemilihan karir didasarkan pada pertimbangan minat, potensi dan
kapasitas diri. Pada tahap ini pula mulai muncul kesadaran terhadap nilai-nilai pribadi yang
berhubungan dengan pilihan karir.
c. Tahap terakhir yaitu tahap realistik,
tahap ini merupakan tahap trasnsisi yang akan mengantarkan pada awal tahap
realistik yaitu proses ekspolarasi. Proses eksplorasi yang dilakukan oleh individu pada
tahap terakhir ini akan mengantarkan pada pencapaian penyatuan berbagai unsur dari
proses sebelumnya, seperti pemahaman terhadap minat, kemampuan, dan kemampuan
untuk meleburkan dua hal tersebut dengan nilai-nilai keluarga dan masyarakat serta nilai-
nilai pribadi dirinya.

5. Teori Sosial Kognitif Albert Bandura: Teori ini menekankan peran pemodelan sosial dalam
pembentukan pilihan karier. Bandura berpendapat bahwa individu dapat mempengaruhi
pilihan karier mereka dengan mengamati dan belajar dari orang-orang yang mereka anggap
sebagai panutan. Keyakinan diri (self-efficacy) juga merupakan faktor penting dalam
pengembangan karier menurut teori ini.
Albert Bandura lahir di Alberta, Kanada, pada tahun 1925. Dia memperoleh gelar
doktornya dalam bidang psikologi klinis dari University of Lowa di mana arah pemikirannya
di pengaruhi oleh tulisan Miller dan Dollard (1941) yang berjudul social learning and imitation.
Setelah sampai di Stanford University pada 1950, Bandura memulai sebuah program penelitian
yang mengeksplorasi pengaruh-pengaruh terhadap perilaku social. Dia yakin bahwa teori-teori
pengkondisian yang popular pada saat itu menawarkan penjelasan-penjelasan yang tidak
lengkap mengenai diperolehnya dan dijalankannya perilaku-perilaku yang pro social dan yang
menyimpang.
Albert Bandura merupakan seorang pakar dalam bidang psikologi yang dikenal melalui
teori fenomenalnya tentang Social Model. Menurutnya, perilaku manusia terbentuk dari
sebuah proses peniruan yang disebut dengan teknik modeling dari lingkungan sekitarnya.
Sekalipun begitu, ia berpendapat bahwa bahwa manusia dapat berpikir dan mengatur tingkah
lakunya sendiri sehingga mereka bukan semata-mata budak yang menjadi objek dari pengaruh
lingkungan. Jadi, walaupun bandura ini menganut aliran behaviorisme tetapi bukan berarti
manusia itu hanya sekedar mencontoh dari lingkungannya tetapi juga mempunyai kapasitas
untuk mengatur diri sendiri sesuai dengan kultur pribadinya. Artinya, manusia itu cukup
fleksibel dan sanggup mempelajari beragam keahlian dalam bersikap maupun berperilaku.
Lebih dari itu, bagi manusia pembelajaran terbaik dari sebuah perilaku adalah melalui
pengalaman-pengalaman yang tak terduga dari yang ia temui dari lingkungannya. Ketika
manusia menemukan pengalaman yang tak terduga tersebut, ia akan beradaptasi melibatkan
kultur dan potensi yang ada dalam dirinya dan mengolah pengalaman tersebut menjadi perilaku
yang baik bagi dirinya. Dalam menghadapi pengalamannya, manusia akan banyak mengamati
lingkungan. Melalui pengamatannya, manusia memperoleh pengetahuan, aturan-aturan,
keterampilan-keterampilan, strategi strategi, keyakinan-keyakinan, dan sikap-sikap. Individu-
individu juga melihat model model atau contoh-contoh untuk mempelajari kegunaan dan
kesesuaian perilaku-perilaku akibat dari perilaku yang di modelkan, kemudian mereka
bertindak sesuai dengan keyakinan tentang kemampuan mereka dan hasil yang diharapkan dari
tindakan mereka.
Menurut Bandura, kepribadian memiliki setidaknya 4 struktur, yaitu:
➢ Sistem self : Mengacu pada struktur kognitif yang memberi pedoman mekanisme dan
seperangkat fungsi persepsi, evaluasi, dan pengaturan tingkah laku.
➢ Regulasi diri : kemampuan berpikir digunakan untuk memanipulasi lingkungan dengan
strategi reaktif untuk mencapai tujuan dan proaktif untuk menentukan tujuan baru yang
lebih tinggi.
➢ Efikasi diri : penilaian diri apakah individu memiliki keyakinan bahwa ia mampu atau tidak
mampu melakukan tindakan dengan baik dan memuaskan sesuai yang digunakanuntuk
menilai kemampuan diri.
➢ Efikasi kolektif : keyakinan masyarakat bahwa usaha secara bersama sama dapat
menghasilkan perubahan sosial tertentu.

Setiap teori di atas memberikan pandangan yang berbeda tentang bagaimana


individu mengembangkan karier mereka dan mengambil keputusan karier yang tepat.
Bimbingan karier sering kali menggabungkan elemen-elemen dari beberapa teori ini untuk
memberikan bantuan yang holistik kepada individu dalam pengembangan karier mereka.

Anda mungkin juga menyukai