Anda di halaman 1dari 15

TEORI-TEORI YANG MENDASARI BIMBINGAN KONSELING

KARIER

Makalah

Diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Bimbingan Konseling Karir yang
diampu oleh Ibu Rina Rindanah, M.Pd.

Di Susun Oleh:

Dewi farkah (2284130147)


Nida Istiana (2284130147)
Alfiah Farida Rohmah (2284130146)
Setiawati (2284130178)
Muhammad Haikal Fauzi (2284130145)

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM (BKI)


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
TAHUN 1443 H/ 2022 M
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Latar belakang masalah tentang teori-teori yang mendasari
Bimbingan Konseling Karier adalah penting untuk dipahami agar dapat
memahami dasar-dasar dari layanan bimbingan karier. Beberapa teori yang
mendukung layanan bimbingan karier antara lain teori Trait and Factor,
teori Donald E. Super, Teori John Holland Teori Konseling Konstruksi
Karier dan Teori Social Cognitive Career.
Teori Donal E Super adalah teori perkembangan karier yang
menekankan bahwa perkembangan karier seseorang adalah suatu proses
yang berlangsung sepanjang hidup. Teori ini mengidentifikasi lima tahap
perkembangan karier, yaitu pertumbuhan, eksplorasi, pendirian,
pemeliharaan, dan pensiun. Teori ini digunakan dalam Bimbingan dan
Konseling Karier untuk membantu individu memahami tahapan
perkembangan karier mereka dan membuat keputusan karier yang tepat.
Teori John Holland adalah teori yang mengidentifikasi enam tipe
kepribadian dan enam tipe lingkungan kerja yang berbeda. Teori ini
mengasumsikan bahwa individu akan merasa lebih puas dan sukses dalam
pekerjaan yang sesuai dengan tipe kepribadian mereka dan lingkungan kerja
yang sesuai dengan tipe kepribadian tersebut. Teori ini digunakan dalam
Bimbingan dan Konseling Karier untuk membantu individu memahami tipe
kepribadian mereka dan mencari pekerjaan yang sesuai.
Teori Trait & Factor adalah teori konseling karier yang memandang
bahwa pilihan karier yang tepat itu adalah ketika ada kecocokan antara trait
yang dimiliki klien dengan factor suatu pekerjaan atau posisi jabatan. Teori
ini digunakan dalam Bimbingan dan Konseling Karier untuk membantu
individu memahami trait mereka dan mencocokkan trait tersebut dengan
faktor-faktor yang ada pada suatu jabatan atau pekerjaan.
Teori Social Cognitive Career adalah teori yang menekankan bahwa
individu belajar dari pengalaman mereka sendiri dan pengalaman orang lain
dalam memilih karier. Teori ini mengasumsikan bahwa individu memilih
karier berdasarkan persepsi mereka tentang kemampuan mereka untuk
melakukan pekerjaan tersebut dan persepsi mereka tentang hasil yang akan
mereka dapatkan dari pekerjaan tersebut. Teori ini digunakan dalam
Bimbingan dan Konseling Karier untuk membantu individu memahami
pengalaman mereka sendiri dan pengalaman orang lain dalam memilih
karier.
Teori Konseling Konstruksi Karier adalah teori yang menekankan
bahwa individu membangun konstruksi mereka sendiri tentang karier
mereka melalui pengalaman mereka sendiri dan pengalaman orang lain.
Teori ini mengasumsikan bahwa individu memilih karier berdasarkan
konstruksi mereka tentang karier tersebut. Teori ini digunakan dalam
Bimbingan dan Konseling Karier untuk membantu individu membangun
konstruksi mereka sendiri tentang karier mereka.
Dalam Bimbingan dan Konseling Karier, teori-teori ini digunakan
untuk membantu individu memahami diri mereka sendiri dan membuat
keputusan karier yang tepat. Setiap teori memiliki pendekatan yang berbeda
dalam membantu individu memahami diri mereka sendiri dan memilih
karier yang sesuai dengan kepribadian dan minat mereka.
Latar belakang masalah ini penting untuk dipahami karena teori-
teori tersebut menjadi dasar dalam memberikan layanan bimbingan karir.
Dengan memahami teori-teori tersebut, maka konselor dapat memberikan
layanan yang lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan klien. Selain itu,
pemahaman tentang teori-teori tersebut juga dapat membantu konselor
dalam mengembangkan program-program bimbingan karir yang lebih baik
dan sesuai dengan perkembangan zaman.
2. Rumusan masalah
Memahami terkait teori :
1) Teori Trait and Factor,
2) teori Donald E. Super,
3) Teori John Holland
4) Teori Konseling Konstruksi Karier dan
5) Teori Social Cognitive Career
3. Tujuan
Memahami terkait teori
1) Teori Trait and Factor,
2) teori Donald E. Super,
3) Teori John Holland
4) Teori Konseling Konstruksi Karier dan
5) Teori Social Cognitive Career
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Perkembangan Karir Menurut Donald E Super


Teori ini ruang lingkupnya sangat luas, karena perkembangan jabatan
dipandang sebagai suatu proses yang meliputi banyak faktor. Faktor tersebut
terdapat pada individu itu sendiri (internal) dan ada juga faktor yang terdapat
pada lingkungan hidupnya (eksternal). Kemudian, faktor-faktor itu berinteraksi
satu sama lain dan membentuk proses perkembangan karir seseorang.
Teori Perkembangan karir Super ini bertujuan untuk mengenalkan individu
pada perencanaan karir menurut Super. Perencanaan karir ialah serangkaian
pekerjaan, jabatan, dan kedudukan yang mengarah pada dunia kerja dan
menyusun program kerja di masa yang akan datang untuk menyiapkan tujuan
karir dan informasi tentang dunia kerja.
Teori Super ini berdasarkan 3 konsep utama yaitu self, life span, dan life
space. Tahapan perkembangan karir life span - life space ialah hubungan antara
tahapan hidup psikologis dengan teori peranan sosial untuk mendapatkan
gambaran umum mengenai karir yang multi peran. Konsep waktu yang
diistilahkan sebagai life span yaitu tahapan perkembangan karir yang
diperankan sesuai dengan usia mulai dari seorang anak, belajar/sekolah, hidup
bermasyarakat, bekerja, menikah, hingga masa pensiun. Konsep life span
digambarkan dalam pelangi kehidupan karir (life career rainbow) yang
menggambarkan keterkaitan antara usia dengan tahapan perkembangan dalam
hidupnya. Kemudian, ada konsep ruang yang di istilahkan sebagai life space
yaitu konsep yang berkaitan dengan kondisi sosial tempat tinggal individu.
Proses perkembangan karir Super dalam tahapan usia (life career rainbow)
yaitu :
1. Growth (sejak lahir – 14 tahun)
Dalam tahap ini anak mengembangkan berbagai potensi, pandangan
khas, sikap, minat, dan berbagai kebutuhan yang dipadukan dalam struktur
gambaran diri (self-concept structure).
2. Exploration (usia 15-24 tahun)
Anak mulai memikirkan berbagai alternatif jabatan, namun belum
mengambil keputusan yang mengikut. Terdapat sub tahapan, yaitu :
• Kristalisasi (crystallization) yaitu pada usia 14-18 tahun. Periode
proses kognitif untuk memformulasikan sebuah tujuan vokasional
umum melalui kesadaran akan sumber-sumber yang tersedia,
berbagai kemungkinan, minat, nilai, dan perencanaan untuk okupasi
yang lebih disukai.
• Spesifikasi (Specification) yaitu pada usia 18-21 tahun. Periode
peralihan dari preferensi vokasional tentatif menuju preferensi
vokasional yang spesifik.
• Pelaksanaan (Implementation) yaitu pada usia 21-25 tahun. Periode
menamatkan pendidikan atau pelatihan untuk pekerjaan yang
disukai dan memasuki dunia kerja.
• Stabilisasi (stabilization) yaitu pada usia 25-35 tahun. Periode
mengkonfirmasi karir yang disukai dengan pengalaman kerja yang
sesungguhnya dan penggunaan bakat untuk menunjukkan bahwa
pilihan karir sudah tepat.
3. Establishment (usia 25-44 tahun).
Tahapan ini ditandai dengan usaha tekun memantapkan diri melalui
seluk beluk pengalaman selama menjalani karir tertentu. Tahap ini dibagi
menjadi dua sub tahapan, yaitu :
• Konsolidasi (consolidating) pada usia 25-30 tahun. Periode
pembinaan kemapanan karir dengan meraih kemajuan, status dan
senioritas.
• Lanjutan (Advancement) pada usia 31-44 tahun. Periode
pemantapan dalam posisi bidang pekerjaan yang di milikinya. Pola
karir dan usaha biasnya sudah terlihat jelas.
4. Maintenance (usia 45-64 tahun)
Pada tahap ini ditandai dengan proses penyesuaian berkelanjutan untuk
memperbaiki posisi dan situasi kerja.
5. Decline (usia 65+)
Pada tahap ini seseorang memasuki masa pensiun dan ia harus
menemukan pola hidup baru setelah melepaskan jabatannya.
Donald E. Super mengemukakan empat aspek yang digunakan untuk
mengukur kematangan karir remaja, antara lain sebagai berikut :
1. Perencanaan
Dalam aspek ini, pengukuran tingkat perencanaan dapat dilihat melalui
sikap terhadap masa depan. Individu telah memiliki rasa percaya diri, dapat
belajar dari pengalaman, memiliki kesadaran bahwa ia perlu membuat
pilihan pendidikan dan pekerjaan, serta mempersiapkan diri dalam
membuat pilihan karir.
2. Eksplorasi
Pada aspek ini, yang di ukur ialah sikap terhadap sumber informasi.
Individu berusaha memperoleh informasi tentang dunia kerja dan
mendapatkan manfaat dari sumber informasi tersebut. Sumber informasi
bisa di dapat dari orang tua, guru, konselor, ataupun dari media sosial yang
terpercaya. Aspek ini mengukur penilaian mengenai jenis-jenis pekerjaan,
cara untuk memperoleh pekerjaan, dan peran-peran dalam dunia kerja.
3. Wawasan
Pada aspek ini, yang diukur adalah wawasan atau informasi-informasi
mengenai pekerjaan. Apakah individu mengetahui tentang pekerjaan yang
sesuai dengan dirinya atau tidak.
4. Pengambilan Keputusan
Aspek ini mengukur pengetahuan dengan prinsip dan cara pengambilan
keputusan. Individu harus memiliki kemandirian, dan bisa membuat pilihan
pekerjaan yang sesuai dengan minat serta kemampuannya.

B. Teori bimbingan karir John Holland

Teori bimbingan karir John Holland mencoba untuk memaparkan


bagaimana siswa atau individu memilih karir yang sesuai dengan tipe, sifat dan
karakteristik psiologis (kepribadian) dengan model lingkungan yang mencakup:
(lingkungan realistis, lingkungabn intelektual, lingkungan sosial, lingkungan
konvensional, lingkungan usaha dan lingkungan artistik), Kesesuaian antara
tipe kepribadian dengan lingkungan akan memudahkan siswa atau individu
memperoleh kepuasan psikilogis dalam menjalani karir dalam kehidupannya.
Beberapa pengertian tantang bimbingan karir yang ditulis oleh beberapa
tokoh yang antara lain seperti Wetik B. memaparkan pengertian bimbingan
karir adalah program pendidikan yang merupakan layanan terhadap siswa agar
: mengenal dirinya sendiri, mengenal dunia kerja, dapat memutuskan apa yang
diharapkan dari pekerjaan dan dapat memutuskan bagaimana bentuk kehidupan
yang diharapkannya disamping pekerjaan untuk mencari nafkah.
Sementara itu P.M. Hatari juga menjelaskan bahwa bimbingan karir
membentuk siswa dalam proses mengambil keputusan mengenai karir atau
pekerjaan utama yang mempengaruhi kehidupan di masa depan. Konsep
bimbingan karir5 bukan hanya menunjuk kepada bimbingan jabatan atau
bimbingan tugas, tetapi menunjuk pada peran bimbingan karir dalam situasi
dimana seseorang memasuki kehidupan, tata hidup dan kejadian didalam
kehidupan. Di samping itu bimbingan karir secara langsung mengandung arti
pengembangan program yang berarti berperan dan menghasilkan orang-orang
yang telah terdidik, terutama mengacu kepada masa peralihan sekolah ke dunia
kerja dalam mengalami berbagai kegiatan dan menelusuri berbagai sumber.
Secara lebih khusus program bimbigan karir terutama berperan membantu
perorangan dalam memahami dirinya, memahami lingkungan/dunia kerja
dalam tata hidup tertentu dan mengembangkan rencana dan kemampuan untuk
membuat keputusan bagi masa depannya.
Tujuan bimbingan karir tidak bersifat teacher center tetapi sebaliknya pupil
center. Artinya bahwa siswalah yang paling aktif mengenali dirinya, memahami
dan menemukan dirinya, memahami gambaran dunia kerja dan para siswa itu
sendiri yang akan memilih dan
memutuskan pilihanya. Sedangkan konselor dan guru hanya memberikan
bantuan, pengarahan dan bimbingan.
Secara rinci tujuan bimbingan karir dapat disarikan dari pendapat Ruslan A.
Gani sebagai berikut :
1) dapat menilai dan memehami dirinya terutama mengenai potensi-
potensi dasar, minat, sikap dan kecakapan,
2) mempelajari dan mengetahui tingkat kepuasan yang mungkin dapat
dicapai dari suatu pekerjaan,
3) mempelajari dan mengetahui berbagai jenis pekerjaan yang
berhubungan dengan potensi dan minatnya,
4) memiliki sikap positif dan sehat terhadap dunia kerja, artinya siswa
dapat memberikan penghargaan yang wajar terhadap setiap jenis
pekerjaan,
5) memperoleh pengarahan mengenai semua jenis pekerjaan yang ada di
lingkungannya,
6) mempelajari dan mengetahui jenis-jenis pekerjaan atau latihan yang
diperlukan untuk suatu pekerjaan tertentu,
7) dapat memberikan penilaian pekerjaan secara tepat,
8) sadar dan akan memahami nilai-nilai yang ada dirinya dan pada
masyarakat,
9) dapat menemukan hambatan-hambaan yang ada pada diri dan
lingkungannya dandapat mengatasi hambatan-hambatan tersebut,
10) akan sadar tentankebutuhan masyarakat dan negaranya yang
berkembang,
11) dapat merencanakan masa depannya sehingga dia dapat menemukan
karir dan kehidupannya yang serasi dan sesuai.
bimbingan karir bisa dilakukan melalui hal-hal seperti berikut:
Pertama, bimbingan karir dapat dilakukan dengan cara yang disusun dalam
suatu paket tertentu, yaitu paket bimbingan karir. Paket Bimbingan Karir yang
terdiri dari lima paket. Paket-paket tersebut adalah: Paket I , yaitu mengenai
pemahaman diri yang berisikan :
(a) pengantar pemahaman diri,
(b) bakat, potensi dan kemampuan,
(c) citacita/gaya hidup dan
(d) sikap
Dalam pelaksanaannya siswa/individu dituntut untuk dapat mencapai hal
tersebut sehingga dapat mengetahui serta memahami keadaan dirinya.
Pertanyaan “siapa saya” akan terjawab malalui paket pemahaman diri.
Paket II, adalah paket yang berkaitan dengan nilai-nilai. Dengan paket ini
siswa/individu diharapkan dapat mengetahui dan memahami nilai-nilai yang
ada dalam dirinya dan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Untuk itu paket
ini meliputi:
(a) nilai kehidupan,
(b) saling mengenal dengan nilai orang lain,
(c) pertentangan nilai-nilai dalam diri sendiri,
(d) pertentangan nilai-nilai sendiri dengan orang lain,
(e) nilai-nilai yang bertengangn dengan
kelompok atau masyarakat dan
(f) bertindak atas nilai-nilai sendiri
Paket III, adalah paket yang berhubungan dengan pemahaman lingkungan.
Dengan Paket ini siswa/individu dharapkan dapat mengatahui dan memahami
keadaan lingkungan. Dengan pemahaman tersebut siswa akan lebih mudah
dan tepat dalam mengambil suatu
langkah. Paket ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan :
(a) informasi pendidikan,
(b) kekayaan daerah dan pengembangannya, dan
(c) informasi jabatan.
Paket IV, adalah paket yang berhubungan dengan hambatan dan cara
mengatasinya. Melalui paket ini siswa/individu diharapkan dapat mengtahui
dan memahami hambatan-hambatan apa yang ada dalam rangka pencapaian
tujuan, yaitu karir yang cocok serta sesuai dan setelah mengatahui
hambatannya maka siswa akan mencoba cara pemecahan terhadapa
hambatan yang ada. Paket ini meliputi hal-hal yang berkaitan dengan : (a)
faktor pribadi, (b) fakor lingkungan, (c) mansia dan hambatan dan (d) cara-
cara mengatasi hambatan. Paket V, adalah paket yang berhubungan dengan
merencanakan masa depan. Setelah siswa memahami apa yang ada dalam
dirinya, memahami nilai-nilai yang ada, baik dalam dirinya mauopun dalam
masyarakat, memahami lingkungan baik mengenai informasi, mengenai
pendidikan maupun informasi mengenai pekerjaan dan juga memehami
hambatan-hambatan yang ada, baik dalam dirinya mauoun di luar dirinya,
maka pada paket yang kelima ini siswa/individu diharapkan telah mampu
merencanakan masa depannya. Untuk itu pake V ini mencakup hal-hal yang
berkaitan dengan : (a) menyusun informasi diri, (b) mengelola informasi
diri, (c) mempertimbangkan alternative (d) keputusan dan rencana dan (e)
merencanakan masa depan.
Kedua, kegiatan bimbingan karir dapat dilaksanakan secara
instruksional. Artinya bimbigan karir tidak dilaksanakan secara khusus,
tetapi dipadukan dengan kegiatan pembelajaran. Untuk itu setiap guru dapat
memberikan bimbingan karir pada saat-saat memeberikan pelajaran yang
berhubungan dengan suatu karir tertentu. Namun pada kenyataannya
kegiatan ini sulit untuk dilaksanakan menghingat tidak semua guru
mengenal berbagai karir yang ada dengan baik dan juga waktu untuk
menyajikan pelajaran pokok yangmenjadi kewajibannya akan terganggu.
Ketiga, bimbingan karir dilaksanakan dalam bentuk pengajaran unit.
Jika jalur ini yang ditempuh, maka kegiatan bimbingan karir direncanakan
dan diprogram oleh sekolah. Dalam kaitan ini petugas bimbingan yang
memberikan bimbingan karir ini, tidak memberikan beban kepada guru-
guru lain. Jika menggunakan pola ini sudah barang tentu perlu ada jam
tersendiri yang khusus disediakan untuk keperuan kegiatan bimbigan itu.
Keempat, kegiatan bimbigan karir dilaksanakan pada hari-hari tertentu yang
disebut harikarir atau career day. Pada hari tersebut semua kegiatan
bimbingan karir dilaksanakan berdasarkan program bimbingan karir yang
telah ditetapkan oleh sekolah untuk setiap tahun. Kegiatan ini diisi dengan
ceramah-ceramah dari orang-orang yang dianggap ahli dalam pekerjaan,
misalnya pemimpin perusahaan, orang-orang yang dipandang berhasil
dalam dunia kerjanya, petugas di Depnaker, diskusi tentang pengembagan
karir dan lain sebagainya. Berkaitan dengan hal itu, pembimbing harus
cukup jeli dan bijaksanan siapa kiranya yang dapat dimintai bantuan untuk
mengungkapkan pengalaman ataupun pemikiran dalam pekerjaan atau
karir. Kelima, karyawisata karir9 yang diprogramkan oleh sekolah. Sudah
barang tentu obyek karyawisata ini harus berkaitan dengan pengembangan
karir siswa. Dengan karyawisata karir ini siswa akan dapat mengetahui
dengan tepat apa yang ada dalam kenyataannya. Karena karyawisata karir
ini dikaitkan dengan pengembangan karir, maka pemilihan objek harus
dipikirkan secara baik dan matang

C. Teori trait and factor

Salah satu teori karir digunakan dalam layanan Bimbingan dan Konseling
adalah teori trait and factor. Teori ini telah digunkan sejak awal abad dua puluh
dalam membantu orang-orang Amerika dalam merencanakan dan membuat
keputusan karier. Teori trait and factor diciptakan oleh Frank Parsons. Saat itu
kebutuhan akan perencanaan karier dan membuat keputusan karier menjadi
prioritas utama di Amerika. Oleh karena itu, Frank Parsons menciptakan teori
tersebut. Teori trait and factor memiliki asumsi dasar. Asumsi teori ini tentang
kepribadian manusia adalah sistem yang saling berkaitan. Selain itu teori ini
berpandangan bahwa jika seseorang hendak mengembangkan potensinya, maka
perlu diberdayakan pemahaman dan pengetahuan diri.
Trait artinya sifat atau karakter. Polek, Jones, Fearon, Brodbeck,
Moutousiss, Doland, dan Goodyer menjelaskan trait adalah sifat atau karakter
yang khas pada diri seseorang. trait juga didefinisan sebagai aspek kepribadian
yang melekat pada seseorang. Trait yang ada pada setiap orang dipandang
sebagai suatu aspek kepribadian yang membentuk skala dari rendah hingga
tinggi. Selanjutnya faktor adalah syarat atau tipe dalam satu jabatan atau posisi.
faktor adalah pesyaratan-persyaratan dalam suatu pekejraan atau jabatan. Teori
trait and factor berupaya membantu seseorang merencanakan karier dan
membuat keputusan karier dengan cara mencocokkan trait-trait yang ada pada
seseorang dengan faktor-faktor yang ada pada suatu jabatan atau pekerjaan.
teori karier trait and factor adalah sebuah model yang diciptakan Frannk Parsons
untuk mengidentifikasi sifat khas seseorang. Lebih lanjut penjelaskan teori trait
and factor yang berorientasi pada aspek-aspek kepribadian yang khas, maka
teori ini memanfaatkan tes-tes psikologis. Karakteristik atau trait pada
seseorang dapat diidentifikasi secara kuantitatif dan objektif melalui tes-tes
psikologis. Jadi, kesuksesan seseorang dalam karier akan ditentukan oleh
sejauhmana kecocokan antara trait yang ada pada seseorang dengan faktor-
faktor yang ada dalam jabatan atau posisi pekerjaan.
Parsons menjelaskan ada beberapa asumsi dasar yang melandasi teori trait
and factor, yaitu: (1) setiap manusia mempunyai potensi dan kemampuan, (2)
pola kemampuan yang tampak pada seseorang menunjukkan hubungan yang
berlainan dengan kemampuan dan keterampilan yang dituntut pada pekerja
dalam berbagai bidang pekerjaan, (3) data adalah hal yang diutamakan dalam
menentukan karier seseorang, dibandingkan hanya sebatas pandangan-
pandangan orang saja mengenai dirinya, (4) setiap manusia memiliki
kecenderungan mengenal diri sendiri dan memanfaatkan pemahaman tentang
diri tersebut untuk mengelola kehidupan yang lebih memuaskan.
Teori trait and factor dapat diaplikasikan dalam layanan Bimbingan dan
Konseling, biasanya disebut dengan konseling karier trait and factor. Dalam
pelaksanaannnya, Swanson menjelaskan bahwa konseling trait and factor
berpedoman pada hasil tes psikologis. Tes psikologis dapat mengidentifikasi
karakter atau trait yang ada pada seseorang, misalnya bakat, minat, sikap, dan
lain-lain. Parsons menjelaskan teori trait and factor ini pada dasarnya memiliki
beberapa tujuan, yaitu (1) klarifikasi diri, (2) penerimaan diri, (3) pemahaman
diri, (4) aktualisasi diri, dan (5) pengarahan diri. Wikarta dan Nursalim (2009)
menjelaskan konseling karier trait and factor bertujuan untuk membantu klien
memperbaiki kekurangan dan mengatasi ketidakmampuan untuk tumbuh.
Dalam hal ini, masalah klien yang dapat dibantu melalui konseling karier trait
and factor adalah tidak mampunya klien merencanakan dan membuat keputusan
karier akibat tidak pahamnya klien dengan diri sendiri. Ferrando dan Navvaro
menjelaskan pada dasarnya konseling karier trait and factor bertujuan untuk
membantu klien kenal dan paham tentang diri sendiri, sehingga klien tahu akan
kekuatan dan kelemahannya. Seseorang yang paham akan kekuatan dan
kelemahannya akan lebih mampu merencanakan karier dan mampu membuat
keputusan.
Pencocokan antara trait yang dimiliki oleh seseorang dengan factor
pekerjaan atau jabatan adalah cara teori trait and factor dalam membantu
seseorang merencanakan membuat keputusan karier. Khusus untuk membuat
keputusan karier, Parsons merumuskan tiga hal yang harus diperhatikan dalam
membuat keputusan karier menurut teori trait and factor, yaitu: (1) pemahaman
seseorang tentang dirinya sendiri, (2) pengetahuan seseorang tentang jalur dan
prospek karier dan pekerjaan, (3) kemampuan seseorang dalam pengambilan
keputusan karier. Ketiga hal inilah yang sangat penting dalam membuat
keputusan karier menurut teori trait and factor. Artinya dalam konseling karier,
yang terpenting adalah konselor membantu klien dalam memahami dirinya.
Agar klien dapat memahami dirinya, maka dapat digunakan tes-tes psikologis
yang dapat mengidentifikasi aspek-aspek kepribadian klien. Selanjutnya
konselor perlu membantu klien memahami macam-macam pekerjaan dan
karier, misalnya jalur untuk dapat berkarier dalam suatu pekerjaan dan prospek
pekerjaan. Selanjutnya yang terpenting adalah konselor perlu membantu klien
membuat keputusan karier. Klien yang telah paham dengan dirinya dan
memiliki pengetahuan tentang jenis karier dan pekerjaan, cenderung dapat
membuat keputusan karier dengan tepat. Beda halnya dengan klien yang tidak
memahami dirinya dan tidak tahu informasi jenis karier dan pekerjaan. Klien
yang seperti ini cenderung ragu dalam membuat keputusan karier atau asal-
asalan dalam membuat keputusan karier. Oleh karena itu, teori karier trait and
factor dapat menjadi salah satu alternatif solusi dalam membantu klien
merencanakan dan membuat keputusan karier.

D. Teori social cognitive career


Social Cognitive Career Theory (SCCT) adalah teori pengembangan karir
yang menggambarkan bagaimana masukan individu, konteks, dan faktor sosio-
kognitif berinteraksi untuk mempengaruhi pengembangan karir
Teori ini didasarkan pada teori self-efficacy oleh Bandura, yang menekankan
interaksi antara pemikiran individu dan proses sosial dalam membimbing
perilaku manusia Teori ini mengasumsikan bahwa impian, minat, dan profesi
alternatif terkait dengan aspirasi dan harapan individu Ada tiga model
pengembangan karir dalam teori ini, yaitu:
1) 1.Pengembangan akademik dan minat utama.
2) 2.Bagaimana individu membuat pilihan pendidikan dan karir.
3) 3.Kinerja dan stabilitas diri.
SCCT terkait dengan dua cabang penelitian karir yang telah berkembang
dari kerangka umum Bandura: teori pembelajaran sosial dan teori pengambilan
keputusan karir Krumboltz. Teori ini telah diterapkan dalam berbagai domain
psikososial seperti pencapaian pendidikan, perilaku kesehatan, manajemen
organisasi, dan reaksi afektif Teori ini juga telah digunakan dalam konseling
karir untuk membantu klien mengembangkan, mentransformasi, dan
mengajarkan karir yang mereka inginkan Teori ini terkait dengan self-efficacy,
yaitu keyakinan individu tentang kemampuan mereka untuk melakukan tugas
atau tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil tertentu
Teori ini dapat membantu klien dalam membuat keputusan karir dengan
membantu mereka mengembangkan self-efficacy dan harapan hasil
Dalam psikologi karir, teori SCCT digunakan untuk membantu individu
dalam membuat keputusan karir dengan mempertimbangkan faktor-faktor
sosio-kognitif dan konteks yang mempengaruhi pengembangan karir mereka
Teori ini juga digunakan untuk membantu konselor karir dalam membimbing
klien mereka dalam mengembangkan self-efficacy dan harapan hasil yang
positif dalam karir mereka. Dalam konteks pendidikan, teori ini dapat
membantu siswa dalam memilih jurusan dan karir yang sesuai dengan minat
dan kemampuan mereka.

E. Teori Konseling Konstruksi Karier


Teori kontruksi karir adalah salah satu dari sekian banyak teori karir yang
berusaha untuk dijelaskan, pilihan pekerjaan dan penyesuain kerja.konseling
untuk kontruksi karir dimulai dengan sebuah wawancara yang memiliki
serangkaian seragam pertanyaan kepada klien.teori konstruksi karir
menyediakan cara berfikir tentang bagaimana individu memilih dan gunakan
pekerjaan. teori ini menyajikan sebuah model untuk memahami perilaku
kejuruan di seluruh siklus hidup serta metode dan bahan karir itu konselor
digunakan untuk membantu klien membuat kejuruan pilihan dan pertahankan
sukses dan prertahankan sukses dan memuaskan kerja hidup. ini berusaha untuk
menjadi konprehensif dalam bidang perspektif dari perbedaan individu
psikologi.Menggunakan konstruksionisme sosial sebagai metatheory, teori
konstruksi memandang karier dari perspektif kontekstual yang melihat orang
sebagai orang yang mengatur dirinya sendiri, mengatur dirinya sendiri, dan
mendefinisikan dirinya sendiri. Mengandalkan epistemologi konstruksionis
sosialnya, teori ini mengkonsep ulang tipe kepribadian kejuruan dan tugas
kejuruan. Ini menafsirkan tipe kepribadian sebagai proses yang memiliki
kemungkinan, bukan kenyataan yang memprediksi masa depan. Ia memandang
tugas-tugas perkembangan sebagai harapan sosial. Teori konstruksi karir
kemudian menggunakan konsep tema kehidupan untuk menyatukan
konseptualisasi kepribadian kejuruan dan kemampuan beradaptasi karir
menjadi sebuah teori komprehensif tentang perilaku kejuruan dan konseling
karir. Dinyatakan secara ringkas, teori ini berpendapat bahwa individu
membangun karier mereka dengan menggunakan tema-tema kehidupan untuk
mengintegrasikan pengorganisasian diri dari kepribadian dan perluasan diri dari
adaptasi karier ke dalam keseluruhan yang mendefinisikan diri sendiri yang
menjiwai pekerjaan, mengarahkan pilihan pekerjaan, dan membentuk
penyesuaian kejuruan. Teori konstruksi karier kemudian dijadikan dasar dalam
pengembangan
konseling karier life design. Paradigma konseling karier life design adalah
mengkostruksi karier melalui cerita-cerita kecil, merekonstruksi cerita-cerita
menjadi gambaran diri, dan ko-konstruk tujuan cerita karier dalam episode baru.
Konseling karier life design diklaim sebagai konseling karier abad ke-21,
meninggalkan paradigma sebelumnya yang menganggap bahwa karier individu
disesuaikan dengan kondisi diri dan kondisi lingkungan.Terdapat tiga
paradigma dalam intervensi karier, dimulai dari skor ,
tahapan (stages), dan cerita (stories) . Paradigma skor merupakan
paradigma pertama yang menyesuaikan pilihan karier individu berdasarkan
kesesuaian skor diri dengan lingkungan. Paradigma tahapan merupakan
paradigma yang memandang bahwa kematangan individu merupakan dasar
pemilihan karier. Paradigma terbaru, yaitu paradigma cerita merupakan
paradigma yang dianut oleh konseling karier
life design, karena konseling karier life design merupakan intervensi karier
yang
menekankan pada metode konstruktivis dan naratif.mengembangkan manual
pelaksanaan konseling karier life design, yang disebut dengan Career
Construction Interview (CCI). CCI merupakan konseling karier berbasis
naratif. Melalui konseling naratif, konselor dapat memperkenalkan individu
dengan metode bercerita melalui dorongan pada individu untuk terbuka dalam
membicarakan permasalahan, lalu menanyakan secara detail mengenai efek
permasalahadalam kehidupannya. Konselor yang akan melakukan konseling
karier life esign harus menguasai tiga elemen inti, yaitu membangun hubungan,
melakukan refleksi, dan mendorong individu memaknai pengalamannya.
permasalaha yang di angkat adalah mengkonstruksi rencana karir individu yang
di dasarkan dari pemaknaan atas cerita hidupnya melalui pemaknaan atas cerita
hidupnya,baik sebagai anak jalanan atau bukan. selain itu, melalui life design
konselor juga dapat mengungkapkan kisah mengenai alasan seseorang untuk
menjadi konselor karir yang berkontribusi di dunia.
DAFTAR PUSTAKA

Afandi, M. (2011). TIPE KERIBADIAN DAN MODEL LINGKUNGAN DALAM. Jurnal Sosial
Budaya.

Cahyawulan, W. (2016). KONSELING KARIER LIFE DESIGN: ANALISIS KONTEN JURNAL THE
CAREER DEVELOPMENT QUARTERLY TAHUN 2016. JURNAL ILMIAH DALAM
IMPLEMENTASI KURIKULUM BIMBINGAN DAN KONSELING.

Khasanah, F. (2020). Penerapan Teori Sosial Kognitif Karir pada Bimbingan Karir dalam
Upaya Membantu Pengambilan Keputusan Karir. Jurnal Inovatif Ilmu Pendidikan
.

Maslikhah. (2019). IMPLEMENTASI TEORI DONALD E. SUPER PADA PROGRAM LAYANAN


BK KARIR DI SMK. Jurnal Pendidikan Psikologi.

Putra, A. H. (2022). TEORI TRAIT AND FACTOR: KONSEP DAN APLIKASINYA DALAM. Jurnal
Ilmu Pendidikan dan Sosial (JIPSI).

Anda mungkin juga menyukai