Anda di halaman 1dari 11

Mata Kuliah : Psikologi Manajemen

Dosen : Nauri Muharramah, M.Pd.I.


Nama : Yafi Aulia
NIM : 180101050921
Lokal : MPI 18A

TUGAS MERINGKAS
PERTEMUAN 2
TEORI KEPEMIMPINAN
1. Penelitian Tentang Kepemimpinan
Tahun 1940-an kajian tentang kepemimpinan didasarkan pada teori sifat. Teori
kepemimpinan sifat adalah teori yang mencari sifat-sifat kepribadian, sosial, fisik atau intelektual
yang membedakan antara pemimpin dan bukan pemimpin. Berclasarkan teori ini kepemimpinan
itu dibawa sejak Jahir atau merupakan bakat bawaan.
Antara tahun 1940-an hingga 1960-an berkembangkan toeri kepemimpinan tingkah laku.
Teori kepemimpinan tingkah laku yang mengusulkan bahwa tingkah laku tertentu membedakan
antara pemimpin dan bukan pemimpin. Berdasarkan teori ini kepemimpinan itu dapat diajarkan,
maka untuk melahirkan pemimpin yang efektif kita bisa mendesain sebuah program khusus.
Selanjutnya antara tahun 1960-an hingga tahun 1970-an berkembang kajian-kajian
kepemimpinan yang mendasarkan pada teori kemungkinan. Teori kemungkinan atau situasional
mendasarkan bukan pada sifat atau tingkah laku seorang pemimpin, namun efektivitas
kepemimpinan dipengaruh oleh situasi tertentu. Dalam situasi tertentu memerlukan gaya
kepemimpinan tertentu, demikian pula pacla situasi yang lain memerlukan gaya kepemimpinan
yang lain.
Teori kepemimpinan mutakhir berkembang antara tahun 1970-an hingga tahun 2000-an.
Teori yang berkembang selanjutnya tidak didasarkan pada sifat, tingkat laku atau situasi tertentu
melainkan didasarkan pada kemampuan lebih pada seorang pemimpin dibandingkan dengan
yang lain.

2. Kriteria Pemimpin atau Manejer yang Baik

1. Jujur dan transparan


2. Menjadi pendengar yang baik dan tulus

3. Bersikap rendah hati dan tidak sombong

4. Jadilah teman bagi mereka

5. Terapkan etos kerja yang diharapkan dari karyawan

6. Berpakaian yang baik

7. Tidak pelit pujian

8. Bersikap baik dan empatik

9. Adakan kegiatan jalan-jalan

10. Hindari bahasa vulgar atau merendahkan

11. Perlakukan setiap orang dengan bermartabat dan rasa hormat

12. Tawarkan bantuan

13. Berintegritas tinggi

14. Selalu optimis

15. Maju tak gentar

16. Visioner

17. Mengejar visi dan melakukan misi bersama-sama

18. Berikan umpan balik yang konstruktif

19. Jangan takut untuk mengerjakan hal-hal sulit di awal

20. Bimbing mereka bukan ‘mengendarainya’


PERTEMUAN 4

1. Arti Kerja dan Etos Kerja

Etos kerja adalah sebuah keyakinan yang dimiliki oleh seseorang dalam melakukan
sesuatu hal dengan tekad untuk bekerja keras dan memberikan yang terbaik. Berdasarkan KBBI,
etos kerja merupakan semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu
kelompok. Dalam dunia kerja sikap ini sangat penting karena mencerminkan kualitas diri dari
seseorang.

Orang yang memiliki etos kerja biasanya akan lebih dihargai karena bertanggung jawab dalam
setiap pekerjaan yang dilakukannya. Di samping itu, tekad dan dedikasi terhadap pekerjaan yang
dilakukan, membuat mereka mendapatkan nilai lebih dari yang lain. Sehingga meningkatkan
kemungkinan dalam kesuksesan karir.

2. Motivasi Kerja

Motivasi kerja merupakan suatu dorongan secara psikologis kepada seseorang yang
menentukan arah dari perilaku (direction of behavior) dalam organisasi, tingkat usaha (level of
effort) dan tingkat kegigihan atau ketahanan di dalam menghadapi suatu halangan atau masalah
(level of persistence). Motivasi kerja adalah penggerak atau pendorong dalam diri seseorang
untuk mau berperilaku dan bekerja dengan giat dan baik sesuai dengan tugas dan kewajiban yang
telah diberikan kepadanya.
PERTEMUAN 6

1. Karier Kerja

Moekijat (1990) menyatakan karir adalah kemajuan seseorang dalam suatu lapangan
pekerjaan yang diperolehnya selama ia bekerja atau perkembangan kemajuan seseorang dalam
suatu lapangan pekerjaan selama masa aktif dalam hidupnya.

Handoko (1998) menyatakan, dalam literatur ilmu pengetahuan ada tiga macam
pengertian dalam istilah karir yaitu :

a. Karir sebagai suatu urutan promosi atau pemindahan (transfer) lateral ke jabatan-
jabatan yang lebih menuntut tanggung jawab atau lokasi-lokasi yang lebih baik atau menyilang
hirarki hubungan kerja selama kehidupan seseorang.

b. Karir sebagai penunjuk pekerjaan-pekerjaan yang membentuk pola yang sistematik


dan jelas, yang biasa disebut jalur karir.

c. Karir sebagai sejarah pekerjaan seseorang, atau serangkaian posisi yang dipegangnya
selama kehidupan kerjanya.

Natsir (1983) mengatakan pekeijaan yang bersifat karir mempunyai empat ciri khusus
yaitu :

a. Adanya pendidikan khusus. Karir yang dijalani seseorang harus ditunjang oleh
pendidikan yang telah ia peroleh.

b. Merupakan suatu panggilan. Mengandung arti bahwa seseorang yang menganggap


pekerjaan sebagai suatu karir akan mencurahkan seluruh tenaga, pikiran, dan waktunya untuk
pekerjaan itu agar ia dapat mencapai kemajuan dalam karirnya.

c. Dilakukan sepanjang orang kerja dengan jenjang-jenjang kenaikan kepangkatan


(jabatan).

d. Bersifat full lime, pekerjaan tersebut berjangka waktu panjang, oleh karena itu
diharapkan adanya peningkatan jabatan.
2. Profesionalisme

Profesionalisme berasal dari bahasa Anglosaxon yang mengandung pengertian


kecakapan, keahlian dan disiplin. Profesionalisme mengandung juga pengertian menjalankan
suatu profesi untuk keuntungan atau sumber penghidupan. Kamus Webster Amerika
menegaskan bahwa profesionalisme adalah suatu tingkah laku, suatu tujuan atau rangkaian
kualitas yang menandai atau melukiskan coraknya (Anoraga, 2009) Profesionalisme sangat
mencerminkan sikap seorang terhadap pekerjaan maupun jenis pekerjaannya/profesinya.
Menurut Siagian (dalam Kurniawan, 2005), profesionalisme adalah keandalan dalam
pelaksanaan tugas sehingga terlaksana dengan mutu yang baik, waktu yang tepat, cermat dan
dengan prosedur yang mudah dipahami dan diikuti oleh pelanggan atau masyarakat.
Dalam keseharian profesionalisme dipahami sebagai cara bekerja secara profesional,
menguasai bidang kerja, kreatif dan inovatif untuk menghasilkan kinerja yang tinggi.
Sedangkan menurut menurut Supriadi, penggunaan istilah profesionalisme menunjuk pada
derajat penampilan seseorang sebagai atau penampilan suatu pekerjaan sebagai suatu profesi,
ada yang profesionalismenya tinggi, sedang dan rendah. Profesionalisme juga mengacu kepada
sikap dan komitmen anggota profesi untuk bekerja berdasarkan standar yang tinggi dan kode
etik profesinya.

3. Keselamatan Kerja
K3 atau Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu upaya kerja sama, saling
pengertian dan partisipasi dari pengusaha dan karyawan dalam perusahaan untuk melaksanakan
tugas dan kewajiban bersama dibidang keselamatan, kesehatan, dan keamanan kerja dalam
rangka meningkatkan produktivitas. Melalui Pelaksanaan K3 ini diharapkan tercipta tempat
kerja yang aman, sehat yang mencakup pada pribadi para karyawan, pelanggan dan pengunjung
dari suatu lokasi kerja sehingga dapat mengurangi atau terbebas dari kecelakaan kerja serta
penyakit akibat kerja.
PERTEMUAN 8
1. Menjalin Kerjasama
Kerjasama dapat diartikan sebagai suatu bentuk usaha bersama antara individu ataupun
kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama sendiri dapat terjalin ketika terdapat dua
individu yang sedang memiliki kepentingan dan tujuan yang sama, dan memiliki kesadaran
untuk bekerjasama dan mencapai tujuan tersebut.
Kerjasama merupakan sebuah interaksi yang sangat penting bagi kehidupan manusia
karena manusia sendiri merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan.
Kerjasama sendiri akan dapat tercipta dengan sempurna apabila dua individu akan saling
bahu-membahu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Definisi kerjasama sendiri juga dapat
diartikan sebagai bentuk interaksi sosial dengan sifat asosiatif yang akan terjadi ketika ada
sebuah kelompok masyarakat yang memiliki pandangan bersama dan tujuan untuk
mewujudkannya bersama.

2. Menangani Orang-orang Kreatif


Secara internal, mengelola orang kreatif dan hasil pekerjaan orang kreatif itu sulit.
Kesulitan itu menyangkut hal teknis dan non teknis. ‘Sulit’ bukan berarti negatif sebab
mengelola individu atau sekelompok individu yang lebih banyak didominasi otak kanan
memang membutuhkan seni khusus. Mereka dikenal kuat dalam hal imajinasi, visualisasi,
intuisi, ritme, berpikir holistik dan seni. Mengartikan setiap kata ini saja sudah relatif sulit
apalagi mengelola mereka yang dalam keseharian betul-betul terlibat dengan salah satu atau
keseluruhan kata tersebut.
Beberapa alasan mengapa kreativitas perlu ditangani dan dipupuk sejak dini:
1. Dengan berkreasi orang dapat mewujudkan (mengkatualisasikan) dirinya, dan
perwujudan/ aktualitas diri merupakan kebutuhan pokok pada tingkat tertinggi dalam 22 hidup
manusia (Maslow,1967). Kreativitas merupakan manifestasi dari individu yang berfungsi
sepenuhnya.
2. Kreativitas atau berpikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam
kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah merupakan bentuk pemikiran yang sampai
saat ini kurang mendapat perhatian dalam pendidikan (Guilford,1967).
3. Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat (bagi diri pribadi dan bagi
lingkungan) tetapi juga memberikan kepuasan kepada individu.
4. Kreativitas memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.
PERTEMUAN 11
1. Diagnosa dan Terapi
Diagnosa merupakan suatu proses menumbuhkan bagaimana seharusnya suatu
organisasi menjalankan fungsi-fungsinya. Proses ini meliputi : pencarian informasi yang
relevan, penganalisaan, pengambilan kesimpulan dan rekomendasi untuk pengembangan
organisasi.
Istilah diagnosa itu sendiri sebenarnya meminjam istilah medis,yaitu ketika seorang
dokter berusaha untuk mengenali serta mengerti keluhan yang dirasakan oleh pasiennya
mengenai sesuatu yang tidak beres dalam tubuhnya.
Diagnosa merupakan suatu proses untuk menemukan bagaimana organisasi
menjalankan fungsi-fungsinya. Proses ini meliputi pencarian informasi yang relevan tentang
bagaimana organisasi berfungsi, menganalisa informasi tersebut, dan membuat kesimpulan dan
rekomendasi untuk pembinaan organisasi. Diagnosa yang sukses akan memberi “petunjuk”
yang baik tentang “kesehatan” organisasi saat itu dan cara pengembangannya.
Terapinya yaitu dengan:
a. Identifikasi masalah
b. Penyusunan tujuan
c. Mencari alternatif solusi
d. Evaluasi alternatif solusi kalau sudah ada beberapa alternatif
e. Pengambilan keputusan pengambilan keputusan harus dilaksanakan dengan cepat.
f. Implementasi pengambilan keputusan tentunya harus diimplementasi untuk mengatasi
pokok permasalahan.
g. Tindak Lanjut (follow up)
PERTEMUAN 13

FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG HARUS DIPERHATIKAN SEBELUM


MENETAPKAN SUATU KEPUTUSAN:

1. Dengarkan Naluri dan Intuisi Jiwa

Keputusan yang diambil berdasarkan naluri dan intuisi atau perasaan lebih bersifat
subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif
dari keputusuan intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu :

(1) Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk


memutuskan.
(2) Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat
kemanusiaan.
Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu
yang singkat Untuk masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya
pengambilan keputusan yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan. Akan
tetapi, pengambilan keputusan ini sulit diukur kebenarannya karena kesulitan
mencari pembandingnya dengan kata lain hal ini diakibatkan pengambilan
keputusan intuitif hanya diambil oleh satu pihak saja sehingga hal-hal yang lain
sering diabaikan.

2. Mempertimbangkan Alternatif

Keputusan yang mempertimbangkan alternative biaanya berkaitan dengan daya guna.


Masalah – masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional.
Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam
masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal masyarakat dapat
terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui saat itu.
PERTEMUAN 15

1. Pengertian Stres Kerja

Stres adalah Suatu tekanan atau perasaan yang menekan di dalam diri seseorang yang
disebabkan oleh ketidakseimbangan antara harapan dengan kenyataan.

Munandar (2008) mengatakan bahwa stres kerja adalah hasil dari kurang atau tidak
adanya kecocokan antara seseorang (dalam kepribadian, bakat, dan kecakapannya) dengan
lingkungannya sehingga mengakibatkan ketidakmampuan dirinya dalam menghadapi berbagai
tuntutan dalam hidupnya. Menurut handoko (2008) stres kerja merupakan suatu keadaan yang
tidak menyenangkan yang dialami seseorang ketika bekerja yang disebabkan oleh suatu kondisi
ketegangan yang dapat mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi fisik seseorang.

2. Faktor-faktor yang Dapat Manimbulkan Stres Kerja

1. Konflik dengan Rekan Kerja

Pastinya, konflik yang berkelanjutan akan meningkatkan stres dan membuat


pekerjaan jadi tak optimal.

2. Tak Bisa Menahan Emosi

Jangan sampai kemarahan ini menyebar di kantor dan diperlihatkan pada rekan
atau atasan. Bila dirimu tak bisa menstabilkan emosi dengan baik, tandanya bahwa
dirimu sedang dilanda stress.

3. Tumpukan Pekerjaan

Datangnya tugas-tugas baru di saat tugas lainnya belum rampung, kerap kali
membuat para karyawan kewalahan. Bila terjadi berkelanjutan, maka beban atau
tumpukan pekerjaan ini barang pasti dapat memicu stres.

4. Notifikasi di Luar Jam Kantor

Faktor pemicu stres saat bekerja juga bisa karena hal yang terbilang sepele ini.
Sebab, hal kecil inilah yang bisa merusak mood, bahkan memicu stres.
5. Masalah Personal

Ingat, enggak selamanya stres bersumber dari pekerjaan di kantor. Faktor pemicu
stres saat bekerja juga bisa karena faktor eksternal yang memicu gangguan pikiran.
Masalah personal, seperti dengan keluarga, teman, ataupun pasangan, dapat memberikan
tekanan-tekanan pada pikiran, sehingga membuat produktivitas jadi terhambat.

6. Lingkungan Pekerjaan

Kadang kala atasan atau rekan kerja yang tak mendukung atau kompetisi internal
bisa membuat lingkungan kerja jadi tak nyaman. Sebab, adanya tekanan yang tidak sesuai
dengan kapasitas dari karyawan, memang terbukti dapat menimbulkan stres di kantor.

3. Cara-cara Penanggulangan Stres

 Datang lebih awal. Kepadatan lalu lintas pastinya membuat pikiran kita jadi semrawut.
Ujung-ujungnya tentu dapat memicu stres. Nah, untuk menghindari hal ini sebenarnya
mudah saja. Kita bisa berangkat lebih awal agar tidak terjebak kemacetan.

 Prioritaskan tugas. Misalnya, mulai mengerjakan tugas dari yang terpenting. Dengan
begitu, kita dapat fokus pada suatu tugas dan manajemen waktu jadi lebih baik.

 Istirahat. Saat pekerjaan semakin membuat kewalahan, cobalah ambil langkah untuk
menjauh dari meja kerja.

 Rutin berolahraga. Salah satu cara terampuh untuk mengurangi stres adalah dengan
berolahraga. Olahraga dapat meningkatkan konsentrasi dan kognitif otak. Selain itu, aktif
secara fisik juga amat efektif untuk mengurangi kelelahan.

Anda mungkin juga menyukai