Anda di halaman 1dari 16

TUGAS I

BIMBINGAN DAN KONSELING KARIR

KONSEP KARIR, BK KARIR, PERKEMBANGAN KARIR DAN


KEHIDUPAN SERTA KEDUDUKAN BIMBINGAN KARIR DALAM BK
DAN PENDIDIKAN

Dosen Pembina :

1. Prof. Dr. A. Muri Yusuf, M. Pd


2. Dr. Afdal, M. Pd., Kons

Oleh :
MUHAMMAD RISWAN RAIS
18151029

PROGRAM STUDI S2 BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
KONSEP KARIR, BK KARIR, PERKEMBANGAN KARIR DAN
KEHIDUPAN SERTA KEDUDUKAN BIMBINGAN KARIR DALAM BK
DAN PENDIDIKAN

A. Konsep Karir
Karir merupakan suatu keseluruhan kehidupan seseorang dalam
perwujudan diri untuk menjalani hidup dan mencapai tujuan. Untuk mencapai
tujuan tersebut, individu harus memiliki kekuatan yang dimiliki seperti
penguasaan kemampuan dan aspek yang menunjang kesuksesan karir.
Perencanaan karir merupakan salah satu aspek yang paling penting dalam
perkembangan karir individu.(Atmaja, 2014).
Selanjutnya karir sebuah kata dari bahasa Belanda, carriere, yang artinya
adalah perkembangan dan kemajuan dalam pekerjaan seseorang. Kata ini juga
bisa berarti jenjang dalam sebuah pekerjaan tertentu. Pada dasarnya istilah karir
ini berkaitan dengan pekerjaan yang menghasilkan uang dan merupakan suatu
pekerjaan tunggal. Kata karir berasal dari Bahasa Latin dan Perancis, istilah ini
pada awalnya menunjukkan pengertian pathway (jalan kecil) atau raccourse
(lintasan balapan), lintasan atau pergerakan cepat manusia, kuda, burung elang,
benda-benda angkasa atau serangkaian tindakan. (Kaswan, 2014).
Dalam pandangan Super dalam Munandir, 1996 (Juwitaningrum &
Indonesia, 2013) . karir merupakan proses kehidupan sepanjang hayat. Desain
karir mulai tampak sejak tahap pertumbuhan karir (growth stages) yang ditandai
dengan adanya sikap keingintahuan anak terhadap jenis karir tertentu sampai
tahap pengunduran (disengagement). Dengan adanya dorongan keingintahuan,
anak mulai mengespliotasi apa yang dia lakukan ditunjang dengan
berkembangnya kapasitas-kapasitas individu.
Karir adalah suatu istilah yang mempunyai pengertian yang cukup luas,
pembahasan dapat menjangkau mulai dari rencana pendidikan sampai pada
pemilihan jabatan, gaya hidup, rencana kawin, pekerjaan paroh waktu (part-time).
(Dewa Ketut Sukardi, 1994). Kunartinah (2003) menyatakan bahwa karir
dipandang sebagai rangkaian promosi untuk memperoleh pekerjaan yang
mempunyai beban tanggung jawab lebih tinggi atau penempatan posisi yang lebih
baik dalam hirarki pekerjaan seseorang sepanjang kehidupan kerjanya. Karir
dapat diartikan sebagai rangkaian sikap dan perilaku yang berhubungan dengan
pengalaman seseorang sepanjang kehidupan kerjanya. (Merdekawati &
Sulistyawati, 2011)
Karier sebagai bentuk perkembangan adalah dari Donald Super. Teori ini
dasarnya adalah bahwa kerja itu penwujudan konsep diri. Artinya orang
mempunyai konsep diri dan dia berusaha menerapkan konsep diri itu dengan
memilih pekerjaan, hal yang menurut orang tersebut paling memungkinkannya
berekspresi diri. Menurut paham ini, pilihan karier adalah soal mencocokkan
(matching). Di dalam irama hidup orang, terjadi perubahan-perubahan dan ini
berpengaruh pada usahanya untuk mewujudkan konsep diri itu. Teori
perkembangan menerima teori matching (teori konsep diri), tetapi memandang
bahwa pilihan kerja itu bukan peristiwa yang sekali terjadi dalam hidup seseorang
(misalnya waktu tamat pendidikan dan mau meninggalkan sekolah). Orang dan
situasi lingkungannya itu berkembang, dan keputusan karier itu merupakan
rangkaian yang tersusun atas keputusan yang kecil-kecil.
Super dalam Winkel (2004: 633) mendefinisikan kematangan karir
sebagai keberhasilan individu untuk menyelesaikan tugas- tugas perkembangan
karir yang khas bagi tahap perkembangan tertentu. Sedangkan Super dalam
Winkel & Hastuti (2006:623) menyatakan bahwa kematangan karir adalah
keberhasilan individu menyelesaikan tugas perkembangan karir yang khas pada
tahap perkembangan karir dalam (Pembentukan, Sejak, & Dini, n.d.)
Perjalanan karier individu idealnya dilihat secara holistik (satu kesatuan).
Maksudnya perjalanan karier tersebut tidak dapat dilihat secara terpisah atau satu
sisi saja: misalnya siapa ia (minat, bakat, sifat, kemauan, nilai-nilai, inteligensi,
dan lain-lain), atau pendidikan yang pernah diterimanya, peluang karier yang ada,
dan sebagainya (Yusuf, 2002).
Menurut Santamaria, Josefina. O, faktor-faktor yang mempengaruhi
pemilihan dan pembuat keputusan karier yaitu: sikap, minat, skill/kemampuan,
kebutuhan, nilai-nilai yang dianut individu dan kepribadian (Santamaria, 1991).
Berdasarkan hal tersebut perencanaan karier individu dapat dinilai dari sikap
individu, minat individu, kemampuan individu, kebutuhan individu, nilai-nilai
yang dianut individu serta kepribadian individu.
Selanjutnya, karier dapat didefinisikan sebagai rangkaian dari posisi
pekerjaan/jabatan seseorang yang dimulai dari pra pekerjaan, pekerjaan dan
pension. (Healy, 1982)
Menurut Kunartinah (Merdekawati & Sulistyawati, 2011), karir dapat
dilihat dari berbagai cara, sebagai berikut
1. Posisi yang dipegang individu dalam suatu jabatan di suatu perusahaan
dalam kurun waktu tertentu.
2. Dalam kaitannya dengan mobilitas dalam suatu organisasi.
3. Tingkat kemapanan kehidupan seseorang setelah mencapai tingkatan umur
tertentu yang ditandai dengan penampilan dan gaya hidup seseorang.

B. Bimbingan dan Konseling Karir


Istilah konseling mengacu pada konseling bilamana klien atau konseling
mengekspresikan perhatian dan/atau minatnya dalam memperbincangkan masa
depan karirnya. (Dewa Ketut Sukardi, 1994). Banyak orang, jika diminta untuk
mendefinisikan konseling karir, mungkin akan memilih sesuatu yang menyerupai
pendekatan yang diajukan oleh Parsons, sejak lama 1909. “In the wise choice of
vocation, there are three factors. 1 A clear understanding of yourself 2 A
knowledge of the requirements and prospects in different lines of work 3 True
reasoning on the relations of these two groups of facts” (Nathan, Hill, & Thomas,
2006). Parsons menjelaskan dalam pilihan panggilan yang bijak, ada tiga faktor. 1
Pemahaman yang jelas tentang diri Anda 2 Pengetahuan tentang persyaratan dan
prospek dalam berbagai bidang pekerjaan 3 Penalaran yang benar mengenai
hubungan kedua kelompok fakta ini.
Winkel (2004) (Juwitaningrum & Indonesia, 2013) menyatakan
bimbingan karir adalah bimbingan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia
pekerjaan, dalam memilih lapangan pekerjaan atau jabatan/profesi tertentu serta
membekali diri supaya siap memangku jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri
dengan berbagai tuntutan dari lapangan perkerjaan yang telah dimasuki.
Konseling karir didefinisikan sebagai "proses membantu seseorang untuk
mengembangkan dan menerima dan mengintegrasikan dan mencukupi gambaran
dirinya sendiri dan perannya dalam dunia pekerjaan, untuk menguji konsep ini
terhadap kenyataan dan untuk mengubahnya menjadi kenyataan, dengan kepuasan
untuk dirinya sendiri dan bermanfaat bagi masyarakat. (Crites, 1981).
Pelaksanaan bimbingan karier dapat dilakukan dengan menggunakan career
aptitute and selection test dimana melaui tes ini dapat membantu siswa dalam
menentukan arah kariernya melalui gambaran hasil tes tersebut (Barrett, 2006).
Interaksi satu lawan satu antara praktisi dan klien, biasanya berlangsung,
melibatkan penerapan teori psikologis dan seperangkat keterampilan komunikasi
yang diakui. Fokus utamanya adalah membantu klien membuat keputusan terkait
karir dan menangani isu-isu terkait karir (Kidd, 2006)

Ada beberapa pendapat mengenai pengertian bimbingan karir (Gani,


1996) yaitu:
1. Bimbingan karir merupakan salah satu jenis bimbingan yang berusaha
membantu orang dalam memecahkan masalah karir untuk memperoleh
diri yang sebaik-dengan masa depannya.
2. Bimbingan karir lah proses membantu seseorang untuk mengerti dan
menerima gambaran tentang diri pribadinya dan gambaran tentang dunia
kerja di luar dirinya, mempertemukan gambaran tentang diri tersebut
dengan dunia kerja itu.
3. Bimbigan karir merupakan program pendidikan yang merupakan layanan
terhadap siswa agar ia;
a. Mengenal diri sendiri
b. Mengenal dunia kerja
c. Bisa memutuskan apa yang diharapkan dari pekerjaan
d. Bisa yang dimaksud bentuk kehidupan yang diharapkannya,
disamping pekerjaan untuk mencari nafkah
4. Bimbingan karir membantu siswa dalam proses mengambil keputusan
mengenai karir atau pekerjaan utama yang sedang berkembang
kehdiupannya di masa depan.
5. Bimbingan karir merupakan salah satu cara pendekatan masalah remaja
dan upaya pengembangan gangguan perkembangan remaja termasuk
kenakalan remaja dan pencegahan obat / narkotika / minuman keras.
6. Konsep bimbingan karir bukan hanya menunjuk pada bimbingan jabatan
atau bimbingan tugas di rumah sakit jiwa dalam situasi dimana seseorang
berada dalam kehidupan, tata hidup dan kejadian dalam kehidupan.
Selanjutnya, dalam bidang bimbingan karier, pelayanan bimbingan dan
konseling di SMP, SMA, SMK membantu siswa merencanakan dan
mengembangkan masa depan karier. Bidang ini dapat dirinci menjadi pokok-
pokok sebagai berikut. (Kusmawati, 2008)
1. Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan yang
hendak dikembangkan.
2. Pemantapan orientasi dan informasi karier pada umumnya, khususnya
karier yang hendak dikembangkan.
3. Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
4. Orientasi dan informasi terhadap pendidikan yang lebih tinggi, khususnya
sesuai dengan karier yang hendak dikembangkan.

Bimbingan karier bermakna jenis bimbingan yang membantu siswa dalam


menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah yang menyangkut karier
tertentu (Tohirin, 2007). Adapun jenis layanan bimbingan karier yang bisa
diberikan kepada siswa di sekolah dan madrasah, antara lain (Tohirin, 2007):
a. Layanan informasi tentang diri sendiri yang mencakup, (1) kemampuan
intelektual, (2) bakat khusus di bidang akademik, (3) minat-minat umum
dan khusus, (4) hasil belajar dalam berbagai bidang studi, (5) sifat-sifat
kepribadian yang ada relevansinya dengan karier, seperti potensi
kepemimpinan, kerajinan, kejujuran, keterbukaan, dan lain sebagainya, (7)
keterampilan-keterampilan khusus yang dimiliki siswa, (8) kesehatan fisik
dan mental, (9) kematangan vokasional, dan lain sebagainya
b. Layanan informasi tentang lingkungan hidup yang relevan bagi
perencanaan karier yang mencakup, (1) informasi pendidikan (education
information), (2) informasi jabatan (vocational information) atau
informasi karier (carier information).
c. Layanan penempatan, yaitu usaha-usaha membantu siswa merencanakan
masa depannya selama masih dibangku sekolah dan madrasah dan setelah
tamat, dalam mengambil program studi tertentu sebagai studi lanjutan atau
langsung kerja. Tujuan layanan ini adalah agar siswa menempatkan diri
dalam program studi akademik dan lingkup kegiatan non akdemik, yang
menunjang perkembangannya dan semakin merealisasikan rencana masa
depan atau melibatkan diri dalam lingkup suatu jabatan yang diharapkan
cocok baginya dan memberikan kepuasan kepadanya.
Layanan penempatan mencakup, (1) perencanaan masa depan, (2)
pengambilan keputusan, (3) penyaluran ke salah satu jalur studi akademik
program kegiatan ekstrakurikuler, program persiapan pra-jabatan, (4)
pemantapan dan re-orientasi apabila diperlukan, (5) pengumpulan data
dalam rangka penelitian terhadap mereka yang sudah tamat sekolah.
d. Orientasi. Layanan orientasi untuk bidang pengembangan karier
mencakup: suasana, lembaga, dan objek karier (kerja) seperti kantor,
bengkel, pabrik, pengoperasionalan perangkat kerja tertentu, dan lain
sebagainya.

C. Perkembangan Karir dan Kehidupan


Perkembangan karir adalah suatu proses perkembangan sepanjang hidup
yang dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan, pekerjaan pengalaman lainnya
dan yang mempengaruhi keputusan-keputusan setiap individu mengenai karir dan
gaya hidup (Beamount, Cooper dan Stockard dalam Manrihu, 1988).(Adiputra,
2015).
Selanjutnya bimbingan karir secara resmi dimulai dengan Frank Parsons,
yang mendirikan Biro Panggilan di Boston (AS) pada tahun 1908. Tahun
berikutnya ia memasukkan gagasannya ke dalam kata-kata. Pertama, dia
menekankan, pemahaman yang jelas tentang kemampuan, keterbatasan, dan
keterbatasan individu diperlukan. Kedua, pengetahuan tentang persyaratan dan
kondisi berbagai jenis pekerjaan sangat penting. Akhirnya, kemampuan untuk
mencocokkan keduanya akan menghasilkan panduan yang berhasil (Gothard,
Mignot, Offer, & Ruff, 2001).
Karier dibina dan dikembangkan melalui pendidikan dan selama
kehidupan. Semuanya itu berkaitan erat dengan seberapa baik seseorang
mengelola diri sendiri, memahami orang lain dan lingkungan, serta berhubungan
dengan orang lain dan lingkungannya. Hal ini berarti bahwa karier individu
berkaitan dengan pemahaman diri sendiri, orang lain dan lingkungannya.
Teorisasi tentang pilihan dan pengembangan karir dimulai pada pergantian
abad ke-20, dan minat di daerah tersebut telah berkembang dengan mantap
selama periode tersebut. Meskipun lebih dari selusin teoretisi telah muncul seiring
berjalannya waktu, hanya sedikit yang teruji waktu, yang merupakan tolok ukur
nilai teoritis. Saat ini tiga atau empat teori mendominasi pemikiran dan penelitian,
namun model sifat dan faktor yang berakar pada awal berteori frank parsons
mendominasi praktik. Ada spekulasi bahwa mungkin teori utama akan bertemu
menjadi satu model pilihan dan pengembangan karir. (Duane Brown, 2002)
Kunartinah (Merdekawati & Sulistyawati, 2011) mengemukakan bahwa
dalam pengembangan suatu karir, terdapat tahap-tahap yang dilalui oleh
seseorang, yaitu:
1. Tahap pilihan karir (Career Choice) Tahap pilihan karir secara umum
terjadi antara masa remaja sampai umur 20 tahun, ketika manusia
mengembangkan visi dan identitas mereka yang berkenaan dengan masa
depan atau gaya hidup, sesuai dengan pilihan jurusan dan pendidikan
seseorang.
2. Tahap karir awal (Early Career) Selama periode tahap karir awal,
seseorang juga meninjau kembali pengalaman yang terdahulu dan
sekarang selama bekerja di perusahaan dan mencoba untuk menentukan
apa yang diharapkan di masa yang akan datang.
3. Tahap karir pertengahan (Middle Career) Dalam tahap karir pertengahan
ini, seseorang bergerak dalam suatu periode stabilisasi di mana mereka
dianggap produktif, menjadi semakin lebih memikul tanggung jawab yang
lebih berat dan menerapkan suatu rencana lahir yang lebih berjangka
panjang.
4. Tahap karir akhir dan pensiun Tahap karir akhir dan pensiun merupakan
tahap terakhir dalam tahapan karir. Seseorang mulai melepaskan diri dari
belitan-belitan tugasnya dan bersiap pensiun
Super menjelaskan pendekatan perkembangan karir didasarkan pada lima
tahap kehidupan, (Gothard et al., 2001) yakni:
1. Pertumbuhan (lahir sampai 14) Fantasi (4-10): kebutuhan dominan.
Ketertarikan (11-12). Kapasitas (13-14): kemampuan dianggap sebaik
persyaratan pekerjaan.
2. Eksplorasi (15-24) Tentatif (15-17): pilihan tentatif dibuat dan dicoba
dalam khayalan, diskusi dan pekerjaan. Transisi (18-21): faktor kenyataan
diberi perhatian lebih karena individu tersebut memasuki pekerjaan,
pelatihan atau pendidikan lanjutan. Percobaan (21-24): pilihan yang
tampaknya cocok dicoba.
3. Pendirian (24-44), Percobaan (24-30): pekerjaan (atau pekerjaan)
kemungkinan akan diuji kesesuaiannya. Stabilisasi (31-44): sebuah pola
muncul dan individu berusaha untuk mengamankan posisinya dalam
pekerjaan.
4. Pemeliharaan (44-64), Posisi kerja dikonsolidasikan.
5. Penurunan (65+), Pensiun atau pengurangan peran kerja.

Super dalam Savickas, (2001: 52-53) (Modul, Karir, Interaktif,


Meningkatkan, & Siswa, 2013) mengemukakan empat aspek yang dapat
digunakan untuk mengukur kematangan karir remaja, yaitu: perencanaan
(kesadaran individu bahwa dirinya harus membuat pilihan pendidikan dan karir,
serta mempersiapkan diri untuk membuat pilihan tersebut), eksplorasi (individu
secara aktif menggunakan berbagai sumber untuk memperoleh informasi
mengenai dunia kerja umumnya dan untuk memilih salah satu bidang pekerjaan
khususnya), kompetensi informasional (kemampuan untuk menggunakan
informasi tentang karir yang dimiliki untuk dirinya, serta mulai
mengkristalisasikan pilihan pada bidang dan tingat pekerjaan tertentu), dan
pengambilan keputusan (individu mengetahui apa saja yang harus
dipertimbangkan dalam membuat pilihan pendidikan dan karir, kemudian
membuat pilihan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kemampuan).

Pendekatan konseling untuk bimbingan karir memungkinkan klien untuk


mengembangkan pemahaman yang lebih jelas tentang diri mereka dan isu-isu
yang lebih luas yang mempengaruhi pilihan karir mereka (Ali, Graham, &
Lendrum, 1996). Pendekatan konseling karir tradisional telah melihat konselor
mempertimbangkan apa yang dapat digambarkan sebagai peran ahli yang
tugasnya memecahkan masalah klien, untuk menjelaskan melalui penilaian, atau
untuk memberikan saran (McMahon & Patton, 2006).
Perencanaan karir siswa bisa dikatakan mantap apabila siswa memiliki
kemampuan dalam hal (1) pemahaman diri yang meliputi aspek pemahaman akan
kecerdasan umum, kecerdasan khusus/bakat khusus, keterampilan, hobi, minat,
sifat, keadaan fisik, prestasi akademik, nilai-nilai kehidupan, dan cita-cita, (2)
pemahaman lingkungan yang meliputi pemahaman lingkungan keluarga, sekolah,
pekerjaan dan lingkungan masyarakat,(3) perumusan pilihan melalui menetapkan
tujuan, klarifikasi nilai, membangkitkan alternatif, dan memperoleh informasi
pekerjaan, (4) perumusan rencana tindakan, melalui perumusan agenda kegiatan
dan rencana pendidikan lanjutan.(Afdal,M.suya, 2014)
Kompetensi karir baru untuk masa depan, atau yang sering disebut
"Pekerjaan karir" berkembang melalui serangkaian tahap di mana kita melakukan
tindakan tertentu yang kita harapkan akan membawa kita pada kepuasan hidup
dan kerja. Istilah kerja karir, seperti yang digunakan di sini, adalah proses untuk
menentukan jalan atau perjalanan seseorang melalui kehidupan, bagaimana
perjalanan itu harus atau akan dibuat, dan bagaimana mengelola tuntutan
kehidupan dan pekerjaan seseorang di sepanjang jalan. Pada setiap tahap
(diperinci kemudian), apa yang kita hadapi didorong oleh sistem nilai kita,
budaya-budaya, pekerjaan, pribadi, dan interpersonal. Agar orang dapat
melakukan pekerjaan karir mereka (atau pekerjaan lain dalam hal ini) secara
efektif, mereka harus memiliki dan menggunakan berbagai kompetensi dengan
tepat. Kompetensi adalah karakteristik pribadi yang mendasari kinerja yang
berhasil dari jenis apa pun. Kompetensi bisa menjadi keterampilan, tubuh
pengetahuan, cara berpikir, motif, atau peran sosial untuk mencapai hasil atau
keluaran orang-orang menggunakan kompetensi mereka untuk melakukan tugas.
(Dubois, 2000).

D. Kedudukan Bimbingan Karir dalam BK dan Pendidikan


Pendidikan di sekolah tidak hanya dilakukan melalui proses pembelajaran
yang dilakukan oleh guru mata pelajaran, pelatihan yang dilakukan oleh guru
praktik, tetapi juga kegiatan bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh guru
bimbingan dan konseling atau konselor untuk membantu individu dalam mencari
dan menetapkan pilihan serta mengambil keputusan yang menyangkut kehidupan
pribadi, kehidupan sosial, kehidupan belajar, perencanaan dan pengembangan
karir, serta kehidupan keberagamaan.
Department Pendidikan dan Keahlian di Inggris mendefinisikan
pendidikan karir karena membantu 'kaum muda mengembangkan pengetahuan
dan keterampilan yang mereka butuhkan untuk membuat pilihan yang sukses,
mengelola transisi dalam belajar dan beralih ke pekerjaan'. (Irving & Malik,
2004)
Dalam pelaksanaannya, pendidikan yang tuntas tidak hanya didasarkan
pada pelayanan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru mata pelajaran dan
layanan pelatihan yang dilakukan oleh guru praktik, tapi juga pada pelayanan
bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling atau
konselor. Melalui layanan bimbingan dan konseling, guru bimbingan dan
konseling atau konselor akan membantu terwujudnya kehidupan kemanusiaan
yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam pemberian
dukungan perkembangan dan pengatasan masalah agar peserta didik berkembang
secara optimal, mandiri dan bahagia.
Prayitno, dkk. (2004) dalam (Pembentukan et al., n.d.) mengemukakan
bahwa bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik,
baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan berkembang secara
optimal, dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan
bimbingan karier, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung,
berdasarkan norma-norma yang berlaku. Guru bimbingan dan konseling
merupakan pendidik kedua setelah keluaga (orangtua) di rumah. Kewenangan
yang dimiliki oleh guru bimbingan dan konseling memiliki peranan yang sangat
penting bagi optimalisasi pendidikan ramah anak dalam pembentukan karakter
anak. Tindakan yang dapat dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling adalah
mulai dari menjelaskan pendidikan ramah anak dan bagaimana pembentukan
karakter tersebut. Bimbingan
Kedudukan Bimbingan karir dalam BK dan Pendidikan dijelaskan dalam
Kurikulum 2013 tentang Pelayanan Peminatan Peserta Didik. Guru BK atau
Konselor di SMA/MA dan SMK membantu peserta didik menentukan minatnya
untuk melanjutkan ke perguruan tinggi sesuai dengan potensi dan kecenderungan
pilihan masing-masing peserta didik.
Dan tujuan utama layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah
memberikan duku- ngan pada pencapaian kematangan kepribadian, keterampilan
sosial, kemampuan akademik, dan bermuara pada terbentuknya kematangan karir
individual yang diharapkan dapat bermanfaat di masa yang akan datang (Fatur
Rahman, 2009: 4).(Kurniawan, 2015)
Pelayanan Peminatan Peserta Didik dalam pilihan kelompok mata
pelajaran peminatan, pilihan kelompok lintas peminatan dan/atau pendalaman
minat memberikan kesempatan yang cukup luas bagi peserta didik untuk
menempatkan diri pada jalur yang lebih tepat dalam rangka penyelesaian studi
secara terarah, sukses, dan jelas dalam arah pendidikan selanjutnya. Wilayah
peminatan kelompok mata pelajaran ini, dalam keseluruhan program pendidikan
satuan pendidikan menengah merupakan bidang pelayanan BK yang menjadi
wilayah tugas pokok Guru BK atau Konselor dalam kerangka keseluruhan
program pelayanan BK pada satuan pendidikan. Sedangkan pendalaman materi
mata pelajaran merupakan bidang pelayanan pembelajaran yang menjadi wilayah
tugas pokok Guru Mata Pelajaran dalam kerangka keseluruhan program
pembelajaran pada satuan pendidikan. (Kemendikbud, 2014)
Pelayanan Peminatan Peserta Didik merupakan peluang dan sekaligus
tantangan yang begitu besar bagi Guru BK atau Konselor, untuk menjalankan
tugas, peran, fungsi dan tanggung jawab yang diamanatkan dalam kurikulum
2013. Untuk itu Guru BK atau konselor perlu mencermati secara mendalam
makna peminatan dalam kurikulum 2013 dan melaksanakan tugas,
tanggungjawab, dan peran profesi secara kompeten demi kemartabatan dan public
trust suatu profesi bimbingan dan konseling. Ini merupakan kesempatan dan
peluang yang baik untuk menunjukkan bahwa Guru BK atau Konselor melalui
pelayanan BK akan mampu menunjukan peran dan fungsinya dalam membantu
peserta didik dalam memilih dan menentukan pilihan kelompok mata pelajaran
peminatan, pilihan kelompok lintas peminatan dan/atau pendalaman minat sesuai
dengan kondisi potensi peserta didik sehingga akan membantu kelancaran dan
keberhasilan dalam belajar. The right man on the right place akan dapat
diwujudkan, kemungkinan untuk berhasil dalam belajar tinggi. Pelayanan
peminatan peserta didik berada dalam wilayah manajemen BK dan bagian dari
manajemen satuan pendidikan secara menyeluruh. (Kemendikbud, 2014).
DAFTAR PUSTAKA

Adiputra, S. (2015). PENGGUNAAN TEKNIK MODELING TERHADAP, 1(1),


45–56.
Afdal,M.suya, S. (2014). Jurnal Konseling dan Pendidikan. Jurnal Konseling Dan
Pendidikan, 2(3), 1–7.
Ali, L., Graham, B., & Lendrum, S. (1996). The counselling approach to careers
guidance. London: Rouledge.
Atmaja, T. T. (2014). Upaya Meningkatkan Perencanaan Karir Siswa Melalui
Bimbingan Karir dengan Penggunaan Media Modul, 3(2), 58–68.
Barrett, J. (2006). Career, Aptitude & Selection Tests. London & Philadhelphia:
Kogan Page.
Crites, J. O. (1981). Career Counseling. America: McGraw-Hill.
Dewa Ketut Sukardi. (1994). Tes dalam Konseling Karir. Surabaya: usaha Nasional.
Duane Brown. (2002). Career Choice and Development (4th ed.). San Fransisco:
Jossey-Bass.
Dubois, D. D. (2000). The 7 stages of one ’ s career.
Gani, R. A. (1996). Bimbingan Karir. Bandung: Angkasa.
Gothard, B., Mignot, P., Offer, M., & Ruff, M. (2001). Careers Guidance in Context.
London: Sage Publications.
Healy. (1982). Career Development: Counseling Through The Life Stages. Allyn &
Bacon.
Irving, B. A., & Malik, B. (2004). Critical Reflections on Career Education and
Guidance.
Juwitaningrum, I., & Indonesia, U. P. (2013). Program Bimbingan Karir untuk
Meningkatkan Kematangan Karir Siswa SMK Career Counseling Program to
Improve Career Maturity Students of SMK, 2(2), 132–147.
Kaswan. (2014). Career Development. Bandung: Alfabeta.
Kemendikbud. (2014). Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014.
https://doi.org/10.3406/arch.1977.1322
Kidd, J. M. (2006). Understanding Career Counselling. London: Sage Publications.
Kurniawan, L. (2015). PENGEMBANGAN PROGRAM LAYANAN. Psikologi
Pendidikan & Konseling, 01, 1–8.
Kusmawati, D. K. S. dan N. (2008). Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
Jakarta: Rineka Cipta.
McMahon, M., & Patton, W. (2006). Career Counselling. New York: Routledge.
Merdekawati, D. P., & Sulistyawati, A. I. K. A. (2011). Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pemilihan Karir Akuntan Publik dan Non Akuntan Publik. Aset,
Maret 2011, Hal. 9-19 ISSN 1693-928X Vol. 13 No. 1 Faktor-Faktor, 13(1), 9–
19. https://doi.org/ISSN 1693-928X
Modul, P., Karir, B., Interaktif, M., Meningkatkan, U., & Siswa, K. (2013). Jurnal
Bimbingan Konseling, 2(1), 1–9.
Nathan, R., Hill, L., & Thomas, E. (2006). Career Counselling (2nd ed.). London:
Sage Publication.
Pembentukan, T., Sejak, K., & Dini, U. (n.d.). Jurnal CARE ( Children Advisory
Research and Education ) Volume 04 Nomor 1 Juni 2016 Jurnal CARE (
Children Advisory Research and Education ) Volume 04 Nomor 1 Juni 2016, 04,
50–60.
Santamaria, J. O. (1991). Career Planning Workbook. Manila: Recon.
Tohirin. (2007). Bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah berbasis
integrasi. Divisi Buku Perguruan Tinggi, RajaGrafindo Persada.
Yusuf, A. M. (2002). Kiat Sukses dalam Karier. Padang: Ghalia Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai