Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN

BIMBINGAN PENGEMBANGAN WAWASAN KARIER ANAK


DI SEKOLAH DASAR
(Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling di SD)

Dosen Pengampu : Drs. Muliadi, M.Kes

DISUSUN OLEH :
SITI AMANDA PUTRI ADAM
210407561056
31 D

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021
UNIT 10 BIMBINGAN PENGEMBANGAN WAWASAN KARIER ANAK DI
SEKOLAH DASAR

A. PENGERTIAN BIMBINGAN KARIER


Pengertian bimbingan karier menurut para ahli adalah sebagai berikut:
 Menurut Marsudi (2003:113)
Bimbingan karir adalah suatu perangkat, lebih tepatnya suatu program yang sistematik,
proses, teknik, atau layanan yang dimaksudkan untuk membantu individu memahami dan
berbuat atas dasar pengenalan diri dan pengenalan kesempatan-kesempatan dalam pekerjaan,
pendidikan, dan waktu luang, serta mengembangkan ketrampilan-ketrampilan mengambil
keputusan sehingga yang bersangkutan dapat menciptakan dan mengelola perkembangan
karirnya.
 Menurut Rochman Natawidjaja (1990: 1)
Bimbingan karir adalah suatu proses membantu seseorang untuk mengerti dan
menerima gambaran tentang diri pribadinya dan gambaran tentang dunia kerja di luar dirinya,
mempertemukan gambaran diri tersebut dengan dunia kerja itu untuk pada akhirnya dapat
memilih bidang pekejaan, memasukinya dan membina karir dalam bidang tersebut.

 Menurut Winkel (2005:114)


Bimbingan karir adalah bimbingan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja,
dalam memilih lapangan kerja atau jabatan /profesi tertentu serta membekali diri supaya siap
memangku jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapanan
pekerjaan yang dimasuki. Bimbingan karir juga dapat dipakai sebagai sarana pemenuhan
kebutuhan perkembangan peserta didik yang harus dilihat sebagai bagaian integral dari
program pendidikan yang diintegrasikan dalam setiap pengalaman belajar bidang studi.
 Menurut National Vocational Guidance Association (NVGA) pada tahun 1973
Bimbingan karier diartikan sebagai proses membantu dalam memilih pekerjaan,
mempersiapkan, memasuki dan memperoleh kemajuan di dalamnya (Herr and Cramer, 1979:
6).
 Menurut Mohamad Surya (1988:31)
Bimbingan karir merupakan salah satu jenis bimbingan yang berusaha membantu
individu dalam memecahkan masalah karir, untuk memperoleh
penyesuaian diri yang sebaik-baiknya antara kemampuan dengan lingkungan hidupnya,
memperoleh keberhasilan dan perwujudan diri dalam perjalanan hidupnya.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bimbingan karier merupakan suatu
proses bantuan, layanan, pendekatan terhadap individu agar dapat mengenal dan memahami
dirinya, mengenal dunia kerja, merencanakan masa depan yang sesuai dengan bentuk
kehidupan yang diharapkannya, mampu menentukan dan mengambil keputusan secara tepat
dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya itu sehingga mampu mewujudkan
dirinya secara bermakna. Jadi, bimbingan karir di sini lebih menitik beratkan pada
poerencanaan kehidupan yang terlebih dahulu haruslah mempertimbangkan potensi diri yang
dimilikinya serta lingkungan sekitar agar mereka memperoleh dan memiliki pandangan yang
cukup luas dari pengaruh terhadap peranan positif yang layak dilaksanakannya dalam
masyarakat, bukan hanya itu bimbingan karir ini juga bagian dari proses akhir studi siswa
setelah menyelesaikan studinya mereka memerlukan arahan, bimbingan serta pembelajaran
dalam memilih dan mencari identitas atau jadi diri dalam dunia karir sehingga tahu hendak
kemana mereka harus melangkah dan mencari karir yang cocok atau sesuai untuknya.

B. TUJUAN, FUNGSI DAN PRINSIP BIMBINGAN KARIER 1. Tujuan


Bimbingan Karier
Setiap perilaku mempunyai tujuan tertentu, perilaku dalam hal ini yaitu layanan
mengenai bimbingan karir. Bahwa para siswa yang paling aktif mengenali dirinya, memahami
dan menemukan dirinya, memahami gambaran dunia kerja, dan para siswa itu senidri yang
akan memilih dan memutuskan pilihannya. Sedangkan para guru/pembimbing, hanya
memberikan bantuan, pengarahan, dan bimbingan.Secara umum tujuan bimbingan Karir dan
Konseling adalah sebagai berikut:
a) Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang
pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya, dan sesuai
dengan norma agama,
b) Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunjang
kematangan kompetensi kerja,
c) Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait dengan
pekerjaan,
d) Mempelajari dan mengetahui jenis-jenis pendidikan atau latihan yang diperlukan untuk
suatu pekerjaan tertentu,
e) Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran) dengan
persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita
karirnya masa depan,
f) Mempelajari dan mengetahui berbagai jenis pekerjaan yang berhubungan dengan
potensi dan minatnya,
g) Memiliki sikap yang positif dan sehat terhadap dunia kerja, artinya siswa dapat
memberikan penghargaan yang wajar terhadap setiap jenis pekerjaan,
h) Akan sadar tentang kebutuhan masyarakat dan negaranya yang berkembang, ,
i) Sadar dan akan memahami nilai-nilai yang ada pada dirinya dan pada masyarakat,
j) Dapat memberikan penilaian pekerjaan secara tepat,
k) Dapat menemukan hambatan-hambatan yang ada pada idri dan lingkungannya, dan
dapat mengatasi hambatan-hambatan tersebut,
l) Memperoleh pengarahan mengenai semua jenis pekerjaan yang ada di lingkungannya
m) Dapat merencanakan masa depannya sehingga dia dapat menemukan karir dan
kehidupannya yang serasi.

Selain itu, W.S. Winkel berpendapat bahwa bimbingan karir memiliki tujuan agar
siswa:
1) Memahami sisi dunia kerja, serta faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan untuk
memilih program atau jurusan secara tepat,
2) Memiliki sifat positif terhadapa diri sendiri serta pandangan yang objektif dan maju
terhadap dunia kerja, dan
3) Membuat keputusan yang realistis tentang karir yang di pilih sesuai dengan
kemampuannya.
Jadi, tujuan bimbingan konseling karir yakni mengarahkan siswa untuk masa depan
yang lebih cemerlang, mengetahui arah jalan hidupnya, mengembangkan minat bakatnya
dan juga meningkatkan prestasi guna untuk masa depan yang lebih baik.

2. Fungsi Bimbingan Konseling Karir


Bimbingan konseling karir merupakan salah satu aspek dari bimbingan dan konseling
secara meyeluruh, oleh karena itu kurang bijaksana apabila pelaksanaan bimbingan karir
tersebut terlepas dari bimbingan secara menyeluruh sehingga bimbingan yang lain
terbengkalai. Saat ini, bimbingan karir memang sedang mendapatkan tempat tersendiri
sehingga lebih sering dilakukan. Bimbingan karir ini perlu dan penting di berikan kepada siswa
dengan fungsi,diantaranya:
a. Memberikan kemantapan pilihan jurusan kepada siswa, karena penjurusan akan
mempersiapkan siswa dalam bidang pekerjaan yang kelak diinginkan,
b. Memberikan bekal pada siswa yang tidak melanjutkan sekolah untuk dapat siap kerja sesuai
dengan keinginannya,
c. Membantu kemandirian bagi siswa yang ingin ataupun harus belajar sambil bekerja.

Mengacu pada fungsi bimbingan dan konseling karir secara umum, maka fungsi
bimbingan dan konseling karir di sekolah adalah :

a) Fungsi pencegahan
Memberikan siswa informasi-informasi mengenai diri dan dunia kerjanya untuk
mencegah atau mengurangi timbulnya maslah-masalah di masa datang.
b) Fungsi pemahaman
Bimbingan konseling karir memberikan pemahaman pada siswatentang gambaran dirinya
dengan dunia kerja.
c) Fungsi penyaluran
Membantu siwa dalam memilih jurusan sekolah, jenis sekolah, dan lapangan pekerjaan
yang sesuai dengan minat, bakat, dan ciri-ciri kepribadian lainnya.
d) Fungsi adaptasi
Membantu siswa untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap minat, kemampuan,
dan kebutuhan hidupnya dimasa mendatang.
Bimbingan konseling karir dalam aspek pengembangan karir berfungsi sebagai alat atau saran
dalam proses membantu siswa agar :
1. Mampu memahami potensi yang ada pada dirinya sendiri dengan mengenali minat,
bakat, sikap, keterampilan dan cita-citanya,

2. Memahami identitas karir yang berhubungan dengan identitas dirinya, jenis


pendidikan dalam meraih cita-citanya

3. Memahami nilai-nilai yang ada dan berkembang di masyarakat dan dunia kerja,

4. Menemukan hambatan-hambatan dari dirinya sendiri dan lingkungan,

5. Merencanakan dan menentukan karir masa depannya.


3. Prinsip Bimbingan Karier
Terdapat beberapa prinsip dasar yang dipandang sebagai fondasi atau landasan bagi
layanan bimbingan karier. Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep filosofis tentang kemanusiaan
yang menjadi dasar bagi pemberian layanan bantuan atau bimbingan karier, baik di sekolah
maupun di luar sekolah. Prinsip-prinsip itu adalah sebagai berikut:
• Bimbingan karier ditujukan bagi semua individu
Prinsip ini berarti bahwa bimbingan karier diberikan kepada semua individu atau
peserta didik, baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah; baik pria maupun wanita,
baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Dengan demikian, bimbingan karier merupakan suatu
proses bantuan atau layanan yang berkelanjutan dalam seluruh perjalanan hidup seseorang;
bukan merupakan peristiwa yang terpilah satu sama lainnya.
• Bimbingan karier merupakan bantuan yang diberikan kepada individu (siswa) yang
sedang dalam proses berkembang
Dengan demikian, ciri-ciri dan tugas tugas perkembangan pada tahap tertentu
hendaknya dijadikan dasar pertimbangan dalam setiap kegiatan bimbingan karier. Dalam hal
ini pendekatan yang digunakan dalam bimbingan karier lebih bersifat preventif dan
pengembangan dari pada penyembuhan (kuratif); dan lebih diutamakan teknik atau pendekatan
dalam setting (adegan) kelompok daripada perseorangan (individual). Pendekatan prventif
adalah layanan bimbingan untuk mencegah individu/klien agar tidak terjerumus kepada
masalah dalam proses pengembangan dirinya. Pendekatan pengembangan adalah layanan
bimbingan untuk memfasilitasi laju perkembangan individu/klien. Pendekatan kuratif adalah
layanan bimbingan untuk menyembuhkan individu/klien dari masalah psikologis atau model
pencarian jalan keluar dari masalah yang dihadapi individu.
• Bimbingan karier bersifat individual
Setiap individu bersifat unik (berbeda satu sama lainnya), dan melalui bimbingan karier
individu dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut. Prinsip ini juga
berarti bahwa yang menjadi fokus sasaran bantuan adalah individu, meskipun layanan
bimbingannya menggunakan teknik kelompok.
• Bimbingan karier menekankan hal yang positif
Dalam kenyataan masih ada individu yang memiliki persepsi yang negatif terhadap
bimbingan karier karena bimbingan karier dipandang sebagai satu cara yang menekan aspirasi.
Sangat berbeda dengan pandangan itu, bahwa dalam hal ini bimbingan karier sebenarnya
merupakan proses bantuan yang menekankan pengembangan kekuatan dalam diri dan
kesuksesan, karena bimbingan karier merupakan cara untuk membangun pandangan yang
positif terhadap diri sendiri, memberikan dorongan, dan peluang untuk berkembang.
• Bimbingan karier merupakan usaha bersama
Bimbingan karier bukan hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas
guru dan kepala sekolah. Mereka sebagai tim kerja terlibat dalam proses bimbingan karier.
Program bimbingan karier akan berlangsung efektif apabila ada upaya kerja sama antar
personel sekolah, juga dibantu oleh personel dari luar sekolah, seperti orang tua siswa atau para
spesialis.
• Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan karier
Bimbingan karier diarahkan untuk membantu individu agar dapat melakukan pilihan
dan mengambil keputusan kariernya. Bimbingan karier berperanan untuk memberikan
informasi dan nasihat kepada individu. Hal itu sangat penting baginya dalam
mengambil keputusan kariernya. Kehidupan karier individu diarahkan oleh tujuan
kariernya, dan bimbingan karier memfasilitasi individu untuk mempertimbangkan,
menyesuaikan diri, dan menyempurnakan tujuan karier melalui pengambilan keputusan
yang tepat dan bertanggung jawab atas keputusan itu. Kemampuan individu untuk
membuat pilihan secara tepat bukan kemampuan bawaan, tetapi kemampuan yang
harus dikembangkan. Oleh karena itu, bimbingan karier tidak sekadar memperhatikan
hak individu unuk menentukan pilihan atau mengambil keputusan sendiri, tetapi juga
membantu individu agar memperoleh keterampilan dalam mengembangkan cara-cara
pemenuhan pilihan/putusan itu secara bertanggung jawab.
• Bimbingan karier berlangsung dalam berbagai latar kehidupan
Pemberian layanan bimbingan karier tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga di
lingkungan keluarga, perusahaan/industri, lembaga pemerintah/swasta, dan masyarakat.
Bidang layanan bimbingan karier pun bersifat multi-aspek, yaitu meliputi aspek pribadi, sosial,
dan pendidikan yang terkait dengan karier.

C. TAHAPAN PERKEMBANGAN KARIER SISWA SD


Menurut Ginzberg, Ginsburg, Axelrad, dan Herma (1951) perkembangan karier dibagi
menjadi 3 (tiga) tahap pokok, yaitu:
Tahap Fantasi : 0 – 11 tahun (masa Sekolah Dasar)
Tahap Tentatif : 12 – 18 tahun (masa Sekolah Menengah)
Tahap Realistis : 19 – 25 tahun (masa Perguruan Tinggi)
Pada tahap fantasi, anak sering kali menyebutkan cita-cita mereka kelak kalau sudah
besar, misalnya ingin menjadi dokter, ingin menjadi petani, pilot, guru, tentara, dll. Mereka
juga senang bermain peran (misalnya bermain dokter-dokteran, bermain jadi guru, bermain jadi
polisi, dll) sesuai dengan peran-peran yang mereka lihat di lingkungan mereka. Jabatan atau
pekerjaan yang mereka inginkan atau perankan pada umumnya masih sangat dipengaruhi oleh
lingkungan, misalnya dari TV, video, majalah, atau tontonan maupun tokoh-tokoh yang pernah
melintas dalam kehidupan mereka. Maka tidak mengherankan jika pekerjaan ataupun jabatan
yang mereka sebut masih jauh dari pertimbangan rasional maupun moral. Mereka memang asal
sebut saja pekerjaan yang dirasa menarik saat itu. Dalam hal ini orang tua dan pendidik tidak
perlu cemas atau pun gelisah jika suatu ketika anak ternyata menyebut atau menginginkan
pekerjaan yang jauh dari harapan orang tua atau pun pendidik. Dalam tahap ini anak belum
mampu memilih jenis pekerjaan/jabatan secara rasional dan obyektif, karena mereka belum
mengetahui bakat, minat, dan potensi mereka yang sebenarnya. Mereka sekedar berfantasi saja
secara bebas, yang sifatnya sama sekali tidak mengikat.
Tahap tentatif dibagi menjadi 4 (empat) sub tahap, yakni:
(1) sub tahap Minat (Interest);
(2) sub tahap Kapasitas (Capacity);
(3) sub tahap Nilai (Values) dan
(4) sub tahap Transisi (Transition).
Pada tahap tentatif anak mulai menyadari bahwa mereka memiliki minat dan
kemampuan yang berbeda satu sama lain. Ada yang lebih berminat di bidang seni, sedangkan
yang lain lebih berminat di bidang olah raga. Demikian juga mereka mulai sadar bahwa
kemampuan mereka juga berbeda satu sama lain.
Tahap Realistis ini berkisar >19 tahun atau usia saat perkuliahan atau bekerja. Masa ini
bertahap meliputi eksplorasi, kristalisasi, dan spesifikasi. Selama masa realistik anak
melakukan eksplorasi dan dengan menyatukan faktor internal dan eksternal, anak memasuki
masa kristalisasi dimana anak harus sudah mengambil keputusan, selanjutnya anak memasuki
masa spesifikasi yaitu mengambil keputusan yang khusus (spesifik) misalnya dibidang
pendidikan, pekerjaan guru, guru SMP, guru SD atau bidang lain misal dokter, perawat,
akuntan dan lain sebagainya. Pada tahap ini konselor dapat membantu melalui layanan
bimbingan karir agar dapat memahami potensi, bakat serta minat yang dimiliki untuk
disesuaikan dengan pilihan karirnya.
Perkembangan karir merupakan bagian dari perkembangan manusia, karena:
1) Perkembangan terjadi sepanjang hidup manusia.

2) Perkembangan individu dipengaruhi oleh factor pembawaan dan lingkungan.

3) Perkembangan adalah proses yang continue

4) Program perkembangan karir harus memperhatikan aspek-aspek dominan pada tahap


perkembangan tertentu.

5) Perkembangan individu mencangkup diferensiasi dan integrasi konsep diri dan persepsi
tentang dunianya.

6) Perkembangan individual, sehingga adanya keragaman individual program intervensi


termaksud bimbingan karir harus memperhatikan keragaman individual tersebut.

Berikut adalah penjelasan elemen-elemen perkembangan karir:


a. Kesadaran diri; yaitu sadar akan diri sendiri, kebutuhan, kekuatan yang menuntut
pengembangan dan pemahaman diri dan identitas diri yang positif yang akan
mempermudah keputusan karir yang efektif.

b. Kesadaran pendidikan; murid mengenal dan menyadari pentingnya pengembangan


keterampilan dasar dan pengusaan isi pengetahuan sebagai alat tujuan karir.
c. Kesadaran karir: murid menyadari bahwa perkembangan karir berkembang melalui
pendidikan dan pengalaman kerja dan memahami tentang adanya keragaman dunia
kerja.

d. Kesadaran ekonomis; memahami hubungan secara ekonomis antara ekonomi, gaya


hidup dan pekerjaan.

e. Pengambilan keputusan; menyadari bahwa pengambilan keputusan melibatkan


tindakan dalam hal mengidentifikasikan alternative, memilih alternative yang
konsisten dengan tujuan dan implementasi keputusan tersebut.

f. Kompentensi awal; mengembangkan keterampilan kognitif yang diperlukan untuk


memasuki dunia karir.

g. Apresiasi dan sikap; internalisasi karir yang memberikan kepuasan baik secara pribadi
maupun social.
D. JENIS JENIS LAYANAN BK KARIER DAN PROGRAM BIMBINGAN
KARIER DI SEKOLAH

Layanan bimbingan karir merupakan alat bantu untuk melaksanakan bimbingan karir.
Bentuk- Bentuk bimbingan karir diantaranya adalah layanan orientasi, layanan informasi,
layanan penempatan, layanan pembelajaran, layanan konseling individu / kelompok dan
layanan bimbingan kelompok. Bimbingan karir merupakan layanan pemenuhan kebutuhan
perkembangan individu sebagai bagian integral dari program pendidikan. Bimbingan karir
terkait dengan perkembangan kemampuan kognitif, afektif, ataupun keterampilan individu
dalam mewujudkan konsep diri yang positif Lebih lanjut dengan layanan bimbingan karir
individu mampu menentukan dan mengambil keputusan secara tepat dan bertanggung jawab
atas keputusan yang diambilnya sehingga mereka mampu mewujudkan dirinya secara
bermakna Layanan bimbingan karir dari seorang konselor sangat diperlukan dalam usaha
memberikan arahan dan petunjuk kepada siswa dalam menentukan karir di masa mendatang.
Bimbingan karir di sekolah sangatlah penting dalam membantu peserta didik agar dapat
merumuskan pilihan dan membuat keputusan karir berdasarkan pemahaman kondisi diri dan
lingkungan (Bambang, 1989). Hal tersebut sesuai dengan prinsip bimbingan karir yang
dikemukakan oleh Supriatna (2010, hlm. 15), bahwa “...bimbingan karir berperan memfasilitasi
peserta didik untuk mempertimbangkan, menyesuaikan diri, dan menyempurnakan tujuan karir
melalui pembuatan keputusan yang tepat dan bertanggung jawab atas keputusan itu.
Pelaksanaan bimbingan karir dalam penelitian ini diimplementasikan dalam bentuk
program bimbingan karir untuk mengembangkan kemampuan membuat pilihan karir peserta
didik. Program bimbingan karir untuk mengembangkan kemampuan membuat pilihan karir
peserta didik dikembangkan berdasarkan studi pustaka dan hasil studi pendahuluan tentang
kemampuan membuat pilihan karir peserta didik kelas X SMA Negeri 14 Bandung. Secara
teori program bimbingan karir untuk mengembangkan kemampuan membuat pilihan karir
peserta didik merupakan layanan yang diberikan kepada peserta didik yang dikordinasikan oleh
guru pembimbing (konselor) dengan melibatkan seluruh personel dan fasilitas yang tersedia di
sekolah dengan target utama membantu peserta didik dalam memahamai pribadi dan
persoalanpersoalan karirnya (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985 dalam Bambang,
1989, hlm, 9).
Dalam perumusan program ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menjadi
pertimbangan penyusunan program yang sesuai dengan teoritis dan praktis. Menurut
Sukmadinata (2007, hlm. 131-146) ada dua macam program bimbingan dan konseling yaitu
program yang tetap berlangsung terus sepanjang tahun yang membutuhkan waktu pelaksanaan
yang relatif lama dan partisipasi beberapa pihak, ada yang berkala dan ada yang hanya
diberikan dalam satu periode yang lingkupnya sempit, waktu pelaksanaan pendek mungkin
hanya satu atau dua minggu saja dan dapat dikerjakan oleh seorang konselor atau guru
pembimbing. Berdasarkan pendapat tersebut, rumusan program yang dibuat pada penelitian ini
merupakan program yang hanya dilaksanakan dalam satu periode kurang lebih dua bulan
dengan pelaksana program adalah guru pembimbing (peneliti).
Pada penelitian ini, yang diprioritaskan untuk menjadi materi layanan dalam
pelaksanaan program bimbingan karir untuk mengembangkan kemampuan membuat pilihan
karir adalah indikator-indikator yang memiliki tingkat pencapaian rendah. Materi yang
disampaikan disesuaikan dengan indikator kemampuan membuat pilihan karir yang berada
pada tingkat pencapaian rendah. Materi yang disampaikan terfokus pada pengembangan
indikator (1) Peserta didik mampu menilai minat dalam berkarir dengam topik materi Peran
Sosial Laki-laki dan Perempuan dalam Pekerjaan ; (2) Peserta didik memiliki keyakinan dalam
mencapai cita-cita dengan topik materi aku dan karir ku; (3) peserta didik memiliki rencana
dengan topik materi cita-cita ku; dan (4) peserta didik menunjukkan aktvitas pencarian
informasi dengan topik materi eksplorasi karir keluarga ku
.
E. TEORI TEORI PERKEMBANGAN DAN PEMILIHAN KARIER
Ada sejumlah pakar yang mengemukakan teorinya tentang karir. Dari sejumlah pakar
yang menaruhkan perhatiannya pada soal karir dan pilihan karir ini akan disajikan enam yang
dipandang terkemuka teorinya. Teori-teori itu adalah teori perkembangan karir Ginzberg, teori
perkembangan karir dan perkembangan karir Super, teori pengambilan keputusan karir
behavioral Krumboltz, Teori pilihan karir Roe, dan teori Holland (Munandir,1996:90).
a. Teori perkembangan karir Ginzberg
Menurut Ginzberg perkembangan dalam proses pilihan karir mencakup tiga
tahap yang utama, yaitu fantasi, tentatif, dan realistik. Dua masa daripadanya, yaitu
tentatif dan realistik, masing-masing dibagi atas beberapa tahap. Masa tentatif
mencakup usia lebih kurang 11 sampai 18 tahun (masa anak bersekolah di SMP dan
SMA) dan meliputi empat tahap, yaitu minat, kapasitas, nilai dan transisi. Masa realistik
adalah masa usia anak mengikuti kuliah atau mulai bekerja. Masa ini pun bertahap,
yaitu eksplorasi, kristalisasi, dan spesifikasi. Mengenai masa fantasi ciri utamanya
adalah memlih karir anak bersifat sembarangan, artinya asal pilih saja. Pilihannya tidak
didasarkan pada pertimbangan yang masak mengenai kenyataan yang ada tetapi
berdasarkan kesan atau khayalannya belaka. Dalam masa tentatif pun pilihan karir
orang mengalami perkembangan. Mula-mula pertimbangan karir itu hanya berdasarkan
kesenangan, ketertarikan atau minat, sedangkan faktor-faktor lain tidak
dipertimbangkan. Menyadari bahwa minatnya berubah-rubah maka anak mulai
menanyakan kepada diri sendiri apakah dia memiliki kemampuan (kapasitas)
melakukan suatu pekerjaan, dan apakah kapasitas itu cocok dengan minatnya. Tahap
berikutnya, waktu anak bertambah besar, anak menyadari bahwa di dalam pekerjaan
yang dilakukan orang ada kandungan nilai, yaitu nilai pribadi dan atau nilai
kemasyarakatan, bahwa kegiatan yang dilakukan mempunyai nilai daripada lainnya.
Masa transisi adalah masa peralihan sebelum orang memasuki masa realistik. Dalam
masa ini anak akan memadukan orientasi-orientasi pilihan yang dimiliki sebelumnya,
yaitu orientasi minat, orientasi kapasitas,dan orientasi nilai. Pada tahap realistik anak
melakukan eksplorasi dengan memberikan penilaian atas pengalaman-pengalaman
kerjanya dalam kaitan dengan tuntutan sebenarnya, sebagai syarat unutk bisa memasuki
lapangan pekerjaan atau kalau tidak bekerja, unutk melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi. Penilaian yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan kerja ini mengental dalam bentuk pola-pola vokasional yang jelas.
Dalam kegiatan- kegiatan selama tahap eksplorasi, anak ungkin mencapai keberhasilan
tetapi mungkin juga kegagalan. Pengalaman-pengalaman berhasil atau gagal ini ikut
membentuk pola itu. Inilah tahap kristalisasi, ketika anak mengambil keputusan pokok
dengan mengawinkan faktor-faktor yang ada, baik yang ada dalam diri(internal),
maupun yang dari luar diri (eksternal). Adanya tekanan keadaan ini, misalnya tekanan
waktu, ikut memaksa anak untuk pada akhirnya harus mengambil keputusan. Jika tahap
ini sudah dilalui maka sampailah anak pada tahap akhir, yaitu tahap spesifikasi. Pada
tahap spesifikasi anak memilih pekerjaan spesifik, maksudnya pekerjaan tertentu yang
khusus. Mislanya, kalau anak memilih pekerjaan bidang pendidikan, ia akan
mengkhusukan pilihannya itu pada pekerjaan guru dan bukan pekerjaan lain dibidang
pendidikan seperti konselor, ahli media pembelajaran, pengembangan kurikulum, atau
pustakawan sekolah. Di bidang keguruan, dia kan lebih khusus lagi pilihannya dengan
menyebutkan guru bidang apa, di jenis dan jenjang sekolah apa, sekolah negeri atau
swasta, dan sebagainya. Teori Ginzberg dikembangkan pada tahun 1951 berdasarkan
hasil studi melalui pengamatan dan wawancara dengan sampel yang terdiri atasa jenis
lakilakii, dari keluarga yang pendapatannya di atas rata-rata. Banyak dari ayahnya
adalah tenaga profesioanal dan ibunya adalah berpendidikan tinggi. Jadi sampelnya
terbatas.
Teori ginzberg tidak menjelaskan pilihan karir keseluruhan populasi, dalam hal ini
mereka yang berasal dari kalangan yang penghasilannya rendah. Teori Ginzberg mempunyai
tiga unsur, yaitu proses (bahwa pilihan suatu pekerjaan adalah suatu proses), irreversibilitas
(bahwa pilihan pekerjaan tidak bisa diubah atau dibalik), dan kompromi (bahwa pilihan
pekerjaan itu kompromi antara faktor-faktor yang main, yaitu minat kemampuan dan nilai).
Teori ini kemudian mendapat revisi pada tahun 1970. Proses yang semula berakhir pada awal
masa dewasa atau akhir masa remaja, kemudian dirumuskan bahwa hal ni tidak demikian
halnya tetapi berlangsung terus. Mengenai irreversibilitas, adanya pembatasan pilihan tidak
mesti berarti bahwa pilihan tersebut bersifat menentukan. Apa yang terjadi sebelum orang
berumur 20 tahun mempengaruhi karirnya. Terjadinya kesempatan bisa saja menyebabkan
orang berubah dalam pekerjaannya. Konsep kompromi juga mengalami revisi sebahai hasil
temuan-temuan risetnya. Konsep dasar tentang kompromi tetap, yaitu bahwa dalam pemilihan
pekerjaan ada unsur kompromi. Hanya saja, hal itu bukan peristiwa sekali saja. Konsep
omtimisasi yang merupakan penyempurnaan teorinya berarti bahwa setiap orang berusaha
mencari kecocokan paling baik antara minatnya yang terus mengalami perubahan,
tujuantujuannya, dan keadaaan yang terus berubah.
b. Teori perkembangan karir dan perkembangan hidup
Super Teori ini dasarnya adalah bahwa kerja itu perwujudan konsep diri. Artinya bahwa
orang mempunyai konsep diri dan ia berusaha menerapkan konsep diri itu dengan memilih
pekerjaan, hal yang menurut orang tersebut paling memungkinkannya berekspresi diri.
Menurut paham ini, pilihan karir adalah soal mencocokan (matching). Teori perkembangan
menerima teori matching (teori konsep diri), tetapi memandang bahwa pilihan kerja itu bukan
peristiwa yang sekali terjadi dalam hidup seseorang. Orang dan situasi lingkungannya itu
berkembang, dan keputusan karir itu merupakan rangkaian yang tersusun atas keputusan yang
kecil-kecil. Pilihan kerja merupakan fungsi tahap perkembangan orang dan prosesnya
berlangsung dalam rangka penunaian kegiatan-kegiatan atau tugas tugas yang dinamakan super
tugas-tugas perkembangan pekerjaan. Tugas-tugas perkembangan itu adalah: preferensi
pekerjaan (14-18 tahun), spesifikasi preferensi (18-21 tahun), implementasi preferensi (21-25
tahun), stabilisasi di dalam suatu pekerjaan (25-35 tahun), dan konsolidasi status dan kemajuan
( masa akhir usia30-an dan pertengahan usia 40-an). Teori Super dinyatakan dalam
bentuk proposisi. Pada mulanya yaitu pada tahun 1953, Super mengenali sepuluh proposisi,
kemudian tahun 1957 bersama Bachrach, itu dikembangkan menjadi 12. Proposisi-proposisi
itu adalah: Orang itu berbeda-beda kemampuan, minat dan kepribadiaanya,

Karena sifat-sifat tersebut, orang itu mempunyai kewenangan untuk melakukan


sejumlah pekerjaan, Setiap pekerjaan menghendaki pola kemampuan, minat, dan sifat
kepribadian cukup luas, sehingga bagi setiap orang tersedia beragam pekerjaan dan setiap
pekerjaan terbuka bagi bermacam-macam orang,
Preferensi dan kemampuan vokasional, dan konsep diri orang itu berubahrubah. Pilihan dan
penyesuaian merupakan proses yang berkelanjutan. Orang mengalami proses perbuahan
melalui tahap-tahap pertumbuhan (growth), ekplorasi, kemapanan (establishment),
pemeliharaan (maintenance) dan kemunduran (declane). Tahap eksplorasi selanjutnya terbagi
atas fasefase fantasi, tentatif dan realistik, sedangkan kemapanan terbagi atas proses- proses uji
cooba (trial) dan keadaan mantap (stable). Tahap-tahap kehidupan tersebut disebut “daur besar”
(maxycycle). Orang-orang juga mengalami daur yang lebih kecil ketika dalam peralihan satu
tahap ke tahap berikutnya, yaitu waktu terjadi ketakmapanan karir. Keadaan ini menimbulkan
pertumbuhan baru, ekplorasi baru dan pelembagaan baru.
Pola karir yang ditentukan oleh taraf sosio ekonomi orang tua, kemampuan mental, ciri
kepribadian, dan oleh tersedianya kesempatan. Perkembangan orang dalam melewati
tahaptahap dapat dipandu dengan bantuan untuk pematangan kemampuan dan minat dan
dengan bnatuan untuk melakukan uji realitas serta untuk mengembangkan konsep diri.
Perkembangan karir adalah proses mensintesis dan membuat kompromi dan pada dasarnya ini
adalah soal konsep diri. Konsep diri merupakan hasil interaksi kemampuan bawaan, keadaan
fisik, kesempatan berperan, dan evaluasi apakah peranan yang dimainkan itu memperoleh
persetujuan orang yang lebih tua atau atasan dan teman teman.

Proses mensintesis atau kompromi antara faktor-faktor individu dan sosial antara
konsep diri dan realitas adalah proses permainan peranan dalam berbagai latar dan keadaaan,
penyaluran kemampuan, minat, sifat kepribadian, dan nilai menentukan diperolehnya kepuasan
kerja dan kepuasaan hidup, kepuasaan yang diperoleh dari pekerjaan itu selaras dengan
penerapan konsep diri.

Bekerja dan pekerjaan merupakan titik pusat organisasi kepribadian bagi kebanyakan
orang, sedangkan bagi segolongan ornagn lagi yang menjadi titik pusat adalah hal lain,
misalnya pengisisan waktu senggang dan kerumahtanggaan.

b. Teori pengambilan keputusan karir behavioral Krumboltz


Teori ini mengenali empat kategori faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan
karir seseorang, yaitu :
• Faktor genetic
Faktor ini dibawa dari lahir berupa wujud dan keadaan fisik dan kemampuan. Keaaan
diri bisa membatasi preferensi atau ketrampilan seseorang untuk menyusun rencana pendidikan
dan akhirnya untuk bekerja. Teori ini mengatakan bahwa orang-orang tertentu terlahir memiliki
kemampuan besar atau kecil, untuk memperoleh manfaat dari pengalaman-pengalamannya
dengan lingkungan, sesuai dengan keadaan dirinya. Kemampuan-kemampuan khusus seperti
kecerdasan, bakat musik, demikianpun gerak otot, merupakan hasil interaksi pradisposisi
bawaan dengan lingkungan yang dihadapi sesorang.
• Kondisi lingkungan Faktor lingkungan yang berpengaruh pada pengambilan keputusan
kerja ini, berupa kesempatan kerja, kesempatan pendidikan dan pelatihan, kebijakan
dan prosedur seleksi, imbalan, undang-undang dan peraturan perburuhan, peristiwa
alam, sumber alam, kemajuan teknologi, perubahan dalam organisasi sosial, sumber
keluarga, sistem pendidikan, lingkungan tetangga dan masyarakat sekitar, pengalaman
belajar. Faktor-faktor ini umumnya ada di luar kendali individu, tetapi pengaruhnya
bisa direncanakan atau tidak bisa direncanakan.
• Faktor belajar Kegiatan yang paling banyak dilakukan manusia adalah belajar. Ini
dilakukan hampir setiap waktu sejak masa bayi, bahkan ada ahli yang mengatakan sejak
di dalam kandungan. Ada 2 jenis belajar, yaitu belajar instrumental dan asosiatif.
Belajar instrumental adalah belajar yang terjadi melalui pengalaman orang waktu
berada di suatu lingkungan dan ia mengerjakan langsung (berbuat sesuatu, mereaksi
terhadap) lingkungan itu, dan ia mendapatkan sesuatu sebagai hasil dari tindak
perbuatanyaa itu, yaitu hasil yang dapat diamatinya.
Ada tiga komponen pengalaman belajar yaitu anteseden, respons, dan
konsekuensi. Anteseden ialah segala sesuatu mengenai diri, lingkungan, kejadian yang
hadir sebelum atau mendahului dan ada sangkut pautnya dengan perbuataan (respons)
itu.
Respons perbuataan ialah apa yang dilakukan orang, baik yang tampak maupun
yang tidak.Konsekuensi ialah segala apa yang terjadi setelah perbuatan dilakukan atau
tindakan diambil, yang kelihatan langsung sebagai hasil atau akibat, yang tidak
kelihatan. Belajar asosiatif adalah pengalaman dimana orang mengamati hubungan
antara kejadian-kejadian dan mampu memprediksi apa konsekuensinya. Ketrampilan
menghadapi tugas atau masalah Ketrampilan ini dicapai sebagai buah interaksi atau
pengalaman belajar, ciri genetik, kemampuan khusus, dan lingkungan. Termasuk di
dalam ketrampilan ini adalah standar kinerja, nilai kinerja, kebiasaan kerja, proses
persepsi dan kognitif, set, mental, respons emosional.
• Teori pilihan karir Roe Teori roe dirumuskan berdasarkan hasil penelitian-penelitian
yang dilakukan mengenai latar belakang perkembangan dan kepribadian para ilmuwan
diberbagai bidang, antra lain ilmu-ilmu pengetahuan sosial dan ilmu-ilmu pengetahuan
alam. Teori roe tergolong teori pilihan karir yang berdasar pada teori kepribadian. Roe
mengenali delapan kelompok pekerjaan dan enam aras (tingkatan) untuk setiap
kelompok. Kelompok (penggolongan) itu adalah :
1) Jasa: orang bekerja untuk melayani orang lain.

2) Kontak bisnis: hubungan orang-orang dalam pekerjaan lebih menekankan tujuan


mempengaruhi orang lain daripada memberikan bantuan.
3) Organisasi: pekerjaan-pekerjaan manajerial, kerah putih, hubungan formal antar orang. 4)
Teknologi: pekerjaan berkenaan dengan produksi, pemeliharaan, pengangkutan barang, dan
keperluan umum, teknik kerajinan, transportasi, komunikasi, dan sebagainya.
5) Luar rumah: pekerjaan-pekerjaan di luar rumah, seperti pertanian, pengairan,
pertambangan,kehutanan, peternakan; hubungan antar orang tidak penting; pekerjaan luar yang
mengenakan mesin masuk golongan
6) Sains: pekerjaan keilmuan, penerapan teori, penelitian; untuk penelitian- penelitian di
bidang ilmu-ilmu perilaku, seperti psikologi ini ada hubungannya dengan golongan
7) Budaya umum: pekerjaan-pekerjaan pelestarian dan pewarisan budaya,seperti
pendidikankeguruan, wartawan, hukum, keagamaan, bahasa dan bidang humaniora lainnya.
8) Seni dan hiburan: hubungan dalam pekerjaan ini adalah antara satu orang atau kelompok
orang yang memiliki ketrampilan khusus di bidang seni kreatif dengan masyarakat umum.
Adapun keenam asas itu adalah :

a) Profesional dan manajerial 1


Mencakup pencipta, pembaharu, dan manajer puncak; bekerja dengan tanggung jawab dan
kemandirian penuh, pengambil keputusan dan pembuat kebijakan berpendidikan tinggi tingkat
doktor/setara Profesional dan manajerial dan otonomi tetapi tanggung jawab lebih sempit,
penafsir kebijaksanaan, pendidikan tingkat tinggi tingkatsarjana sampai magister/setara.
b) Semiprofesional dan bisnis kecil:
Tanggung jawab rendah, penerapan kebijaksanaan hanya unutk diri sendiri, berpendidikan
menengah atas umum atau teknologi kejuruan.
c) Terampil:

Pekerjaan yang mensyaratkan pendidikan-pelatihan ketrampilan dan pengalaman khusus. d)

Semi terampil:

Pekerjaan yang menghendaki pendidikan dan pelatihan tingkatan yang agak kurang, otonomi

e) Tak terampil

Pekerjaan tingkat ini tidak mempersyartakan pendidikan atau pelatihan khusus

• Teori Holland
Teori ini berusaha memadukan pandangan-pandangan lain yang dinilainya terlalu luas
atau terlalu khusus. Holand berusaha menjelaskan soal pilihan perkejaan dari sudut lingkungan
kerja, pribadi dan perkembangannya, dan interaksi pribadi dengan lingkungannya. Dari
pengalamannya dengan orang-orang yang melakukan pilihan kerja, Holland mengenali adanya
stereotip pekerjaan dan bahwa orang cenderung memandang pekerjaan sesuai dengan
stereotipnya. Berdasarkan hal ini, dari sekian banyak pekerjaan yang ada di dalam masyarakat,
pekerjaan-pekerjaan itu dapat digolongkan menjadi 6 lingkungan kerja, yaitu lingkungan
realistik, intelektual,sosial, konvensional, enterprise, artistic.

F. TEKNIK PELAKSANAAN BIMBINGAN KARIER DI SD


Strategi bimbingan karir pada dasarnya adalah serangkaian sistem yang juga merupakan
pola umum perbuatan dalam wujud hubungan bantuan. Jelas hubungan bantuan tersebut
dengan adanya yang dibantu dan yang membantu dalam artian kebersediaan dan berupaya
menciptakan suatu cara yang tepat untuk memfasilitasi yang dibantu dalam perkembangan. Jika
dikaitkan dengan peserta didik adalah sebagai pelaku karir yang kemudian terbantu dalam
pembuatan dan melaksanakan atau pelaksanaan rencana, penilaian diri dan lingkungannya yang
berujung pada kesuksesan perjalanan hidup yang bermakna horizontal (bagi sesamanya) dan
vertical (untuk Tuhannya). Dari pemaknaan strategi bimbingan karir tersebut diatas dapat
dipahami bahwasannya setiap strategi bersifat situasional atau dalam penggunaannya
bergantung pada sasaran strategi, perilaku peserta didik yang akan dikembangkan. Begitupun
dengan strategi bimbingan karir yang juga mempunyai sebuah sasaran yakni sasaran diri (baik
dari segi karakter maupun psiko-fisiknya) sasaran nilai-nilai, sasaran permasalahan, sasaran
perencanaan dan keputusan karir. Bimbingan karir di sekolah dasar dapat dilaksanakan dengan
berbagai teknik seperti: terpadu dalam KBM, paket bimbingan karir, pengamatan, bacaan dan
narasumber.
1. Terpadu dalam KBM
Teknik ini merupakan teknik yang paling memungkinkan mengingat pelaksana
bimbingan di SD adalah guru. Dalam teknik terpadu, guru hendaknya meneliti materi
kurikulum yang dapat disisipi bimbingan karir.
2. Paket bimbingan karir
Pada pola paket bimbingan karir ini ada empat paket terdiri dari satu topic dan sub topic
pembahasan, diantaranya adalah paket satu tentang pemahaman diri (terdiri sub topic bakat,
minat, keadaan fisik, keadaan social, ekonomi dan budaya serta cita-cita), paket dua tentang
pemahaman lingkungan terdiri sub topic untuk klas 1-2 yakni kemungkinan jabatan dan
informasi janatan serta informasi pekerjaan, untuk klas 3-4 terdapat sub topic pengantar
pemahaman lingkungan, informasi jabatan dan wiraswasta, klas 5 terdapat sub topic informasi
pendidikan dan pembangunan kemungkinan jabatan dan wiraswasta, peket tiga tentang
hambatan dan cara mengatasinya yang terdiri sub topic prasangka, hambatan dari diri sendiri
dan hambatan dari luar, paket empat tentang perencanaan masa depani dengan sub topic
informasi diri dan lingkungan, cita-cita dan gaya hidup serta rencana untuk masa depan. 3.
Bacaan
Dalam hal ini siswa disuruh untuk membaca riwayat hidup orang-orang yang berhasil.
Selain dalam buku riwayat hidup, informasi jabatan dapat diperkaya dengan membaca
sumbersumber bacaan seperti surat kabar, majalah, media elektronik, dll.
4. Narasumber
Wawasan murid tentang dunia pekerjaan dapat pula diperoleh dengan mendatangkan
narasumber ke sekolah untuk berdialog dengan anak-anak. Dapat pula ditugaskan untuk
berdialog dengan orang tua masing-masing.
5. Pengamatan
Dalam hal ini siswa dapat diajak jalan-jalan menuju suatu tempat, kemudian di
sepanjang jalan mereka diminta mengadakan pengamatan tentang jenis-jenis pekerjaan apa
saja yang yang ditemukan (realita).
6. Cerita
Murid usia SD sangat menyenangi cerita, oleh karena itu guru dapat saja
melaksanakan bimbingan karir melalui cerita. Akan sangat terkesan jika tokoh-tokoh dalam
cerita divisualisasikan melalui boneka, atau media gambar.

Anda mungkin juga menyukai