PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembagunan nasional di Indonesia bertujuan membangun manusia Indonesia seutuhnya
dan membangun seluruh masyarakat Indonesia. Pembangunan ini selain untuk menghadapi
tuntutan dan tantangan perubahan masyarakat dan modernisasi (termasuk didalamnya
globalisasi, industri, dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi) terutama
ialah untuk mengembangkan manusia Indonesia sesuai dengan hakikat kemanusiaannya.
Pengembangan manusia seutuhnya itu tidaklah mudah. Berbagai rintangan dan kegagalan
dijumpai dalam upaya pengembangan tersebut. Pendidikan yang pada dasarnya mengupayakan
pengembangan manusia seutuhnya serta tidak terhindar dari berbagai sumbr rintangan dan
kegagalan tersebut perlu diselenggarakan secara luas dan mendalam mencakup segenap segi
kehiduan manusia. Pengajaran di kelas-kelas saja ternyata tidak cukup memadai untuk menjawab
tuntutan penyelenggaraan pendidikan yang luas dan mendalam itu. Pelayanan bimbingan dan
konseling merupakan unsur yang perlu dipadukan ke dalam upaya pendidikan secara
menyeluruh, baik di sekolah, maupun di luar skolah.
Read more
Salah satu definisi bimbingan yang banyak terdapat dalam literatur profesional di
Indonesia adalah pandangan Shertzer & Stone (1981) yang merumuskan bimbingan sebagai
suatu proses membantu orang per orangan untuk memahami dirinya dan lingkungan hidupnya.
Pandangan Shertzer & Stone (1980) mengenai konseling yang juga banyak diikuti oleh para ahli
bimbingan dan konseling Indonesia menyatakan bahwa konseling sebagai suatu proses interaksi
yang membantu pemahaman diri dan lingkungan dengan penuh berarti, dan menghasilkan
pembentukan dan atau penjelasan tujuan-tujuan dan nilai-nilai perilaku dimasa mendatang.
Pelayanan bimbingan secara profesinal di Indonesia sampai saat ini lebih difokuskan
pada generasi muda yang masih duduk di bangku sekolah, pada tahap pendidikan sekolah
lanjutan dan perguruan tinggi. Pelayanan bimbingan untuk para mahasiswa sampai sekarang ini
ada pada urutan kedua, meskipun di tahun-tahun terakhir mengalami kemajuan. Mereka yang
telah sampai diperguruan tinggi tetap membutuhkan pelayanan bimbingan, arena tantangan dan
kesulitan yang mereka alami selamu tahun-tahun di perguruan tinggi tidak sedikit, misalnya saja
untuk menghadapi masalah karir.
Sepanjang kehidupan, semua orang pasti pernah dihadapkan dengan keputusan-keputusan
karir. Seseorang tidak akan dapat melepaskan diri dari masalah keputusan karir tersebut dalam
waktu yang singkat, tetapi orang-orang jarang dapat memecahkannya secara tuntas. Pada setiap
tahapan kehidupan kehidupan, seseorang harus mampu menghadap soal-soal karir.
B. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan praktik Bimbingan dan Konseling Karir adalah untuk memberi bekal
dan pengalaman kepada mahasiswa praktikan supaya menjadi calon konselor sekolah yang
profesional sesuai dengan prinsip–prinsip pendidikan. Praktik juga berfungsi sebagai bekal bagi
mahasiswa agar memiliki pengalaman nyata tentang pemberian layanan di sekolah sehingga
diharapkan mahasiswa juga memiliki seperangkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
dapat menunjang tercapainya penguasaan kompetensi profesional.
C. Manfaat
Manfaat dari diadakannya praktik bimbingan konseling adalah untuk menerapkan teori yang di
terima selama kegiatan perkuliahan dan diaplikasikan dalam bentuk layanan baik secara klasikal,
kelompok maupun individual. Selain itu juga melatih mahasiswa untuk berinteraksi dengan
lingkungan baru dan juga untuk meltih komunikasi dengan siswa.
D. Kerangka Kerja
Sesuai dengan tujuan dari pelaksanaan Bimbingan Karir di Sekolah, yaitu secara umum
bertujuan untuk membantu para siswa untuk memperoleh diri dan pengarahan diri dalam proses
persiapan diri untuk bekerja dan berguna dalam masyarakat, maka dari itu untuk mencapai tujuan
tersebut perlu kiranya disusun suatu program Bimbingan Karir yang direncanakan dengan
matang. Dengan demikian penyusunan program layanan Bimbingan Karir di Sekolah memegang
peranan penting dalam rangka keberhasilan pelaksanaan Bimbingan Karir di Sekolah.
1. Persiapan
Kegiatan persiapan dilakukan oleh praktikan sebelum melakukan identifikasi kebutuhan dan
penyusunan program dengan menentukan kelas yang akan menjadi sasaran praktik pemberian
layanan, kelas yang diambil oleh praktikan yaitu mahasiswa Bimbingan dan konseling Semester
1, Rombel 1.
2. Pembuatan Instrumen
Sebelum melakukan praktik mahasiswa praktikan haru membuat intrumen terlebih dahulu untuk
memdapatkan identifikasi kebutuhan responden. Instrumen yang digunakan adalah angket
dengan teori Ginzberg.
3. Pengumpulan data dan identifikasi kebutuhan siswa (need assesment)
Setelah kegiatan persiapan dan pembuatan instrumen dilakukan, praktikan kemudian melakukan
identifikasi kebutuhan siswa terhadap materi layanan yang diperlukan siswa. Identifikasi
kebutuhan ini dilakukaan dengan cara menyebarkan angket yang telah dibuat. Pengumpulan data
atau identifikasi kebutuhan ini dilaksanakan sebelum penyusunan program bimbingan dan
konseling.
4. Penyususunan materi
Materi disusun sesuai dengan analisis kebutuhan siswa, selain membuat materi layanan untuk
responden praktikan juga membuat Satlan dan RPLBK.
5. Pelaksanaan praktik
Setelah materi, RPLBK, dan Satlan disusun kemudian praktikan melakukan praktik, dengan
memberikan layanan kepada mahasiswa BK semester 1. Layanan yang digunakan adalah layanan
informasi, yaitu bimbingan dan konseling yang bertujuan untuk membekali siswa dengan
berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri,
merencanakan da mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga dan
masyarakat.
BAB II
KERANGKA KONSEPTUAL PRAKTIK BIMBINGAN DAN KONSELING KARIR
b) Kenyataan menunjukkan bahwa tidak semua siswa yang tamat dari SMA akan melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Siswa yang akan langsung terjun ke dunia kerja tentu
memerlukan bimbingan karir ini agar siswa dapat bekerja dengan senang dan baik.
c) Siswa SMA merupakan angkatan kerja yang potensial. Oleh karena itu, diperlukan persiapan
yang sebaik-baiknya untuk menghadapi masa depan, serta menyiapkan dengan baik pekerjaan-
pekerjaan atau jabatan-jabatan yang sesuai dengan potensi yang ada pada diri mereka. Untuk
mempersiapkan hal tersebut, diperlukan adanya bimbingan karir.
d) Pada kenyataannya, para siswa SMA sedang berada dalam masa remaja yang merupakan masa
peralihan dari masa anak ke masa dewasa. Sehubungan dengan itu, mereka memerlukan
bimbingan termasuk bimbingan karir untuk menyiapkan kemandirian dalam hal pekerjaan.
e) Siswa SMP juga membutuhkan bimbingan tersebut, baik untuk melanjutkan pendidikan yang
lebih tinggi maupun untuk mencari pekerjaan.
BAB III
PRA PRAKTIK BIMBINGAN DAN KONSELING KARIR
A. Persiapan
1. Akademik
Sebelum melakukan praktik layanan bimbingan dan konseling banyak hal-hal yang harus di
persiapkan terlebih dahulu seperti persiapan materi yang akan di gunakan untuk membuat
instrumen. Yang pertama praktikan harus paham tentang teori-teori dalam bimbingan karier,
setelah praktikan memahami teori apa yang akan di gunakan dalam membuat instrumen langkah
selanjutnya yaitu mulai menuliskan kisi-kisi tentang teori dan mengelompokkan ciri-ciri yang
ada dalam teori tersebut agar mudah dalam penyusunan instrument. Setelah teori sudah di
kelompokkan barulah mulai menyusun instrumen (angket) yang akan di sebarkan kepada
responden, kemudian dari hasil instrument yang praktikan sebar itu di olah dan di analisis
sehingga menghasilkan sebuah pokok bahasan sesuai need assesment yang dapat di gunakan
untuk pelayanan bimbingan karier yang akan di berikan kepada peserta didik berdasarkan teori-
teori yang ada.
Dari hasil pembagian angket, praktikan mengambil salah satu need assement yaitu,
mengenai kurangnya informasi mengenai kegiatan ekstra kampus atau sering disebut dengan
UKM. Dalam melakukan praktik bimbingan konseling karir ini siswa memberikan layanan
dengan judul “mengembangkan bakat dan minat melalui UKM.”
3. Administratif
a. menyiapkan skala psikologis yang akan dibagikan kepada mahasiswa Bimbingan dan Konseling
semester 1
b. membuat materi-materi yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa
c. membagi tugas dengan anggota kelompok dan menyusun jadwal kegiatan yang telah di siapkan
d. menjelaskan maksud dan tujuan dari setiap program yang di sampaikan kepada mahasiswa
2. Materi Layanan
Materi layanan dibuat berdasarkan satuan layanan yang telah saya susun.
3. Power point
Power point dibuat semenarik mungkin dengan tujuan agar para siswa tidak mudah bosan dalam
mengikuti layanan.
BAB IV
PELAKSANAAN PRAKTIK BIMBINGAN DAN KONSELING KARIR
Mata kuliah praktik Bimbingan Konseling Karir dilaksanakan setiap hari Rabu, selama 4
SKS yaitu pada pukul 09.00-12.20. Namun waktu itu tidak cukup jika untuk melakukan praktik,
sehingga berdasarkan hal tersebut mahasiswa dan dosen pengampu memutuskan untuk
menambah waktu lagi, sehingga kuliah Praktik Bimbingan Konseling Karir dimulai dari pukul
07.30 hingga selesai. Pada hari Rabu, 27 November 2013 saya mendapat kesempatan untuk
melakukan simulasi pemberian layanan kepada mahasiswa Bimbingan dan Konseling, praktik
dilakukan di gedung FIP, A1 102.
Dalam praktik BK karir ini, layanan yang disimulasikan hanya satu layanan, yaitu layanan
informasi. Tema materi saya adalah “Mebgembangkan Bakat dan Minat Melalui UKM”. Materi
ini diperuntukkan untuk mahasiswa Bimbingan dan Konseling semester 1 dengan alokasi
waktu 1 kali pertemuan selama 25 menit. Strategi layanan yang digunakan yaitu ceramah dan
diskusi dengan memfokuskan pada keaktifan mahasiswa sepenuhnya dalam pemberian materi,
artinya konselor memberikan pertanyaan dari materi yang disampaikan kepada beberapa
mahasiswa, kemudian kesimpulan dari jawaban-jawaban para mahasiswa itulah yang digunakan.
Jadi dalam layanan bimbingan kelompok mahasiswa yang dituntut untuk aktif dan memberikan
jawaban-jawaban sesuai dengan materi.
1. Kegiatan Awal
Dalam simulasi ini kegiatan awal dilakukan dengan salam, menanyakan keadaan siswa, setelah
itu melakukan presensi kepada siswa. Menyampaikan tujuan dari pemberian layanan yang akan
disampaikan kepada mahasiswa.
2. Kegiatan Inti
b. Konselor menjelaskan UKM apa saja yang ada di Universitas Negeri Semarang.
c. Konselor memberi penjelasan mengenai pentingnya mengikuti Unit Kegiatan bagi mahasiswa
d. Konselor menjelaskan cara-cara untuk memilih Unit Kegiatan Mahasiswa sesuai dengan bakat
dan minat yang dimiliki oleh mahasiswa.
e. Di sini tidak hanya konselor saja yang aktif akan tetapi mahasiswa dilempari pertanyaan-
pertanyaan kemudian disimpulkan secara bersama agar dinamika kelompok tertap terjadi selama
proses bimbingan kelompok ini.
f. Setelah itu dilanjutkan dengan diskusi kelompok mengenai materi yang sudah dijelaskan
3. Kegiatan Penutup/Akhir
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Program layanan bimbingan dan konseling adalah seperangkat kegiatan bimbingan yang terkait
satu dengan yang yang lain untuk mencapai tujuan bimbingan konseling yang telah di tetapkan
dalam perencanaan. Tujuan khusus dari pelakasanaan praktik adalah menyusun program-
program dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling sesuai kebutuhan dan permasalahan
konseli yang bersangkutan. Tujuan lain yaitu mengelola program yang telah direncanakan,
menjalin hubungan baik dengan pihak-pihak terkait serta menyusun laporan tertulis tentang
kegiatan dalam praktik layanan bimbingan dan konseling. Praktik pemberian layanan tersebut
harus diselenggarakan praktikan untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan yang selama ini
diperoleh di bangku perkuliahan. Selain itu, layanan ini diberikan sebagai upaya pembelajaran
praktikan sebagai calon konselor di sekolah.
B. Saran
Dalam menyelenggarakan praktik, pada jam kuliah mata kuliah Bimbingan dan Konseling karir
hanya 1 kali pertemuan dalam seminggu dengan waktu 4 SKS. Hal itu dirasa sangat kurang
untuk menyelenggarakan praktik untuk satu rombel. Ada praktikan yang harus praktik di luar
jam kuliah terebut. Walau begitu, kendala yang dihadapi praktikan dalam melakukan kegiatan
diluar jam kuliah adalah penyesuaian waktu kesepakatan antara dosen pembimbing dan
praktikan dan para responden yang juga memiliki kegiatan lain.
REFLEKSI DIRI
DAFTAR PUSTAKA
Munandir. 1996. Program Bimbingan Karier di Sekolah. Jakarta: Jalan Pintu Satu, Senayan.
Sutoyo, Anwar. 2009. Pemahaman Individu. Semarang: CV. Widya Karya.
Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan dan Konseling (Studi & Karir). Yogyakarta: ANDI.