Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembagunan nasional di Indonesia bertujuan membangun manusia Indonesia seutuhnya
dan membangun seluruh masyarakat Indonesia. Pembangunan ini selain untuk menghadapi
tuntutan dan tantangan perubahan masyarakat dan modernisasi (termasuk didalamnya
globalisasi, industri, dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi) terutama
ialah untuk mengembangkan manusia Indonesia sesuai dengan hakikat kemanusiaannya.
Pengembangan manusia seutuhnya itu tidaklah mudah. Berbagai rintangan dan kegagalan
dijumpai dalam upaya pengembangan tersebut. Pendidikan yang pada dasarnya mengupayakan
pengembangan manusia seutuhnya serta tidak terhindar dari berbagai sumbr rintangan dan
kegagalan tersebut perlu diselenggarakan secara luas dan mendalam mencakup segenap segi
kehiduan manusia. Pengajaran di kelas-kelas saja ternyata tidak cukup memadai untuk menjawab
tuntutan penyelenggaraan pendidikan yang luas dan mendalam itu. Pelayanan bimbingan dan
konseling merupakan unsur yang perlu dipadukan ke dalam upaya pendidikan secara
menyeluruh, baik di sekolah, maupun di luar skolah.
Read more
Salah satu definisi bimbingan yang banyak terdapat dalam literatur profesional di
Indonesia adalah pandangan Shertzer & Stone (1981) yang merumuskan bimbingan sebagai
suatu proses membantu orang per orangan untuk memahami dirinya dan lingkungan hidupnya.
Pandangan Shertzer & Stone (1980) mengenai konseling yang juga banyak diikuti oleh para ahli
bimbingan dan konseling Indonesia menyatakan bahwa konseling sebagai suatu proses interaksi
yang membantu pemahaman diri dan lingkungan dengan penuh berarti, dan menghasilkan
pembentukan dan atau penjelasan tujuan-tujuan dan nilai-nilai perilaku dimasa mendatang.
Pelayanan bimbingan secara profesinal di Indonesia sampai saat ini lebih difokuskan
pada generasi muda yang masih duduk di bangku sekolah, pada tahap pendidikan sekolah
lanjutan dan perguruan tinggi. Pelayanan bimbingan untuk para mahasiswa sampai sekarang ini
ada pada urutan kedua, meskipun di tahun-tahun terakhir mengalami kemajuan. Mereka yang
telah sampai diperguruan tinggi tetap membutuhkan pelayanan bimbingan, arena tantangan dan
kesulitan yang mereka alami selamu tahun-tahun di perguruan tinggi tidak sedikit, misalnya saja
untuk menghadapi masalah karir.
Sepanjang kehidupan, semua orang pasti pernah dihadapkan dengan keputusan-keputusan
karir. Seseorang tidak akan dapat melepaskan diri dari masalah keputusan karir tersebut dalam
waktu yang singkat, tetapi orang-orang jarang dapat memecahkannya secara tuntas. Pada setiap
tahapan kehidupan kehidupan, seseorang harus mampu menghadap soal-soal karir.

B. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan praktik Bimbingan dan Konseling Karir adalah untuk memberi bekal
dan pengalaman kepada mahasiswa praktikan supaya menjadi calon konselor sekolah yang
profesional sesuai dengan prinsip–prinsip pendidikan. Praktik juga berfungsi sebagai bekal bagi
mahasiswa agar memiliki pengalaman nyata tentang pemberian layanan di sekolah sehingga
diharapkan mahasiswa juga memiliki seperangkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
dapat menunjang tercapainya penguasaan kompetensi profesional.

C. Manfaat
Manfaat dari diadakannya praktik bimbingan konseling adalah untuk menerapkan teori yang di
terima selama kegiatan perkuliahan dan diaplikasikan dalam bentuk layanan baik secara klasikal,
kelompok maupun individual. Selain itu juga melatih mahasiswa untuk berinteraksi dengan
lingkungan baru dan juga untuk meltih komunikasi dengan siswa.

D. Kerangka Kerja
Sesuai dengan tujuan dari pelaksanaan Bimbingan Karir di Sekolah, yaitu secara umum
bertujuan untuk membantu para siswa untuk memperoleh diri dan pengarahan diri dalam proses
persiapan diri untuk bekerja dan berguna dalam masyarakat, maka dari itu untuk mencapai tujuan
tersebut perlu kiranya disusun suatu program Bimbingan Karir yang direncanakan dengan
matang. Dengan demikian penyusunan program layanan Bimbingan Karir di Sekolah memegang
peranan penting dalam rangka keberhasilan pelaksanaan Bimbingan Karir di Sekolah.
1. Persiapan
Kegiatan persiapan dilakukan oleh praktikan sebelum melakukan identifikasi kebutuhan dan
penyusunan program dengan menentukan kelas yang akan menjadi sasaran praktik pemberian
layanan, kelas yang diambil oleh praktikan yaitu mahasiswa Bimbingan dan konseling Semester
1, Rombel 1.
2. Pembuatan Instrumen
Sebelum melakukan praktik mahasiswa praktikan haru membuat intrumen terlebih dahulu untuk
memdapatkan identifikasi kebutuhan responden. Instrumen yang digunakan adalah angket
dengan teori Ginzberg.
3. Pengumpulan data dan identifikasi kebutuhan siswa (need assesment)
Setelah kegiatan persiapan dan pembuatan instrumen dilakukan, praktikan kemudian melakukan
identifikasi kebutuhan siswa terhadap materi layanan yang diperlukan siswa. Identifikasi
kebutuhan ini dilakukaan dengan cara menyebarkan angket yang telah dibuat. Pengumpulan data
atau identifikasi kebutuhan ini dilaksanakan sebelum penyusunan program bimbingan dan
konseling.
4. Penyususunan materi
Materi disusun sesuai dengan analisis kebutuhan siswa, selain membuat materi layanan untuk
responden praktikan juga membuat Satlan dan RPLBK.
5. Pelaksanaan praktik
Setelah materi, RPLBK, dan Satlan disusun kemudian praktikan melakukan praktik, dengan
memberikan layanan kepada mahasiswa BK semester 1. Layanan yang digunakan adalah layanan
informasi, yaitu bimbingan dan konseling yang bertujuan untuk membekali siswa dengan
berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri,
merencanakan da mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga dan
masyarakat.

E. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Adapun waktu dan tempat pelaksanaan Bimbingan Karir adalah:
1. Waktu
Waktu penyelenggaraan praktikum Bimbingan dan Konseling Karir ini didasarkan atas
kesepakatan antara praktikan dengan dosen pembimbing yaitu pada tanggal 27 Nopember 2013
pukul 07.30 WIB.
2. Tempat
Tempat pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Karir ini dilaksanakan di Ruang Observasi
Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, UNNES.

BAB II
KERANGKA KONSEPTUAL PRAKTIK BIMBINGAN DAN KONSELING KARIR

A. Pengertian, Tujuan, Asas, Manfaat Bimbingan dan Konseling Karir


a. Pengertian Bimbingan dan Konseling Karir
Menurut Winkel (2005:114) bimbingan karir adalah bimbingan
dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja, dalam memilih lapangan kerja atau jabatan
/profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan itu, dan dalam
menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapanan pekerjaan yang dimasuki. Bimbingan
karir juga dapat dipakai sebagai sarana pemenuhan kebutuhan perkembangan peserta didik yang
harus dilihat sebagai bagaian integral dari program pendidikan yang diintegrasikan dalam setiap
pengalaman belajar bidang studi.
Bimbingan karir adalah suatu proses bantuan, layanan dan pendekatan terhadap individu
(siswa/remaja), agar individu yang bersangkutan dapat mengenal dirinya, memahami dirinya,
dan mengenal dunia kerja merencankan masa depan dengan bentuk kehidupan yang diharapkan
untuk menentukan pilihan dan mengambil suatu keputusan bahwa keputusannya tersebut adalah
paling tepat sesuai dengan keadaan dirinya dihubungkan dengan persyaratan-persyaratan dan
tunutan pekerjaan / karir yang dipilihnya (Ruslan A.Gani : 11).
Menurut Herr bimbingan karir adalah suatu perangkat, lebih tepatnya suatu program yang
sistematik, proses, teknik, atau layanan yang dimaksudkan untuk membantu individu memahami
dan berbuat atas dasar pengenalan diri dan pengenalan kesempatan-kesempatan dalam pekerjaan,
pendidikan, dan waktu luang, serta mengembangkan ketrampilan-ketrampilan mengambil
keputusan sehingga yang bersangkutan dapat menciptakan dan mengelola perkembangan
karirnya (Marsudi, 2003:113).
Bimbingan karir membantu siswa dalam proses pengambilan keputusan mengenai karir
atau pekerjaan utama yang mempengsruhi kehidupan di masa depan (P.M. hatari, 1981:6).
Dari beberapa pendapat di atas mengenai bimbingan karir ini terdapat perbedaan-
perbedaan dalam penyampaian pendapat, namun terdapat persaman-persamaan mengenai
adanya: 1. Bantuan, layanan, cara pendekatan, 2. Individu, seseorang, siswa, remaja, 3. Masalah
karir, pekerjaan (penyesuian diri, persiapan diri, pengenalan diri, pemahaman diri, dan
penegenalan dunia kerja, perencanaan masa depan, bentuk kehidupan yang diharapkan, serta
pemilihan keputusan yang diambil oleh individu yang bersangkutan).
Maka dapat dismpulkan bahwa bimbingan kariri adalah suatu proses bantuan, layanan, dan
pendekatan terhadap individu (siswa/remaja), agar indivvidu yang bersangkutan dapat mengenal
dirinya, memahami dirinya, dan mengenal dunia kerja, merencanakan masa depannya, dengan
bentuk kehidupan yang diharapkan, untuk menentukan pilihannya, dan mengambil suatu
keputusan bahwa keputusannya tersebut adalah uyang tepat, sesuai dengan keadaan dirinya
dihubungkan dengan persyaratan-persyaratan dan tuntutan pekerjaan/karir yang dipilihnya.

b. Tujuan Bimbingan dan Konseling Karir


Banyak ahli yang mengemukakan pendapatnya mengenai tujuan dari Bimbingan Karir,
menurut Dewa Ketut Sukardi tujuan dari Bimbingan Karir secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu tujuan umum dan Khusus.
Secara umum tujuan diselenggarakannya Bimbingan Karier di sekolah ialah membantu
siswa dalam pemahaman dirinya dan lingkungannya, dalam pengambilan keputusan,
perencanaan,dan pengarahan kegiatan-kegiatan yang menuju kepada karier dan cara hidup yang
akan memberikan rasa kepuasan karena sesuai, serasi, dan seimbang dengan dirinya dan
lingkungannya.
Sedangkan, tujuan khusus dari diselenggarakannya bimbingan karier adalah sebagai
berikut:
1. Meningkatkan pemahaman diri siswa.
2. Meningkatkan pengetahuan siswa tentang dunia kerja.
3. Membina sikap yang serasi terhadap partisipasi dalam dunia kerja dan terhadap usaha dalam
mempersiapkan diri dari suatu jabatan.
4. Meningkatkan kemahiran berpikir agar mampu mengambil keputusan tentang jabatan dan
melaksanakan keputusan itu.
5. Mengembangkan nilai-nilai sehuburgan dengan gaya hidup yang dicita-citakan, termasuk
jabatan. Menopang kemampuan berkomusikasi dan bekerja sarna.
Peters dan Shetzer (1974:267) mengemukakan bahwa tujuan bimbingan karir adalah
membantu siswa dengan cara yang sistematis dan terlibat dalam perkembangan karir. Guru
pembimbing hendaknya dapat membantu siswa merencanakan karimya sesuai dengan
kemampuan, bakat dan minat yang dimilikinya.
Popon Syarif Arifin (dalam Aryatmi Siswohardjono, 1990:457) mengemukakan bahwa
bimbingan karier bertujuan untuk membantu anak dalam rnengembangkan dirinya secara optimal
sehingga dapat merencanakan pencapaian pekerjaan sebagai landasan kariernya yang sesuai
dengan kernampuannya.
Moh. Surya (1988.14) menyatakan bahwa tujuan bimbingan karir adalah membantu
individu memperoleh kompetensi yang diperlukan agar dapat menentukan peralanan hidupnya
dan mengembangkan karir kearah yang dipilihnya secara optimal.
Dari penjelasan-penjelasan tersebut, secara essensial bimbingan karir merupakan salah
satu proses layanan yang bertujuan membantu siswa dalam proses pemahaman diri, pemahaman
nilai-nilai, pengenalan lingkungan, hambatan dan cara mengatasinya serta perencanaan masa
depan. Masa depan harus direncanakan disongsong bukan di tunggu. Awal masa depan itu
adalah "di sini dan sekarang". Persiapan untuk menyongsong masa depan dilakukan melalui
prosedur-prosedur tertentu baik melaui pendidikan informal, formal maupun non formal.
Melalui pendidikan di sekolah siswa dibekali dengan berbagai pengetahuan, keterampilan,
nilai dan sikap-sikap tertentu. Bekal yang diperoleh siswa di sekolah bertujuan uttuk
mempersiapkan mereka memasuki dunia kerja.
Selain yang telah dikemukakan diatas secara rinci tujuan dari bimbingan karir tersebut
ialah membantu para siswa agar :
1. Dapat memahami dan menilai dirinya sendiri, terutama yang berkaitan dengan potensi yang ada
dalam dirinya mengenai kemampuan, minat, bakat, sikap dan cita- citanya yang darinya peserta
didik dapat mengidentifikasi bidang studi dan karir yang sesuai dengan dirinya.
2. Peserta didik memperoleh pemahaman tentang berbagai hal terkait dengan dunia (karir-studi)
yang akan dimasukinya seperti tingkat kekuasan karir yang ditawarkan, deskripsi tugas dalam
berbagai bidang pekerjaan, pengaruh perkembangan teknologi terhadap bidang kerja tertentu,
kontribusi yang dapat diberikan dalam bidang pekerjaan tertentu pada masyarakat, dan tuntutan
kemampuan kerja dalam bidang-bidang pekerjaan tertentu di masa depan.
3. Mengetahui berbagai jenis pekerjaan yang berhubungan dengan potensi yang ada dalam dirinya,
mengetahui jenis-jenis pendidikan dan latihan yang diperlukan bagi suatu bidang tertentu,
memahami hubungan usaha dirinya yang sekarang dengan masa depan.
4. Menemukan hambatan-hambatan yang mungkin timbul yang disebabkan oleh dirinya sendiri
dan faktor lingkungan, serta mencari jalan untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut.
5. Para siswa dapat merencanakan masa depannya serta menemukan karir dan kehidupan yang
serasi, yang sesuai (Depdikbub, Petunjuk Pelaksanaan bimbingan Karir,1985).
6. Peserta didik mampu mengidentifikasi berbagai bidang pendidikan yang tersedia yang relevan
dengan berbagai bidang pekerjaan. Dengan demikian peserta didik memperoleh dan dapat
menerapkan pengetahuan dan keterampilan (skill) yang dituntut oleh peran-peran kerja
tertentu.
7. Peserta didik mampu mengambil keputusan karir bagi dirinya sendiri, merencanakan langkah-
langkah konkrit untuk mewujudkan perencanaan karir yang realistik bagi dirinya. Perencanaan
karir yang realistik akan meminimalkan factor dan dampak negatif dan memaksirnalkan faktor
dan dampak positif dari proses pemilihan karir.
8. Mampu menyesuaikan diri dalam mengimplementasikan pilihannya dan berfungsi optimal
dalam karir (studi dan kerja), carney, l987 dan Reihant, 1979 (dalam Fajar Santoadi, 2007).
Dari uraian diatas nampak bahwa bimbingan karir merupakan usaha untuk mengetahui
dan memahami diri memahami apa yang ada dalam diri sendiri dengan baik dan diarahkan
untuk membantu siswa dalam perencanaan dan pengarahan kegiatan serta dalam pengambilan
keputusan yang membentuk pola karir tertentu dan pola hidup yang akan memberikan kepuasan
bagi dirinya dan lingkungannya.

c. Asas Bimbingan dan Konseling Karir


Keterlaksanaan dan keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling sangat ditentukan oleh
diwujudkannya asas-asas berikut:
1. Asas Kerahasiaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut dirahasiakanya segenap
data dan keterangan tentang konseli (konseli) yang menjadi sasaran pelayanan, yaitu data atau
keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain.
2. Asas kesukarelaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki adanya kesukaan dan
kerelaan konseli (konseli) mengikuti/menjalani pelayanan/kegiatan yang diperlu-kan baginya.
3. Asas keterbukaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar konseli (konseli)
yang menjadi sasaran pelayanan/kegiatan bersifat terbuka dan tidak berpura-pura, baik di dalam
memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan
materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya.
4. Asas kegiatan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar konseli (konseli)
yang menjadi sasaran pelayanan berpartisipasi secara aktif di dalam penyelenggaraan
pelayanan/kegiatan bimbingan.
5. Asas kemandirian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menunjuk pada tujuan umum
bimbingan dan konseling, yakni: konseli (konseli) sebagai sasaran pelayanan bimbingan dan
konseling diharapkan menjadi konseli-konseli yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan
menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta
mewujudkan diri sendiri.
6. Asas Kekinian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar objek sasaran
pelayanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan konseli (konseli) dalam kondisinya
sekarang.
7. Asas Kedinamisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi pelayanan
terhadap sasaran pelayanan (konseli) yang sama kehendaknya selalu bergerak maju, tidak
monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap
perkembangannya dari waktu ke waktu.
8. Asas Keterpaduan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar berbagai
pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing
maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadu.
9. Asas Keharmonisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar segenap
pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan
dengan nilai dan norma yang ada, yaitu nilai dan norma agama, hukum dan peraturan, adat
istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan yang berlaku.
10. Asas Keahlian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pelayanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional.
11. Asas Alih Tangan Kasus, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pihak-
pihak yang tidak mampu menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling secara tepat
dan tuntas atas suatu permasalahan konseli (konseli) mengalihtangankan permasalahan itu
kepada pihak yang lebih ahli.

d. Manfaat Bimbingan dan Konseling Karir


Bimbingan karir ini perlu dan penting untuk diberikan kepada para siswa, baik SMP maupun
SMA dengan alasan sebagai berikut (Walgito, 2010):
a) Para siswa di tingkat SMA pada akhir semester 2 perlu menjalani pemilihan program studi atau
penjurusan. Walaupun ada kata “memilih”, namun sebenarnya telah adanya batas tertentu dalam
pengambilan program karena adanya persyaratan yang terkait dengan prestasi akademik dari
siswa yang bersangkutan. Dalam pemilihan ini, diperlukan adanya kecermatan, serta perhitungan
yang mantap dan tepat. Oleh karena itu, siswa memerlukan adanya bimbingan.

b) Kenyataan menunjukkan bahwa tidak semua siswa yang tamat dari SMA akan melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Siswa yang akan langsung terjun ke dunia kerja tentu
memerlukan bimbingan karir ini agar siswa dapat bekerja dengan senang dan baik.

c) Siswa SMA merupakan angkatan kerja yang potensial. Oleh karena itu, diperlukan persiapan
yang sebaik-baiknya untuk menghadapi masa depan, serta menyiapkan dengan baik pekerjaan-
pekerjaan atau jabatan-jabatan yang sesuai dengan potensi yang ada pada diri mereka. Untuk
mempersiapkan hal tersebut, diperlukan adanya bimbingan karir.

d) Pada kenyataannya, para siswa SMA sedang berada dalam masa remaja yang merupakan masa
peralihan dari masa anak ke masa dewasa. Sehubungan dengan itu, mereka memerlukan
bimbingan termasuk bimbingan karir untuk menyiapkan kemandirian dalam hal pekerjaan.

e) Siswa SMP juga membutuhkan bimbingan tersebut, baik untuk melanjutkan pendidikan yang
lebih tinggi maupun untuk mencari pekerjaan.

B. Standar Prosedur Operasional (SPO) Kegiatan


Praktik pelayanan konseling terhadap sasaran pelayanan merupakan puncak dari
keberadaan bidang konseling di satuan pendidikan. Mutu pelayanan konseling diukur dari
penampilan paktik pelayanan oleh guru pembimbing/konselor sekolah terhadap sasaran
pelayanan. Demikian pula mutu kinerja guru pembimbing/konselor sekolah di sekolah/ madrasah
dihitung dari penampilannya dalam praktik pelayanan konseling terhadap siswa yang menjadi
tanggung jawabnya. Keterampilan yang harus dimiliki seorang konselor meliputi:
a. Kompetensi intelektual, keterampilan komunikasi yang baik oleh konselor dapat membantu
proses pemberian layanan kepada siswa.
b. Kelincahan karsa-cipta, yaitu konselor tidak kaku, tanggap terhadap perubahan-perubahan sikap,
persepsi, dan ekspektasi.
c. Pengembangan keakraban, yaitu konselor betanggung jawab menciptakan, memantapkan, dan
melanggengkan suasana akrab agar erjadi hubungan keterbukaan.
Selain keterampilan tersebut, konselor juga harus memiliki beberapa sikap dasar, yaitu:

a. Penerimaan, yaitu penerimaan konselor terhadap keunikan pribadi orang lain.


b. Pemahaman, yaitu kesadaran konselor untuk memahamitingkah laki, pikiran, dan perasaan orang
lain.
c. Kesejatian dan keterbukaan, yaitu keselarasan antara apa yang dipikirkan dengan apa yang
diucapkan. Konselor juga harus jujur dengan semua hal yang menyangkut hubungan konselor
dengan konselinya.
Praktik mengarahkan calon tenaga profesional untuk menyelenggarakan praktik
profesinya itu kepada sasaran pelayanan secara tepat dan berdaya guna.

BAB III
PRA PRAKTIK BIMBINGAN DAN KONSELING KARIR

A. Persiapan
1. Akademik
Sebelum melakukan praktik layanan bimbingan dan konseling banyak hal-hal yang harus di
persiapkan terlebih dahulu seperti persiapan materi yang akan di gunakan untuk membuat
instrumen. Yang pertama praktikan harus paham tentang teori-teori dalam bimbingan karier,
setelah praktikan memahami teori apa yang akan di gunakan dalam membuat instrumen langkah
selanjutnya yaitu mulai menuliskan kisi-kisi tentang teori dan mengelompokkan ciri-ciri yang
ada dalam teori tersebut agar mudah dalam penyusunan instrument. Setelah teori sudah di
kelompokkan barulah mulai menyusun instrumen (angket) yang akan di sebarkan kepada
responden, kemudian dari hasil instrument yang praktikan sebar itu di olah dan di analisis
sehingga menghasilkan sebuah pokok bahasan sesuai need assesment yang dapat di gunakan
untuk pelayanan bimbingan karier yang akan di berikan kepada peserta didik berdasarkan teori-
teori yang ada.
Dari hasil pembagian angket, praktikan mengambil salah satu need assement yaitu,
mengenai kurangnya informasi mengenai kegiatan ekstra kampus atau sering disebut dengan
UKM. Dalam melakukan praktik bimbingan konseling karir ini siswa memberikan layanan
dengan judul “mengembangkan bakat dan minat melalui UKM.”

2. Fisik dan Mental


a. Menjaga kesehatan tubuh, dengan makan makanan yang bergizi, istirahat yang cukup dan
olahraga.
b. Berlatih bagaimana cara memberikan layanan yang baik.
c. Mendengarkan saran dari teman-teman.
d. Menaati setiap peraturan dan kode etik konseling

3. Administratif
a. menyiapkan skala psikologis yang akan dibagikan kepada mahasiswa Bimbingan dan Konseling
semester 1
b. membuat materi-materi yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa
c. membagi tugas dengan anggota kelompok dan menyusun jadwal kegiatan yang telah di siapkan
d. menjelaskan maksud dan tujuan dari setiap program yang di sampaikan kepada mahasiswa

B. Penyusunan Perangkat Layanan


Dalam pemenuhan tugas Praktek BK Karir tugas pertama yang diberikan yaitu membuat
instrumen. Dalam praktik BK karir ini, layanan yang disimulasikan hanya untuk satu materi,
pada kesempatan itu praktikan memberikan bimbingan klasikal. Sesuai dengan pembagian
kelompok dimana kelompok kami menggunakan teori Ginzberg, dan saya berkesempatan untuk
menyampaikan materi kepada mahasiswa bertema “Mengembangkan Bakat dan Minat Melalui
UKM”. Materi ini diperuntukkan untuk mahasiswa BK Semester 1 dengan alokasi waktu 1 kali
pertemuan selama 25 menit. Strategi layanan yang digunakan yaitu ceramah dan diskusi dengan
memfokuskan pada keaktifan siswa sepenuhnya dalam pemberian materi, artinya konselor
memberikan pertanyaan dari materi yang disampaikan kepada beberapa mahasiswa, kemudian
kesimpulan dari jawaban-jawaban para siswa itulah yang digunakan. Jadi dalam layanan
bimbingan kelompok mahasiswa yang dituntut untuk aktif dan memberikan jawaban-jawaban
sesuai dengan materi, kemudian mengakhiri kegiatan dengan memberikan UCA kepada
mahasiswa.
Untuk mendukung lancarnya praktikan dalam menyampaikan materi, maka praktikan
menyusun beberapa perangkat layanan, diantaranya sebagai berikut:

1. Satuan Layanan (Satlan)


a. Satlan tentang “Mengembangkat Bakat dan Minat Melalui UKM”
b. Satlan tentang “Strategi Lulus Kuliah Tepat Waktu”
c. Satlan tentang “Setelah Lulus SMA, Kuliah atau Kerja??”

2. Materi Layanan
Materi layanan dibuat berdasarkan satuan layanan yang telah saya susun.

3. Power point
Power point dibuat semenarik mungkin dengan tujuan agar para siswa tidak mudah bosan dalam
mengikuti layanan.
BAB IV
PELAKSANAAN PRAKTIK BIMBINGAN DAN KONSELING KARIR

A. Pelaksanaan Praktik Layanan I (Mengembangkan Bakat dan Minat Melalui UKM)

Mata kuliah praktik Bimbingan Konseling Karir dilaksanakan setiap hari Rabu, selama 4
SKS yaitu pada pukul 09.00-12.20. Namun waktu itu tidak cukup jika untuk melakukan praktik,
sehingga berdasarkan hal tersebut mahasiswa dan dosen pengampu memutuskan untuk
menambah waktu lagi, sehingga kuliah Praktik Bimbingan Konseling Karir dimulai dari pukul
07.30 hingga selesai. Pada hari Rabu, 27 November 2013 saya mendapat kesempatan untuk
melakukan simulasi pemberian layanan kepada mahasiswa Bimbingan dan Konseling, praktik
dilakukan di gedung FIP, A1 102.
Dalam praktik BK karir ini, layanan yang disimulasikan hanya satu layanan, yaitu layanan
informasi. Tema materi saya adalah “Mebgembangkan Bakat dan Minat Melalui UKM”. Materi
ini diperuntukkan untuk mahasiswa Bimbingan dan Konseling semester 1 dengan alokasi
waktu 1 kali pertemuan selama 25 menit. Strategi layanan yang digunakan yaitu ceramah dan
diskusi dengan memfokuskan pada keaktifan mahasiswa sepenuhnya dalam pemberian materi,
artinya konselor memberikan pertanyaan dari materi yang disampaikan kepada beberapa
mahasiswa, kemudian kesimpulan dari jawaban-jawaban para mahasiswa itulah yang digunakan.
Jadi dalam layanan bimbingan kelompok mahasiswa yang dituntut untuk aktif dan memberikan
jawaban-jawaban sesuai dengan materi.

1. Kegiatan Awal

Dalam simulasi ini kegiatan awal dilakukan dengan salam, menanyakan keadaan siswa, setelah
itu melakukan presensi kepada siswa. Menyampaikan tujuan dari pemberian layanan yang akan
disampaikan kepada mahasiswa.

2. Kegiatan Inti

a. Praktikan menjelaskan mengenai pengertian bakat dan minat.

b. Konselor menjelaskan UKM apa saja yang ada di Universitas Negeri Semarang.

c. Konselor memberi penjelasan mengenai pentingnya mengikuti Unit Kegiatan bagi mahasiswa

d. Konselor menjelaskan cara-cara untuk memilih Unit Kegiatan Mahasiswa sesuai dengan bakat
dan minat yang dimiliki oleh mahasiswa.

e. Di sini tidak hanya konselor saja yang aktif akan tetapi mahasiswa dilempari pertanyaan-
pertanyaan kemudian disimpulkan secara bersama agar dinamika kelompok tertap terjadi selama
proses bimbingan kelompok ini.

f. Setelah itu dilanjutkan dengan diskusi kelompok mengenai materi yang sudah dijelaskan

3. Kegiatan Penutup/Akhir

a. Konselor menyimpulkan meteri yang telah disampaikan.


b. Konselor memberikan pertanyaan-pertanyaan lisan secara acak untuk mengetahui pemahaman,
perasaan dan komitmen siswa setelah mendapatkan materi layanan.
c. Konselor memberikan saran-saran dan mengutarakan harapan-harapan untuk mahasiswa agar
lebih baik untuk ke depannya.
d. Konselor memberikan motivasi kepada mahasiswa.
e. Konselor menutup pertemuan dengan salam.

B. Hasil Praktik Bimbingan dan Konseling Karir


1. Perolehan hal baru (U) dari layanan I
Penilaian pada aspek pemahaman (understanding) merupakan penilaian mengenai
pemahaman baru tentang sesuatu yang didapat oleh klien setelah mengikuti kegiatan layanan.
Dalam aspek pemahaman ini, saya mengajukan pertanyaan seperti:
a. Informasi baru apa yang diperoleh klien?
b. Pengetahuan baru apa yang diperoleh klien?

Pemahaman mahasiswa yang mencakup pemahaman tentang potensi, kemampuan,


karakteristik, kebutuhan dan masalah-masalah yang dihadapinya. Pemahaman tersebut akan
menjadi dasar memilih alternatif strategi dan teknik bimbingan yang diberikan kepada
mahasiswa tersebut.
Pada praktik ini mahasiswa memperoleh pengetahuan mengenai bakat dan minat, serta
bagaimana cara mengembangkannya melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).
2. Perasaan/kenyamanan (C) untuk layanan I
Penilaian pada aspek afektif (comfort) merupakan aspek yang berkaitan dengan sikap dan
nilai. Aspek afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.
Dalam penilaian aspek afektif ini saya menanyakan perasaan positif apa yang diperoleh
oleh klien setelah melaksanakan kegiatan layanan, seperti rasa puas, lega, tambah ringan, senang.
Ada beberapa cara yang dipakai untuk menilai aspek afektif peserta didik, yaitu:
a. Pengamatan langsung di lapangan (di dalam kelas) oleh konselor.
b. Melalui angket atau kuesioner yang dibagikan kepada peserta didik.
c. Melakukan wawancara langsung dengan pesertadidik.
d. Melalui informasi dari rekan guru atau dari BK(Bimbingan Konseling) di Sekolah.
e. Melalui kunjungan ke rumah peserta didik.
Untuk mengetahui perasaan responden saya melakukan tanya jawab kepada mereka, saya
menanyakan bagaimna perasaannya setelah mengikuti layanan yang saya berikan. Responden
merasa senang adanya layanan tersebut karena mereka menjadi lebih mengetahui bakat dan
minat apa yang ada dalam dirinya dan bagaimana cara mengembangkannya melalui UKM.
3. Rencana tindakan (A) untuk layanan I
Penilaian pada aspek action (aspek perbuatan), dalam kegiatan konseling dapat dilakukan
dengan memberikan pertanyaan seperti:
a. Setelah selesai pemberian layanan ini apa yang didapat?
b. Apa yang akan dilakukan atau dilaksanakan untuk mengatasi masalah yang dihadapi?
Penilaian perbuatan dapat dilakukan dengan menggunakan observasi atau pengamatan.
Observasi sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu
ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya
maupun dalam situasi buatan. Dengan kata lain, observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan
proses belajar atau perbuatan. Misalnya tingkah laku peserta layanan ketika praktik, kegiatan
diskusi peserta layanan, partisipasi peserta layanan dalam simulasi, dan penggunaan alins ketika
belajar.
Dalam hal ini setelah layanan diberikan mahasiswa dapat mengetahui bakat dan minatnya,
kemudian akan menentukan UKM apa yang akan diikuti sesuai dengan bakat dan minat.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Program layanan bimbingan dan konseling adalah seperangkat kegiatan bimbingan yang terkait
satu dengan yang yang lain untuk mencapai tujuan bimbingan konseling yang telah di tetapkan
dalam perencanaan. Tujuan khusus dari pelakasanaan praktik adalah menyusun program-
program dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling sesuai kebutuhan dan permasalahan
konseli yang bersangkutan. Tujuan lain yaitu mengelola program yang telah direncanakan,
menjalin hubungan baik dengan pihak-pihak terkait serta menyusun laporan tertulis tentang
kegiatan dalam praktik layanan bimbingan dan konseling. Praktik pemberian layanan tersebut
harus diselenggarakan praktikan untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan yang selama ini
diperoleh di bangku perkuliahan. Selain itu, layanan ini diberikan sebagai upaya pembelajaran
praktikan sebagai calon konselor di sekolah.
B. Saran
Dalam menyelenggarakan praktik, pada jam kuliah mata kuliah Bimbingan dan Konseling karir
hanya 1 kali pertemuan dalam seminggu dengan waktu 4 SKS. Hal itu dirasa sangat kurang
untuk menyelenggarakan praktik untuk satu rombel. Ada praktikan yang harus praktik di luar
jam kuliah terebut. Walau begitu, kendala yang dihadapi praktikan dalam melakukan kegiatan
diluar jam kuliah adalah penyesuaian waktu kesepakatan antara dosen pembimbing dan
praktikan dan para responden yang juga memiliki kegiatan lain.

REFLEKSI DIRI

A. Kemampuan Diri Praktikan


Praktik Bimbingan dan Konseling Karir merupakan mata kuliah wajib yang harus
diambil oleh mahasiswa Bimbingan dan Konseling semester 3. Dalam mata kuliah ini ada salah
satu tugas dimana kita harus memberikan suatu layanan kepada mahasiswa semester 1. Kegiatan
ini dilaksanakan sebagai bentuk untuk menerapkan ilmu dan teori yang telah diperoleh praktikan
selama kuliah di jurusan Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Semarang. Hal ini
bertujuan memberikan bekal pengalaman kepada mahasiswa dalam penyelenggaraan bimbingan
dan konseling karir di sekolah. Dalam pelaksanaan praktik tersebut, praktikan merasa masih
banyak kekurangan dalam pelaksanaan pemberian layanan kepada mahasiswa semester 1
bimbingan dan konseling. Hal itu disebabkan karena praktikan sendiri belum memiliki
pengalaman yang banyak dan selama ini praktikan hanya mempelajari teori saja. Untuk itu
praktikan merasa perlu untuk belajar lagi, baik dalam praktik pelaksanaan layanan maupun
dalam menyusun instrumen dan materi.
Perasaan gugup pada awal pelaksanaan layanan klasikal di kelas menjadi salah satunya.
Tetapi hal itu dapat diatasi dengan berkembangnya hubungan baik antara praktikan dan siswa.
Selain itu hambatan yang pasti ditemui di setiap kelas adalah kurang terkondisinya keadaan kelas
baik fisik maupun non fisik. Tetapi hal itu juga dapat diatasi dengan memodifikasi materi
layanan sehingga dapat menarik minat siswa untuk memperhatikan praktikan saat memberikan
layanan.
Praktik dilakukan sebanyak dua kali, yang pertama sebagai simulasi dan setelahnya
merupakan praktik yang digunakan sebagai penilaian. Pada pelaksanaan praktik saya merasa
lebih bisa menguasai materi yang harus disampaikan kepada mahasiswa, karena sebelumnya
sudah melakukan simulasi sebagai latihan untuk persiapan sebelum melakukan praktik
pemberian layanan tersebut. Ketika melakukan praktik masih bingung bagaimana cara
menyampaikan materi kepada responden, belum tahu bagaimana cara membawa suasana yang
baik agar responden tidak merasa jenuh dan tetap mau untuk mengikuti kegiatan ini. Ketika
praktik sudah dilakukan ada beberapa teman yang memberikan komentar kepada saya, dari
komentar teman-teman saya tersebut saya mengetahui apa yang harus saya perbaiki. Sehingga
pada praktik beikutnya akan lebih baik.
Dalam penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling tersebut, tujuan-tujuan yang
diharapakan tidak semua terpenuhi. Namun, meskipun begitu dalam menyelenggarakan layanan-
layanan ini semuanya berjalan dengan lancar.
Dari praktik yang telah dilaksanakan oleh praktikan, sebagai calon konselor, masih
banyak hal yang harus dibenahi baik dari segi kemampuan, ilmu, maupun pengalaman. Praktikan
harus lebih banyak berlatih dan berbenah diri terutama dalam meningkatkan kemampuan dalam
meningkatkan materi dan mengembangkan metode pembelajaran dengan baik sehingga mudah
dimengerti oleh siswa.

B. Nilai Tambah Setelah Melakukan Praktik


Nilai tambah yang diperoleh praktikan setelah melaksanakan Praktik Bimbingan Konseling Karir
ini adalah memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki konselor, memperoleh
gambaran langsung mengenai pembelajaran di dalam kelas, karakteristik anak didik, cara
berinteraksi antara guru dan siswa, cara mengelola kelas dan cara menyampaikan materi layanan
dengan menarik dan mudah dipahami sehingga peserta didik lebih tertarik dan dapat menyerap
materi dari layanan yang disampaikan dengan baik pula. Pengalaman dan ketrampilan baru yang
diperoleh dalam pelaksanaan praktik dapat digunakan sebagai bekal kelak jika praktikan akan
terjun sebagai konselor di sekolah.
Selain hal tersebut saya juga mengetahui langkah-langkah apa saja yang ditempuh sebelum
memberikan layanan, yaitu sebelum dilaksanakannya pemberian layanan terlebih dahulu saya
melakukan assessment menggunakan instrument misalnya angket atau skala Psikologis,
kemudian instrumen tersebut dibagikan kepada mahasiswa semester 1, setelah itu hasilnya
dianalisis. Dari hasil assessment tersebut saya dapat mengidentifikasi kebutuhan dan
permasalahan apa saja yang dialami oleh siswa, setelah itu barulah saya melakukan tindak lanjut
dengan menggunakan satuan layanan maupun RPLBK sesuai dengan kebutuhan siswa, yang
kemudian saya gunakan untuk memberikan layanan kepada siswa. Dengan begitu saya mengerti
proses-prosesnya dan bagaimana cara memberikan layanan yang baik untuk siswa, sehingga
setelah menjadi guru BK, saya dapat menjadi guru BK yang professional.
C. Saran Pengembangan

DAFTAR PUSTAKA

Munandir. 1996. Program Bimbingan Karier di Sekolah. Jakarta: Jalan Pintu Satu, Senayan.
Sutoyo, Anwar. 2009. Pemahaman Individu. Semarang: CV. Widya Karya.

Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan dan Konseling (Studi & Karir). Yogyakarta: ANDI.

Anda mungkin juga menyukai