BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai individu senantiasa menyesuaikan dirinya dengan lingkungan
fisik dan psikis, baik dalam dunia pendidikan, kerja, ataupun sosial. Penyesuaian diri ini
dilakukan untuk merubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai
dengan diri individu dengan lingkungannya. Penyesuaian kerja sangat penting bagi
individu untuk dapat menjalin hubungan yang baik dengan lingkungan. Lingkungan bisa
menjadi nilai-nilai yang bisa digunakan oleh seseorang untuk mencapai keberhasilan.
Kemampuan, nilai, kepribadian, dan minat merupakan hal-hal yang harus diperhatikan
oleh individu untuk dapat mencapai kepuasan pekerjaan yang dipilihnya. Pencapaian
penyesuaian seseorang dalam pekerjannya dapat dilihat dari kepuasan (dari sudut
pandang pribadi) dan kualitas memberikan kepuasan yang cukup untuk memenuhi
permintaan atau kebutuhan (dari sudut pandang orang lain).
Menjadi hal yang wajar bila, seorang manusia ingin selalu merasakan kepuasaan
dalam pekerjaan. Ketika sudah memasuki dunia pekerjaan, biasanya manusia cenderung
merasa tertekan oleh berbagai tuntutan pekerjaan yang mereka jalani. Mereka biasanya
kurang setia atau memiliki loyalitas terhadap perusahaan yang rendah dan cenderung
mencari pekerjaan lain yang dianggap lebih memuaskan dan lebih dapat menjamin atas
kelangsungan hidupnya.
Bukan itu saja, masih sering juga ditemukan orang dewasa yang memilih bidang
pekerjaan yang tidak sesuai dengan bakat dan minat atau juga memilih bidang pekerjaan
yang tidak berdasarkan peranan seksnya. Hal ini mengakibatkan, terkadang orang dewasa
dalam proses menjalani pekerjaannya tidak merasakan kepuasaan dalam bekerja.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini antara lain :
1. Apa pondasi dari teori penyesuaian kerja ?
2. Apa saja konsep dasar dari teori penyesuaian kerja ?
3. Apa saja dasar dari teori model penyesuaian ?
4. Bagaimana meningkatkan kemampuan prediksi ?
5. Bagaimana proses model teori penyesuaian kerja ?
6. Bagaimana teori penyesuaian kerja, variabel, dan pengukurannya ?
7. Bagaimana aplikasi teori penyesuaian kerja ?
8. Bagaimana pengaruh perkembangan teori penyesuaian kerja ?
9. Bagaimana cara memilih karir berdasarkan teori penyesuaian kerja ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
menjelaskan perilaku atau hasil. Namun, proposisi dasar teori P dan E adalah bahwa penjelasan
untuk perilaku atau hasil perilaku tidak terletak begitu banyak pada variabel P atau variabel E,
melainkan terletak pada kombinasi P dan E.
Interaksi mengacu pada P dan E, tindakan dan reaksi satu sama lain dalam saling memberi
dan menerima. Sebagai contoh, para pekerja tidak puas akan melakukan sesuatu untuk
mengubah situasi kerja tidak memuaskan, seperti mengeluh untuk mengelola atau bekerja lebih
keras untuk membuktikan kepada manajemen bahwa mereka layak lebih baik. Manajemen
mungkin bisa menanggapi dari segi negatif, dan itu bisa saja terjadi pemutusan kerja atau
menanggapi secara positif dengan meningkatkan gaji pekerja. Dengan begitu, teori of work
adjustment disebut sebagi teori interaksi antara P dan E.
Theory of work adjustment (TWA) tumbuh dari tradisi psikologi individu. Psikologi
perbedaan individu adalah tentang variabiitas manusia. Variabilitas manusia tersebut
menggambarkan individualitas manusia. Individualitas seperti itu dapat mengakibatkan
konsekuensi yang berbeda dalam situasi yang sama. Dalam mempelajari fenomena ini, psikologi
perbedaan individu berfokus pada variabel-variabel yang stabil dari waktu ke waktu. Dan oleh
karena itu, penelitian di TWA telah menggunakan metode dari psikologi perbedaan individu yang
menekankan kuantifikasi (pengukuran psikomentri khususnya stabil perbedaan individu) dan
statistik untuk memperhitungkan varians (perbedaan individu), terutama melalui penggunaan
metode korelasi.
B. Konsep Dasar
Sebagai teori psikologis, theori of work adjustment fokus pada P. Namun, P tidak berperilaku
dalam ruang hampa melainkan P selalu ada dan berperilaku E. Setiap teori tentang P harus
menjadi teori tentang P-in-an-E.
Theory of work adjustment diawali dengan tiga asumsi dasar yaitu sebagai berikut:
1. Sebagai living organisme, P memiliki persyaratan yang harus dipenuhi, banyak atau
bahkan sebagai besar melalui E
4
dapat diandalkan daripada beberapa kebutuhan dan keterampilan. Selain itu, faktor-faktor yang
dapat digunakan untuk memperkirakan kebutuhan dan kemampuan bahwa P tidak memiliki tapi
bisa berpotensi mendapatkan, dan seperti nilai diperkirakan akan bermanfaat dalam konseling
untuk membantu klien meramalkan jenis pekerjaan yang dapat mereka lakukan di masa depan di
mana mereka akan paling puas dan memuaskan.
keduanya. Jadi, misalnya P bisa menuntut kompensasi kenaikan gaji jika kebutuhannya tidak
cukup terpenuhi. Kedua, modus penyesuaian dilihat sebagai uncorrelated yaitu, P dapat berbeda
di salah satu dari empat kombinasi dari dikotomi keatifannya dan rekasi (tinggi-tinggi tinggi-
rendah, rendah-tinggi, rendah-rendah).
bacaan, kosa kata, dan pengetahuan tentag tata bahasa), itu semua akan diukur dengan beberapa
tes keterampilan.
H. Pengaruh Perkembangan
Pendidikan secara harfiah berarti membawa keluar. Apa yang akan dibawa keluar? Dari
pertama kali, sekolah telah berfokus pada mengeluarkan kemampuan, untuk mengembangkan
keterampilan dan kemampuan. TWA berpendapat bahwa fokus pada persyaratan adalah sama
pentingnya dengan yang di atas kemampuan. Anak-anak harus belajar tentang kebutuhan dan
nilai-nilai mereka jauh lebih eksplisit, pada tingkat yang sama bahwa mereka belajar tentang
keterampilan dan kemampuan mereka. Belajar adalah acquisition (kemahiran). Oleh karena itu,
TWA mengusulkan kebutuhan dan nilai-nilai yang harus diperoleh dengan cara yang sama
dengan memperoleh keterampilan dan kemampuan. Dan dalam belajar seperti itu, kita harus
memperhatikan perbedaan individu, dengan hormat yang tepat bagi anak dan keluarga anak.
Jika guru adalah untuk memfasilitasi pengetahuan diri pada anak-anak, mereka harus terlebih
dulu menjadi expert (ahli) untuk menilai kebutuhan, nilai, keterampilan, dan kemampuan on the
fly, yaitu, berdasarkan informasi yang biasa tersedia di kelas sehari-hari. Standar instrumen dapat
8
membantu dan cenderung digunakan oleh konselor, tetapi pengamatan sehari-hari dapat
bermanfaat dan tidak terlalu mengganggu jika guru terampil dalam menggunakan mereka dalam
penilaian. Selanjutnya, guru dan konselor harus tahu cara mengajar setiap anak bagaimana
menilai diri sendiri, yang pada gilirannya tergantung pada mengetahui tanggapan anak capa-
bilities dan penguatan persyaratan.
Tapi belajar tentang kebutuhan, keterampilan, nilai, dan kemampuan bisa menimbulkan
masalah dan bahkan traumatis bagi anak yang membandingkan diri dengan anak-anak lain. Salah
satu kemungkinan adalah mengajar anak-anak awal tentang perbedaan-perbedaan individual dan
semua implikasi dan sekitar TWA pesan bahwa selain perbedaan-perbedaan individual ada
perbedaan lingkungan dan lingkungan optimal berbeda untuk setiap anak yang mungkin
membantu anak-anak menjadi lebih sadar dan menghormati mereka sendiri dan orang lain.
Selain memiliki keterampilan yang tepat, guru, dan konselor harus menyadari kebutuhan mereka
sendiri dan nilai-nilai, yaitu, mereka membutuhkan penguatan sendiri. Mereka harus tahu
bagaimana menilai korespondensi yang dengan berbagai perbedaan, yang di lingkungan sekolah
masing-masing termasuk murid dan orang tua mereka. Pengetahuan seperti itu dapat membantu
mereka memahami perbedaan efektivitas mereka dengan ferent bda anak.
Anak-anak harus belajar tidak hanya mengenai kebutuhan mereka / nilai-nilai dan keterampilan /
kemampuan, tetapi juga penyesuaian gaya mereka. Mereka harus belajar juga, bukan hanya
tentang persyaratan dan memperkuat keterampilan dan kemampuan tetapi juga tentang gaya
penyesuaian lingkungan. Memperoleh pengetahuan seperti itu tidak perlu mencakup semuanya
sekaligus. Guru dan pembimbing yang terampil dapat menggunakan contoh-contoh spesifik
untuk mengajar. Jika resep sebelumnya dikejar, tiga tolok ukur dapat digunakan untuk bagan
kemajuan berikutnya: kepuasan anak dan kepemilikan. Penting untuk memastikan apakah
seorang anak bahagia atau tidak bahagia di sekolah. Penilaian ini harus sama pentingnya dengan
penilaian kebiasaan kepuasan anak memenuhi persyaratan sekolah, keluarga, dan masyarakat.
I. Memilih Karir
Memilih karier dengan bijaksana adalah langkah pertama menuju penyesuaian dalam
pekerjaan. TWA menjelaskan bahwa untuk memilih karier di mana seorang individu dapat
merasa puas dan memuaskan. TWA prediktor penguatan kapabilitas nilai dan kemampuan
persyaratan korenspondensi dapat digunakan untuk mempersempit dunia kerja kepada sejumlah
9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Penyesuaian kerja sangat penting bagi individu untuk dapat menjalin hubungan
yang baik dengan lingkungan. Lingkungan bisa menjadi nilai-nilai yang bisa digunakan
oleh seseorang untuk mencapai keberhasilan. Teori penyesuaian kerja proses
berkelanjutan dan dinamis di mana seorang pekerja berusaha untuk mencapai dan
mempertahankan korespondensi dengan lingkungan kerja.
11
Komponen utama dalam teori penyesuaian kerja adalah kepuasan dan kualitas
memberikan kepuasan yang cukup untuk memenuhi permintaan atau kebutuhan
(satisfactoriness). Dalam dunia kerja ada dua hal yang tidak bisa dipisahkan yaitu
karyawan dan perusahaan. Seseorang yang dapat menyesuaikan dirinya dengan
pekerjaannya yaitu apabila terdapat adanya kepuasan kerja. Untuk itu merupakan
keharusan bagi perusahaan untuk mengenali faktor-faktor apa saja yang dapat membuat
karyawan puas bekerja diperusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Steven D. Brown dan Robert W. Lent. 2005. Career Development and Counseling; Putting
Theory and Research to Work, (S ECTION ONE MAJORTHEORIES
OF CAREER DEVELOPMENT, CHOICE, AND ADJUSTMENT; The Minnesota
Theory of Work Adjustment 3 Ren V. Dawis) Published by John Wiley & Sons, Inc.,
Hoboken, New Jersey. Published simultaneously in Canada.
12