TENTANG
“RPL”
DOSEN PEMBINA :
Oleh:
18006110
2020
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN
KONSELING
A. Identitas
1. Satuan Pendidikan : SMA N 1 KUBUNG
2. Tahun Ajaran : 2019/2020
3. Sasaran Layanan : Siswa SMA kelas X
4. Pelaksanan : Guru BK
B. Waktu dan Tempat
1. Tanggal : 26 Maret 2020
2. Waktu : 45 Menit
C. Materi Layanan
1. Tema : Mengenal dan memahami kecerdasan yang dimiliki
siswa melalui tes intelegensi
2. Sub Tema : Menjelaskan syarat tes yang baik serta pengadministrasian
tes yang harus dipenuhi oleh tester dan testee
D. Tujuan Layanan : Sebagai sarana akademik untuk mendapatkan prosedur
penilaian yang ilmiah, terintegrasi, dan standart bagi siswa yang berguna untuk guru.
E. Model/ Pendekatan
1. Fungsi Layanan : Pemahaman, pencegahan
2. Metode Layanan : Ceramah, diskusi, tanya jawab
F. Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung
1. Jenis Layanan : Layanan Informasi
2. Kegiatan Pendukung :-
G. Sarana : Spidol, Whiteboard, Laptop, infocus
H. Uraian kegiatan
1. Pendahuluan
a. Memberi salam
b. Meminta siswa untuk berdo’a
c. Mengambil absen kehadiran siswa
d. Bertanya sebagai bahan apersepsi (membangkitkan minat dan perhatian siswa)
2. Pembukaan
a. Apersepsi
Menanyakan kepada peserta didik mengenai kejelasan akan tes intelegensi yang
akan dilaksanakan, jika sudah memahaminya maka tes intelegensi dapat
memenuhi syarat dengan baik serta pelaksanaan yang tertib dan teratur.
b. Motivasi
Siswa dapat mengetahui tingkat kecerdasannya dengan mengetahui hasil tes
intelegensi sehingga siswa dapat memilih jurusan yang ia minati sesuai dengan
kemampuannya.
3. Kegiatan inti
a. Menyampaikan syarat serta pelaksanaan dalam pengadministrasian tes yang akan
dilakukan
b. Membimbing siswa sebelum melaksanakan tes secara rinci dan cermat
c. Menyimpulkan kegunaan tes sebagai sarana akademik bagi siswa untuk
mendapatkan prosedur guna sebagai pegangan guru BK
4. Penutup
a. Menyimpulkan terlebih dahulu untuk apa tes itu digunakan, apakah digunakan
untuk mengukur kepribadian, intelegensi bakat dan minat.
b. Menyampaikan tujuan tes yang akan dilaksanakan.
MATERI
A. Tes Intelegensi
1. Pengertian Intelegensi
Menurut David Wechsler, inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara
terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif.
Suryabrata (1982), Intelegensi didefinisikan sebagai kapasitas yang bersifat umum dari
individu untuk mengadakan penyesuaian terhadap situasi-situasi baru atau problem
yang sedang dihadapi. dan William Stern, intelegensi ialah kesanggupan untuk
menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat berfikir yang
sesuai dengan tujuannya.
Menurut W.Stern (dalam Dewa Ketut Sukardi, 1997:16), inteligensi adalah
kemampuan untuk mengetahui problem serta kondisi baru, kemampuan berpikir
abstrak, kemampuan bekerja, kemampuan menguasai tingkah laku instinktif,
kemampuan menerima hubungan yang kompleks. Sedangkan menurut Menurut Binet
(dalam Dewa Ketut Sukardi, 1997:16), inteligensi adalah kemampuan untuk
menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan, untuk mengadakan penyesuaian dalam
rangka mencapai tujuan itu dan untuk bersikap kritis terhadap diri sendiri.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
inteligensi adalah suatu kemampuan dasar yang bersifat umum untuk memperoleh suatu
kecakapan yang mengandung berbagai komponen.
1. Keseragaman
Dalam hal ini dituntut keprofesionalan tester, karena dalam semua soal itu harus
sama petunjuk pelaksanaannya.Meneliti macam dan jumlah bahan-bahan testing yang
diterima yaltu:buku tes, lembar jawaban, berita acara testing.
Terutama buku tes, jumlah yang dibagikan harus benar-benar diperhatikan. Dalam
memberikan tes jangan sampai menyimpang dan prosedur yang telah diganiskan dalam
manual ini. Penyimpangan sedikit saja dapat mempengaruhi nilai ilmiah tes itu.
2. Pengenalan tes yang digunakan
Pengenalan ini perlu baik bagi tester maupun testee agar kedua belah pihak
mengetahui penggunaan tes yang sedang dilakukan.Dalam memperkenalkan tes dan
menjelaskan halaman atau soal-soal latihan, jangan menggunakan kata-kata dan/atau
kalimat-kalimat lain, kecuali seperti apa yang ditulis dalam huruf besar itu.
3. Pengaturan fisik
Menurut Amier Daien Indrakusuma (1993:127) kita para guru telah memahami
sedalam-dalamnya, bahwa untuk keperluan testing/ujian, maka tempat duduk dari calon
testee harus diatur sedemikian rupa, sehingga tidak memungkinkan para pesertauntuk
saling mencontoh atau bekerja sama.
Lebih-lebih lagi, apabila sebagian besar atau keseluruhan dari test terdiri atas bentuk-
bentuk objektif.Dlam hal ini, di samping tempat duduk yang sdah diatur berjauhan,
perlu adanya pengawasan yang lebih ketat lagi (Amier Daien Indrakusuma, 1993:127).
4. Waktu
Penggunaan waktu yang terlalu panjang memungkinkan hasil test itu tidak murni
lagi, sedangkan penggunaan waktu yang terlalu sedikit, kurang dapat memberikan
gambaran yang menyeluruh. Oleh karena itu, pada waktu kita menyiapkan sebuah test,
kita juga harus menentukan berapa waktu yang akan dipergunakan (Amier Daien
Indrakusuma, 1993:116).
Pakailah stopwatch atau petunjuk waktu lainnya asalkan ada petunjuk/jarum detik.
Jika bukan stopwatch yang dipakai catatlah dengan teliti waktu mulai danberakhirnya
tes sekaligus. Batas waktu (time limit) untuk setiap bagian tes harusditepati dengan teliti
dan sungguh-sungguh.
5. Pemberian petunjuk
Menurut Amier Daien Indrakusuma (1993:120) tester harus memberikan petunjuk
secara jelas dan tegas.Janganlah instruksi yang kita buat itu meragukan, sukar ditangkap
bagaiman maksudnya.Oleh karena itu pergunakanlah kalimat-kalimat yang sederhana,
yang singkat, jangan panjang-panjang.Sesuaikanlah dengan tingkatan kemampuan
murid.
Lampiran 3 : Instrumen
1. Menskor, yaitu memberi skor terhadap hasil tes yang dapat diperoleh oleh peserta didik.
2. Mengubah skor mentah menjadi skor standard sesuai dengan norma tertentu
3. Mengkonversikan skor standard ke dalam nilai baik berupa huruf maupun angka
4. Melakukan analisis soal (jika diperlukan) untuk mengetahui derajat validitas dan realibilitas
soal.