Anda di halaman 1dari 4

Alat ungkap masalah belajar(AUM PTSDL)

AUM PTSDL adalahasebagai alat ungkap masalah sederhana dan mudah digunakan untuk
mengkomunikasikan mutu dan masalah pesertaadidik kepada personel yang membantu
(konselor), merupakanaadaptasi dari survey of studyahabits and attitude (SSHA) yang
dikembangkan W.F. Brown dan W.H. Holtzman versi 1953. Instrumenaini terdiri dari 3 (tiga)
bentuk, yaitu untuk SLTP, SLTA, & PT.
Konsep Dasar
1. Sejarah Pengembangan AUM-PTSDL
Alat Ungkap Masalah Belajar di Indonesia yang telah digunakan selama 30 tahun
terakhir adalah adaptasi dari Survey Of Study Habits and Attitude (SSHA) yang
dikembangkan W.F. Brown dan W.H. Holtzman versi 1953. Instrumen ini terdiri dari 3 (tiga)
bentuk, yaitu untuk SLTP, SLTA, & PT dengan jumlah item 75 butir. SSHA memuat 3 (tiga)
bidang masalah, meliputi metode belajar, motivasi belajar, dan sikap-sikap tertentu terhadap
kegiatan sekolah/kampus. Kemudian pada tahun 1965, SSHA disadur dan divalidasi di
Bandung oleh Prayitno, selanjutnya pada tahun 1982, SSHA 1965 dikembangkan di Padang
oleh Marjohan dengan jumlah item 100, dengan nama Pengungkapan Sikap dan Kebiasaan
Belajar (PSKB).
Pengembangan AUM-PTSDL disusun dengan memperhatikan format dan kandungan
isi SSHA dan PSKB serta pengalaman pemakaian terjemahan atau adaptasinya, serta
keinginan untuk menyusun sendiri instrumen sejenis yang lebih sesuai dengan kondisi
Indonesia. AUM PTSDL adalah sebagai alat ungkap masalah sederhana dan mudah
digunakan untuk mengkomunikasikan mutu dan masalah siswa/mahasiswa kepada personel
yang membantu (konselor).

2. Karakteristik AUM-PTSDL
a. AUM-PTSDL memiliki 4 format, F1 untuk mahasiswa, F2 untuk siswa SLTA, F3
untuk siswa SLTP, F4 untuk siswa SD.
b. Memiliki 5 bidang masalah Prasyarat penguasaan materi pelajaran (P), Keterampilan
belajar (T), Sarana Belajar (S), Diri Pribadi (D), Lingkungan belajar sosio-emosional
(L).
c. Mampu menentukan mutu kegiatan belajar yang akan mempengaruhi hasil belajar.
d. AUM-PTSDL bias disebut AUM Belajar.
e. Hasil AUM-PTSDL adalah; (a) MutuaKegiatanaBelajar dan (b) Masalah Belajar

3. Komposisi AUM PTSDL Format 1 dan Format 2


Tabel 10.1
Komposisi AUM PTSDL
Bidang Masalah Singkatan Jumlah Item
Prasyarat penguasaan materi P 20
pelajaran
Keterampilan belajar T 75
Sarana belajar S 15
Diri pribadi D 30
Lingkungan belajar & sosio L 25
emosional
Jumlah 165
Kelebihan dan Kekurangan
Penggunaan AUM-PTSDL pada proses asesmen dalam layanan bimbingan dan konseling
memiliki kelebihan dan kekurangan.
1. Kelebihan AUM PTSDL
Penggunaan AUM-PTSDL memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
a. Pada proses pelaksanaan bersifat efisien karena pelaksanaan AUM-PTSDL dapat
dilakukan secara individual, kelompokamaupun klasikal, sehingga guru pembimbing
dalamawaktu singkat dapat memperoleh data yang banyak.
b. Pada akurasi data yangadiperoleh melalui AUM-PTSDL memiliki validitas dan
reliabilitas tinggi yang dibuktikan melalui uji validitas dan rehabilitas yang telah
dilakukan oleh Prayitno dan kawan-kawan sebagai tim pengembangaAUM-PTSDL
c. Dari segi fungsinya, penggunaan AUM-PTSDL memudahkan peserta didik
mengemukakan mutu belajar dan masalah belajar yang dimiliki, mengingat
penyediaan butir mutuabelajar dan permasalahan belajar yang banyak memudahkan
peserta didik untuk mengenali mutu belajar saataini maupun permasalahan belajar
yang sedang atau pernah dialaminya.
d. Sistemasi mutu belajar dan jenis masalah yang dikelompokkan dalam berbagai bidang
mempermudah konselor/guru/dosen pembimbing untuk melakukan analisis dan
sintesa data serta merumuskan kesimpulan mutu belajar dan masalah belajar yang
dialami peserta didik.
e. Tersedianya software program pengolahan AUM-PTSDL akan mempermudah dan
mempercepat konselor melakukan proses pengolahan AUM-PTSDL.
f. Penggunaan AUM-PTSDL memiliki banyak manfaat antara lain konselor lebih
mengenal mutu belajar dan memahami masalah peserta didik yang membutuhkan
bantuan segera, konselor memiliki peta mutu belajar dan masalah belajar individu
maupun kelompok, hasil AUM-PTSDL dapat digunakan sebagai landasan penetapan
layanan bimbingan dan konseling belajar yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
peserta didik; dan yang lebih penting lagi peserta didik dapat memahami kualitas
mutu dan masalah belajar yang dialami dan memahami apakah dirinya memerlukan
bantuan atau tidak.
2. Kelemahan AUM-PTSDL
Sebagai suatu metode asesmen tentu saja AUM-PTSDL juga memiliki kelemahan,
antara lain:
a. Membutuhkan waktu yang banyak untuk pengolahan hasil, sebagai konsekuensi dari
banyaknya jumlah butir pernyataan mutu dan masalah belajar yang tersedia.
b. Data yang diungkapkan melalui AUM-PTSDL masih bersifat umum berbentuk peta
mutu belajar dan masalah belajar, sehingga untuk mendalami pemahaman terhadap
mutu dan masalah belajar peserta didik, guru pembimbing perlu mengkombinasi
dengan metode asesmen lain.

Kesahihan dan Keterandalan


AUM-PTSDL format 1 memiliki kesahihan dan keterandalan yang baik, karena telah
dilakukan pengujian oleh tim pengembangnya. Untuk melakukan pengujian tingkat
kesahihan, dilakukan melalui mencocokkan jenis masalah yang menggunakan AUM-PTSDL
F1 dengan jenis masalah yang ditulis dikertas kosong. Hasilnya diperoleh tingkat kecocokan
70,3%. Untuk melihat keterandalan, dilakukan melalui korelasi hasil skor AUM-PTSDL
dengan IP semester pada saat pengisian diperoleh, nilai r = 0,52. Sedangkan uji keterandalan
melalui prosedur test-retest, dengan jarak dua sampai tiga hari, antara pengadministrasian
AUM-PTSDL yang pertama dengan pengadministrasian yang kedua, diperoleh korelasi
dengan nilai r sebesar 0,856 dengan tingkat kesesuaian masalah yang terungkap antara hasil
AUM-PTSDL pengadministrasian ke-1 dan ke-2 sebesar 0,86. Berdasarkan hasil uji
kesahihan dan keterandalan AUM-PTSDL lebih efektif dari menulis di kertas kosong. Hasil
AUM-PTSDL mengungkap jumlah masalah rata-rata 46,5 sedangkan dikertas kosong rata-
rata 7,4.
Untuk AUM-PTSDL format 2 memiliki kesahihan dan keterandalan yang baik, karena telah
dilakukan pengujian oleh tim pengembangnya dengan mengikuti prosedur yang sama dengan
AUM-PTSDL format 1. Hasilnya diperoleh tingkat kesahihan dengan kecocokan 86,36%.
Sedangkan untuk melihat keterandalan, dilakukan melalui prosedur tes-retest, dengan jarak 2-
3 hari, antara pengadministrasian AUM-PTSDL format 2 yang pertama dengan
pengadministrasian yang ke-2, diperoleh korelasi dengan nilai r sebesar 0,76 dengan tingkat
kesesuaian masalah yang terungkap antara hasil AUM-PTSDL format 2 pengadministrasian
ke-1 dan ke-2 sebesar 0,89.

Peran dan Fungsi Konselor


Pada proses asesmen menggunakan Alat Ungkap Masalah (AUM-PTSDL), konselor
memiliki peran dan fungsi sebagai:
1. Perencana yaitu mulai dari menetapkan tujuan pelaksanaan asesmen, menetapkan
peserta didik sebagai sasaran asesmen, menyediakan buku dan lembar jawaban AUM-
PTSDL sesuai jumlah peserta didik sasaran, dan membuat satuan layanan asesmen
AUM-PTSDL.
2. Pelaksana, yaitu memberikan verbal setting (menjelaskan tujuan, manfaat, dan
kerahasiaan data), memandu peserta didik dalam cara mengerjakan sehingga dapat
dipastikan seluruh peserta didik mengisinya dengan benar.
3. Melakukan pengolahan data kuantitatif mulai dari menghitung hasil menggunakan
format yang spesifik, menetapkan peringkat presentase, membuat grafik presentase
masalah belajar dan mutu belajar, serta membuat deskripsi analisis kualitatif masalah
belajar dan mutu belajar sebagai hasil AUM-PTSDL.
4. Melakukan tindak lanjut dari hasil asesmen dengan membuat program layanan
bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik.

Langkah Pengadministrasian
Penggunaan AUM-PTSDL memiliki prosedur yang harus dipatuhi agar hasil yang diperoleh
memiliki tingkat akurasi yang baik. Prosedur penggunaan memiliki tiga langkah utama yaitu
persiapan, pelaksanaan, dan pengolahan hasil, yang diuraikan berikut ini:
1. Perencanaan
a. Menetapkan waktu, sasaran dan jumlah peserta didik yang akan mendapat layanan
asesmen.
b. Menyiapkan buku AUM-PTSDL sesuai jumlah peserta didik.
c. Menyiapkan lembar jawaban AUM-PTSDL sesuai jumlah peserta didik.
d. Menyiapkan ruang dengan situasi tenang, pencahayaan baik, kursi yang nyaman.

2. Pelaksanaan
a. Memberikan verbal setting sebelum mulai (menjelaskan tujuan, manfaat, dan
kerahasiaan).
b. Meminta individu menyiapkan alat tulis.
c. Membagi buku dan lembar jawaban AUM-PTSDL.
d. Memberi instruksi cara pengerjaan AUM-PTSDL.
e. Menginformasikan bahwa pengerjaan AUM-PTSDL tidak memiliki batas waktu,
akan tetapi peserta didik diminta bekerja dengan teliti, sungguh-sungguh, cepat,
dan tidak membuang waktu.

Anda mungkin juga menyukai