Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling
Pribadi dan Sosial
Dosen Pengampu : Devy Sekar Ayu Ningrum, M.Psi, Psikolog.
Disusun oleh:
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penulisan ini yaitu apakah bimbingan klasikal
dapat mempengaruhi peningkatan motivasi berprestasi pada peserta didik?.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana bimbingan
klasikal dapat meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam memperkaya sumber
kepustakaan khususnya dalam bimbingan dan konseling di dunia pendidikan
sehingga hasil penulisan ini dapat dijadikan sebagai penunjang dan diharapkan
dapat memberikan masukan dalam melihat pengaruh bimbingan klasikal terhadap
peningkatan motivasi berprestasi siswa SMA.
E. Definisi Oprasional
Dalam Basri (2017) Variabel yang dioperasionalkan pada penelitian ini
terdiri dari dua variabel yaitu efektivitas bimbingan Klasikal dan motivasi
berprestasi. Definisi ke dua variabel dioperasionalkan berdasarkan konseptual
pada landasan teori.
1. Motivasi Berprestasi
Motivasi berprestasi dalam penelitian berdasarkan teori yang dikemukakan
oleh McClelland (1987) yang mendefinisikan motivasi berprestasi sebagai suatu
usaha mencapai sukses atau berhasil dalam kompetisi dengan suatu ukuran
keunggulan yang dapat berupa prestasi orang lain amupun prestasi sendiri.
Motivasi berprestasi termasuk kedalam model affective arousal model
yang di ungkap dalam berbagai aspek sebagai berikut.
1) Kebutuhan Berprestasi (N), menunjukan adanya keinginan atau harapan untuk
mencapai suatu hasil yang didasarkan implisit, keinginan atau harapan mengenai
suatu pekerjaan yang bersifat umum.
2) Kegiatan berprestasi (I), menunjukan usaha atau cara-cara yang dilakukan
individu dalam mencapai tujuan, baik bersifat jasmani maupun bersifat rohani.
3) Antisifasi tujuan (Ga+,Ga-) menunjukan bagaimana seseorang membuat
perhitungan terhadap pencapai tujuan yang telah ditentukan, dengan
mengantisipasi kemungkinan yang menunjukan kegagalan atau keberhasilan.
4) Hambatan (Bp, Bw), menggambarkan hambatan, rintangan dan kesukaran yang
harus di atasi dalam usaha mencapai tujuan. Hambatan-hambatan tersebutdapat
bersumber dari dalam diri maupun luar diri.
5) Bantuan (Nup), menunjukan adanya orang-orang yang bersimpati membantu
mendorong mencapai tujuan kearah pencapaian tujuan yang bersifat
berkelanjutan.
6) Suasana perasaan (G+,G-) menggambarkan perasaan-perasaan yang dihayati
individu dalam usaha mencapai tujuan yang meliputi perasaan positif dan
negative.
Tiga kategori pembanding (UI, TI dan AI) merupakan rangkaian kesatuan
untuk menunjukkan dengan pasti bahwa suatu riwayat mengandung perbandingan
yang berhubungan dengan motif berprestasi. Tiga kategori perbandingan
berhubungan dengan penyekoran tingkat prestasi. Dasar pemikiran antara riwayat
fantasia tau double achievement imagry (TI) dan tidak menunjukan fantasi
mengenai hasil atau Unrelated imagery (UI) akan lebih jelas ketika penghitungan
skor motif berprestasi.
2. Bimbingan klasikal
Bimbingan klasikal merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan
konseling yang dilakukan kepada seluruh siswa di suatu kelas yang jumlah
siswaanya antara 25 sampai 35 siswa atau 30 samapi 40 siswa. Pelaksanaan
bimbingan klasikal dilakukan secara sistimatis dan terencana dengan
menggunakan lahkah-langkah sebagai berikut :
Memahami peserta didik
Menentukan kecenderungan kebutuhan peserta didik
Memilih metode dan teknik yan g sesuai
Persiapan layanan
Memilih sistematika layanan bimbingan klasikal
Mempersiapkaan alat bantu
Evaluasi layanan, dan
Melakukan tindak lanjut
Teknik yang digunakan adalah dengan pelatihan motivasi berprestasi
(Achievement motivation training) untuk kelompok eksperimen dan teknik
ceramah untuk kelompok kontrol . Desain layanan bimbingan klasikal yaitu: 1)
tahap awal, 2) tahap transisi, 3) tahap kerja, 4) tahap akhir, 5) evaluasi, dan 6)
tindak lanjut.
BAB II
LANDASAN TEORI
1.1 Motivasi Berprestasi
A. Pengertian Motivasi Berprestasi
Konsep motivasi berprestasi dirumuskan pertama kali oleh Henry
Alexander Murray. Murray memakai istilah kebutuhan berprestasi (need for
achievement) untuk motivasi berprestasi, yang dideskripsikannya sebagai hasrat
atau tendensi untuk mengerjakan sesuatu yang sulit dengan secepat dan
sebaikmungkin. (Purwanto,1993:20 21). Menurut Murray (dalam Winkel
1984:29) achievement motivation (motivasi berprestasi) adalah daya penggerak
untuk mencapai taraf prestasi belajar yang setinggi mungkin demi pengharapan
kepada dirinya sendiri. Mc. Clelland yang merupakan pionir dalam studi motivasi
berprestasi dan mengembangkan metode pengukurannya, memberi batasan
motivasi berprestasi sebagai usaha untuk mencapai sukses dan bertujuan untuk
berhasil dalam kompetisi dengan suatu ukuran keunggulan. Ukuran keunggulan
itu dapat berupa prestasinya sendiri sebelumnya atau prestasi orang lain (Haditono
1979 : 8).
BAB III
METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN
C. Instrumen Penelitian
1. Jenis Instrumen
Instrument merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti
dalam kegiatan pengumpulan data agar kegiatan menjadi sistimatis dan mudah
(Arikunto, 2010, hlm.160). Dalam hal ini peneliti menggunakan Instrumen yang
digunakan dalam penelitian menggunakan alat ukur motif berprestasi yang dikutip
dari ( Hasan Basri, 2017) dikembangkan oleh Laboratorium Psikologi pendidikan
dan Bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia.
Alasan penggunaan instrument Motif Berprestasi dari Laboratorium Psikologi
Pendidikan dan Bimbingan karena memiliki karakteristik definisi operasional
penelitian, selain itu instrument yang digunakan memiliki standarisasi secara
ilmiah dan empiris sehingga dapat digunakan dalam penelitian.
Pada instrumen terdapat sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan
untuk meningkatkan karakteristik dan gambaran motif berprestasi siswa jenjang
SMA. Pada setiap pernyataan terdapat dua pilihan yang terdiri dari A dan B,
peserta diminta memilih salah satu pernyataan yang paling sesuai dan menyerupai
diri (Basri, 2017).
2. Kisi-kisi Instrumen
Berdasarkan proses pengembangan teori dan perumusan indikator tentang
motivasi berprestasi, berikut kisi-kisi instrument yang dikutif dari Budiman &
Akhmad (2005) dalam (Basri, 2017).
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Motivasi Berprestasi Siswa
Sub Kategori Butir Pernyataan
Adanya Suatu Hal yang ingin dicapai (AI) Pernyataan A
Kebutuhan memperoleh hasil (N) 1,6,11,16,21,26,31,36,41,46
Kebutuhan untuk melakukan kegiatan 2,7,12,17,22,27,32,37,42,47
dalam memperoleh hasil (I)
Intensitas kecemasan pencapaian
tujuan yang ingin di capai (Ga+) 3,8,13,18,23,28,33,38,33,48
Intensitas kecemasan pada
kemungkinan kegagalan suatu tujuan 4,9,14,19,24,29,34,39,44,49
(Ga-)
Kebutuhan untuk mengatasi
hambatanhambatan yang dari diri 5,10,15,20,25,30,35,40,45, 50
sendiri dalam mencapai tujuan (Bp)
Kebutuhan untuk mengatasi
hambatanhambatan yang datang dari 51,56,61,66,71,76,81,86,91,96
luar diri dalam mencapai tujuan (Bw)
Intensitas kepuasan subjek terhadap 53,58,63,68,73,78,83,88,93,98
hasil yang dicapai (G+)
Intensitas kekecewaan terhadap 54,59,64,69,74,79,84,89,94, 98
kegagalan (G-)
Dorongan yang membantu 55,60,65,70,75,80,85,90,95,100
mengarahkan kegiatan (Nup)
Intensitas keinginan untuk mencapai 52,57,62,67,72,77,82,87,92, 97
hasil dengan sebaik-baiknya (n.Ach)
Tidak ada sesuatu yang ingin dicapai Pernyataan B: 26 s.d 50 & 76
(UI s.d.100
Keraguan apa yang ingin dicapai (TI) Pernyataan B: 01 .d.25 dan 51
s.d.75
3. Uji kelayakan
Karena peneliti menggunakan instrumen yang sudah di ujibkelayakannya
karena telah di gunakan dalam penelitian sebelumnya oleh karena itu dikutip
dalam (Basri, 2017) Instrument motivasi berprestasi tidak dilakukan penimbangan
karena menggunakan instrument dari Laboratorium Psikologi Pendidikan dan
Bimbingan (LPPB) Fakultas ilmu Pendidikan Universitas Indonesia bandung dan
dikonsultasikan kepada dosen ahli penyusun instrumen motivasi berprestasi
sebagai tim pengembang instrument. Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan
oleh Budiman dan Akhmad (2005, hlm.4) dalam (Basri, 2017) diperoleh informasi
validasi dan reliabilitas. Validitas digunakan untuk mengetahui derajat ketepatan
antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat diperoleh
oleh peneliti. (Sugiyono, 2016,hlm.267) dalam Basri (2017) validitas instrument
motif berprestasi sebagai berikut.
4. Uji validitas
Hasil uji validitas yang di kutip dalam Basri (2017) adalah sebagai berikut:
Table 3.3
Hasil Uji Validitas Instrumen Lab Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
6. Uji Reliabilitas
Uji reabilitas instrumen yang dikutip dalam Basri (2017) adalah sebagai berikut:
Table 3.4
Hasil Uji Reabilitas Instrumen Laboratorium Psikologi Pendidikan dan
Bimbingan
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN 1: Materi Intervensi
A. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan sesuatu yang ingin di capai dalam proses
pembelajaran. Tujuan pembelajaran adalah untuk mengembangkan dan
meningkatkan kepribadian individu berupa tingkah laku. Oemar Hamalik (2005:
30) menjabarkan tingkah laku manusia yang merupakan hasil belajar terdiri dari
beberapa aspek, yaitu pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi,
emosional, hubungan social, jasmani, dan sikap.
Menurut Ali Lukman (1991:787) prestasi belajar adalah penguasaan
pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya
ditunjukkan dengan nilai test atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Prestasi
belajar baik itu belajar teori maupun belajar praktik banyak dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Dari pengertian di atas bahwa prestasi adalah hasil dari suatu
kegiatan seseorang atau kelompok yang telah dikerjakan, diciptakan dan
menyenagkan hati yang diperoleh dengan jalan bekerja.Jadi prestasi belajar adalah
hasil yang dicapai oleh siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar
dalam jangka waktu tertentu, umumnya prestasi belajar dalam sekolah berbentuk
pemberian nilai (angka) dari guru kepada siswa sebagai indikasi sejauhmana
siswa telah menguasai materi pelajaran yang disampaikannya, biasanya prestasi
belajar ini dinyatakan dengan angka, huruf, atau kalimat dan terdapat dalam
periode
tertentu.
1) Faktor intern
Di dalam faktor intern ada tiga faktor, yaitu faktor jasmaniah (keseďhatan,
cacat tubuh), faktor psikologis (inteligensi/kecakapan, perhatian, minat, bakat,
motif, kematangan, kesiapan), dan faktor kelelahan.
2) Faktor ekstern
Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar dapatlah dikelompokkan
menjadi tiga faktor , yaitu faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar
anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang
tua, latar belakang kebudayaan), faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum,
relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, waktu
sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas
rumah), dan faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa,
teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat).
C. Pengertian Motivasi
Secara etimologis motivasi berasaldari kata motif, yang artinya dorongan,
kehendak, alasan, atau kemampuan. Motif adalah segala daya yang mendorong
seseorang untuk mendorong sesuat. Motivasi dapat didefinisikan sebagai ‘ suatu
usaha yang disadari untuk menggerakan, mengarahkan, dan menjaga tingkah laku
seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga
mencapai hasi atau tujuan tertentu (ngalim purwanto, 2002:73).
Menurut Hamzah B. Uno (2008: 1) Motivasi adalah dorongan dasar yang
menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada dalam diri
seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu, dengan dorongan dalam
dirinya. Motivasi juga dapat dikatakan sebagai perbedaan antara dapat
melaksanakan dan mau melaksanakan. Motivasi lebih dekat pada kemauan untuk
melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan.
Oemar Hamalik (2005:157) mengemukakan bahwa motivasi adalah
perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya
perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Ada dua prinsip yang dapat digunakan
untuk meninjau motivasi, ialah:
(1) Motivasi dipandang sebagai suatu proses. Pengetahuan tentang proses ini akan
membantu kita menjelaskan kelakuan yang kita amati dan untuk memperkirakan
kelakuan lain pada seseorang.
(2) Kita menentukan karakter dari proses ini
dengan melihat petunjuk-petunjuk dari tingkah lakunya. Apakah petunjuk
D. Jenis-Jenis Motivasi
Menurut Oemar Hamalik (2005:162) pada pokoknya motivasi dapat dibagi
menjadi dua jenis yaitu motivasi intrisik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrisik
adalah motivasi yang tercang kup di dalam
situasi belajar dan menemui kebutuhan dan tujuan-tujuan. Motivasi yang
sebenarnya yang timbul dari dalam diri siswa sendiri misalnya, keinginan untuk
mendapat ketrampilan tertentu, memperoleh informasi dan pengertian,
mengembangkan sikap untuk berhasil, menyenangi kehidup dan lain-lain.
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang hidup dalam diri siswa dan
berguna dalam situasi belajar yang fungsional. Motivasi ekstrinsik juga dapat
didefinisikan sebagai motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi
belajar, sumbernya datang dari lingkungan diluar dari siswa yang bersangkutan,
misalnya penggunaan pujian, umpan balik, dan intensif untuk memotivasi siswa
melakukan yang terbaik.
Dalam proses belajar, motivasi intrisik lebih menguntukan karena dapat
bertahan lama dalam diri siswa. Sedangkan motivasi ekstrinsik dapat diberikan
oleh guru dengan mengatur situasi dan kondisi lingkungan belajar. Dengan jalan
memeberi penguatan, maka motivasi yang mula-mula bersifat ekstrinsik lambat
laun akan berubah menjadi motivasi intrisik.
Dalam kegiatan pembelajaran, peran motivasi intrisik maupun ekstrinsik sangat
diperlukan karena dapat mendorong siswa untuk menggembangkan aktifitas,
inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekukan siswa dalam melakukan
belajar. Oleh karena itu guru dituntut
dapat menumbuhkan motivasi belajar sisiwa.
E. Komponen-Komponen Motivasi
Motivasi memiliki dua komponen, yaitu komponen dalam (inner
component) dan komponen luar (outer component). Komponen dalam adalah
perubahan dalam diri seseorang, keadaan merasa tidak puas, dan ketegangan
psikologis. Komponen luar adalah apa yang diinginkan seseorang, tujuan yang
menjadi arah kelakuannya. Jadi, komponen dalam adalah kebutuhan kebutuhan
yang ingin dipuaskan, sedangkan komponen luar adalah tujuan yang hendak
dicapai (Oemar hamalik, 2005:159).
F. Fungsi Motivasi
Dari uraian di atas jelaslah bahwa motivasi mendorong timbulnya
kelakuan dan mempengaruhi serta mengubah kelakuan. Jadi, fungsi motivasi
meliputi sebagai berikut ini.
1) Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perubahan. Tampa motivasi maka
tidak akan timbul suatu perubahan seperti belajar.
2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan
kepencapaian tujuan yang diinginkan.
3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Besar kecilnya motivasi akan
menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
G. Motivasi Belajar
Hamzah B. Uno (2008: 23), mengatakan bahwa motivasi belajar adalah
dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk
mengadakan perubahan tingkah laku. Motivasi dan belajar tidak dapat dipisahkan,
karena kedua hal tersebut saling mempengaruhi satu sama lain. Belajar adalah
perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi
sebagai hasil dari praktek atau penguatan, yang dilandasi untuk mencapai tujuan
tertentu. Sedangkan motivasi merupakan suatu keinginan/ hasrat, yang
disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk
melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat (Hamzah B. Uno, 2011:
23).
H. Indikator Motivasi
Menurut Hamzah B. Uno (2008: 23), ada beberapa indikator motivasi
belajar, yaitu :
1) Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil.
2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan.
4) Adanya penghargaan dalam belajar.
5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.
6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seorang
siswa dapat belajar dengan baik.Keenam indikator diatas sangat berperan penting
dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Dan nantinya, keenam indikator
tersebut akan menjadi acuan dalam penelitian.
I. Manfaat Berprestasi
1.Masa depan yang cerah
Dengan menjadi siswa berprestasi, peluang untuk memiliki masa depan
yang cerah itu sangat besar. Ini disebabkan oleh adanya kemampuan untuk
mengasah kelebihan sehingga menimbulkan daya kreativitas yang tinggi. Orang
yang kreatif berpotensi menciptakan lapangan kerja sendiri atau mendapatkan
lapangan kerja sesuai dengan keahlian yang dimiliki.
2.Membanggakan keluarga
Jika kita berprestasi, tentunya keluarga pasti bangga, khususnya kedua
orangtua. Tujuan orangtua untuk menyekolahkan kita adalah agar kehidupan kita
lebih baik daripada beliau. Kedua orangtua mungkin tidak butuh imbalan apa pun
dari anak-anaknya, beliau hanya ingin melihat anaknya sukses. Dengan kita
berprestasi, kita pasti akan membuat orangtua kita merasa bangga.
Rencana
Tahap Kegiatan Durasi
Pelaksanaan
Persiapan Peneliti menginformasikan kepada 20’ Rabu
(Sesi 1) peserta didik terkait kegiatan yang minggu ke-1
akan di lakukan untuk -
meningkatkan minat berprestasi
Peneliti memberikan surat
kesediaan kepada peserta
E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang di laksanakan meliputi langkah berikut :
1) Menentukan permasalahan yang akan diteliti dengan studi literature,
selanjutnya menulis proposal. Lingkup bahasan proposal penelitian mencakup
latar belakang masalah, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, hipotesis, definisi operasional variable, kerangka teoritis,
metode penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik dan instrument
penelitian, analisis data, dan prosedur penelitian.
2) Pengumpulan data untuk memperoleh data yang diperlukan guna menjawab
penelitian yang dianjurkan.
3) Pelaksanaan pengumpulan data, berupa penyebaran angket yang dilakukan
pada siswa jenjang SMA dengan langka-langkah sebagai berikut.
Mencek alat pengumpulan data dan mengecek kelengkapan
pedoman.
Mengecek peserta didik yang menjadi sampel dalam penelitian dan
menjelaskan maksud kedatangan peneliti.
Menjelaskan petunjuk pengertian angket kepada peserta didik,
kemudian mengisinya.
Mengumpulkan angket setelah peserta didik selesai mengerjakan.
Mengecek ulang dan memeriksa kelengkapan identitas dan
jawaban pada setiap lembar jawaban.
Pengolahan dan analisis data tentang motivasi berprestasi
mahasiswa yang menghasilkan teori motivasi berprestasi siswa dan
dijadikan dasar rumusan buat perencanaan layanan bimbingan
klasikal.
Penetapan sampel penelitian
Penyusunan program bimbingan klasikal untuk meningkatkan
motivasi berprestasi siswa, yang selanjutnya dilakukan
pertimbangan oleh para ahli dan praktisi bimbingan dan konseling
untuk menghasilkan strategi bimbingan klasikal yang layak.
Pelaksanaan pretest terhadap kelompok eksperimendan kontrol.
Pelaksanaan treatment pada kelompok eksperimen dengan layanan
bimbingan klasikal.