Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Serunai Administrasi Pendidikan

Vol 9, No. 1, Maret 2020


e-ISSN 2620-9209
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
MOTIVASI BERPRESTASI MAHASISWA

Rabukit Damanik
Dosen STKIP Budi Daya Binjai

ABSTRAK

Motivasi berprestasi merupakan daya penggerak untuk mencapai taraf prestasi belajar yang setinggi
mungkin demi pengharapan kepada dirinya sendiri. Motivasi berprestasi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
faktor intern dan ekstern. Ciri-ciri seseorang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi antara lain : a)
Mempunyai keinginan untuk bersaing secara sehat dengan dirinya sendiri maupun dengan orang lain, b)
Mempunyai keinginan bekerja dengan baik, c) Berfikir realistis, tahu kemampuan serta kelemahan dirinya,
d) Memiliki tanggung jawab pribadi, e) Mampu membuat terobosan dalam berpikir, Berpikir strategis dalam
jangka panjang, f) Selalu memanfaatkan umpan balik untuk perbaikan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi motivasi
berprestasi mahasiswa. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Prodi Administrasi Pendidikan
STKIP Budi Daya Binjai sebanyak 35 orang. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh kepemimpinan
terhadap motivasi berprestasi mahasiswa sebesar 0,184 (18,4%) pada taraf α=0,05.
.
Kata Kunci : Kepemimpinan, Motivasi, Berprestasi, Mahasiswa

I. PENDAHULUAN Motivasi berprestasi itu bisa diberbagai bidang,


Pendidikan merupakan salah satu upaya seperti dibidang akademik, pekerjaan, organisasi.
untuk membangun dan meningkatkan mutu sumber Salah satu keberhasilan mahasiswa dalam
daya manusia menuju era globalisasi yang penuh pendidikan ditunjukkan dengan prestasi
dengan tantangan sehingga disadari bahwa akademiknya. Pada kenyataannya ditemukan
pendidikan merupakan sesuatau yang sangat tuntutan prestasi akademik pada mahasiswa
fundamental bagi setiap individu.. Mahasiswa semakin tinggi sementara daya belajarnya biasa-
dalam menempuh perkuliahan di perguruan tinggi biasa saja. Hal inilah yang menyebabkan tingkat
sangat membutuhkan motivasi berprestasi dalam keberhasilan mahasiswa dalam prestasi akademik
memperoleh pengetahuan, nilai-nilai, dan kurang sebagaimana diharapkan oleh pihak
keterampilan yang berhubungan dengan kampus, orang tua dan mahasiswa itu sendiri.
keilmuannya. Dimana setiap individu memiliki Fungsi pendidikan salah satunya adalah membentuk
kondisi internal yang berperan dalam aktivitas sikap dan orientasi mahasiswa terhadap belajar,
dirinya sehari-hari. Salah satu kondisi internal menanamkan sikap positif dan pengetahuan serta
tersebut adalah motivasi. untuk mengembangkan keterampilan belajar secara
efektif. Hasil pengamatan awal yang dilakukan,
Motivasi adalah dorongan yang timbul peneliti menemukan motivasi berprestasi dibidang
dalam diri seseorang untuk bertingkah laku. akademik pada mahasiswa Prodi Administrasi
Dorongan ini berada pada diri seseorang yang Pendidikan STIKIP Budi Daya Binjai masih sangat
menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang kurang.
sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Bentuk
dorongan pada manusia bermacam-macam seperti Motivasi itu sendiri dapat dibagi menjadi
dorongan belajar, dorongan kerja dan dorongan dua bagian, yaitu motivasi instrinsik dan motivasi
untuk berprestasi. Motivasi yang menjadi fokus ekstrinsik. Motivasi instrinsik merupakan dorongan
dalam penelitian ini adalah motivasi berprestasi. atau keinginan yang muncul dari dalam diri
seseorang berupa; minat, cita-cita, dan lain-lain.

51
Jurnal Serunai Administrasi Pendidikan
Vol 9, No. 1, Maret 2020
e-ISSN 2620-9209
Sedangkan motivasi ekstrinsik merupakan mereka mau berbuat sesuatu demi terapainya tujuan
dorongan atau keinginan yang muncul dari luar diri pembelajaran.
seseorang bisa berupa; dari guru, dari orang tuanya,
dari temannya, dari upah, lingkungan dan lain- lain. Kepemimpinan dalam pembelajaran lebih
Di dalam motivasi berprestasi ini ada beberapa berorientasi pada: 1. Proses bagaimana kualitas
faktor yang memberikan pengaruh, di antaranya; 1) pembelajaran mengalami peningkatan dari waktu
Motivasi instrinsik: a) minat, b) cita-cita, 2) ke waktu. 2. Menggerakkan mahasiswa mencapai
Motivasi ekstrinsik: kepemimpinan, upah, kompetensi dasar semaksimal mungkin. 3.
lingkungan (sarana dan prasarana, penasehat Penumbuhan motivasi internal belajar anak didik.
akademik, iklim kerja), dan lain-lain. Ketiga orientasi tersebut tidak terjadi secara
terpisah-pisah. Target akhir kepemimpinan
Keberhasilan mahasiswa dalam pembelajaran adalah dosen mampu menumbuhkan
pendidikannya juga dipengaruhi oleh motivasi motivasi (internal motivation) internal belajar anak
berprestasi yang dimiliki. Motivasi berprestasi didik, yang selanjutnya menjadi penggerak (drive)
sebagai daya dorong yang memungkinkan bagi anak didik untuk secara mandiri (self
seseorang berhasil mencapai apa yang diidamkan. motivation) berupaya (dosen sekedar fasilitator,
Seseorang yang memiliki motivasi berprestasi mediator, reseources linker, advisor) dalam
tinggi cenderung untuk selalu berusaha mencapai mencapai kompetensi dasar pada dirinya secara
apa yang diinginkan walaupun mengalami maksimal sebagai bentuk kualitas pembelajarannya.
hambatan dan kesulitan dalam meraihnya. Pada
kenyataannya motivasi berprestasi yang dimiliki Motivasi Beprestasi
mahasiswa cenderung sering mengalami penurunan Menurut Huston (1985) motivasi tertuju
dan di waktu lain mengalami peningkatan. Motivasi pada faktor-faktor: permulaan (initiation), arah
berprestasi yang dimiliki mahasiswa idealnya selalu (direction), intensitas (intensity) dan ketekunan
mengalami kemajuan sehingga akan mempercepat (persistency). Faktor-faktor tersebut menentukan
apa yang diidamkan. Hal inilah yang belum sikap tingkah laku yang diinginkan. Sedangkan
dimiliki oleh generasi muda untuk selalu meningkat Baron & Greenberg (1990) dalam teorinya
motivasi berprestasinya. “Expectancy Theory” adalah hasil dari tiga
keyakinan yang dimiliki setiap orang yang meliputi
Tinggi rendahnya prestasi belajar : (a) expectancy, percaya bahwa setiap usaha akan
ditentukan oleh faktor kepmimpinan. membuahkan hasil atau prestasi, (b) instrumentally,
Kepemimpinan yang baik dapat menorong percaya bahwa setiap prestasi akan dihargai atau
mahasiswa meningkatkan prestasi belajar. mendapat imbalan, dan (c) valence, penghargaan
Kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang atau imbalan bernilai bagi penerima.
yang menduduki jabatan sebagai pemimpin untuk
memimpin yang terdiri dari mengarahkan, Murray (dalam Chaplin, 2004)
membimbing dan mempengaruhi sesuatu perilaku mendefinisikan motivasi berprestasi sebagai motif
orang yang dipimpin untuk berfikir dan bertindak untuk mengatasi rintangan-rintangan atau berusaha
seemikian rupa melalui perilaku yang positif guna melaksanakan secepat dan sebaik mungkin
menapai tujuan. Seorang pemimpin sebaiknya pekerjaan yang ada. Selain itu menurut McClelland,
mempunyai kemampuan dalam memimpin yang Atkinson, Clark, & Lowell (dalam Meinawati,
dapat menunjang terapainya tujuan yang 2007) motivasi berprestasi merupakan tujuan dari
diaharapkan. Kepemimpinan merupakan suatu individu agar berhasil dalam persaingan dengan
kemampuan dan kesiapan yang harus dimiliki oleh standar tinggi. Individu mungkin gagal mencapai
eseorang untuk mempengaruhi, membimbing dan tujuan ini, tetapi memungkinkan individu tersebut
mengarahkan atau mengelola peserta didiknya agar untuk mengidefikasikan tujuan yang akan dicapai.

52
Jurnal Serunai Administrasi Pendidikan
Vol 9, No. 1, Maret 2020
e-ISSN 2620-9209
McClelland (1987) menunjukkan bahwa Kebutuhan berafiliasi (need for affiliation),
motif yang kuat untuk berprestasi atau keinginan Merupakan keinginan memiliki kebutuhan untuk
untuk berhasil atau unggul dalam situasi bersosialisasi dan ineraksi dengan individu lain.
persaingan, berhubungan dengan sejauh mana Kebutuhan ini mengarahkan tingkah laku untuk
individu dimotivasi untuk menjalankan tugasnya mengadakan hubungan dengan orang lain; dan (3)
dan teori motivasi ini dibagi menjadi motif akan Kebutuhan kekuatan (need for power), Merupakan
prestasi, motif akan afiliasi dan motif akan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja
kekuasaan. Teori ini mengatakan bahwa orang yang seseorang dengan mengarahkan semua kemampuan
dengan kebutuhan prestasi yang tinggi suka demi mencapai kekuasaan atau kedudukan yang
memikul tanggung jawab untuk pemecahan terbaik di dalam organisasi. Ego manusia ingin
masalah, mereka cenderung menetapkan masalah- lebih berkuasa dari manusia lainnya akan
masalah yang agak sulit untuk diri mereka sendiri menimbulkan persaingan. Persaingan ditumbuhkan
dan memperhitungkan resiko untuk mencapai secara sehat oleh atasan agar bawahannya
tujuan-tujuan tersebut dan sangat dimotivasi oleh termotivasi untuk bekerja lebih giat.
situasi kerja yang bersaing dan penuh tantangan. Menurut McClelland dan Atkinson (dalam
Rahmawati, 2006), motivasi yang paling penting
Motivasi mempunyai empat pengaruh untuk pendidikan adalah motivasi berprestasi,
penting dalam pembelajaran, yang tiga diantaranya dimana seseorang cenderung berjuang untuk
(a) motivasi memberikan semangat mahasiswa, mencapai sukses atau memilih suatu kegiatan yang
mahasiswa menjadi lebih aktif, sibuk dan tertarik, berorientasi untuk tujuan sukses atau gagal.
motivasi menompang upayaupaya dan menjaga McClelland juga mengemukakan bahwa orang yang
(belajar) mahasiswa tetap jalan, (b) motivasi memiliki motivasi berprestasi yang tinggi akan
mengarahkan dan mengendalikan tujuan, lebih memperhatikan hal-hal yang berhubung.
mahasiswa mengarah untuk melengkapi suatu
tugas, mencapai tujuan yang diinginkan, (c) Faktor kepemimpinan memegang peranan yang
motivasi dapat menentukan kegiatan apa yang akan penting karena pemimpin itulah yang akan
dilakukan dan bagaimana tugas-tugas itu akan menggerakkan dan mengarahkan organisasi dalam
dilakukan. Motivasi merupakan penentu prioritas mencapai tujuan dan sekaligus merupakan tugas
untuk keberhasilan seseorang. Dikatakan penentu yang tidak mudah. Menurut Sagala (2009)
prioritas karena (a) motivasi merupakan motor kepemimpinan berasal dari kata pemimpin,
penggerak dari setiap kebutuhan yang akan maksudnya adalah orang yang dikenal oleh dan
dipenuhi, (b) menentukan tujuan yang hendak berusaha mempengaruhi para pengikutnya untuk
dicapai, dan (c) menentukan perbuatan yang harus merealisir visinya. Sedangkan Yulk (1997)
dilakukan. kepemimpinan adalah proses menghargai orang lain
untuk memahami dan menyepakati tentang apa
Menurut Mc.Clelland (1987) menyatakan yang perlu untuk dilakukan dan bagaimana hal
bahwa indikator motivasi adalah sebagai berikut: tersebut dapat dilaksanakan secara efektif, dan
(1) Kebutuhan untuk berprestasi (need for proses memfasilitasi usaha individu atau kelompok
achievement), Kebutuhan untuk berprestasi (kolektif) untuk memenuhi tujuan-tujuan utama.
merupakan daya penggerak yang memotivasi
semangat kerja seseorang untuk mengembangkan Kepemimpinan adalah sebuah hubungan
kreativitasnya dan mengarahkan kemampuannya yang saling mempengaruhi di antara pemimpin dan
demi mencapai prestasi kerja yang maksimal. pengikut yang menginginkan perubahan nyata yang
Seseorang yang menyadari bahwa hanya dengan mencerminkan tujuan bersamanya. Menurut Fullan
mencapai prestasi kerja yang tinggi akan (2004) "Leadership is not mobilising others to solve
memeroleh. pendapatan yang besar, sehingga dapat the problem, because they know how to solve, but
memenuhi kebutuhan yang diperlukan; (2) they help them cope with the problem, which is not

53
Jurnal Serunai Administrasi Pendidikan
Vol 9, No. 1, Maret 2020
e-ISSN 2620-9209
successfully resolved”. Artinya kepemimpinan penemuan penelitian, dan 4) Perhatian kembali ke
tidak memobilisasi orang lain untuk memecahkan ciri, tetapi dari suatu perspektif yang berbeda.
masalah, karena mereka tahu bagaimana Garis pemikiran ini mengemukakan bahwa hakikat
menyelesaikannya, tapi membantu mereka kepemimpinan adalah gaya yang menonjolkan
mengatasi masalah, yang tidak berhasil penampilan sebagai pemimpin.
diselesaikan. Colquitt at. al. (2009) menyatakan
kepemimpinan didefinisikan sebagai penggunaan II. METODE PENELITIAN
kekuasaan dan pengaruh untuk mengarahkan Metode penelitian ini adalah penelitian
aktivitas pengikut terhadap pencapaian tujuan. kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh Mahasiswa Prodi Administrasi Pendidikan
Northouse (2013) menyatakan “despite the STKIP Budi Daya Binjai sebanyak 35 Orang. Data
multitude of ways in which leadership has been yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan
conceptual alized, the following components can be teknik statistik yakni uji persyaratan analisis data
identified as central to the phenomenon: (a) dan pengujian hipotesi. Dalam hal ini menggunakan
leadership ia a process, (b) leadership involves bantuan komputer program SPSS 16.
influence, (c) leaderships occurs in groups, (d)
leadership involves common goals”. Artinya bahwa III. HASIL DAN PEMBAHASAN
“terlepas dari banyaknya cara di mana Hasil analisis menunjukkan bahwa kondisi
kepemimpinan telah diimplementasikan secara motivasi berprestasi mahasiswa tinggi, sedangkan
konseptual, komponen berikut dapat diidentifikasi unsur yang dijadikan ukuran untuk menilai
sebagai inti dari fenomena ini: (a) kepemimpinan motivasi berprestasi mahasiswa adalah unsur-unsur
adalah sebuah proses, (b) kepemimpinan yang meliputi pekerjaan/aktivitas mahasiswa itu
melibatkan pengaruh, (c) kepemimpinan terjadi sendiri, kesempatan berprestasi, tanggung jawab,
dalam kelompok, (d ) kepemimpinan melibatkan pengakuan atau penghargaan, kemajuan, status
tujuan bersama”. pekerjaan/aktivitas, kondisi, hubungan dengan
kakak tingkat dan teman seangkatan, supervisi,
Kepemimpinan adalah kemampuan keamanan, kebijaksanaan. Motivasi berprestasi
seseorang untuk mempengaruhi, memotivasi orang mahasiswa tinggi, hal tersebut tak terlepas dari
lain untuk dapat memberikan kontribusi menuju persepsinya terhadap pelaksanaan diklat
tercapainya efektifitas dan kesuksesan organisasi. kepemimpinan yang bagus yaitu selain mempunyai
Robbin (2008) menyatakan kepemimpinan adalah dampak langsung yang tinggi terhadap aktivitas
kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok mahasiswa sehari-hari juga mempunyai dampak
guna mencapai sebuah visi atau serangkaian tujuan tidak langsung yang tinggi terhadap masa depan
yang ditetapkan. Beliau menambahkan ada empat mahasiswa. Jadi karena diklat kepemimpinan
pendekatan untuk membuat pemimpin menjadi mempunyai dampak yang tinggi terhadap aktivitas
efektif: 1) Berusaha mencari ciri kepribadian mahasiswa, maka membuat para mahasiswa terpacu
universal yang derajatnya satu tingkat lebih tinggi untuk melaksanakan tugas dan aktivitasnya sebaik
dibandingkan dengan yang bukan pemimpin, 2) mungkin. Apalagi diklat kepemimpinan tidak
Mencoba menjelaskan kepemimpinan dan perilaku semata-mata membuat mahasiswa untuk
seseorang yang terlibat di dalamnya. Kedua melaksanakan tugas dan aktivitasnya dengan
pendekatan ini telah dicap sebagai “awal yang sebaik-baiknya saja namun diklat kepemimpinan
palsu,” yang didasarkan pada konsepsi tentang juga memperhatikan kebutuhan kompetensi dimasa
kepemimpinan yang keliru dan terlalu depan. Ini merupakan suatu bentuk hasil dan
disederhanakan, 3) Menggunakan model-model manfaat dari diklat kepemimpinan terhadap
kemungkinan untuk menjelaskan tidak memadainya mahasiswa, bahwa mahasiswa adalah manusia
teori-teori kepemimpinan sebelumnya dalam biasa yang memiliki kebutuhan untuk hidup dan
merujukkan dan memadukan aneka ragam berkembang. Hal ini juga merupakan salah satu

54
Jurnal Serunai Administrasi Pendidikan
Vol 9, No. 1, Maret 2020
e-ISSN 2620-9209
pendorong bagi mahasiswa agar memiliki motivasi Hasibuan, M.S.P. 2005. Organisasi dan Motivasi.
berprestasi yang baik dan unggul. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasil penelitian menunjukkan pengaruh McClelland, D.C. 1987. Human Motivation.


kepemimpinan terhadap motivasi berprestasi Diterjemahkan oleh Handoko. Jakarta:
mahasiswa sebesar 0,184 (18,4%) pada taraf Salemba Empat.
α=0,05. Temuan ini akan membuat mahasiswa
merasa lebih diperhatikan, dilibatkan, dan dihargai, Northouse, Peter G. 2013. Leadership Theory and
sehingga muncul emosi positif yang mendorong Practice Six Edition. Los Angeles: Sage
tingkah laku mahasiswa menjadi lebih terarah, lebih Publication.
kreatif, inovatif, dan lebih berprestasi dalamproses
pembelajaran. Hal senada dengan pendapat Sagala, Syaiful. 2009. Manajemen Stratejik Dalam
Hasibuan (1996) menyatakan bahwa tujuan Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung :
pemberian motivasi adalah: 1) mendorong gairah Alfabeta.
dan semangat kerja, 2) meningkatkan moral dan
semangat kerja, 3) meningkatkan produktifitas Yukl Gary. 2009. Kepemimpinan dalam
kerja, 4) mempertahankan loyalitas dan kestabilan Organisasi. Edisi 5. Alih Bahasa Budi
bawahan, 5) meningkatkan kedisiplinan dan Suprianto. Jakarta: Indeks.
menurunkan tingkat absensi, 6) mengefektifkan
pengadaan tenaga kerja, 7) menciptakan suasana Yunus, Mohamad. 2007. Dasar-dasar Motivasi
dan hubungan kerja yang baik, 8) meningkatkan Kerja. Jakarta: Penerbit: Universitas
kreatifitas dan partisipasi, 9) meningkatkan tingkat Terbuka.
kesejahteraan, 10) mempertinggi rasa tanggung
jawab terhadap tugas-tugas, 11) meningkatkan
efisiensi pengunaan alat-alat dan bahan baku..

IV. PENUTUP
Berdasarkan data dan hasil analisis data
dapat ditarik kesimpulkan bahwa terdapat
pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi
berprestasi mahasiswa sebesar 0,184 (18,4%)
pada taraf α=0,05. Dan juga hasil analisis
menunjukkan bahwa kondisi motivasi
berprestasi mahasiswa tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

.
Colquit Jason A., Jeffry A.LePine, Michael J.
Wesson. 2009. Organizational Behaviour:
Improving performance and commitment in
the workplace. New York: the McGraw-
Hill Companies.

Fullan, M. 2004. Leading in a culture of change.


First Edition. U.S.A: Jossy-Bass

55

Anda mungkin juga menyukai