Anda di halaman 1dari 8

vol(no), year, page-page DOI:

Jurnal Pendidikan Progresif


e-ISSN: 2550-1313 | p-ISSN: 2087-9849
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/jpp/

Pengaruh Perananan Penting Kepemimpinan Sekolah Untuk Mewujudkan


Pendidikan Yang Berkualitas

Nora Wyrentia Suhaili


Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung, Indonesia.

*Corresponding e-mail: Nwyrentiasuhaili@gmail.com

Received: Accepted: Online Published:


Abstrak: Artikel ini membahas tentang pengertian kepemimpinan pendidikan, fungsi dari
kepemimpinan pendidikan dan bagaimana gaya kepemimpinan kepala sekolah dan guru.
Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi, mengkoordinasikan, dan
memobilisasi orang lain yang ada hubungannya dengan pelaksanaan dan pengembangan
pendidikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan atau sekolah secara efektif dan efisien.
Seorang pemimpin yang baik harus memiliki integritas (kepribadian), intelektual (pengetahuan),
intelegensi (spiritual), skill (kemampuan/keahlian), memiliki power atau dapat mempengaruhi
orang lain, maubelajar, mendengar dan siap untuk menerima kritik. Kepemimpinan merupakan
suatu masalah yang kompleks dan sulit, hal ini karena sifat dasar kepemimpinan itu sendiri yang
memang sangat kompleks. Keberhasilan suatu organisasi atau kelompok dalam mencapai tujuan
yang ingin diraih, bergantung pada kepemimpinan seorang pemimpin. Jadi, kepemimpinan
menduduki fungsi kardinal dan sentral dalam organisasi, manajemen maupun administrasi.

Kata kunci: Kepemimpinan, pendidikan, Sekolah

Abstract: This article discusses the meaning of educational leadership, the function of
educational leadership and the leadership styles of school principals and teachers. Leadership
is the ability to influence, coordinate and mobilize other people who have something to do with
the implementation and development of education in order to achieve educational or school
goals effectively and efficiently. A good leader must have integrity (personality), intellectual
(knowledge), intelligence (spiritual), skill (ability/expertise), have power or be able to influence
others, willing to learn, listen and be ready to accept criticism. Leadership is a complex and
difficult problem, this is because the nature of leadership itself is very complex. The success of
an organization or group in achieving the goals to be achieved, depends on the leadership of a
leader. So, leadership occupies a cardinal and central function in organization, management
and administration.

Keywords: Leadership, Education, School.

 PENDAHULUAN
Kepemimpinan merupakan tugas yang dijalankan oleh seseorang untuk
mempengaruhi perilaku para bahawannya dan memegang tanggung jawab yang besar
beserta dengan komitmen yang sudah dikuasainya (Friayana Yudiatmaja, 2013).
Sehingga dalam hal ini berarti seorang pemimpin memiliki hak, wewenang dan juga
kekuasaan untuk menjadi penggerak dan pendorong berjalannya sebuah aktivitas yang
didalamnya merangkap suatu tujuan bersama. Perlu diketahui bahwasannya,
kepemimpinan sangat diperlukan, supaya segala sesuatu yang berjalan memiliki
penuntun dan juga pengarah. Pengaruh dari adanya kepemimpinan ini sangatlah besar.
Setiap lembaga satuan organisasi yang menaungi banyak orang, tentu didalamnya
membutuhkan peran dari pemimpin yang mampu untuk menggagas berbagai inovasi,
demi terwujudnya keberhasilan yang menjadi tujuan utama yang telah digadang-gadang.
Termasuk dalam hal ini adalah organisasi lembaga pendidikan, yang mana
pemimpinnya biasa disebut dengan kepala sekolah. Kepemimpinan pendidikan
merupakan kemampuan untuk mempengaruhi, mengkoordinasikan, dan memobilisasi
orang lain yang ada hubungannya dengan pelaksanaan dan pengembangan pendidikan
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan atau sekolah secara efektif dan efisien.
Sebagai pemimpin tentunya harus dapat mengerahkan berbagai upaya demi hal yang
inin dicapai. Upaya yang dapat dilakukan oleh seorang pemimpin seperti mengarahkan,
meningkatkan, dan menggerakkan segala potensi yang ada didalam diri para anggotanya
secara bersama untuk lebih berfokus pada tujuan kegiatan dari suatu lembaga ataupun
organisasi tersebut (Siti Maisarah Hasibuan, 2018).
Dalam pendidikan tentunya membentuk sebuah lembaga yang menjadi suatu
organisasi dengan banyak sumber daya manusia yang siap untuk berkontribusi dan
menjalankan tugas untuk melakukan pengajaran terhadap peserta didik yang siap untuk
diberi pengajaran. Sehingga dalam hal ini sumber daya manusia yang menjalankan
tugas untuk mengajar adalah pendidik (guru), yang dalam mengemban tugas dan
tanggung jawabnya memerlukan arahan dari seorang pemimpin. Pemimpin ini harus
mampu melakukan segala hal untuk mendongkrak eksistensi sebuah lembaga yang
berada dibawah naungannya. Dalam sistem pendidikan yang berada pada ruang lingkup
sekolah, kepemimpinan menjadi tolak ukur dalam mencapai tujuan. Dalam pendidikan
seorang pemimpin itu adalah kepala sekolah. Kepala sekolah sebagai pemimpin
berfungsi sebagai manajer, pengawas, pendidik dan juga motivator (Wahyudin Nur
Nasution, 2015).
Memang pada dasarnya kepemimpinan itu seringkali dipahami sebagai suatu
alat yang mampu menjadi bumerang untu mengatasi segala kelemahan dan juga
ketidakteraturan yang ada pada suatu organisasi pendidikan. Dalam ruang lingkup
pendidikan seorang pemimpin yaitu kepala sekolah harus dapat menjadi seorang yang
patut untuk diteladani, sehingga dalam ini harus rela berkorban dari segi apapun dan
menjalankan peran serta tanggung jawabnya dengan optimal dan memberikan yang
terbaik. Segala tindakan yang dilakukan sangat berdampak untuk orang disekelilingnya
yang menjadi sumber interaksi. Dalam hal ini tentunya meliputi guru dan juga peserta
didik. Kepala sekolah sebagai pemimpin haruslah mampu menjadi pemeran utama
untuk dapat mendorong sekolah dalam mewujudkan visi, misi serta tujuan dari berbagai
program sekolah yang telah dicanangkan. Perlu diketahui bahwasannya pemimpin
pendidikan yang baik itu pemimpin yang memiliki integritas dan mampu mengelola
lembaga pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya.

 METODE
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, penelitian ini menggunakan
metode studi kepustakaan. Yang dimana dalam hal ini serangkaian kegiatan yang ikut
diikutsertakan berupa pengembangan informasi yang diperoleh dari pengumpulan
berbagai data dengan cara membaca dan mencatat, menganalisis bahan dari data
pustaka. Sumber bahan bacaan dan data pustaka tersebut diperoleh dari buku, jurnal
ilmiah dan berbagai catatan penting yang terkait dengan pokok pembahasan.
Pengumpulan data yang diperoleh yaitu data yang bersifat sekunder. Beberapa bahan
pustaka menjadi pendukung dalam sebuah riset atau penelitian yang dilakukan. Sumber
informasi yang digali juga memperhatikan serta mempertimbangkan
pemikiranpemikiran yang relevan. Supaya dalam hal ini data yang disajikan bersifat
akurat dan juga tepat.

 HASIL DAN PEMBAHASAN


Kepemimpinan dalam hakikatnya merupakan suatu kemampuan yang dimiliki
oleh seseorang untuk membina, membimbing, mengarahkan dan menggerakkan orang
lain agar dapat melakukan kerja sama dalam mencapai tujuan telah telah ditetapkan
(Doni Pratiwi, 2020). Perlu diketahui bahwasannya pendidikan menjadi salah satu
faktor utama untuk menciptakan dan membentuk sumber daya yang berkualitas.
Sehingga tentunya pengelolaanya harus dengan benar dan sungguh-sungguh.
Pendidikan adalah salah satu sarana yang mampu membuka wawasan dan perspektif
secara global. Oleh karena itu, untuk membantu berjalannya segala program dan
kativitas yang dijalankan diperlukannya seorang pemimpin. Kepemimpinan pendidikan
merupakan kemampuan untuk mempengaruhi, mengkoordinasikan, dan memobilisasi
orang lain yang ada hubungannya dengan pelaksanaan dan pengembangan pendidikan
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan atau sekolah secara efektif dan efisien.
Pemimpin menjadi penentu dalam keberhasilan sistem pendidikan yang dijalankan.
Karena pendidikan yang berkualitas merupakan cerminan dari berhasilkan program
yang dilaksanakan.
Kualitas ini tidak tercapai dengan sendirinya, tetapi harus adanya upaya dan
berbagai strategi yang dilimpahkan. Upaya dalam meningkatkan kualitas pendidikan
menjadi isu yang terus menerus menjadi pokok perbincangan. Hal utama yang menjadi
tolak ukur pendidikan yang berkualitas tentu berasal dari cara kinerja dan juga visi misi
yang dibuat oleh suatu lembaga pendidikan, yang kemudian dijalankan melalui arahan
dan dorongan motivasi dari seorang pemimpin. Pemimpin yang dapat memacu
peningkatan kualitas pendidikan tentu harus memiliki kriteria yang menjadi layak untuk
dikatakan sebagai pemimpin. Seorang pemimpin yang akan menjadi teladan dan juga
motivator harusla secara terus menerus memperbaiki diri terhadap segala sesuatu yang
menjadi kekurangan diri, yang akan mempengaruhi organisasi pendidikan yang
dipimpinnya (M. Sahabuddin, 2022). Komitmen yang kuat haruslah menjadi prinsip
seorang pemimpin dalam pendidikan. Menurut M. Sahabuddin, 2022, dalam Bernes
dibukunya, menyebutkan bahwa seorang pemimpin haruslah memiliki beberapa prinsip
yang harus dipegang teguh dan menjadi pedoman. Prinsip-prinsip kepemimpinan
diantaranya yaitu mengadakan peningkatan secara terus menerus, yang sudah menjadi
sifat alamiah, mengakui masalah secara terbuka, mempromasikan keterbukaan,
menciptakan tim kerja yang didalamnya memiliki tekad untuk membentuk prestasi dan
juga efisiensi kerja, dan juga memberikan proses hubungan kerja yang baik dan benar.
Melalui kesadaran penuh seorang pemimpim dalam pendidikan haruslah memiliki
rasa sosial dan juga manajemen keterampilan. Manajemen ini sebagai bentuk
pengelolaan pemimpin yaitu kepala sekolah agar dapat mengorganisisir lembaga
pendidikan yang merupakan naungan untuk mengentaskan anak bangsa dari perihnya
kebodohan. Orientasi kepada peserta didik juga merupakan salah satu tujuan kepala
sekolah sebagai pemimpin. Pemimpin yang baik harus menitikberatkan pada kesuksesan
dan keberhasilan program yang telah dicangkan tetapi juga kepada para peserta didik
sebagai sumber daya utama yang akan menjadi sasaran utama yang ada didalam tujuan
pendidikan. Seorang pemimpin yang baik harus memiliki integritas (kepribadian),
intelektual (pengetahuan), intelegensi (spiritual), skill (kemampuan/keahlian), memiliki
power atau dapat mempengaruhi orang lain, mau belajar, mendengar dan siap untuk
menerima kritik dari orang lain.
Pemimpin yang cerdas emosional mampu mengambil keputusan dengan arif dan
bijaksana. Dalam hal pengambilan keputusan ini didasarkan atas pertimbangan yang
komprehensif (Antonius Remnigius Abi, 2019). Dengan dimilikinya kecerdasan
tersebut, maka proses pelaksanaaan pendidikan akan berjalan lebih fleksibel dan
harmonis. Terciptanya pendidikan yang efektif, inovatif dan efisien merupakan salah
satu tugas yang harus diemban dengan baik oleh seorang pemimpin pendidikan, hal ini
karena dalam pendidikan sekurangkurangnya dapat memuat komponen tersebut.
Pemimpin pendidikan yaitu kepala sekolah yang tentunya disegani oleh para
anggotanya. Oleh karena itu, wibawa yang baik haruslah selalu terpancar dalam diri
seorang pemimpin. Pemimpin yang berkarakter memiliki sifat-sifat utama, yang
meliputi sifat jujur, memandang jauh kedepan, memberi inspirasi dan cakap (Husaini
Usman, 2013). Setiap pemimpin tentunya harus memiliki bekal untuk menciptakan
suatu kebersamaan dan kolektivitas yang dinamik. Yang harapannya mampu untuk
membangun integritas dan terciptanya daya saing yang tinggi.
Gaya kepemimpinan yang digunakan juga berpengaruh dalam meningkatkan
kualitas pendidikan. Gaya kepemimpinan ini merupakan salah satu strategi yang dapat
menjadi alternatif dalam membantu membangun terciptanya pendidikan yang
berkualitas. Hal ini dikarenakan dengan adanya gaya kepemimpinan ini menjadikan
suatu ciri khas yang mencolok. Tetapi dalam hal ini, tetap harus memperhatikan dan
menyesuaikan kondisi anggotanya, supaya dapat terimplementasikan dengan secara
tepat. Setiap kepala sekolah sebagai pemimpin tentunya memiliki gaya tersendiri,
sehingga masing-masing berbeda. Gaya kepemimpinan akan diketahui dapat dilihat dari
sifat-sifat yang ditunjukkan serta bagaimama tindakan yang dilakukan. Akan semakin
nampak jika manakala kepala sekolah melakukan interaksi dengan orang lain, misal
seperti guru dan juga peserta didik (Vonny Angeli Sudharta, 2017). Semua tergantung
pada kepribadian yang dimiliki oleh masing-masing individu.
Makawimbang dalam Yanti (2019) menyatakan bahwa terdapat 3 gaya
kepemimpinan yang bisa dijadikan sebagai gaya kepemimpinan guru SD yakni:
1. Gaya kepemimpinan otokrastis. Gaya kepemimpinan yang beronientasi kepada
tugas akan tetapi kurang perhatian pada kebutuhan anggotanya. Dalam gaya
kepemimpinan ini pemimpin bertindak sebagai penguasa. Semua anggota
hanya sebagai anggota yang menjalankan perintah ataupun kehendak
pemimpin.
2. Gaya Kepemimpman Demokratis Gaya kepemimpinan yang mengikutsertakan
anggotanya dalam pengambilan keputusan dalam rangka membutuhkan
komitmen kerja untuk mencapai tujuan. Kepemimpinan demokratis
diwujudkan dengan dominasi penlaku sebagai pelindung, penyelamat dan
perilaku yang cenderung memajukan dan mengembangkan
organisasi/kelompok. Kepemimpinan dengan gaya demokratis dalam
mengambil keputusan sangat mementingkan musyawarah.
3. Gaya Kepemimpman Kendali Bcbas (Laissez Faire) Gaya kepemimpinan yang
menekankan bahwa pemimpin tidak hanya berusaha untuk menjalankan
kontrol atau pengaruh terhadap anggota kelompok. Dalam gaya kepemimpinan
ini cenderung pemimpin sering memberi kekuasaan pada bawahan.
Fungsi kepemimpinan merupakan hal yang sangat diharapkan hasilnya untuk
tercapainya tujuan pendidikan. Untuk membantu mewujudkan itu semua tentunya harus
memiliki sumber daya dukung yang turut serta aktif berpartisipasi. Partisipasi tersebut
tentunya diperoleh dari orang-orang yang selalu membersamai dalam ruang lingkup
pendidikan, yaitu seluruh warga sekolah yang meliputi guru, staff, peserta didik dan
semua warga sekolah lainnya. Partisipasi yang diberikan juga harus melihat kebutuhan
yang diperlukan oleh pemimpin. Pemimpin dalam lembaga pendidikan merupakan figur
yang harus selalu menjaga tindakan dan juga perbuatan dalam kesehariannya (Leny
Marlina, 2013). Agar produktivitas suatu organisasi dalam lembaga pendidikan sekolah
terlihat, maka pengelolaannya pun harus sedemikian rupa, dengan menyertakan kualitas
dan juga kuantitas.
Dalam hal ini kepala sekolah adalah pengelola pendidikan di sekolah secara
keseluruhan, dan kepala sekolah adalah pemimpin formal pendidikan di sekolahnya.
Dalam suatu lingkungan pendidikan di sekolah, kepala sekolah bertanggung jawab
untuk mengelola dan memberdayakan guru-guru agar terus meningkatkan kemampuan
kerjanya. Menurut (Kepemimpinan Dan Supervisi Pendidikan, 1988) (dalam Prasetyo,
2014:2-3) terdapat dua fungsi kepemimpinan pendidikan yang berhubungan dengan
tujuan yang hendak dicapai antara lain:
1. Fungsi kepemimpinan pendidikan yang berhubungan dengan tujuan yang
hendak dicapai antara lain:
(a) Memikir, merumuskan dengan teliti tujuan kelompok serta menjelaskan
kepada anggota-anggotanya supaya selalu dapat menyadari bahwa dalam
bekerja sama ada tujuan yang harus dicapai,
(b) memberi dorongan kepada para anggota kelompok serta menjelaskan
situasi dengan maksud untuk dapat ditemukan rencana-rencana kegiatan
kepemimpinan yang dapat memberi harapan baik,
(c) membantu para anggota kelompok dalam mengumpulkan
keteranganketerangan yang perlu supaya dapat mengadakan pertimbangan-
pertimbangan yang sehat,
(d) menggunakan kesanggupan-kesanggupan dan minat khusus dari anggota
kelompok,
(e) memberi dorongan kepada setiap anggota untuk melahirkan peranan,
pikiran, dan memilih buah pikiran yang baik dan berguna dalam
pemecahan masalah yang dihadapi oleh kelompok,
(f) memberi kepercayaan dan menyerahkan tanggung jawab kepada anggota
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan kemampuan masing-masing
demi kepentingan bersama.

2. Fungsi kepemimpinan pendidikan yang berhubungan dengan penciptaan


suasana pekerjaan yang sehat, antara lain:
(a) Memupuk dan memelihara kesediaan kerjasama di dalam kelompok demi
tercapainya tujuan bersama,
(b) menanamkan dan memupuk perasaan pada anggota masing-masing melalui
penghargaan terhadap usaha-usahanya,
(c) mengusahakan suatu tempat pekerjaan yang menyenangkan baik ruangan,
baik fasilitas maupun situasi,
(d) menggunakan kelebihan-kelebihan yang terdapat pada pimpinan untuk
memberi sumbangan dalam kelompok menuju pencapaian tujuan bersama.
Adapun pada umumnya fungsi kepemimpinan adalah mengusahakan agar
kelompok yang dipimpinnya dapat mewujudkan tujuan dengan baik melalui kerjasama
yang produktif dalam segala situasi.
Memang pernyataan yang benar bahwa kualitas pemimpin berasal dari
pemenuhan kriteria yang dikuasai, Menurut Khairun Saleh dan Amalia Nur Aini (2014),
kualitas kepemimpinan sekolah meliputi beberapa aspek seperti kepribadian yang baik,
ramah, riang reponsif dan percaya diri. Selain itu, memiliki tujuan yang disusun secara
bersama dan juga menyadari adanya proses kerja sama untuk mencapai tujuan itu,
sehingga dalam artian bahwa dalam merumuskan tujuan ataupun pengambilan
keputusan, haruslah disertai dengan adanya musyawarah secara bersama dengan para
anggotanya. Kemudian, seorang kepala sekolah sebagai pemimpin harus memiliki
otoritas, pengetahuan yang luas dan juga keputusan yang mantap serta memiliki
keahlian dalam profesionalisme yang terampil dan efektif. Untuk mewujudkan
pendidikan yang berkualitas seorang kepala sekolah sebagai pemimpin haruslah dapat
terus mengembangkan diri, baik itu dari aspek pengelolaan siswa ataupun
pemberdayaan sarana dan prasarana. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan faktor
penggerak yang membuat berbagai perubahan kearah kemajuan yang lebih baik dan
juga manajemen atau pengelolaan yang dilakukannya.
Kinerja yang diberikan oleh kepala sekolah sebagai pemimpin haruslah terus
dipacu. Hal ini bertujuan agar tetap tumbuh dampak positif yang disalurkan.
Sebagimana tela diketahui seorang pemimpin harus memiliki berbagai cara atau strategi
untuk menunjang keberhasilan dalam terwujudnya tujuan yang ingin dicapai. Menurut
Purwadhi,dkk,2021 menjelaskan bahwa implikasi kepemimpinan harus mencakup
beberapa hal yang meliputi kepemimpinan berfungsi jika ada pihak lain yang dilibatkan
untuk diarahkan oleh pemimpin, seseorang dianggap sebagai pemimpin yang efektif
bila dapat mengggunakan kekuasaannya untuk mempengaruhi bawahannya untuk
senantiasa bekerja sesuai dengan apa yang harapkan dan seorang pemimpin diharapkan
memiliki banyak hal seperti rasa tanggung jawab yang tinggi, pengetahuan, percaya diri
serta komunikatif. Pada dasarnya kepemimpinan yang ditunjukkan itu sangat
mempengaruhi arah dan gerak dari suatu lembaga pendidikan (Aldo Redho Syam,
2017). Meskipun didalamnya terdapat orang-orang yang mampu bekerja, tetapi tetap
membutuhkann pemimpin sebagai kepala yang mengatur jalannya seluruh kegiatan.
Kepala sekolah yang bertanggung jawab dalam suatu lembaga pendidikan,
merupakan suatu kewajiban dalam hal pengelolaan sumber daya pendidikan dengan
semaksimal mungkin, agar penyelenggaraan pendidikan dapat berjalan dengan
semestinya dan juga mendorong tercapainya tujuan pendidikan. Terselenggaranya
proses pendidikan yang aktif dan dinamis merupakan suatu hal yang harus ditekankan
oleh pemimpin. Karena inilah yang menjadi muara akhir suatu lembaga pendidikan.
Pemimpin yang bermutu merupakan suatu alat yang menjadikan pendidikan menjadi
semakin gencar untuk meraih kualitasnya. Banyak lembaga pendidikan yang sukses
walaupun di dalamnya terdapat karakter yang berbeda-beda. Karena lembaga tersebut
memiliki pemimpin yang banyak menggunakan strategi dalam membangun tim yang
mampu bekerja sama dan menjalankan tugasnya dengan efektif dan efisien. Karena
dengan adanya kinerja yang baik antar sdm satu sama lain maka akan mampu
mendorong lembaga tersebut untuk terus meningkatkan kualitas mutu yang akan
berdampak pada berkompetennya lulusan. Banyaknya lulusan berkompeten yang
tercetak, maka citra suatu lembaga pendidkan pun akan ikut bagus. Kualitas suatu
lembaga pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi pandangan masyarakat
agar memiliki daya ketertarikan dalam menggunakan jasa pendidikan di setiap lembaga
pendidikan (Rabiah Al-Adawiyah dan Muhammad Taufik, 2022).
Setiap pemimpin yang memegang lembaga pendidikan, banyak diharapkan
memberikan perubahan kearah yang lebih baik. Segala yang ingin dilakukan pemimpin
sebagai bentuk suatu upaya tidak terbatas. Sehingga poinnya adalah seorang pemimpin
harus mampu melaksanakan tanggung jawab sebagai pemimpin dengan sebaik-baiknya,
dengan terstruktur dan terkonsep serta mampu menjalin hubungan kerja sama yang baik
dengan para anggotanya. Selain itu juga, memiliki kemampuan yang telah terpatri untuk
dapat membuat suatu kerangka konsep ataupun rancangan untuk mengembangkan
lembaga pendidikan yang dipimpinnya. Dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 17 tahun, ada beberapa kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang pemimpin
dalam pendidikan, yang meliputi:
(a) kompetensi kepribadian, yang didalamnya mencakup akhlak, integritas,
kontrol sosial dan pengendalian diri,
(b) kompetensi manajerial yang mencakaup penyusunan perencanaan,
mengembangkan lembaga pendidikan, mengelola segala sarana, hubungan
dan juga informasi,
(c) kompetensi kewirausahaan yang mencakup inovasi, motivasi dan semangat
juang untuk pantang menyerah,
(d) kompetensi supervisi yang mencakup perencanaan program,
(e) kompetensi sosial yang mencakup kerja sama dan partisipasi.

Eksistensi peran kepala sekolah sebagai pemimpin untuk mewujudkan pendidikan


yang berkualitas harus tetap terus dipelihara dengan sebaik-baiknya. Dalam diri seorang
pemimpin harus tertanam kemampuan dan kesanggupan untuk membentuk lingkup
pendidikan yang bermutu. Keberanian dalam mengambil keputusan secara tegas dan
logis serta memberikan tindakan yang memiliki stabilitas tinggi, merupakan suatu kunci
yang menjadi strategi tuntutan. Memiliki kewibawaan, teladan, motivator dan
mampunya membangun dan menjalinn hubungan yang harmonis juga menjadi perilaku
tuntutan. Seorang pemimpin untuk mewujudkan mutru pendidikan yang berkualitas
haruslah mampu menggagas ide dan juga menciptakan karya, yang mampu
mendongkrak tercapainya tujuan pendidikan.

 KESIMPULAN
Kepemimpinan dalam pendidikan merupakan suatu peran yang menjalankan
segala tugas dan kewajiban untuk tercapainya tujuan pendidikan dan terciptanya
pendidikan yang berkualitas. Pemimpin yang baik tentunya harus mampu berkontribusi
secara utuh dalam hal pengembangan lembaga yang menjadi tanggung jawabnya.
Dalam lembaga pendidikan yang menjadi pemimpin adalah kepala sekolah. Ditangan
kepala sekolah, seluruh kegiatan atau aktivitas yang ada mampu terorganisir dan
bergerak dengan baik sesuai arah untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
disepakati secara bersama. Pemimpin dalam pendidikan tidak hanya memiliki
kecerdasan pada intelektual, tetapi juga kecerdasan dalam emosional. Karena tugas
memimpin itu dari hati, maka tentunya dari dalam diri seorang pemimpin itu haruslah
memiliki sikap pengendalian diir yang baik. Pemimpin yang berkarakter memiliki sifat-
sifat utama, yang meliputi sifat jujur, memandang jauh kedepan, memberi inspirasi dan
cakap. Setiap pemimpin tentunya harus memiliki bekal untuk menciptakan suatu
kebersamaan dan kolektivitas yang dinamik. Yang harapannya mampu untuk
membangun integritas dan terciptanya daya saing yang tinggi. Gaya kepemimpinan
yang digunakan juga berpengaruh dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Gaya
kepemimpinan ini merupakan salah satu strategi yang dapat menjadi alternatif dalam
membantu membangun terciptanya pendidikan yang berkualitas. Setiap pemimpin yang
memegang lembaga pendidikan, banyak diharapkan memberikan perubahan kearah
yang lebih baik. Berbagai kompentensi harus dikuasai, baik itu kompetnsi kepribadian,
manajerial, kewirausahaan, supervisi dan juga sosial. Sehingga dalam hal ini pandangan
dan persektif seorang pemimpin pendidikan adalah orientasinya terhadap peningkatan
kualitas pendidikan, agar nantinya mampu berdampak terhadap sumber daya manusia
didalamnya.

 REFERENSI
Yudiaatmaja, F. (2013). Kepemimpinan: Konsep, Teori Dan Karakternya. Media
Komunikasi FPIPS, 12(2).
Nasution, WN (2016). Kepemimpinan pendidikan di sekolah. Jurnal Tarbiyah , 22 (1).
Sahabuddin, M., & Syahrani, S. (2022). Kepemimpinan pendidikan perspektif
manajemen pendidikan. Educational journal: General and Specific Research, 2(1),
102-112.
Usman, H. (2013). Kepemimpinan berkarakter sebagai model pendidikan karakter.
Jurnal Pendidikan Karakter, (3).
Sudharta, V. A. (2017). Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Perspektif
Psikologi. JMSP (Jurnal Manajemen Dan Supervisi Pendidikan), 1(3), 208-217.
Salsabilla, B., Lestari, F. I., Erlita, M., Insani, R. D., Santika, R., Ningsih, R. A., ... &
Mustika, D. (2022). Tipe dan Gaya Kepemimpinan Pendidikan. Jurnal Pendidikan
Tambusai, 6(2), 9979-9985.
Fatonah, Isti. (2017). Kepemimpinan Pendidikan. Tarbawiyah: Jurnal Ilmiah
Pendidikan, 10(02), 109-125.
Marlina, L. (2013). Tipe-tipe kepemimpinan dalam manajemen pendidikan. Ta'dib:
Jurnal Pendidikan Islam, 18(02), 215-227. Saleh, K. (2014). Kepemimpinan
Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan. FENOMENA.
Mariana, D. (2021). Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap efektivitas
Sekolah Penggerak dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Jurnal Pendidikan
Tambusai, 5(3), 10228-10233.
Purwadhi, P., Rohendi, A., Jujur, U., Noor, C. M., Rahmasari, G., & Handayani, N.
(2021). Membangun Sikap Moral Pemimpin yang Berintegritas.
Al Adawiyah, R., & Kejora, M. T. B. (2022). Strategi Pemimpin Dalam Membangun
Kinerja Tim di Lembaga Pendidikan Islam Tingkat Dasar terkait Beragamnya
Karakter Sdm dalam Meningkatkan Lulusan Bermutu. EDUKATIF: JURNAL
ILMU PENDIDIKAN, 4(6), 7641-7650.
FAI-UMM, P. P. P. (2020). KEPEMIMPINAN BERMUTU. Jurnal Pemikiran dan
Pendidikan Islam, 9(1).
Sholihuddin, M. (2022). EKSISTENSI PERAN KEPALA MADRASAH MENUJU
SEKOLAH BERMUTU. Hijri, 11(1), 1-9.

Anda mungkin juga menyukai