Anda di halaman 1dari 5

Kepemimpinan Pendidikan

Zahra Ababil
Universitas Negeri Padang
Indonesia
E-mail : zahra15700ababil@gmail.com

Abstrak— The government policy on autonomy of education dan kinerja manajer akan tergantung pada kemampuannya
should be followed by the inovation in many components of sebagai manajer. Hal ini berarti mampu mempengaruhi
education institutions, especially in their management level.The
terhadap orang atau kelompok untuk mencapai hasil yang
appropriate management in autonomous era is that the existence of
inovative leadership.In other words, they have clear vision,mission, diinginkan dan ditetapkan bersama
will,and commitment to do inovations.Thus, the education Dalam hal ini kepala sekolah sebagai seseorang yang
institution under this inovative leadership will reach their aims diberi tugas untuk memimpin sekolah, kepala sekolah
based the autonomy demands quickly.Educational leadership is the
ability to influence,coordinate, and mobilize other people that have bertanggung jawab atas tercapainya tujuan sekolah. Kepala
to do with the implementation and development of education in sekolah diharapkan menjadi pemimpin dan inovator di
order to achieve the goal of education or school effectively and sekolah. Oleh sebab itu, kualitas kepemimpinan kepala
efficiently.Education institution represents the organization having
sekolah adalah signifikan bagi keberhasilan sekolah.
unique character because in it there are learning process and
activity of human empowerment.Logical consequence of education Kemampuan profesional kepala sekolah sebagai pemimpin
is arranging effectiveness of education organization that pendidikan yaitu bertanggung jawab dalam menciptakan
necessarily requires leadership.Effectiveness of education suatu situasi belajar mengajar yang kondusif, sehingga guru-
leadership will perform better if education leader have a number of
ability.For the purpose of school to be achieved effectively and guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik dan
efficiently requires effective leadership of the principal.There are peserta didik dapat belajar dengan tenang. Disamping itu
seven characteristics of effective principal leadership: having a kepala sekolah dituntut untuk dapat bekerja sama dengan
clear vision,having high expectations of achievement; bawahannya, dalam hal ini guru.
programming and providing positive and constructive
feedback,encouraging efficient use of time,utilizing various Untuk mencapai tujuan pendidikan sesuai dengan peran
learning resources,monitoring the progress of learners individually sosial sekolah, maka peran kepemimpinan pendidikan harus
or in groups and continuous improvement. berjalan optimal. Secara operasional kepemimpinan
Keywords—Leadership; education; school pendidikan harus berlangsung efektif bagi kemajuan
organisasi sekolah. Pada era informasi saat ini, keberhasilan
I. PENDAHULUAN dan kegagalan suatu organisasi sekolah sebagian besar
Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan ideal ditentukan oleh mutu kepemimpinan yang dimiliki oleh orang-
untuk direalisasikan melalui sistem pendidikan nasional. orang yang diserahi tanggungjawab sebagai pemimpin dalam
Dalam sistem sekolah, terjadi proses interaksi antara kepala suatu organisasi sekolah. Untuk itu kepemimpinan pendidikan
sekolah, guru, pegawai, pengawas, komite sekolah serta perlu diberdayakan dengan cara meningkatkan
murid. Semua proses interaksi berlangsung, karena kemampuannya secara fungsional, sehingga mampu berperan
dipengaruhi fungsi pengorganisasian, pembagian tugas, sesuai dengan tugas, wewenang, dan tujuannya. Tulisan ini
komunikasi, motivasi, kewenangan dan keteladanan. Kepala akan membahas tentang kepemimpinan pendidikan di Sekolah
sekolah berfungsi sebagai pemimpin, manajer, pendidik, yang mencakup: konsep kepemimpinan, (pengertian
pengawas, dan motivator bagi guru-guru dalam proses kepemimpinan , unsur-unsur kepemimpinan, dan peran
kependidikan melalui pembelajaran dan latihan. Guru kepemimpinan) dan kepemimpinan pendidikan di sekolah
berinteraksi dengan sesama guru dan murid dalam kegiatan (pengertian kepemimpinan pendidikan, dan kepemimpinan
pembelajaran. Demikian pula ada pola komunikasi di dalam kepala sekolah).
interaksi ini sebagai inti kegiatan kemanusiaan II. METODE PENELITIAN
mengembangkan potensi anak didik menuju kedewasaan
Metode penelitian merupakan langkah-langkah yang
dalam makna yang luas sehingga dapat mengisi peran sesuai
dimiliki dan dilakukan oleh peneliti dalam rangka untuk
dengan sistem sosial. Kepemimpinan telah digambarkan
mengumpulkan informasi atau data yang telah di dapatkan.
sebagai penyelesaian pekerjaan melalui orang atau kelompok
Metode peneliti memberikan sebuah gambaran mengenai

1
Kepemimpinan Pendidikan, Padang 2020
rancangan berupa prosedur dan langkah-langkah yang harus (5) leader (pemimpin)
ditempuh dan selanjutnya dianalisis. Tujuan dari artikel ilmiah (6) inovator
ini adalah untuk memperoleh pengetahuan baru ataupun (7) motivator.
penemuan baru,. Artikel ilmiah disusun dengan metode dan Tujuh fungsi kepemimpinan itu sering disebut dengan istilah
langkah-langkah yang sistematis untuk memudahkan dalam EMASLIM. (Rohmat, 2006)
melakukan penelitian. Pada artikel ini, peneliti menggunakan Fungsi kepemimpinan pendidikan sebagai educator
metode studi literatur dengan cara mengumpulkan literatur (pendidik) mencakup tujuh aspek, yaitu prestasi tenaga
(bahan-bahan materi) yang bersumber dari buku, jurnal, dan pendidik, kemampuan membimbing tenaga pendidik,
sumber lainnya terkait mengenai ilmu tentang kepemimpinan kemampuan membimbing karyawan, membimbing siswa,
pendidikan mengembangkan staf, kemampuan belajar dan mengikuti
perkembangan iptek, dan kemampuan memberi contoh
III. KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN mengajar. Sementara itu, fungsi kemampuan kepemimpinan
pendidikan sebagai manajer mencakup aspek-aspek;
A. Pengertian Kepemimpinan Pendidikan kemampuan menyusun program, menyusun organisasi
Secara sederhana kepemimpinan merupakan kemampuan kepegawaian dalam institusi pendidikan, menggerakkan staf,
yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi orang lain dan aspek kemampuan mengoptimalkan daya institusi
(Makawimbang, 2012: 6). Hal ini berarti kepemimpinan pendidikan.
merupakan suatu kemampuan seseorang untuk mempengaruhi Fungsi kepemimpinan pendidikan sebagai administrator
orang lain agar mengikuti keinginan seorang pemimpin. mencakup kemampuan mengelola administrasi kegiatan
Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi perilaku belajar-mengajar serta bimbingan dan konseling, kesiswaan,
orang lain dalam situasi tertentu agar bersedia bekerjasama ketenagaan, keuangan, sarana dan prasarana, maupun aspek
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Menurut Overton kemampuan mengelola administrasi persuratan. Fungsi
(2002: 3), kepemimpinan adalah kemampuan untuk kepemimpinan pendidikan sebagai pendidik (educator),
memperoleh tindakan pekerjaaan dengan penuh kepercayaan manajer, administrator, supervisor (penyelia), leader
dan kerjasama. (Nasution, 2015) (pemimpin), inovator, dan motivator (EMASLIM) dapat
Kepemimpinan organissasi pendidikan dan administrasi diringkas menjadi tiga unsur pokok sebagai berikut:
adalah terkait dengan kepemimpinan yang diterapkan dalam 1) Kepemimpinan pendidikan sebagai manajer
kegiatan orang dalam kedudukan sebagai pengambil Fungsi kepemimpinan pendidikan sebagai manajer
keputusan dalam berbagai jenjang organisasi pendidikan identik dengan keharusan menjalankan berbagai fungsi yang
informal yang berinteraksi dengan organisasi formal. Adapun ada pada manajemen. Manajer sudah pasti melakukan
orang-orang yang terlibat dalam masalah itu adalah pengawas berbagai aktivitas, sedangkan aktivitas kerja manajer sering
pendidikan, kepala sekolah, direktur akademi, rektor dikategorisasikan menjadi fungsi-fungsi manajemen.
perguruan tinggi, pimpinan dalam organisasi guru, pimpinan 2) Kepemimpinan Pendidikan Sebagai Pemimpin
dalam organisasi orang tua dan guru dan pimpinan organisasi Kepemimpinan pendidikan sebagai pemimpin (leader)
formal. Kepala sekolah merupakan pimpinan pendidikan. mencakup di dalamnya fungsi sebagai inovator dan
Dalam kedudukannya sebagai pimpinan pendidikan yang motivator. Kotter menyebutkan bahwa manajemen
resmi, kepala sekolah diangkat dan ditetapkan secara resmi merupakan kinerja untuk kemungkinan penghasilan produk
sehingga dia bertanggung jawab dalam pengelolaan dengan melalui beberapa aturan: (1) setting tujuan-tujuan
pengajaran, ketenagaan, kesiswaan, gedung dan halaman operasional, menetapkan rencana tindakan dengan
(sarana dan prasarana), keuangan, serta hubungan lembaga menggunakan penjadualan, dan alokasi sumber daya, (2)
pendidikan dan masyarakat, di samping tugasnya dalam organizing dan staffing (menetapkan struktur, penempatan
supervisi pendidikan dan pengajaran (Nasution, 2015). seseorang pada kerja), dan (3) mengadakan monitoring
B. Fungsi Kepemimpinan Pendidikan hasil-hasil dan pemecahan masalah. Kepemimpinan
Secara lebih rinci Departemen Pendidikan Nasional merupakan kinerja untuk perubahan produktivitas organisasi
(Depdiknas) membagi fungsi kepemimpinan pendidikan dengan, (1) membangun visi ke depan dan strategi untuk
menjadi tujuh yaitu: menjelaskan perubahan-perubahan penting, (2) komunikasi
(1) sebagai pendidik (educator) dan mewujudkan visi, (3) memotivasi dan menginspirasi
(2) manajer seseorang untuk mencapai visi. Dengan demikian, kerja
(3) administrator manajemen lebih berorientasi pada peningkatan kerja para
(4) supervisor (penyelia) pengikut (followership) untuk menghasilkan produktivitas

2
Kepemimpinan Pendidikan, Padang 2020
yang lebih optimal. Sementara itu, kerja kepemimpinan lebih menganalisis situasi untuk kemudian menetapkan
pada membangun visi, memotivasi, dan melakukan strategi prosedur mana yang paling praktis dan efektif.
ke arah pengembangan. Untuk melakukan hal tersebut, 4. Pemimpin bertanggung jawab dalam mengambil
pemimpin setidaknya memiliki karakteristik tertentu. keputusan bersama dengan kelompok. Pemimpin
3) Kepemimpinan pendidikan sebagai pendidik memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar
Proses pendidikan di samping secara khusus (especially) dari pengalaman. Pemimpin mempunyai tanggung jawab
dilaksanakan di institusi pendidikan, tetapi dapat untuk melatih kelompok menyadari proses dan isi
diselenggarakan di luar institusi pendidikan, yaitu melalui pekerjaan yang dilakukan dan berani menilai hasilnya
keluarga dan masyarakat. Kepemimpinan pendidikan di secara jujur dan objektif
samping menempati fungsi yang lain, dituntut untuk dapat 5. Pemimpin bertanggung jawab dalam mengembangkan
melaksanakan fungsinya sebagai seorang pendidik. Fungsi dan mempertahankan eksistensi organisasi.
kepemimpinan pendidikan sebagai pendidik mencakup dua 6. Seorang pemimpin berfungsi sebagai orang yang mampu
hal, yaitu sasaran atau kepada siapa perilaku sebagai menciptakan perubahan secara efektif di dalam
pendidik diarahkan dan bagaimana peran sebagai pendidik penampolan kelompok.
itu dilaksanakan. Sasaran utama dapat berupa para tenaga 7. Seorang pemimpin berfungsi menggerakan orang lain,
pendidik, staf administrasi, dan kelompok para siswa. sehingga secara sadar orang lain tersebut mau melakukan
(Rohmat, 2006) apa yang dikehendaki oleh pemimpin.
Menurut Rohani dan Ahmadi (1991: 89-90) adapun fungsi Menurut Soetopo (1988: 5-6) adapun fungsi
kepemimpinan kependidikan adalah: kepemimpinan pendidikan yang berhubungan dengan tujuan
1. Mengembangkan dan menyalurkan kebebasan befikir yang hendak dicapai antara lain:
dan mengeluarkan pendapat, baik secara perseorangan 1. Fungsi kepemimpinan pendidikan yang berhubungan
maupun kelompok sebagai usaha mengumpulkan dengan tujuan yang hendak dicapai antara lain:
data/bahan dari anggota kelompok/organisasi/lembaga a. Memikir, merumuskan dengan teliti tujuan kelompok
dalam menetapkan keputusan yang mampu memenuhi serta menjelaskan supaya anggota-anggota selalu dapat
aspirasi didalam kelompok organisasi atau lembaga. menyadari dalam bekerja sama mencapai tujuan itu.
2. Mengembangkan susasana kerjasama yang efektif b. Memberi dorongan kepada para anggota kelompok serta
dengan memberikan penghargaan dan kesediaan menjelaskan situasi dengan maksud untuk dapat
menghargai oranglain sesuai dengan kemampuan ditemukan rencana-rencana kegiatan kepemimpinan yang
masing-masing. dapat memberi harapan baik
3. Mengusahakan dan mendorong terjadinya pertemuan c. Membantu para anggota kelompok dalam
pendapat/buah pikiran dengan sikap harga menghargai mengumpulkan keterangan-keterangan yang perlu
sehingga timbul perasaan terlibat didalam kelompok supaya dapat mengadakan pertimbangan-pertimbangan
organisasi/lembaga dan tumbuh perasaan yang sehat.
bertanggungjawab atas terwujudnya pekerjaan masing- d. Menggunakan kesanggupan-kesanggupan dan minat
masing sebagai bagian dari usaha pencapaian tujuan. khusus dari anggota kelompok
4. Membantu menyelasaikan masalah-masalah, baik yang e. Memberi dorongan kepada setiap anggota untuk
dihadapi secara perorangan maupun kelompok dengan melahirkan peranan, pikiran dan ,memilih buah pikiran
memberikan petunjuk-petunjuk dalam mengatasinya yang baik dan berguna dalam pemecahan masalah yang
sehingga berkembang kesediaan untuk memecahkannya dihadapi oleh kelompok
dengan kemampuan sendiri. f. Memberi kepercayaan dan menyerahkan tanggung jawab
Adapun fungsi utama dari pemimpin pendidikan (Kartono kepada anggota dalam melaksanakan tugasnya sesuai
: 1998) yaitu sebagai berikut : dengan kemampuan masing-masing demi kepentingabn
1. Pemimpin membantu tercapainya suasana persaudaraan, bersama
kerjasama, dengan penuh rasa kebebasan.
2. Pemimpin membantu kelompok untuk mengorganisir diri C. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah
yaitu ikut serta dalam memberikan rangsangan dan Dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan, akan
bantuan kepada kelompok dalam menetapkan dan berlangsung aktivitas-aktivitas kepemimpinan. Apabila
menjelaskan tujuan. aktivitas tersebut dipilah-pilah, akan terlihat gaya
3. Pemimpin membantu kelompok dalam menetapkan kepemimpinan yang diterapkan dengan pola masing-masing
prosedur kerja, yaitu membantu kelompok dalam

3
Kepemimpinan Pendidikan, Padang 2020
pemimpin. Gaya kepemimpinan menurut Hadari Nawawi pemimpin yang bersifst pseudo-demokratis sering memakai
(1995:83), memiliki tiga pola dasar yaitu: “topeng”. Ia pura-pura memperlihatkan sifat demokratis di
a) Gaya kepemimpin yang berpola mementingkan dalam kepemimpinannya. Ia member hak dan kuasa kepada
pelaksanaan tugas secara efektif dan efisien, agar guru-guru untuk menetapkan dan memutuskan sesuatu, tetapi
mampu mewujudkan tujuan secara maksimal. Pemimpin sesungguhnya ia bekerja dengan perhitungan. Ia mengatur
lebih menekankan pada pelaksanaan tugas masing- siasat agar kemauannya terwujud kelak.
masing tanpa adanya kerja sama dengan anggota yang
lain. 3) Gaya Kepemimpinan Bebas (Laissez Faire)
b) Gaya kepemimpinan yang berpola mementingkan Gaya kepemimpinan bebas atau laissez faire ini diartikan
pelaksanaan hubungan kerja sama. Pemimpin menaruh membiarkan orang-orang berbuat sekehendaknya. Gaya
perhatian yang besar dan keinginan yang kuat agar kepemimpinan seperti ini sang pemimpin praktis tidak
setiap orang yang mampu menjalin kerja sama dalam memimpin. Pemimpin seperti ini sama sekali tidak
melaksankan tugasnya masing-masing. memberikan control dan koreksi terhadap pekerjaan para
c) Gaya kepemimpinan yang berpola mementingkan hasil anggotanya.
yang dapat dicapai dalam rangka mewujudkan tujuan Jika dalam sebuah organisasi tidak terdapat seorang pun
kelompok atau organisasi. Pemimpin menaruh perhatian yang anggota menetapkan keputusan dan melaksanakan
yang besar dan memiliki keinginan yang kuat agar kegiatan, maka organisasi menjadi tidak berfungsi. Sebaliknya
setiap anggota berprestasi sebesar-besarnya. kebebasan yang diberikan, juga berakibat fungsi organisasi
Menurut Ngalim Purwanto (1995) kepemimpinan tidak berlangsung sebagaimana mestinya, bahkan menjadi
pendidikan dapat diklasifikasikan kedalam 4 tipe, yaitu : tidak terarah.
Prinsip gaya kepemimpinan laissez faire (gaya bebas) ini
1) Gaya Kepemimpinan Otoriter memiliki sifat-sifat antara lain:
Otoriter atau otokrat berasal dari kata autos, yang berarti a. Pembagian tugas kerja diserahkan kepada nggota-anggota
sendiri dan kratos yang berarti kekuasaan atau kekuatan. kelompok tanpa petunjuk dan saran-saran.
Maka secara etimologi otoriter atau otokrat berate penguasa b. Kekuasaan dan tanggung jawab bersimpang siur,
absolute. Gaya kepemimpinan seperti ini identik dengan berserahkan dan tidak merata.
seorang dictator, bahwa memimpin adalah menggerakkan c. Tidak memiliki tanggung jawab untuk mencapai sebuah
dan memaksa kelompok. Penafsirannya, sebagai pemimpin tujuan.
tidak lain adalah menunjukkan dan memberi perintah 4) Gaya Kepemimpinan Demokratis
sehingga ada kesan bawahan atau anggota-anggotanya hanya Gaya kepemimpinan demokratis ini adalah gaya
mengikuti dan menjalankannya, tidak boleh membantah dan kepemimpinan yang paling ideal. Pemimpin yang demokratis
mengajukan saran. adalah pemimpin yang kooperatif dan tidak dictator. Dia
Gaya kepemimpinan yang otoriter menurut Hadari selalu menstimulasi anggota-anggota kelompoknya dan selalu
Nawawi (1993) biasanya memiliki sifat-sifat sebagai berikut: mempertimbangkan kesanggupan serta kemampuan
a. Menganggap organisasi yang dipimpinnya sebagai milik kelompoknya.
pribadi; Menurut Purwanto (1995) pemimpin yang demokratis
b. Mengidentifikasikan tujuan pribadi dengan tujuan memiliki beberapa cirri antara dari kepemimpinan antara lain
organisasi; sebagai berikut:
c. Menganggap bawahan bak sebuah alat semata; a. Dalam menggerakkan bawahan bertitik tolak dari pendapat
d. Tidak menerima pendapat, saran atau kritik dari manusia makhluk termulia di dunia;
anggotanya; b. Selalu berusaha untuk menyingkonkan dan tujuan
e. Terlalu bergantung kepada kekuasaan formalnya; dan organisasi dengan tujuan pribadi;
f. Cara pendekatan kepada bawahannya dengan pendekatan c. Senang menerima saran, pendapat dan kritik dari bawahan;
paksaan dan bersifat kesalahan hukuman. d. Mengutamakan kerjasama dalam mencapai tujuan;
e. Memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada bawahan
2) Gaya Kepemimpinan Pseudo-Demokratis dan membimbingnya;
Istilah pseudo berarti palsu. Maka pseudo demokratis f. Mengusahakan agar bawahan lebih sukses daripada
berate bukan atau tidak demokratis. Gaya kepemimpinan dirinya’ dan
seperti ini sebenarnya otokratis, tetapi dalam g. Selalu mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai
kepemimpinannya ia member kesan demokratis. Seorang pemimpin

4
Kepemimpinan Pendidikan, Padang 2020
IV. KESIMPULAN Daftar Pustaka
Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi individu Kartono, Kartini. 1998. Pemimpin dan Kepemimpinan,
atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu dengan Apakah Pemimpin Abnormal itu?. Jakarta: Raja
sukarela sehingga tercapai tujuan yang diinginkan. Grafindo persada.
Kepemimpinan pendidikan adalah kemampuan untuk Makawimbang, Jery H. 2012. Kepemimpinan Pendidikan yang
mempengaruhi, mengkoordinir, dan menggerakkan orang- Bermutu. Bandung: Alfa Beta.
orang lain yang ada hubungannya dengan pelaksanaan dan Mulyasa, H. E. 2011. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala
Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
pengembangan pendidikan agar dapat dicapai tujuan
Nasution, W. N. (2015). Kepemimpinan Pendidikan Di
pendidikan atau sekolah secara efektif dan efisien. Agar tujuan Sekolah. Jurnal Tarbiyah, 22(1), 66–86.
sekolah dapat dicapai secara efektif dan efisien dibutuhkan
kepemimpinan kepala sekolah yang efektif. Indikator Nawawi, Hadari. 1993. Kepemimpinan Menurut Islam,
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
kepemimpinan kepala sekolah efektif adalah (1) memiliki visi
yang jelas dan mampu mendorong semua warga sekolah untuk Overton, Rodney. 2002. Leadership Made Simple. Singapura:
mewujudkannya; (2) memiliki harapan tinggi terhadap prestasi Wharton Books, Pte. Ltd.
Purwanto, Ngalim. 1995. Administrasi dan Supervisi
peserta didik dan kinerja seluruh warga sekolah; (3)
Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya.
memprogramkan dan memberikan umpan balik yang positif Rohani, Ahmad dan Ahmadi, Abu. 1991. Administrasi
dan konstruktif; (4) mendorong pemanfaatan waktu secara Pendiidkan Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
efisien ; (5) mendayagunakan berbagai sumber belajar ; (6), Rohmat, P. S. P. (2006). Kepemimpinan Pendidikan. Jurnal
memantau kemajuan peserta didik baik secara individual Pemikiran Alternatif Kependidikan, 11(1), 19–33.
maupun kelompok; dan (7), melakukan evaluasi dan perbaikan
secara berkesinambungan. Soetopo, Hendyat Dan Wasty Sumanto. 2002. Pengantar
Operasional Administrasi Pendidikan. Surabaya:
Usaha Nasional.

5
Kepemimpinan Pendidikan, Padang 2020

Anda mungkin juga menyukai