Anda di halaman 1dari 5

Kepemimpinan Pendidikan

Hairunisa Jeflin
Universitas Negeri Padang Hade Afriansyah
Indonesia Universitas Negeri Padang
E-mail : hairunisajeflin@yahoo.com
Indonesia
E-mail : hadeafriansyah@fip.unp.ac.id

Abstrak—This article aims to study about Stephen Robbin mengartikan kepemimpinan sebagai,
aducational leadeship. This article uses the literature study leadership as ability to influence a group toward the
method by collecting literature (related material) which is achievement goals. Kepemimpinan merupakan kemampuan
sourcd from books, journals, and other sources related to the mempengaruhi kelompok untuk dapat mencapai tujuan
science of Administration and Supervision of Education and sehingga kepemimpinan lebih menekankan pada sejauh
then developed with the understanding of the author. In this mana seorang pemimpin memiliki kemampuan dalam
article we can conclude that education institution menjadikan para bawahan dapat bersama-sama dalam
represents the organization having unique mencapai tujuan yang ditentukan. Kemampuan seorang
character because in it there are learning pemimpin tidak lepas dari kemampuan manajerial..
process and activity of human empowerment. Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan
Logical consequence of education is arranging tujuan ideal untuk direalisasikan melalui sistem pendidikan
effectiveness of education organization that nasional. Dalam sistem sekolah, terjadi proses interaksi
necessarily requires leadership. Effectiveness of antara kepala sekolah, guru, pegawai, pengawas, komite
education leadership will perform better if sekolah serta murid. Semua proses interaksi berlangsung,
education leader have a number of ability. From karena dipengaruhi fungsi pengorganisasian, pembagian
function aspect, leader must able to carry out tugas, komunikasi, motivasi, kewenangan dan keteladanan.
their function as manager, leader, and Kepala sekolah berfungsi sebagai pemimpin, manajer,
educator. pendidik, pengawas, dan motivator bagi guru-guru dalam
proses kependidikan melalui pembelajaran dan latihan.
Keywords—Administrasi dan Supervisi Pendidikan : Guru berinteraksi dengan sesama guru dan murid
Kepemimpinan Pendidikan dalam kegiatan pembelajaran. Demikian pula ada pola
komunikasi di dalam interaksi ini sebagai inti kegiatan
I. PENDAHULUAN kemanusiaan mengembangkan potensi anak didik menuju
Institusi pendidikan merupakan institusi yang kedewasaan dalam yang luas sehingga dapat mengisi peran
bersifat kompleks dan unik. Bersifat kompleks karena sesuai dengan sistem sosial.
institusi pendidikan merupakan organisasi yang di dalamnya Untuk mencapai tujuan pendidikan sesuai dengan
terdapat keterkaitan berbagai dimensi untuk menuju peran sosial sekolah, maka peran kepemimpinan pendidikan
pencapaian komitmen pendidikan. Keunikan institusi harus berjalan optimal. Secara operasional kepemimpinan
pendidikan didasarkan pada karakteristik tertentu yang tidak pendidikan harus berlangsung efektif bagi kemajuan
dimiliki oleh organisasi lain. Adapun karakteristik tersebut organisasi sekolah. Pada era informasi saat ini, keberhasilan
adalah adanya proses belajar-mengajar sebagai dan kegagalan suatu organisasi sekolah sebagian besar
pemberdayaan umat manusia. ditentukan oleh mutu kepemimpinan yang dimiliki oleh
Kompleksitas dan keunikan yang dimiliki oleh orang-orang yang diserahi tanggungjawab sebagai
institusi pendidikan menuntut adanya efektivitas pemimpin dalam suatu organisasi sekolah.
kepemimpinan pendidikan yang sangat fundamental dalam Untuk itu kepemimpinan pendidikan perlu
mewujudkan pencapaian tujuan institusi pendidikan. diberdayakan dengan cara meningkatkan kemampuannya
Kepemimpinan menjadi faktor yang sangat menentukan secara fungsional, sehingga mampu berperan sesuai dengan
bagi keberhasilan suatu institusi pendidikan. Walaupun tugas, wewenang, dan tujuannya.
banyak faktor yang turut mempengaruhi dalam keberhasilan
institusi pendidikan, tetapi kepemimpinan menempati posisi
yang sangat vital bagi jalannya sistem ataupun II. METODE PENELITIAN
subsistem yang terdapat dalam organisasi. (Sutarto, 1991) Artikel ini menggunakan metode studi literatur dengan
Adapun faktor-faktor lain yang turut berpengaruh cara mengumpulkan literatur (bahan-bahan materi yang
pada pencapaian tujuan antara lain sumber permodalan yang berhubungan) yang bersumber dari buku, jurnal, dan sumber
mencukupi, struktur organisasi yang akurat, dan lainnya terkait ilmu tentang Administrasi dan Supervisi
adanya tenaga profesional yang cukup memadai. Pendidikan. Setelah bahan kajian dirasa cukup

Kepemimpinan Pendidikan, Padang, 2020


dikumpulkan, selanjutnya bahan tersebut diteliti dan pendidikan informal yang berinteraksi dengan organisasi
dipelajari dengan baik yang kemudian penulis berusaha formal.
menyimpulkan sebuah pengetahuan baru hasil dari analisis Adapun orang-orang yang terlibat dalam masalah
terhadap bahan kajian tersebut. Metode ini disebut itu adalah pengawas pendidikan, kepala sekolah,
metode SLR (Systematic Literature Review). direktur akademi, rektor perguruan tinggi, pimpinan
dalam organisasi guru, pimpinan dalam organisasi orang
Setelah penulis berhasil menyimpulkan pengetahuan
tua dan guru dan pimpinan organisasi formal.
yang ia dapatkan maka kemudian penulis menuangkan ide
Kepala sekolah merupakan pimpinan pendidikan. Dalam
dan pemikiran barunya tersebut kedalam artikel ini secara
kedudukannya sebagai pimpinan pendidikan yang resmi,
tersturuktur, terarah, lengkap dan rapi. Metode literatur
kepala sekolah diangkat dan ditetapkan secara resmi
ini bertujuan untuk membantu kita menemukan
sehingga dia bertanggung jawab dalam pengelolaan
wawasan,
pengajaran, ketenagaan, kesiswaan, gedung dan halaman
kebenaran dan juga titik terang dari masalah (sarana dan prasarana), keuangan, serta hubungan
yang akan lembaga pendidikan dan masyarakat, di samping
diselesaikan. Artikel ini berisi mengenai kepemimpinan tugasnya dalam supervisi pendidikan dan
pendidikan. pengajaran.
III. KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN Menurut Dirawat dkk, kepemimpinan pendidikan
adalah sebagai suatu kemampuan dan proses
A. Kepemimpinan Pendidikan mempengaruhi, mengkoordinir dan menggerakkan
1. Pengertian orang-orang lain yang ada hubungannnya dengan
Secara sederhana kepemimpinan merupakan pengembangan ilmu pendidikan dan pelaksanaan
kemampuan yang dimiliki seseorang untuk pendidikan dan pengajaran agar tercapai tujuan secara
mempengaruhi orang lain. Hal ini berarti kepemimpinan efektif dan efisien.
merupakan suatu kemampuan seseorang untuk Menurut Syafaruddin (2010) bahwa kepemimpinan
mempengaruhi orang lain agar mengikuti keinginan pendidikan yang dijalankan oleh kepala sekolah atau
seorang pemimpin. pempinan lembaga pendidikan lainnya mengandung
Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi unsur-unsur, yaitu :
perilaku orang lain dalam situasi tertentu agar bersedia a. Proses mempengaruhi para guru, pegawai, dan
bekerjasama untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. murid-murid serta pihakterkait (komite sekolah dan
Menurut Overton, kepemimpinan adalah kemampuan orang tua siswa)
untuk memperoleh tindakan pekerjaaan dengan penuh b. Pengaruh yang dimaksudkan agar orang lain
kepercayaan dan kerjasama. melakukan tindakan yang diinginkan
Dalam menjalankan kepemimpinannya seorang c. Berlangsung dalam organisasi sekolah untuk
pemimpin memiliki gaya-gaya sendiri. Pendapat mengelola aktivitas pembelajaran
Overton menekankan fokus kepemimpinan terhadap d. Kepala sekolah diangkat secara formal oleh pejabat
kemampuan seseorang memperoleh tindakan dari orang kependidikan atau yayasan bidang pendidikan
lain. Harsey dan Blanchard, berpendapat bahwa e. Tujuan yang akan dicapai melalui proses
kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas kepemimpinannya yaitu tercapainya
seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan dalam tujuan pendidikan lulusan berkepribadian baik dan
situasi tertentu. Pendapat Hersey dan Blanchard berkualitas
menekankan makna pimpinan sebagai proses f. Aktivitas kepemimpinan lebih banyak orientasi
mempengaruhi orang lain mencapai tujuan dalam suatu hubungan manusia daripada mengatur sumber daya
situasi. Kepemimpinan juga dapat berlangsung di mana material
saja. (Wahjosumidjo, 2002) Berdasarkan pendapat-pendapat di atas disimpulkan
Kepemimpinan pendidikan merupakan pelaksanaan bahwa kepemimpinan pendidikan adalah kemampuan
pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah untuk mempengaruhi, mengkoordinir, dan
ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan efisien. menggerakkan orang-orang lain yang ada hubungannya
Soetopo dan Soemanto (1982) menjelaskan bahwa dengan pelaksanaan dan pengembangan pendidikan agar
kepemimpinan pendidikan adalah kemampuan dapat dicapai tujuan pendidikan/sekolah secara efektif
untukmempengaruhi dan menggerakkan orang lain dan efisien.
untuk mencapai tujuan pendidikan secara
bebas dan sukarela.
Morphet dkk, mengatakan fenomena 2. Fungsi
kepemimpinan organissasi pendidikan dan administrasi Sejalan dengan kompleksitas dan keunikan institusi
adalah terkait dengan kepemimpinan yang diterapkan pendidikan, kepemimpinan pendidikan mempunyai
dalam kegiatan orang dalam kedudukan sebagai fungsi sebagai berikut: kepemimpinan pendidikan
pengambil keputusan dalam berbagai jenjang organisasi sebagai manajer, sebagai pemimpin, dan sebagai

Kepemimpinan Pendidikan, Padang, 2020


pendidik.4 Akan tetapi, secara lebih rinci Departemen bawahan yang kinerjanya rendah namun punya
Pendidikan Nasional (Depdiknas) membagi fungsi komitmen cukup baik.
kepemimpinan pendidikan menjadi tujuh yaitu b. Gaya Coaching (melatih), di sini pemimpin
(a) Sebagai pendidik (educator) menggunakan directive dan supportive secukupnya.
(b) Manajer Artinya, pengarahan dan pengawasan tetap dilakukan
(c) Administrator secara ketat oleh pemimpin, namun disertai dengan
(d) Supervisor (penyelia) penjelasan keputusan, permintaan saran dari bawahan,
(e) Leader (pemimpin) dan dukungan akan kemajuan. Pola kepemimpinan
(f) Inovator, dan seperti ini cocok untuk diterapkan pada bawahan punya
(g) motivator. kinerja yang cukup dan punya komitmen tinggi.
Tujuh fungsi kepemimpinan itu sering disebut c. Gaya Supporting (mendukung), di sini supportive lebih
dengan istilah EMASLIM. Fungsi kepemimpinan banyak diberikan daripada directive, khususnya untuk
pendidikan sebagai educator (pendidik) mencakup tujuh bawahan yang komitmennya kurang baik. Pemimpin
aspek, yaitu prestasi tenaga pendidik, kemampuan dengan gaya ini lebih banyak memberikan fasilitas dan
membimbing tenaga pendidik, kemampuan mendukung usaha bawahan ke arah penyelesaian tugas-
membimbing karyawan, membimbing siswa, tugas mereka.
mengembangkan staf, kemampuan belajar dan d. Gaya Delegation (mendelegasikan), gaya ini
mengikuti perkembangan iptek, dan kemampuan diimplementasikan bagi bawahan yang sudah menjadi
memberi contoh mengajar. “orang kepercayaan”. Directive dan supportive tidak
Sementara itu, fungsi kemampuan kepemimpinan banyak diberikan. Oleh karenanya, pemimpin lebih
pendidikan sebagai manajer mencakup aspek-aspek; banyak menyerahkan pengambilan keputusan dan
kemampuan menyusun program, menyusun organisasi tanggung jawab kepada bawahan.
kepegawaian dalam institusi pendidikan, menggerakkan
staf, dan aspek kemampuan mengoptimalkan daya Dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin, yaitu
institusi pendidikan. Fungsi kepemimpinan pendidikan menggerakkan atau memberi motivasi orang lain agar
sebagai administrator mencakup kemampuan mengelola melakukan tindakan-tindakan yang selalu terarah pada
administrasi kegiatan belajar-mengajar serta bimbingan pencapaian tujuan organisasi, berbagai cara dapat dilakukan
dan konseling, kesiswaan, ketenagaan, keuangan, sarana oleh seseorang pemimpin. Cara itu mencerminkan sikap dan
dan prasarana, maupun aspek kemampuan mengelola pandangan pemimpin terhadap orang yang dipimpinnya.
administrasi persuratan. Yang memberikan gambaran pula tentang bentuk (tipe)
Fungsi kepemimpinan pendidikan sebagai pendidik kepemimpinannya yang dijalankannya.
(educator), manajer, administrator, supervisor a. Tipe Otokratis. Otokratis berasal dari kata oto yang
(penyelia), leader (pemimpin), inovator, dan motivator berarti sendiri, dan kratos yang berarti pemerintah. Jadi
(EMASLIM) dapat diringkas menjadi tiga unsur pokok otokratis berarti mempunyai sifat memerintah dan
sebagai berikut. menentukan sendiri. Ciri-ciri dari pemimpin otokratis itu
a. Kepemimpinan pendidikan sebagai manajer antara lain menganggap organisasi sebagai pemilik
mencakup di dalamnya fungsi sebagai administrator, pribadi, mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan
dan supervisor(penyelia). organisasi, menganggap bawahan sebagai alat semata
b. Kepemimpinan pendidikan sebagai pemimpin mata, tidak mau menerima kritik, saran, dan pendapat,
(leader) mencakup di dalamnya fungsi sebagai terlalu tergantung pada kekuasaan formalnya,
inovator dan motivator. menggunakan pendekatan yang mengandung unsur
c. Kepemimpinan pendidikan sebagai pendidik paksaan. Akibat dari kepemimpinannya tersebut, guru
(educator). menjadi orang yang penurut dan tidak mampu
berinisiatif serta takut untuk mengambil keputusan, guru
3.. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dan murid dipaksa bekerja keras dengan diliputi
Keating (1986) menyatakan bahwa gaya perasaan takut akan ancaman hukuman, serta sekolah
kepemimpinan yang diterapkan para pemimpin secara akan menjadi statis.
umum terbagi menjadi dua hal, yaitu kepemimpinan yang b. Tipe Laissez faire, Laissez faire jika diterjemahkan
berorientasi pada tugas (task oriented) dan kepemimpinan dapat diartikan sebagai ‘biarkan saja’ berjalan atau
yang berorientasi pada manusia (human relation oriented) ‘tidak usah dihiraukan’, jadi mengandung sikap ‘masa
(Yulk, 1998). bodo’. Bentuk kepemimpinan ini merupakan kebalikan
Sedangkan Blanchard (1992) mengemukakan empat dari bentuk kepemimpinan otoriter. Pembagian tugas
gaya kepemimpinan dasar yaitu : dan kerjasama diserahkan kepada anggota-anggota
a. Gaya Directing (mengarahkan), di sini pemimpin lebih kelompoknya tanpa petunjuk atau saran-saran dari
banyak memberikan petunjuk yang spesifik dan pemimpin. Sehingga kekuasaan dan tanggung jawab
mengawasi secara ketat penyelesaian tugas. Pola menjadi simpang siur dan tidak terarah.
kepemimpinan seperti ini cocok untuk diterapkan pada Kepemimpinan seperti ini pada dasarnya kurang tepat

Kepemimpinan Pendidikan, Padang, 2020


bila dilaksanakan secara murni di lingkungan dalam situasi kepemimpinan yang kompetitif, orang
pendidikan. Karena dalam hal ini setiap anggota yang mempraktekkan kepemimpinan pelayan akan
kelompok bergerak sendiri-sendiri sehingga semua sering tertinggal dengan gaya kepemimpinan yang lain.
aspek manajemen tidak dapat diwujudkan dan h. Task-Oriented Leadership. Kepemimpinan yang sangat
dikembangkan. berorientasi tugas berfokus hanya pada menyelesaikan
c. Tipe Demokratis. Kepemimpinan tipe ini menmpatkan pekerjaan, dan bisa jadi sangat otokratis. Ia akan secara
faktor manusia sebagai faktor utama dan terpenting aktif mendefinisikan tugas dan peran yang diperlukan,
dalam sebuah organisasi. Dalam kepemimpinan ini menempatkan struktur, merencanakan, mengorganisir
setiap individu, sebagai manusia dihargai atau dihormati dan memonitor. Namun demikian, seorang pemimpin
eksistensi dan peranannya dalam memajukan dan berorientasi tugas tidak banyak meluangkan waktu untuk
mengembangkn organisasi. Oleh karena itu perilaku kesejahteraan tim, pendekatan ini bisa mengalami
dalam gaya kepemimpinan yang dominan pada tipe banyak kelemahan yang ada pada kepemimpinan
kepemimpinan ini adalah perilaku memberi otokratis, dengan kesulitan untuk memotivasi dan
perlindungan dan penyelamatan, perilaku memajukan mempertahankan staf. Pemimpin berorientasi tugas
dan mengembangkan organisasi serta perilaku eksekutif. dapat menggunakan Blake-Mouton Managerial Grid
d. Tipe Pseudo Demokatis. Pseudo berarti palsu, pura-pura. untuk membantu dalam mengidentifikasi wilayah
Pemimpin semacam ini berusaha memberikan kesan pengembangan spesifik yang akan membantu mereka
dalam penampilannya seolah-olah dia demokratis, melibatkan orang lain lebih sering.
sedangkan maksudnya adalah otokrasi, mendesakkan i. Kepemimpinan Transaksional. Kepemimpinan
keinginannya secara halus. Tipe kepemimpinan pseudo- transaksional adalah kepemimpinan yang menekankan
demokratis ini sering juga disebut sebagai pemimpin pada tugas-tugas bawahan. Pemimpin adalah seseorang
yang memanipulasikan demokratis atau demokratis yang menentukan pekerjaan beserta mekanismenya,
semu. Berkaitan dengan ini Kimball Willes sedangkan staf hanya melaksanakan tugas sesuai dengan
menyebutkan bahwa cara memimpinnya tipe kemampuan dan keahliannya serta tugas dan perannya.
kepemimpinan pseudo-demokratis itu seperti diplomatic Gaya kepemimpinan ini dimulai dari pemikiran bahwa
manipulation atau manipulasi diplomatis. Jadi, anggota tim setuju untuk mengikuti pemimpin mereka
pemimpin pseudo demokratis sebenarnya adalah orang dengan total ketika mereka melakukan pekerjaan.
otokratis, tetapi pandai menutup-nutupi sifatnya dengan Transaksi umumnya adalah perusahaan atau organisasi
penampilan yang memberikan kesan seolah-olah ia jasa memberikan imbalan pada anggota tim atas upaya
demokratis. dan ketaatan mereka. Pemimpin memiliki hak untuk
e. Kepemimpinan Birokratis. Pemimpin birokratis bekerja “menghukum” anggota tim bila pekerjaan mereka tidak
“berdasarkan aturan”, memastikan staf mereka memenuhi standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
mengikuti prosedur secara tepat. Ini adalah gaya yang Kepemimpinan ini memiliki keterbatasan serius bagi
sangat tepat dalam melibatkan resiko keamanan yang pekerjaan yang berbasis pengetahuan atau kreatifitas.
serius. j. Kepemimpinan Transformasional. Kepemimpinan
f. People or Relations-Oriented Leadership. Gaya transformasional hadir menjawab tantangan zaman yang
kepemimpinan ini adalah kebalikan dari kepemimpinan penuh dengan perubahan. Zaman yang dihadapai saat ini
berorientasi tugas; pemimpin secara total berfokus pada adalah zaman di mana manusia dapat mengkritik dan
mengorganisir, mendukung, dan mengembangkan orang meminta yang layak dari apa yang diberikannya sesuai
di bawah kepemimpinannya. Sebuah gaya partisipatif, dengan kebutuhannya. Hal ini sesuai dengan konsep
yang cenderung mengarah pada kerja tim yang baik dan Maslow yang menyatakan bahwa manusia pada era ini
kolaborasi yang kreatif. memiliki kebutuhan yang berkembang hingga pada
g. Servant Leadership. Istilah ini dicetuskan oleh Robert keinginan untuk dapat mengaktualisasikan diri.
Greenleaf di tahun 1970an, yang menggambarkan Seseorang dengan gaya kepemimpinan ini adalah
seorang pemimpin yang umumnya tidak dianggap secara seorang pemimpin nyata yang menginspirasi timnya
formal sebagai pemimpin. Ketika seseorang, di setiap secara konstan dengan visi masa depan bersama.
level organisasi, memimpin dengan memenuhi Pemimpin transformasional mencurahkan perhatian pada
kebutuhan timnya, dinamakan sebagai pemimpin yang kebutuhan pengikutnya. Pemimpin mengubah kesadaran
melayani. Dalam banyak hal, kepemimpinan pelayan pengikut akan persoalan-persoalan dengan membantu
adalah bentuk dari kepemimpinan demokratis, karena mereka memandang masalah lama dengan cara baru dan
seluruh tim cenderung terlibat dalam pengambilan mampu membangkitkan serta mengilhami para pengikut
keputusan. untuk mengeluarkan upaya ekstra dalam mencapai
Pendukung dari model kepemimpinan pelayan tujuan kelompok.
mengatakan hal ini adalah cara yang penting untuk maju k. Kepemimpinan Militeristis. Seorang pemimpin yang
dalam dunia di mana nilai semakin penting, di mana bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang
pemimpin pelayan mencapai kekuatan sebagai dasar dari memiliki sifat-sifat berikut yakni lebih banyak
nilai dan idealisme mereka. Yang lain percaya bahwa memberikan perintah; bergantung kepada pangkat dan

Kepemimpinan Pendidikan, Padang, 2020


jabatannya, senang pada formalitas yang berlebih- Wahjosumidjo. (2002). Kepemimpinan-kepemimpinan
lebihan, menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari Pendidikan: Tinjauan Teoritis dan Permasalahannya.
bawahan, sukar menerima kritikan dari bawahannya, Jakarta : Raja Grafindo Persada.
menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
l. Kepemimpinan Paternalistik. Di sini pemimpin bersifat Yulk, G. (1998). Kepemimpinan dalam Organisasi. New
kebapakan dan selalu memberikan perlindungan kepada Jersey : Prentice-Hall Inc.
para bawahan. Seorang pemimpin yang tergolong
sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang
memiliki ciri sebagai berikut: menganggap dirinya
paling dewasa, bersikap terlalu melindungi (overly
protective), jarang memberikan kesempatan kepada
bawahannya untuk mengambil keputusan, jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk
mengambil inisiatif, jarang memberikan kesempatan
kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi
dan fantasinya dan sering bersikap maha tahu.
m. Kepemimpinan Karismatik. Gaya kepemimpinan
karismatik dapat terlihat mirip dengan kepemimpinan
transformasional, di mana pemimpin menyuntikkan
antusiasme tinggi pada tim, dan sangat enerjik dalam
mendorong untuk maju. Tipe kepemimpinan karismatik
memandang kepemimpinan sebagai keseimbangan
antara pelaksanaan tugas dan pemeliharaan hubungan
dengan para bawahan. Pemeliharaan hubungan
didasarkan pada hubungan relasional dan bukan
berorientasi kekuasaan, walaupun dia memilikinya.

KESIMPULAN

Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi


individu atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu
dengan sukarela sehingga tercapai tujuan yang diinginkan.
Kepemimpinan pendidikan adalah kemampuan untuk
mempengaruhi, mengkoordinir, dan menggerakkan orang-
orang lain yang ada hubungannya dengan
pelaksanaan dan pengembangan pendidikan agar dapat
dicapai tujuan pendidikan atau sekolah secara efektif dan
efisien. Agar tujuan sekolah dapat dicapai secara efektif dan
efisien dibutuhkan kepemimpinan kepala sekolah yang
efektif. Indikator kepemimpinan kepala sekolah
efektif adalah memiliki visi yang jelas dan mampu
mendorong semua warga sekolah untuk mewujudkannya,
memiliki harapan tinggi terhadap prestasi peserta didik dan
kinerja seluruh warga sekolah, memprogramkan dan
memberikan umpan balik yang positif dan konstruktif,
mendorong pemanfaatan waktu secara efisien,
mendayagunakan berbagai sumber belajar, memantau
kemajuan peserta didik baik secara individual maupun
kelompok dan melakukan evaluasi dan perbaikan secara
berkesinambungan.

Daftar Pustaka

Sutarto. (1991). Dasar-dasar Kepemimpinan Administrasi.


Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Kepemimpinan Pendidikan, Padang, 2020

Anda mungkin juga menyukai