Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEPEMIMPINAN

KEPALA SEKOLAH

Disusun oleh :

(6101422047) SALMA RAMADHANIA


(6101422055) ENESIA SASIKIRANA
(6101422059) WINDA LAILANI D.L
(6101422138) SAKA PRATAMA
(3401422111) ARIQ DWI YULIAN NUGROHO
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Ditengah persaingan global ini, diakui atau tidak, lembaga Pendidikan atau
system persekolahan islam dituntut untuk mengemuka dengan kinerja
kelembagaan yang efektif dan produktif. Kepala sekolah sebagai penanggung
jawab pendidikan dan pembelajaran disekolah hendaknya dapat meyakinkan
kepada masayarakat bahwa segala sesuatumya telah berjalan dengan
baik,termasuk perencanaan dam implementasi kurikulum,penyediaan dan
pemanfaatan sumber daya guru, rekruitmen sumber daya murid, kerja sama
sekolah dan orang tua, serta sosok outcome sekolah yang prospektif. Untuk
memenuhi tauatan ini, kepala sekolah harus memiliki bekal yang memadai.
Termasuk pengetahuan yang professional, kepemimpinan instruksional,
ketrampilan administrative, dan ketrampilan sosial.

Bagaimanapun kepala sekolah merupakan unsure vital bagi efektivitas


Lembaga Pendidikan. Tidak akan pernah kita jumpai sekolah yang baik
dengan kepala sekolah yang buruk atau sekolah yang buruk dengan kepala
sekolah yang baik. Kepala sekolah yang baik akan akan bersikap dinamis
untuk menyiapkan berbagai program Pendidikan. Bahkan, tinggi rendahnya
mutu suatu sekolah akan debedakan oleh kepemimpinan di sekolah

Arti Kepemimpinan Pembelajaran Kepemimpinan pembelajaran adalah


kepemimpinan yang memfokuskan/menekankan padapembelajaran yang
komponen-komponennya meliputi kurikulum, proses belajar mengajar,
asesmen/ penilaian, pengembangan guru, layanan prima dalam
pembelajaran, dan pembangunan komunitas belajar di sekolah.

Kepemimpinan berkaitan dengan masalah kepala sekolah dalam


meningkatkan kesempatan untuk mengadakan pertemuan secara efektif
dengan para guru dalam situasi yang kondusif. Perilaku kepala sekolah harus
dapat mendorong kinerja para guru dengan menunjukan rasa bersahabat
dekat dan penuh pertimbangan terhadap para guru, baik sebagai individu
maupun sebagai kelompok. Perilaku pemimpin yang positif dapat mendorong
kelompok dalam mengarahkan dan memotivasi individu untuk bekerja sama
dalam kelompok dalam rangka mewujudkan tujuan Lembaga Pendidikan.
Suksesnya sebuah sekolah tergantung pada sejauh mana pelaksanaan misi
yang dibebankan diatas pundaknya, kepribadian, dan kemampuannya dalam
bergaul dengan unsur-unsur masyarakat. Oleh sebab itu, kepala sekolah
harus berupaya mewujudkan kondisi sosial yang mendukung kegiatan sekolah
yang dipimpinnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kualitas dan perilaku kepala sekolah ?
2. Apa peran tanggung jawab kepala sekolah ?
3. Menjelaskan pengertian Pendidikan kepemimpinan ?

1.3 Tujuan penulisan makalah


1. Mengetahui perilaku dan kualitas kepala sekolah
2. Mengetahui peran dan tanggung jawab kepala sekolah
3. Mengetahui pengertian Pendidikan kepemimpinan
BAB II
PEMBAHASAN

1 A. KUALITAS DAN PERILAKU KEPALA SEKOLAH


Kualitas dan perilaku kepala sekolah hendaknya mencakup hal-hal berikut :
1.Visi yang kuat tentang masa depan sekolah, dan dorongan terhadapsemua saf
untuk berkarya menuju perwujudan visi tersebut.
2.Harapan yang tinggi terhadap prestasi murid dan kinerja staf.
3.Pengamatan terhadap guru di kelas dan pemberian balikan positif dan konstruktif
dalam rangka pemecahan masalah dan peningkatan pembelajaran.
4.Dorongan untuk memanfaatkan waktu pembelajaran secara efisiendan merancang
prosedur untuk mengurangi kekacauan.5.Pemanfaatan sumber-sumber material dan
personol secara kreatif.
6.Pemantauan terhadap prestasi murid secara individual dan kolektif dan
memanfaatkan informasi untuk membimbing perencanaan intruksional.

Kenyataannya, kepala sekolah (Islam) kita nampak kurang effektif, ditilik dari
perannya yang mencolok sebagai pengelola bangunan sekolah dananggaran,
penjaga dokumen, terlalu disiplin, dan berbicara dengan setiap orang. Seyogyanya,
tugas-tugas ini dapat disiasati sebagai agenda manajerial yang dapat didelegasikan
kepada staf terkait. Mereka seakan melupakan bahwa fungsi utama sekolah sebagai
alat memberi bantuan pembelajaran; hal itu terlihat ketika mereka menyerahkan
pembelajaran sepenuhnya kepada guru. Martin & Willower & Kmetz melihat kepala
sekolah yang tidak efektif ini sedikit memanfaatkan waktunya untuk masalah-
masalah intruksional dan kurikulum.

Menurut Goodlad, hal itu diakibatkan oleh terbatasnya bekal manajerial dan
kepemimpinan intruksional yang dimilikinya.Anehnya, kebanyakan guru, orang tua,
dan pihak-pihak terkait lain tidak menyadari peranan sangat penting yang harus
dimainkan oleh kepala sekolah tersebut dalam rangka menciptakan sekolah yang
efektif, sekolah dimana setiap orang peduli dengan belajar dan prestasi, harapan
tinggi, dan peningkatan pendidikan setiap hari. Lebih-lebih pada saat pemerintahan
Orde baru berkuasa, kebijakan sentralisasi semakin melegitimasi para kepala sekolah
sebagai sosok yang kebal kritik dan onemanshow, sehingga menutupkreativitas,
produktifitas, dan inovasi pendidikan di sekolah. Sampai saat inipun, budaya
konservatif ini tidak dijamin hilang dari lingkungan pendidikanIslam, jika tidak ada
upaya dari para sarjana tarbiyah.

2 B. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA SEKOLAH

Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan dituntut untuk melaksanakan tugas


dan tanggung jawabnya yang berkaitan dengan kepemimpinan pendidikan dengan
sebaik mungkin, termasuk di dalam nyasebagai pemimpin pengajaran (Smith
&Andrews, 1989). Harapan yang segera muncul dari kalangan guru, siswa, staf
administrasi, pemerintah dan masyarakat adalah agar kepala sekolah dapat
melaksanakan tugas kepemimpinan dengan seefektif mungkin untuk mewujudkan
visi, misi dantujuan yang diemban dalam mengoperasinalkan sekolah (Sergiovani,
1987),selain itu juga memberikan perhatian kepada pengembangan individu dan
organisasi (Hanson, 1985). Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan
mempunyai tugas dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemen tersebut
memerlukan adanya komunikasi dan kerjasama yang efektif antara kepala sekolah
dan seluruhstafnya. Dengan demikian kepala sekolah mempunyai peran yang sangat
penting dan menjadi kunci atas keberhasilan terhadap sekolah yangdipimpinnya
sebagaimana dijelaskan oleh Davies (1987) bahwa:
A school principal occupies a key position in the schooling system.
Hal ini jugadidukung oleh Dow dan Oakley (1992) yang menjelaskan bahwa
Pricipal leadership is an essential ingredient in ereating and maintaining an effective
school. Oleh karena itu, seorang kepala sekolah yang efektif adalah kepala sekolah
yang mempunyai kemampuan manajerial yang handal dan visioner,yaitu mampu
mengelola sekolah dengan baik dan mempunyai gambaran mental tentang masa
depan yang diacu bagi sekolah yang dipimpinnya. Hal inidiperkuat oleh penjelasan
Caldwell dan Spinks (1993) bahwa :
A vision as amental picure of a preferred future for the school.

Kepala sekolah mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai; stateperson


leadership, educational leadership, administrative leadership, supervisory ledership,
and team leadership (Sergiovanni, 1987). Adapun Blumberg (1980) menekankan
tugas dan tanggung jawab kepala sekolah berkaitan erat dengan kompetensi
manejerial dan kepemimpinan pendidikan. Berdasarkan uraian tersebut di atas,
maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa peran dan tanggung jawab kepala
sekolah pada hakekat nya erat dengan administrasi atau manajemen pendidikan,
kepemimpinan pendidikan, dan supervise pendidikan.

1.Kepala sekolah sebagai Pemimpin (Leader) Pendidikan


Perubahan dalam peranan dan fungsi sekolah dan yang statis di jaman lampau
kepada yang dinamis dan fungsional-konstruktif di era pembangunan, membawa
tanggung jawab yang lebih luas kepada kepalasekolah.Pada dasarnya istilah
kepemimpinan itu dipahami sebagai suatukonsep yang di dalamnya mengandung
makna bahwa ada proses kekuatanyang datang dari seseorang (pemimpin) untuk
mempengaruhi orang lain, baik secara individu maupun secara kelompok dalam
organisasi (Hanson,1985). Adapun Koontz ODonnel dan Weihrich di dalam bukunya
yang berjudul Management cetakan ketujuh, tahun 1980, antara laindikemukakan,
bahwa yang dimaksud dengan kepemimpinan secara umum,merupakan pengaruh,
seni atau proses mengetahui orang lain, sehinggamereka dengan penuh kemauan
berusaha kea rah tercapainya tujuan organisasi. (Ledership is generally definet
simplyas influence, the art of process of influencing people so that they will strive
willingly toward theachievement of group goals).

Dari konsep tersebut dapat dikembangkan lebih jauh makna yangterkandung di


dalamnya. Makna kata, kemauan keras berusahadidalamnya mencerminkan
keinginan keras dengan penuh semangat dan percaya diri (convidence to work with
real andi). Arti kata semangatsebenarnya di dalamnya tercermin hasrat,
kesungguhan, dan intensitas,dalam melaksanakan pekerjaan. Demikian pula di
dalam kata percayadirimerefleksikan pengalaman dan kemampuan teknis
(technical ability).

Kata memimpin mempunyai arti memberikan bimbingan,menuntun, mengarahkan


dan berjalan di depan(precede). Pemimpin berperilaku untuk membantu organisasi
dengan kemampuan maksimal. Dalam mencapai tujuan. Pemimpin tidak berdiri di
samping, melainkan merek memberikan dorongan dam memacu (to prod), berdiri
didepan yamg memberikan kemudahan untuk kemajuan serta memberikan inspirasi
organisasi dalam mencapai tujuan. Seseorang pemimpin dapat dibandingkan dengan
seorang pemimpin orkes (orchestra). Pemimpin orkes berfungsi menghasilkan bunyi
yang terkoordinasi dan tempo yang betul, melalui usaha terpadu dari para pemain
musik (instrumentalis).

Kualitas kepemimpinan director orchestra akan mengalunkan suarayang tidak


menentu (desultory fashion) atau dengan penuh kecermatan dan antusias.
Kepemimpinan adalah suatu kekuatan penting dalam rangka pengelolaan, oleh
sebab itu kemampuan memimpin secara efektif merupakan kunci untuk menjadi
seorang manajer yang efektif. Esensi kepemimpinan adalah kepengikutan
(followership), kemauan orang lainatau bawahan untuk mengikuti keinginan
pemimpin, itulah yang menyebabkan seseorang menjadi pemimpin. Dengan kata
lain pemimpin tidak akan terbentuk apabila tidak ada bawahan. Dengan uraian
Koontz tersebut kepala sekolah sebagai seorang pemimpin harus mampu :

1. Mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangatdan percaya


diri pada guru, staf dan siswa dalam melaksanakan tugasmasing-masing.
2. Memberikan bimbingan dan mengarahkan para guru, staf dan parasiswa serta
memberikan dorongan memacu dan berdiri di depan demikemajuan dan
memberikan inspirasi sekilah dalam mencapai tujuan.
Sementara itu Bartky (1965) menjelaskan bahwa kepala sekolah hendaknya menjadi
pemimpin yang efektif bagi siswanya, para guru, dan orang tua siswa beserta
masyarakat. Sebagai pemimpin siswa kepala sekolah diharapkan dapat memberikan
bimbingan dan pembinaan demikeberhasilan belajar siswa. Dalam hal ini Campbell
(1977) menyatakan pembinaan siswa mencakup :

(1) mengembangkan potensi-potensi dasar yang dimiliki oleh setiap siswa,


(2) membantu siswa agar memilikikehidupan yang lebih baik,
(3) mengembangkan kemampuan intelektual,sosial, emosional, dan fisik.
Sebagai pemimpin para guru, kepala sekolah diharapkan dapat melakukan
pembinaan untuk meningkatkan kemampuanmereka dalam melaksanakan tugasnya
secara professional.

Adapun sebagai pemimpin orang tua dan masyarakat kepalas sekolah diharapkan
memberikan informasi tentang berbagai masalah yang dihadapi.Wiles dan Bondi
(1983) menjelaskan bahwa kepemimpinan yang efektif berdasarkan hasil
penelitiannya bersumber dari tiga factor, yaitu :

(1)dimilikinya ketrampilan-ketrampilan kepemimpinan,


(2) kemampuanuntuk menyepadankan ketrampilan kepemimpinan dengan tugas-
tugaskelompok yang dipimpinnya, dan
(3) dipersepsinya ia sebagai seorang pemimpin oleh kelompoknya.

Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah adalah :

1. Koontz memberikan definisi fungsi kepemimpinan sebagai berikut :


the function of leadership, therefore is to induce or persuade all subordinate of
followers to contribute willingly to organizational goals in accordance with their
maximum capability.
Mengacu definisi di atas, agar para bawahan dengan penuhkemampuan secara
maksimal berhasil mencapai tujuan organisasi, pemimpin harus mampu membujuk
(to induce) dan meyakinkan (persuade) bawahan.Hal ini berarti, apabila seorang
kepala sekolah ingin berhasilmenggerakkan para guru, staf dan para siswa
berperilaku dalam mencapaitujuan sekolah oleh karenanya kepala sekolah harus :

a) Menghindarkan diri dari sikap dan perbuatan yang bersifatmemaksa atau


bertindak keras terhadap para guru, staf dan para siswa.

b) Sebaliknya kepala sekolah harus mampu melakukan perbuatanyang melahirkan


kemauan untuk bekerja dengan penuh semangat dan percaya diri terhadap para
guru, staf dan siswa, dengan cara :
- Meyakinkan (persuade), berusaha agar para guru, staf dan siswa percaya bahwa
yang dilakukan adalah benar.
- Membujuk (induce), berusaha meyakinkan para guru, staf dan siswa bahwa apa
yang dikerjakan adalah benar.

2. Pendapat berbeda mengenai peranan kepemimpinan,dibicarakan pula H.G. Hicks


dan C.R. Gulleti dalam bukunya yang berjudul Organization Theory and Behavior.
Menurut Hick delapan rangkaian peranan kepemimpinan (leadership
function), yaitu : adil, memberikan sugesti, mendukungtercapainya tujuan, sebagai
katalisator, menciptakan rasa aman, sebagai wakil organisasi, sumber inspirasi, dan
yang terakhir bersedia menghargai. Kepala sekolah sebagai pemimpin seharusnya
dalam praktek sehari-hari selalu berusaha memperhatikan dan mempraktekkan
delapan fungsi kepemimpinan di dalam kehidupan sekolah.

• Dalam kehidupan sehari-hari kepala sekolah akan dihadapkan kepadasikap para


guru, staf dan para siswa yang mempunyai latar belakang kehidupan, kepentingan
serta tingkat sosial budaya yang berbedasehingga tidak mustahil terjadi konflik antar
individu bahkan antar kelompok.
• Sugesti atau saran sangat diperlukan oleh para bawahan dalammelaksanakan
tugas. Para guru, staf dan siswa suatu sekolah hendaknya harus selalu mendapatkan
saran, anjuran dari kepala sekolah sehingga dengan saran tersebut selalu dapat
memelihara bahkan meningkatkan semangat, rela berkorban, rasa kebersamaan
dalam melaksankan tugas masing-masing(suggesting).
• Dalam mencapai tujuan setiap organisasi memerlukan dukungan, dana,sarana dan
sebagainya. Demikian pula sekolah sebagai suatuorganisasi dalam rangka mencapai
tujuan yang telah digariskanmemerlukan berbagai dukungan. Kepala sekolah
bertanggung jawab untuk memenuhi atau menyediakan dukungan yang diperlukan
oleh para guru, staf, dan siswa, baik berupa dana, peralatan, waktu, bahkansuasana
yang mendukung. Tanpa adanya dukungan yang disediakan oleh kepala sekolah,
sumber daya manusia yang ada tidak mungkin melaksanakan tugasnya dengan baik
(supplaying objectives).
• Kepala sekolah berperan sebagai kalisator, dalam arti mampumenimbulkan dan
menggerakkan semangat para guru, staf dan siswa dalam mencapai tujuan yang
ditetapkan. Patah semangat, kehilangan kepercayaan harus dapat dibangkitkan oleh
para kepala sekolah
(catalyzing). Sesuai dengan misi yang dibebankan kepala sekolah,kepala sekolah
harus mampu membawa perubahan sikap perilaku, intelektual anak didik sesuai
dengan pendidikan.
• Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan setiap orang baik secara individu
maupun kelompok. Oleh sebab itu seorang kepala sekolah sebagai pemimpin harus
dapat meciptakan rasa aman di dalam lingkungan sekolah, sehingga para guru, staf
dan siswa dalam melaksanakan tugas secara aman, bebas dari segala perasaan
gelisah, kekhawatiran, serta memperoleh jaminan dari kepala sekolah
(providing security).
• Seorang kepala sekolah selaku pemimpin akan menjadi pusat perhatian, artinya
semua pandangan akan diarahkan ke kepala sekolahsebagai orang yang mewakili
kehidupan sekolah di mana, dan dalam kesempatan apa pun. Oleh sebab itu
penampilan seorang kepala sekolah harus dijaga integritasnya, selalu terpercaya,
dihormati baik sikap, perilaku maupun perbuatannya(representing).
• Kepala sekolah pada hakikatnya adalah sumber semangat bagi paraguru, staf dan
siswa. Oleh sebab itu kepala sekolah harus selalu membangkitkan semangat,
percaya diri terhadap para guru, staf dansiswa, sehingga mereka menerima dan
memahami tujuan sekolahsecara antusias, bekerja secara bertanggung jawab ke
arah tercapainyatujuan sekolah(inspiring).
• Setiap orang dalam kehidupan organisasi baik secara pribadi maupun kelompok,
apabila kebutuhannya diperhatikan dan dipenuhi. Untuk itukepala sekolah
diharapkan selalu dapat menghargai apa pun yang dihasilkan oleh para mereka yang
menjadi tanggung jawabnya. Penghargaan dan pengakuan ini dapat diwujudkan
dalam berbagai bentuk, seperti kenaikan pangkat, fasilitas, kesempatan mengikuti
pendidikan dan sebagainya(praising).

2. Kepala Sekolah sebagai Administrator dan Manajer Pendidikan

Peranan kepala sekolah sebagai administrator pendidikan padahakekatnya bahwa


seorang kepala sekolah harus mempunyai pengetahuanyang cukup tentang
kebutuhan nyata masyarakat serta kesediaan dan ketrampilan untuk mempelajari
secara kontinyu perubahan yang sedang terjadi di masyarakat sehingga sekolah
melalui program-program pendidikan yang disajikan senantiasa dapat menyesuaikan
diri dengankebutuhan baru dan kondisi baru.
Kepala sekolah bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan
dan pengajaran di sekolahnya. Oleh karena itu,untuk dapat melaksanakan tugasnya
dengan baik, kepala sekolah hendaknya memahami, menguasai, dan mampu
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan fungsinya sebagai
administrator pendidikan. Dalam kegiatan administrasi mengandung di dalamnya
fungsi-fungsi perncanaan, pengorganisasian, pengordinasian,
pengawasan,kepegawaian, dan pembiayaan.

Kepala sekolah sebagai administrator hendaknya mampu mengaplikasikan fungsi-


fungsi tersebut ke dalam pengelolaan sekolah yang dipimpinnya.Peran kepala
sekolah sebagai manajer pada suatu lembaga pendidikan Islam sangat diperlukan,
sebab lembaga sebagai alat mencapai tujuan organisasi di mana di dalamnya
berkembang berbagai macam pengetahuan, serta lembaga pendidikan yang menjadi
tempat untuk membina dan mengembangkan karir-karir sumber daya
manusia,memerlukan manajer yang mampu untuk merencanakan,
mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan agar lembaga dapatmencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Stoner dalam bukunya
Management, ada delapan macam fungsi seorang manajer yang perlu dilaksanakan
dalam suatu organisasi yaitu bahwa para manajer :

1.Bekerja dengan, dan melalui orang lain.


2.Bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan.
3.Dengan waktu dan sumber yang terbatas mampu menghadapi berbagai persoalan.
4.Berpikir secara realistik dan konseptual.
5.Adalah juru menengah.
6.Adalah seorang politisi.
7.Adalah seorang diplomat.
8.Pengambil keputusan yang sulit.

Kedelapan fungsi manajer yang dikemukakan oleh Stoner tersebut tentu saja
berlaku bagi setiap manajer dari organisasi apapun, termasuk kepala sekolah.
Sehingga kepala sekolah yang berperan mengelola kegiatan sekolah harus mampu
mewujudkan kedelapan fungsi dalam perilaku sehari-hari. Walaupun pada
pelaksanaannya sangat dipengaruhioleh faktor-faktor sumber daya manusia, seperti
para guru, staf, siswa danorang tua siswa, dana, sarana serta suasana dan faktor
lingkungan di manasekolah itu berada.

Di samping mempunyai delapan fungsi manajer tersebut, kepala sekolah di lembaga


pendidikan Islam hendaknya memiliki sifat-sifat yang sesuai dengan ajaran-ajaran
syariat Islam, misalnya berkomitmen dengannorma-norma agama dalam berbicara
dan berbuat, memiliki kesiapan untuk berkorban dengan harta, mengutamakan
kepentingan umum daripada kepentingan pribadi, suka bekerja sama dengan orang
lain,menghormati pendapat, dan apresiasif terhadap kemampuan dan kelebihan
orang, serta sifat-sifat lain yang dapat menambah kepercayaan orang lainkepada
dirinya sebagai manajer pendidikan Islam.
Menurut Paul Hersey Cs. Dalam rangka pelaksanaan tugas-tugasmanajerial paling
tidak diperlukan tiga macam bidang ketrampilan, yaitu: technical skills ,human skills,
dan conceptual skills. Ketiga ketrampilan manajerial tersebut berbeda-beda sesuai
tingkat kedudukan manajer dalamorganisasi. Agar seorang kepala sekolah secara
efektif dapat melaksanakan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus
memahami dan mampu mewujudkan nya ke dalam tindakan atau perilaku nilai-nilai
yang terkandung di dalam ketiga ketrampilan tersebut.

a.Technical Skills
•Menguasai pengetahuan tentang metode, proses, prosedur danteknik untuk
melaksanakan kegiatan khusus.
•Kemampuan untuk memanfaatkan serta mendayagunakansarana, peralatan yang
diperlukan dalam mendukung kegiatan yang bersifat khusus tersebut.

b.Human skills
•Kemampuan untuk memahami perilaku manusia dan proses kerjasama;
•Kemampuan untuk memahami isi hati, sikap dan motif oranglain, mengapa mereka
berkata dan berperilaku;
•Kemampuan untuk berkomunikasi secara jelas dan efektif;
•Kemampuan menciptakan kerja sama yang efektif, kooperatif, praktis dan
diplomatis;
•Mampu berperilaku yang dapat diterima.

c.Conceptual skills
•Kemampuan analisis;
•Kemampuan berpikir rasional;
•Ahli atau cakap dalam berbagai macam konsepsi;
•Mampu menganalisis berbagai kejadian, serta mampu memahami berbagai
kecenderungan;
•Mampu mengantisipasikan perintah;
•Mampu mengenali macam-macam kesempatan dan problem- problem sosial.

Dengan dikemukakannya pemikiran para pakar seperti Stoner, Herseyes mampu


memperluas serta lebih memantapkan wawasan manajerial setiap kepala sekolah,
sehingga lahirlah pola piker, sikap dan perilaku kepala sekolah yang efektif,
sekaligus terwujudnya sekolah yangefektif pula.
3.Kepala Sekolah sebagai Supervisor

Supervise adalah suatu aktivitas pembinanaan yang direncanakan untuk membantu


para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara
efektif. Supervisi sebagai salah satu fungsi pokok dalam administrasi pendidikan,
bukan hanya merupakan tugas pekerjaan para pengawas, tetapi juga tugas kepala
sekolah terhadap guru-guru dan pegawai-pegawai sekolahnya.

Sehubungan dengan itu, maka kepala sekolah sebagai supervisor hendaknya pandai
meneliti, mencari dan menentukan syarat-syarat manayang diperlukan bagi
kemajuan sekolahnya sehingga tujuan pendidikan disekolah itu tercapai dengan
maksimal.
Dalam melaksanakan tugas sebagai supervisor, kepala sekolah perlu memperhatikan
prisnsip-prinsip sebagai berikut :

1.Supervisi harus bersifat konstruktif dan kreatif sehinggamenimbulkan dorongan


untuk bekerja.
2. Realitas dan mudah dilaksanakan.
3. Menimbulkan rasa aman kepada guru/karyawan.
4. Berdasarkan hubungan professional.
5. Harus memperhitungkan kesanggupan dan sikapguru/pegawai.
6. Tidak bersifat mendesak(otoriter) karena dapat menimbulkan kegelisahan bahkan
sikap anipati dari guru.
7. Supervisi tidak boleh didasarkan atas kekuasaan pangkat, kedudukan dari
kekuasaan pribadi.
8. Supervisi tidak boleh bersifat mencari-cari kesalahan dankekurangan (supervise
berbeda dengan inspeksi)
9. Supervisi tidak dapat terlalu cepat meghargai hasil.
10. Supervisi hendaknya juga bersifat prevektif, korektif dan kooperatif.

Cepat lambatnya hasil supervisi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor :

1.Lingkungan masyarakat sekitar sekolah.


2.Besar kecilnya sekolah yang menjadi tanggung jawabnya.
3.Tingkatan sekolah.
4.Jenis sekolah.
5.Keadaan (kondisi) guru dan pegawai yang ada.
6.Kecakapan dan kemampuan kepala sekolah sendiri dalamtugasnya sebagai
supervisor.

Khususnya dalam bidang pembinaan kurikulum, tugas kepala sekolah sebagai


supervisor sangat penting karena justru bidang ini adalah faktor yang strategis
untuk menentukan keberhasilan sekolah itu.Beberapa langkah yang perlu dikerjakan
antara lain :

1.Membimbing guru agar dapat memilih metode mengajar yang tepat.


2.Membimbing dan mengarahkan guru dalam pemilihan bahan pelajaran yang sesuai
dengan perkembangan anak dan tuntutan kehidupan masyarakat.
3.Mengadakan kunjungan kelas yang teratur, untuk observasi pada saat guru
mengajar dan selanjutnya didiskusikan dengan guru.
4.Pada awal tahun pelajaran tahun baru, mengarahkan penyusunan silabus sesuai
dengan kurikulum yang berlaku.
5.Menyelenggarakan rapat rutin untuk membawa kurikulum pelaksanaannya di
sekolah.
6.Setiap akhir pelajaran menyelenggarakan penilaian bersamaterhadap program
sekolah.
Selanjutnya sebagai implikasi tugas supervisor tersebut beberapa halyang perlu
dilakukan kepala sekolah sebagai pemimpin adalah :

1.Mengetahui keadaan/kondisi guru dalam latar belakang kehidupan lingkungan dan


sosial ekonominya, hal ini penting untuk tindakan kepemimpinannya.
2.Merangsang semangat kerja guru dengan berbagai cara.
3.Mengusahakan tersedianya fasilitas yang diperlukan untuk mengembangkan
kemampuan guru.
4.Meningkatkan partisipasi guru dalam kehidupan sekolah.
5.Membina rasa kekeluargaan di lingkungan sekolah antar kepala sekolah, guru, dan
pegawai.
6.Mempercepat hubungan sekolah dengan masyarakat,khususnya BP 3 dan orang
tua murid.

Pelaksanaan supervisi di sekolah selalu berkaitan dengan tipe manajemen


pendidikan di sekolah. Dalam hubungan ini penjelasan Dr. Oteng Sutisna perlu kita
perhatikan ialah bahwa dalam manajemen pendidikan di sekolah yang demokratis
lah sekolah baru akan mampu menciptakan lingkungan hidup yang demokratis, di
mana para guru sebagai pribadi-pribadi ikut serta dalam mengatur sekolah dan
program pengajaran yang demokratis.
Disamping itu penggunaan prosedur yang demokratis akan membuat personal
sekolah lebih kooperatif dan memberi semangat korps, karena kebanyakan personal
sekolah menginginkan untuk ikut dalam perencanaan kebijaksanaan sekolah.

Manajemen pendidikan Islam yang demokratis mendatangkan pertukaran pikiran


dan pandangan dari para guru sehingga mendorong mereka untuk berinisiatif. Oleh
Karena itu, kepala sekolah sebagai supervisor dan sekaligus sebagai pemimpin
sekolah/sekolah Islam perlu memilih penggunaan manajemen pendidikan di sekolah
yang demokratis ini karena dengan demikian kepala sekolah akan banyak dibantu
dengan datangnya banyak saran-saran yang berharga dari anak buahnya (para
guru) dan kepala sekolah yang bijaksana pasti mampu memilih pikiran yang terbaik
yang berasal dari guru.

3 C. PENGERTIAN PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN


Kepemimpinan merupakan sebagai salah satu funsi menajemen , merupakan hal
yang sangat penting untuk mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan dalam istilah
sifat-sifat pribadi pengaruh terhadap orang lain, pola – pola interaksi hubungan kerja
sama antar kedudukan dari satu jabatan adminitratif dan profesi dari lain – lain
tentang legitimasi.

Menurut koontz o Donnel dan weinrich dalam bukunya yang berjudul


menajemen, cetakan ke- 7 tahun 1980, di kemukakan bahwa yang di maksud
edngan kepemimpinan adalah pengaruh seni atau proses mempengaruhi orang
lain, sehingga mereka dengan penuh kemauan yang besar mengarah tercapainya
organisasi, kata pemimpin mempunyai arti memberikan bimbingan, menuntun,
mengarahkan dan berjalan di depan.Pemimpin berperilaku untuk membantu
organisasi dengan kemampuan maksimal dalam mencapai tujuan. Kepala sekolah
merupakan kompenen pendidikan yang paling berperan dan meningkatkan kualitas.

Kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi,


mengkoordinir, dan menggerakkan orang-orang lain yang ada hubungannya dengan
pelaksanaan dan pengembangan pendidikan agar dapat dicapai tujuan pendidikan
atau sekolah secara efektif dan efisien. Agar tujuan sekolah dapat dicapai secara
efektif dan efisien dibutuhkan kepemimpinan kepala sekolah yang efektif. Ada tujuh
karekateristik kepemimpinan kepala sekolah efektif:
(1) memiliki visi yang jelas,
(2) memiliki harapan tinggi terhadap prestasi ;
(3) memprogramkan dan memberikan umpan balik yang positif dan konstruktif ,
(4) mendorong pemanfaatan waktu secara efisien,
(5) mendayagunakan berbagai sumber belajar,
(6), memantau kemajuan peserta didik baik secara individual maupun kelompok,
(7), melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkesinambungan.
BAB III
PENUTUP

4.I Kempemimpinan merupakan sebagai salah satu fungsi menajemen , merupakan


hal yang sangat penting untuk mencapai tujuan organisasi. Kapepemimpinan dalam
istilah sifat-sifat pribadi pengaruh terhadap orang lain, pola – pola interaksi
hubungan kerja sama antar kedudukan dari satu jabatan adminitratif dan profesi
dari lain – lain tentang legitimasi.
Penampilan (kinerja) kepemimpinan kepala sekolah adalah prestasi yang diberikan
dari kepemimpinan seseorang kepala sekolah secara kuantitatif maupun kualitatif,
yang tertukar dalam membantu tercapainya tujuan sekolah. Kepala sekolah sebagai
seorang yang di beri tugas untuk memimpin sekola, bertanggung jawab atas
tercapainya peran dan tanggung jawab sekolah. Kepala sekolah berperan sebagi
katalisator dalam artian mampu menimbulakan dan menggerakan semangat para
guru, staf, dan siswa, dalam pencapaian tujuan yang telah di tetapkan. Patah
semangat, kehilangan kepercayaan harus dapat dibangkitkan kembali oleh kepala
sekolah.Kepala sekolah harus mampu embawa perubahan perilaku, sikap,intelektual
anak didik sesuai dengan tujuan pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA
http://journal.uinsi.ac.id/index.php/fenomena/article/view/159
http://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/1191

Anda mungkin juga menyukai