Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL

UPAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM   PENINGKATAN  MUTU


PENDIDIKAN DI  MTS AL MUHAJIRIN
Dosen pengampu: Dr.Rusmini, S,Ag.,MPd.I

Oleh
Hamja harahap 203180051

UINIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI FAKULTAS


TARBIYAH DAN KEGURUAN PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
2021/2022
ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui bagaimana gambaran kondisi


pelaksanaan kepemimpinan kepala sekolah dalam melaksanakan fungsinya untuk meningkatkan
mutu sekolah, 2) Untuk mengetahui bagaimana prestasi sekolah dapat dicapai, 3) Untuk
mengetahui peran kepemimpinan kepala sekolah untuk menghadapi kendala dalam menjalankan
tugasnya.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Pengumpulan


data diperoleh dari informasi, tempat dan aktivitas kegiatan kepemimpinan kepala sekolah, serta
dokumen. Teknik pengambilan data berupa wawancara mendalam, observasi langsung, angket
dan mencatat dokumen. Uji validitas data dilakukan dengan menerapkan trianggulasi sumber,
trianggulasi metode. Teknik analisis data berupa teknik analisis interaktif yaitu data reduction,
data display, dan conclution drawing yang saling berinteraksi.

Hasil penelitian berupa pokok-pokok temuan yaitu: 1) Peningkatan mutu pembelajaran di


Mts Al Muhajirin ditentukan bagaimana kepala sekolah dapat mengelola manajemen sekolah
serta kemampuan dalam menetapkan Visi, Misi, Tujuan Pendidikan Mts Al Muhajirin , Strategi,
dan Sasaran tepat sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah. 2) Peningkatan mutu kompetensi
kepemimpinan kepala sekolah dalam menjalankan tugas dan fungsinya sangat ditentukan
motivasi diri kepala sekolah serta bagaimana bisa mengelola Input Pembelajaran,
menyelenggarakan Proses Pembelajaran, menghasilkan Output Pembelajaran. 3) Secara
keseluruhan kondisi Kepala sekolah Mts Al Muhajirin dalam menjalankan tugas dan fungsinya
sebagai Educator (Pendidik), sebagai Manajer, sebagai Administrator, sebagai Supervisor,
sebagai Leader (Pemimpin), sebagai Inovator, sebagai Motivator sangat baik sehingga kepala
sekolah bisa menjadi contoh dalam menjalankan tugasnya.

A.Rumusan Masalah
1.    Bagaimana  mutu pendidikan yang baik untuk suatu sekolah  Mts Al Muhajirin?
2.    Bagaimana upaya kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan
di suatu sekolah?
B.     Tujuan penelitian
1.   Untuk mengetahui proses  kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu
 pendidikan di Mts Al Muhajirin.
2.   Untuk Mengetahui langkah-langkah model kepemimpinan kepala sekolah dalam
meningkatkan mutu  pendidikan Mts Al Muhajirin.
C.Definisi istilah
1.  Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin
kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi[1].Cara alamiah
mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti
pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi[2].Dalam hubungan ini
sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.
2.  menurut Wahjosumijo yaitu kepala sekolah terdiri dari dua kata, yaitu kepala dan
sekolah. Kata kepala dapat di artikan ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau
sebuah lembaga. Sedangkan sekolah adalah sebuah lembaga di mana menjadi tempat
menerima dan memberi pelajaran. Dengan demikian secara sederhana kepala sekolah
dapat didefinisikan “ sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk
memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di
mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima
pelajaran”[3].
3.  Menurut seorang ahli bernama Adi S, peningkatan berasal dari kata tingkat. Yang
berarti lapis atau lapisan dari sesuatu yang kemudian membentuk susunan. Tingkat
juga dapat berarti pangkat, taraf, dan kelas. Sedangkan peningkatan berarti kemajuan.
Secara umum, peningkatan merupakan upaya untuk menambah derajat, tingkat, dan
kualitas maupun kuantitas. Peningkatan juga dapat berarti penambahan keterampilan dan
kemampuan agar menjadi lebih baik. Selain itu, peningkatan juga berarti pencapaian
dalam proses, ukuran, sifat, hubungan dan sebagainya.
4.  Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang dapat menghasilkan lulusan yang
berkualitas, yaitu lulusan yang memilki prestasi akademik dan non-akademik yang
mampu menjadi pelopor pembaruan dan perubahan sehingga mampu menjawab berbagai
tantangan dan permasalahan yang dihadapinya, baik di masa sekarang atau di masa yang
akan datang (harapan bangsa).
D.Kajian Terdahulu
            Feldmon mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah usaha sadar yang dilakukan
pimpinan untuk mempengaruhi anggotanya melaksanakan tugas sesuai dengan harapannya[4].
Di sisi lain, kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi orang lain untuk mencapai
pengembangan atau tujuan organisasi. Kedua pendapat tersebut sesuai dengan pendapat Stogdil
yang mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas kelompok
untuk mencapai tujuan organisasi .Berdasarkan beberapa definisi yang dikemukakan para ahli
kepemimpinan tersebut, dapat digarisbawahi bahwa kepemimpinan pada dasarnya adalah suatu
proses menggerakkan, mempengaruhi dan membimbing orang lain dalam rangka untuk
mencapai tujuan organisasi. Ada empat unsur yang terkandung dalam pengertian kepemimpinan,
yaitu unsur orang yang menggerakkan yang dikenal dengan pemimpin, unsur orang yang
digerakkan yang disebut kelompok atau anggota, unsur situasi dimana aktifitas penggerakan
berlangsung yang dikenal dengan organisasi, dan unsur sasaran kegiatan yang dilakukan.
            Kualitas kepemimpinan merupakan sarana utama untuk mencapai tujuan organisasi.
Untuk itu, agar kepala sekolah bisa melaksanakan tugasnya secara efektif, mutlak harus bisa
menerapkan kepemimpinan yang baik.Ada banyak teori gaya kepemimpinan yang bisa
diterapkan kepala sekolah. Bila ditelaah dari perkembangan teori, ada banyak teori
kepemimpinan yang bisa ditelaah untuk mengkaji masalah kepemimpinan. Teori kepemimpinan
yang pertama-tama dikembangkan adalah teori sifat atau trait theory. Pada dasarnya teori sifat
memandang bahwa keefektifan kepemimpinan itu bertolak dari sifat-sifat atau karakter yang
dimiliki seseorang. Keberhasilan kepemimpinan itu sebagian besar ditentukan oleh sifat-sifat
kepribadian tertentu, misalnya harga diri, prakarsa, kecerdasan, kelancaran berbahasa, kreatifitas
termasuk ciri-ciri fisik yang dimiliki seseorang. Pemimpin dikatakan efektif bila memiliki sifat-
sifat kepribadian yang baik. Sebaliknya, pemimpin dikatakan tidak efektif bila tidak
menunjukkan sifat-sifat kepribadian yang baik.
BAB I
LANDASAN TEORI

A.    Tinjauan Pustaka
a.      Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan berasal dari akar kata pimpin, kita mengenal kata pemimpin dan
kepemimpinan. Kepemimpinan ditafsirkan sebagai hubungan yang erat antara seorang dan
sekelompok manusia karena adanya kepentingan bersama, hubungan itu ditandai oleh tingkah
laku yang tertuju dan terbimbing dari manusia yang hanya seorang itu. Manusia atau orang ini
biasanya disebut yang memimpin atau pemimpin, sedangkan kelompok manusia yang
mengikutinya disebut yang dipimpin .
Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu organisasi
karena sebagian besar keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi ditentukan oleh
kepemimpinan dalam organisasi tersebut. Kepemimpinan adalah kemampuan meyakinkan dan
menggerakkan orang lain agar mau bekerja sama di bawah kepemimpinannya sebagai suatu tim
untuk mencapai suatu tujuan tertentu [5]
Sementara R. Soekarto Indrafachrudi dalam Akhmad Sudrajat  mengartikan
“Kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam membimbing suatu kelompok sedemikian rupa
sehingga tercapailah tujuan itu.[6]”
Maman Ukas dalam Akhmad Sudrajat menyatakan “Kepemimpinan adalah kemampuan
yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi orang lain, agar ia mau berbuat sesuatu
yang dapat membantu pencapaian suatu maksud dan tujuan[7].”
Wahjosumidjo menyatakan “Kepemimpinan merupakan aktivitas untuk mempengaruhi
perilaku orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu[8].”
Kepemimpinan adalah kemapuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai
tujuan[9].
Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat
kepribadian termasuk di dalamnya wibawa untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka
meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, dan tidak merasa
terpaksa Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah
kemampuan yang dimiliki seseorang dalam mempengaruhi orang lain untuk mau bekerja sama
agar mau melakukan tindakan dan perbuatan dalam mencapai tujuan bersama.

b.Pengertian Kepala Sekolah


Akhmad Sudrajat menyatakan “Kepala sekolah merupakan seorang pejabat yang
profesional dalam organisasi sekolah yang bertugas mengatur semua sumber organisasi dan
bekerjasama dengan guru-guru dalam mendidik siswa untuk mencapai tujuan pendidikan.[10]”
Kepala sekolah berasal dari dua kata yaitu “Kepala” dan “Sekolah” kata kepala dapat
diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau sebuah lembaga. Sedang sekolah
adalah sebuah lembaga di mana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran. Jadi, secara
umum kepala sekolah dapat diartikan pemimpin sekolah atau suatu lembaga dimana tempat
menerima dan memberi pelajaran (Akhmad Sudrajat, 2008).
Wahjosumidjo mengartikan bahwa kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru
yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar
mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid
yang menerima pelajaran[11].
Sementara dirawat  mengungkapkan bahwa “Kepala sekolah adalah seorang guru
(jabatan fungsional) yang diangkat untuk menduduki jabatan structural (kepala sekolah) di
sekolah.[12]
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah adalah
seorang guru yang mempunyai kemampuan untuk memimpin segala sumber daya yang ada pada
suatu sekolah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan bersama.
C. Kepemimpinan Kepala Sekolah
Berdasarkan pengertian kepemimimpinan dan pengertian kepala sekolah, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan kepala sekolah adalah kemampuan yang dimiliki
seseorang (guru yang diangkat untuk menduduki jabatan struktural kepala sekolah) dalam
mempangaruhi orang lain (seluruh warga sekolah) untuk mau bekerja sama agar mau melakukan
tindakan dan perbuatan dalam mencapai tujuan bersama.
Tugas-tugas Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin

Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam
meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk itu kepala sekolah harus mengetahui tugas-tugas yang
harus ia laksankan. Adapun tugas-tugas dari kepala sekolah seperti yang dikemukakan
Wahjosumidjo adalah[13]:

(1)  Kepala sekolah bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan. Kepala


sekolah bertindak dan bertanggung jawab atas segala tindakan yang dilakukan oleh bawahan.
Perbuatan yang dilakukan oleh para guru, siswa, staf, dan orang tua siswa tidak dapat dilepaskan
dari tanggung jawab kepala sekolah;
(2)  Dengan waktu dan sumber yang terbatas seorang kepala sekolah harus mampu menghadapi
berbagai persoalan. Dengan segala keterbatasan, seorang kepala sekolah harus dapat mengatur
pemberian tugas secara cepat serta dapat memprioritaskan bila terjadi konflik antara kepentingan
bawahan dengan kepentingan sekolah;
(3)  Kepala sekolah harus berfikir secara analitik dan konsepsional. Kepala sekolah harus dapat
memecahkan persoalan melalui satu analisis, kemudian menyelesaikan persoalan dengan satu
solusi yang feasible. Serta harus dapat melihat setiap tugas sebagai satu keseluruhan yang saling
berkaitan;
(4)  Kepala sekolah adalah seorang mediator atau juru penengah. Dalam lingkungan sekolah
sebagai suatu organisasi di dalamnya terdiri dari manusia yang mempunyai latar belakang yang
berbeda-beda yang bisa menimbulkan konflik, untuk itu kepala sekolah harus jadi penengah
dalam konflik tersebut;
(5)  Kepala sekolah adalah seorang politisi. Kepala sekolah harus dapat membangun hubungan
kerja sama melalui pendekatan persuasi dan kesepakatan (compromise). Peran politis kepala
sekolah dapat berkembang secara efektif, apabila dapat dikembangkan prinsip jaringan saling
pengertian terhadap kewajiban masing-masing, terbentuknya aliasi atau koalisi, seperti
organisasi profesi, OSIS, BP3, dan sebagainya, terciptanya kerjasama (cooperation) dengan
berbagai pihak, sehingga aneka macam aktivitas dapat dilaksanakan;
(6)  Kepala sekolah adalah seorang diplomat. Dalam berbagai macam pertemuan kepala sekolah
adalah wakil resmi sekolah yang dipimpinnya; dan
(7)  Kepala sekolah mengambil keputusan-keputusan sulit. Tidak ada satu organisasi pun yang
berjalan mulus tanpa problem. Demikian pula sekolah sebagai suatu organisasi tidak luput dari
persoalan dan kesulitan-kesulitan. Dan apabila terjadi kesulitan-kesulitan kepala sekolah
diharapkan berperan sebagai orang yang dapat menyelesaikan persoalan yang sulit tersebut
BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Pendekatan dan Jenis Penelitian


Penelitian proposal ini akan menggunakan penelitian kualitatif, yang bertujuan untuk
memahami suatu fenomena sedang terjadi yang diamati oleh peneliti.[14] Dalam pembahasan
proposal ini digunakan metode yang bersifat deskriptif analisis yaitu metode bertujuan untuk
menggambarkan atau menjelaskan masalah yang sedang terjadi dengan cara mengumpulkan dan
menganalisis data secara objektif. Adapun dalam pengumpulan data, peneliti akan menggunakan
jenis data sebagai berikut:
1.      Library Risearch, yaitu kajian kepustakaan yang ada hubungannya dengan masalah-masalah
yang dibahas melalui buku-buku, majalah, surat kabar, dan bahan bacaan lainnya.
2.      Field Research, yaitu dengan cara mengadakan penelitian lapangan. Untuk mendapatkan
data dan informasi yang objektif, penulis mengadakan observasi di lapangan atau ketempat yang
menjadi objek penelitian.  
B.  Lokasi Penelitian

 
Penelitian ini di akan laksanakan di Mts al muhajirin yang beralamat di jln. Kapten

pattimura rt 23 kota jambi. Alasan peneliti memilih lokasi ini sebagai subjek penelitian karena
mengingat lembaga ini adalah lembaga pendidikan yang di bangun oleh pemerintah kota
madya dan alasan lain karna kepala sekolah yang paling terpadu  terhadap perkembangan peserta
didik di Mts al Muhajirin . Serta letak lokasi Mtas almuhajirin ini mudah di jangkau untuk
melakukan penelitian.
C.    Data dan Sumber Data
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan dua jenis data, yaitu data primer
dan data sekunder. Data primer penulis peroleh dari hasil terjun ke lapangan, karena data primer
tersebut merupakan hal yang sangat penting dalam membahas sebuah permasalahan dalam
melakukan penelitian. Sedangkan data sekunder merupakan pendukung dalam hal yang
diperoleh melalui studi kepustakaan sebagai tempat berpijak dalam melakukan penelitian baik
dari jurnal, buku, majalah dan sebagainya yang terkait dengan masalah penelitian ini.
D.    Tehnik pengumpulan data
Dalam penelitian ini peneliti akan mengumpulkan data melalui:
1.Observasi
Pengamatan atau pencatatan sistematis terhadap gejala-gejala yang akan diteliti.
[15] Obsevasi merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif untuk menyadari adanya sesuatu
rangsangan tertentu yang diinginkan.[16] Adalah mengamati secara langsung terhadap objek
penelitian yaitu pengasuh dan anak-anak  dipanti asuhan, baik melalui penglihatan maupun
pendegaran. Tehnik observasi adalah tehnik pengumpulan data yang di gunakan dengan jalan
mengandalakan pengamatan pen pencatatan secara sistematis terhadap phenomena yang di
selidiki[17]
2.Wawancara
Wawancara merupakan kegiatan percakapan antara dua pihak untuk tujuan-tujuan
tertentu. Wawancara adalah tehknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan
keterangan-keterangan lisan dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan
keterangan kepada peneliti. Wawancara (Interview) adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu

3.Dokumentasi
Dokumentasi ini berasal dari kata dokumen, yang berarti bahan-bahan tertulis.
[18] Teknik ini digunakan ketika mengadakan penelitian yang bersumber pada tulisan baik itu
berupa dokumen, angket, dan sebagainya. Telah dokumentasi merupakan salah satu teknik
penting dalam suatu penelitian dengan mengumpulkan informasi yang telah ada pada lembaga
terkait. Dalam penelitian ini peneliti akan menelaah bagaiman peran pemimpin, dan seperti apa
cara mendidik anak  tersebut.

E.      Analisis Data
Semua data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis dengan mempergunakan
metode deskriptif analisis sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan yang dapat dipertanggung
jawabkan secara ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA

Nurkolis, "Manajeman Berbasis Sekolah: Teori, Model dan Aplikasi", Grasindo,  2003.  
 John Adair, "Cara Menumbuhkan Pemimpin", Gramedia Pustaka Utama.
 Wahjo Sumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2002.
http A sudrajat- www..Akhmad Sudrajat, kopetensi guru dan peran kepala
sekolah.wordwordpress, 2007.
Nasir Budiman, dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah skripsi, tesis dan disertasi.banda aceh:
Ar-raniry press,2004),hal.30
 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, edisi, cet.10, ( jakarta : bumi
aksara,2008.
 Husain Usman dan Purnomo Setya Diabad,  metode penelitian sosial, Jakarta: bumi aksara,
1996.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Lexy. J. Moelong. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Cipta Rosda Karya,
2006.
Dirawat. pengantar kepemimpinan pendidikan, surabaya : usaha nasional 1993

Anda mungkin juga menyukai