KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Rabbani Kota Benkulu. Hasil tersebut dilihat melalui persamaan regresi linier
variabel lain. Maka hipotesis yang diterima dalam penelitian ini adalah hipotesis
12
13
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Nur Afifah, S.Pd.I., tentang “Upaya
dengan norma yang berlaku, para guru telah mempunyai kompetensi kepribadian
yaitu : sifat jujur, saling menghormati, kasih sayang, dan menjadi teladan bagi peserta
didik serta keluarga dirumah. Berahlak mulia, jujur, dan menjadikan teladan yang
baik dengan memberikan contoh dalam bentuk ucapan dan tindakan dihadapan
peserta didik. Dewasa, stabil, dan berwibawah, ditunjukkan seorang guru dihadapan
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran maupun di luar pembelajaran secara stabil.
Memiliki etos kerja, tanggung jawab dan percaya diri, dibuktikan dengan semangat
2
Nur Afifah. Upaya Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Kompetensi Kepribadian Dan
Profesional Guru Din MIN Yogyakarta 1. (Tesis), (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2016), 135 –
136. http://digilib.uin-suka.ac.id/22704/1/1420421005_BAB_I_IV-atau -V_DATAR-PUSTAKA.Pdf.
(diakses pada tanggal 9 September 2021).
14
para guru untuk mendidik peserta didik, para guru datang ke madrasah dan pulang
dari madrasah sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan Kementerian Agama atau
yakni: subjek yang akan diteliti masalah upaya kepala madrasah dalam meningkatkan
Namun penelitian di atas juga memiliki persamaan yakni metode penelitian yang
dokumentasi.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Moh. Subhan Zubaidi, tentang “Peran
Dari hasil penelitan yang dilakukan, guru di SDI Wahid Hasyim Malang
pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Guru di SDI Wahid Hasyim Malang
sudah memenuhi syarat, serta kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran dan
rata-rat telah tersertifikasi semua. Secara umum kompetensi guru di SDI Wahid
Hasyim Malang sudah cukup baik. Dapat dilihat dari segi pedagogik, kepribadian,
3
Moh. Subhan Zubaidi. Peran Kepala Madrasah dalam Meningkatakan Kompetensi Guru Di
madrasah Dasar Islam Wahid Hasyim Malang. (Skripsi), (Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang, 2014). 100 – 101. http://etheses.uin-malang.ac.id/7404/1/09140075.pdf (diakses pada tanggal
10 September 2021).
15
sosial, serta profesionalismenya di SDI Wahid Hasyim Malang para guru sudah
memenuhi standar S1 dan mereka juga mampu melaksanakan tugas-tugas sesuai yang
diberikan oleh kurikulum. Peran yang dilakukan kepala madrasah yakni cenderung
mulai disiplin lagi dan lebih baik lagi dari tahun sebelumnya. Dimana kepala
yang baik. Penelitian di atas memiliki perbedaan penelitian yaitu, Objek penelitian,
lokasi penelitian dan waktu penelitian dan memiliki kesamaan pendekatan yang
yang diberi tugas untuk memimpin suatu madrasah dimana diselenggarakan proses
belajar mengajar.4 Pemimpin yang dalam bahasa Inggris disebut leader dari akar kata
to lead yang terkandung arti yang saling erat berhubungan: bergerak lebih awal,
4
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoritik dan
Permasalahannya, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 1999), 81.
16
Kepemimpinan adalah proses untuk mempengaruhi orang lain agar dapat bekerja
mengarahkan orang lain agar dapat bekerja sesuai perintah pemimpinnya, yang
dimana tujuannya yaitu untuk mencapai suatu target yang telah ditetapkan bersama
jawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan yang ingin
5
Geoge R. Terry, Lesli W Rue, Dasar – Dasar Manajemen (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), 192.
6
E Mulyasa, menjadi kepala madrasah Profesional (Bandung; PR Remaja Rosdakarya, 2009),
75.
7
Muwahid Shulhan, Soim, Manajemen Pendidikan Islam, ( Yogyakarta: Teras, 2013 ), 119.
17
mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Secara sederhana
pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu mengembangkan orang lain,
yang diberi tugas oleh bawahannya untuk memimpin suatu madrasah dimana di
tugasnya kepala madrasah bertanggung jawab terhadap kualitas sumber daya manusia
yang ada. Hal ini bertujuan agar mereka mampu menjalankan tugas-tugas yang telah
diberikan kepada mereka. Selain itu seorang kepala madrasah juga bertanggung
dan tanggung jawab yang baik maka hal ini dapat mempengaruhi maju atau
Setiap suatu pendidikan memiliki suatu pemimpin, salah satu contohnya ialah
pemimpin di madrasah atau yang biasa kita sebut denga kepala madrasah. Secara
guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu madrasah dimana diselenggarakan
proses belajar mengajar atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang
memberi pelajara dan peserta didik yang menerima pelajaran. 9 Kepemimpinan kepala
dituntut untuk selalu mengadakan perubahan. Mereka harus memiliki semangat yang
memprihatinkan menjadi kondisi yang lebih dinamis, baik dari segi fisik maupun
strategi pembelajaran.
9
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Madrasah, Tinjauan Teoritik dan permasalahannya
(Cet.IV; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,1999), 60.
19
administratif dilakukan oleh kepala madrasah terdiri atas kegiatan yng bertujuan
mengarahkan semua orang yang terlibat di madrasah dan mengerjakan hal tepat
sesuai dengan tujuan madrasah yang akan dicapai. Sedangkan pengelolaan edukatif
merupakan kegiatan mengarahkan dan membina setiap guru agar melaksanakan tugas
pengajaran secara tepat dan benar serta memiliki semangat dan motivasi yang tinggi
Harapan yang segera muncul dari para guru, siswa, staf administrasi, pemerintah dan
seefektif mungkin untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan yang diemban dalam
10
Ibid, 29.
11
Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam, (Surabaya: Elkaf, 2006), 133.
20
Peran seorang pemimpin, akan sangat menentukan kemana dan akan menjadi
akan membuat organisasi menjadi satu kesatuan yang memiliki kekuatan untuk
berkembang dan tumbuh menjadi lebih besar. Begitu juga dengan kepala madrasah
madrasah/madrasah yaitu :
sedikitnya empat macam nilai yaitu pembinaan mental, moral, fisik, dan
12
Ibid., 99-100
13
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Madrasah Profesional, dalam Konteks Menyukseskan MBS
dan KBK, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2005), 98
21
hal-hal yang berkaitan dengan sikap batin dan watak. Dalam hal ini
terlibat secara aktif dan kreatif dalam berbagai kegiatan olahraga, baik
masyarakat sekitar.
dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan
2. Human Skills, Kemampuan untuk memahami perilaku manusia dan proses kerja
sama. Kemampuan untuk memahami isi hati sikap dan motif orang lain, mengapa
14
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), 1.
23
hubungan antar perseorangan, (b) peranan informasional, dan (c) sebagai pengambil
keputusan. Dari tiga peranan kepala madrasah sebagai manajer tersebut, dapat
madrasah. Oleh karena itu seorang kepala madrasah harus selalu dapat
daya yang ada di madrasah, sehingga dapat melahirkan etos kerja dan
madrasah menjadi alat perantara antara guru, staf madrasah lainnya, dan
lain.
25
memenuhi kebutuhan.15
15
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Madrasah (Tinjauan Teoritik Dan
Permasalahannya), 97-99
16
Akhmad Sanusi, dkk, Produktivitas Pendidikan Nasional, (Bandung: IKIP Bandung,
1986), 17.
26
17
Saiful Sagala, Manajemen Strategi Dan Peningkatan Mutu Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,
2009), 117.
27
hanya sebatas sebagai performa dan image saja, tetapi bagaimana sikap
adalah mengubah strategi pembelajaran dari pola kelas tetap menjadi kelas
bidang studi, sehingga setiap bidang studi memiliki kelas tersendiri, yang
18
Ibid, 117
19
Saiful Sagala, Manajemen Strategi Dan Peningkatan Mutu Pendidikan, 89.
28
20
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Madrasah Profesional, 120
29
Melalui disiplin ini diharapkan dapat tercapai tujuan secara efektif dan
dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor dari dalam maupun dari
meraihnya.21
a. Pengertian Kompetensi
21
Ibid., 120-121
30
suatu tujuan.
Menurut Echols dan Shadily “Kata kompetensi berasal dari bahasa Inggris
perilaku nyata dalam arti tidak hanya dapat diamati, tetapi mencakup sesuatu yang
yang tidak kasat mata. Untuk dapat mencapai keberhasilan suatu tujuan, seseorang
22
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru professional, (Bandung, Remaja Rosdakarya, Cet. 25), 14
23
Martini Yamin dan Maisyah, Standarisasi Kinerja Guru, (Jakarta: GP Press, 2010), 5.
24
E Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: Rosdakarya, 2008), 25.
31
Kompetensi guru memiliki banyak makna. Hal ini sesuai dengan beberapa
yang diharapkan.
keilmuan, teknologi sosial, dan spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi
profesionalisme.26
kompetensi guru adalah suatu kemampuan, kecakapan serta kewenangan yang harus
25
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, 25.
26
Ibid. 26
32
Kompetensi kepribadian guru menurut undang- undang guru dan dosen adalah
kompetensi yang berkaitan dengan pribadi seseorang guru yang yang mantap,
berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan bagi peserta didik dan
berahlak mulia.27
itu sendiri sebenarnya abstrak, yang dapat dilihat atau diketahui hanyalah
nyata, yang dapat dilihat atau diketahui hanyalah indikator atau bekasnya dalam
segala segi dan aspek kehidupan. Kepribadian guru ini dapat dilihat melalui
pengembangan siswa. Kepribadian guru yang mantap akan menjadi sosok teladan
27
Undang – Undang Guru dan Dosen (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), 67.
28
Hudiyono, Membangun Karakter Peserta didikMelalui Profesionalisme Guru dan Gerakan
Pramuka, (Surabaya: Erlangga, 2012), 27.
33
menegaskan :
yang berkaitan dengan keberhasilan guru pendidikan agama Islam dalam menggeluti
a. Fleksibilitas Kognitif
berpikir yang diikuti secara simultan dan memadai dalam situasi tertentu.
Kebalikannya adalah frigiditas kognitif atau kekakuan ranah cipta yang ditandai
dengan kekurangmampuan berpikir dan bertindak yang sesuai dengan situasi yang
sedang dihadapi.
kewenangan melaksanakan tugas) keguruan yang harus dimiliki oleh setiap guru.
Guru yang terbuka secara psikologis biasanya ditandai dengan kesediannya yang
lain siswa, teman sejawat, dan lingkungan pendidikan tempatnya bekerja. Ia mau
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Cet-14, Bandung : PT.
29
menerima kritik dengan ikhlas. Keterbukaan Psikologis sangat penting bagi guru
Dapat kita pahami dalam figur guru tampil sebagai sosok yang patut digugu
dan ditiru. Digugu artinya ditaati nasihat, perintah atau ucapan, sedangkan ditiru
diri, dan perwujudan diri. Dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik.
kepribadian yang :
Ibid, 226-229
30
35
perilaku peserta didik jika dirinya telah menjadi manusia baik. Pribadi guru harus
baik karena inti dari pendidikan adalah perubahan periaku, sebagaimana makna
pendidikan adalah proses pembebasan peserta didik dari ketidak mampuan, ketidak
benaran, ketidak jujuran, dan dari buruknya hati, akhlak, dan keimanan. Guru harus
berakhlak mulia, karena ia adalah seorang penasihat bagi peserta didik, bahkan bagi
orang tua.
yang baik sebagaimana dalam Al-Qur’an. memuat berbagai konsep yang bersifat utuh
pula konsep tentang kepribadian guru. Salah satu ayat Al-Qur`an yang menjelaskan
َربَّهُ ْم بِ ْال َغدَا ِة َو ْال َع ِشي ي ُِري ُدونَ َوجْ هَهُ َوال تَ ْع ُد َع ْينَاكَ َع ْنهُ ْم تُ ِري ُد ِزينَةَ ْال َحيَا ِة ال ُّد ْنيَا َوال تُ ِط ْع َم ْن َأ ْغفَ ْلنَا قَ ْلبَهُ ع َْن ِذ ْك ِرنَا
Terjemahnya
31
Fakhrizal, “Kompetensi Kepribadian Guru Menurut UU” dalam
http://www.jejakpendidikan.com/2016/12/kompetensi-kepribadian-guru-menurut-uu.htm?m=1l, (di
akses tangga l 9 September 2021)
36
Surah al-Kahfi ayat 27-28 bukanlah ayat yang secara langsung menjelaskan
tentang pendidikan, ayat tersebut mengandung pesan tersirat yang merupakan wujud
pendidikan Allah kepada Nabi Muhammad SAW. Dalam ayat tersebut Allah
tugasnya dengan baik, sesuai dengan kandungan Q.S al-Kahfi ayat 27-28 guru harus
masalah, ikhlas dan mengharap ridho Allah SWT, zuhud dan menghindari hal-hal
yang tercela.
sifat istiqamah dan tidak tergoyahkan, guru yang berakhlak mulia akan menjadi
kepribadian guru yang dilandasi dengan akhlak mulia, tentu tidak tumbuh dengan
sendirinya begitu saja, tetapi memerlukan usaha sungguh-sungguh, kerja keras, tanpa
32
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya (Edisi yang Disempurnakan), Jil. V,
(Jakarta: Lentera Abadi, 2010), 599.
37
mengenal lelah dengan niat ibadah tentunya, melalui guru yang demikianlah,
halnya kepribadian individu pada umumnya terdiri dari aspek jasmaniah, intelektual,
membentuk satu kesatuan yang utuh, yang memiliki ciri-ciri yang khas. Integrasi dan
kondisi situasi sekolah dimana sekarang ia bekerja. Kepribadian sebagai seorang guru
a. Faktor biologis
Yaitu faktor yang berhubungan dengan keadaan jasmani, atau seringkali pula
disebut faktor fisiologis. Kita mengetahui bahwa keadaan jasmani setiap orang sejak
tubuh yang berlainan itu menyebabkan sikap dan sifat-sifat serta tempramen yang
berbeda-beda pula. Bahwa keadaan fisik, baik yang berasal dari keturunan maupun
yang merupakan pembawaan yang dibawa sejak lahir itu memainkan pernan yang
demikian, itu hanya merupakan salah satu faktor saja. Kita mengetahui bahwa dalam
b. Faktor sosial
Yang dimaksud dengan faktor sosial disini adalah masyarakat yakni manusia-
Termasuk ke dalam faktor sosial ini juga tradisi-tradisi, adat istiadat, peraturan-
semakin besar dan luas, melalui lingkungan keluarga meluas pada anggota-anggota
c. Faktor kebudayaan
Sebenarnya faktor kebudayaan ini sudah termasuk dalam faktor sosial seperti yang
telah diuraikan. Namun disini kita hendak membicarakan kebudayaan lebih luas,