Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL KEPALA

SEKOLAH BAGI PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH


Muhammad Naufal Annajar
1
Universitas Lampung, Bandar Lampung, Lampung, Indonesia, Email, No. Handphone

Abstrak
Gaya kepemimpinan adalah pola tindakan konsisten yang dimaksud untuk mempengaruhi orang lain.
Melalui gaya kepemimpinan, pemimpin mengiplementasikan nilai seperti penekanan kelompok,
dukungan anggota atau pun diluar rualing lingkup instansi, potensi, efek yang dipermasalahkan,
kriteria penghargaan, dan sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis seperti apa
kontribusi kepemimpinan kepala sekolah jika menggunakan gaya kepemimpinan transaksional, apakah
bisa menjadikan sekolah lebih efektif atau sebaliknya. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan
deskriptif kualitatif yaitu literature review. Penerapan gaya kepemimpinan transaksional kepala
sekolah terlihat pada aspek internal pengajaran, seperti aktualisasi diri, pengembangan pribadi dan
pengakuan guru, berkontribusi terhadap kepuasan kerja, dapat menciptakan sekolah yang efektif dan
dapat menimbulkan citra positif bagi masyarakat di sekitar sekolah tersebut.
Kata kunci: Gaya Kepemimpinan; kepala sekolah; gaya transaksional; sekolah

Abstract
Leadership style is a consistent pattern of action intended to influence others. Through the leadership
style, the leader implements values such as group emphasis, support from members or outside the
scope of the agency, potential, effects in question, award criteria, and so on. This study aims to
analyze what kind of leadership contribution the school principal has when using a transactional
leadership style, whether it can make schools more effective or vice versa. This research was
conducted with a qualitative descriptive approach, namely literature review. The application of the
school principal's transactional leadership style can be seen in the internal aspects of teaching, such as
self-actualization, personal development and teacher recognition, contributes to job satisfaction, can
create an effective school and can create a positive image for the community around the school.
Keywords: Leadership Style; principal; transactional style; school
Pendahuluan
Kepala sekolah saat melaksanakan proses kerja, ia berperan sebagai sebagai pimpinan sangat
dipengaruhi oleh kepribadian yang berbeda-beda seperti karakteristik, sikap, nilai, keinginan
dan minat. Semua ini mempengaruhi gaya kepemimpinan kepala sekolah serta kinerja.
Menurut Mahsun (2022) Gaya kepemimpinan adalah pola tindakan konsisten yang dimaksud
untuk mempengaruhi orang lain. Melalui gaya kepemimpinan, pemimpin
mengiplementasikan nilai seperti penekanan kelompok, dukungan anggota atau pun diluar
ruang lingkup instansi, potensi, efek yang dipermasalahkan, kriteria penghargaan, dan
sebagainya. Di sisi lain, karyawan membentuk persepsi subjektif terhadap nilai-nilai inti
dalam organisasi sesuai dengan nilai-nilai yang ingin disampaikan oleh pemimpin melalui
gaya kepemimpinannya.
Kepala sekolah yang terbiasa pasif dan selalu menunggu arahan dan arahan dari pimpinan
diatasnya seperti birokrat pendidikan untuk pengambilan keputusan atau kebijakan sejak
pelaksanaan desentralisasi pendidikan, memiliki kekuasaan untuk menetapkan kebijakan
dalam pengelolaan keuangannya sendiri, pengelolaan bahan ajar dan personel, pelatihan dan
pengelolaan sarana prasarana di sekolah. Dengan otonomi sekolah, pengelola sekolah dituntut
untuk lebih berinovasi, kreatif dan mandiri dalam kemajuan sekolah (Kuswaeri, 2016).
Leithwood dan Jantzi (2009) menunjukkan bahwa kepala sekolah yang berhasil dalam
pekerjaannya menggunakan berbagai mekanisme untuk memotivasi dan mengaktifkan stafnya
untuk membawa perubahan dalam budaya sekolahnya..
Namun, terdapat permasalahan mendasar yang masih dialami oleh banyak kepala sekolah di
Indonesia karena tidak mengetahui bagaimana menggunakan kekuasaannya untuk mengelola
sekolah yang dikelolanya karena takut akan perubahan (Sofo, Fitzgerald & Jawas, 2012).
Silfianti (2013) menemukan beberapa fenomena kritis kondisi sekolah terkait
ketidakmampuan kepala sekolah dalam mewujudkan sekolah efektif di Indonesia, dijelaskan
sebagai berikut.
a) Kepala sekolah masih belum mampu merawat fasilitas sekolah. Kesempatan belajar tidak
dikelola dengan baik, sehingga suasana belajar di lingkungan sekolah tidak terlalu efektif.
Misalnya kursi, meja, dan lemari sekolah yang rusak. Kondisi seperti itu membuat belajar
menjadi sulit bagi siswa.
b) Kepala sekolah tidak mampu menciptakan budaya dan suasana sekolah yang kondusif.
Hubungan antara guru dengan guru lainnya seringkali tidak baik. Akibatnya lingkungan
kerja sekolah menjadi tidak baik karena beberapa guru mengalami konflik interpersonal
dengan sesama guru atau guru.
c) Kepala sekolah juga belum mampu untuk melibatkan pegawai sekolah dalam berbagai
kegiatan sekolah. Lemahnya kemampuan kepala sekolah dalam mencari tenaga sekolah,
baik guru maupun instruktur, menjadi permasalahan mendasar sekolah. Dengan kata lain,
guru atau pendidik tidak dapat memaksimalkan kontribusinya dalam pelaksanaan
pembangunan sekolah karena kepala sekolah tidak mumpuni untuk memperkuat sumber
daya manusia sekolah.
d) Kepala sekolah juga tidak bisa mengarahkan guru untuk menyusun dan mengembangkan
kurikulum dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Guru cenderung menggunakan
RPP dari sekolah lain atau hanya menggunakan RPP dari website. Dalam hal ini, peran
kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan justru gagal.
e) Kepala sekolah biasanya tidak melibatkan guru dalam komite pengambilan keputusan
sekolah. Pelanggan selalu mengontrol semua keputusan, alasan utamanya adalah
kemampuan sosial dan kerja sama pelanggan
Berdasarkan hal tersebut di atas menunjukkan betapa pentingnya peran kepala sekolah dalam
mendorong sekolah untuk mencapai tujuannya. Menurut Rusmawati (2013) ada dua hal yang
perlu diperhatikan dalam peran kepala sekolah, yaitu:
a) Kepala sekolah sebagai kekuatan sosial bagi seluruh warga di kehidupan sekolah,
b) Kepala sekolah harus memahami tugas dan tanggung jawabnya (guru) dalam kaitannya
dengan keberhasilan sekolah dan pemeliharaan stafnya. dan siswa. Di sisi lain, kepala
sekolah juga bertindak sebagai pejabat formal, direktur, direktur, pendidik dan kepala
sekolah serta berperan sebagai staf.
Penelitian yang dilakukan oleh Octavia, L. S., dan Savira, S. I (2016), menunjukkan hasil
yaitu gaya kepemimpinan kepala sekolah dapat meningkatkan kinerja dan menjadikan
sekolah lebih efektif. Pada saat yang sama, gaya mengatur, motivasi dan disiplin
mempengaruhi lingkungan sekolah yang efektif
Dari penelitian adanya pengaruh gaya kepemimpinan yang signifikan terhadap terciptanya
sekolah yang efektif dan terdapat penelitian yang menyatakan gaya kepemimpinan kepala
sekolah seperti apa yang cocok untuk menciptakan efektifitas sekola. Berdasarkan literature
review yang ada, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “Pengaruh Gaya
Kepemimpinan Transaksional Kepala Sekolah Bagi Perkembangan Pendidikan Di Sekolah”
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada analisis ini adalah dengan pendekatan deskriptif
kualitatif yaitu mengunakan kajian literature review dari beberapa jurnal atau karya tulis
ilmiah lainnya sebagai sampel untuk hasil pembahasan yang akan diteliti pada artikel ini.
Hasil dan Pembahasan
Menurut Riva'i (2003), pemimpin yang efektif harus menerapkan gaya kepemimpinan yang
sesuai dengan situasi dan keadaan di suatu instansi, sehingga tidak ada pendekatan satu
ukuran untuk semua. Artinya, pemimpin harus mampu membedakan antara gaya
kepemimpinan dan situasi serta menggunakannya dengan benar.
Mengingat banyaknya gaya kepemimpinan yang bisa diterapkan oleh kepala sekolah, karena
dari gaya kepemimpinan yang konsisten, maka sekolah akan berkembang disebabkan
pengaruh dari kepala sekolah itu sendiri. Terdapat beberapa gaya kepemimpinan yang bisa
diimplementasikan kepala sekolah dalam mengelola sekolah agar tercapai semua tujuan dari
sekolah tersebut, salah satunya gaya kepemimpinan transaksional.
Pemimpin transaksional adalah pemimpin yang membimbing atau mendorong pengikutnya
untuk menetapkan tujuan dengan memperjelas persyaratan peran dan tugas. Gaya
kepemimpinan transaksional lebih menitikberatkan pada hubungan antara pemimpin dan
bawahan tanpa berusaha membawa perubahan bagi bawahan. Kepemimpinan transaksional
memiliki empat ciri kepribadian, yaitu:
a. Imbalan bersyarat, memberikan penghargaan atau imbalan jika berhasil dalam
melakukan kinerja dengan baik.
b. Adanya intervensi sebelum terjadi permasalahan, audit dan deteksi anomali
aturan dan standar, mengambil tindakan korektif.
c. Adanya intervensi ketika permasalahan itu muncul (Giltinane, 2013).
Gaya kepemimpinan transaksional berpengaruh signifikan terhadap keefektifan di lingkungan
sekolah. Dalam penelitian ini, kepala sekolah merancang dan mendorong semua tenaga kerja
untuk menciptakan tingkat kepuasan yang tinggi bagi masyarakat saat linkungan sekolah
berjalan dengan baik dari segi kinerja guru, siswa yang produktif, dan sebagainya. Kepala
sekolah juga memberi mereka kesempatan untuk mengekspresikan diri, memberi mereka rasa
pencapaian, dan memungkinkan mereka untuk bersuara dalam mengajar dan praktik
pembelajaran di sekolah. Asbari, M., dkk (2022) berpendapat bahwa motivator yang terkait
dengan aspek internal pengajaran, seperti aktualisasi diri, pengembangan pribadi dan
pengakuan guru, berkontribusi terhadap kepuasan kerja, dapat menciptakan sekolah yang
efektif dan dapat menimbulkan citra positif bagi masyarakat di sekitar sekolah tersebut.
Gaol (2017) meyampaikan bahwa kepemimpinan transaksional kepala sekolah dapat
diimplementasikan di sekolah dengan memberikan penghargaan kepada setiap orang yang
berkinerja terbaik dalam menjalankan tugasnya. Selain itu, pengelola sekolah juga dapat
membantu guru yang difabel karena tantangan atau masalah pendidikan yang dihadapi oleh
siswa atau orang tuanya. kepala sekolah juga dapat menawarkan seminar dan kursus
pelatihan bagi guru ketika guru tidak dapat mengajar dengan cara yang kreatif. Menerapkan
strategi ini lebih mendorong guru untuk berbuat lebih baik dan lebih profesional.
Namun pengaruh tersebut tidak hanya datang dari kepala sekolah saja, tetapi juga dapat
berasal dari motivasi kerja. Harmendi, M., Lian, B., & Wardarita, R. (2021) mendapati bahwa
keberhasilan seorang pemimpin tidak hanya didasarkan pada kemampuan kepemimpinannya
saja, tetapi juga dipengaruhi oleh seberapa besar motivasi kerja para bawahannya yang harus
mendukung kerja dan keberhasilan pemimpin tersebut.

Kesimpulan
Pemimpin harus menggunakan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi dan keadaan
lembaga pendidikan, sehingga tidak ada pendekatan satu ukuran untuk semua dalam
menciptakan lingkungan yang efektif, termasuk dampak kepemimpinan kepala sekolah
terhadap lingkungan sekolah yang efektif. Mengingat banyaknya gaya kepemimpinan yang
dapat digunakan oleh seorang kepala sekolah, maka dengan adanya gaya kepemimpinan yang
konsisten maka sekolah berkembang dibawah pengaruh kepala sekolah itu sendiri. sekolah.
Salah satunya adalah gaya kepemimpinan transaksional. Pemimpin transaksional adalah
pemimpin yang menginstruksikan atau mendorong para anggotanya untuk menetapkan tujuan
dengan mengklarifikasi persyaratan peran dan tugas.
Gaya kepemimpinan transaksional memiliki dampak yang signifikan terhadap efektivitas
lingkungan sekolah. Selain itu, administrator sekolah dapat mendukung guru yang cacat
karena tantangan atau masalah pendidikan yang dihadapi oleh siswa atau orang tua mereka.
Kepala sekolah juga dapat menawarkan seminar dan pelatihan bagi guru ketika guru tidak
mampu mengajar secara kreatif. Jadi, keberhasilan seorang pemimpin tidak hanya didasarkan
pada kemampuan kepemimpinannya saja, tetapi juga dipengaruhi oleh seberapa besar
motivasi kerja bawahannya harus mendukung kerja dan keberhasilan pemimpin tersebut.

Daftar Pustaka
Asbari, M., Purwanto, A., & Novitasari, D. (2022). Kepuasan Kerja Guru: Di antara
Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional. Jurnal Pendidikan Transformatif, 1(1),
7-12.
Budiwibowo, S. (2016). Pengaruh gaya kepemimpinan transaksional, transformasional dan
disiplin kerja terhadap kinerja guru (karyawan) di kota Madiun. Premiere Educandum:
Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran, 4(02).
Gaol, N. T. L. (2017). Teori dan implementasi gaya kepemimpinan kepala sekolah. Kelola:
Jurnal Manajemen Pendidikan, 4(2), 213-219.
Giltinane, CL. (2013). Leadership Style and Theories.Nurshing Standard. 27 (41), 35-39.
Harmendi, M., Lian, B., & Wardarita, R. (2021). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala
Sekolah Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru. PRODU: Prokurasi Edukasi Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam, 2(2).
Kuswaeri, I. (2016). Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah. Tarbawi: Jurnal
Keilmuan Manajemen Pendidikan, 2(02), 256472.
Mahsun, M. (2022). Pengaruh Gaya Kepemimpinan kepala sekolah terhadap Kinerja
guru. AL-IFKAR: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman, 17(01), 108-133.
Rivai, Veithzal, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2003.
Rusmawati, V. (2013). Peran kepemimpinan kepala sekolah dalam upaya meningkatkan
disiplin kerja guru pada SDN 018 Balikpapan. Jurnal Administrasi Negara, 1(2), 1-19.
Silfianti.(2013).Kontribusi kompetensi manajerial kepala sekolah terhadap motivasi
kerja guru SMP Negeri di Kecamatan Padang Timur.Jurnal Manajemen Administrasi
Pendidikan. 1 (1), 220-461

Anda mungkin juga menyukai