PENDAHULUAN
dari model atau gaya kepemimpinan yang diadopsi kepala sekolah dalam
oleh kepala sekolah akan terkait dengan hasil dan keefektifan kepala sekolah
yang dikatakan oleh Glatthorn (2000 : 12) yang mengatakan “Adanya keterikatan
yang kuat antara gaya kepemimpinan yang dipakai oleh kepala sekolah dengan
sumber daya manusia yang handal tidak lepas dari pengaruh pola ataupun gaya
kepemimpinan yang diterapkan dalam sebuah organisasi, hal ini akan tercermin
dalam pelaksanaan organisasi. Gaya kepemimpinan yang baik akan terlihat pada
jalannya roda organisasi dengan tertib, nyaman, kondusif dan sesuai dengan
mempengaruhi, adanya kerjasama dan mengarah pada suatu hal dan tujuan
sentral dalam dinamika kehidupan organisasi. Dalam hal ini, Kepala sekolah
kecakapan dan kebijaksanaan kepala sekolah dalam memimpin suatu sekolah atau
lembaga yang dinaungi. Seorang kepala sekolah harus dapat memberikan efek
1
2
dan mengarahkan seluruh stakeholder sekolah untuk dapat meraih tujuan yang
ingin dicapai. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Abdul Azis Wahab (2008 :
132)
dalam sekolah, pola atau gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala sekolah
akan sangat berpengaruh dalam menentukan arah dan kebijakan pendidikan yang
sarana dan prasarana, pelayanan terhadap siswa dan orang tua siswa, hubungan
kepada masyarakat sampai pada penciptaan iklim sekolah yang kondusif, aman,
nyaman, tertib dalam proses pembelajaran, sehingga tujuan sekolah dapat tercapai.
tanggung jawab yang berat, untuk itu ia harus memiliki persiapan memadai, baik
dan memberikan kenyamanan bagi guru dan siswa di sekolah. Sebagaimana yang
3
dikatakan oleh Hendiyat Suetopo dan Wasty Suemanto (1999 : 19) “Fungsi utama
mengajar sehingga guru-guru dapat mengajar dan murid dapat belajar dengan
menciptakan proses pembelajaran yang tepat guna (efektif) dan tepat sasaran.
Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala sekolah akan berpengaruh pada
suatu gaya atau norma perilaku dalam memimpin dan mempengaruhi perilaku
orang lain, sehingga seorang kepala sekolah dapat memakai beberapa gaya
bawahan dan terciptanya suasana iklim kerja, apakah itu mengarah kepada hal
yang positif ataupun sebaliknya. Sikap kepala sekolah yang tidak mempunyai
berwibawa, tegas, adil dan perhatian terhadap bawahan atau guru dan siswa, akan
suatu organisasi perlu mengembangkan staf dan membangun iklim motivasi yang
Ada berbagai macam gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala sekolah,
ada pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan yang otoriter dan hal ini
kinerja dan produktivitas kerja rendah. Dalam pendekatan yang lebih positif, gaya
bersamaan dalam sebuah proses kepemimpinan. Porsi yang seimbang dari gaya-
pendidikan.
pada kinerja dan produktivitas guru dalam mengajar. Salah satu indikator
pegawai merupakan cermin sikap dan pribadi guru yang mereka tampilkan dalam
mematuhi segala aturan dalam sekolah. Disiplin kerja pegawai dalam organisasi
5
merupakan salah satu fungsi dari manajemen sumber daya manusia, karena
dengan kondisi yang penuh dengan disiplin pegawai dapat diharapkan menjadi
tonggak dasar yang tangguh pada suatu organisasi untuk mencapai tujuan. Hodges
dalam Yuspratiwi (1999 : 32) mengatakan bahwa “disiplin dapat diartikan sebagai
sikap seseorang atau kelompok yang berniat untuk mengikuti aturan-aturan yang
adalah suatu sikap dan tingkah laku yang menunjukkan ketaatan karyawan
peraturan organisasi muncul dari dalam dirinya. Niat juga dapat diartikan sebagai
keinginan untuk berbuat sesuatu atau kemauan untuk menyesuaikan diri dengan
aturan-aturan. Sikap dan perilaku dalam disiplin kerja ditandai oleh berbagai
inisiatif, kemauan, dan kehendak untuk mentaati peraturan. Sikap guru dalam
mentaati peraturan untuk menegakkan kedisiplinan, lahir dan tercipta apabila ada
penciptaan suasana yang dibuat oleh kepala sekolah, contoh dalam kehadiran di
sekolah, kepala sekolah sudah hadir 1 jam sebelum pelajaran dimulai setiap hari.
Hal ini akan memberikan dampak yang positif bagi guru untuk mengikuti jejak
kehadiran kepala sekolah, karena tidak ingin terlambat dan punya rasa malu
Produktivitas kerja atau kinerja guru akan baik, bila didukung oleh suasana
iklim sekolah yang nyaman, kondusif dan kompetitif. Situasi ini mendorong guru
lebih bergairah, berdisiplin dan memberikan kinerja yang baik dalam mengajar.
Bila suasana iklim sekolah tidak mendukung, seperti gaya kepemimpinan kepala
sekolah bersikap acuh terhadap guru yang rajin dan yang malas, guru sering
6
mangkir atau datang terlambat, mengurangi jam mengajar kepada siswa, hal ini
akan berdampak pada pekerjaan atau kinerja guru yang menurun. Hal ini
sebagaimana yang diungkap oleh Robbins (2001 : 14) “...karyawan tidak loyal,
kualitas dan kuantitas kerja serta tingkat kesalahan pekerjaan meningkat, pada
akhirnya berdampak pada kinerja yang menurun. Untuk menghindari hal ini perlu
adanya gaya kepemimpinan kepala sekolah yang mampu menciptakan sikap guru
yang baik, tingkat kedisiplinan guru yang positif dan kinerja guru yang meningkat.
Penciptaan tersebut akan terealisasi bila gaya kepemimpinan kepala sekolah yang
diterapkan tepat dan cocok untuk iklim di sekolah. Sehingga diharapkan dapat
kedisiplinan guru dan kinerja guru akan tampak baik dan positif untuk kegiatan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah, Sikap Guru dan Disiplin Guru
B. Rumusan Masalah
2. Apakah terdapat pengaruh antara sikap guru terhadap kinerja guru SMA
3. Apakah terdapat pengaruh antara disiplin guru terhadap kinerja guru SMA
guru dan disiplin guru secara bersama-sama terhadap kinerja guru SMA
C. Tujuan Penelitian
2. Menganalisis pengaruh antara sikap guru terhadap kinerja guru SMA Negeri
dan disiplin guru secara bersama-sama terhadap kinerja guru SMA Negeri
D. Kegunaan Penelitian
dan guru
guru dan disiplin guru terhadap kinerja guru SMA Negeri Kota Manna
Bengkulu Selatan.
terbagi menjadi 3 (tiga) variabel bebas dan 1 (satu) variabel terikat. Tiga variabel
bebas yaitu Gaya kepemimpinan kepala sekolah (X1), Sikap Guru (X2) dan
Disiplin Guru (X3) sedangkan satu variabel terikat yaitu kinerja guru (Y).
9
F. Definisi Konsep
suatu keadaan tertentu, atau juga suatu pertumbuhan alami dari orang-orang
kelompok ini akan memimpin dan bagian terbesar akan mengikuti. Seorang
proses belajar mengajar atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang
2002 : 83)
3. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi
4. Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses
dirinya, sikap atau perbuatan yang dilakukannya bukan lagi atau sama sekali
artian peran pendidik antara lain sebagai fasilitator, motivator, pemacu dan
pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik. (E. Mulyasa, 2007 : 53)
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A Deskripsi Teoritik
1. Gaya Kepemimpinan
dimiliki oleh pemimpin dan pada gilirannya akibat dari pengaruh itu orang
lain akan menuruti dan mengikuti apa yang dianjurkan dan diperintahkan oleh
guru ke arah positif untuk dapat diarahkan dan diciptakan sesuai dengan
keinginan yang ingin dicapai oleh kepala sekolah sebagai pemimpin. Untuk
11
12
yang disesuaikan dengan karakter, budaya dan suasana iklim sekolah untuk
pengikut. Sumber daya dimaksud tidak hanya yang tangible, seperti uang,
atau dana dan fasilitas kerja, juga intagible seperti bantuan pemimpin
(developmental orientation).
semata-mata dan tidak mau menerima kritik dan saran pendapat, sehingga
disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahannya, sukar menerima kritikan
keadaan.
oleh bawahannya.
arti anggota organisasi boleh saja bertindak sesuai dengan keyakinan dan
yang sudah mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran apa
selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia adalah mahluk termulia
a. Harus berani mengambil keputusan sendiri secara tegas dan tepat (decision
making).
absoluteenes of responsibility).
dengan gaya dan prilaku pemimpin tersebut. Pemimpin yang baik bukanlah
mungkin guna mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan, sesuai dengan
gaya dan karakteristik iklim dan personal guru sebagai bawahan. Untuk dapat
dan keterampilan ini dapat diperoleh melalui pengalaman belajar secara teori
2. Sikap Guru
a. Pengertian Sikap
sangat ditentukan oleh sikap manusia itu sendiri terhadap objek psikologis
“adalah derajat efek positif atau efek negatif yang dikaitkan dengan suatu
adalah keadaan mental dan syaraf dari kesiapan, yang diatur melalui
respon individu pada semua obyek dan situasi yang berkaitan dengannya”.
terhadap suatu obyek”. Dalam bahasan ini yang berperan sebagai subyek
yaitu guru dan obyek yaitu pekerjaan yang diemban para guru.
berbeda dan bergerak secara kontinyu dari positif melalui areal netral kea rah
dari ekstrim positif menuju ekstrim negatif. Perasaan terhadap suatu obyek
dapat berupa persaan senang atau tidak senang, memihak atau tidak memihak,
berikut :
Sikap adalah faktor yang ada dalam diri manusia yang dapat mendorong
atau menimbulkan perilaku tertentu. Adapun ciri-ciri sikap yaitu : tidak
dibawa sejak lahir, selalu berhubungan dengan obyek sikap, dapat tertuju
pada satu obyek saja maupun tertuju pada sekumpulan obyek-obyek, dapat
berlangsung lama atau sebentar, dan mengandung factor perasaan dan
motivasi.
Jadi sikap guru merupakan sesuatu pendorong perilaku guru yang menilai
dan motivasi.
b. Komponen-Komponen Sikap
“menyatakan sikap terdiri dari tiga elemen yaitu : apa yang anda pikirkan
secara terbuka melalui berbagai wacana atau percakapan, namun sering sikap
ditunjukkan secara tidak langsung. Sikap bisa muncul sebelum perilaku tetapi
guru memiliki minat yang tinggi untuk menjalani profesi sebagai guru.
rasa senang. Perilaku atau sikap seorang guru dapat dilihat dalam bentuk
kerja, disiplin dan kreativitas yang tinggi. Sikap seorang guru terhadap
perilaku yang ditampilkan oleh guru. Seorang guru yang memiliki sikap yang
3. Disiplin Guru
a. Pengertian Disiplin
dengan aturan dan rambu-rambu yang telah ditetapkan oleh organisasi dan
berasal dari kata disciplina atau dalam bahasa Inggrisnya disciple yang
telah ditetapkan”.
disiplin adalah :
suatu aturan dan ketentuan demi berlangsungnya suatu kehidupan yang tertib,
teratur dan nyaman sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Apabila sikap
disiplin sudah menyatu pada diri pribadi, maka bukan dianggap suatu beban,
mestinya.
Sikap dan perilaku disiplin akan muncul pada diri pribadi apabila ada
terutama dalam lingkungan kerja. Disiplin kerja akan tercipta apabila suatu
budaya dan kesepakatan bersama, agar tujuan organisasi tercapai. Begitu juga
disiplin kerja guru di sekolah, harus diciptakan oleh kepala sekolah agar
tertib dan teratur keberlangsungan sekolah. Hal ini senada dengan yang
Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk
berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah
suatu perilaku sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan
kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan/organisasi dan
norma-norma sosial yang berlaku.
kerja yang tinggi jika yang bersangkutan konsekuen, konsisten, taat asas,
muncul manakala bila telah muncul niat dari dalam diri guru itu sendiri, hal
ini akan lebih kuat mendorong sikap dan perilaku untuk patuh dan mentaati
peraturan sekolah. Sikap dan perilaku disiplin muncul ditandai oleh berbagai
berlaku.
di antaranya :
Faktor yang mempengaruhi disiplin kerja adalah yang berasal dari dalam
individu itu sendiri (self dicipline) artinya tidak ada unsur paksaan dan
dilakukan sesuai dengan kesadaran sendiri. Hal ini senada dengan yang
dikemukakan oleh George Terry dalam Winardi (2001 : 38) ”disiplin kerja
yang datang dari individu pegawai itu sendiri merupakan disiplin yang paling
yaitu :
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja merupakan sikap,
perilaku dan mental kerja yang dimiliki dan ditunjukkan oleh para guru
sekolah.
4. Kinerja Guru
a. Definisi Kinerja
atau criteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati
Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu organisasi baik secara kualitatif maupun
kuantitatif sesuai dengan kewenangan dan tugas tanggung jawab masing-
masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi atau institusi yang
bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai moral dan
etika yang berlaku”.
26
Kinerja guru merupakan suatu hasil yang dicapai dari apa yang telah diemban
kerja seseorang atau pegawai dalam suatu bidang pekerjaan sesuai dengan
pembimbing, motivator, suri tauladan dan pemberi inspirasi bagi siswa yang
tidak hanya pada saat proses pembelajaran saja, akan tetapi dalam kehidupan
siswa.
Menurut Asrori (2011 : 41) “kinerja guru diartikan sebagai hasil kerja
yang dapat dicapai oleh seorang guru di lembaga pendidikan atau madrasah
pendidikan. Dengan kata lain, hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa guru harus mengetahui dan
adalah sangat mulia. Untuk itu guru perlu mempunyai kinerja sesuai dengan
kemampuan pokok ini harus terintegrasi dalam kinerja guru. Oleh karena itu,
guru, yaitu :
a. Kompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogic meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran, evaluasi hasil
belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimiliki peserta didik
b. Kompetensi kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia
c. Kompetensi professional
Yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru dalam proses pembelajaran.
Guru mempunyai tugas untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa
untuk mencapai tujuan pembelajaran, untuk itu guru dituntut mampu
menyampaikan bahan pelajaran. Guru harus selalu meng-update dan
menguasai materi pelajaran yang disajikan. Persiapan diri tentang
materi diusahakan dengan jalan mencari informasi melalui berbagai
sumber seperti membaca buku-buku terbaru, mengakses internet, selalu
mengikuti perkembangan dan kemajuan terakhir tentang materi yang
disajikan.
d. Kompetensi sosial
Kompetensi social merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi
dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,
tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat
sekitar.
Menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang mudah dan gampang, akan
29
Kinerja atau kerja guru bukan saja menyampaikan materi kepada siswa, akan
pembimbing untuk siswa. Untuk itu dibutuhkan komitmen bagi para guru
kerja antara satu karyawan dengan karyawan lainnya yang berada di bawah
sekolah, ada perbedaan produktifitas atau kinerja guru antara yang satu
besar perbedaan kinerja disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor individu dan
mengatakan
secara garis besar dipengaruhi oleh dua hal yaitu faktor individu dan faktor
penelitian yang ada kaitannya dengan penelitian yang akan penulis teliti, di
kegiatan yang dilakukan oleh kepala sekolah umumnya sama, hanya yang
karyawan).
4. Penelitian yang dilakukan oleh Yusup dengan judul Tesis Pengaruh Gaya
kepala sekolah cukup berpengaruh terhadap disiplin kerja guru, dan gaya
C. Paradigma Penelitian
gaya kepemimpinan kepala sekolah (X1), sikap guru (X2), dan disiplin guru
(X3) terhadap variabel terikat yaitu kinerja guru (Y) di SMA Negeri Kota
etos kerja baik maupun kurang baik. Kepala sekolah dan guru merupakan
diperlukan kerja sama yang sinergis dan kondusif antara kepala sekolah
dan guru.
ini akan berdampak terhadap etos kerja (kinerja) guru yang ditampilkan
oleh para guru, karena mereka telah melihat dan mendapatkan sikap yang
adil, bijaksana, tegas dan perhatian dari kepala sekolah terhadap semua
guru. Hal ini akan menggugah guru untuk lebih berkinerja secara baik.
Oleh karena itu diduga ada pengaruh antara gaya kepemimpinan kepala
memunculkan perbuatan dan tingkah laku guru yang positif pula, baik
dalam berhubungan dengan sesama guru, sadar akan tugas dan tanggung
Sikap guru akan tercermin pula dalam bagaimana dia bekerja dan
memahami tugas dan tanggung jawabnya, bila sikap seorang guru baik,
maka akan baik pula dalam berkinerja. Bila sikap seorang guru negatif
kurang baik.
Oleh karena itu diduga ada pengaruh antara sikap guru terhadap
kinerja guru
34
disiplin guru akan menghasilkan kinerja guru yang baik, sehingga hal ini
terhadap kinerja guru, tergantung dari arah disiplin guru apakah positif
ataukah negatif.
Oleh karena itu diduga ada pengaruh antara disiplin guru terhadap
kinerja guru.
Hal ini didasarkan pada logika bahwa suasana kerja yang nyaman
teratur, maka akan membentuk sikap guru yang loyal dan disiplin guru
yang baik sehingga akan berdampak pada kinerja guru yang baik pula,
D. Hipotesis Penelitian
2. Terdapat pengaruh antara sikap guru terhadap kinerja guru SMA Negeri
dan disiplin guru secara bersama-sama terhadap kinerja guru SMA Negeri
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
sesuatu hal seperti apa adanya. Penelitian ini ingin mengetahui hubungan antara
faktor atau variabel gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap sikap guru,
disiplin kerja guru dan kinerja guru SMA Negeri Kota Manna Bengkulu Selatan.
keakuratan pengaruh antara satu variabel lainnya serta memiliki daerah generalisi
yang luas (Irawan, 2006 : 101). Tujuan dari penggunaan pendekatan kuantitatif
1. Populasi
terdiri atas obyek atau subyek kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
dari subyek yang diteliti yakni semua elemen yang ada dalam penelitian”. Oleh
37
38
karena itu populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru yang mengajar di
SMA Negeri Kota Manna Bengkulu Selatan yang berjumlah 120 orang.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2009 : 81) sampel merupakan bagian dari populasi yang
menjadi sumber data dalam penelitian, bagian dari jumlah karakteristik yang
(2003 : 135 ) mengatakan bahwa ”mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh
besarnya sampel, akan tetapi oleh kokohnya dasar dasar teorinya, oleh design
ancar maka apabila subjek kurang dari seratus, maka lebih baik diambil semua,
yang homogen (para guru), maka penarikan sampel dalam penelitian ini
pengambilan sampel mengunakan rumus dari Taro Yamane atau slovin (dalam
N = Jumlah populasi
Dari data di atas jumlah populasi diketahui sebanyak 120 orang, dan presisi
yang ditetapkan sebesar 10%. Berdasarkan rumus slovin di atas, maka diperoleh
120
n 120.0,12 1
120
n
500.0,01 1
120
n 2,2 = 54,54 = 55 responden
langsung terhadap obyek yang diteliti dengan cara melakukan interview kepada
pihak-pihak yang terlibat dengan masalah yang sedang dibahas serta memberikan
kuesioner kepada para guru yang sesuai dengan penelitian yang penulis lakukan.
landasan teoritis mengenai berbagai definisi dan masalah yang dibahas dalam
penelitian ini.
2. Penelitian lapangan
a. Observasi (pengamatan)
b. Interview (Wawancara)
data yang dibutuhkan dalam penelitian yaitu para guru di SMA Negeri
1. Skala Pengukuran
2. Uji Statistik
digunakan untuk mencari data guna menguji hipotesis, terlebih dahulu diuji
validitas dan reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas instrumen ini digunakan
dilakukan.
Uji instrumen penelitian dalam hal ini adalah daftar pertanyaan yang
mengukur apa yang diukur dan kedua seberapa jauh instrumen penelitian
tersebut dapat dipercaya atau diandalkan. Manfaat yang pertama yang dikenal
dengan nama validitas (kesahihan) dan yang kedua dikenal dengan menguji
Effendi, 2007:29).
masing-masing item dengan skor total, yang dikenal dengan tehnik korelasi
42
totalnya. Apabila hasil hitung lebih besar dibandingkan dengan tabel pada 0,05
maka data yang akan dinyatakan valid dan reliabel. Menurut Winarso
n xy ( x) ( y)
rxy
(n x2 ) ( x)2 (n y2 ) ( y)2 )
keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara X dan Y
Untuk mengetahui apakah nilai korelasi (r) tersebut signifikan atau tidak,
dapat secara langsung dikonsultasikan dengan harga kritik r pada tabel. Jika r
hitung > dari r tabel berati valid, dan sebaliknya jika rhitung < dari rtabel berati tidak
valid.
b. Uji Reliabilitas
dikatakan reliabel jika nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,7 (kerlinger.
2003:28).
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel terikat dan bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.
Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau
mendekati normal.
Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak, maka dapat
SPSS ver 17, yaitu dengan melihat grafik atau melihat normal probability plot
distribusi kumulatif dan distribusi normal. Jika distribusi data normal, maka
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi yang kuat di
(VIP). Menurut Santoso (2000 : 206) pada umumnya jika VIF lebih besar dari
regresi sederhana.
variabel bebas sikap guru (X2) dengan kinerja guru (Y), dan hubungan
antara variabel bebas disiplin kerja guru (X3) dengan kinerja guru (Y)
1. Ŷ = a + b.X1
2. Ŷ = a + b.X2
3. Ŷ = a + b.X3
Keterangan :
a = konstanta
N = banyaknya sampel
45
rumus :
a Y X X .
2
XY n. X X
2
2
n XY X
b . Y n. X 2
X 2
pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah, sikap guru dan disiplin kerja
Ŷ = kinerja guru
a = konstanta
X1 = gaya kepemimpinan
X2 = sikap guru
2. Uji-t
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui masing-masing sumbangan
r (n 2)
thitung
(1 r 2 )
Dimana:
t-hitung = Nilai t
n = Jumlah sampel
berikut :
* Jika thitung > ttabel dan sig < 0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima
* Jika thitung < ttabel dan sig > 0,05, maka Ho diterima dan H1 ditolak
47
3. Uji-F
R 2 /(k 1)
Fhitung
1 R /N k
2
Dimana :
R2 = koefisien determinasi
N= banyaknya sampel
* Jika Fhitung > Ftabel dan sig < 0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima
Hipotesis Uji
kinerja guru.
* Jika Fhitung < Ftabel dan sig > 0,05, maka Ho diterima dan H1 ditolak
48
Hipotesis Uji
kinerja guru.
kuadrat dari koefisien korelasi PPM yang dikalikan 100 %, dilakukan untuk
mengunakan rumus :
KP = r x 100 %
F. Pertanggungjawaban Peneliti
Penelitian ini merupakan suatu ide atau gagasan yang muncul dalam pikiran
penulis, berdasarkan dari pengalaman yang penulis alami dalam kegiatan sehari-
hari di dunia pendidikan. Melalui penelitian ini, penulis ingin menganalisis
49
bahasan masalah terutama di sekolah SMA Negeri Kota Manna Bengkulu Selatan.
Harapan penulis dapat memberikan suatu masukan dan informasi bagi para
pendidik tentang fenomena di dalam menjalankan aktivitas kerja di instansi
ataupun di sekolah. Selain itu dapat menjadi bahan kajian penelitian lebih lanjut
bagi peneliti selanjutnya.
kelamin perempuan.
sedangkan yang paling sedikit adalah usia 20-30 tahun sebanyak 3 orang
3.3
Guru PNS dan Guru Honorer. Responden yang dominan adalah yang
(7,27%) berstatus honorer. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
memiliki masa kerja 1 – 5 tahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
skala likert 1-5, dengan pilihan jawaban : sangat setuju, setuju, kurang setuju,
tidak setuju dan sangat tidak setuju. Berikut distribusi frekuensi jawaban
Sangat
Kurang Tidak
Sangat Setuju Setuju tidak Skor Skor
Pernyataan Setuju setuju Jumlah
(5) (4) setuju Total Ideal
(3) (2)
(1)
8 27 12 6 2 55 198
1
14,5% 49,1% 21,8% 10,9% 3,6% 100% 72%
6 22 19 6 2 55 189
2
10,9% 40% 34,5% 10,9% 3,6% 100% 68,73%
7 22 14 11 1 55 188
3
12,7% 40% 25,5% 20% 1,8% 100% 68,36%
6 21 19 8 1 55 188 275*
4
10,9% 38,2% 34,5% 14,5% 1,8% 100% 68,36%
Dimensi 1 (Mampu menempatkan diri di tengah-tengah
Jml Total
keberadaan guru 763
Persentase 69,36%
0 21 22 10 2 55 172
5
0% 38,2% 40% 18,2% 3,6% 100% 62,55%
4 14 27 10 0 55 177
6
7,3% 25,5% 49,1% 18,2% 0% 100% 64,36%
3 21 27 4 0 55 188
7
5,5% 38,2% 49,1% 7,3% 0% 100% 68,36%
JML Total Dimensi 2 (Menginspirasi visi bersama) 537
53
masing skor dari nilai maksimum terhadap nilai minimum, dan interval
tengah keberadaan guru. Range nilai 763 pada dimensi 1 variabel gaya
sekolah.
68,12%, range ini berada pada kategori mampu. Hal ini mengindikasikan
berbuat dan bersikap sesuai dengan apa yang diinginkan oleh kepala
tanggung jawabnya.
sebesar 762 atau 69,27%, range ini berada pada kategori mampu. Hal ini
bawahan (para guru), sehingga guru dapat menyerap contoh dan perilaku
mengapresiasi hasil kerja guru, nilai skor diperoleh sebesar 1127 atau
68,30 %. Range nilai dan persentase tersebut berada pada katagori sangat
bersikap terbuka, demokratis dan mengapresiasi hasil kerja guru. Hal ini
Hal ini juga dapat mendorong bagi guru untuk selalu mendukung
demokratis maka akan semakin baik pula kinerja guru. Selain itu pula
Sikap guru.
Sangat
Sangat Kurang Tidak
Setuju tidak Skor Skor
Pernyataan Setuju Setuju setuju Jumlah
(4) setuju Total Ideal
(5) (3) (2)
(1)
1 26 22 6 0 55 187
1
1,8% 47,3% 40% 10,9% 0% 100% 68%
3 32 16 4 0 55 199
2
5,5% 58,2% 29,1% 7,3% 0% 100% 72,36%
0 13 35 6 1 55 170
3
0% 23,6% 63,6% 10,9% 1,8% 100% 61,82%
13 37 4 1 0 55 227
4
23,6% 67,3% 7,3% 1,8% 0% 100% 82,55% 275*
Dimensi 1 Kepercayaan Guru terhadap
Jml
pekerjaan/aspekkognitif) 783
Persentase 71,18%
5 3 32 18 1 1 55 200
58
*) Penghitungan skor 275 sebagai skor ideal diperoleh dari (Skor maksimal x
Jumlah pertanyaan x Jumlah responden) / jumlah item pertanyaan (5 x 20 x
55)/20 = 275
Sikap Guru, dibuat kategori dalam garis interval. Jarak interval untuk 20
respon positif dari mayoritas responden dengan skor total 3616 masuk
aspek kognitif, diperoleh skor berjumlah 783 atau 71,18%. Range ini
berada pada katagori puas. Guru merasa puas terhadapat pekerjaan dan
profesinya. Hal ini berarti bahwa guru telah memberikan hal yang terbaik
terhadap pekerjaannya.
afektif diperoleh skor 1925 atau 63,06%, rentangan nilai ini berada pada
terhadap pekerjaan pada aspek afektif guru merasakan cukup puas dalam
sebesar 1619 atau 65,41%,, rentangan ini berada pada kategori cukup
puas. Hal ini berarti bahwa perilaku dan sikap guru SMA Negeri Kota
Manna Bengkulu Selatan pada aspek konatif berada pada katagori cukup
dan dapat mendukung dari program dan visi yang diterapkan oleh
sekolah masing-masing.
rentangan cukup puas, dan hal ini perlu ditingkatkan lagi sikap guru
Disiplin guru.
Sangat
Kurang Tidak
Sangat Setuju tidak Skor Skor
Pernyataan Setuju setuju Jumlah
Setuju (5) (4) setuju Total Ideal
(3) (2)
(1)
8 37 9 1 0 55 217
1
14,5% 67,3% 16,4% 1,8% 0% 100% 78,91%
4 40 10 1 0 55 212
2
7,3% 72,7% 18,2% 1,8% 0% 100% 77,09% 275
5 38 10 2 0 55 211
3
9,1% 69,1% 18,2% 3,6% 0% 100% 76,73%
Jml Dimensi 1 (Ketepatan Waktu) 640
Persentase 77,58%
4 32 16 3 0 55 202
4
7,3% 58,2% 29,1% 5,5% 0% 100% 73,45%
5 36 13 1 0 55 210
5
9,1% 65,5% 23,6% 1,8% 0% 100% 76,36%
2 45 6 2 0 55 212
6
3,6% 81,8% 10,9% 3,6% 0% 100% 77,09%
3 41 9 2 0 55 210
7
5,5% 74,5% 16,4% 3,6% 0% 100% 76,36%
Dimensi 2 (Kemampuan guru memanfaatkan & Menggunakan
Jml Skor
Perlengkapan 834
Persentase 75,82%
2 34 15 4 0 55 199
8
3,6% 61,8% 27,3% 7,3% 0% 100% 72,36%
0 40 13 2 0 55 203
9 275
0% 72,7% 23,6% 3,6% 0% 100% 73,82%
10 38 6 1 0 55 222
10
18,2% 69,1% 10,9% 1,8% 0% 100% 80,73%
11 3 40 11 1 0 55 210
62
Disiplin Guru, dibuat kategori dalam garis interval. Jarak interval untuk
Sikap Guru, dibuat kategori dalam garis interval. Jarak interval untuk 20
= 990
Nilai Indeks Maksimum = Skor maksimum x Jumlah pertanyaan x
Jumlah responden = 5 x 18 x 55
= 4.950
Interval = Nilai Indeks maksimum – Nilai Indeks
minimum
= 4.950 – 990
= 3.960
Jarak Interval = Interval : Jenjang (5)
= 3.960 : 5
= 792
mendapat respon positif dari mayoritas responden dengan skor total 3811
responden, skor diperoleh sebesar 640 atau 77,58%. Rentangan nilai ini
ada pada posisi baik. Hal ini mengindikasikan bahwa, para guru dalam
pada rentangan baik. Hal ini berarti bahwa guru mampu memanfaatkan
sekor 1479 atau 76,83%, rentangan nilai tanggung jawab para guru
berada pada rentangan baik. Tanggung jawab yang ditunjukkan oleh para
guru di SMA Negeri Kota Manna sudah baik, umumnya mereka sangat
dibandingkan dimensi yang lain pada variabel disiplin guru. Hal ini
peraturan dan ketentuan dari sekolah oleh guru dinilai baik, dan
tindakan guru yang indisipliner sangat kecil, dan dapat diminimalisir. Hal
ini juga didukung oleh sikap guru, sehingga guru sangat menyadari dan
peraturan di sekolah.
Kinerja guru.
Sangat
Kurang Tidak
Sangat Setuju tidak Skor Skor
Pernyataan Setuju setuju Jumlah
Setuju (5) (4) setuju Total Ideal
(3) (2)
(1)
1 30 21 3 0 55 194
1
1,8% 54,5% 38,2% 5,5% 0% 100% 70,55%
3 37 13 2 0 55 206
2
5,5% 67,3% 23,6% 3,6% 0% 100% 74,91%
1 19 32 3 0 55 183
3
1,8% 34,5% 58,2% 5,5% 0% 100% 66,55%
13 39 3 0 0 55 230
4
23,6% 70,9% 5,5% 0% 0% 100% 83,64% 275*
4 36 14 1 0 55 205
5
7,3% 65,5% 25,5% 1,8% 0% 100% 74,55%
4 36 14 1 0 55 208
6
7,3% 65,5% 25,5% 1,8% 0% 100% 75,64%
2 20 31 2 0 55 187
7
3,6% 36,4% 56,4% 3,6% 0% 100% 68%
Jml Skor Dimensi 1 (Kompetensi Pedagogik) 1413
Persentase 73,40%
1 18 31 5 0 55 180
8
1,8% 32,7% 56,4% 9,1% 0% 100% 65,4%
9 14 28 11 2 0 55 164
66
Sikap Guru, dibuat kategori dalam garis interval. Jarak interval untuk 20
mendapat respon positif dari mayoritas responden dengan skor total 3616
diperoleh skor 1413 atau 73,40%, rentang nilai persentase ini berada
pedagogik guru semakin baik maka akan semakin baik pula tingkat
kinerja guru.
62,67%, rentangan nilai persentase ini berada pada katagori cukup baik.
yang stabil, dewasa dan teladan bagi peserta didik yang dapat bisa
atau 66,36%, rentangan nilai persentase ini berada pada kategori cukup
Bengkulu Selatan dikatakan cukup baik, hal ini sudah dapat dikatakan
sosial yang dimiliki oleh para guru di SMA Negeri Kota Manna
Bengkulu Selatan maka akan semakin baik pula kinerja guru yang
dihasilkan.