Anda di halaman 1dari 13

KISI – KISI

UJIKOM JABFUNG
ANALIS KETAHANAN PANGAN
Distribusi dan Cadangan Pangan

❑ Regulasi : UU 18/2012; Perpres 125/2022; Berbagai Peraturan Badan Pangan Nasional tentang
Cadangan Pangan, Regulasi Penjaminan Keuangan dalam rangka Cadangan Pangan
❑ Definisi Cadangan, fungsi cadangan, jumlah cadangan untuk dikatakan aman (menurut FAO dan
APTERR)
❑ APTERR
❑ Lama Waktu simpan cadangan pangan
❑ Metode Pengadaan, penyelenggaraan cadangan pangan, Pengelolaan cadangan pangan,
penyaluran, perputaran stok dinamis, kriteria turun mutu, pelepasan cadangan
❑ Sarana Penyimpanan dan untuk memperpanjang umur simpan
❑ Margin Perdagangan dan Pengangkutan
❑ Definisi monopoli, monopsony
Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan

❑ Regulasi: Berbagai Peraturan dan keputusan Badan Pangan Nasional terkait pasokan dan harga
pangan
❑ Definisi SPHP, HET, HAP, Gejolak harga, stabilisasi pasokan dan harga beras, rafaksi harga
❑ Tujuan SPHP, Tujuan SPHP melalui Fasilitasi Distribusi Pangan
❑ Kriteria Kualitas Gabah, kualitas beras
❑ Zonasi Penentuan Harga SPHP
❑ Metode penyaluran SPHP
❑ HAP dan HET
❑ Panel Harga Pangan
Ketersediaan Pangan

❑ Regulasi: UU 18/2012; PP 17/2015, Perbadan Pangan Nasional tentang tata cara penyusunan
proyeksi neraca pangan
❑ Pangan Sumber KH, Protein, Lemak
❑ Tabel NBM
Ketersediaan = Penyediaan – Penggunaan
Penyediaan = Produksi –Perubahan Stok + Impor-Ekspor
Penggunaan = Pakan, Bibit, Industri, tercecer
Ketersediaan dalam bentuk energi, protein, lemak dan satuan
Jenis dan kelompok pangan
❑ Angka konversi gabah ke beras
❑ Definisi: Penggilingan besar, sedang, kecil, ketahanan pangan, kemandirian pangan, kedaulatan
pangan
❑ Hasil KSA 2022, daerah sentra produksi bawang dan cabai
❑ Manfaat Resi gudang
Kewaspadaan Pangan dan Gizi
SKPG
❑ Dasar Hukum Penyusunan SKPG UU 18 Tahun 2012, PP 17 Tahun 2015,
Perbadan Pangan Nasional Nomor 16 Tahun 2022
❑ Definisi, Tujuan dan Manfaat
❑ Indikator, Batasan Umum, dan Cut off point SKPG
❑ Data SKPG: Primer, Sekunder, Data Dukung
❑ Regulasi terkait pelaksanaan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan
❑ Kerawanan Pangan Kronis dan Transien

Intervensi
❑ Definisi Food loss and waste, kerentanan pangan, PoU
❑ Kajian timbulan food loss and waste Bappenas: Kerugian dalam hal jumlah,
ekonomi, gizi
❑ Arahan strategi pengelolaan FLW
❑ Penyebab dan pendorong utama FLW
❑ Program prioritas ketiga peningkatan ketersediaan, akses dan kualitas
konsumsi pangan pada RPJMN 2020-2024
❑ Hari Peringatan FLW
❑ Target Pengurangan FLW
Pengendalian Kerawanan
Pengendalian dan Mitigasi
Pangan
❑ Kriteria krisis pangan nasional, provinsi, pusat
❑ Kedaruratan Krisis Pangan UU 18/2012; PP 17/2015
❑ Status kedaruratan krisis pangan
❑ Rawan pangan kronis, transien, penyebab
❑ Pemberian bantuan pangan berdasarkan PP 17/2015
❑ Definisi Bantuan Pangan UU 18/2012
❑ Penyusunan program kesiapsiagaan krisis pangan nasional, provinsi, kab/kota
❑ Hal-hal yang harus ada dalam penyusunan program kesiapsiagaan krisis pangan
❑ Pasal terkait kelembagaan pangan pada UU 18/2012
❑ KIE kerawanan pangan
❑ Media lini atas, lini bawah untuk KIE

FSVA

❑ GFSI: indikator dan Skor


❑ Metode Pembobotan
Indikator FSVA Provinsi
INDIKATOR Definisi
KETERSEDIAAN PANGAN
1Rasio konsumsi normatif per kapita thd produksi Rasio konsumsi normatif per kapita terhadap produksi bersih serealia dan umbi-umbian (padi,
bersih pangan (padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, jagung, ubi kayu dan ubi jalar), serta stok beras pemerintah daerah. Konsumsi normatif serealia dan
sagu) ditambahkan stok umbi-umbian adalah 300 gram/kapita/hari
AKSES PANGAN
2 Persentase penduduk hidup di bawah garis Jumlah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis
kemiskinan kemiskinan dibandingkan dengan jumlah penduduk total
3 Persentase rumah tangga dengan proporsi
Rumah tangga dengan proporsi pengeluaran untuk makanan lebih dari 65% dibandingkan dengan
pengeluaran untuk pangan lebih dari 65%
total pengeluaran (makanan dan non makanan) rumah tangga
terhadap total pengeluaran
4 Persentase rumah tangga tanpa akses listrik Rumah tangga yang tidak memiliki akses terhadap listrik dari PLN dan/atau non PLN, misalnya
generator
PEMANFAATAN PANGAN
5 Rata-rata lama sekolah perempuan di atas 15 Rata-rata lama bersekolah (total tahun bersekolah sampai pendidikan tertinggi yang ditamatkan
tahun dan kelas tertinggi yang pernah diduduki) oleh perempuan berumur 15 tahun ke atas
6 Persentase rumah tangga tanpa akses ke air Persentase rumah tangga tanpa akses ke air bersih yaitu persentase rumah tangga yang tidak
bersih memiliki akses ke air minum yang berasal dari air isi ulang, leding/PAM, sumur bor/pompa air, sumur
terlindung serta mata air yang terlindung dengan memperhatikan jarak ke tempat penampungan
limbah/kotoran/tinja terdekat minimal 10 (sepuluh) meter.
7 Rasio jumlah penduduk per tenaga kesehatan Jumlah penduduk per jumlah tenaga kesehatan (dokter, dokter gigi, perawat, bidan, apoteker,
terhadap kepadatan penduduk pranata laboratorium, ahli gizi, sanitarian, sarjana kesehatan masyarakat, asisten apoteker, perawat
gigi, pelaksana kesehatan dan penata rontgen dan tenaga kesehatan lainnya) dibandingkan dengan
tingkat kepadatan penduduk
8 Prevalensi balita stunting Anak di bawah lima tahun yang tinggi badannya kurang dari -2 Standar Deviasi (-2 SD) dengan
indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) dari referensi khusus untuk tinggi badan terhada usia dan
jenis kelamin (Standar WHO, 2005)
9 Angka kesakitan Angka kesakitan/morbiditas/persentase penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan. Keluhan
kesehatan adalah gangguan terhadap kondisi fisik maupun jiwa, termasuk karena kecelakaan, atau
hal lain yang menyebabkan terganggunya kegiatan sehari-hari.
7
Sumber Data FSVA Provinsi
INDIKATOR SUMBER DATA
KETERSEDIAAN PANGAN
1 Rasio konsumsi normatif per kapita thd produksi bersih BPS, Dinas Pertanian
pangan (padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, sagu)
ditambahkan stok
AKSES PANGAN
2 Persentase penduduk hidup di bawah garis kemiskinan BPS; P3KE, Kemenko PMK; Bappeda; Dinas Sosial; sumber
data resmi lainnya yang dikeluarkan oleh OPD teknis
terkait.
3 BPS (data SAE); sumber data resmi lainnya yang
Persentase rumah tangga dengan proporsi pengeluaran
dikeluarkan oleh OPD teknis terkait.
untuk pangan lebih dari 65% terhadap total pengeluaran
4 Persentase rumah tangga tanpa akses listrik BPS (data SAE); Dinas ESDM; sumber data resmi lainnya
yang dikeluarkan oleh OPD teknis terkait.
PEMANFAATAN PANGAN
5 BPS (data SAE); Dinas Pendidikan; sumber data resmi
Rata-rata lama sekolah perempuan di atas 15 tahun
lainnya yang dikeluarkan oleh OPD teknis terkait.
6 Persentase rumah tangga tanpa akses ke air bersih BPS (data SAE); Dinas Kesehatan; P3KE; sumber data resmi
lainnya yang dikeluarkan oleh OPD teknis terkait.
7 Rasio jumlah penduduk per tenaga kesehatan terhadap Dinas Kesehatan
kepadatan penduduk
8 Prevalensi balita stunting Dinas Kesehatan, e-ppgbm
9 Angka kesakitan Dinas kesehatan, BPS (data SAE); sumber data resmi
lainnya yang dikeluarkan oleh OPD teknis terkait.
8
Indikator FSVA Kab/Kota
INDIKATOR DEFINISI
KETERSEDIAAN PANGAN
1 Rasio luas lahan pertanian terhadap Perbandingan antara luas lahan pertanian (sawah, ladang, pekarangan, kebun, lahan
jumlah penduduk perikanan budidaya, dan lainnya) penghasil pangan (produktif) dengan jumlah
penduduk. Lahan pertanian memiliki nilai manfaat penggunaan (use value) yang didapat
dari hasil kegiatan usaha tani yang dilakukan pada lahan tersebut
2 Rasio jumlah sarana dan prasarana Perbandingan antara jumlah prasarana dan sarana penyedia pangan dengan jumlah
penyedia pangan terhadap jumlah rumah tangga di desa
rumah tangga
AKSES PANGAN
3 Rasio penduduk dengan tingkat Perbandingan antara jumlah penduduk dengan status kesejahteraan terendah dengan
kesejahteraan terendah terhadap jumlah penduduk desa
jumlah penduduk
4 Desa yang tidak memiliki akses Desa yang tidak memiliki akses penghubung memadai dengan mempertimbangkan
penghubung memadai sarana dan prasarana transportasi darat, air, atau udara.
PEMANFAATAN PANGAN
5 Rasio jumlah rumah tangga tanpa Perbandingan antara jumlah rumah tangga tanpa akses ke air bersih dengan jumlah
akses air bersih terhadap jumlah rumah tangga di desa. Rumah tangga tanpa akses ke air bersih, yaitu rumah tangga
rumah tangga yang tidak memiliki akses ke air minum yang berasal dari air isi ulang, leding/PAM, sumur
bor/pompa air, sumur terlindung serta mata air yang terlindung dengan memperhatikan
jarak ke tempat penampungan limbah/kotoran/tinja terdekat minimal 10 m (sepuluh
meter).
6 Rasio jumlah penduduk desa per perbandingan jumlah penduduk desa per tenaga kesehatan (dokter, dokter gigi,
tenaga kesehatan terhadap perawat, bidan, apoteker, pranata laboratorium, ahli gizi, sanitarian, sarjana kesehatan
kepadatan penduduk masyarakat, asisten apoteker, perawat gigi, pelaksana kesehatan, penata rontgen, dan
tenaga kesehatan lainnya) dibandingkan dengan kepadatan penduduk.
9
Sumber Data Indikator FSVA Kab/Kota
INDIKATOR SUMBERDATA
KETERSEDIAAN PANGAN
1 Rasio luas lahan pertanian terhadap jumlah BPS; Pusat Data dan Informasi Kementan; Dinas Pertanian; Dinas
penduduk Kependudukan dan Pencatatan Sipil; Sumber data resmi lainnya yang
dikeluarkan oleh OPD teknis terkait.
2 Rasio jumlah sarana dan prasarana Potensi Desa (Podes) BPS; Dinas Perdagangan; Sensus Penduduk (proyeksi)
penyedia pangan terhadap jumlah rumah BPS; Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
tangga Sumber data resmi lainnya yang dikeluarkan oleh OPD teknis terkait

AKSES PANGAN
3 Rasio penduduk dengan tingkat Data Terpadu Kesejahteraan Sosial, Kemensos atau Dinas Sosial; Data P3KE;
kesejahteraan terendah terhadap jumlah Sensus Penduduk (proyeksi) BPS; Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
penduduk Sumber data resmi lainnya yang dikeluarkan oleh OPD teknis terkait.

4 Desa yang tidak memiliki akses Potensi Desa (Podes) BPS; Dinas Pekerjaan Umum; Dinas Perhubungan;
penghubung memadai Sumber data resmi lainnya yang dikeluarkan oleh OPD teknis terkait.
PEMANFAATAN PANGAN
5 Rasio jumlah rumah tangga tanpa akses air BAPPEDA; Dinas Kesehatan; Sensus Penduduk (proyeksi) BPS
bersih terhadap jumlah rumah tangga Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil; Sumber data resmi lainnya yang
dikeluarkan oleh OPD teknis terkait.
6 Rasio jumlah penduduk desa per tenaga Dinas Kesehatan; Sensus Penduduk (proyeksi) BPS; Dinas Kependudukan dan
kesehatan terhadap kepadatan penduduk Pencatatan Sipil; Sumber data resmi lainnya yang dikeluarkan oleh OPD teknis
terkait
10
Keamanan Pangan
❑ Definisi Keamanan Pangan, Pangan Segar, Pangan Olahan, Cemaran Pangan, Sanitasi Pangan,
Pangan Rekayasa Genetik, fortifikasi, HACCP, Gizi Pangan
❑ Cakupan pengawasan Keamanan Pangan berdasarkan UU 18/2012
❑ Jenis-jenis pengolahan minimal pada pangan segar
❑ Bahaya pada Pangan : Fisik, Kimia, Biologi
❑ Bahaya Fisik: potongan logam, batu, kerikil, potongan serangga dll
❑ Bahaya Kimia: Cemaran, Logam Berat (Pb, Cd, As, Hg, dll), Mikotoksin: Aflatoksin (B1, B2, G1, G2,
M), residu pestisida: golongan pestisida organokhlorin, piretroid,carbamates, organofosfat, dll; residu
obat hewan dll
❑ Bahaya Biologi: Bakteri, kapang/khamir, virus, protozoa
Contoh kasus: Cemaran Listeria monocytogenes pada jamur enoki; Salmonella pada
Melon/Cantaloupe; E. coli pathogen pada sprout, Bacillus cereus pada makanan hajatan/catering
Mikroba indikator Sanitasi: E. coli, enterobactericeae, dll
Contoh Kapang penghasil mikotoksin antara lain: Aspergillus flavus dan Aspergillus parasiticus :
aflatoksin; Aspergillus ochraceus: Okratoksin
❑ Pangan risiko rendah pH dan aw rendah; contoh pangan risiko rendah dari sisi pertumbuhan mikroba:
pangan kering, jam dan jelly
❑ Penyelenggaran keamanan pangan menurut UU 18/2012
❑ Peringatan world food safety day
Keamanan Pangan
Kerjasama dan Harmonisasi Standar
❑ Codex alimentarius: Badan Standar Dunia yang dibentuk oleh FAO/WHO
❑ BSN merupakan koordinator Codex nasional
❑ Badan Pangan Nasional: koordinator mirror committee untuk beberapa komite antara lain CCFFV
(fresh fruits&vegetables); CCSCH (spices and herbs); alternate coordinator untuk komite CCFL (label),
CCCF (kontaminan), CCFH (Higiene), CCPR (residu pestisida), CCRVDF (antibiotic dan obat hewan)
❑ Perjanjian SPS dan TBT
- SPS terkait dengan karantina dan biosecurity serta keamanan pangan yang tujuannya adalah
melindungi kesehatan manusia, hewan dan tanaman
- TBT-WTO terkait dengan hal-hal yang dapat berpengaruh terhadap perdagangan: UU/regulasi
termasuk standar, prosedur termasuk sertifikasi dll.

Regulasi

❑ Regulasi: UU 18/2012; PP 86/2019; Perbadan 1/2023; Perbadan 2/2023; Perbadan 12/2023


❑ Parameter Mutu Beras
❑ OKKPD
❑ Pangan yang dilarang beredar
❑ Pembagian kewenangan: pangan Olahan=BPOM, kemenkes; Pangan Segar=Badan Pangan nasional,
KKP, Kementan
Penganekaragaman Pangan

❑ Regulasi: UU 18/2012; PP 17/2015, Perpres 59/2017


❑ Regulasi tentang Perencanaan Pangan
❑ Definisi Penganekaragaman Pangan, pangan Pokok, Pangan Pokok Tertentu, Pangan Lokal
❑ PPH Konsumsi, AKG dan Fungsinya
❑ Jenis-Jenis Pangan Lokal
❑ Tujuan SDGs
❑ Stunting: Pilar Penanganan stunting, Intervensi Spesifik dan sensitive

Anda mungkin juga menyukai