Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK 12

Ketahanan pangan

Nama anggota kelompok:


1. Yolan nunuhitu
2. Mardio P. Haekase
3. Nelin Afita Adu
4. Yakobus jaghur
Sistim Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG)

SKPG merupakan serangkaian proses untuk


mengantisipasi kejadian kerawanan pangan
dan gizi melalui pengumpulan, pemrosesan,
penyimpanan, analisis, dan penyebaran
informasi situasi pangan dan gizi
SKPG Dilakukan melalui kegiatan analisis
situasi pangan dan gizi yang didasarkan pada
data laporan rutin yang tersedia, atau
berdasar hasil survei-survei khusus
TUJUAN SKPG:

 Tujuan dilaksanakannya SKPG adalah untuk


menyediakan data dan informasi tentang
keadaan pangan dan gizi secara rutin yang
digunakan untuk pengambilan keputusan
pemerintah di berbagai tingkat administrasi
yang berkaitan dengan penyusunan dan
pengaturan sumber daya dan dana dalam
memenuhi kebutuhan program pangan dan gizi
dan menghasilkan situasi pangan dan gizi di
suatu daerah.
Manfaat SKPG:

Bagi Kepala Daerah:


Sebagai dasar menetapkan kebijakan penanggulangan masalah pangan


dan gizi dalam:
• Menentukan daerah prioritas
• Merumuskan tindakan pencegahan terhadap ancaman krisis pangan

dan gizi
• Mengalokasikan sumberdaya secara lebih efektif dan efisien.
• Mengkoordinasikan program lintas sektor

 Bagi pengelola program:


• Penetapan lokasi dan sasaran
• Menyusun kegiatan terpadu sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
sektor
• Proses pemantauan pelaksanaan
• Pelaksanakan kerjasama lintas sektor
• Mengevaluasi pelaksanaan program
1. Indikator untuk pemetaan situasi pangan dan gizi
1Tahun di kecamatan,kabupaten/kota, provinsi
maupun nasional dengan menggunakan 3 indikator
yang digabungkan secara komposit yaitu:
a) indikator pertanian
memperhatikan bahwa potensi pertanian pangan
antar wilayah sangat beragam maka akan
didekati dengan beberapa alternatif yang
mungkin dan cocok diterapkan pada suatu
wilayah pengamatan,
b) indikator kesehatan
yaitu Prevalensi Kekurangan Energi Protein (KEP)
c) indikator sosial yaitu persentase keluarga miskin.
 (2). Indikator untuk peramalan produksi secara periodik
(bulanan, triwulan,
musiman atau tahunan) khusus untuk kondisi produksi
pertanian yaitu: luas tanam, luas kerusakan, luas panen dan
produktivitas.
 (3). Indikator untuk pengamatan gejala kerawanan pangan

dan gizi yaitu:


kejadian-kejadian yang spesifik lokal (indikator lokal) yang
dapat dipakai
untuk mengamati ada/tidaknya gejala rawan pangan dan gizi.
KOMPONEN SKPG

1. ANALISIS 2. ANALISIS 3. DISEMINASI


SITUASI PG SITUASI PG & PENYEBARLUASAN
BULANAN TAHUNAN INFORMASI
Untuk Untuk perencanaan Penyebaran
Kewaspadaan program pangan informasi
Dini terhadap dan gizi jangka PG bagi pihak
perubahan menengah dan terkait dan yg
situasi pangan jangka panjang memerlukan
dan gizi
Investigasi
SKPG SEBAGAI SUATU SISTEM KEWASPADAAN

Pertanian Pertanian
Kesehatan Kesehatan
BPS GUBERNUR/ BULOG
BMG BUPATI/ NAKER
Lainnya WALIKOTA Lainnya

DATA/ PENGAMBILAN TINDAKAN/


INFORMASI KEPUTUSAN INTERVENSI

Informasi yang dihasilkan dapat bersifat:


• Sbg WARNING atau peringatan dini ttg kemungkinan tjd suatu masalah
• Sbg INFORMASI utk mempertajam kebijakan &
perencanaan program
Pelaksanaan SKPG: tahunan & bulanan

SKPG
TAHUNAN BULANAN
PEMANTAUAN SPG TAHUNAN PEMANTAUAN SPG BULANAN
I.ASPEK KETERSEDIAAN I.ASPEK KETERSEDIAAN
Rasio antara ketersediaan 1. Persentase rata-rata luas tanam
dibandingkan dengan konsumsi 2. Persentase rata-rata luas puso
normatif
II.ASPEK AKSES PANGAN II. ASPEK AKSES PANGAN
Persentase Keluarga Miskin 3. Persentase rata-rata harga selama
bulan berjalan, komoditas
dibandingkan dengan rata-rata harga
3 bulan terakhir

III.ASPEK PEMANFAATAN III. ASPEK PEMANFAATAN PANGAN


PANGAN 4. Persentase Balita yg naik BB (N)
Prevalensi gizi kurang pada balita 5. Persentase Balita yg BGM
6. Persentase balita yang tidak naik
1. ANALISIS SPG TAHUNAN - Data

Kelompok Data Sumber Data Keterangan


A. Ketersediaan a. Ketersediaan Dinas Pertanian Bulan Juli tahun berjalan
Pangan dibandingkan dengan BPS dan menggunakan data
konsumsi normatif BPS II tahun berjalan
b. Jumlah penduduk BKP/BULOG Data proyeksi penduduk
tengah tahunan tengah tahun
c. Cadangan pangan

B. Akses a. Keluarga Prasejahtera SKPD KB -


Terhadap dan Keluarga Kab/Kota time series data
Pangan Sejahtera I BPS/Dinas
b. Harga Perindag
c. IPM BPS
d. NTP BPS
C. Pemanfaatan a. Jumlah balita Dinas Berat Badan/Umur
Pangan b. Persen Balita gizi Kesehatan Berat Badan/Tinggi
buruk (-3 SD) (hasil
c. Persen Balita gizi Pemantauan
kurang (-2 SD) Status Gizi)
2. ANALISIS SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN - data
Kelompok Data Sumber Data Keterangan
A. a. Luas tanam Dinas Pertanian SP Padi
Ketersediaan b. Luas puso Dinas Pertanian SP Palawija
Pangan c. Luas panen Dinas Pertanian (jagung, ubi kayu,
d. Cadangan Pangan BKP/BULOG ubi jalar)
Petugas Pengamat
Hama dan Penyakit
(PHP)
B. Akses
Harga Komoditas Pangan (Beras, Jagung, Ubi Kayu,
Terhadap Dinas Perindag/BKP Survei Harga
Ubi Jalar, Gula, minyak goreng, daging ayam, telur)
Pangan
a. Angka Balita Ditimbang (D)
b. Angka Balita Naik Berat Badan (N)
c. Balita yang tidak naik berat badannya dalam 2 kali
C. Pemanfaatan Laporan
penimbangan berturut-turut (2T) Dinas Kesehatan
Pangan Penimbangan dan
d. Angka Balita dengan Berat Badan Dibawah Garis
KLB
Merah (BGM)
e. Kasus gizi buruk yang ditemukan

Dinas Sosial,
Jumlah tindak kejahatan, jumlah KK dengan angota Kepolisian, Dinas
keluarga yang menjadi tenaga kerja ke luar daerah, Tenaga Kerja, Dinas
D. Spesifik Apabila Diperlukan
penjualan aset, penjarahan hutan, perubahan pola Kehutanan, Dinas
Lokal
konsumsi pangan, cuaca, dll Kesehatan, BMKG,
dll

E. Data a. Luas tanam bulanan 5 tahun terakhir Dinas Pertanian dan Digunakan untuk
Pendukung b. Luas puso bulanan 5 tahun terakhir BPS analisis bulanan
PELAPORAN TINGKAT PROVINSI
 Pokja Pangan dan Gizi tingkat provinsi mengolah, menganalisa dan
membahas laporan dari tingkat kabupaten, sehingga tersusun informasi
tentang situasi pangan didaerahnya. Hal ini dilaksanakan satu kali
setiap bulan dan disampaikan kepada ketua DKP tingkat provinsi.
 Menyusun upaya penanggulangan dengan berbagai alternatif sebagai
bahan pengambilan keputusan untuk Gubernur/KDH Tk. I.
 Pembahasan situasi produksi pangan dan situasi gizi oleh DKP provinsi
yang dilakukan setiap bulan.
 Pokja Pangan dan Gizi mengkompilasi laporan dari kabupaten dan
menyiapkan laporan untuk disampaikan ke DKP Pusat
PELAPORAN TINGKAT KABUPATEN
 Pokja Pangan dan Gizi (PPG) mengelola laporan dari kecamatan
dan kemudian menganalisa dan membahas laporan tersebut
sehingga tersusun informasi tentang situasi pangan dan gizi
wilayahnya setiap bulan secara berkesinambungan.
 Pokja menyampaikan informasi/laporan tersebut kepada Bupati
atau ketua PPG setiap bulan secara berkesinambungan.
 Bilamana terjadi masalah, maka Pokja menyusun alternatif
pemecahan masalah sebagai bahan pengambilan keputusan
oleh Bupati/KDH. Tk. II..
 Pokja mengkompilasi laporan tingkat kecamatan dan
menyampaikan laporan ke Pokja tingkat propinsi dengan
tembusan ke ”pusat”.
 Pembahasan situasi pangan dan gizi dilaksanakan oleh Pokja PG
yang dikoordinasikan oleh DKP/TPG kabupaten, dan dilakukan
secara rutin setiap bulan.
PERMASALAHAN DALAM PELAKSANAAN SKPG

1. SKPG belum menjadi instrumen dalam pencegahan dan


penanggulangan rawan pangan
2. Kegiatan Sistem Isyarat Dini untuk Intervensi (SIDI)
bulanan belum dilaksanakan secara optimal  daerah hanya
melaksanakan analisis situasi pangan dan gizi tahunan
3. Hasil SKPG belum dijadikan alat dalam melakukan intervensi
kerawanan pangan  data yang digunakan tidak up to date
4. Koordinasi lintas sektor sebagai kunci keberhasilan
pelaksanaan SKPG belum optimal
5. Kinerja Kelompok Kerja (POKJA) atau Tim Pangan dan Gizi
tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota belum optimal
SEKIAN DAN TERIMA GAJI $

Anda mungkin juga menyukai