Anda di halaman 1dari 12

BENTUK KORUPSI

YOSSIE JACOB, SH.MHUM


BENTUK KORUPSI

Korupsi dapat terjadi bila ada peluang dan keinginan dalam waktu yang
bersamaan. Misalnya, suap yang ditawarkan pada seorang pejabat atau
seorang pejabat meminta (atau bahkan memeras) uang pelicin

Bentuk-bentuk korupsi yang paling umum dikenal sebagaimana dikutip


oleh Jeremi Pope dari Gerald E. Caiden dalam Toward a General
Theory of Official Corruption.,Asian Journal of Public
Administration.,Volume 10 No. 1 Tahun 1988, yakni sebagai berikut :
BENTUK KORUPSI

• Berkhianat, subversi, transaksi luar negeri illegal, penyelundupan;

• Menggelapkan barang milik lembaga, swastanisasi anggaran pemerintah, menipu


dan mencuri;

• Menggunakan uang yang tidak tepat, memalsukan dokumen dan menggelapkan


uang, mengalirkan uang lembaga ke rekening pribadi, menggelapkan pajak,
serta menyalahgunakan dana;

• Menyalahgunakan wewenang, intimidasi, menyiksa, penganiayaan, memberi


ampun dan grasi tidak pada tempatnya;
BENTUK KORUPSI

• Menipu dan mengecoh, memberi kesan yang salah, mencurangi dan memperdaya,
memeras;

• Mengabaikan keadilan, melanggar hukum, memberikan kesaksian palsu, menahan


secara tidak sah, menjebak;

• Tidak menjalankan tugas, desersi, hidup menempel pada orang lain seperti benalu;

• Penyuapan dan penyogokan, memeras dan mengutip pungutan, dan meminta komisi;

• Menjegal pemilihan umum, memalsu kartu suara, membagi bagi wilayah pemilihan
umum agar bisa unggul;
BENTUK KORUPSI

• Menggunakan informasi internal dan informasi rahasia untuk kepentingan pribadi, membuat
laporan palsu;

• Menjual tanpa izin jabatan pemerintah, barang milik pemerintah dan surat izin pemerintah;

• Manipulasi peraturan, pembelian barang persediaan, kontrak dan pinjaman uang;

• Menghindari pajak, meraih laba berlebih lebihan;

• Menjual pengaruh, menawarkan jasa perantara, konflik kepentingan;

• Menerima hadiah, uang jasa, uang pelican, dan hiburan, perjalanan yang tidak pada
tempatnya;
BENTUK KORUPSI

• Berhubungan dengan organisasi kejahatan, operasi pasar gelap;

• Perkoncoan, menutupi kejahatan;

• Memata-matai secara tidak sah, menyalahgunakan telekomunikasi dan


pos;

• Menyalahgunakan stempel dan kertas suara kantor, rumah jabatan dan


hak istimewa jabatan
BENTUK KORUPSI

Berdasarkan tingkatnya, bentuk korupsi dikelompokan menjadi 3 (tiga),


antara lain

1. Pengkhianatan kepercayaan (betrayal of trust). Pengkhianatan kepercayaan


adalah bentuk korupsi paling sederhana. Semua orang yang berkhianat atau
mengkhianati kepercayaan atau amanat yang diterima adalah koruptor. Misalnya,
anggota DPR yang tidak menyampaikan aspirasi rakyat atau menggunakan
aspirasi rakyat untuk kepentingan pribadi merupakan pengkhianatan kepercayaan
BENTUK KORUPSI

2. Penyalahgunaan kepercayaan (abuse of power). Korupsi ini merupakan


korupsi di tingkat menengah. Penyalahgunaan kepercayaan ialah segala
bentuk penyimpangan yang dilakukan melalui struktur kekuasaan, baik di
tingkat negara maupun lembaga struktural lain termasuk lembaga
pendidikan, tanpa memperoleh keuntungan materi
BENTUK KORUPSI

3. Penyalahgunaan kekuasaan agar bisa memperoleh keuntungan materi


(material benefit). Penyimpangan kekuasaan dilakukan untuk memperoleh
keuntungan materi baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Korupsi di
tingkat ini merupakan korupsi paling membahayakan karena kekuasaan dan
keuntungan materi. Bentuk korupsi ini adalah korupsi yang paling banyak
terjadi di Indonesia.
BENTUK KORUPSI

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 juncto Undang-Undang Nomor 20 Tahun


2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi mengatur bentuk-bentuk
tindak pidana korupsi. Secara ringkas perbuatan tersebut dikelompokan menjadi:
1. Merugikan keuangan negara;
2. Suap menyuap (istilah lain: sogokan atau pelicin);
3. Penggelapan dalam jabatan;
4. Pemerasan;
5. Perbuatan curang;
6. Benturan kepentingan dalam pengadaan;
7. Gratifikasi (istilah lain:pemberian hadiah).
BENTUK KORUPSI

Alatas sebagaimana dikutip Chaerudin, mengembangkan tujuh tipologi


korupsi sebagai berikut :

1. Korupsi transaktif, yaitu korupsi yang terjadi atas kesepakatan di antara


seorang donor dengan resipien untuk keuntungan kedua belah pihak;
2. Korupsi ekstortif, yaitu korupsi yang melibatkan penekanan dan
pemaksaan untuk menghindari bahaya bagi mereka yang terlibat atau
orang-orang yang dekat dengan pelaku korupsi;
3. Korupsi investif, yaitu korupsi yang berawal dari tawaran yang
merupakan investasi untuk mengantisipasi adanya keuntungan di masa
datang;
BENTUK KORUPSI

4. Korupsi nepotistik, yaitu korupsi yang terjadi karena perlakuan khusus, baik
dalam pengangkatan kantor publik maupun pemberian proyek-proyek bagi
keluarga dekat;
5. Korupsi otogenik, yaitu korupsi yang terjadi ketika seorang pejabat
mendapat keuntungan karena memiliki pengetahuan sebagai orang dalam
(insiders information) tentang berbagai kebijakan publik yang seharusnya
dirahasiakan;
6. Korupsi supportif, yaitu perlindungan atau penguatan korupsi yang menjadi
intrik kekuasaan dan bahkan kekerasan;
7. Korupsi defensif, yaitu korupsi yang dilakukan dalam rangka
mempertahankan diri dan pemerasan.

Anda mungkin juga menyukai