Anda di halaman 1dari 30

IMPLEMENTASI RAN-PG DAN PENYUSUNAN RAD-PG DI

TINGKAT PROVINSI DAN KAB/KOTA

N. Akbar Bahar, M.Kes


Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat,
Kementerian PPN/Bappenas

08 September 2022
Disampaikan pada Rapat Koordinasi Persiapan Penyusunan Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2022
Kerangka Pembangunan Pangan dan Gizi dalam
RPJMN 2020-2024

PN 1 – PP 3. Peningkatan
Ketersediaan, Akses dan
Kualitas Konsumsi Pangan

PN 3 – PP 3
Pemenuhan Layanan
Dasar:
• Pangan yang aman
• Kesehatan dan gizi

PANGAN GIZI
Highlight Major Project RKP 2023
MP. Food Estate (Kawasan Sentra Produksi Pangan)

01. Pelaksana 01
Kementan, KLHK, Kemenperin,
05. Urgensi
KemendesPDTT, KemenkopUKM, BUMN, • Kemungkinan dampak pandemi COVID-
Kemenhub, Kemenkeu, Kemenhan, 19 yang berpengaruh buruk terhadap
KemenPUPR ketahanan pangan
• Sebelum pandemi, 820 juta orang
kekurangan pangan
02. Indikasi Proyek 05 02 • Peningkatan jumlah penduduk yang
disertai dengan peningkatan kebutuhan
• Peta tematik pertanahan dan ruang pangan
• Koridor satwa yang dikelola dalam
mendukung food estate
• Kawasan tanaman tahunan dan
penyegar mendukung food estate
• Pengolahan dan pemasaran hasil
06. Outcome/output
hortikultura pendukung food estate • Meningkatkan ketersediaan beras (45,4 juta ton)
• Meningkatkan poduksi jagung (34,1 juta ton)
• Meningkatkan nilai tukar petani 101,65 (2020)
03. Lokasi 2023 menjadi 103-105 di 2023
• Peningkatan nilai tambah tenaga kerja pertanian
• Kalimantan Tengah menjadi Rp. 57juta,-/orang/tahun di 2023
• Sumatera Utara 04 03 • Meningkatkan produktivitas 5,3%/tahun
• Sumatera Selatan • Tercapainya produksi padi 213,6 ribu ton GKG
• NTT • Meningkatkan indeks pertanian (5%/tahun)
• Papua • Meningkatkan luas tanaman padi (43.500 ha)
MP. Percepatan Penurunan Kematian Ibu & Stunting
01. Pelaksana
BKKBN (Penanggung Jawab) 01 05. Urgensi
Lintas K/L/D: Kemenko PMK, Bappenas,
• Kemungkinan dampak pandemi COVID-
Kemendagri, Kemenkes, Kemenkeu,
19 yang berpengaruh buruk terhadap
Kemensos, KemendesPDTT, Kemenag,
ketahanan pangan
KemenPUPR, Kemensesneg, Kemendikbud,
• Sebelum pandemi, 820 juta orang
KKP, Kemenkominfo, Kementan, Pemda
kekurangan pangan
• Peningkatan jumlah penduduk yang
02. Indikasi Proyek 05 02 disertai dengan peningkatan kebutuhan
pangan
• Pendampingan khusus keluarga 1000HPK
• Penyediaan dan konsumsi TTD utk Bumul dan
Rematri
• Penyediaan PMT pada Bumil KEK dan Balita
Kurus
06. Outcome/output
• Penyediaan Suplement Micronutrient • Pendampingan Khusus [ada Keluarga 1000HPK
• Pelaksanaan SSGI dan peningkatan cakupan • Penyediaan konsumsi TTD ibu hamil dan Rematri
serta kualitas data program • PMT untuk ibu hamil
• Tatalaksana gizi buruk pada balita • Suplemen gizi
• SSGI dan data program
• Tata laksana gizi buruk balita
03. Lokasi 2023 04 03
• Percepatan penurunan stunting di 514
Kabupaten/Kota
• Skema khsuus di 12 provinsi dengan
jumlah dan prevalensi balita stunting
tertinggi
Sasaran, Target dan Indikator Pangan dan Gizi
dalam RKP 2023
Realisasi Target
No. Sasaran/Indikator Baseline 2019
2020 2021 2022 2023 2024
1 Angka Kecukupan Energi (AKE) 2.138,00 2.125,00 2.143,00 2.100,00 2.100,00 2.100,00
(kkal/kapita/hari)
2 Angka Kecukupan Protein (AKP) 62,87 62,05 62,28 57,00 57,00 57,00
(gram/kapita/hari)
3 Skor Pola Pangan Harapan 87,90 86,30 87,20 92,40 94,00 95,20
4 Prevalence of Undernourishment 7,63 8,34 8,49 5,50 5,20 5,00
(PoU) (%)
5 Food Insecurity Experience Scale 5,42 5,12 4,79 4,50 4,20 4,00
(FIES) (%)
6 Persentase makanan memenuhi 76,00 79,68 85,59 83 86 87
syarat
7 Prevalensi stunting (pendek dan 27,67 24,10 24,37 18,40 17,50 14,00
sangat pendek) pada balita (%)
8 Prevalensi wasting (kurus dan 10,19 8,08 7,08 7,50 7,30 7,00
sangat kurus) pada balita (%)
9 Prevalensi obesitas pada penduduk 21,80 21,80 21,80 21,80 21,80 21,80
umur > 18 tahun (%)
Situasi Pangan di Provinsi Sulawesi Tenggara

Skor PPH Konsumsi Provinsi Tahun 2021 – Diolah Berdasarkan AKE 2100 kkal/kap/hari Indikator Pangan 2019 2020 2021
di Prov Sultra
Prevalensi 7,55 5,58 5,53
Penduduk dengan
Kerawanan
Pangan Sedang
atau Berat

Prevalensi 8,79 10,06 11,17


Ketidakcukupan
Konsumsi Pangan
(PoU)

Sumber: BPS diolah dari Susenas

• Prevalensi penduduk dengan kerawanan


pangan sedang atau berat mengalami
penurunan setiap tahunnya
• Namun, prevalensi ketidakcukupan konsumsi
pangan terus mengalami peningkatan
• Pada tahun 2021, sekitar 1 dari 10 penduduk
di Sulawesi Tenggara yang konsumsi
Skor PPH Provinsi Sulawesi Tenggara berada di bawah skor nasional energinya tidak memenuhi kebutuhannya.

3
Situasi Stunting Balita di Indonesia
Isu dan Harapan untuk Pemerintah Daerah
Sebaran Estimasi Jumlah Balita Stunting Tahun 2021
Secara nasional, stunting menurun
secara konsisten mencapai 24,4%
(5,33 juta balita) pada tahun 2021

Untuk mencapai target RPJMN 14%


pada tahun 2024, diperlukan
percepatan penurunan sebesar 3,5%
per tahun

Penetapan target tahunan penurunan


stunting per daerah dalam RKPD
mengacu target nasional (RKP 2023:
17,5%)

Selain prevalensi, perlu diperhatikan Lebih dari separuh kasus stunting nasional (69%
pula jumlah absolut karena 69% atau 3,66 juta balita) terjadi di 12 provinsi  salah
kasus stunting terjadi di 12 provinsi
satunya adalah Sulawesi Tenggara 1
Sumber: Riskesdas 2018, SSGBI 2019, Proyeksi Jumlah Penduduk SUPAS 2015 dan SSGI 2021
Progress Penurunan Stunting pada 12 Provinsi Prioritas Khusus
(termasuk Provinsi Sulawesi Tenggara)
Progress Penurunan Stunting (2018 – 2021)
45
40 -4,9%
-7,8%
-3,9%
35
30 -10,4%
-9,3% -6,6%
-6,6% -6,4%
-3,5% -3,1% -2,1%
+1,5% Isu dan Harapan untuk Pemerintah Daerah
-2,1%
25
20
15
Penurunan prevalensi di Provinsi Sulawesi Tenggara
10 mengalami peningkatan selama kurun waktu 3 tahun
5
0
J at en g J a ti m Sul bar Sumut J ab ar I n d o n esi a N TT Ac eh K al b ar K al sel B an t en NTB Sultra
Keterangan: Menurun Meningkat Beberapa capaian indikator kunci belum mencapai target
(ASI eksklusif, IDL, RT dengan SAM layak, baduta dengan
Indikator konsumsi beragam, RT dengan sanitasi layak, serta
Determinan penurunan BBLR)
Stunting di
12 Prov
Prioritas
Khusus Perlu dukungan daerah dalam mencapai target indikator
kunci:
 Cakupan pengukuran balita min. 90%
 Pendampingan sasaran untuk menjamin delivery &
compliance intervensi spesifik

Sumber: Riskesdas 2018, SSGI 2021, Kemenkes


Situasi Gizi Balita di Sulawesi Tenggara
Prevalensi Masalah Gizi Balita di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2021

Beberapa isu:

Mayoritas kab/kota di Provinsi Sulawesi


Tenggara memiliki prevalensi gizi kurang
yang lebih tinggi dibandingkan nasional

Untuk kab/kota yang tidak melebihi


prevalensi gizi kurang nasional,
prevalensinya sudah tergolong masalah
kesehatan masyarakat

Pada kasus gizi lebih, banyak data


kab/kota yang belum tersedia
Melebihi dari prevalensi nasional Tidak melebihi prevalensi nasional, cut-off
masalah kesehatan masyarakat tidak
Sama atau tidak melebihi prevalensi ditemukan sehingga belum bisa dibandingkan
nasional, namun sudah tergolong
Data tidak tersedia
masalah kesehatan masyarakat
(medium – high)
10
Sumber: SSGI 2021 Sumber cut-off: de Onis et al. 2018 dalam WHO
Penyelenggaraan RAN-PG & RAD-PG

Pemerintah Daerah
Kepala Daerah (Gubernur, Bupati, Walikota)
menetapkan Rencana Aksi Daerah Pangan dan
Gizi (RAD-PG) setiap lima tahun

RA
UU No. 18/2012

D-
tentang Pangan
RA

PG
Pasal 63 Ayat 3:
Pemerintah dan Pemerintah Daerah
N-
menyusun rencana aksi Pangan dan
Gizi setiap 5 (lima) tahun
PG
Pemerintah Pusat
• Keputusan Menteri PPN/Kepala Bappenas
No. 124/M.PPN/HK/20/2021 tentang Pene-
tapan RAN-PG 2021-2024 – 18 Okt 2021
• Surat Edaran Menteri PPN/Kepala Bappenas
No. 4 Tahun 2021 tentang Penyusunan
RAD-PG kepada seluruh Gubernur, Bupati,
Wakilota se-Indonesia.
Himbauan dalam SE Menteri PPN/
Kepala Bappenas tentang RAD-PG
Penyusunan
Pemerintah Prov/Kab/Kota menyusun RAD-PG Pelaporan
dengan berpedoman pada Pedoman Tata Cara
Penyusunan RAD-PG (pada lampiran SE) Hasil pemantauan & evaluasi disampaikan
Gubernur, serta Bupati dan/atau Walikota
kepada Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Badan Perencanaan
Penetapan Pembangunan Nasional dan Menteri Dalam
Negeri
RAD-PG Provinsi ditetapkan oleh Gubernur dan
RAD-PG Kab/Kota ditetapkan oleh Bupati/
Walikota
Koordinasi Pelaksanaan
Menteri Perencanaan Pembangunan
Pemantauan & Evaluasi Nasional/Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional mengoordinasikan
Pemerintah Prov/Kab/Kota melakukan pelaksanaan RAN-PG, RAD-PG Provinsi, dan
pemantauan dan evaluasi serta pengendalian RAD-PG Kabupaten/Kota
pelaksanaan RAD-PG Provinsi dan RAD-PG
Kabupaten/Kota sesuai kewenangan masing-
masing

12
Posisi RAN-PG dan RAD-PG dalam
Perencanaan Pembangunan Pangan dan Gizi

Gambar 2. Posisi RAN-PG dan RAD-PG dalam Mendukung


Tercapainya Tujuan RPJMN 2020-2024 dan TPB/SDGs

Gambar 1. Integrasi Pembangunan Pangan dan Gizi dalam Dokumen Perencanaan Pembangunan
13
Perbandingan Konsep Lama & Baru
Penyusunan Rencana Aksi Pangan dan Gizi

1. 5 Pilar Rencana Aksi 1. 4 Tujuan Strategis Rencana Aksi


2. Kompilasi kegiatan 2. Berisi penajaman kegiatan dan
dokumen perencanaan yang KONSEP mengisi gap untuk mempercepat
sudah ada
3. Sebagai dokumen
BARU tercapainya tujuan RPJMN/TPB
3. Sebagai acuan dan rekomendasi
perencanaan dan kegiatan untuk menyusun dokumen
instrument koordinasi perencanaan
4. Membutuhkan penguatan 4. Penguatan isu pangan dan
isu pangan dan pertanian pertanian cukup tampak
5. Minim dikaitkan dengan isu KONSEP 5. Kesetaraan gender menjadi salah
gender satu pendekatan penting
6. Minim kegiatan ketahanan LAMA 6. Kegiatan pangan dan gizi merespon
pangan dan gizi dalam kegawatdaruratan termasuk
situasi kegawatdaruratan kondisi pandemi
Strategi Penajaman Aksi dalam RAN-PG
SDM Sehat, Cerdas, Produktif, dan Berdaya Saing

Menurunkan Undernutritions (Stunting, Wasting, Kekurangan Zat Gizi


Mikro); Mengendalikan Kegemukan & Faktor Risiko PTM

Meningkatkan Asupan Pangan Beragam, Bergizi Seimbang dan


Aman serta Memanfaatkan Pelayanan Gizi

• Produksi pangan beragam, 1. Sistem kewaspadaan PG


• Stabilitas pasokan dan harga 1. Koordinasi perencanaan,
• Pangan aman dalam proses 2. Edukasi pola konsumsi B2SA;
• Akses sistem informasi pasar 3. Sosialisasi dan edukasi keamanan pelaksanaan, pemantauan dan
produksi,
• UMKM, Koperasi dan BUMDes dan mutu Pangan; evaluasi RAN-PG dan RAD-PG;
• Cadangan pangan
yg bergerak di bidang pangan 4. konsumsi protein hewani, vitamin, 2. peran sektor non-pemerintah;
pemerintah, pemda, dan
• Sistem jaring pengaman sosial dan mineral; 3. regulasi untuk ketahanan PG;
masyarakat 5. ASI ekslusif & MP-ASI pangan
• Kemandirian masyarakat 4. platform penelitian dan
• Food loss, lokal; pengembangan;
daerah rentan rawan pangan
• Pengayaan nilai gizi (fortifikasi 6. Layanan Kesehatan & Gizi Masy 5. pemberdayaan perempuan
• Sistem logistik pangan
dan biofortifikasi) 7. Food waste

KETERSEDIAAN KETERJANGKAUAN PEMANFAATAN KELEMBAGAAN

15
Indikator dan Target Pembangunan Bidang Pangan dan
Gizi di Pusat yang Dapat Diacu oleh Pemerintah Daerah
No Indikator Baseline Target 2024  
Intermediate outcome
1 Ketersediaan Beras (juta ton) 38,4 46,8  
2 Ketersediaan Protein Hewani (juta ton) 2,4 2,9  
3 Peningkatan Produksi Buah-buahan (%) 3,5 5,7  
4 Peningkatan Produksi Sayuran (%) 2,5 3,1  
5 Skor Pola Pangan Harapan 86,4 b) 95,2  
6 Angka Kecukupan Energi (AKE) (kkal/kapita/hari) 2.121 b) 2.100  
7 Angka Kecukupan Protein (AKP) (gram/ kapita/hari) 62,9 b) 57  
8 Prevalensi Ketidakcukupan Konsumsi Pangan (Prevalence of 6,7 b) 5
 
Undernourishment/PoU)
9 Prevalensi Penduduk dengan Kerawanan Pangan Sedang atau Berat (Food 5,8 b) 4
 
Insecurity Experience Scale/FIES)
10 Konsumsi ikan (kg/kapita/ tahun) 50,7 c) 62  
11 Konsumsi daging (kg/kapita/tahun) 13,2 b) 14,6  
12 Konsumsi protein asal ternak (gram/ kapita/hari) 10,9 b) 11  
13 Konsumsi sayur dan buah (gram/ kapita/hari) 244,3 b) 316,3  
14 Persentase pangan segar yang memenuhi syarat keamanan pangan (%) 94 a) *) 85-95  
15 Akses terhadap beras biofortifikasi dan fortifikasi bagi keluarga yang kurang 48 ton **) 100% penerima BPNT
 
mampu dan kurang gizi (% Penerima BPNT)
16 Persentase makanan memenuhi syarat (%) 76 (BPOM, 2019) 86  
Outcome
1 Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada balita (%) 27,7 (SSGB, 2019) 14  
2 Prevalensi wasting (kurus dan sangat kurus) pada balita (%) 10,2 (Riskesdas, 2018) 7  
3 Prevalensi obesitas pada penduduk umur > 18 tahun (%) 21,8 (Riskesdas, 2018) 21,8  
11 Langkah Teknis Penyusunan RAD-PG
Langkah 3-8
• Penyusunan Rencana Aksi oleh masing-masing OPD
• Mendiskusikan rencana aksi pada masing-masing Pokja tujuan


strategis dan Penulisan Rancangan RAD-PG
Pembahasan Rancangan RAD-PG Langkah 11
• Konsultasi Publik
• Finalisasi rancangan RAD-PG berdasarkan masukan dan hasil Menyosialisasikan RAD-PG kepada
konsultasi publik seluruh pemangku kepentingan di
• Review Rancangan Akhir RAD-PG dan Pengajuan Rancangan Provinsi dan kepada Kabupaten/ Kota
Peraturan Kepala Daerah tentang RAD-PG

PUBLIKASI &
PENYUSUNAN 02 SOSIALISASI 04
PERSIAPAN 01 PENETAPAN 03

Langkah 1-2 Langkah 9-10


• Pengarahan penyusunan RAD-PG • Menyempurnakan rancangan
• Pembahasan Teknis Penyusunan RAD-PG akhir RAD-PG berdasarkan hasil
review
• Mengesahkan RAD-PG ke dalam
Peraturan Kepala Daerah

17
Mengembangkan Matriks Aksi RAD-PG

Keluaran
Tujuan Strategis Aksi/Indikator
Strategi Aksi Kinerja
sasaran yang dikembangkan
Penjabaran strategi
dengan spesifisitas yang lebih Rencana cermat untuk Variabel yang
berupa aksi konkrit untuk
besar aspek ketahanan mencapai sasaran dari tujuan menunjukkan/mengindi
menajamkan kegiatan
pangan dan gizi yang hendak strategis kasikan kondisi tertentu
existing
dicapai

Keluaran Aksi/Indikator
kinerja mengacu kepada
1. Ketersediaan AKSI disusun relatif baru
Strategi RAD-PG selaras rincian belanja sub kegiatan
2. Keterjangkauan untuk menguatkan kegiatan
dengan RAN-PG dan SKPG pada bagian “keluaran” atau
yang sudah ada
3. Pemanfaatan “hasil” yang akan diinput ke
4. Kelembagaan dan dalam SIPD
Tata Kelola Strategi, Aksi, dan Indikator dapat mengacu kepada RAN-PG dengan menyesuaikan
relevansi dengan kondisi dan kebutuhan daerah
Format Matriks Aksi RAD-PG
Forum Pengarah dalam Proses Monev

Arahan Pelaksanaan
Arahan Penyusunan RAD-PG dan Monev
Arahan mengenai koordinasi penyusunan, kebijakan pelaksanaan dan strategi
kebijakan yang perlu dimasukkan dalam melaksanakan kegiatan prioritas serta
RAD-PG, serta kegiatan prioritas yang kebijakan pemantauan dan evaluasi
diperlukan.

Menyampaikan Menyampaikan
RAD-PG Laporan Monev
Dari Bupati/Walikota kepada Dari Bupati/Walikota kepada
Gubernur dan Gubernur kepada Gubernur dan Gubernur
Menteri PPN/Kepala Bappenas dan kepada Menteri PPN/Kepala
Menteri Dalam Negeri Bappenas dan Menteri Dalam
Negeri
Forum Teknis dalam Proses Monev

Menyusun RAD-PG Strategi Efektivitas


Membuat jadwal, rencana kerja, dan bahan Menjalankan strategi untuk
yang diperlukan untuk menyusun RAD-PG pengingkatan efektivitas pelaksanaan
dan menyampaikannya kepada Forum RAD-PG sesuai masukan forum
Pengarah pengarah

Sosialisasi Monev
Sosialisasi RAD-PG Koordinasi dan
kepada seluruh pemangku melaksanakan
kepentingan pemantauan dan
evaluasi

Pelaksanaan Laporan Hasil


Koordinasi dan Menyiapkan laporan
melaksanakan aksi hasil pemantauan dan
dalam RAD-PG evaluasi
Pelibatan Sektor Non-Pemerintah
Alur Koordinasi Forum RAD-PG

Susunan dan komposisi


perangkat daerah tidak
mengikat, disesuaikan
kebutuhan daerah

Penyusunan forum
memperhatikan fungsi
koordinasi dan fungsi
teknis sehingga OPD
melaksanakan peran
dan fungsi sesuai
kewenangan masing-
masing
Pemetaan Pemangku Kepentigan Disesuaikan
dengan Kebutuhan & Prioritas Daerah
Pokja Ketersediaan Pokja Keterjangkauan
 Dinas Pertanian  Dinas Ketahanan Pangan
 Dinas Ketahanan Pangan  Bulog/Dolog (jika ada)
 BPOM  Dinas Sosial
 Badan Pemberdayaan Masyarakat (Desa/Kampung/Kota)  Dinas koperasi dan UKM
 Dinas Lingkungan Hidup  Badan Pemberdayaan Masyarakat (Desa/Kampung/Kota)
Pokja Pemanfaatan Pokja Kelembagaan
 Dinas Kesehatan  Bappeda/Bappelitbangda
 Dinas Pertanian  Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
 Dinas Ketahanan Pangan  Dinas Kesehatan
 Dinas Kelautan dan Perikanan  BPS
 Dinas Pendidikan  Unsur Non-Pemerintah (jika dilibatkan), seperti
 Dinas Komunikasi dan Informatika Akademisi/perguruan tinggi, CSO, dunia swasta dll
 BPOM
 BKKBN
 Badan Penanggulangan Bencana Daerah
 Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
 Tim Penggerak PKK
SISTEMATIKA PENYUSUNAN DOKUMEN RAD-PG
Bab / Substansi yang Dinilai Muatan yang Menjadi Pertimbangan Penilaian
Sub- Bab
  Prolog dokumen Kelengkapan kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, daftar lampiran
Bab I Pendahuluan  
1.1 Latar belakang :  Ulasan bagaimana sektor pangan di hulu dan pemanfaatannya pada sektor gizi di hilir
a. Peran pangan dan gizi terhadap memiliki andil dalam terwujudnya SDM yang berkualitas
pembangunan SDM  Hal yang menjadi penyebab masalah pangan dan gizi di lokasi masing-masing. Dapat
b. Determinan masalah pangan dan pula mengacu kepada teori determinan masalah pangan dan gizi RAN-PG
gizi
1.2 Kedudukan RAD-PG dalam Kebijakan Ada diagram yang menjelaskan posisi RAD-PG terhadap dokumen perencanaan lainnya yang
Pembangunan Daerah ada di daerah seperti TPB/SDGs, RPJMD, dan diagram integrasi pembangunan pangan dan
gizi dalam dokumen perencanaan (dapat mengacu RAN-PG)
1.3 Dasar Hukum Penyusunan RAD-PG Mencantumkan dasar hukum pelaksanaan RAD-PG. Dapat mengacu kepada dasar
penyusunan RAN-PG
Bab II Analisis Situasi  
2.1 Capaian  Capaian di bidang pangan dikemukakan dari aspek ketersediaan, keterjangkauan dan
pemanfaatan pangan.
a. Bidang Pangan
 Capaian di bidang pangan juga menampilkan status daerah yang rentan dan rawan
b. Bidang Gizi
pangan (prioritas 1, 2, 3) dengan merujuk kepada data FSVA terakhir.
 Capaian di bidang gizi dikemukakan dengan menampilkan status gizi balita (stunting,
wasting, underweight), dan obesitas pada dewasa (> 18tahun).

25
Bab / Substansi yang Dinilai Muatan yang Menjadi Pertimbangan Penilaian
Sub-
Bab
2.2 Tantangan Ulasan mengenai tantangan yang selama ini dihadapi pemerintah disesuaikan dengan kondisi
a. Aspek Ketersediaan daerah masing-masing dari aspek ketersediaan, keterjangkauan, pemanfaatan dan kelembagaan
b. Aspek Keterjangkauan
c. Aspek Pemanfaatan
d. Aspek Kelembagaan
Bab III Rencana Aksi Multisektor
3.1 Tujuan dan Sasaran  Ulasan mengenai tujuan RAD-PG
 Indikator kunci RAD-PG yang disesuaikan dengan indikator kunci RAN-PG dan sudah
a. Tujuan penyusunan RAD-PG
disesuaikan dengan ketersediaan data di daerah
b. Indikator kunci RAD-PG yang
ada dalam Dokumen
Perencanaan Daerah
3.2 Ruang Lingkup Penekanan ruang lingkup pada empat tujuan strategis, serta isu tematik lainnya yang ingin
difokuskan pemerintah daerah sesuai kondisi dan kebutuhan masing-masing
3.3 Penguatan RAD-PG  Ulasan mengenai respon kebijakan dan gizi yang diharapkan dalam situasi darurat
a. Respon Kebijakan Pangan dan  Ulasan mengenai pengarusutamaan gender atau pemberdayaan perempuan dalam
Gizi di Daerah Dalam Situasi mewujudkan ketahanan pangan dan gizi
Darurat  Sub bab ini dapat diisi penguatan RAD-PG lainnya sesuai kondisi dan kebutuhan masing-
b. Pengarusutamaan Gender masing
dalam RAD-PG
c. Isu lain
26
Bab / Substansi yang Dinilai Muatan yang Menjadi Pertimbangan Penilaian
Sub- Bab
Bab IV Kerangka Pelaksanaan Aksi Pangan dan Gizi
4.1 Strategi dan Aksi Strategi dan Aksi RAD-PG disesuaikan dengan pilihan strategi dan aksi yang ada dalam dokumen RAN-PG
dengan menyesuaikan kondisi dan kebutuhan masing-masing daerah
4.2 Pengorganisasian Pencantuman sektor-sektor yang dilibatkan dalam RAD-PG serta bentuk forum koordinasi penyelenggaraan
RAD-PG di daerah
4.3 Peran Sektor Non- Ulasan bagaimana pemerintah daerah melibatkan sektor non-pemerintah dan jika ada, penting untuk
Pemerintah (Jika ada) mencantumkan peran sektor non-pemerintah tersebut dalam membantu penyelenggaraan RAD-PG
4.4 Pembiayaan Ulasan mengenai sumber pembiayaan penyelenggaraan RAD-PG nantinya. Apakah menggunakan APBD
saja ataukan ada sumber lain non-APBD
Bab V Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan
5.1 Pemantauan dan Ulasan mengenai substansi pemantauan dan evaluasi, pelaksana, waktu/frekuensi serta umpan baliknya
Evaluasi
5.2 Pelaporan Ulasan mengenai pelaporan yang direncanakan secara berjenjang
Bab VI Penutup Ulasan berisi kesimpulan yang perlu di hilight
  Lampiran Kelengkapan Lampiran yang Disebutkan dalam Dokumen seperti: matriks RAD-PG, form pemantauan dan
evaluasi, dll.
  Matriks RAD-PG Kelengkapan komponen matriks yang terdiri dari:
  Kepustakaan Pencantuman referensi untuk kepustakaan yang digunakan dalam dokumen RAD-PG

27
Hal yang perlu menjadi perhatian
Pemerintah daerah (provinsi & kabupaten/kota) perlu berkomitmen
1 dalam menjadikan RAD-PG sebagai instrumen daerah di bidang pangan &
gizi serta memastikan dokumen perencanaan daerah selaras dengan
indikator dan target pembangunan bidang pangan & gizi di pusat.

Pemerintah daerah berkomitmen untuk menjadikan RAD-PG tidak hanya


2 bersifat administratif, namun juga bersifat penguatan &
diimplementasikan dalam dokumen perencanaan dan penganggaran
daerah.

28
TERIMA KASIH
sekretariat1000hpk@bappenas.go.id

Cegahstunting.id

SUN_Indonesia

kesehatan dan gizi masyarakat


bappenas

Sekretariat SUN Indonesia

Gedung TS 2A, Lantai 3


Jl. Taman Suropati No. 2, Menteng Telp: (021) 31934379
Jakarta Pusat 10310 Fax: (021) 3926603
K/L yang Memiliki Peran dalam
Penyelenggaraan RAN-PG 2021-2024

Anda mungkin juga menyukai