Anda di halaman 1dari 36

6

PERSPEKTIF EKOLOGI
DALAM PANGAN & GIZI

Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB


Semester Ganjil 2021-2022
Agenda
1. Konsep bio-eco-culture dalam pangan & gizi :
•Pengertian bio-eco-culture mgg
4
•Ketahanan, kemandirian dan kedaulatan pangan :
aplikasi bioecoculture

2. Konsep, prinsip, & analisis ekosistem pangan & gizi :


mgg
a. Berbagai konsep terkait lingkungan hidup dan pangan 5
b. Prinsip dan azas ekosistem
3. Analisis ekosistem pangan dan gizi
a. Sistem pangan & gizi
b. Daya dukung gizi (nutrition carrying capacity) mgg
c. Efisiensi ekologi 6
d. Indikator ekologi
e. Adaptasi
3. Analisis Ekosistem Pangan dan Gizi
a. Sistem Pangan dan Gizi (SPG)
• System = parts + relationships + function(s)

Ekosistem

Sistem
pangan
gizi

Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB


Semester Ganjil 2021-2022
Gambar 1.
An illustration of
food systems
elements, drivers,
activities and
outcomes
(adapted from
CIAT)

Gambar 2

Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB


Semester Ganjil 2021-2022
Gambar 2.Sistem pangan dan gizi

 Kebijakan pertanian-pangan, ekonomi


 Kebijakan otda
SUMBERDAYA
Pola asuh

lahan air

KETAHANAN
SDM BERKUALITAS
PANGAN
(Status gizi baik,Sehat,
Keamanan Aktif, Produktif)
SDM teknologi Pangan

Kerjasama
Kesehatan
stakeholder budaya lingkungan

Lingkungan strategis: Jumlah penduduk, Perubahan Iklim,


Perdagangan pangan Kinerja Ekonomi, Dinamika Pasar Pangan, Bencana
domustik/internasional
Alam/Darurat, Konflik sosial

STABILITAS
Gambar 2
Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB
Semester Ganjil 2021-2022
Gambar 2.a. Sub sistem ketersediaan pangan
Produksi pangan
KETERSEDIAAN Pasokan pangan dari
PANGAN : diversifikasi luar (Impor)
dan aman pangan
Cadangan pangan
•Luas panen
•Produktifitas
•Diversifikasi ekspor pangan
Sarana dan prasarana
pemasaran bahan pangan
Irigasi, teknologi, Jumlah Penduduk
kredit, sarana
produksi

Iklim, hama penyakit, bencana,dll.

Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB


Semester Ganjil 2021-2022
Gambar 2.b. Sub sistem cadangan pangan
• Bisanya cadangan pangan
Cadangan Pangan Nasional dalam bentuk “beras”_
sebagai pangan pokok,
dengan tingkat partisipasi
konsumsi sekitar 98%
Pemerintah • Cadangan pangan
merupakan salah satu
Pemda komponen ketersediaan
pangan

Provinsi • Cadangan pangan : salah


satu indicator stabilitas
Kab/Kota ketahanan pangan 
Desa dimanfaatkan untuk
bantuan saat bencana,
stabilisasi harga dalam
bentuk operasi pasar murah
Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB
Semester Ganjil 2021-2022
Gambar 2.c. Sub sistem Distribusi & Akses Pangan

Pendapatan
Akses
Ekonomi Kesempatan kerja

Harga Pangan
DISTRIBUSI
& AKSES
Sarana dan prasarana Food miles
PANGAN
perhubungan
GRK
Akses Fisik
Infrastruktur pedesaan
(mis; GUDANG,PASAR)

Akses sosial Preferensi pangan

Tidak adanya konflik,perang, bencana dll


Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB
Semester Ganjil 2021-2022
2.d. Sub sistem konsumsi pangan

1
• Ketersediaan pangan

2
• Tingkat pendapatan

3
• Harga pangan

4
• Pengetahuan Gizi

5
• Gaya hidup dan kebiasaan masyarakat

6
• Keamanan pangan
Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB
Semester Ganjil 2021-2022
3. Analisis Ekosistem Pangan dan Gizi
b. Daya dukung gizi
 daya dukung (carrying capacity)  kapasitas suatu wilayah
untuk mendukung suatu komunitas
 Daya dukung ekosistem : jumlah maksimum populasi dari
suatu spesies yang dapat didukung oleh suatu wilayah tanpa
mengurangi wilayah tersebut untuk mendukung spesies yang
sama pada masa yad.
Daya dukung lahan (DDL)
a. Jumlah individu yang dapat didukung suatu habitat
b. Daya dukung terkait dengan kebutuhan pangan =
kebutuhan tanah /kapita (land man ratio) Tabel 1
c. Pendekatan perhitungan DDL : demand dan supply
sumberdaya dan jasa lingkungan
Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB
Semester Ganjil 2021-2022
Tabel 1. Land man ratio beberapa
negara Asia, 1980-2000

Tahun : Land man ratio (m2/org)


Negara
1980 1990 2000
Banglades 1046 835 586
China 965 1065 1030
Filipina 1087 897 746
India 2365 1923 1576
Indonesia 1199 1112 969
Jepang 417 386 352
Malaysia 726 952 791
Myanmar 1357 2362 2084
Pakistan 2473 1848 1493
Thailan 3565 3217 2604
Vietnam 2124 1767 1427
Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB
Semester Ganjil 2021-2022
Contoh penelitian land man ratio

• Penelitian Ilunanwati di Kab Muara Enim (2011) :


• Dalam rangka perbaikan pola konsumsi pangan dan
memperhatikan laju pertumbuhan penduduk :
• land-man ratio lahan sawah yang dibutuhkan = 471m2/kapita;
• land-man ratio lahan kering yang dibutuhkan =1025 m2/kapita.
• Dengan demikian luas lahan pertanian pangan yang harus
dipertahankan untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumsi
pangan ideal penduduk = 116910 ha dengan land-man ratio
1423 m2/kapita.

Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB


Semester Ganjil 2021-2022
Tabel 2. Luas lahan (ha) yang diperlukan keluarga untuk dapat memenuhi
kebutuhan hidup minimal menurut besar keluarga (Suhardianto,
2007)

Klasifikasi jumlah Jumlah anggota Luas lahan yang


anggota rumah rumah tangga diperlukan (n x 0.17
tangga (n) ha)
2 0.34
Kecil 2 - 3
3 0.51
4 0.68
Sedang 4 - 5
5 0.85
6 1.02
7 1.19
8 1.36
Besar 6-12 9 1.53
10 1.70
11 1.87
12 2.04
Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB
Semester Ganjil 2021-2022
Daya dukung gizi
Nutritional Carrying Capacity : jumlah maksimum manusia
atau penduduk yang dapat dipenuhi kebutuhan pangannya pada saat
tertentu tanpa menyebabkan berkurangnya kemampuan wilayah
tersebut untuk mendukung manusia atau penduduk pada masa yang
akan datang.
Daya dukung gizi = kebutuhan tanah/kapita untuk memenuhi
kebutuhan pangan

K = A s1. Ys1 + As2. Ys2 : R


Cs1 + Cs2
K = daya dukung tanah
As1, As2 = luas tanah yang ditanami dengan jenis tanaman
pangan s1 & s2 (ha)
Ys1, Ys2 = produktivitas jenis tanaman pangan s1, s2 (kkal/ha/th)
Cs1, Cs2 = tingkat konsumsi minimum untuk jenis tanaman
pangan s1, s2 dalam menu (% dari kkal total)
R = kebutuhan energi rata-rata/orang (kkal/th)
• Daya dukung gizi hutan kemasyarakatan dinilai
Perhitungan dengan menghitung jumlah total pangan nabati
daya dukung maupun hewani serta hasil non pangan yang
disetarakan pangan pokok beras yang
gizi dihasilkan oleh lahan hutan kemasyarakatan
dengan menggunakan satuan energi
(kkal/org/hari) kemudian dibandingkan dengan
angka kecukupan energi.
• Daya dukung hutan kemasyarakatan di
Kabupaten Lampung Barat sebesar 2754
kkal/kap/hr. untuk mencapai tingkat
ketersediaan energi ≥ 90% diperlukan luas
lahan 1.5-3 ha dengan tingkat keanearagaman
jenis komoditas sedang (13-24 jenis).

Contoh
(Sumber : Kelana 2009)

Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB


Semester Ganjil 2021-2022
Tabel 3. Potensi Produksi Pangan*, th 2011 di Kab X
untuk memenuhi kebutuhan gizi penduduk Contoh

(swasembada absolut-kemandirian pangan)


Energi Protein Skor
No Kelompok Pangan
Kkal/kap/hr % AKE G/kap/hr % AKP PPH
1 Padi-padian 1635 74,3 40,5 71,0 25,0
2 Umbi-umbian 465 21,1 3,2 5,6 2,5
3 Pangan Hewani 147 6,7 9,1 16,0 13,4
4 Minyak dan Lemak 8 0,4 0,0 0,0 0,2
5 Buah/Biji Berminyak 5 0,2 0,0 0,1 0,1
6 Kacang-kacangan 41 1,9 3,0 5,2 3,8
7 Gula 101 4,6 0,3 0,5 2,3
8 Sayur dan Buah 725 33,0 51,7 90,7 30,0
9 Lain-lain 0 0,0 0,0 0,0 0,0
Total 3.129 142,2 107,9 189,2 77,3

* Potensi produksi pangan dihitung dg metode NBM (data produksi


dikurangi penggunaan pangan)
Tabel 4. Potensi Ketersediaan Pangan* Kab Y, th 2011
untuk memenuhi kebutuhan gizi penduduk Contoh

(swasembada “on trend”- ketahanan pangan)

Gram/ Ketersediaan Energi


No Kelompok Pangan
Kap/Hari kkal % aktual % AKE*)
1 Padi-padian 401,8 1.419 52,7 64,5
2 Umbi-umbian 159,0 200 7,4 9,1
3 Pangan Hewani 224,1 295 11,0 13,4
4 Minyak dan Lemak 20,3 181 6,7 8,2
5 Buah/Biji Berminyak 7,1 14 0,5 0,6
6 Kacang-kacangan 42,9 159 5,9 7,2
7 Gula 10,9 40 1,5 1,8
8 Sayur dan Buah 983,0 387 14,4 17,6
9 Lain-lain 0,0 0 0,0 0,0
Total 2.695 100,0 122,5
* Ketersediaan pangan dihitung berdasarkan metode NBM (produksi -
perubahan stok – ekspor + impor – penggunaan pangan)
3. Analisis Ekosistem Pangan dan Gizi
c. Indikator Ekologi

Keberadaan suatu organisme atau beberapa organisme yang berada


pada suatu ekosistem tertentu dan menentukan keadaan fisik-
sosekbud wilayah tersebut.

Hukum Minimum Leibig : kebutuhan dasar yang terdapat di


lingkungan tidak semuanya tersedia secara mencukupi
(jumlahnya terbatas), sehingga manusia hanya dapat bertahan
hidup pada faktor tertentu di lingkungannya dalam keadaan
minimum

Hukum toleransi Shelford : manusia dapat bertahan hidup tidak


hanya ditentukan oleh faktor pembatas minimum saja, tetapi
ditentukan oleh faktor pembatas maksimum.

Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB


Semester Ganjil 2021-2022
komoditas sagu menjadi indikator
ekologi (berdasarkan konsep bio-eco-
culture) untuk wilayah
Indonesia bagian timur.

 Sumber pangan : pati sagu digunakan


sebagai makanan pokok dan cadangan
pangan.
Contoh  Sumber energi : sumber bahan baku
bioetanol.
 Kekuatan nilai budaya: ”lumbung”
makanan untuk kelompok kerabat
maupun keluarga.
 Aspek ekologis : lahan sagu dapat
melindungi air tanah, dapat
menciptakan air pada habitatnya,
berfungsi sebagai zona di pesisir,
sebagai buffer intrusi air laut &
penyerap O2.
Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB
Semester Ganjil 2021-2022
3. Analisis Ekosistem Pangan dan Gizi
d. Efisiensi Ekologi

 Efisiensi ekologi : rasio atau perbandingan antara laju


aliran energi pada berbagai mata rantai dalam rantai
makanan. Organisme yang menempati posisi tertinggi
dalam rantai makanan akan lebih efisien dalam
menangkap energi (Rizal & Utomo 2006).
 Efisiensi penangkapan energi → produktivitas primer
(aras produsen) dan produktivitas sekunder (aras
konsumen).
 Konsep produktivitas digunakan dalam pemuliaan
tanaman untuk memaksimalkan hasi panen.
 Efisiensi ekologi pangan gizi dapat dipahami dengan
melihat konsep rantai pangan  a.l pelaku & jarak
perdagangan pangan maupun food loos waste
About 1/3 of the
food produced
for humans gets
wasted every
year

Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB


Semester Ganjil 2021-2022
Food loss waste in the food system

food losses as occurring along the food Food waste, on the other hand,
supply chain from harvest/slaughter/catch occurs at the retail and
up to, but not including, the retail level. consumption level.

Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB


Semester Ganjil 2021-2022
Important causes of
on-farm losses
include: Significant losses are caused by inadequate
• inadequate transportation infrastructure and storage
harvesting time
conditions as well as decisions made at
• climatic
conditions earlier stages of the supply chain, which
• non-efficient predispose products to a shorter shelf life.
practices applied Adequate cold storage, in particular, can be
at harvest and
handling
Good & in
practices crucial to prevent quantitative and
Causes of food challenges
themarketing
in
handling of the qualitative food losses.
loss and waste produce are also
produce. Studies on waste at the consumer stage are mostly
differ widely key to reduce food
losses and require done in high-income countries; they indicate that
along the food capacity building at waste levels are high for all types of food, but
all levels of the particularly for highly perishable foods such as animal
supply supply chain. products and fruits and vegetables. The causes of food
chain/food Better market waste at the retail level are linked to:
system linkages, as well as • limited shelf life
shorter supply • the need for food products to meet aesthetic
chains can standards in terms of colour, shape and size
contribute to an • variability in demand.
improved
coordination Consumer waste is often caused by:
between producers • poor purchase and meal planning
and consumers and • excess buying (influenced by over-large portioning
reduce food losses, and package sizes)
while processing • confusion over labels (best before and use by)
and packaging can • poor in-home storing.
play a role in
Reducing food loss and waste also has the
potential to contribute to other SDGs,
including the Zero Hunger goal (SDG 2),
which calls for an end to hunger, the
achievement of food security and
improved nutrition, and the promotion of
sustainable agriculture. The expected
positive environmental impacts from
reducing food loss and waste would also
affect, among others, SDG 6 (sustainable
water management), SDG 13 (climate
change), SDG 14 (marine resources),
SDG 15 (terrestrial ecosystems, forestry,
biodiversity), & many other SDGs.

Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB


Semester Ganjil 2021-2022
Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB
Semester Ganjil 2021-2022
Gb 7. Skema sistem distribusi pangan Contoh

Pasar Grosir
Mekanisme
Pasar Pasar di R
Pasar Eceran Pemukiman Pendapatan U
T / M
R Akses A
Penyalur A Ekonomi H
Raskin Desa/Kelurahan N
S
Bantuan A
Mekanisme Penyalur
Khusus Pangan Desa/Kelurahan K
Darurat S
I Akses Fisik T
Pasar di A
Operasi Pasar N
Pemukiman
G
G
Mekanisme A
Langsung

Rantai Pasok Pangan

Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB


Semester Ganjil 2021-2022
Pola
distribusi
perdagangan
beras di INA.
2019, BPS

Produsen beras di Indonesia menjual hasil produksinya terbesar ke distributor sebesar 37,25 %. Dari
distributor, Sebagian besar beras dijual ke pedagang eceran sebesar 38,60 %, didistribusikan ke agen
sebesar 30,99 %, kemudian disalurkan langsung ke rumah tangga sebesar 11,41 % serta ke pemerintah
dan lembaga nirlaba sebesar 8,20 %. Selain itu, distributor juga menjual sebagian kecil pasokan
berasnya ke sesama distributor, pedagang pengepul, sub distributor, pedagang grosir,
supermarket/swalayan, kemudian sisanya dijual untuk memenuhi konsumsi industri pengolahan, dan
Pola utama distribusi perdagangan beras di Indonesia
dari produsen sampai ke konsumen akhir

2 pelaku usaha distribusi perdagangan

7 pelaku usaha distribusi perdagangan

produsen – pedagang pengepul – distributor – sub distributor – agen –


pedagang grosir – supermarket/swalayan/pedagang eceran – konsumen akhir.

9 pelaku usaha distribusi perdagangan

importir, eksportir, pedagang pengepul, distributor, sub distributor, agen,


pedagang grosir, supermarket/swalayan, dan pedagang eceran.
3. Analisis Ekosistem Pangan dan Gizi
• Berdasarkan Paradigma Ekologi Budaya
(cultural ecology) oleh Julian Steward
(1968)
• studi mempelajari cara adapatasi
masyarakat dengan lingkungannya,
• adaptasi berlangsung di unsur budaya
tertentu, a.l penduduk (“kebiasaan
e. Adaptasi makan) & merupakan inti kebudayaan
(cultural core)
• di inti kebudayaan inilah berlangsung
interaksi antara kebudayaan dengan
lingkungan hidup

• Kittler/Sucher (2008), kebiasaan makan :


core food (berlangsung lama),
complementary food, secondary food &
peripheral food (relatif cepat berubah)
Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB
Semester Ganjil 2021-2022
Kebiasaan makan yang tumbuh dan berkembang DI
MASYARAKAT tidak terlepas dari pengaruh faktor luar
(faktor lingkungan : ciri tanaman pangan, ternak dan ikan
yang tersedia dan dapat dibudidayakan), faktor budaya dan
sistem sosial ekonomi.
Kebiasaan makan yang BAIK dapat dibentuk/
dikembangkan.

pengendalian kenaikan konsumsi pangan tertentu, misal


beras, terigu ke arah keseimbangan gizi & keanekaragam
pangan (TGS,PPH)
 penyediaan pangan lokal/ tradisional) sesuai daya
dukung lingkungan
 sosialisasi & edukasi
Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB
Semester Ganjil 2021-2022
3. Analisis Ekosistem Pangan dan Gizi
• Berdasarkan konsep resiliansi :
• th 1940 : mechanical engineering,
• th 2008 : new approaches to tackling poverty
& food crisis
• Resilience :
e. Adaptasi • the ability of an ecosystem to respond to a
shock by resisting damage & recovering quickly
lanjutan • the ability of an individual, a household, a
community, a country or a region to prevent
disasters & crises, to anticipate, absorb,
accommodate or recover from them in a
timely, efficient and sustainable manner,
includes protecting, restoring and improving
food - agricultural systems under threats that
impact food & nutrition security, agriculture-
food safety-public health

Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB


Semester Ganjil 2021-2022
3. Analisis Ekosistem Pangan dan Gizi
Bentuk adaptasi : Food coping stategy
o suatu respon jangka pendek & segera
terhadap menurunnya akses pangan (Davies
1993 dlm Usfar 2002).
Tujuan : mempertahankan berbagai tujuan
termasuk pemenuhan konsumsi pangan,
e. Adaptasi kesehatan, status, dan mata pencaharian.
o Upaya yang dilakukan seseorang dalam
lanjutan mengatasi keadaan yang tidak
menguntungkan termasuk pada saat
menurunnya akses terhadap pangan
(Maxwell et al. 1999).
o Berhubungan positif dengan intensitas
kerawanan pangan (Ahmed et al. 2015;
Ivers dan Cullen 2011; Tanziha et al. 2010;
Weiser et al. 2007; Kendall et al. 1996).

Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB


Semester Ganjil 2021-2022
• mengurangi makanan kesukaan;
Bentuk • membeli makanan yang lebih murah;
food coping • meminjam makanan atau uang untuk membeli
stategy pangan;
• membeli makanan dengan berhutang;
(Maxwell • meminta bantuan kepada teman;
2001) : • membatasi dan membagi makanan;
• membatasi konsumsi makan pribadi untuk
memastikan anak cukup makan;
• mengurangi satu jenis makanan pada satu hari;
• menjalani hari tanpa makan.

Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB


Semester Ganjil 2021-2022
Rumah tangga petani di Kabupaten
Lebak Banten : beralih pada pangan
yang lebih murah.
Rumah tangga di wilayah rawan
pangan dan gizi di Kabupaten
Contoh Banjarnegara : meminjam uang
kepada saudara & kepada orang lain.
perilaku (Mangkoeto 2009)
food coping Membeli makanan secara kredit
stategy (utang), yang memungkinkan anak-
anak mereka untuk makan, dan
kadang-kadang makan buah adalah
coping yang diadopsi oleh rumah
tangga petani (tanaman pangan) di
perkotaan terhadap kerawanan
pangan (Ibok et al. 2014).

Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB


Semester Ganjil 2021-2022
DAFTAR PUSTAKA
• Baliwati, Y.F.; Madanijah, S. 2013. Ekologi Pangan dan Gizi. Bahan Ajar.
Departemen Gizi Masyarakat, Fema, IPB
• Odum, E. P (Terjemahan). 1993. Dasar-dasar Ekologi (edisi ke-3). Gajah Mada
Univ. Press. Yogyakarta.
• Maxwell D, Clement A, Levin C, Margaret A, Sawudatu Z, & Grace ML.
1999. Alternative Food Security Indicators: Revisiting the Frequency and
Severity of Coping Strategies. Food Policy. 24 (4): 411-429.
• Ahmed UI, Ying L, Bashir MK. 2015. Food insecurity and coping strategies by
micro growers in punjab, Pakistan. Journal of Environmental and Agricultural
Sciences. 3: 31-34.
• Ivers LC, Cullen KA. 2011. Food insecurity: special considerations for women.
Am J Clin Nutr. 94: 1740S–4S.

Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB


Semester Ganjil 2021-2022
DAFTAR PUSTAKA
• Tanziha I, Hardinsyah, dan Ariani M. 2010. Determinan intensitas kerawanan
pangan serta hubungannya dengan food coping strategies dan tingkat
kecukupan energi di kecamatan rawan dan tahan pangan. J Giz Pang. 5(1): 39 –
48.
• Weiser SD, Leiter K, Bangsberg DR, Butler LM, Percy-de Korte F, Hlanze Z,
Phaladze N, Iacopino V, Heisler M. 2007. Food insufficiency is associated with
high risk sexual behavior among women in Botswana and Swaziland. PLoS
Med. 4(10): 1589–97.
• Kendall A, Olson CM, Frongillo EA. 1996. Relationship of hunger and food
insecurity to food availability and consumption. Journal of the American
Dietetic Association. 96 (10): 19–24.
• Ibok WO, Idiong IC, Brown IN, Okon IE, Okon UE. 2014. Analysis of food
insecurity status of urban food crop farming households in cross river state,
Nigeria: A USDA Approach. Journal of Agricultural Science. 6(2): 132-141.

Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB


Semester Ganjil 2021-2022

Anda mungkin juga menyukai