Pengembangan Masyarakat
Fakultas Ekologi Manusia
Mata Kuliah
Jurnalistik Pembangunan (KPM 214)
1. Literasi informasi
2. Literasi media Multimodal literacy
3. Literasi digital
Multimedia dan
teks digital
Literasi informasi (Information literacy)
Literasi informasi adalah kemampuan:
a. Mengenali kebutuhan informasi;
b. Mengidentifikasi informasi yang diperlukan;
c. Menyusun strategi mencari informasi;
d. Mengakses informasi;
e. Membandingkan dan mengevaluasi informasi yang diperoleh dari berbagai
sumber;
f. Mengelola, menerapkan dan mengkomunikasikan informasi;
g. Mensintesa dan “membuat” informasi baru. (adapted from Town, 2000:
17-18)
Literasi Media
• Literasi media : kemampuan mengakses, memahami dan
mengevaluasi media secara kritis berbagai aspek media dan isi media
serta menciptakan (pesan) komunikasi dalam berbagai konteks
(European Commission, 2007).
• Karakteristik media (massa):
1. Media dikonstruksi dan mengkonstruksi realitas;
2. Media memiliki implikasi komersial;
3. Media memiliki implikasi ideologis dan politik;
4. Bentuk dan isi media dipengaruhi oleh jenis media, yang memiliki estetika,
kode, dan atauran konvensi yang unik;
5. Khalayak menegosiasikan makna pesan di media (massa). (Aufderheide,
1992)
Literasi Digital (Digital Literacy)
• Literasi digital adalah kesadaran, sikap dan kemampuan individu
untuk menggunakan alat dan fasilitas digital untuk mengidentifikasi,
mengelola, mengintegrasikan, mengevaluasi, menganalisa dan
mensintesa sumberdaya digital, mengkonstruksi pengetahuan baru,
berkreasi dengan media dan berkomunikasi dengan orang lain dalam
konteks khusus, untuk melakukan tindakan konstruktif; dan berefleksi
terhadap proses tersebut
• Literasi digital tidak hanya membutuhkan ketrampilan berinternet
tetapi juga sikap dan perilaku yang beretika
Tingkatan Literasi Digital
Level 1. Digital Competence
1. Perumusan permasalahan 7. Pengintegrasian
2. Identifikasi 8. Analisis
3. Akses 9. Sintesis
4. Evaluasi 10. Komunikasi solusi masalah
5. Interpretasi 11. Diseminasi menyajikan solusi
6. Pengorganisasian 12. Refleksi
Level 2. Digital Usage
Level 3. Digital Transformation
Informasi dalam Pemberitaan
• Berita: laporan berdasarkan informasi tentang peristiwa–peristiwa
yang terjadi dan ingin diketahui secara umum, yang bersifat aktual,
telah terjadi dalam lingkungan pembaca, berhubungan dengan tokoh
terkemuka, dan akibat peristiwa tersebut bisa berpengaruh kepada
pembaca
• Hoax : informasi tidak berdasarkan fakta
• Fake news : berita bohong
• SARAN: Hendaknya kritis terhadap judul provokatif dan kritis
terhadap sumber berita
Misinformasi, Disinformasi, Malinformasi
---------
Artikel ini sudah Terbit di AyoBandung.com, dengan Judul Inilah Beda Misinformasi, Disinformasi, dan
Malinformasi, pada URL https://www.ayobandung.com/read/2019/01/31/44283/inilah-beda-
misinformasi-disinformasi-dan-malinformasi
Penulis: Rahim Asyik
Editor : Adi Ginanjar Maulana
Hoax di Indonesia
• Dalam studi kasus isu wayang kulit, dianggap sesat beroposisi dengan sejarah Islam dan isu PKI.
Opini publik lebih banyak dibentuk oleh perasaan dan emosi dibandingkan mendasarkan diri pada
fakta-fakta yang ada.
• Dalam studi kasus lain, isu 10 juta Tenaga Kerja Cina (2016), Fahmi menemukan bahwa walaupun
hoax berusaha ditangkis melalui klarifikasi oleh pihak otoritatif dan media, namun publik di
Internet nampai mulai meragukan – tidak percaya pada media arus utama.
• Media crowdsourcing yang tidak menjalankan kerja jurnalisme secara professional, Seword
mengalahkan media arus utama seperti Antaranews dan Tempo.
• Pada Maret 2017, Seword dan Postmetro menguasai informasi di media sosial, sedangkan media
Portalpiyungan mendominasi informasi yang diakses melalui Google.
• Pada era Post-trutih, masyarakat di manapun, cenderung mencari afirmasi dan konfirmasi atas
keyakinan ideologis atau politisnya. Kebenaran menjadi tidak penting, kalah dengan perasaan.
UPAYA MENGATASI BERITA HOAX
Sarwititi Sarwoprasodjo
Departemen Sains Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat – IPB University
E-mail: sarwititi@apps.ipb.ac.id