Anda di halaman 1dari 41

JANGAN MUDAH TERJEBAK

HOAX SEPUTAR RUU KUHP

Oleh:
Prof. Dr. Drs. H. Henry Subiakto, SH, MSi
Guru Besar FISIP, Universitas Airlangga
Staf Ahli Menkominfo RI (2007-2022)
FENOMENA MASS SELF
Siapapun bisa jadi COMMUNICATION
Komunikator, pemroduksi (Manuel Castells)
pesan, “wartawan”,
pengamat, komentator,
provokator, dll.

210 juta internet user di


Indonesia, 4,8 milyar di dunia.
The Power of Netizen over
the of State.

Saat makin intens orang


gunakan internet, maka
semakin banyak data pribadi
spesifik diserahkan kepada
platform digital.
Source : We Are Social 2022
BAGAIMANA SOSMED MEMISAHKAN KITA DAN
MERONGRONG DEMOKRASI
• Medsos membentuk kebenaran semu (false truth) dan fake
reality, hasil manipulasi kegaduhan dan komputasi propaganda
(paradox demokrasi).
• Medsos menjadi sumber disinformasi.
• Medsos menciptakan adiksi sosial, memfasilitasi hasrat
manusia, diperhatikan dan memperhatikan, memicu orang
membuka sisi gelap mereka dan membangkitkan karakter
bawah sadar yang sebelumnya tersembunyi, hingga kepribadian
yang berbeda dengan dunia nyata.
• Medsos jadi panggung sosial, speaker, amplifikasi berbagai
moment.
• Medsos ciptakan The economy of attention, perhatian sebagai
komoditas (Syiva Vaidhyanathan, 2019).
FENOMENA GLOBAL : THE AGE OF
SURVEILLANCE CAPITALISM
• Kapitalisme pengawasan, perilaku digital manusia
menjadi komoditas ekonomi. Dalam kapitalisme
pengawasan, manusia serba salah karena karena ranah
pribadinya (melalui data digital) telah dikuasai pihak
ketiga (platform digital).
• Zuboff (2019) menuding Google sebagai pelopor
kapitalisme pengawasan dengan fitur mesin pencarian
hingga sistem Android yang tersemat pada sebagian
besar ponsel pintar di dunia. Riwayat pencarian
pengguna, pesan suara, jejak rute peta perjalanan, atau
kontak digital dikonversi ke dalam data yang kemudian
menjadi komoditas bagi perusahaan digital lainnya.
BIG DATA MENJADI “NEW OIL” UNTUK
MENGUASAI MANUSIA LAIN
• Di era digital yang diperlukan kapitalis, adalah
bagaimana menguasai data konsumen, pola
perilaku masyarakat, dan komunikasi mereka
(Schonberger, Victor Mayer & Thomas Ramge,
2018)
• Big Data terkumpul lewat teknologi aplikasi untuk
proyeksi, dan prediksi ekonomi, maupun politik.
• Kapitalisme tetap dalam wajah lama, yaitu greedy.
Dulu lewat penguasaan uang, sekarang penguasaan
data, dengan tujuan sama, menguasai hidup
manusia lain dengan cara lebih efektif.
FILTER BUBBLE, WHAT THE INTERNET IS HIDING
FROM YOU
• Cara kerja Algoritma untuk memberi layanan
platform. Setiap pengguna memperoleh
layanan yang berbeda beda sesuai karakter.
• Dampak bertebaran WA Group, follower
twitter, viewer dan subscriber Youtube, telah
mendorong filter bubble dan echo chamber
dari konten yang diunggah maupun diakses
dengan digital footprint mereka.
• Orang yg ada di filter bubble akan nganggap
pendapatnya adalah mayoritas, sehingga
makin mengeras.
• Padahal informasi yg terus menerus muncul
di platform digitalnya sudah tersaring
Algoritma.
• Artificial Intelligence is more dangerous than
nuclear weapon (Ellon Musk).
MANUSIA DARI UPAYA BERTAHAN HIDUP
MENJADI MENGUASAI HIDUP
• Manusia telah bergerak dari kebutuhan untuk bertahan hidup
hingga menjadi keinginan untuk menguasai hidup itu sendiri.
• Keinginan untuk dapat hidup selamanya mulai muncul dan menjadi
tujuan yang kadang tidak disadari manusia, namun nyatanya
diinginkan dan dikejar. (Homo Deus).
• Bagian buku Yuval Noah Harari menyinggung tentang Artificial
Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, dan bagaimana masa
depan Homo sapiens akan bergeser dari yang menciptakan
teknologi menjadi tergantung pada teknologi yang diciptakannya.
• Mesin belajar dari manusia, sebaliknya manusia makin lama makin
tergantung kemudahan yang diberikan mesin dan melupakan skill-
skill hakikinya sebagai manusia (seperti memasak, membersihkan
tempat hidupnya, belajar) Kembali ke terminologi dan makna dari
domestikasi, siapa yang mengontrol siapa.
• Penguasa data dan algoritma digital, yaitu para kapitalis global
penguasa platform yang akan mengontrol dunia.
• Para pengguna platform, menjadi follower dan objek algoritma.
MEDSOS DIPERLAKUKAN SEPERTI PERANG
• Like War, The Weaponization of Social
Media (2019), internet dijadikan ajang
“perang komunikasi” untuk mendukung dan
membenarkan politik.
• Medsos digunakan sebagai senjata
disinformasi dan cari dukungan.
• Dibutuhkan akun akun cyber troops, cyber
army atau buzzer sebagai pasukan perang
komunikasi di internet.
• Strateginya memaksimalkan efek dengan
menggalang dukungan (engagement) hingga
membangun kebenaran semu (false truth)
lewat kegaduhan akun-akun cyber.
OXFORD MENEMUKAN FENOMENA
DISINFORMASI SECARA GLOBAL
• Evidence of organized social media manipulation
campaigns which have taken place in 70 countries, up
from 48 countries in 2018 and 28 countries in 2017.
• Social media has become co-opted by many authoritarian
regimes. In 26 countries,
• Facebook and Twitter attributed foreign influence
operations to seven countries (China, India, Iran,
Pakistan, Russia, Saudi Arabia, and Venezuela) who have
used these platforms to influence global audiences.
• China has become a major player in the global
disinformation order. Until the 2019 protests in Hong
Kong,
• In 56 countries, there is evidence of formally organized
computational propaganda campaigns on Facebook.
ORGANIZATIONAL FORM AND PREVALENCE OF SOCIAL MEDIA MANIPULATION
DUNIA SIBER PENUH FALSE TRUTH, DISINFORMASI
DAN KONSPIRASI KACAUKAN PERSEPSI
CARA KERJA CYBER ARMY
• Ada yang membuat berita, mengatur dan
menyiapkan pesan.
• Ada bagian yang menyebarkan pesan, termasuk
menggunakan akun-akun bot.
• Ada yang bertugas menyerang akun lawan,
ngebom “musuh” dengan tautan bervirus.
• Ada yang bertugas melaporkan akun lawan
sebagai akun palsu agar ditutup FB, twitter dan
IG.
• Ada yang bertugas nyerang PSE untuk
menciptakan opini.
• Tidak ada yang pakai akun resmi.
COMPUTATIONAL PROPAGANDA BISA DIPAKAI
NYERANG APA SAJA
DISINFORMASI, MALINFORMASI, MISINFORMASI
DAN HOAX YANG DILARANG UU
• Disinformasi, adalah informasi tidak benar (hoax) yang
sengaja dirancang dan direkayasa sedemikian rupa
untuk mempengaruhi opini publik.
• Misinformasi, informasi salah yang beredar, namun
orang yang berbagi tidak menyadarinya itu tidak benar.
Ada kekeliruan interpretasi terhadap informasi yang
diterima.
• Malinformasi adalah informasi asli, namun
penyebarannya menyebabkan kerugian bagi pihak
tertentu.
• Hoax yang dilarang UU No 1/1946: menyiarkan berita
atau pemberitahuan bohong, dengan sengaja
menerbitkan keonaran di kalangan rakyat. UU ITE
pasal 28 ayat (1) juga melarang : Menyebarkan berita
bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan
kerugian konsumen.
HOAX AS A PART OF THE POLITICAL GAME

• Hoax dipercaya bisa jadi alat sukses


politik di berbagai negara..
• Produsen hoax dan hate speech
menjadi bisnis ekonomi politik.
• Hoax lebih murah dan beresiko kecil
dibanding money politics dan serangan
fajar.
• Hoax dan Hate speech jadi senjata
perang politik di medsos.
• Bagaimana peran negara?
CIRI CIRI UTAMA HOAX POLITIK DI MEDSOS
1. PESAN DIRANCANG UNTUK TUJUAN MENCIPTAKAN KETIDAK
PERCAYAAN, KECEMASAN, KEBENCIAN, DAN PEMUSUHAN, ATAU
UNTUK MEMPEROLEH KEUNTUNGAN.
CIRI KEDUA HOAX POLITIK
Sumber informasi/Medianya,
atau orang yang membuat
TIDAK JELAS, sehingga tidak
ada yang bisa dimintai
tanggung jawaban, atau
dimintai klarifikasi, tabayun
terhadap kebenaran isinya.
CIRI KETIGA HOAX POLITIK
Isinya bertujuan
mengeksploitasi fanatisme
perbedaan Suku, Agama,
Ras, Antar golongan.
Membenci Identitas yang
berbeda. Memunculkan
TRAUMA masa lalu,
memupuk kebencian karena
perbedaan SARA dan Politik.
Atau membuai dengan hal
hal yang terlalu indah.
CIRI KEEMPAT HOAX POLITIK
Pesan tidak lengkap, 5
W + 1 H tidak utuh,
terutama tidak jelas
unsur kapan (when) dan
dimana peristiwa itu
terjadi (where)nya, tidak
jelas. Juga aspek apa
(what) dan bagaimana
(how) dan mengapa
peristiwa itu terjadi
(why)?
CIRI KELIMA HOAX POLITIK
Menggunakan kata kata
provokatif, sensasional, missal,
“Gempar, Mengerikan, Awas,
Ternyata”. Juga dalam kalimat
perintah atau permintaan
“VIRALKAN, SEBARKAN,
JANGAN BERHENTI DISINI,
TERNYATA, TERUNGKAP,
TERBONGKAR DLL”.
HOAX DIPERCAYA BISA KELABUI
MASYARAKAT DAN PENGARUHI SIKAP
• Mempengaruhi the pictures in our heads
kemudian mempengaruhi sikap dan opini
hingga perilaku.
• Menyerang Croc Brain / Amidala, memunculkan
rasa takut, ada ancaman (terkait basic instinct).
• Akibatnya neo cortex (pikiran waras) tidak
bekerja, karena terkena hypno writing ataupun
pesan yang persuasif. Justru muncul reaksi yang
primitif.
• Masyarakat yang kental agamanya, fanatik, lebih
mudah terpengaruh hoax.
HOAX LEBIH DIPERCAYA JIKA
• Adanya kecenderungan membaca dan menyimpulkan
secara cepat.
• Confirmatory bias, mudah percaya informasi yang mirip
pemikirannya.
• Social pressure, cenderung memahami teman sekelompok
memiliki nilai, sikap, dan kepercayaan yang sama.
• Mengabaikan kredibilitas berita dan sumbernya.
• Cognitive bias, cenderung tidak berpikir mendalam untuk
informasi yang kurang penting”.
• Kurang berpikir kritis terhadap informasi yang
membangkitkan emosi.
• Illusory truth effect mudah percaya terhadap informasi
berulang atau sama yang datang dari berbagai sumber.
DI ERA POST TRUTH PRASANGKA DAN PERASAAN
BISA LEBIH DIPERCAYA DARI PADA FAKTA
THE WORLD OUTSIDE AND THE PICTURES IN OUR
HEADS – (WALTER LIPPMANN 1922)
• Manusia memiliki keterbatasan indera, kemampuan
jelajah dan waktu, tapi mereka ingin menguasai
realitas.
• Realitas itu kompleks, dinamis, dan tak terbatas, lalu
manusia menyederhanakan realitas dengan
membayangkannya itu.
• Bayangan atau world outside and the pictures in our
heads diperlakukan sebagai realitas.
• Bayangan di kepala kita dulu lebih banyak diwarnai
oleh informasi yang berasal dari media massa, di era
digital, media sosial punya peran besar mewarnai,
the pictures in our heads”.
HOAX, HATE SPEECH, RADIKALISME DIFASILITASI
ALGORITMA JADI RAMUAN PROVOKASI

• Pembelahan masyarakat.
• Memunculkan kegaduhan.
• Merusak Demokrasi.
• Menciptakan ketegangan,
konflik kekerasan, hingga
kekacauan dan peperangan.
• Bisa menghancurkan negara.
PASAL 14 DAN 15 UU NO 1/1946 LARANGAN
MENYEBARKAN PEMBERITAHUAN BOHONG
LARANGAN PASAL 28 AYAT 1 UU ITE
MENYEBAR BERITA BOHONG
• Setiap Orang dengan sengaja dan
tanpa hak menyebarkan berita
bohong dan menyesatkan yang
mengakibatkan kerugian konsumen
dalam transaksi elektronik.
• SKB : pasal ini focus pada perbuatan
menyebarkan berita bohong dalam
konteks transaksi elektronik seperti
transaksi perdagangan daring dan tidak
dapat dikenakan kepada pihak yang
melakukan wanprestasi dan/atau
mengalami force majeur.
BERITA TENTANG ISI RKUHP SERING TIDAK
LENGKAP SEHINGGA MUNCULKAN SALAH PAHAM
• KUHP merupakan induk peraturan hukum
pidana di Indonesia. WvSNI merupakan
turunan dari Wetboek van Strafrecht (WvS)
yang diberlakukan di Belanda sejak tahun
1886.
• WvSNI diberlakukan di Indonesia sejak 1918.
• Pasca kemerdekaan, pemerintah Indonesia
mengganti sebutan WvSNI menjadi Kitab
Undang-undang Hukum Pidana atau KUHP
pada 1946.
• Pemerintah mulai merancang RKUHP sejak
1970. Waktu itu, tim perancang diketuai oleh
Prof. Sudarto dan diperkuat beberapa Guru
Besar Hukum Pidana lain di Indonesia.
LARANGAN MENYEBAR HOAX DALAM RKUHP
Merujuk Pasal 263 ayat (1), pihak yang
menyebarkan berita hoaks dapat dipidana 6
tahun penjara atau denda paling banyak
Rp500 juta.

"Setiap Orang yang menyiarkan atau


menyebarluaskan berita atau pemberitahuan
padahal diketahuinya bahwa berita atau
pemberitahuan tersebut bohong yang
mengakibatkan kerusuhan dalam masyarakat
dipidana dengan pidana penjara paling lama
6 (enam) tahun atau pidana denda paling
banyak kategori V," bunyi Pasal 263 ayat (1)
draf RKUHP (bulan Juli 2022).
PASAL PASAL RKUHP YANG
DIANGGAP KONTROVERSIAL
HOAX BERISI PENGHINAAN PADA PRESIDEN
DAN WAKIL PRESIDEN
PENGHINAAN PADA PRESIDEN DI RKUHP
Penghinaan Presiden dan atau Wakil Presiden :
Barang Siapa dengan sengaja menyerang
kehormatan atau nama baik Presiden dan atau
Wakil Presiden dengan menuduhkan sesuatu
hal, yang maksudnya terang supaya diketahui
umum.

Jika yang melakukan kejahatan pencemaran


kepada Presiden dan atau Wakil Presiden
dibolehkan untuk membuktikan apa yang
dituduhkan itu benar, tidak membuktikannya
dan tuduhan yang dilakukan bertentangan
apa yang diketahui, maka dia diancam
melakukan fitnah.
1. Pasal Korupsi: Sejumlah pasal di RUU KUHP memuat
hukuman bagi pelaku korupsi yang lebih rendah daripada
UU Tipikor.
2. Penghinaan Presiden: Pasal kontroversial RUU
KUHP yang lain terkait penghinaan terhadap presiden
dan wakil presiden. Pasal 218 mengancam pelaku
dengan penjara maksimal 3,5 tahun.
3. Pasal Makar: Melalui pasal 167, 191, 192 dan 193.
Pelaku makar terhadap presiden dan NKRI diancam
hukuman mati, seumur hidup atau bui 20 tahun. Makar
terhadap pemerintah yang sah, juga diancam penjara 12
dan 15 tahun.
4. Penghinaan Bendera: RUU KUHP juga mengatur
pemidanaan terkait penghinaan bendera negara.
Ketentuan ini diatur pasal 234 dan 235. Di pasal 235,
diatur pidana denda maksimal Rp10 juta bagi mereka
yang memakai bendera negara untuk reklame/iklan
komersial, mengibarkan bendera negara yang rusak,
robek, luntur, kusut dll
5. Alat Kontrasepsi: Terkait Alat Kontrasepsi Pasal
kontroversial lainnya di RUU KUHP ialah soal
pemidanaan promosi kontrasepsi. Pasal 414 mengatur:
orang yang mempertunjukkan, menawarkan, menyiarkan
tulisan, menunjukkan untuk bisa memperoleh alat
pencegah kehamilan [kontrasepsi] kepada Anak dipidana
denda maksimal Rp1 juta (kategori I)
• 6. Aborsi Pemidanaan: Pasal RUU KUHP soal Aborsi
Pemidanaan terkait aborsi diatur pasal 251, 415, 469
dan 470. Misalnya, pasal 469 mengatur hukuman bagi
perempuan yang menggugurkan kandungannya,
maksimal 4 tahun bui. Orang yang menggugurkan
kandungan perempuan dengan persetujuannya juga
bisa dibui maksimal 5 tahun, sesuai isi pasal 470 RUU
KUHP.
• 7. Soal Gelandangan: RUU KUHP juga mengatur
pemidanaan gelandangan. Pasal 431 mengancam
gelandangan dengan denda maksimal Rp1 juta.
Direktur Program ICJR Erasmus Napitupulu
mendesak penghapusan pasal ini sebab ia warisan
kolonial yang menilai gelandangan sebagai: Orang
tidak berguna akibat kesalahan dalam hidupnya.
• 8. Pasal Pencabulan: RUU KUHP soal Pencabulan
Pasal 420 menjadi bermasalah karena mengatur
pemidanaan pencabulan dengan memberikan
tekanan kata: "terhadap orang lain yang berbeda atau
sama jenis kelaminnya.". Spesifik sama jenis
kelaminnya malah menjadi bentuk diskriminasi
terhadap kelompok minoritas seksual.
• 9. Pidana Narkoba: Pasal 611- 616 RUU KUHP terkait
narkotika, juga dikritik sebab membuat pendekatan
pidana semakin diutamakan di penanganan masalah
narkoba. Pasal-pasal itu menguatkan stigma narkotika
sebagai masalah pidana saja. Padahal, banyak negara
di dunia memproklamirkan pembaruan kebijakan
narkotika dengan pendekatan kesehatan warga. Di
samping itu, pendekatan pidana yang berfokus pada
pemberantasan suplai narkoba dianggap tidak efektif.
• 10. Penghinaan Peradilan: Pasal tentang Contempt of
Court Pasal di RUU KUHP tentang penghinaan terhadap
badan peradilan atau contempt of court juga dikritik.
pasal 281 huruf b mengatur pidana denda Rp10 juta
bagi mereka yang: “Bersikap tak hormat terhadap
hakim atau persidangan atau menyerang integritas
hakim dalam sidang pengadilan.”
• 11. Pelanggaran HAM Berat: Pengecualian asas
retroaktif (tak berlaku surut) untuk pelanggaran HAM
berat belum diatur buku 1 RKUHP. Padahal, ini diatur
UU 26/2000 tentang Pengadilan HAM. Komnas HAM
pun menyoroti hukuman bagi pelaku genosida di RUU
KUHP yang malah lebih rendah dari ketentuan UU
26/2000. RUU KUHP mengatur hukuman 5-20 tahun
bui. Adapun UU 26/2000 menetapkan hukuman 10-25
tahun penjara.
PROGRAM LITERASI DIGITAL NASIONAL
• Untuk melaksanakan arahan Bapak Presiden,
Ir. Joko Widodo terkait percepatan
transformasi digital, Kementerian Kominfo
menyelenggarakan Program Literasi Digital
Nasional yang dilaksanakan oleh Gerakan
Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi.
• Pada tahun 2021 program literasi digital
nasional direncanakan untuk diadakan melalui
setidaknya 20.000 pelatihan berdasarkan
modul dan kurikulum yang menyasar empat
pilar literasi digital, yaitu:
a. Digital Ethics;
b. Digital Safety;
c. Digital Skills; dan
d. Digital Culture.
Prof. Dr. H. Henry Subiakto, SH, MA
Guru Besar FISIP Universitas Airlangga
Staf Ahli Menkominfo RI (2007-2022)

Twitter : @henrysubiakto (Communication Corner)


Face Book : Henri Subiakto
Instagram : Henri_Subiakto
Website : henrisubiakto.com
WA /line : 0818522902
You Tube : Henri Subiakto

WASSALAMU ALAIKUM WR WB
41

Anda mungkin juga menyukai