Anda di halaman 1dari 16

Nama : Bima Dwi Kencana

NIM : 12140311568
Mata Kuliah : Literasi Media dan Informasi
Nama Dosen : Julis Suriani, S.I.Kom., M.I.Kom

Soal Pilihan!

1. Apa yang dimaksud dengan literasi media?

a) Kemampuan untuk membaca dan menulis

b) Kemampuan untuk memahami, menganalisis, dan menghasilkan media

c) Kemampuan untuk berbicara di depan umum

d) Kemampuan untuk bermain game video

Jawab: b) Kemampuan untuk memahami, menganalisis, dan menghasilkan


media

2. Mengapa penting untuk memiliki literasi media?

a) Untuk meningkatkan kemampuan berbicara

b) Untuk membantu dalam bermain game

c) Untuk memahami dan mengkritisi informasi yang diterima

d) Untuk meningkatkan kecepatan membaca

Jawab: c) Untuk memahami dan mengkritisi informasi yang diterima

3. Apa yang perlu dipertimbangkan saat menilai keberitaan dari sumber online?

a) Kepentingan pribadi

b) Gaya penulisan yang menarik

c) Kredibilitas sumber, konteks, dan variasi sudut pandang

d) Warna latar situs web

Jawab: c) Kredibilitas sumber, konteks, dan variasi sudut pandang

4. Mengapa penting untuk memverifikasi informasi sebelum menyebarkannya?

a) Agar informasi tersebut tetap rahasia


b) Untuk memastikan informasi tersebut populer

c) Untuk mencegah penyebaran informasi palsu atau tidak akurat

d) Agar informasi tersebut dapat diperdagangkan

Jawab: c) Untuk mencegah penyebaran informasi palsu atau tidak akurat

5. Apa yang dimaksud dengan "hoaks" atau "disinformasi"?

a) Informasi yang sah dan akurat

b) Informasi yang tidak sesuai dengan opini pribadi

c) Informasi palsu atau tidak akurat yang disebarkan dengan sengaja

d) Informasi yang hanya berlaku di media cetak

Jawab: c) Informasi palsu atau tidak akurat yang disebarkan dengan sengaja

6. Bagaimana cara mengidentifikasi sumber informasi yang kredibel?

a) Melihat warna latar situs web

b) Memeriksa apakah sumber tersebut memiliki banyak pengikut di media sosial

c) Melihat apakah sumber tersebut memiliki reputasi yang baik dan mengacu pada
sumber-sumber yang dapat diverifikasi

d) Memeriksa apakah sumber tersebut menyajikan informasi yang sesuai dengan


opini pribadi kita

Jawab: c) Melihat apakah sumber tersebut memiliki reputasi yang baik dan
mengacu pada sumber-sumber yang dapat diverifikasi

7. Apa yang bisa dilakukan jika Anda menemui informasi palsu atau disinformasi?

a) Menyebarluaskan informasi tersebut tanpa memeriksa kebenarannya

b) Melaporkan sumbernya ke polisi

c) Melaporkan informasi palsu tersebut ke platform media sosial atau


menginformasikan orang lain yang mungkin terpengaruh

d) Tidak melakukan apa-apa karena tidak ada yang bisa dilakukan

Jawab: c) Melaporkan informasi palsu tersebut ke platform media sosial atau


menginformasikan orang lain yang mungkin terpengaruh
8. Apa yang dimaksud dengan "Pubbing" dalam konteks media sosial?

a) Sebuah fitur yang memungkinkan Anda memfilter konten yang Anda tidak suka

b) Sebuah gejala di mana seseorang hanya terpapar dengan opini dan pandangan
yang sesuai dengan keyakinan mereka, karena algoritma media sosial menyaring
informasi

c) sebuah fenomena krisis sosial masa kini yang pada dasarnya individu sibuk
dengan gadgetnya dalam melaksanakan interaksi sosial.

d) Sebuah perangkat untuk membersihkan air

Jawab: c) sebuah fenomena krisis sosial masa kini yang pada dasarnya
individu sibuk dengan gadgetnya dalam melaksanakan interaksi sosial.

9. Mengapa penting untuk memahami etika berbagi informasi secara online?

a) Agar Anda dapat menghindari berbagi informasi sama sekali

b) Agar Anda dapat membagikan informasi pribadi tanpa batasan

c) Agar Anda dapat menghormati privasi orang lain, menghindari penyebaran


hoaks, dan mencegah perundungan online

d) Agar Anda dapat membagikan informasi pribadi orang lain tanpa izin mereka

Jawab: c) Agar Anda dapat menghormati privasi orang lain, menghindari


penyebaran hoaks, dan mencegah perundungan online

10. Apa langkah-langkah yang bisa diambil untuk meningkatkan literasi media dan
informasi?

a) Tidak perlu mengambil tindakan apa pun

b) Berbicara tentang media sosial selalu negative

c) Memeriksa informasi sebelum membagikannya, mendiskusikan berita dengan


orang lain, dan terus belajar tentang bagaimana media bekerja

d) Hanya mengandalkan satu sumber berita tanpa memverifikasi informasi

Jawab: c) Memeriksa informasi sebelum membagikannya, mendiskusikan


berita dengan orang lain, dan terus belajar tentang bagaimana media bekerja
Soal essay!

1. Jelaskan pengertian literasi media dan informasi, dan mengapa literasi ini penting
dalam masyarakat saat ini.

Jawab:

Literasi media dan informasi adalah kemampuan seseorang untuk mengakses,


menganalisis, mengevaluasi, menciptakan, dan berpartisipasi dalam media dan
informasi. Ini mencakup kemampuan untuk memahami, menafsirkan, dan
menggunakan berbagai bentuk media seperti cetak, online, audio, video, serta
informasi dalam berbagai format seperti teks, gambar, video, dan data. Literasi
media dan informasi juga melibatkan pemahaman tentang bagaimana media dan
informasi diproduksi, didistribusikan, dan digunakan dalam konteks sosial, budaya,
dan politik.

Literasi media dan informasi penting dalam masyarakat saat ini karena beberapa
hal berikut:

1) Peningkatan akses informasi


Dalam era digital, kita memiliki akses yang lebih besar ke berbagai sumber
informasi. Literasi media dan informasi membantu individu memahami dan
memilah informasi yang ditemui, sehingga mereka dapat membuat keputusan
yang lebih baik.
2) Perlindungan dari disinformasi
Literasi media dan informasi membantu individu mengenali disinformasi, hoaks,
dan berita palsu. Dengan kemampuan kritis ini, mereka lebih mampu melindungi
diri dari informasi yang menyesatkan dan menjaga kepercayaan pada informasi
yang benar.
3) Partisipasi demokratis
Literasi media dan informasi adalah landasan partisipasi aktif dalam proses
demokratis. Individu yang memiliki pemahaman yang baik tentang informasi
dapat berpartisipasi dalam pemilihan, memberikan kontribusi pada isu-isu
sosial dan politik, dan memahami implikasi kebijakan publik.
4) Kemampuan komunikasi
Literasi media dan informasi memungkinkan individu untuk mengomunikasikan
gagasan dan pandangan mereka dengan efektif, baik secara lisan maupun
tertulis. Mereka dapat menggunakan media dan informasi sebagai alat untuk
menyampaikan pesan mereka kepada audiens yang lebih luas.
5) Pengembangan keterampilan kerja
Di dunia kerja yang semakin terhubung, keterampilan literasi media dan
informasi sangat berharga. Kemampuan untuk mencari, mengevaluasi, dan
menggunakan informasi dengan efisien adalah keterampilan yang dicari oleh
banyak profesi.
6) Peningkatan kebebasan berpendapat
Literasi media dan informasi membantu individu dalam mengembangkan
pemahaman yang lebih baik tentang berbagai pandangan dan perspektif. Hal ini
mendukung kebebasan berpendapat dan kemampuan untuk berdebat secara
konstruktif.
7) Peningkatan kesadaran sosial dan budaya
Literasi media dan informasi membantu individu memahami beragam budaya,
nilai, dan pandangan dalam masyarakat. Ini dapat meningkatkan toleransi,
pemahaman, dan kerjasama antarbudaya.

2. Sebutkan dan jelaskan beberapa contoh bagaimana media sosial dapat


memengaruhi opini dan sikap seseorang. Apa langkah-langkah yang dapat diambil
untuk mengatasi dampak negatifnya?

Jawab:

Media sosial memiliki pengaruh yang signifikan dalam membentuk opini dan sikap
seseorang. Beberapa contoh bagaimana media sosial dapat memengaruhi opini dan
sikap individu meliputi:

1) Pembentukan filter bubble


Media sosial sering menggunakan algoritma untuk menampilkan konten yang
sesuai dengan minat dan pandangan yang sudah ada. Ini bisa menyebabkan
individu terjebak dalam "filter bubble" di mana mereka hanya terpapar pada
pandangan yang sesuai dengan yang mereka setujui, yang dapat menguatkan
dan mengokohkan pandangan mereka tanpa melihat perspektif yang berbeda.
2) Diseminasi disinformasi
Media sosial sering digunakan untuk menyebarkan berita palsu, hoaks, dan
informasi yang menyesatkan. Individu yang tidak kritis dapat terpengaruh oleh
informasi palsu ini dan mengubah opini mereka berdasarkan informasi yang
salah.
3) Konformitas sosial
Media sosial dapat memengaruhi perilaku individu melalui efek konformitas
sosial, di mana orang merasa tekanan untuk mengikuti norma-norma yang
berlaku di lingkungan mereka. Jika norma di media sosial mendorong suatu
sikap atau pandangan tertentu, individu mungkin merasa cenderung untuk
mengikuti arus tersebut.
4) Pengaruh selebriti dan pengaruh sosial
Banyak selebriti dan pengaruh media sosial memiliki pengikut yang besar dan
dapat memengaruhi opini dan sikap mereka. Ketika selebriti atau pengaruh
tersebut mengungkapkan pandangan atau sikap tertentu, pengikut mereka
cenderung terpengaruh olehnya.

Untuk mengatasi dampak negatif media sosial, langkah-langkah berikut dapat


diambil:

1) Pendidikan literasi media dan informasi


Meningkatkan literasi media dan informasi adalah langkah penting. Individu
harus diajarkan bagaimana mengevaluasi informasi, mengidentifikasi
disinformasi, dan memahami bagaimana algoritma media sosial bekerja.
2) Menghargai keragaman perspektif
Mendorong individu untuk mendengar dan mempertimbangkan perspektif yang
berbeda adalah kunci dalam memecah filter bubble. Diskusi yang terbuka dan
inklusif dapat membantu memperluas pandangan dan mempromosikan
pemikiran kritis.
3) Kritis terhadap sumber informasi
Selalu penting untuk memeriksa keaslian dan keandalan sumber informasi
sebelum menerima atau menyebarkan informasi. Verifikasi informasi sebelum
mempercayainya atau menyebarkannya.
4) Batasi waktu di media sosial
Menghabiskan terlalu banyak waktu di media sosial dapat meningkatkan
pengaruhnya. Mengatur batasan waktu yang sehat dan menghindari konsumsi
berlebihan dapat membantu mengurangi dampak negatif.
5) Pilih platform dengan bijak
Pilih platform media sosial yang mempromosikan diskusi yang sehat dan
memiliki kebijakan yang ketat terhadap disinformasi.
6) Berpartisipasi dalam literasi digital
Memahami bagaimana data pribadi Anda digunakan dan melindungi privasi
online adalah aspek penting dari literasi digital.
3. Bagaimana Anda dapat memverifikasi kebenaran informasi sebelum
membagikannya di media sosial? Berikan beberapa strategi konkret.

Jawab:

Memverifikasi kebenaran informasi sebelum membagikannya di media sosial adalah


langkah penting dalam memerangi penyebaran disinformasi dan hoaks. Berikut
beberapa strategi konkret yang dapat dilakukan dalam verifikasi informasi sebelum
membagikannya:

1) Periksa sumber informasi


a) Identifikasi sumber informasi asli. Pastikan informasi tersebut berasal dari
sumber yang terpercaya.
b) Verifikasi kredibilitas sumber, seperti mengidentifikasi apakah itu lembaga
berita terkemuka, pemerintah, atau lembaga riset yang diakui.
2) Cek berita di situs web berita terkemuka
a) Cari berita terkait di situs web berita yang dikenal dan tepercaya.
b) Periksa apakah berita tersebut dilaporkan oleh beberapa sumber berita
independen.
3) Perhatikan tanggal dan waktu
a) Pastikan Anda memeriksa tanggal publikasi informasi. Informasi yang
kadaluwarsa atau usang mungkin tidak relevan lagi atau tidak berlaku.
b) Perhatikan waktu publikasi, karena konteks waktu bisa sangat penting dalam
menginterpretasikan suatu peristiwa.
4) Periksa bukti dan fakta
a) Periksa apakah informasi tersebut didukung oleh bukti, data, atau sumber
lain yang dapat diverifikasi.
b) Verifikasi fakta dengan mencari referensi tambahan atau sumber yang
independen.
5) Periksa judul dan kutipan
Kadang-kadang judul atau kutipan yang diambil dari sebuah artikel dapat
menjalankan narasi yang tidak sesuai dengan konten sebenarnya. Baca seluruh
artikel untuk memahami konteksnya.
6) Waspadai foto dan gambar
a) Foto dan gambar bisa mudah dimanipulasi. Gunakan layanan reverse image
search seperti Google Images untuk mencari asal-usul gambar tersebut.
b) Pastikan Anda memeriksa keterangan yang menyertai gambar.
7) Konsultasikan dengan ahli
Jika Anda tidak yakin tentang kebenaran suatu informasi, konsultasikan dengan
ahli atau sumber yang memiliki pengetahuan dalam bidang yang relevan.
8) Gunakan situs fact-checking
Ada banyak situs fact-checking yang dapat membantu Anda memeriksa
kebenaran informasi, seperti Snopes, FactCheck.org, atau PolitiFact. Cari sumber
yang telah memeriksa informasi yang Anda temukan.
9) Jangan terburu-buru membagikan
Sebelum membagikan informasi, pertimbangkan untuk menahan diri beberapa
saat untuk melakukan verifikasi. Jangan terburu-buru menyebarkan informasi
yang belum diverifikasi.
10)Pelajari literasi media:
Tingkatkan literasi media dan informasi Anda, termasuk pemahaman tentang
berbagai taktik yang digunakan oleh penyebar disinformasi.

4. Apa yang dimaksud dengan "echo chamber" dalam konteks media sosial?
Bagaimana fenomena ini mempengaruhi cara orang mengonsumsi informasi dan
berinteraksi dengan orang lain di dunia maya?

Jawab:

"Echo chamber" dalam konteks media sosial merujuk pada situasi di mana individu
hanya terpapar pada pandangan, opini, atau informasi yang sejalan dengan
pandangan mereka sendiri, sementara mereka cenderung menghindari atau
memblokir pandangan yang berlawanan atau berbeda. Ini menciptakan lingkungan
di mana orang mendengar dan melihat hanya apa yang mereka setujui atau
percayai, menciptakan sebuah "ruang" di mana suara mereka sendiri dan
pandangan mereka sendiri terus diulang dan diperkuat oleh orang-orang di
sekitarnya.

Fenomena "echo chamber" mempengaruhi cara orang mengonsumsi informasi dan


berinteraksi di dunia maya dengan beberapa cara:

1) Penguatan pandangan
Orang cenderung mencari, berinteraksi dengan, dan mengonsumsi konten yang
mendukung pandangan dan keyakinan yang mereka miliki. Hal ini dapat
menguatkan keyakinan yang ada tanpa mempertimbangkan pandangan yang
berbeda.
2) Reduksi keragaman perspektif
Dalam "echo chamber," keragaman perspektif dan opini sering diabaikan atau
dihindari. Ini dapat menghambat kemampuan individu untuk memahami sudut
pandang yang berbeda dan menciptakan pemahaman yang lebih luas tentang
isu-isu kompleks.
3) Konfirmasi bias
Terperangkap dalam "echo chamber" dapat memperkuat konfirmasi bias, di
mana individu lebih cenderung mencari informasi yang mendukung pandangan
yang sudah ada dan mengabaikan informasi yang bertentangan.
4) Polarisasi dan polarisasi ekstrem
Fenomena "echo chamber" dapat memperkuat polarisasi sosial dan politik.
Orang yang terjebak dalam lingkungan yang hanya mengkonsumsi pandangan
yang sejalan dengan mereka dapat lebih cenderung mengadopsi sikap ekstrem
dan kurang toleran terhadap pandangan yang berbeda.
5) Dukungan sosial dan identitas
Meskipun ada sisi negatif, "echo chamber" juga dapat memberikan dukungan
sosial bagi individu yang memiliki pandangan yang serupa. Ini dapat
memperkuat identitas kelompok mereka dan meningkatkan rasa solidaritas.

5. Diskusikan peran media dalam menyebarkan disinformasi atau hoaks. Berikan


contoh kasus terkini dan jelaskan mengapa media memiliki tanggung jawab penting
dalam mengatasi masalah ini.

Jawab:

Media memiliki peran yang signifikan dalam menyebarkan disinformasi atau hoaks.
Disinformasi adalah informasi yang salah atau menyesatkan yang disebarkan
dengan sengaja atau tidak disengaja, sementara hoaks adalah cerita palsu yang
sering kali dibuat untuk menipu atau mempengaruhi orang.

Ada beberapa alasan mengapa media memiliki peran kunci dalam menyebarkan
disinformasi yaitu:

1) Peran media sebagai sumber informasi


Media sering dianggap sebagai sumber informasi yang tepercaya oleh banyak
orang. Oleh karena itu, ketika media menyebarkan informasi yang salah, banyak
individu yang dapat terpengaruh olehnya.
2) Reputasi dan otoritas
Media memiliki reputasi dan otoritas tertentu dalam menyediakan berita dan
informasi. Hal ini membuat banyak orang cenderung mempercayai apa yang
diberitakan oleh media yang dikenal.
3) Kecepatan penyebaran informasi
Media, terutama media sosial, memungkinkan informasi untuk menyebar
dengan cepat dan luas. Hal ini dapat menghasilkan penyebaran disinformasi
yang cepat dan efektif.
Contoh kasus terkini adalah penyebaran disinformasi terkait pandemi COVID-19.
Selama pandemi, banyak hoaks dan informasi palsu yang menyebar di media sosial
dan bahkan beberapa media berita. Contoh tersebut termasuk klaim bahwa vaksin
COVID-19 mengandung mikrocip pelacakan atau bahwa virus tersebut merupakan
konspirasi global. Dalam kasus ini, disinformasi dapat berdampak pada keputusan
kesehatan masyarakat, kebijakan pemerintah, dan perasaan ketakutan dan
ketidakpastian.

Media memiliki tanggung jawab penting dalam mengatasi masalah disinformasi


karena:

1) Peran utama sebagai gatekeeper


Media memiliki kendali terhadap apa yang mereka publikasikan. Mereka harus
menjalankan prinsip jurnalisme yang etis dan mengedepankan akurasi,
kebenaran, dan integritas informasi.
2) Pendidikan dan literasi media
Media memiliki potensi untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang
bagaimana memilah, mengidentifikasi, dan menghindari disinformasi. Mereka
dapat memainkan peran dalam meningkatkan literasi media di antara pembaca
dan pemirsa mereka.
3) Fakta-checking dan verifikasi
Media memiliki alat dan sumber daya untuk melakukan fakta-checking dan
verifikasi informasi sebelum mempublikasikannya. Mereka dapat menghindari
menyebarkan informasi yang tidak terverifikasi atau tidak dapat dipercaya.
4) Tanggung jawab sosial
Media memiliki tanggung jawab sosial untuk mendukung kepentingan
masyarakat dan demokrasi dengan menyediakan informasi yang benar,
seimbang, dan relevan.

6. Bagaimana etika berbagi informasi online berhubungan dengan literasi media? Apa
prinsip-prinsip yang harus diikuti dalam berbagi informasi di lingkungan digital?

Jawab:

Etika berbagi informasi online sangat erat hubungannya dengan literasi media,
karena literasi media mencakup pemahaman tentang bagaimana berbagi,
mengonsumsi, dan berinteraksi dengan informasi di lingkungan digital. Prinsip-
prinsip etika dalam berbagi informasi online sangat penting untuk menjaga
integritas, kebenaran, dan kualitas informasi yang beredar di dunia maya.
Berikut beberapa prinsip yang harus diikuti dalam berbagi informasi di lingkungan
digital:

1) Verifikasi informasi
Sebelum membagikan informasi, pastikan Anda telah memverifikasinya. Jangan
terburu-buru menyebarkan berita atau informasi yang belum Anda periksa
kebenarannya. Verifikasi sumber dan keabsahan informasi tersebut.
2) Transparansi
Jika Anda membagikan informasi atau berpendapat tentang suatu topik,
sebaiknya tunjukkan transparansi tentang pandangan atau kepentingan Anda.
Ini membantu orang lain memahami perspektif Anda.
3) Hindari menyebarkan disinformasi
Jangan sengaja atau tidak sengaja menyebarkan disinformasi, hoaks, atau berita
palsu. Ini dapat merusak reputasi Anda dan juga menyebabkan kerusakan sosial.
4) Berpikir sebelum klik
Sebelum mengklik tombol "bagikan" atau "retweet," pertimbangkan apakah
informasi tersebut memenuhi standar kebenaran, relevansi, dan kualitas.
Pertimbangkan apakah membagikan informasi tersebut akan memberikan
kontribusi positif.
5) Pahami dampak sosial
Berpikir tentang bagaimana informasi yang Anda bagikan dapat memengaruhi
orang lain. Pertimbangkan konsekuensi sosial, emosional, dan psikologis dari
informasi yang Anda sebarkan.
6) Hormati hak cipta dan privasi
Jangan membagikan konten yang melanggar hak cipta atau melanggar privasi
individu. Hormati hak dan kepentingan orang lain.
7) Hati-hati dengan konten sensitif
Berhati-hatilah dengan konten yang dapat menjadi kontroversial, meresahkan,
atau menyinggung. Pertimbangkan apakah ada cara yang lebih baik untuk
menyampaikan pesan tanpa merugikan orang lain.
8) Komentar dan interaksi yang hormat
Ketika berinteraksi dengan orang lain dalam lingkungan digital, lakukan dengan
hormat dan beretika. Hindari pelecehan, intimidasi, atau komentar kasar.
9) Edukasi dan literasi media
Tingkatkan literasi media Anda sendiri dan dorong orang lain untuk
melakukannya. Ini membantu Anda dan orang lain menjadi lebih bijaksana
dalam berbagi dan mengonsumsi informasi di dunia maya.
10)Kebenaran dan integritas:
Jadilah pembawa pesan yang berkomitmen pada kebenaran dan integritas
informasi. Berbagilah informasi yang dapat dipercaya dan akurat.
7. Jelaskan konsep "filter bubble" dan "algoritma personalisasi." Bagaimana algoritma
media sosial dapat mempengaruhi apa yang kita lihat di umpan berita kita dan apa
dampaknya?

Jawab:

"Filter bubble" adalah konsep yang mengacu pada situasi di mana individu secara
otomatis terjebak dalam "gelembung" informasi di media sosial di mana mereka
hanya terpapar pada pandangan, opini, dan informasi yang sejalan dengan
pandangan dan preferensi mereka sendiri. Gelembung ini diciptakan oleh algoritma
media sosial yang memilih dan menyajikan konten berdasarkan riwayat
penelusuran, klik, suka, dan interaksi sebelumnya. Dengan kata lain, "filter bubble"
menyebabkan individu hanya melihat konten yang mereka setujui atau sukai,
sementara konten yang berbeda atau berlawanan sering kali dihindari atau dihapus
dari umpan berita mereka.

"Algoritma personalisasi" adalah teknik yang digunakan oleh platform media sosial
untuk menyaring dan menampilkan konten yang paling relevan bagi pengguna
berdasarkan perilaku mereka di platform tersebut. Algoritma ini memperhitungkan
preferensi, sejarah penelusuran, perilaku interaksi, dan demografis pengguna.
Dengan menggunakan algoritma personalisasi, platform media sosial mencoba
untuk memberikan pengalaman yang lebih menarik dan relevan bagi setiap
pengguna, dengan harapan pengguna akan lebih lama berinteraksi dengan platform
tersebut.

Dampak algoritma personalisasi dan "filter bubble" adalah sebagai berikut:

1) Penurunan keragaman informasi


Ketika individu hanya terpapar pada pandangan yang sesuai dengan mereka,
mereka mungkin kehilangan keragaman perspektif. Ini dapat menghambat
kemampuan mereka untuk memahami sudut pandang yang berbeda.
2) Polaritas pandangan
"Filter bubble" dapat memperkuat polarisasi sosial dan politik, karena orang
cenderung terjebak dalam lingkungan yang hanya memperkuat pandangan yang
sudah ada.
3) Peningkatan konfirmasi bias
Algoritma personalisasi dapat memperkuat konfirmasi bias, karena individu
cenderung mencari dan mengonsumsi konten yang memvalidasi pandangan
mereka.
4) Pengaruh selebriti dan pengaruh sosial
Algoritma personalisasi memungkinkan pengaruh selebriti dan pengaruh media
sosial untuk memiliki dampak yang lebih besar, karena mereka memiliki
pengikut yang besar dan sering kali konten mereka disorot.
5) Potensi penyebaran disinformasi
Algoritma yang memprioritaskan konten berdasarkan interaksi sebelumnya
dapat memungkinkan penyebaran disinformasi yang cepat jika konten yang
salah atau menyesatkan mendapat reaksi positif.

8. Bagaimana Anda bisa mengidentifikasi sumber informasi yang kredibel di era


digital? Apa pertimbangan yang perlu Anda lakukan ketika menilai keberitaan dari
sumber online?

Jawab:

Mengidentifikasi sumber informasi yang kredibel di era digital sangat penting untuk
memastikan Anda hanya menerima informasi yang benar dan tepercaya.

Berikut beberapa pertimbangan yang perlu Anda lakukan ketika menilai keberitaan
dari sumber online:

1) Periksa kredibilitas sumber


Identifikasi sumber informasi tersebut. Apakah itu lembaga berita terkemuka,
pemerintah, atau lembaga riset yang diakui? Pastikan Anda mengenalnya.
2) Tinjau rekam jejak sumber
Cek sejarah dan reputasi sumber. Apakah mereka memiliki rekam jejak yang
kuat dalam menyediakan informasi yang akurat dan andal?
3) Verifikasi informasi
Periksa apakah informasi yang disajikan didukung oleh bukti, data, atau sumber
lain yang dapat diverifikasi.
4) Perhatikan bias
Pertimbangkan apakah sumber memiliki kecenderungan atau bias tertentu
dalam melaporkan berita. Cobalah untuk mencari sumber yang berusaha untuk
bersikap seimbang dan objektif.
5) Lihat apakah informasi bersumber dari berita utama
Periksa apakah informasi telah dilaporkan oleh sumber berita utama yang
terkemuka. Berita utama memiliki standar jurnalisme yang ketat.
6) Hindari situs web berita palsu
Hati-hati dengan situs web berita palsu atau situs yang memiliki reputasi buruk.
Verifikasi sumber sebelum mempercayai atau menyebarkan informasi dari situs
tersebut.
7) Pertimbangkan variasi sumber
Jangan hanya mengandalkan satu sumber informasi. Cobalah untuk
mendapatkan berita dari beberapa sumber yang berbeda untuk mendapatkan
perspektif yang lebih luas.
8) Periksa tanggal publikasi
Pastikan Anda memeriksa tanggal publikasi informasi. Informasi yang
kadaluwarsa mungkin tidak relevan lagi.
9) Hindari klaim yang terlalu fantastis
Jika informasi terdengar terlalu fantastis atau tidak masuk akal, pertimbangkan
dengan hati-hati. Hoaks sering kali berisi klaim yang luar biasa.
10)Tinjau komentar dan kritik
Baca komentar dan ulasan dari orang lain untuk mendapatkan wawasan tentang
kredibilitas sumber. Namun, jangan hanya mengandalkan komentar semata-
mata karena mereka juga dapat dipengaruhi oleh bias dan opini.
11)Gunakan situs web fact-checking
Manfaatkan sumber-sumber fact-checking yang dapat membantu Anda
memverifikasi informasi yang meragukan.
12)Pertimbangkan akun media sosial
Akun media sosial individu dan organisasi dapat menjadi sumber informasi,
tetapi pastikan Anda memverifikasi keaslian akun tersebut sebelum
mempercayainya.

9. Mengapa literasi media dan informasi penting dalam mengembangkan keterampilan


kritis? Bagaimana literasi media dapat membantu Anda menjadi konsumen
informasi yang cerdas dan aktif?

Jawab:

Literasi media dan informasi penting dalam mengembangkan keterampilan kritis


karena membantu individu untuk:

1) Menganalisis informasi
Literasi media memungkinkan individu untuk memahami cara informasi
diproduksi, diedit, dan disajikan. Ini membantu mereka mengidentifikasi potensi
bias, manipulasi, atau kepentingan yang mungkin memengaruhi informasi
tersebut.
2) Mengevaluasi keandalan sumber
Literasi media membantu individu untuk membedakan sumber-sumber
informasi yang kredibel dan dapat dipercaya dari yang tidak kredibel. Mereka
dapat mengidentifikasi sumber-sumber yang memiliki reputasi baik dan standar
jurnalisme yang kuat.
3) Memahami konteks informasi
Literasi media membantu individu memahami konteks sosial, politik, dan
budaya di sekitar informasi. Ini memungkinkan mereka untuk
menginterpretasikan informasi dengan lebih baik dan menghindari pemahaman
yang sempit.
4) Mengidentifikasi disinformasi
Literasi media membantu individu mengenali tanda-tanda disinformasi, hoaks,
atau berita palsu. Mereka dapat mengembangkan pemahaman tentang strategi
yang digunakan oleh penyebar disinformasi.
5) Berpikir kritis
Literasi media melibatkan keterampilan berpikir kritis seperti analisis, evaluasi,
perbandingan, dan sintesis. Ini membantu individu mempertimbangkan
berbagai sudut pandang dan perspektif sebelum membuat keputusan atau
mengekspresikan pendapat.
6) Membangun ketahanan terhadap disinformasi
Dengan pemahaman yang kuat tentang literasi media, individu dapat menjadi
lebih resisten terhadap penyebaran disinformasi dan lebih mampu melindungi
diri dari informasi yang salah.
7) Berpartisipasi dalam demokrasi
Literasi media adalah landasan bagi partisipasi aktif dalam proses demokratis.
Dengan pemahaman yang baik tentang media dan informasi, individu dapat
memberikan kontribusi pada isu-isu sosial dan politik, memahami implikasi
kebijakan, dan berpartisipasi dalam pemilihan.

10. Apa langkah-langkah yang dapat diambil oleh pemerintah, institusi pendidikan, dan
masyarakat secara keseluruhan untuk meningkatkan literasi media dan informasi di
masyarakat?

Jawab:

Meningkatkan literasi media dan informasi di masyarakat adalah tugas bersama


yang dapat melibatkan pemerintah, institusi pendidikan, dan masyarakat secara
keseluruhan.
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil oleh setiap kelompok untuk
mencapai tujuan ini:

1) Pemerintah
a) Memasukkan literasi media dan informasi ke dalam kurikulum pendidikan.
Pendidikan formal merupakan platform penting untuk meningkatkan literasi
media.
b) Mendukung program pendidikan media dan literasi yang ditujukan kepada
guru dan siswa.
c) Memantau dan mengatur media sosial dan platform online untuk
memastikan informasi yang disajikan adalah akurat dan legal.
d) Melakukan kampanye penyuluhan dan kampanye publik tentang pentingnya
literasi media.
2) Institusi Pendidikan
a) Mengintegrasikan literasi media dan informasi ke dalam kurikulum pada
tingkat sekolah dasar, menengah, dan perguruan tinggi.
b) Melatih guru dan dosen dalam keterampilan literasi media sehingga mereka
dapat memberikan pengajaran yang efektif.
c) Mengembangkan program ekstrakurikuler yang mendorong siswa untuk
menjadi kritis dan aktif dalam mengonsumsi media.
3) Masyarakat
a) Berpartisipasi dalam pelatihan literasi media dan informasi yang tersedia di
komunitas mereka.
b) Mendorong anak-anak dan remaja untuk berbicara terbuka tentang
pengalaman mereka di media sosial dan internet.
c) Berdiskusi dengan keluarga dan teman-teman tentang berita dan informasi
yang mereka temui, dan mempertanyakan apa yang mereka baca dan dengar.
4) Industri Media
a) Menyediakan berita yang akurat dan berimbang, serta mengikuti standar
jurnalisme yang ketat.
b) Transparan tentang praktik mereka dalam mengumpulkan dan melaporkan
berita.
c) Melakukan kampanye literasi media dan informasi sebagai tanggung jawab
sosial perusahaan.
5) Organisasi Masyarakat Sipil
a) Mengadakan pelatihan literasi media dan informasi untuk komunitas
mereka.
b) Memantau penyebaran disinformasi dan bekerja sama dengan media untuk
mengoreksi informasi palsu.
c) Mendorong transparansi dan akuntabilitas dalam praktik media.

Anda mungkin juga menyukai