Anda di halaman 1dari 8

TEMPLATE CONCEPT NOTE

DEBAT TEMATIK
MATA KULIAH ADABUL BAHST WA MUNADHARAH

TEMA : LUNTURNYA ETIKA KOMUNIKASI DI DUNIA MEDSOS ( RAMAH DINYATA, BAR


BAR DIMAYA

Berisi tema pemabahasan yang akan dikupas dalam debat. Tema mengacu pada topic-
topik yang telah disepakati dalam kelas
PENGANTAR
Pembahas (kelompok) memberikan pengantar tema secara singkat yang disampaikan oleh
moderator sebelum sesi debat dimulai. Pengantar berisi uraian permasalahan, data dan
fakta yang menjadi isu sentral dalam debat, diantara isinya meliputi latar belakang
problem, pilihan persoalan yang dipertanyakan dalam debat. Pengantar ini disiapkan
dalam bentuk tulisan paling banyak 2 halaman. Moderator bisa membacakannya atau
memberikan file kepada audien. Namun moderator harus tetap memberikan pengantar
debat.

LUNTURNYA ETIKA KOMUNIKASI DI DUNIA MEDSOS ( RAMAH DINYATA, BAR


BAR DIMAYA

Masyarakat kini memiliki banyak akses untuk berkomunikasi, salah satunya ialah
memanfaatkan media sosial. Hampir seluruh komponen masyarakat kini memiliki akun
media sosial. Namun lambat laun, proses komunikasi di media sosial justru masuk dalam
katagori antikomunikasi. Hal ini terungkap dari media sosial yang dimanfaatkan sebagai
tempat mencurahkan emosi seperti amarah, caci maki, penghinaan hingga cyber bullying.
Media sosial tidak hanya ramai dengan pembahasan politik dan sosial, namun pengguna
media sosial juga ramai membeberkan masalah pribadi. Penyampaian pesan, diskusi, dan
silang pendapat tentang isu-isu politik di media sosial tersebut telah sedemikian rupa
mengabaikan hal-hal yang fundamental dalam komunikasi: penghormatan kepada orang
lain, empati kepada lawan bicara, dan antisipasi atas dampak-dampak ujaran atau
pernyataan. Praktik komunikasi di ruang publik semestinya mensyaratkan kemampuan
pengendalian diri, kedewasaan dalam bersikap, serta tanggung jawab atas setiap ucapan
yang hendak atau sedang disampaikan. Namun yang terjadi di media sosial ini adalah
tren yang sebaliknya. Begitu mudah orang menumpahkan amarah atau opini negatif
tanpa memikirkan perasaan orang lain. Begitu mudah orang memojokkan dan
menghakimi orang lain, tanpa berpikir pentingnya memastikan kebenaran informasi atau
analisis tentang orang tersebut. Dan, begitu sering orang terlambat menyadari bahwa apa
yang diungkapkannya di media sosial telah tersebar ke manamana, menimbulkan
kegaduhan publik dan merugikan pihak tertentu (Sudibyo, Kompas, 18/10/2016).
Menyikapi berbagai fenomena terkait etika komunikasi yang terjadi di media social ini,
tentu membuat banyak pihak beranggapan bahwa dampak negatif dari teknologi telah
mendominasi, yang menyebabkan lunturnya norma-norma kesantunan dalam
berkomunikasi, sehingga memberikan pengaruh buruk bagi masyarakat, khususnya
generasi muda

Tidak dipungkiri tren yang berkembang dalam proses komunikasi di media sosial,
terlihat dari begitu mudah menumpahkan emosi. Hal ini mengartikan bahwa telah terjadi
krisis etika berkomunikasi melalui media sosial. Kondisi ini menujukan masyarakat
belum mampu mennggunakan media sosial secara bijak, bahkan belum mampu
memahami konten apa yang harus dibagikan, mulai dari konten yang bisa diakses publik
atau pribadi hingga teman terdekat. Nah konten yang keliru dengan cepat dibagikan oleh
masyarakat yang pada akhirnya merugikan pengguna media sosial itu sendiri, baik secara
hukum maupun secara moral oleh pengguna media sosial yang lain. Seperti dikatakan
Baihaki (2016) bahwa bangsa Indonesia saat ini berada dalam kelimpahruahan informasi,
tetapi kualitas literasinya atau melek media, terutama media sosial masih rendah.
Makanya, tidak heran jika berita bohong atau hoax begitu mudah tersebar, serta caci
maki di media sosial alias cyber bullying marak, bahkan media sosial seperti Facebook,
Instagram hingga Twitter dapat dimanfaatkan untuk membangun pencitraan dan
narsisme.

Memilih kata dalam berkomunikasi juga perlu diperhatikan agar kalimat tersebut
selaras dengan tujuan untuk mendapatkan kata yang paling tepat dan sanggup
mengungkapkan konsep yang dimaksudkan oleh pembicara ataupun penulis. Akibat
kesalahan dalam memilih kata, informasi yang ingin disampaikan pembicara bisa kurang
efektif, bahkan bisa tidak jelas. Komunikasi yang digunakan dalam media sosial, juga
tidak selalu memakai bahasa yang baku, atau bahasa yang sesuai dengan ejaan yang
disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia. Diduga hal ini juga yang menyebabkan
banyaknya pengguna media sosial ini mengabaikan aspek nilai, norma dan etika
berkomunikasi. Penting dipahami bahwa etika komunikasi tidak hanya berkaitan dengan
tutur kata yang baik tetapi juga berangkat dari niat yang tulus yang diekspresikan dari
ketenangan, kesabaran dan empati kita dalam berkomunikasi (Corry, 2009). Sehingga
bentuk komunikasi demikian akan menciptakan suatu komunikasi dua arah yang
mencirikan penghargaan, perhatian dan dukungan timbal balik antara pihakpihak yang
berkomunikasi.

SESI 1
Setelah menyampaikan pengantar, moderator menyampaikan pertanyaan kepada NARA
SUMBER 1.
LILLA : Social Media sangat menarik berbagai kalangan masyarakat Indonesia. Sesuai
karakter penduduk Indonesia yang socialable, maka netizen paling banyak adalah
pengguna aplikasi media sosial. Dari anak-anak hingga orang dewasa
menggunakan media sosial untuk berbagai macam kegiatan, dari hanya untuk
hiburan semata sampai untuk hal-hal yang produktif. Di balik segi positif dari
pemanfaatan media sosial tersebut, ternyata terdapat segi negatif. Segi negatif itu
dapat dilihat dari pengabaian etika dalam penggunaan medsos dan lemahnya
kontrol dari pihak berwenang menjadikan medos dimanfaatkan beberapa orang
yang tidak bertanggung-jawab. Sebagai contoh kecil misalnya pengguna turut
menyebarkan hoax, pengguna memakai kata-kata yang tidak sopan, memaki,
menghujat, memfitnah dan sebagainya. Motifnya bisa bermacam-macam, dari
sekedar iseng, main-main, usil, bahkan sengaja membunuh citra baik orang lain
yang dipalsu dan disalah gunakan namanya tersebut. Lantas menurut anda
apakah dapat dibenarkan bahwa interaksi dengan netizen ber dampak pada
lunturnya etika komunikasi dalam media sosial? Mohon berikan penjelasan dan
jawaban serta alasan yang logis...

Nara sumber 1 menjawab tuntas permasalahan yang diajukan moderator


MITHA : Jawabannya Iya bahwasannya berinteraksi dengan netizen bisa berdampak pada
lunturnya etika komunikasi dalam media sosial. Kita sebagai penikmat media
sosial juga pasti tidak asing lagi dengan kata settingan atau konten. Di mana
konten ini sarat dengan adegan rekaan yang sengaja dibuat oleh kreator. Nah
content tersebut juga kerap mengundang perhatian netizen karena
keabnormalan yang kerap dijumpai pada adegan yang disajikan sehingga tidak
heran juga jika sebuah konten turut Mengundang kontroversial di kalangan
penikmatnya. Hal ini dibuktikan dengan ramainya tanggapan publik tentang
konten kontroversial tersebut. Semakin kontroversial sebuah content semakin
tinggi pula popularitas yang didapat. Namun yang menjadi permasalahan disini
adalah Tak jarang komentar komentar netizen yang dilontarkan mengandung
makna yang negatif. Dan tak sedikit juga dari mereka si pembuat konten yang
terkena pasal undang-undang sebab cuitan kontennya yang menuai
kontroversi. Bahkan netizen Indonesia kemarin disebut sebagai netizen yang
paling tidak sopan se-asia Tenggara
Perilaku yang tidak mengindahkan etika sopan dan santun juga sesuai dengan
keadaan saat ini dimana etika dan sopan santun di dunia nyata juga kerap
menjadi persoalan tersendiri. Perbedaannya terletak pada komunikasi yang
terjadi. Di ranah sosial komunikasi bersifat intermediated communication, atau
komunikasi yang menggunakan media. Sementara di dunia nyata berbeda yakni
komunikasinya bersifat Face to Face atau bertatap muka. Di dunia nyata
komunikasi kita masih bisa terkontrol sopan santunnya, sementara di dunia
maya batasan kesopanan itu nyaris hilang.
Dalam komunikasi di media sosial tidak bisa ditemukan atau dilihat ekspresi
wajahnya, sehingga Pesan yang disampaikan sulit diidentifikasi Apakah
seseorang tersebut menyampaikan pesan dengan keadaan santai atau marah,
Oleh sebab itu tak heran juga jika sering terjadi konflik dan kata-kata tidak
sopan yang ditemukan di media sosial.
Moderator menanggapi jawaban nara sumber 1 dengan mempertanyakan ulang hal-hal
atau fakta dan data yang belum jelas atau butuh penegasan.
LILLA : Baik sekali jawabannya mbak mitha seperti yang sedang marak saat ini ya
kasus bermedia social tentang Israel dan palestina. Berdasarkan Dalam
laporan berjudul Digital 2021: The Latest Insights Into The State of Digital itu,
disebutkan bahwa dari total 274,9 juta penduduk di Indonesia, 170 juta di
antaranya telah menggunakan media sosial. Dengan demikian, angka
penetrasinya sekitar 61,8 persen. Sedangkan pengguna aktif media sosial di
Indonesia tersebut tumbuh sebesar 10 juta atau sekitar 6,3 persen
dibandingkan bulan Januari 2020. Dalam periode yang sama, pengguna
internet di Indonesia tumbuh 27 juta atau 15,5 persen menjadi 202,6 juta.
Generasi milenial yang umum disebut generasi Y serta generasi Z mendominasi
penggunaan media sosiall di Indonesia yang paling banyak berasal dari
kalangan muda dengan rentang usia 25-34 tahun.
Seperti yang tertera pada jawabannya mbak mitha tadi jika perilaku lunturnya
etika komunikasi itu tidak hanya terjadi di dunia medsos tetapi di dunia nyata
hanya saja beda dalam letak komunikasinya.
Nah pertanyaan saya adalah saat ini banyak terjadi permasalahan di dunia
nyata yang dibawa bawa kedalam dunia persosmedan , begitupun sebaliknya
karena permasalahan di dunia permedsosan jadi berdampak buruk kepada
dunia nyata. Lalu bukankah permaslaahan komunikasi di dunia nyata dan
medsos akan tetap sama lalu apa yang membuat permasalahan di kedua
tempat itu berbeda? dan bagaimana cara kita agar meminimalisir hal tersebut.
Nara sumber 1
Menanggapi moderator
MITHA : Memang betul sekali jika adanya konflik tsb membuat dampak pengaruh di
keduanya baik nyata dan maya, nah disini saya mengidentifikasi ada beberapa
hal yang menimbulkan kesalahpahaman dalam komunitas virtual. Menurut saya
Pertama, perbedaan dalam intepretasi teks. Kesalahpahaman biasanya muncul
akibat perbedaan interpretasi terhadap teks yang dikirim oleh salah seorang
anggota komunitas virtual. Perbedaan dalam menginterpretasi pesan terkadang
menimbulkan perdebatan antara keduanya, sehingga sering kali berujung pada
konflik sosial. Menurut seorang penulis Soekanto (1992) menyebut konflik
antarindividu yang disebabkan oleh perbedaan pandangan dengan istilah
pertentangan pribadi. Di samping itu, terkadang komunikasi menggunakan teks
yang berlangsung dalam komunitas virtual tidak sesuai dengan ejaan yang
disempurnakan (EYD). Jadi Seseorang lebih bebas untuk menuliskan pesan
singkatnya sesuai kemauannya sendiri, seperti menulis singkatan dan
sebagainya. Keleluasaan memberi singkatan tersebut terkadang menimbulkan
interpretasi yang berakhir dengan perang argumen antaranggota dalam
komunitas virtual. Kedua, kesalahan penggunaan simbol. Komunikasi dalam
komunitas virtual mempunyai kelemahan tersendiri, seperti tidak bisa melihat
raut wajah lawan bicaranya. Inovasi media sosial adalah menyediakan aplikasi
simbol (emotion) yang mewakili ekspresi wajah dan perilaku seseorang dalam
ruang nyata. Seseorang akan memaknai simbol tersebut sebagai representasi
lawan bicaranya. Kesalahpahaman antaranggota komunitas virtual salah
satunya disebabkan oleh kesalahan penggunaan simbol-simbol tersebut. Simbol
yang dikirimkan terkadang membuat anggota lainnya tersinggung dan
tersudutkan meskipun terkadang pesan yang memuat simbol tersebut ditarik
atau dihapus oleh si pengirim. Namun, ini tidak dapat mengubah efek
ketersinggungan anggota terhadap simbol awal yang dikirimkan. Melihat
fenomena tersebut, peneliti menganggap sebagai prinsip dasar komunikasi yang
bersifat irreversible. Menurut salah satu penulis Mulyana (2007), irreversible
diartikan bahwa dalam komunikasi sekali pesan dikirimkan maka si pengirim
tidak dapat mengendalikan pengaruhnya, apalagi menghilangkan efek pesan
tersebut. Pesan yang awal dikirim akan langsung diterima dan dimaknai oleh si
penerima. Namun, saya mempunyai asumsi lain terhadap konflik kesalahan
menggunakan simbol tersebut. saya mengidentifikasi ada variabel lain yang
mendorong konflik terhadap kesalahan simbol ini. Variabel itu adalah kondisi
psikologis penerima simbol yang sedang tidak stabil sehingga cenderung mudah
tersinggung, dan memunculkan ujaran kebencian. Konflik dalam komunitas
virtual yang salah satunya disebabkan oleh kondisi psikologis yang tidak stabil
akan dijelaskan dalam pembahasan berikutnya. Dengan demikian, simbol atau
lebih tepatnya emoticon mungkin menciptakan kesalahpahaman, tapi kondisi
psikologis si penerima juga harus diperhatikan. Maka dari itu kita harus tahu
beberapa cara berikut ini, kita bisa menggunakan media sosial secara bijak dan
bertanggung jawab:

1. .Jangan Asal Posting Konten

Sadari betul bahwa akun medsos kita bisa dilihat secara publik, termasuk
semua postingan di dalamnya. Oleh karena itu, kita harus lebih bijak dalam
memilih konten-konten sebelum diunggah di media sosial. Meski pun platform
media sosial saat ini punya fitur privasi yang bisa kamu atur, namun tak ada
salahnya menggunakan media sosial dengan lebih baik dan bermanfaat sehingga
tidak menyinggung pihak lain.

2. Tak Perlu Detail Mencantumkan Informasi

Di era digital yang semakin canggih, semakin canggih pula kejahatan siber.
Dalam akun media sosial, jangan pernah mencantumkan informasi pribadi yang
detailkarena kita tidak pernah tahu ancaman-ancaman apa yang sedang
mengintai. Protect your privacy!

3. Jaga Etika

Media sosial memang memberikan kebebasan bagi para penggunanya, tetapi


bukan berarti bebas pula dalam beretika. Jaga selalu etika, sopan santun, dan
selalu bersikap respect kepada teman atau orang-orang yang terkoneksi di akun
media sosial kita. Hindari penggunaan kata-kata kasar atau yang mengandung
unsur SARA. Hormatilah orang lain sebagaimana kita ingin dihormati.

4. Selalu Waspada dan Jangan Langsung Percaya

Akan selalu ada limpahan informasi atau orang-orang tak bertanggung jawab
yang wara-wiri di media sosial. Kalau sudah begini, kamu harus mawas diri
dalam menyaring informasi-informasi yang tersebar. Waspadai pula pengguna-
pengguna tak dikenal yang tiba-tiba mengirim pesan tanpa maksud dan tujuan
yang jelas untuk mencegah terjadinya penipuan atau hal-hal lain yang tak
diinginkan.

5. Filter Akun-akun yang Diikuti

Seiring perkembangannya, media sosial ternyata sangat berpengaruh terhadap


kesehatan mental. Kita acapkali ‘silau’ dengan kehidupan orang lain yang kita
lihat di medsos, dan membandingkannya dengan kehidupan kita. Padahal,
semua yang tampil di medsos hanyalah kulit luar yang tidak kita ketahui isi
sebenarnya. Mengatasi hal itu, ikutilah akun-akun bermanfaat, menghibur, atau
kredibel yang justru bisa menambah wawasanmu. Jauhi akun-akun yang
sekiranya toxic dan tidak memiliki kegunaan apapun.

JADI DAPAT SAYA GARIS BAWAHI bahwa ketika kita tidak bisa bijak dan
bersikap dengan baik maka akan otomatis dapat merusak citra beretika
komunikasi dalam bersosial media dan tentunya juga akan berdampak besar
bagi dunia nyata.

Moderator
Memberikan pertanyaan yang sama kepada Narasumber kedua, atau mengajukan
pertanyaan yang berbeda
LILLA : Baik, Lalu bagaimana pendapat saudara tentang hal yang telah di sampaikan
tersebut ?
Nara sumber 2
Menanaggapi pertanyaan moderator atau merespon jawaban nara sumber 1
HAFIDL : Terimakasih kepada moderator atas pertanyaannya, menurut saya Interaksi
dengan netizen bukan berarti selalu berdampak pada lunturnya etika
komunikasi dalam media social tetapi media sosial juga mempunyai sisi positif.
Nah sebelumnya kita sendiri harus mengetahui apa itu arti dari netizen
sendiri , mungkin teman teman sudah tidak asing dalam mendengar kata
tersebut. Jadi Netizen sendiri gabungan dari kata Internet dan citizen
(warga,penduduk), Netizen adalah pengguna Internet, atau juga disebut-sebut
sebagai penghuni yang aktif terlibat di komunitas online di Internet. Netizen
sendiri juga manusia. Mereka berkomunikasi, mencari dan berbagi hiburan
dan Informasi apapun, dan berbagai macam aktiftas lainnya yang juga ada di
dunia nyata. Bebasnya dunia maya juga memberi keleluasaan bagi penduduk
di dalamnya untuk menyuarakan pendapat dan idenya. Dengan adanya
teknologi saat ini kita bisa dengan mudah bertemu serta berinteraksi dengan
teman lama yang sudah terpisahkan jarak. Selain itu, kita juga bisa mengikuti
perkembangan kehidupan keluarga dan teman-teman kita. Beberapa sisi positif
lain dari penggunaan media sosial adalah sebagai berikut.
1. Media Berdakwah
Saya pernah mendengar salah satu seminar yang diadakan oleh pondok
pesantren yang cukup terkenal atau yang kita bisa sebut ponpes GONTOR
disitu Ustadz Taufiq Affandi selaku Koordinator Gontor TV, beliau
menyampaikan “Dakwah itu harus ikhlas, istiqomah, taqwa dan optimis. Kalau
kita dakwah dari hati pasti akan sampai ke hati juga”. Perkataan beliupun
semakin menambah para peserta untuk untuk tetap semangat dalam
mendakwahkan syariat islam. Jadi dalam bersosial media kita juga bisa
menyebarkan dakwah dengan lebih mudah dan efisien. Karena pada dasarnya
dakwah adalah tugas setiap umat muslim di seluruh penjuru dunia. Zaman
yang serba modern saat ini bukanlah alasan untuk untuk tidak
menyampaikan, walau satu ayat. Media sosial bukan sekedar hiburan, akan
tetapi media sosial adalah alat untuk kita meningkatkan tali slaturahim dengan
cara dakwah masa kini.
2. Akses informasi mudah
Internet membuat kita bisa mengakses informasi kapan pun dan dari mana
pun. Kita tak perlu lagi menunggu koran datang atau mencari program berita
di televisi. Apabila hendak mencari informasi terbaru tentang kemacetan, kita
bisa melihat Twitter. Update terbaru tentang topik apapun juga pasti ada di
portal berita daring. Hal ini sangat menguntungkan karena kita bisa terus
mendapatkan informasi terbaru dengan mudah.
3. Menjalin silaturahmi
Hubungan dengan keluarga, teman, atau siapa pun bisa dikuatkan melalui
media sosial. Jika ada teman yang berulang tahun atau menjuarai lomba
tertentu, kita bisa menyelamati melalui media sosial. Ketika mereka mengalami
peristiwa-peristiwa penting lain dalam hidup, kita pun bisa memberikan
dukungan dengan mengetikkan komentar atau sekadar like unggahan tersebut.
Gestur kecil semacam ini menunjukkan bahwa kita peduli pada teman tersebut
sehingga persahabatan dapat terus terjalin.
4. Mengasah skill enterpreneurship
Sudah bukan rahasia bahwa di zaman sekarang semua orang bisa menjadi
wirausahawan. Semisal kita memiliki hobi memasak atau membuat benda
tertentu, produk itu bisa dipasarkan menggunakan media sosial. Untuk
mahasiswa dan generasi muda, adanya media sosial sangat membantu proses
menjadi pebisnis kecil-kecilan. Kita bisa memulai bisnis dengan membuka
akun instagram, memasang iklan di facebook, dan menggunakan jasa paid
promote untuk promosi.
Itulah empat sisi positif menggunakan media social menurut saya , jadi
interaksi penguna sosmed dengan netizen tidak melulu berdampak buruk pada
etika.
Moderator
Menanyakan, mongkonfirmasi atau mengkroscek data dan fakta yang disampaikan
LILLA : Oke baik terima kasih jawabannya... Jadi mungkin bisa dikatakan bahwa
berinteraksi dengan netizen tidak selalu menjadi dampak dari lunturnya etika
komunikasi dimedia sosial disebabkan karena arti dari netizen sendiri yaitu
pengguna Internet, atau juga disebut sebagai penghuni yang aktif terlibat di
komunitas online di Internet. Dan tadi yang dikatakan oleh mas hafidel bahwa
Media sosial bukan sekedar hiburan, akan tetapi media sosial adalah alat untuk
kita meningkatkan tali slaturahim lalu bagaimana dengan kondisi saat ini yang
dimana banyak sekali netizn yang dengan mudahnya membuat konten tiktok
tentang menjelek jelekan Palestine namun Ketika disidak oleh salah satu
relawan atau yang bisa kita kenal ustadz taqy malik , para netizen tersebut
langsung tersungkur diam dan langsung meminta maaf. Dan apakah dengan hal
tersebut bukannya malah membuat dampak yang sangat buruk bagi
bermasyarakat terutama dalam hubungan silaturahim?

Nara sumber 2
Menjawab, menanggapi pertanyaan moderator
HAFIDL : betul sekali memang banyak yang menyalahgunakan sosmed dengan alih ingin
menjadi terkenal. Banyak orang merasa senang menjadi pusat perhatian.
Namun, jika cara mendapatkan perhatian itu didramatisasi hingga tak lazim dan
mengganggu orang lain, hal tersebut dapat menunjukkan gangguan kepribadian
yang disebut histrionik. Histrionik merupakan tipe gangguan kepribadian yang
senang sekali mendapat perhatian dari banyak orang dan tidak mudah malu.
Semakin banyak atensi yang ia dapat maka semakin tinggi euforia yang ia
rasakan.[2] John M. Grohol dalam tulisannya “Histrionic Personality Disorder”
mengatakan bahwa kepribadian histrionik umumnya ditandai dengan pola
perilaku mencari perhatian terus-menerus dalam waktu lama, layaknya anak
kecil yang menginginkan pengakuan. Mereka juga menunjukkan emosi berlebih
terhadap hal-hal yang dianggapnya menganggu serta cenderung hipersensitif
dan memiliki citra diri rendah. alangkah baiknya di era media sosial saat ini kita
harus mengetahui bagaimana beretika dalam menggunakan jejaring media
sosial. Agar aman dan nyaman sehingga tidak merugikan orang lain, simak
beberapa tips yang menurut saya harus kita terapkan dalam menggunakan
akun medsos :
1. Etika Dalam Berkomunikasi.
Dalam melakukan komunikasi antar sesama pada situs jejaring sosial, biasanya
kita melupakan etika dalam berkomunikasi. Sangat banyak kita temukan kata-
kata kasar yang muncul dalam percakapan antar sesama di jejaring sosial, baik
itu secara sengaja ataupun tidak sengaja. Sebaiknya dalam melakukan
komunikasi kita menggunakan kata-kata yang layak dan sopan pada akun-akun
jejaring sosial yang kita miliki. Pergunakan bahasa yang tepat dengan siapa kita
berinteraksi.

2. Hindari Penyebaran SARA, Pornografi dan Aksi Kekerasan.


Ada baiknya anda tidak menyebarkan informasi yang berhubungan dengan
SARA (Suku, Agama dan Ras) dan pornografi di jejaring sosial. Sebarkanlah hal-
hal yang berguna yang tidak menyebabkan konflik antar sesama pada situs
jejaring tersebut. Hindari mengupload foto – foto kekerasan seperti Foto korban
kekerasan, korban kecelakaan lalu lintas maupun fhoto kekerasan lainnya.

3. Periksa Kebenaran Berita


Berita yang menjelekkan orang lain sangat sering kita jumpai di jejaring sosial.
Hal tersebut kadang bertujuan untuk menjatuhkan nama pesaing dengan berita-
berita yang direkayasa. Oleh karena itu pengguna jejaring sosial dituntut untuk
cerdas dalam menangkap sebuah informasi, bila ingin ikut menyebarkan
informasi tersebut, ada baiknya kita melakukan kroscek akan kebenaran
informasi terlebih dahulu.

4. Menghargai Hasil Karya Orang Lain


Saat menyebarkan informasi baik itu berupa tulisan, foto atau video milik orang
lain, ada baiknya kita mencantumkan sumber informasi sebagai bentuk
penghargaan untuk hasil karya seseorang.

5. Jangan Terlalu Mengumbar Informasi Pribadi Anda


Dalam menggunakan jejaring sosial ada baiknya kita sebagai pengguna harus
bijak dalam menginformasikan privasi / kehidupan pribadi. Jangan terlalu
mengumbar hal-hal pribadi di jejaring sosial, apalagi sesuatu yang sensitif dan
sangat pribadi.

Jadi dengan menerapkan hal tersebut kita dapat menghindari hal2 yang
menjadi penyebab lunturnya etika komunikasi bersosial media. Maka bisa
disimpulkan bahwa bermedsos tidak selalu buruk

SESI 2
Moderator
Memberikan analisis jawaban yang disampaikan oleh nara sumber 1 dan 2, lalu
memberikan pertanyaan lanjutan kepada kedua nara sumber
LILLA :

Nara sumber 2
Memberikan jawaban
HAFIDL :

Nara sumber 1
Memberikan jawaban
MITHA :

Moderator
Memberikan kesempatan pada audien untuk memberikan tanggapan atas jawaban yang
disampaikan oleh nara sumber 1 dan 2.
LILLA : Baik kami mempersilahkan audiens utuk bertanya atau menanggapi atas jawaban
yang di sampaikan narasumber. Dipersilahkan dua orang saja

Audiens 1
Memberikan tanggapan
FIRDA :

Audians 2
Memberikan tanggapan
ATFAL :
Moderator
Melakukan kroscek pada nara sumber 1 atau 2
LILLA : Baik terimakasih audiens atas pertanyaannya yang sangat menarik , saya
persilahkan untuk narasumber menjawab hal tersebut .

Nara sumber 1
Menjawab atau memberikan penjelasan tangagapan audiens
MITHA :

Nara sumber 2
Menjawab atau memberikan penjelasan dari tanggapan audiens
HAFIDEL :
Moderator menyimpulkan proses debat

LILLA :

Anda mungkin juga menyukai