Anda di halaman 1dari 2

Pertemuan 9:

Memahami Qawa`id al-Ushuliyah, Qawa`id Fiqhiyah, Amrdan Nahi, `Ammdan Khas,


Mutlaq dan Muqayyad, Mantuq dan Mafhum, Muradif dan Musytarak
Tujuan Pembelajaran: Mahasiswa memahami tentang Qawa`id al-Ushuliyah,
Qawa`id Fiqhiyah, Amr dan Nahi, `Ammdan Khas, Mutlaq dan Muqayyad, Mantuq dan
Mafhum, Muradif dan Musytarak.
Uraian Singkat Materi:
a. Qawa`id al-Ushuliyah; adalah suatu perkara kulli (kaidah-kaidah umum) yang
dengannya bisa sampai pada pengambilan kesimpulan hukum syar’iyyah al-far’iyyah
dari dalil-dalilnya yang terperinci. Jelasnya, Qawa`id al-Ushuliyah adalah sejumlah
peraturan untuk menggali hukum. Qawa`id al-Ushuliyah penting dikuasai oleh seorang
faqih agar dapat mengetahui hukum Allah dalam setiap peristiwa hukum yang
dihadapinya.
b. Qawa`id Fiqhiyah; adalah pedoman umum dan universal bagi pelaksanaan hukum
Islam yang mencakup seluruh bagiannya.
c. Amr dan Nahi; amr adalah ucapan atau tuntutan yang secara subtansial agar mematuhi
perintah dengan mewujudkan apa yang menjadi tuntutannya dalam perbuatan, contoh:
Q.S. al-Baqarah: 110 yang artinya: “Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah
zakat.”Sedangkan Nahi, Menurut ulama ushul adalah kebalikan dari amr, yakni lafaz
yang menunjukkan tuntutan untuk meninggalkan sesuatu dari atasan kepada bawahan,
contoh Q.S. an-Nahl: 90 yang artinya: “Dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan.
d. `Ammdan Khas; `amm secara etimologi berarti merata, yang umum. Sedangkan secara
terminologi, `amm adalah lafadz yang diciptakan untuk pengertian umum sesuai dengan
pengertian tiap lafadz itu sendiri tanpa dibatasi dengan jumlah tertentu. Adakalanya
lafadz umum itu ditentukan dengan lafadz yang telah disediakan untuk itu, seperti
lafadz “kullu, jami’udan lain-lain. Maka yang dimaksud dengan ‘amm yaitu suatu lafadz
yang dipergunakan untuk menunjukkan suatu makna yang pantas (boleh) dimasukkan
pada makna itu dengan mengucapkan sekali ucapan saja.seperti kita katakan ar-rijal,
maka lafadz ini meliputi semua laki-laki. Contoh `amm adalah Q.S. al-Ashr: 2, makna
manusia dalam ayat tersebut berlaku untuk semuanya. Sedangkan khasadalah suatu
lafadz yang dipasangkan pada satu arti yang sudah diketahui (ma`lum) dan manunggal.
Definisi lain menyebutkan bahwa khas adalah setiap lafadz yang dipasangkan pada satu
arti yang menyendiri dan terhindar dari makna lain yang (musytarak). Contoh dari khas
ini ada dalam Q.S. al-Baqarah: 196, makna tsalatsatin dalam ayat tersebut tidak
mungkin mengandung makna lain melainkan cuman berarti tiga.
e. Mutlaq dan Muqayyad; mutlaq ialah suatu lafadz yang menunjukkan hakikat sesuatu
tanpa pembatasan yang dapat mempersempit keluasan artinya, contohnyaterdapat dalam
Q.S. al-Mujadilah: 3, lafadz raqabah dalam ayat tersebut termasuk mutlaq karena tidak
dibatasi dengan sifat tertentu. Adapun muqayyad ialah suatu lafadz yang menunjukkan
hakikat sesuatu yang dibatasi dengan suatu pembatasan yang mempersempit keluasan
artinya, contohnya dalam Q.S. an-Nisa: 93, lafadzraqabah dalam ayat tersebut disifati
dengan mu`minah.
f. Mantuq dan Mafhum; suatu lafadzbila ditinjau dari cara menunjukkan suatu makna,
menurut Hanafiyah terbagi dalam empat bagian, yaitu ibarat nash, isyarat nash, dilalah
nash dan iqtida` nash. Sedangkan menurut Syafi`iyah terbagi dalam mantuq dan
mafhum. Dilalah mantuqialah petunjuk lafadz pada hukum yang disebut oleh lafadz itu
sendiri. Dilalah mantuqseperti mencakup tiga hal dilalah yang dipakai dalam istilah
Hanafiyah yaitu ibarat, isyarat dan iqtida` nash. Dilalah mafhum ialah petunjuk lafadz
suatu hukum yang tidak disebutkan oleh lafadz itu sendiri, melainkan datang dari
pemahaman. Dalam istilah Hanafiyah disebut dilalah nash. Dilalah mafhum terbagi
menjadi dua macam, yaitu mafhum muwafaqah dan mafhum mukhalafah.
Muradif dan Musytarak; muradif ialah lafal yang banyak tetapi artinya sama (synonym).
Kadang-kadang ada beberapa lafal yang berbeda namun hanya mempunyai satu arti seperti lafal
asad dan al llaits (artinya singa), hintah dan qamhum (artinya gandum). Singkatnya, muradif
adalah dua kata atau lebih artinya satu. Meletakkan lafal muradif ditempat lafal lainnya
diperbolehkan apabila tidak ada larangan dari syara’. Pendapat lain mengatakan: “meletakkan
lafadzmuradif diperbolehkan asal masih satu bahasa”.Musytarak ialah suatu lafadz yang
mempunyai dua arti yang sebenarnya dan arti-arti tersebut berbeda, seperti lafadzjaun yang
artinya putih atau hitam. Apabila arti yang sebenarnya satu dan yang lain arti majaz, maka tidak
dikatakan musytarak. Jelasnya, musytarak adalah satu lafadz mempunyai dua arti atau lebih.

Anda mungkin juga menyukai