BANGSA
Oleh:
Moh. Ichlasul Amal Huda (07020320017)
Muhammad Fikri Amruddin (07020320063)
Muhammad Hilman Hirzi (07020320058)
Naufal Anugerah (07020320068)
Nur Aini Salsabila (07020320070)
Nur Hidayati (07020320071)
Dosen Pengampu:
Dr. H. Ismail, M.Si
iii
MENGHAYATI DAN MENGAMALKAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI
BANGSA
A. Latar Belakang
4
Adanya anggapan tersebut wajar saja terjadi, karena di Era Orde Baru, Pancasila telah
terjadi penyelewengan dengan menjadikan Pancasila sebagai legitimasi ideologis
dalam rangka mempertahankan dan memperluas kekuasaannya secara masif. Namun
akibatnya Pancasila -an sich- ikut terdeskreditkan seiring dengan tumbungnya rezim
pemerintahan Orde Baru. Pancasila ikut dipersalahkan hingga ikut menanggung beban
sebagai akibat dari kesalahan suatu rezim kekuasaan politik.
Walaupun demikian, sebagai sebuah ideologi dan dasar negara, Pancasila tetap
layak untuk dikaji dan dipelajari kembali relevansinya dengan kehidupan berbangsa
dan bernegara. Karena bagaimanapun kesepakatan bangsa telah menetapkan bahwa
Pancasila yang terdiri atas lima sila, yaitu: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan
yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan Dalam Permusyaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial Bagi Seluruh
Bangsa Indonesia, adalah merupakan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia,
yang diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945. Dan kesepakatan tersebut telah
dinyatakan pada tanggal 18 Agustus 1945, oleh sebuah Badan yang bernama Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) sebagai lembaga yang membentuk negara
ketika itu.
5
Catatan risalah dan penjelasan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan
dari ketetapan tersebut menyatakan, bahwa Dasar Negara yang dimaksud dalam
ketetapan ini, di dalamnya mengandung makna Ideologi Nasonal sebagai cita-cita
dan tujuan negara. Dengan demikian diharapkan agar tidak lagi terulang berbagai
kesalahan dalam memperlakukan Pancasila, seperti yang terjadi di masa silam.
Sebaliknya Pancasila harus diperlakukan dengan secara benar dan wajar dan
konsekuen, dalam konteks kehidupan kita dalam berbangsa dan bernegara.
Dalam suatu bangsa dan negara ada sesuatu yang sangat penting dan
fundamental yakni suatu hal sebagai pandangan hidup dan sebagai petunjuk arah
dalam kehidupan hidup serta pennghidupan bangsa diberbagai aspek-aspek atau
dalam kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara. Suatu hal yang dimaksud tersebut
adalah Ideologi yakni suatu gagasan-gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan dengan
menyeluruh dan sistematis menyangkut seluruh bidang kehidupan manusia.
Pengejawantahannya tercermin dalam kehidupan praksis, baik dalam bidang politik,
ekonomi, sosial budaya, maupun religi. Menurut Bakry [1994], Pancasila sebagai
ideologi bersifat dinamik. Dalam arti, ia menjadi kesatuan prinsip pengarahan yang
berkembang dialektik serta terbuka penafsiran baru untuk melihat perspektif masa
depan dan aktual antisipatif dalam menghadapi perkembangan dengan memberikan
arah dan tujuan yang ingin dicapai dalam melangsungkan hidup dan kehidupan
nasional.
6
Apa yang dipaparkan Noor MS Bakry mengindikasikan, Pancasila akan selalu
mempunyai hal baru yang progresif dalam menghadapi tantangan kehidupan yang
makin maju dan kompleks. Dalam beberapa pasal, khususnya menyangkut nilai-nilai
kemanusiaan dan keadilan, Pancasila telah tampil di garda depan. Tantangan sekarang
ini, pancasila dihadapkan pada kekuatan kapitalisme global yang telah dijadikan
"ideologi" masyarakat dunia. Masyarakat Indonesia sedikit banyak terpengaruh
dengan kaum kapitalisme global ini. Menghadapi konsepsi tatanan pemikiran yang
berkembang, sekarang saatnya kita menghidupkan dan memperlihatkan Pancasila
sebagai sosok yang sakti. Saatnya kita menggali nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan
yang terkandung didalamnya. Dalam Pancasila ada kepribadian kemanusiaan yang
sangat penting. Kepribadian kemanusiaan merupakan sifat-sifat hakikat kemanusiaan
abstrak umum universal yang dapat membedakan manusia dengan makhluk lain, yaitu
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, keadilan, yang merupakan sifat
hakikat manusia. Jika tidak demikian bukanlah manusia, jika tidak berkemanusiaan
juga bukan manusia, jika tidak berpersatuan juga tidak manusia, dan jika tidak
berkerakyatan dan berkeluargaan juga bukan manusia, serta jika tidak berkeadilan
juga bukan manusia. Dengan demikian, lima unsur tersebut mutlak ada dalam diri
manusia, sehingga disebut kepribadian kemanusiaan.
Ideologi memberikan arah dan tujuan yang jelas menuju kehidupan yang di
cita-citakan. Ideologi dapat mempersatukan orang dari seluruh pandangan hidup atau
berbagai ideologi, Ideologi dapat mempersatukan orang dari seluruh agama, dan
ideologi memiliki arti yang penting karna mampu mengatasi konflik atau ketegangan
sosial. Indonesia menganut ideologi Pancasila, karena pancasila merupakan
7
pandangan hidup bangsa Indonesia. Pancasila berfungsi sebagai petunjuk arah bagi
seluruh rakyat Indonesia dalam membentuk sikap, moral, watak, prilaku, tata nilai,
dan etika. Karena Pancasila adalah way of life . Dengan demikian, pancasila selalu
terpancar dalam segala tingkah laku dan perbuatan setiap rakyat Indonesia.
Pancasila terdiri atas lima sila yang pada hakikatnya merupakan sistem
filsafat. Yang dimaksudkan dengan sistem adalah suatu kesatuan yang saling
berhubungan, saling bekerja sama untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan
merupakan satu kesatuan yang utuh. Pancasila merupakan satu-satunya ideologi yang
dianut bangsa indonesia. Indonesia yang terdiri dari banyak budaya dan suku bangsa
dapat dipersatukan oleh pancasila. Itulah sebabnya seringkali Pancasila disebut
sebagai ideologi yang sakti. Siapapun yang mecoba menggulingkannya akan
berhadapan langsung dengan komponen-komponen kekuatan bangsa dan negara
indonesia.
Akhir-akhir ini, terasa pamor Pancasila sedang menurun. Pancasila juga dapat
dipandang sebagai ideologi negara kebangsaan Indonesia. Mustafa Rejai dalam buku
Political Ideologies menyatakan, ideologi itu tidak pernah mati, yang terjadi adalah
emergence (kemunculan), decline (kemunduran), dan resurgence of ideologies
(kebangkitan kembali suatu ideologi). Tampaknya, sejak awal reformasi hingga saat
ini sedang terjadi declining (kemunduran) pamor ideology Pancasila seiring
meningkatnya liberalisasi dan demokratisasi dunia.
8
Agar Pancasila sebagai ideologi bangsa tetap mempunyai semangat untuk
diperjuangkan, kita perlu menerima kenyataan belum diterimanya Pancasila oleh
semua pihak. Dunia juga tampak belum yakin pada kelangsungan dan kemajuan
sebuah negara bangsa bernama Indonesia. Disamping itu makin banyaknya
pengelompokan suku-suku didaerah masing-masing yang membuat persatuan di
Indonesia semakin hancur.sesuai dengan sila ketiga pancasila yaitu persatuan
indonesia,kita sebagai bangsa Indonesia wajib menjunjung persatuan, mengubur
dalam-dalam perbedaan diantara kita sebagai warga negara dan bersama-sama
membangun negara indonesia ini menjadi salah satu negara yang dikagumi di asia
maupun di seluruh dunia.tidak memprioritaskan kepentingan kelompok melainkan
bersama-sama bersatu membangun negara indonesia untuk jadi lebih maju di era
krisis globalisasi ini.
9
B. Pengertian Pancasila
Pancasila adalah pilar ideologis negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua
kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila
merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh
rakyat Indonesia1. Lima ideologi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang
Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada alinea ke-4
Preambule (Pembukaan) Undang-Undang Dasar 1945. Meskipun terjadi perubahan
kandungan dan urutan lima sila Pancasila yang berlangsung dalam beberapa tahap
selama masa perumusan Pancasila pada tahun 1945, tanggal 1 Juni diperingati sebagai
hari lahirnya Pancasila.2
Sekalipun terjadi perubahan isi dan urutan lima sila Pancasila yang
berlangsung dalam beberapa tahap selama masa perumusan Pancasila pada tahun
1945, tanggal 1 Juni diperingati bersama sebagai hari lahirnya Pancasila. Secara
etimologis istilah “Pancasila” berasal dari Sansekerta dari India (bahasa kasta
Brahmana) adapun bahasa rakyat biasa adalah bahasa Prakerta. Menurut Muhammad
Yamin, dalam bahasa sansekerta perkataan “Pancasila” memilki dua macam arti
secara leksikal yaitu: “panca” artinya “lima”, “syila” vokal I pendek artinya “batu
sendi”, “alas”, atau “dasar”, “syiila” vokal i pendek artinya “peraturan tingkah laku
yang baik, yang penting atau yang senonoh3.
10
Soekarno atas saran dari salah seorang temannya yaitu seorang ahli bahasa yang tidak
disebutkan namanya.
4
https://pancasila.weebly.com/pengertian-pancasila.html
11
b. Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia. Merupakan bentuk peran
dalam menunjukan adanya kepribadian bangsa Indonesia yang dapat di
bedakan dengan bangsa lain, yaitu sikap mental, tingkah laku, dan amal
perbuatan bangsa Indonesia.
c. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Merupakan kristalisasi
pengalaman hidup dalam sejarah bangsa Indonesia yang telah membentuk
sikap, watak, perilaku, tata nilai norma, dan etika yang telah melahirkan
pandangan hidup.
d. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Untuk mengatur tatanan kehidupan
bangsa Indonesia dan negara Indonesia, yang mengatur semua pelaksanaan
sistem ketatanegaraan Indonesia sesuai Pancasila.
e. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum bagi negara Republik
Indonesia. Sebagai segala sumber hukum di negara Indonesia karena segala
kehidupan negara Indonesia berdasarkan pancasila, juga harus berlandaskan
hukum. Semua Tindakan kekuasaan dalam masyarakat harus berlandaskan
hukum.
f. Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia pada waktu mendirikan
negara. Karena pada waktu mendirikan negara Pancasila adalah perjanjian
luhur yang disepakati oleh para pendiri negara untuk dilaksanakan, pelihara,
dan dilestarikan.
g. Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa indonesia. Dalam Pancasila
mengandung cita-cita dan tujuan negara Indonesia yang menjadikan Pancasila
sebagai patokan atau landasan pemersatu bangsa.
D. Filsafat Pancasila
Pancasila sebagai sistem filsafat merupakan bahan renungan yang menggugah
kesadaran para pendiri negara, termasuk Soekarno ketika menggagas ide
Philosophische Grondslag. Perenungan ini mengalir ke arah upaya untuk menemukan
nilai-nilai filosofis yang menjadi identitas bangsa Indonesia. Perenungan yang
berkembang dalam diskusi-diskusi sejak sidang BPUPKI sampai ke pengesahan
Pancasila oleh PPKI, termasuk salah satu momentum untuk menemukan Pancasila
sebagai sistem filsafat.
Kendatipun demikian, sistem filsafat itu sendiri merupakan suatu roses yang
berlangsung secara kontinu sehingga perenungan awal yang dicetuskan para pendiri
12
negara merupakan bahan baku yang dapat dan akan terus merangsang pemikiran para
pemikir berikutnya. Notonagoro, Soerjanto Poespowardoyo, Sastrapratedja termasuk
segelintir pemikir yang menaruh perhatian terhadap Pancasila sebagai sistem filsafat.
13
“Paduka Tuan Ketua yang mulia, saya mengerti apa yang Ketua kehendaki!
Paduka Tuan Ketua minta dasar, minta Philosofische Grondslag, atau jika kita boleh
memakai perkataan yang muluk-muluk, Paduka Tuan Ketua yang mulia minta suatu
Weltanschauung, di atas mana kita mendirikan negara Indonesia itu”. (Soekarno,
1985: 7).
5
Driyarkara, tt: 27
14
memuat sila pertama dan sila kedua yang mendasari semangat pelaksanaan untuk
menolak segala bentuk pornografi yang tidak sesuai dengan nlai-nilai agama dan
martabat kemanusiaan.
6
The Liang Gie, 1977: 8
7
Sastrapratedja, 2001: 3
15
b. Menanya Alasan Diperlukannya Kajian Pancasila sebagai Sistem Filsafat
8
Sastrapratedja, 2001: 2
9
Soerjanto, 1991: 57-58
16
prinsip-prinsip dalam Pancasila sebagai berikut: (1) Prinsip Ketuhanan Yang
Maha Esa merupakan pengakuan atas kebebasan beragama, saling
menghormati dan bersifat toleran, serta menciptakan kondisi agar hak
kebebasan beragama itu dapat dilaksanakan oleh masing-masing pemeluk
agama. (2). Prinsip Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab mengakui bahwa
setiap orang memiliki martabat yang sama, setiap orang harus diperlakukan
adil sebagai manusia yang menjadi dasar bagi pelaksanaan Hak Asasi
Manusia. (3). Prinsip Persatuan mengandung konsep nasionalisme politik yang
menyatakan bahwa perbedaan budaya, etnis, bahasa, dan agama tidak
menghambat atau mengurangi partsipasi perwujudannya sebagai warga negara
kebangsaan. Wacana tentang bangsa dan kebangsaan dengan berbagai cara
pada akhirnya bertujuan menciptakan identitas diri bangsa Indonesia. (4).
Prinsip Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan mengandung makna bahwa sistem demokrasi
diusahakan ditempuh melalui proses musyawarah demi tercapainya mufakat
untuk menghindari dikotomi mayoritas dan minoritas. (5). Prinsip Keadilan
Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia sebagaimana yang dikemukakan
Soekarno, yaitu didasarkan pada prinsip tidak adanya kemiskinan dalam
negara Indonesia merdeka, hidup dalam kesejahteraan (welfare state).10
17
yang dilakukan penjajah kolonialisme Belanda melalui politik Devide et
Impera menimbulkan konflik antar masyarakat Indonesia. Sila Kerakyatan
yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan digali dari budaya bangsa Indonesia yang sudah
mengenal secara turun temurun pengambilan keputusan berdasarkan semangat
musyawarah untuk mufakat. Misalnya, masyarakat Minangkabau mengenal
peribahasa yang berbunyi ”Bulek aie dek pambuluh, bulek kato dek mufakat”,
yang artinya bulat air di dalam bambu, bulat kata dalam permufakatan. Sila
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia digali dari prinsip-prinsip yang
berkembang dalam masyarakat Indonesia yang tercermin dalam sikap gotong
royong.
E. Pengertian Ideologi
Istilah ideologi dipergunakan dalam arti yang bermacam-macam. Istilah
ideologi adalah sebuah kata yang terdiri “ideo” dan “logi”. Kata “ideo” berasal dari
bahasa Yunani eidos, dalam bahasa Latin idea, yang berarti “pengertian”, “ide” atau
“gagasan”. Kata kerja dalam bahasa Yunani oida yang berarti mengetahui, melihat
dengan budi. Dalam bahasa Jawa kita jumpai kata idep dengan arti tahu, melihat.
Kata “logi” berasal dari bahasa Yunani logos, yang berarti “gagasan”, “pengertian”,
“kata”, dan “ilmu”. Jadi secara etimologis dapat diterangkan bahwa ideologi berarti
“pengetahuan tentang ide-ide”, science of ideas.11 Ideologi adalah sebuah istilah yang
lahir pada akhir abad ke-18 atau tahun 1796 yang dikemukakan oleh filsuf Perancis
bernama Destutt de Tracy dan kemudian dipakai Napoleon. Istilah itu berasal dari dua
kata ideos yang berarti gagasan, dan logos yang artinya ilmu. Dengan demikian,
11
Gunawan Setiardja, Hak-Hak Asasi Manusia Berdasarkan Ideologi Pancasila (Yogyakarta:Kanisius, 1993), 17.
18
ideologi adalah sebuah ilmu tentang gagasan. Adapun gagasan yang dimaksud adalah
gagasan tentang masa depan, sehingga bisa disimpulkan bahwa ideologi adalah
sebuah ilmu tentang masa depan. Gagasan ini juga sebagai cita-cita atau kombinasi
dari keduanya, yaitu cita-cita masa depan. Sungguh pun cita-cita masa depan itu
sebagai sebuah utopia, atau impian, tetapi sekaligus juga merupakan gagasan ilmiah,
rasional, yang bertolak dari analisis masa kini. Ideologi ini tidak sekedar gagasan,
melainkan gagasan yang diikuti dan dianut sekelompok besar manusia atau bangsa,
sehingga karena itu ideologi bersifat mengerakkan manusia untuk merealisasikan
gagasan tersebut. Meskipun gagasan seseorang, betapapun ilmiah, rasional atau
luhurnya, belum bisa disebut ideologi, apabila belum dianut oleh banyak orang dan
diperjuangkan serta diwujudkan, dengan aksi-aksi yang berkesinambungan.12
12
Sarbini, Islam di tepian Revolusi: Ideologi, Pemikiran dan Gerakan (Yogyakarta: Pilar Media, 2005), 1.
13
Ahmad ‘Athiyat, Jalan Baru Islam; Studi Tentang Transformasi dan Kebangkitan Umat, (At-Thariq) alih bahasa
Dede Koswara, cet. I (Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 2004), 84.
14
Ibid, halaman 115.
19
merupakan metodologi penerapan ideologi secara operasional-praktis – terdiri dari
penjelasan cara solusi masalah, cara penyebarluasan ideologi, dan cara pemeliharan
aqidah. Jadi, ideologi ditinjau dari sisi ini adalah gabungan dari ide (fikrah) dan
metode (thariqah), sebagai satu kesatuan.Definisi ideologi yang telah diterangkan di
atas bersifat umum, dalam arti dapat dipakai dan berlaku untuk ideologi-ideologi
dunia seperti Kapitalisme dan Sosialisme. Dan tentu, dapat berlaku juga untuk Islam.
Sebab Islam memang mempunyai sebuah aqidah akliyah, yaitu Aqidah Islamiyah, dan
mempunyai peraturan hidup yang sempurna, yaitu Syariat Islam.
Ideologi yang benar adalah ideologi yang muncul di dalam pemikiran manusia
melalui wahyu Allah. Karena ideologi ini bersumber dari Pencipta alam semesta,
manusia dan kehidupan, Yang Maha Mengetahui segala sesuatu, sehingga pemecahan
atas permasalahan pokok kehidupan dan berbagai permasalahan kehidupan lainnya
kebenarannya pasti (qath’i). Sedangkan ideologi yang muncul di dalam pemikiran
manusia karena kejeniusannya adalah ideologi yang salah (bathil), karena manusia
hanyalah makhluk Allah sehingga memiliki kelemahan termasuk ketidakmampuan
akalnya dalam menangkap seluruh realitas yang ada di dunia ini. Manusia juga selalu
memiliki pandangan yang berbeda terhadap suatu masalah seperti masalah hukum dan
kebijakan publik sehingga muncul pertentangan dan perselisihan yang menyebabkan
pandangan mayoritas atau mungkin hanya pandangan orang-orang yang memiliki
kekuatan (kekuasan atau harta) di atas orang lainnya yang akan diterapkan atau
dipaksakan. Akibatnya pandangan yang diterapkan sangat kontradiksi dengan
kebenaran yang seharusnya dan mengakibatkan kesengsaraan manusia.15
Ideologi mempunyai fungsi penting, yaitu menanamkan keyakinan atau
kebenaran perjuangan kelompok atau kesatuan yang berpegang teguh pada ideologi
itu. Maka ideologi menjadi sumber inspirasi dan sumber cita-cita hidup bagi para
warganya, khususnya para warganya yang masih muda. Ideologi berupa pedoman
15
Taqiyuddin An Nabhani, Peraturan Hidup ………., 37.
20
artinya menjadi pola dan norma hidup. Tetapi sekaligus menjadi ideal atau cita-cita.
Realisasi dari ide-ide dipandang sebagai kebesaran, kemuliaan manusia. Dengan
melaksanakan ideologi, manusia tidak hanya sekedar ingin melakukan apa yang
disadari sebagai kewajiban. Dengan ideologi manusia mengejar keluhuran. Oleh
karena itu, manusia sanggup mengorbankan harta benda, bahkan hidupnya demi
ideologi, karena ideologi menjadi pola, norma hidup dan dikejar pelaksanaannya
sebagai cita-cita, maka tidak mengherankan lagi jika ideologi menjadi bentuk hidup.16
Apabila kita telusuri seluruh dunia ini, maka yang kita dapati hanya ada tiga
ideologi, yaitu Kapitalisme, Sosialisme dan Islam. Dua ideologi pertama, masing-
masing diemban oleh satu atau beberapa Negara. Sedangkan ideologi yang ketiga
yaitu Islam, tidak diemban oleh satu negarapun. Islam hanya diemban oleh individu
dan gerakan Islam dalam masyarakat.17 Sumber konsepsi ideologi kapitalisme dan
Sosialisme berasal dari buatan akal manusia, sedangkan Islam berasal dari wahyu
Allah SWT (hukum syara’).
16
Gunawan Setiardja, Hak-Hak Asasi Manusia ………., 21.
17
Taqiyuddin An Nabhani, Peraturan Hidup ………., 39.
18
https://guruppkn.com/pancasila-sebagai-ideologi-nasional
21
Jorge Larrain mengungkapkan, bahwa “ideology as a set of beliefs”. Ini
memiliki suatu makna sebuah sistem kepercayaan yang berkembang ditengah
masyarakat mengenai sesuatu hal yang dijadikan sebagai pedoman karena memiliki
nilai yang membangkitkan semangat. Nilai-nilai tersebut dipandang sebagai gagasan
yang menjadi landasan cara berpikir dan juga bertindak secara individu maupun suatu
bangsa untuk mengatasi setiap masalah maupun persoalan yang dihadapi. Pancasila
sebagai ideologi nasional, memiliki pemahaman dalam sudut pandang budaya bangsa
dan bukan melalui sudut pandang kekuasaan, hal ini bermakna bahwa Pancasila
bukanlah sebagai alat kekuasaan namun sebagai alat yang menyatukan bangsa dan
negara. Hubungan pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia adalah bahwa nilai-
nilai yang terkandung dalam ideologi Pancasila itu menjadi cita-cita normatif bagi
penyelenggaraan bernegara. Dengan kata lain, visi atau arah dari penyelenggaraan
kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia adalah terwujudnya kehidupan yang
ber-Ketuhanan, yang ber-Kemanusiaan, yang ber-Persatuan, yang ber-Kerakyatan,
dan yang ber-Keadilan.
22
Pancasila sebaga Ideologi Nasional, maka pada hakikatnya adalah suatu hasil
penuangan atau pemikiran seseorang atau kelompok orang. Karena Pancasila diangkat
dari nilai-nilai adat istiadat, kebudayaan, serta nilai religius, yang terdapat dalam
pandangan hidup masyaraakat Indonesia. Selanjutnya pengertian ideologi sebagai
kumpulan gagasan, ide, keyakinan, serta kepercayaan yang bersifat sistematis, yang
mengarahkan tingkah laku seseorang dalam berbagai bidang kehidupan, seperti:
a.) Bidang politik (termasuk bidang pertahanan dan keamanan).
b.) Bidang sosial.
c.) Bidang kebudayaan.
d.) Bidang keagamaan.
Sedangkan pengertian ideologi dalam arti cita-cita negara, atau cita-cita, yang
menjadi basis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan, untuk seluruh rakyat dan
bangsa yang bersangkutan, pada hakikatnya merupakan asas kerokhanian yang antara
lain memiliki ciri sebagai berikut:
1. Mempunyai derajat yang tertinggi sebagi nilai hidup kebangsaan dan
kenegaraan.
2. Oleh karena itu dia merupakan suatu asas kerokhanian, pandangan dunia,
pandangan hidup yang dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dan dilestarikan
kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan
kesediaan berkorban.
23
nilai dan prinsip moral yang berkembang di masyarakat19. Dalam ideologi terbuka
terdapat cita-cita dan nali-nilai yang bersifat mendasar, dan tidak langsung bersifat
operasional. Oleh karena itu, setiap kali harus dieksplisitkan. Dan eksplitasi dilakukan
dengan menghadapkannya pada berbagai masalah, yang senantiasa silih berganti
melalui refleksi yang rasional, sehingga terungkap makna rasionalnya. Maka dengan
demikian jelaslah bahwa penjabaran ideologi, dilaksanakan melalui interpretasi dan
reinterpretasi yang kritis. Gagasan mengenai Pancasila sebagai ideologi terbuka,
mulai berkembang sejak tahun 1985. Tetapi semangatnya sudah tumbuh sejak
Pancasila itu ditetapkan sebagai dasar negara20. Ideologi Pancasila dikatakan sebagai
ideologi terbuka, karena dia memiliki beberapa ciri, yang antara lain sebagai berikut:
a) Cita-cita, nilai yang ada dalam Pancasila bukan dipaksakan dari luar, tetapi
digali dan diambil dari harta kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakat
Indonesia sendiri.
b) Tidak diciptakan oleh negara, tetapi digali ditemukan oleh masyarakat sendiri.
Oleh sebab itu ia merupakan milik seluruh rakyat, dan masyarakat dalam
menemukan diri kepribadiannya adalah di dalam ideologi tersebut.
c) Bukan diambil dari keyakinan ideologi sekelompok orang, tapi merupakan
hasil musyawarah, konsensus dari masyarakat itu sendiri.
d) Ideologi terbuka bukan dibenarkan tapi dia dibutuhkan.
e) Dia tidak operasional, tapi dioperasionalkan melalui seperangkat konstitusi,
dan perundang-undangan lainnya.21
19
Mustaqiem, 2013: 65
20
Emron, 1994: 38
21
Kader, Alwi, Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa (Banjarmasin: Antasari press, 2015) 120.
24
motivasi dan tekad perjuangan mencapai cita-cita, menggerakkan bangsa
melaksanakan pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila.
Memberikan tekad untuk memelihara dan mengembangkan identitas
bangsa. Pancasila memberi gambaran identitas bangsa Indonesia,
sekaligus memberi dorongan bagi nation and character building
berdasarkan Pancasila.
Menyoroti kenyataan yang ada dan mengkritisi upaya perwujudan cita-
cita yang terkandung dalam Pancasila. Pancasila menjadi ukuran untuk
melakukan kritik mengenai keadaan Bangsa dan Negara.22
25
melaksanakan ideologi, manusia tidak hanya sekedar ingin melakukan apa yang
disadari sebagai kewajiban, dengan ideologi manusia mengejar keluhuran. Oleh
karena itu, manusia sanggup mengorbankan harta benda, bahkan hidupnya demi
ideologi, karena ideologi menjadi pola, norma hidup dan dikejar pelaksanaannya
sebagai cita-cita, maka tidak mengherankan lagi jika ideologi menjadi bentuk hidup.
Sementara fungsi Ideologi dalam negara adalah sebagai berikut:
a.) Struktur kognitif, maksudnya keseluruhan pengetahuan yang dapat dijadikan
landasan, untuk memahami dan menafsirkan dunia dan kejadian-kejadian dialam
sekitar.
b.) Orientasi dasar dengan membuka wawasan, yang memberikan makna serta
menunjukkan tujuan dalam kehidupan manusia.
c.) Norma-norma yang menjadi pedoman bagi seseorang, untuk melangkah atau
bertindak.
d.) Bekal dan jalan bagi seseorang, untuk menemukan identitasnya, sebagai keuatan yang
mampu menyemangati dan mendorong seseorng, untuk menjalankan kegiatan dan
mencapai tujuan.
e.) Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat, untuk memahami, menghayati, serta
memolakan tingkah lakunya, sesuai dengan orientasi dan norma-norma yang
terkandung di dalamnya.
26
c.) Ideologi bisa mempersatukan orang dari berbagai latar belakang. Seperti
mempersatukan orang dari berbagai macam golongan, ras, agama dan suku. Bahkan
juga bisa menyatukan orang dari berbagai ideologi.
d.) Ideologi juga memberikan tujuan dan arah yang jelas menuju kehidupan yang ingin
diimpikan atau diinginkan. Sebuah ideologi yang dihayati dan juga diamalkan oleh
seluruh rakyat akan dapat mewujudkan kesatuan dan persatuan demi kelangsungan
hidupnya.
e.) Ideologi bisa mengatasi konflik, masalah ataupun ketegangan sosial yang terjadi di
masyarakat.
f.) Ideologi bisa dan mampu mempersatukan orang dari berbagai agama.
23
https://pengayaan.com/6-arti-penting-ideologi-bagi-suatu-bangsa-dan-negara/
24
https://www.google.com/amp/s/amp.tirto.id/isi-butir-butir-pengamalan-pancasila-lengkap-sila-1-sampai-5-
f5Mw
27
2. Pengamalan sila kedua “Kemanusian yang Adil dan Beradab”
Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban
antara sesama manusia.
Mengembangkan sikap tegang rasa.
Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
Berani membela kebenaran dan keadilan.
Menghormati dan menghargai bangsa, golongan, atau negara lain.
28
5. Pengamalan sila kelima "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia"
Mengembangkan sikap dan perbuatan-perbuatan yang luhur yang
mencerminkan sikap kekeluargaan dan gotong royong.
Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Menghormati hak-hak orang lain.
Tidak berbuat hal-hal yang merugikan kepentingan umum.
Berusaha mewujudkan "Keadilan Sosial" yang merata.
Tidak melakukan pemerasan terhadap orang lain.
Menghargai hasil karya orang lain.
Menghargai hak-hak orang lain.
25
https://www.coursehero.com/file/p2vltmo/Selain-itu-nilai-pancasila-bersifat-subyektif-dan-obyektif-yang-
dijelaskan/
29
negara di daerah, keputusan-keputusan pengadilan serta alat
perlengkapnya, begitu juga meliputi usaha kenegaraan dan ermasuk rakyat.
e.) Dengan demikian seluruh hidup kenegaraan dan tertip hukum Indonesia
didasarkan atas dan diliputi oleh asas filsafat, politik dan tujuan negara
didasarkan atas asas kerohanian Pancasila.
Hal ini termasuk pokok kaidah negara serta pokok pikiran yang
terkandung dalam pembukaan UUD 1945. Dalam realisasi pelaksanaan
kongkritnya yaitu dalam setiap penentuan kebijakan dibidang kenegaraan
antara lain:
a. Garis besar haluan negara.
b. Hukum, perundang-undangan, dan peradilan.
c. Pemerintah.
d. Politik dalam dan luar negeri.
e. Keselamatan, keamanan,dan pertahanan.
f. Kesejahteraan.
g. Kebudayaan.
h. Pendidikan
26
Notonegoro,1974: 44
30
Dalam pengamalan pancasila yang subyektif ini bilamana nilai-nilai pancasila
telah dipahami,diresapi, dan dihayati oleh seseorang maka orang itu telah memiliki
moral pancasila dan jika berlansung terus menerus sehingga melekat dalam hati maka
disebut dengan kepribadian pancasila. Pengertian kepribadian bangsa Indonseia dapat
dikembalikan kepada hakikat manusia. Telah diketahui bahwa segala sesuatu itu
memiliki tiga macam hakikat yaitu27: Hakikat abstrak, yaitu terdiri atas unsur-unsur
yang bersama-sama menjadikan hal itu ada, dan menyebabkan sesuatu yang sama
jenis menjadi berbeda dengan jenis lain sehingga hakikat ini disebut dengan hakikat
universal. Contoh: jenis manusia, hewan, tumbuhan.
Hakikat pribadi yaitu ciri khusus yang melekat sehingga membedakan dengan
sesuatu yang lain. Bagi bangsa Indonesia hakikat pribadi ini disebut dengan
kepribadian. Dan hakikat pribadi ini merupakan penjelmaan dari hakikat
abstrak.Hakikat kongkrit yaitu hakikat segala sesuatu dalam menyatakan kongkrit, dan
hakikat ini merupakan penjelmaan dari hakikat abstrak dan hakikat kongkrit.
Oleh karena itu bagi bangsa Indonsesia, pengertian kepribadian Indonesia ini
memiliki tingkatan yaitu:
a.) Kepribadian yang berupa sifat-sifat hakikat kemanusiaan ”monupluralis” jadi sifat-
sifat kemanusiaan yang abstrak umum universal. Dalam pengertian ini disebut
kepribadian kemanusiaan, karena termasuk jenis manusia, dan memiliki sifat
kemanusiaan.
b.) Kepribadian yang mengandung sifat kemanusiaan, yang telah terjelma dalam sifat
khas kepribadian bangsa Indonseia (pancasila) dan ditambah dengan sifat-sifat tetap
yang terdapat pada bangsa Indonesia, ciri khas, karakter, kebudayaan dan lain
sebagainnya.
c.) Kepribadian kemanusiaan, kepribadian Indonesia dalam realisasi kongkritnya, setiap
orang, suku bangsa, memiliki sifat yang tidak tetap, dinamis tergantung pada keadaan
manusia (Indonesia) perorangan secara kongkrit28.
27
https://www.coursehero.com/file/p2vltmo/Selain-itu-nilai-pancasila-bersifat-subyektif-dan-obyektif-yang-
dijelaskan/
28
Notonegoro, 1971: 169
31
Berdasarkan uraian diatas maka pengamalan pancasila subyektif dari pancasila
meliputi pelaksanaan dan pandangan hidup telah dirumuskan dalam P4 (Pedoman
Penghayatan Pengamalan Pancasila).
32
Bukti dari semua itu yakni tidak adanya pengamalan sila-sila yang terkandung dalam
Pancasila. Banyak terjadi diskriminasi antar agama, kerusuhan yang berlatar belakang
suku, ras, dan antar golongan (SARA), tidak dihargaimya pendapat masyarakat,
lunturnya budaya musyawarah, moral-moral bangsa yang menyeleweng serta ketidak
adilan dalam masyarakat. Seharusnya bangsa Indonesia bangga akan adanya
Pancasila, sebab Pancasila merupakan ideologi yang komplit dan konkrit. Pancasila
terbentuk atas jerih payah para pahlawan kemerdekaan Indonesia yang pada
sejarahnya telah melalui beberapa tahapan untuk mewujudkan ideologi bangsa yang
memiliki ciri khas dan berbeda dari negara-negara lainnya. Dengan tidak memahami
dan menghayati Pancasila berarti kita kurang menghargai jerih payah para pahlawan
kemerdekaan yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk membentuk ideologi
bangsa yang ideal berupa Pancasila.
Pada era globalisasi seperti ini wajib adanya bagi kita untuk memahami peran
Pancasila, khususnya sebagai dasar Negara. Kita sebagai warga Negara Indonesia di
tuntut untuk harus memilik pandangan yang sama mengenai nilai pancasila, agar kita
memiliki persepsi dan sikap yang sama terhadap kedudukan, peranan, dan fungsi
33
Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Apalagi bila
dikaji perkembanganya terakhir ini dihadapkan pada suatu yang tidak kondusif di
mana nilai nilai Pancasila atau kedudukannya mulai di ragukan, di perdebatkan,
dalam wacana politis maupun akademis.29Maka dari itu kita sebagai generasi
Pancasila perlu membangkitkan kembali semangat Pancasila yang telah diwariskan
oleh para pendahulu kita dan perlu adanya penghayatan nilai-nilai Pancasila sehingga
bisa terealisasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sehingga terciptalah
bangsa Indonesia sesuai dengan cita-cita para pendiri bangsa.
Karena kualitas bangsa atau seseorang ditentukan dengan dua hal, yaitu
kompetensi dan karakter. Jadi, dua duanya tidak bisa di pisah dan harus seimbang
Kompetensi adalah kemampuan untuk mengatasi problematika yang sifanya linial SD,
SMP ,SMA, SARJANA, DOKTOR, PROFESOR. Sedangkan Karakter adalah
sejumlah sifat baik yang menjadi perilaku sehari hari, untuk menjalankan tugas sesuai
tanggung jawab. Sehingga dari office boy sampai dengan presiden itu semua
mempunyai tanggung jawab masing masing. Mengapa? Karena manusia hidup di
dunia ini memiliki dua peran yaitu satu, menjadi hamba Allah SWT dan dua, manusia
hidup di dunia ini untuk menjadi pemimpin untuk membangun peradaban dunia. Jadi
jika membangun peradaban hanya mengandalkan kompetensi atau pemikir saja maka
akan mengarah kepada sesuatu yang tidak jelas. Beda dengan karakter, jika sesorang
mempunyai karakter akan muncul pada diri sesorang tersebut, apa yang sudah saya
lakukan dan berikan atas semua tanggung jawab saya ini.30
29
Kunawi Basyir, Pancasila dan kewarganegaraan,(Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press,2013)
30
http://youtu.be/tH8iZs_dSuo
34
Seharusnya, sudah menjadi perhatian kita untuk memperbaiki karakter bangsa
pada zaman ini. Oleh sebab itu, kita masih memiliki harapan dengan menjadikan
bangsa ini menjadi bangsa yang berkarakter luhur serta mulia. Bila negara kita dapat
memberikan pendidikan karakter kepada warga negara sejak dini, maka akan tercipta
pula generasi yang berkarakter dan berwawasan kebangsaan yang luas melalui
penghayatan dan pengamlan Pancasila. Demikian pila kita faham bahwa tuhan tidak
akan merubah keadaan suatu kaum bila mereka tidak berusaha melakukan perubahan
itu. Lima pilar karakter luhur bangsa Indonesia mencakup:
35
Menurut Dale F. Hay, Jenniffer Castle, dan Jessica Jewett 31 karakter yang
ditumbuh kembangkan dalam kehidupan seseorang terdiri atas beberapa
dimensi:Social sensivity. Orang yang berkarakter tidak hanya sekedar peduli, tetapi
juga mengulurkan tangan dan memiliki sensitivitas sosial. Jadi, orang yang
berkarakter selalu mengembangkan simpati dan empati. Nurturance and care. Orang
yang berkarakter adalah sosok yang memberi perlindungan, dan menjaga hubungan
baik dengan orang lain. Sharing, cooperation and fairness. Orang yang berkarakter
selalu mengembangkan sifat berbagi, bekerja sama, dan adil. Helping others. Orang
yang berkarakter adalah pribadi yang suka menolong dan membantu orang lain.
Honesty. Orang yang berkarakter adalah individu yang jujur. Moral choice. Orang
yang berkarakter selalu mengedepankan moral dan etika. Self control and self
monitoring. Orang yang berkarakter selalu mengontrol dan intropeksi diri. Social
problem solving and conflict resolution. Orang yang berkarakter mampu
menyelesaikan masalah dan konflik sosial.
31
Buku Development through Life, A Handbook for Clinicans (1994)
36
RINGKASAN
Pancasila adalah pilar ideologis negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata
dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan
rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Lima ideologi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan
yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, dan tercantum pada alinea ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-Undang Dasar
1945.Sekalipun terjadi perubahan isi dan urutan lima sila Pancasila yang berlangsung dalam
beberapa tahap selama masa perumusan Pancasila pada tahun 1945, tanggal 1 Juni diperingati
bersama sebagai hari lahirnya Pancasila.
Secara etimologis istilah “Pancasila” berasal dari Sansekerta dari India (bahasa kasta
Brahmana) adapun bahasa rakyat biasa adalah bahasa Prakerta. Menurut Muhammad Yamin,
dalam bahasa sansekerta perkataan “Pancasila” memilki dua macam arti secara leksikal yaitu:
“panca” artinya “lima”, “syila” vokal I pendek artinya “batu sendi”, “alas”, atau “dasar”,
“syiila” vokal i pendek artinya “peraturan tingkah laku yang baik, yang penting atau yang
senonoh.Secara historis: Proses perumusan Pancasila diawali ketika dalam sidang BPUPKI
pertama dr. Radjiman Widyodiningrat, mengajukan suatu masalah, khususnya akan dibahas
pada sidang tersebut. Masalah tersebut adalah tentang suatu calon rumusan dasar negara
Indonesia yang akan dibentuk. Kemudian tampilah pada sidang tersebut tiga orang pembicara
yaitu Mohammad Yamin, Soepomo dan Soekarno.
Pada tanggal 1 Juni 1945 di dalam siding tersebut Ir. Soekarno berpidato secara lisan
(tanpa teks) mengenai calon rumusan dasar negara Indonesia. Kemudian untuk memberikan
nama “Pancasila” yang artinya lima dasar, hal ini menurut Soekarno atas saran dari salah
seorang temannya yaitu seorang ahli bahasa yang tidak disebutkan namanya.Pada tanggal 17
Agustus 1945 Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, kemudian keesokan harinya
tanggal 18 Agustus 1945 disahkannya Undang-Undang Dasar 1945 termasuk Pembukaan
UUD 1945 di mana didalamnya termuat isi rumusan lima prinsip atau lima prinsip sebagai
satu dasar negara yang diberi nama Pancasila.
37
Sejak saat itulah perkataan Pancasila menjadi bahasa Indonesia dan merupakan istilah
umum. Walaupun dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945 tidak termuat istilah “Pancasila”,
namun yang dimaksudkan Dasar Negara Republik Indonesia adalah disebut dengan istilah
“Pancasila”. Hal ini didasarkan atas interpretasi historis terutama dalam rangka pembentukan
calon rumusan dasar negara, yang secara spontan diterima oleh peserta sidang secara
bulat.Secara Terminologis: Proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 itu telah
melahirkan negara Republik Indonesia. Untuk melengkapi alat-alat perlengkapan negara
sebagaimana lazimnya negara-negara yang merdeka, maka panitia Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) segera mengadakan sidang. Dalam sidangnya tanggal 18
Agustus 1945 telah berhasil mengesahkan UUD negara Republik Indonesia yang dikenal
dengan UUD 1945. Adapun UUD 1945 terdiri atas dua bagian yaitu Pembukaan UUD 1945
dan pasal-pasal UUD 1945 yang berisi 37 pasal, 1 aturan Aturan Peralihan yang terdiri atas 4
pasal dan 1 Aturan Tambahan terdiri atas 2 ayat.
Pancasila sebagai sistem filsafat sudah dikenal sejak para pendiri negara
membicarakan masalah dasar filosofis negara (Philosofische Grondslag) dan pandangan
hidup bangsa (weltanschauung). Meskipun kedua istilah tersebut mengandung muatan
filsofis, tetapi Pancasila sebagai sistem filsafat yang mengandung pengertian lebih akademis
memerlukan perenungan lebih mendalam. Filsafat Pancasila merupakan istilah yang
mengemuka dalam dunia akademis. Ada dua pendekatan yang berkembang dalam pengertian
filsafat Pancasila, yaitu Pancasila sebagai genetivus objectivus dan Pancasila sebagai
genetivus subjectivus. Kedua pendekatan tersebut saling melengkapi karena yang pertama
meletakkan Pancasila sebagai aliran atau objek yang dikaji oleh aliran-aliran filsafat lainnya,
sedangkan yang kedua meletakkan Pancasila sebagai subjek yang mengkaji aliran-aliran
filsafat lainnya. Pentingnya Pancasila sebagai sistem filsafat ialah agar dapat diberikan
pertanggungjawaban rasional dan mendasar mengenai sila-sila dalam Pancasila sebagai
prinsip-prinsip politik; agar dapat dijabarkan lebih lanjut sehingga menjadi operasional dalam
penyelenggaraan negara; agar dapat membuka dialog dengan berbagai perspektif baru dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara; dan agar dapat menjadi kerangka evaluasi terhadap
segala kegiatan yang bersangkut paut dengan kehidupan bernegara, berbangsa, dan
bermasyarakat.
38
Setelah memperoleh gambaran dan pemahaman tentang teori dan corak
ideologi, maka Anda perlu mengenali beberapa fungsi ideologi sebagai berikut:
a. Struktur kognitif; keseluruhan pengetahuan yang dapat menjadi landasan untuk
memahami dan menafsirkan dunia, serta kejadian-kejadian di lingkungan sekitarnya.
b. Orientasi dasar dengan membuka wawasan yang memberikan makna serta
menunjukkan tujuan dalam kehidupan manusia. Norma-norma yang menjadi pedoman
dan pegangan bagi seseorang untuk melangkah dan bertindak. Bekal dan jalan bagi
seseorang untuk menemukan identitasnya.
c. Kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk menjalankan
kegiatan dan mencapai tujuan.
d. Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami, menghayati serta
memolakan tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan norma-norma yang terkandung
di dalamnya.32
Pentingnya Pancasila sebagai ideologi negara bagi mahasiswa adalah untuk
memperlihatkan peran ideologi sebagai penuntun moral dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara sehingga ancaman berupa penyalahgunaan narkoba, terorisme,
dan korupsi dapat dicegah. Di samping itu, Pancasila sebagai ideologi negara pada
hakikatnya mengandung dimensi realitas, idealitas, dan fleksibilitas yang memuat nilai-
nilai dasar, cita-cita, dan keterbukaan sehingga mahasiswa mampu menerima kedudukan
Pancasila secara akademis.
Ideologi adalah sebuah istilah yang lahir pada akhir abad ke-18 atau tahun 1796
yang dikemukakan oleh filsuf Perancis bernama Destutt de Tracy dan kemudian dipakai
Napoleon. Istilah itu berasal dari dua kata ideos yang berarti gagasan, dan logos yang
artinya ilmu. Dengan demikian, ideologi adalah sebuah ilmu tentang gagasan. Adapun
gagasan yang dimaksud adalah gagasan tentang masa depan, sehingga bisa disimpulkan
bahwa ideologi adalah sebuah ilmu tentang masa depan. Gagasan ini juga sebagai cita-cita
atau kombinasi dari keduanya, yaitu cita-cita masa depan. Sungguh pun cita-cita masa
depan itu sebagai sbuah utopia, atau impian, tetapi sekaligus juga merupakan gagasan
ilmiah, rasional, yang bertolak dari analisis masa kini.Ideologi ini tidak sekedar gagasan,
melainkan gagasan yang diikuti dan dianut sekelompok besar manusia atau bangsa,
sehingga karena itu ideologi bersifat mengerakkan manusia untuk merealisasikan gagasan
tersebut. Meskipun gagasan seseorang, betapapun ilmiah, rasional atau luhurnya, belum
32
Soerjanto, 1991: 48
39
bisa disebut ideologi, apabila belum dianut oleh banyak orang dan diperjuangkan serta
diwujudkan, dengan aksi-aksi yang berkesinambungan.
Walaupun suatu ideologi telah memiliki solusi masalah kehidupan yang fundamental
dan mempunyai cara memecahkan berbagai permasalahan kehidupan manusia, namun itu
bukanlah jaminan bahwa ideologi tersebut merupakan ideologi yang benar, yang mempunyai
kemampuan untuk membawa manusia mencapai kebahagian hakiki dan menghindarkannya
dari malapetaka kehidupan di dunia. Pancasila sebagai ideologi merupakan termasuk dalam
ideologi terbuka, Gagasan terkait hal tersebut mulai berkembang sejak tahun 1985. Tetapi
semangatnya sudah tumbuh sejak Pancasila itu ditetapkan sebagai dasar negara. Ideologi
Pancasila dikatakan sebagai ideologi terbuka, karena dia memiliki beberapa ciri, yang antara
lain sebagai berikut:
a.) Cita-cita, nilai yang ada dalam Pancasila bukan dipaksakan dari luar, tetapi
digali dan diambil dari harta kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakat
Indonesia sendiri.
b.) Tidak diciptakan oleh negara, tetapi digali ditemukan oleh masyarakat sendiri.
Oleh sebaba itu ia merupakan milik seluruh rakyat, dan masyarakat dalam
menemukan diri kepribadiannya adalah di dalam ideologi tersebut.
c.) Bukan diambil dari keyakinan ideologi sekelompok orang, tapi merupakan
hasil musyawarah, konsensus dari masyarakat itu sendiri.
d.) Ideologi terbuka bukan dibenarkan tapi dia dibutuhkan.
e.) Dia tidak operasional, tapi dioperasionalkan melalui seperangkat konstitusi,
dan perundang-undangan lainnya. Oleh sebab ituideologi terbuka, seperti yang
dikembangkan di Indonesia, senantiasa terbuka untuk peroses reformasi dalam
bidang kenegaraan, karena ideologi terbuka berasal dari masyarakat yang
dinamis.
f.) Pancasila sebagai ideologi terbuka, senantiasa berkembang seiring dengan
perkembangan aspirasi, pemikiran akselari dari masyarakat, dalam
mewujudkan cita-citanya untuk hidup berbangsa dan bernegara, dalam
mencapai harkat dan martabat kemanusiaan.
40
sedang dan akan dihadapinya, terutama dalam menghadapi globalisasi dan era
keterbukaan dunia dalam segala bidang. Sehingga ideologi Pancasila menghendaki
agar bangsa Indonesia, selalu berada dalam ikatan negara kesatuan Republik
Indonesia. Pancasila sebagai ideologi terbuka, memberikan landasan yang kuat untuk
tumbuhnya pola sikap, pola pikir, dan pola tindak yang bersifat tradisional, menuju
berkembangnya cipta, rasa dan karsa, yang maju dan mandiri, untuk menyongsong
dinamika kehidupan sesuai dengan perubahan-perubahan yang dinamis.
Ideologi sangat penting bagi suatu bangsa dan negara, untuk mewujudkan
tujuan dari negara itu sendiri. Arti penting ideologi diantaranya sebagai berikut:
Dengan memiliki ideologi nasional maka suatu bangsa dan negara bisa berdiri
dengan kukuh dan tidak mudah goyah atau terombang ambing oleh pengaruh
dari ideologi lain dan bisa menghadapi persoalan yang ada.
Negara atau bangsa bisa membangkitkan kesadaran akan pentingnya
kemerdekaan, memberikan motivasi akan perjuangan untuk menggapai cita
cita dan memberikan orientasi terhadap dunia dan semua isinya.
Ideologi bisa mempersatukan orang dari berbagai latar belakang. Seperti
mempersatukan orang dari berbagai macam golongan, ras, agama dan suku.
Bahkan juga bisa menyatukan orang dari berbagai ideologi.
Ideologi juga memberikan tujuan dan arah yang jelas menuju kehidupan yang
ingin diimpikan atau diinginkan. Sebuah ideologi yang dihayati dan juga
diamalkan oleh seluruh rakyat akan dapat mewujudkan kesatuan dan persatuan
demi kelangsungan hidupnya.
Ideologi bisa mengatasi konflik, masalah ataupun ketegangan sosial yang
terjadi di masyarakat.
Ideologi bisa dan mampu mempersatukan orang dari berbagai agama.
41
Pancasila sebagai ideologi nasional, memiliki pemahaman dalam sudut
pandang budaya bangsa dan bukan melalui sudut pandang kekuasaan, hal ini
bermakna bahwa Pancasila bukanlah sebagai alat kekuasaan namun sebagai alat yang
menyatukan bangsa dan negara. Pancasila adalah dasar negara Indonesia dan sudah
sepatutnya menjadi dasar kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh
masyarakat indonesia, nilainilai Pancasila merupakan cakupan dari nilai, norma, dan
moral yang harusnya mampu diamalkan oleh seluruh masyarakat Indonesia, sebab
apabila Bangsa Indonesia mampu mengamalkan nilai-nilai tersebut maka degradasi
moral dan kebiadaban masyarakat dapat diminimalisir, secara tidak langsung juga
akan mengurangi kriminalitas di Indonesia, meningkatkan keamanan dan
kesejahteraan bangsa Indonesia. Proses lahirnya Pancasila menjadi sejarah yang tidak
akan pernah terlupakan oleh bangsa Indonesia. Kata pancasila berasal dari bahasa
Sansekerta. Panca berarti lima dan Sila berarti prinsip atau asas. Pancasila berarti lima
asas atau Lima Dasar atau lima Sila. Lima sila tersebut adalah:
42
Pancasila (lima dasar negara) yang digali dari nilai-nilai luhur bangsa, dan kemudian
disepakati sebagai ideologi bangsa.
Bagaimana generasi muda saat ini bisa mempertahankan kesatuan dan keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia, jika tidak mempelajari, memahami, bahkan
mengamalkan Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia. Para pejabat mulai
dari presiden dan para menteri merasa perlu untuk membangkitkan kembali nilai-nilai
Pancasila yang pada era ini sudah mulai kehilangan fungsi asalnya. Pancasila yang sejak
awal disusun untuk menjadi pedoman dan ideologi bangsa mulai kehilangan peran
utamanya sejak diamandemen. Karena pada dasarnya kualitas suatu bangsa ditentukan
oleh dua hal yaitu kompetensi dan karakter. Jadi,keduanya tidak bisa dipisahkan satu
dengan yang lain. Akan tetapi yang terjadi pada negeri kita saat ini ialah krisis moral atau
kurangnya karakter. Pemerintah hanya mementingkan kompetensi atau pemikir dan tidak
terlalu memperhatikan karakter. Maka kita sebagai generasi bangsa harus giat dan
semangat mempelajari ilmu kewarganegaraan sehingga tumbuh dan berkembang karakter
yang ada pada diri kita.
43
akan diukur dari terwujudnya kemajuan yang pesat, kesejahteraan yang tinggi, dan
persatuan yang mantap dari seluruh rakyat Indonesia. Hanya dengan mencapai kondisi
bangsa yang maju, sejahtera, dan bersatu sajalah Indonesia dapat menjadi salah satu
rujukan dunia. Saat itulah Pancasila berpotensi untuk diterima oleh bangsa-bangsa lain di
dunia. Saya berpendapat, kondisi itu adalah hal yang mungkin terjadi yang perlu
diwujudkan; menjadi mission sacre kita sebagai suatu bangsa.
44
DAFTAR PUSTAKA
‘Athiyat, Ahmad. 2004. Jalan Baru Islam; Studi Tentang Transformasi dan Kebangkitan
Umat, (At-Thariq) alih bahasa Dede Koswara, (Cet. I; Bogor: Pustaka Thariqul Izzah),
84.
Bakry, Noor Ms. 2010. Pendidikan Pancasila. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. 2013.
Materi Ajar Mata Kuliah Pendidikan Pancasila. Jakarta: Departeman Pendidikan
Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Setiardja, Gunawan. Hak-Hak Asasi Manusia Berdasarkan Ideologi Pancasila (Yogyakarta:
Katinisius, 1993), 21.
Setiardja, Gunawan. Hak-Hak Asasi Manusia Berdasarkan Ideologi Pancasila (Yogyakarta:
Kanisius, 1993), 17.
Ibid, halaman 115.
Kaderi, Alwi. 2015. Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa. Banjarmasin: Antasari press.
hal 115.
Kunawi Basyir, Pancasila dan kewarganegaraan (Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2013)
Oetojo Oesman dan Alfian (Eds). 1991. Pancasila Sebagai Ideologi dalam Berbagai Bidang
Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara. Jakarta: BP-7 Pusat,.
Sarbini. 2005. Islam di tepian Revolusi: Ideologi, Pemikiran dan Gerakan. Yogyakarta: Pilar
Media.
Taqiyuddin An Nabhani, Peraturan Hidup dalam Islam, 21.
Taqiyuddin An Nabhani, Peraturan Hidup dalam Islam, 37.
Taqiyuddin An Nabhani, Peraturan Hidup dalam Islam, 39.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pancasila
https://pancasila.weebly.com/pengertian-pancasila.html
https://pengayaan.com/6-arti-penting-ideologi-bagi-suatu-bangsa-dan-negara/
https://guruppkn.com/pancasila-sebagai-ideologi-nasional
http://youtu.be/tH8iZs_dSuo
https://www.coursehero.com/file/p2vltmo/Selain-itu-nilai-pancasila-bersifat-subyektif-dan-
obyektif-yang-dijelaskan/
45
https://www.google.com/amp/s/amp.tirto.id/isi-butir-butir-pengamalan-pancasila-lengkap-
sila-1-sampai-5-f5Mw
46