Anda di halaman 1dari 2

YAYASAN SHINE PAPUA BARAT

SHINE SECONDARY SCHOOL SORONG


Jl. Basuki Rahmat Km. 9.5, Kec. Sorong Timur, Kota Sorong, Papua Barat Daya 98412
Distrik Sorong Kota, Kota Sorong.
Email : shineschoolsorong@gmail.com

Bijak dalam bersosial media

Berdasarkan riset We Are Social di tahun 2022, Indonesia termasuk di dalam 5 negara
dengan jumlah pengguna media sosial tertinggi di dunia. Dengan 276 juta jiwa, Indonesia
menjadi negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke 4 di DUNIA. Dalam penggunaan
internet, masyarakat Indonesia termasuk aktif terutama dalam hal penggunaan media sosial.
Bukankah benar para hadirin yang hadir di sini memiliki sosial media? Untuk apa sih media
sosial digunakan?
Sadarkah semua? Perkembangan teknologi semakin hari kian membawa masyarakat
untuk bisa berkomunikasi dengan berbagai jenis sosial media! Sayangnya, penggunaan sosial
media yang tidak disertai dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam
berkomunikasi menyebabkan banyak sekali kasus pelanggaran hukum maupun etika yang
terjadi dalam bersosial media. Padahal, sosial media yang diibaratkan sebagai pisau bermata
dua seharusnya bisa menjadi pengingat masyarakat tentang pentingnya memahami etika
bersosial media dan membentuk kebiasaan “bijak dalam bersosial media”.

Bicara soal bijak dalam bersosial media, dalam KBBI kata “bijak” berarti selalu
menggunakan akal budinya. Jika dikaitkan dalam bersosial media, dapat pula diartikan
sebagai tata cara bertindak dan mengambil keputusan yang tepat/baik dalam bersosialisasi di
dunia maya.

‘udah gendut, jelek, narsis lagi. Jijik.”


“Orang seperti ini lebih baik musnah sajalah,”
“Sampah masyarakat, tidak berguna, lebih baik mati saja.”
Merasa familiar dengan komentar-komentar seperti itu? Di era serba teknologi seperti
sekarang, rasanya sering sekali kita menemukan perkataan jahat dan penuh kebencian dari
dan untuk orang yang tidak saling mengenal di dunia maya. Kebanyakan para netizen di
sosial media jarang sekali mendukung karya-karya anak bangsa dan malah memberikan
komentar-komentar yang tidak layak contohnya, ada seorang pemuda bernama
Mirzamemodif motor bermerk Mio kemudian dia menamai motor tersebut Mio Mirza hal
tersebut di upload di media sosial dan memancing para netizen untuk membuat itu menjadi
bahan lelucon seperti setiap kalo ada postingan artis netizen akan selalu berkomentar “Lo
belum kenal Mio Mirza’bahkan sampai para artis/konten kreator merasa terganggu dengan
komentar tersebut dan berdampak pada pesan yang ingin disampaikan oleh para artis/konten
kreator dan juga untuk si Mirza.
Bagaimana sebaiknya kita menjadi bijak dalam menggunakan sosial media, dengan
cara:
Menjunjung tinggi etika dalam berkomunikasi
Meskipun kita tidak bertatap muka langsung dengan pengguna media sosial lainnya, etika
berkomunikasi harus tetap dijunjung tinggi. Status ataupun komentar yang ditulis usahakan
untuk tidak menyakiti, melecehkan, merendahkan, dan memfitnah.

Selektif dalam menyebarkan informasi


Saat kita menerima informasi menarik dari media sosial, jangan langsung percaya. Sebaiknya
cek dan ricek kembali validitas informasi. Jangan sampai kita turut menyebarkan informasi
palsu (hoax), yang bisa jadi akan menjerat kita pada kasus hukum.

Tidak menyebarkan rahasia pribadi ke ranah publik


Jangan pernah sekali pun tergelitik untuk mengumbar rahasia pribadi di media sosial.
Misalnya curhat masalah rumah tangga atau konflik internal keluarga. Masalah yang kita
unggah akan menjadi santapan publik dan orang lain akan menikmatinya layaknya tontonan.
Bukannya solusi yang kita dapat, justru kemungkinan besar masalah akan bertambah
runyam.

Dalam mengakhiri pidato ini, saya mengajak kita semua untuk lebih bijak dalam
menggunakan media sosial. Setiap komentar dan Tindakan kita memiliki dampak besar dan
berpengaruh pada orang lain. Oleh karena itu, mari gunakan platform ini untuk menyebarkan
kebaikan, inspirasi dan motifasi. Sekian dan terimakasih

Febrianty Angelin, S9

Anda mungkin juga menyukai