Anda di halaman 1dari 27

Cerdas dan bijak dalam mengunakan

social media
Jd gini tahapan sekilas materinya :
What is social media
Why hrs cerdas dan bijak
reasons paparin pengertian uu ite
reasons ksih contoh kasus
What we get kalau ga cerdas dan bijak
give the worst example
Tips to be good on socmed
Conclusion….
Before you hit ‘post’ on social media, are you checking
if its wise?

• When it comes to social media, I’m


going to go with this notion that the
best thing to do is stay away from those
tricky or contentious conversations
entirely. When I hesitate and wonder if
my words might in any way hurt or
offend, I am going to choose to not to
post or comment. I’m going to pay
greater attention to that voice that
says, “maybe don’t say that.” It is nearly
always right.
• Sometimes life requires us to be brave,
and have loving but difficult
conversations, but I’m not going to do
those in public forums, nor use social
media to push an agenda
Social media telah menjadi sebuah teknologi yang tidak bisa lepas
dari kehidupan sehari-hari terutama di indonesia
• Dengan teknologi yang baru ini setiap orang dengan sangat mudah dapat
mengakses dan berkomunikasi lewat social media. Hingga saat ini social
media telah menjadi trend global, terutama dengan perkembangan Smart
devices (gadgets) yang terhubung dengan internet.
Di era saat ini, siapa saja memiliki media sosial untuk berinteraksi.
Namun tak jarang, masih banyak masyarakat yang belum paham
bagaimana menggunakan medsos secara bijaksana agar tak melanggar
aturan yang berakibat sanksi pidana penjara.
• Hal ini dikarenakan yang bersangkutan dinilai menyebarkan kebencian,
mengancam, dan menyebarkan informasi bohong.
• Selain rawan masuk ke ranah hukum, bermedia sosial juga seringkali
menimbulkan konflik yang tidak kecil. Banyak kasus yang kemudian
menjadi besar gara-gara viral di media sosial.
• Di indonesia sendiri, berdasarkan data dari
Kemenkominfo, pengguna internet saat ini
berjumlah sampai 63 juta orang pengguna. 95
persen diantaranya adalah pengguna aktif social
media
• fasilitas yang ditawarkan, tidak mengherankan
bahwa penyebaran informasi melalui media sosial
telah menjadi semakin lazim saat ini. Keberadaan
“netizen”, sebagai penyebar berita dan informasi
menggunakan berbagai bentuk media sosial,
tidak dapat lagi dipisahkan dari kehidupan publik.
Digambarkan analogi dari sebuahmedia sosial sebagai
corong, yang menghubungkan satu individu dengan yang
lain. Media sosial tidak lain adalah saluran informasi,
sehingga informasi dapat disebarluaskan. Siapa pun dapat
menggunakan media sosial secara bebas dan tidak
terbatas, tergantung pada niat yang dimiliki. Ini berpotensi
membuat media sosial menjadi hal yang positif, tetapi juga
bisa menjadi destruktif
• Selain itu hilangnya budaya berbicara atau mengobrol di
antara orang-orang di Indonesia disebabkan oleh
penggunaan media sosial. Penggunaan media sosial tentu
saja merupakan fenomena positif. Namun, kita harus tetap
menggunakan komunikasi verbal langsung untuk
membangun dan mengembangkan karakter bangsa.
The Good, The Bad, The Ugly, and The
Future of Social Media
• The Good
Sisi baik media sosial memudahkan kita untuk berkomunikasi,
menyebarluaskan informasi, membangun jaringan pertemanan,
berbagi pengetahuan, inspirasi, dan sebagainya. Jika posting
seseorang disukai oleh banyak orang, orang itu akan mendapatkan
banyak pengikut (pengikut), dan dia bahkan dapat menghasilkan
uang dari media sosial.
• The Bad
Media sosial telah terbukti menimbulkan risiko bagi banyak
pengguna, terutama kaum muda. Media sosial telah digunakan
untuk memfasilitasi kejahatan "baru" penyebaran konten senonoh,
Juga, kemampuan para penjahat untuk menggunakan platform
media sosial untuk melacak calon korban (dan harta mereka)
• The Ugly
Kasus yang ditanganin oleh pengadilan karena media sosial menjadi semakin
memprihatinkan.
Ketika menggunakan media sosial, pada dasarnya kita memposting informasi
pribadi secara online. Ketika informasi itu diposting online, itu tidak lagi pribadi,
dan akhirnya jatuh ke tangan yang salah
Karena ketidak sadaran kita bahwa setiap yang kita “post” disocial media tidak
selalu digunakan untuk hal baik, terkadang dapat menjadi alat untuk menyalahkan
kita ketika terjadi hal kriminal karena berhubungan dengan konten yang kita post
sebelumnya. Korban dapat merasa “saya pantas mendapatkan kejadian buruk ini”
karena apa yang dia post sebelumnya. Istilah ini bisa disebut sebagai viktimisasi
sekunder.
Penggunaan media sosial juga dapat memiliki efek destruktif, misalnya melalui
penyebaran informasi yang tidak akurat atau tipuan (tipuan), mempersulit
sosialisasi dengan orang-orang, kejahatan dunia maya (cyber crime) dan, bahkan
pornografi. Bahan-bahan yang masuk media sosial akan sulit dihilangkan karena
setiap pengguna dapat dengan mudah membagikannya tanpa memerlukan izin.
Oleh karena itu, direkomendasikan agar pengguna social media memfilter materi
yang akan didistribusikan secara bijak untuk memilah apa yang layak dan tidak
layak untuk konsumsi publik
• The Future
Platform social media akan terus berkembang dan isu-isu baru muncul,
media sosial akan terus memberikan tantangan dan peluang bagi pejabat
peradilan pidana, serta mengubah cara masyarakat memandang dan
terlibat dengan masalah kejahatan dan viktimisasi. Namun, panggilan
untuk larangan dan pembatasan ke media sosial tidak mungkin
membuahkan hasil. Maka dari itu daripada melarang pengunnaan social
media, lebih baik kita lebih bijak dan pintar dalam mengunakannya agar
terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Perkembangan media sosial saat ini membawa berbagai dampak positif
bagi masyarakat. Namun, manfaat yang ditawarkan tergantung pada
bagaimana kita menggunakan media sosial
Tidak ada salahnya bagi kita untuk membagikan hal-hal tertentu, dengan
harapan apa yang kita bagikan disukai banyak orang dan akan menjadi
viral. Namun, perlu dicatat bahwa apa yang kami bagikan akan dilihat dan
dinilai oleh publik. Dengan berbagi informasi yang akurat, seimbang, dan
bermanfaat, kami membuktikan diri sebagai pengguna media sosial yang
bijak dan bertanggung jawab.
Pengenalan UU ITE
Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik atau Undang
Undang nomor 11 tahun 2008 atau UU ITE adalah UU yang
mengatur tentang informasi serta transaksi elektronik, atau
teknologi informasi secara umum. UU ini memiliki yurisdiksi yang
berlaku untuk setiap orang yang melakukan perbuatan hukum
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, baik yang berada di
wilayah Indonesia maupun di luar wilayah hukum Indonesia, yang
memiliki akibat hukum di wilayah hukum Indonesia dan/atau di luar
wilayah hukum Indonesia dan merugikan kepentingan Indonesia.

• Secara umum, materi Undang-Undang Informasi dan Transaksi


Elektronik (UU ITE) dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu
pengaturan mengenai informasi dan transaksi elektronik dan
pengaturan mengenai perbuatan yang dilarang.
Beberapa materi yang diatur, antara lain:
• pengakuan informasi/dokumen elektronik sebagai alat bukti hukum yang sah
(Pasal 5 & Pasal 6 UU ITE);
• tanda tangan elektronik (Pasal 11 & Pasal 12 UU ITE);
• penyelenggaraan sertifikasi elektronik (certification authority, Pasal 13 & Pasal 14
UU ITE); dan
• penyelenggaraan sistem elektronik (Pasal 15 & Pasal 16 UU ITE)
• perbuatan yang dilarang (cybercrimes). Beberapa cybercrimes yang diatur dalam
UU ITE, antara lain:
– konten ilegal, yang terdiri dari, antara lain: kesusilaan, perjudian, penghinaan/pencemaran
nama baik, pengancaman dan pemerasan (Pasal 27, Pasal 28, dan Pasal 29 UU ITE);
– akses ilegal (Pasal 30);
– intersepsi ilegal (Pasal 31);
– gangguan terhadap data (data interference, Pasal 32 UU ITE);
– gangguan terhadap sistem (system interference, Pasal 33 UU ITE);
– penyalahgunaan alat dan perangkat (misuse of device, Pasal 34 UU ITE);
Tujuan UU ITE
• Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik
dilaksanakan dengan tujuan untuk:
• mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian dari
masyarakat informasi dunia;
• mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
• meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik;
• membuka kesempatan seluas-luasnya kepada setiap Orang
untuk memajukan pemikiran dan kemampuan di bidang
penggunaan dan pemanfaatan Teknologi Informasi
seoptimal mungkin dan bertanggung jawab; dan
• memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum
bagi pengguna dan penyelenggara Teknologi Informasi.
6 Aturan UU ITE yang Jika dilangggar dapat dipidanakan

1. Melanggar kesusilaan.
Pasal 45 ayat 1: Setiap Orang yang
dengan sengaja dan tanpa hak
mendistribusikan dan/atau
mentransmisikan dan/atau membuat
dapat diaksesnya Informasi Elektronik
dan/atau Dokumen Elektronik yang
memiliki muatan yang melanggar
kesusilaan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 27 ayat (1) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 6
(enam) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah).
2. Perjudian.

Pasal 45 ayat 2: Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak
mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan
perjudian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (2) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
3. Penghinaan dan/atau pencemaran nama baik

Pasal 45 ayat 3: Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak
mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan
penghinaan dan/atau pencemaran nama baik sebagaimana dimaksud dalam Pasal
27 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah).
4. Pemerasan.

Pasal 45 ayat 4: Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak
mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan
pemerasan dan/atau pengancaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27
ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
5. Menyebarkan berita bohong dan
menyesatkan yang mengakibatkan kerugian
konsumen. .

Pasal 45A ayat 1: Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita
bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi
Elektronik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah).
6. Menyebarkan kebencian atau permusuhan individu dan/atau
kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama,
ras, dan antargolongan (SARA).

Pasal 45A ayat 2: Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan
untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat
tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28
ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
4 Common Types of Social Media Crime
(bingung mau bahas 5 kejahatan ini yang fokus ke social media
aja atau yang 6 kasus diatas dibahas juga?)

1. Ancaman Online, Menguntit (stalking),


Cyberbullying
2. Peretasan dan Penipuan
3. Membeli Hal-Hal Ilegal
4. Posting Video Kegiatan Pidana
Contoh kasus
• Kasus Prita Mulyasari (anak smp udah pada lahir blm
ya pas kasus ini??)
• Kasus ini merupakan pertama kalinya UU ITE menelan
korban. Seorang Ibu Rumah Tangga didaerah Tangerang
dituduh mencemarkan nama baik sebuah Rumah Sakit
Swasta tahun 2009. Hal itu disebabkan Ibu tersebut
menuliskan keluhannya terhadap pelayanan rumah
sakit tersebut dalam sebuah mailing list (milis) di
internet. Tuntutan yang dirasa berlebihan membuat
masyarakat beramai-ramai membuat gerakan sosial
"KOIN UNTUK PRITA“
• Tips Menggunakan Medsos agar Terhindar dari
Risiko Hukum:
1. Pahami regulasi yang ada.
2. Tegakan etika ber-media sosial.
3. Cek terlebih dahulu kebenaran informasi yang
akan dibagikan (share) ke publik.
4. Lebih berhati-hati bila ingin memposting hal-
hal atay data yang bersifat pribadi.
5. Belajar dari penyedia jasa, seperti google untuk
menjalani peran menjadi intermediary liability.
Safe and still enjoy using social media, why not? Always
think twice before you hit the “POST” button.

• Berfikir dua kali sebelum memposting “Location”


karena dapat mentrigger orang jahat untuk
mencari calon korban dengan mengetahui lokasi
• “you are not in full control of your privacy”
Beberapa orang mungkin berpikir bahwa jika saya
memutuskan untuk tidak berpartisipasi dalam
socmed tertentu, itu tidak berarti bahwa orang
tidak akan dapat menemukan hal-hal tentang
saya di socmed itu. Ini berarti kita mungkin perlu
berpikir berbeda tentang apa arti privasi. Always
think twice before you share anything.
Conclutions
• Menulis komentar di media sosial sangat mudah. Anda
cukup menggunakan ibu jari dan ponsel Anda untuk
mengeluarkan apa pun yang Anda pikirkan. Anda dapat
memasuki percakapan yang sulit dan provokatif tanpa
harus melihat orang lain. Anda dapat meletakkan
komentar di luar sana, memasukkan ponsel Anda
kembali ke saku, atau menutup tutupnya di laptop
Anda dan lupakan saja.
• Sementara itu, kata-kata kalian dilihat oleh banyak
orang. Jadilah orang baik yang membangun orang lain,
jadilah bijak, ramah dan penuh kasih. Bukan tipe orang
yang bersembunyi di balik media sosial, menulis hal-hal
yang membuat orang lain merasa buruk.
tips
Reference aka sumber copas ghahaha
• https://98five.com/hit-post-social-media-checking-wise/

• https://www.spredfast.com/social-media-tips/social-media-demographics-current

• http://unpar.ac.id/viral-secara-bijak-lewat-media-sosial/?lang=en

• https://wise.telus.com/en/2018/10/15/2017-smart-social-campaign-free-resources-for-schools-and-youth/

• https://www.spredfast.com/social-media-tips/social-media-demographics-current

• https://www.cnnindonesia.com/nasional/20181121142502-12-348108/polisi-sebut-body-shaming-di-medsos-
bisa-dijerat-uu-ite
• http://kupang.tribunnews.com/2018/11/28/lakukan-6-hal-yang-langgar-uu-ite-ini-kamu-dipenjara-guys-apa-saja-
itu
• https://www.brilio.net/serius/6-aturan-di-uu-ite-ini-perlu-kamu-tahu-agar-aman-saat-bermedsos-170707d.html
• https://id.wikipedia.org/wiki/Undang-undang_Informasi_dan_Transaksi_Elektronik
• https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt586365272bca1/siapa-saja-bisa-diadukan--mereka-yang-terjerat-
uu-ite
• http://theconversation.com/social-media-and-crime-the-good-the-bad-and-the-ugly-66397
• https://blogs.findlaw.com/blotter/2017/02/5-common-types-of-social-media-crime.html
• https://www.kompasiana.com/sigit03980/5b50bde0d1962e2d1a76b737/fenomena-cyberbullying-yang-menimpa-
bowo-tik-tok-di-instagram

Anda mungkin juga menyukai