Anda di halaman 1dari 19

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Republik Indonesia

KEBIJAKAN PERCEPATAN PELAKSANAAN BERUSAHA


(PERPRES NOMOR 91 TAHUN 2017)
Denpasar, 24 November 2017
MOMENTUM: PERTUMBUHAN EKONOMI YANG TETAP TINGGI
DENGAN INDIKATOR SOSIAL YANG MEMBAIK

Source: Indonesia Statistics Bureau Source: data.worldbank.org

Source: Indonesia Statistics Bureau

Pertumbuhan ekonomi stabil pada kisaran 5 persen dan berhasil menurunkan tingkat ketimpangan,
pengangguran dan kemiskinan
2
MOMENTUM: PENINGKATAN DAYA SAING DAN KEMUDAHAN BERUSAHA
WB’s Ease of Doing Business Global Competitiveness Index
EODB EODB [T2 EODB
[T3 - [T3 – 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Change
Indikator 2016 2017 – 2018
T2] T1]
[T1] [T2] T1] [T3]
Singapore 2 2 2 2 2 2 3 -1
Overall Ranking 106 91 15 72 19 34
Japan 9 10 9 6 6 8 9 -1
Starting a business 167 151 16 144 7 23
Dealing with construction
Malaysia 21 25 24 20 18 25 23 +2
113 116 3 108 8 5
permits China 26 29 29 28 28 28 27 +1
Getting electricity 61 49 12 38 11 23 Thailand 39 38 37 31 32 34 32 +2
Registering property 123 118 5 106 12 17 Indonesia 46 50 38 34 37 41 36 +5
Getting credit 70 62 8 55 7 15
India 56 59 60 71 55 39 40 -1
Protecting minority investors 69 70 1 43 27 26
Brunei
Paying taxes 115 104 11 114 10 1 28 28 26 - - 58 46 +12
Darussalam
Trading across borders 113 108 5 112 4 1 Vietnam 65 75 70 68 56 60 55 +5
Enforcing contracts 171 166 5 145 21 26 Philippines 75 65 59 52 47 57 56 +1
Resolving insolvency 74 76 2 38 38 36 Kamboja 97 85 88 95 90 89 94 -5
Indicator with significant
reform
3 7 7 Laos - - 81 93 83 93 98 -5

Berdasarkan rating Ease of Doing Business (EoDB) dari Bank Dunia, Berdasarkan rating World Economic Forum (WEF) dalam Global
kemudahan berusaha Indonesia naik 19 posisi dari peringkat 91 ke Competitiveness Report 2017-2018, peringkat Indonesia meningkat
peringkat 72 5 posisi dari peringkat 41 pada 2016 ke peringkat 36 pada 2017

3
MOMENTUM: PENINGKATAN KEPERCAYAAN DARI MASYARAKAT
DAN SENTIMEN POSITIF DARI LEMBAGA RATING GLOBAL
Confidence in National Government Positive Sentiment from International Rating Agency
JCR Fitch R&I Moody’s S&P

BBB-

BB+

BB

BB-

B+
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Berdasarkan laporan OECD berjudul “Government at a Glance 2017”: Untuk pertama kali sejak krisis Asia, Indonesia mendapatkan
80% masyarakat Indonesia percaya terhadap Pemerintah. Bersama peringkat layak investasi dari semua Lembaga Pemeringkat Utama
dengan Swiss, Indonesia menempati peringkat pertama dalam hal global.
kepercayaan terhadap Pemerintah Nasional.

4
MOMENTUM: PREDIKSI PERINGKAT PEREKONOMIAN GLOBAL PADA 2030 DAN 2050

Projected Rankings of World’s Economies by PwC


2016 2030 2050  Pada bulan Februari 2017, Pricewaterhouse Cooper
(PwC) mempublikasikan "The Long View How will
United
1 18.562 China 26.499 China 49.853 the global economic order change by 2050?“ yang
States

United United mempredeksikan negara dengan perekonomian


2 China 11.392 23.475 34.102
States States paling kuat pada tahun 2030 dan 2050.
3 Japan 4.730 India 7.841 India 28.021  Prediksi PDB berdasarkan MER (market exchange
4 Germany 3495 Japan 5.468 Indonesia 7.275 rate), penelitian tersebut mempredeksikan
United peringkat GDP Indonesia akan meningkat dari
5 2.650 Germany 4.347 Japan 6.779
Kingdom peringkat 16 pada tahun 16 menjadi peringkat 9
6 France 2.488
United
3.530 Brazil 6.532 pada tahun 2030 dan peringkat 4 pada tahun 2050.
Kingdom
 Salah satu temuan utama dari penelitian tersebut,
7 India 2.251 France 3.186 Germany 6.138
negara perkembang perlu untuk meningkatkan
8 Italy 1.852 Brazil 2.969 Mexico 5.563
kelembagaan dan infrastruktur secara signifikan
United untuk merealisasikan potensi pertumbuhan jangka
9 Brazil 1.770 Indonesia 2.449 5.369
Kingdom
panjang mereka.
16 Indonesia 941

Source: The Long View How will the global economic order change by 2050? (PwC, 2017)
GDP at MER Rankings (at constant 2016, USD Billions)
5
PILAR
KEBIJAKAN EKONOMI

KEBIJAKAN EKONOMI

KEBIJAKAN EKONOMI
PAKET KEBIJAKAN
TRANSFORMASI

BERKEADILAN
NASIONAL

EKONOMI
STRUCTURAL REFORM MONETER/
FISCAL POLICY
/REGULATORY PERBANKAN POLICY
RESPON KEBIJAKAN PEMERINTAH

I. REFORMASI KEBIJAKAN EKONOMI (RPE) III. KEBIJAKAN EKONOMI BERKEADILAN


Rasionalisasi kebijakan: moneter/perbankan, fiskal, dan regulatory:
Program Utama
1. Manajemen Baru Batam
2. Tax Amnesty
3. Pencabutan PERDA 1
10 2
4. Kebijakan Suku Bunga: Repo Over Night Rate
5. Proyek Strategis Nasional Reforma Agraria
Vokasi, Pertanian
Entrepreneurship, (Landless Farmer)
6. Reformasi Anggaran (APBN) 9 Pasar Tenaga 3
Kerja
7. Pembangunan Infrastruktur
8. Pengembangan SDM
9. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pembiayaan &
Anggaran Perkebunan
Pemerintah

II. PAKET DEREGULASI KEBIJAKAN EKONOMI


(Inpres No.12 Tahun 2015)
8
10 PILAR
KEBIJAKAN
KEBIJAKAN EKONOMI
EKONOMI
BERKEADILAN BARU
4

• Tujuan: Untuk meningkatkan daya saing Industri, daya Retail & Pasar
BERKEADILAN Urban Poor &
Perumahan
beli masyarakat, investasi, eksport, wisata, dan 7 5 Terjangkau

pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan.


• Melalui: 6
Nelayan & Budidaya
Manufaktur Rumput Laut
1) Harmonisasi/penyederhanaan regulasi, & ICT

2) Penyederhanaan/kemudahan proses birokrasi, dan Sistem Pajak


Berkeadilan
3) Peningkatan penegakan hukum.
PAKET KEBIJAKAN EKONOMI I-XV

Sejak 9 September 2015, Pemerintah Indonesia telah menggulirkan 15 (lima belas) Paket Kebijakan Ekonomi sebagai
upaya untuk meningkatkan daya saing industri nasional, ekspor dan investasi untuk menghasilkan pertumbuhan
ekonomi yang signifikan. Inti dari paket kebijakan ekonomi ini, yaitu: (i) harmonisasi regulasi, (ii) menyederhanakan
proses birokrasi, dan (iii) memastikan kepatuhan hukum. Paket-paket kebijakan ini mencakup deregulasi 222
peraturan, yang terdiri dari 167 peraturan Kementerian/Lembaga dan 52 peraturan di tingkat Presidensial.
8
MENGAWAL PELAKSANAAN KEBIJAKAN EKONOMI NASIONAL
MENGEJAR PELUANG: MENGOPTIMALKAN PELUANG INVESTASI DUNIA
DAN MENDORONG PMDN
Ratio PMDN terhadap Total
Realisasi Investasi
rata-rata USD 1.576 M
Avg: 32% Target: 39%

rata-rata USD 15,8 M

Sumber: BKPM

Sumber: UNCTAD, World Investment Report 2017 Percepatan Investasi Domestik Untuk
Besarnya peluang investasi dunia (rata-rata USD Target PMDN Rata-rata target rasio PMDN terhadap
1.576 M tahun 2012-2016) yang perlu dioptimalkan total realisasi investasi dari tahun 2012 s.d 2016 hanya
dalam moment kebijakan deregulasi, perbaikan 32%, sedangkan target di tahun 2019 hanya 39%.
investment grade, dan EoDB mengingat investment
inflow ke Indonesia masih rata-rata USD 15,8 M 10
MENGEJAR PELUANG: POTENSI KEHILANGAN INVESTASI DAN MENYEBAR
KEGIATAN INVESTASI KE LUAR JAWA
Potensi Kehilangan Untuk Investasi Yang Perlunya mempercepat keseimbangan
Tidak Terlaksana Perbandingan rata-rata realisasi aktivitas ekonomi antara Jawa dan Luar
dan pengajuan investasi pada 2012 s.d. 2016, untuk PMA Jawa
sebesar 25.5% dan PMDN sebesar 30.1% 100%
Perbandingan Investasi Jawa vs Luar Jawa

PERBANDINGAN REALISASI DAN PENGAJUAN PMA 2012 s.d. 2016 (USD Juta)

121,903.8 120,711.9 121,218.8

96,653.7 80%
87,962.4

24,564.7 28,617.5 28,529.7 29,275.9 28,964.1


60%

2012 2013 2014 2015 2016 50%


Rencana PMA (USD juta) Realisasi PMA (USD juta)

40%
PERBANDINGAN RENCANA DAN PENGAJUAN PMDN 2012 s.d. 2016 (Rp Milyar)
758,374.0
675,747.7

504,054.3

366,926.2 20%
263,828.9
216,230.5
156,126.2 179,465.9
128,150.8
92,182.0

0%
2012 2013 2014 2015 2016
Rencana PMDN (Rp milyar) Realisasi PMDN (Rp milyar)
2012 2013 2014 2015 2016

Sumber: BKPM Sumber: BKPM Jawa Luar Jawa 11


POKOK-POKOK PERPRES NOMOR 91 TAHUN 2017

Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2017 tentang Percepatan


Pelaksanaan Berusaha
Isi Pokok:
Percepatan Pelaksanaan Berusaha dilakukan dalam 2 tahap:
Tahap I:
1. Pembentukan Satuan Tugas untuk pengawalan dan
penyelesaian hambatan
2. Penerapan checklist di KEK, KPBPB (FTZ), Kawasan Industri,
dan KSPN yang telah beroperasi;
3. Penggunaan data sharing.
Tahap II:
1. Pelaksanaan reformasi peraturan Perizinan Berusaha; dan
2. Penerapan Sistem Perizinan Berusaha Terintegrasi secara
elektronik (Online Single Submission).
Preparation (penyiapan) Tahap II telah dimulai pada Tahap I

Menko Perekonomian telah menetapkan Pedoman Pelaksanaan Peraturan


Presiden Nomor 91 Tahun 2017 (Permenko Perekonomian Nomor 8 Tahun 2017)
12
PTSP SAAT INI

Persiapan Konstruksi Berusaha

Portal
PTSP

PTSP Pusat K/L dan/atau PTSP daerah PTSP Pusat

Output: akte pendirian badan usaha, Output: pengukuran, surat keputusan


Output: izin usaha industri, fasilitas
NPWP, TDP, RPTKA, IMTA, API-P, akses penggunaan lahan, sertifikasi tanah, izin
bea masuk perizinan barang dan bahan
kepabeanan, informasi ketersediaan lahan lingkungan (subset UKL/UPL), IMB, fasilitas
standar nasional Indonesia
bea masuk

Di beberapa proses, investor masih harus menyelesaikan proses perizinan secara manual sehingga memakan
waktu lama dan biaya yang tidak sedikit 13
ONLINE SINGLE SUBMISSION
• Investor cukup hanya masuk kedalam 1 sistem
OSS yang terhubungan dengan seluruh K/L,
Pemda, dan BKPM.
• Telah ada standar dan persyaratan yang akan
Investor • PTSP
• DMPTSP
dipenuhi pelaku usaha.
Online
Offline • MALL PELAYANAN PUBLIK • Sistem yang akan memproses secara tunggal.
Perizinan • Diperlukan adanya pengawasan (profesi)
• K/L (untuk industri
tertentu)
SATGAS NASIONAL
Sistem Online
Perizinan Terintegrasi
• Online Single
Submission
• Data Sharing
• Helpdesk/Klinik

Contoh
CLEAR, CHEAP,
Sistem Pelaporan dan Sistem Kontrol
CONSISTENT, &
Satgas Nasional
CONVINIENT 14
STRUKTUR SATGAS (NASIONAL, K/L, PROVINSI, KABUPATEN/KOTA)
PRESIDEN
laporan per bulan

PTSP/DPMTSP SATGAS NASIONAL


Koordinasi informasi dan Ketua : Menko Perekonomian
pelaksanaan perizinan berusaha Anggota: Menko Polhukam, Menko Kemaritiman, Menko PMK, Mendagri, Menkeu, MenKumham,
Menkominfo, Mensesneg, MenPAN, Seskab, Kapolri, Ka BKPM
koordinasi

laporan per bulan

Satgas K/L Satgas Provinsi Pendukung Satgas Kabupaten/Kota


Satgas
Pendukung PIC: Sekretariat Gubernur Pendukung
PIC: Eselon 1 Leading Sector Wakil Pemerintah Pusat PIC: Sekda
PIC: Eselon 1

supporting

Satgas dibentuk untuk meningkatkan pelayanan, pengawalan, penyelesaian hambatan, penyederhanaan, dan
pengembangan sistem online dalam rangka percepatan pelaksanaan perizinan berusaha termasuk bagi usaha
mikro, kecil, dan menengah setelah mendapatkan persetujuan penanaman modal.
15
PERAN SATGAS NASIONAL
koordinasi SATGAS PAKET
SATGAS NASIONAL KEBIJAKAN EKONOMI
(KEPMENKO)

TIM
Online Single Manajemen
Submission TIM Pelaksana Pelaksana (PMO)

Unit Pendukung

Call Center

KLINIK KLINIK KLINIK KLINIK KLINIK KELOMPOK KERJA

Kemudahan

Datasharing

Datasharing
Infrasruktur
Pertanahan

Pemerintah
Kehutanan

Diseminasi
Tata ruang

Pariwisata

Reformasi
Ketenaga

Informasi
Checklist

Checklist
Regulasi
Fasilitas
kerjaan

Industri

Daerah
Dan

Dan

SNI
1 2 3 4 5 6 7 8

TUGAS
1. Mengembangkan kebijakan peningkatan pelayanan, pengawalan, penyelesaian hambatan, penyederhanaan, dan
pengembangan sistem online
2. Menetapkan prioritas penyelesaian Perizinan Berusaha
3. Melakukan penyelesaian atas hambatan pelaksanaan Perizinan Berusaha
4. Menyampaikan laporan kepada Presiden mengenai Perizinan Berusaha yang tidak diselesaikan
5. Membentuk layanan pengaduan 16
APA YANG DIHARAPKAN DARI DPMPTSP?
1. Koordinasi dengan Satgas (Nasional, K/L, Provinsi, dan/atau Kabupaten/Kota) dalam penanganan permasalahan
berusaha baik itu new entrants (calon investor baru yang mengalami kesulitan dalam mendaftarkan perusahaan
atau memperoleh Izin Usaha), ongoing cases (investor yang sudah memulai proses pendaftaran usaha tetapi
menemui kesulitan dalam pemenuhan persyaratan), dan operational with issues (perusahaan yang sudah
mendapat izin tetapi mengalami kesulitan dalam pelaksanaan usaha)
2. Inventarisasi dan evaluasi perizinan di daerah untuk menciptakan lingkungan usaha yang berorientasi bisnis
(business friendly) dan kepastian berusaha.
3. Menyapaikan usulan reformasi peraturan perizinan berusaha di K/L dan Pemda
4. Mendorong pendelegasian perizinan dan non perizinan yang belum didelegasikan
5. Dukungan pengintegrasian sistem pelayanan perizinan DPMPTSP dengan PTSP Pusat dalam rangka pelaksanaan
Online Single Submission

17
APA YANG DIHARAPKAN DARI SATGAS
1. Inventarisasi (stock opname) seluruh perizinan berusaha yang menjadi kewenangannya dan perizinan yang
diperlukan oleh K/L dan Pemda yang telah diajukan dan belum selesai.
2. Penyelesaian hambatan (debottlenecking) seluruh perizinan berusaha yang menjadi kewenangannya dan
perizinan yang diperlukan oleh K/L dan Pemda yang telah diajukan dan belum selesai.
TAHAP I

3. Inventarisasi seluruh perizinan berusaha yang menjadi kewenangannya dan perizinan yang diperlukan oleh K/L
dan Pemda
4. Penyederhanaan proses (debirokratisasi) yang mencakup: penyederhanaan pengajuan dan penyelesaian
perizinan, percepatan waktu penyelesaian, dan penggunaan data sharing
5. pelayanan perizinan berusaha yang baru dengan menerapkan penyederhanaan proses (debirokratisasi)

1. Reformasi peraturan perizinan berusaha pada sektornya


TAHAP II

2. Dukungan teknologi dalam rangka penerapan perizinan melalui infromasi dan teknologi online (Online Single
Submission)
3. Pembiayaan dan sumber daya dalam rangka penerapan perizinan melalui Online Single Submission

18
SISTEM PERIZINAN TERINTEGRASI

mudah, pasti, dan murah

“TERIMA KASIH”
...for better Indonesia

Anda mungkin juga menyukai