Republik Indonesia
Pertumbuhan ekonomi stabil pada kisaran 5 persen dan berhasil menurunkan tingkat ketimpangan,
pengangguran dan kemiskinan
2
MOMENTUM: PENINGKATAN DAYA SAING DAN KEMUDAHAN BERUSAHA
WB’s Ease of Doing Business Global Competitiveness Index
EODB EODB [T2 EODB
[T3 - [T3 – 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Change
Indikator 2016 2017 – 2018
T2] T1]
[T1] [T2] T1] [T3]
Singapore 2 2 2 2 2 2 3 -1
Overall Ranking 106 91 15 72 19 34
Japan 9 10 9 6 6 8 9 -1
Starting a business 167 151 16 144 7 23
Dealing with construction
Malaysia 21 25 24 20 18 25 23 +2
113 116 3 108 8 5
permits China 26 29 29 28 28 28 27 +1
Getting electricity 61 49 12 38 11 23 Thailand 39 38 37 31 32 34 32 +2
Registering property 123 118 5 106 12 17 Indonesia 46 50 38 34 37 41 36 +5
Getting credit 70 62 8 55 7 15
India 56 59 60 71 55 39 40 -1
Protecting minority investors 69 70 1 43 27 26
Brunei
Paying taxes 115 104 11 114 10 1 28 28 26 - - 58 46 +12
Darussalam
Trading across borders 113 108 5 112 4 1 Vietnam 65 75 70 68 56 60 55 +5
Enforcing contracts 171 166 5 145 21 26 Philippines 75 65 59 52 47 57 56 +1
Resolving insolvency 74 76 2 38 38 36 Kamboja 97 85 88 95 90 89 94 -5
Indicator with significant
reform
3 7 7 Laos - - 81 93 83 93 98 -5
Berdasarkan rating Ease of Doing Business (EoDB) dari Bank Dunia, Berdasarkan rating World Economic Forum (WEF) dalam Global
kemudahan berusaha Indonesia naik 19 posisi dari peringkat 91 ke Competitiveness Report 2017-2018, peringkat Indonesia meningkat
peringkat 72 5 posisi dari peringkat 41 pada 2016 ke peringkat 36 pada 2017
3
MOMENTUM: PENINGKATAN KEPERCAYAAN DARI MASYARAKAT
DAN SENTIMEN POSITIF DARI LEMBAGA RATING GLOBAL
Confidence in National Government Positive Sentiment from International Rating Agency
JCR Fitch R&I Moody’s S&P
BBB-
BB+
BB
BB-
B+
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Berdasarkan laporan OECD berjudul “Government at a Glance 2017”: Untuk pertama kali sejak krisis Asia, Indonesia mendapatkan
80% masyarakat Indonesia percaya terhadap Pemerintah. Bersama peringkat layak investasi dari semua Lembaga Pemeringkat Utama
dengan Swiss, Indonesia menempati peringkat pertama dalam hal global.
kepercayaan terhadap Pemerintah Nasional.
4
MOMENTUM: PREDIKSI PERINGKAT PEREKONOMIAN GLOBAL PADA 2030 DAN 2050
Source: The Long View How will the global economic order change by 2050? (PwC, 2017)
GDP at MER Rankings (at constant 2016, USD Billions)
5
PILAR
KEBIJAKAN EKONOMI
KEBIJAKAN EKONOMI
KEBIJAKAN EKONOMI
PAKET KEBIJAKAN
TRANSFORMASI
BERKEADILAN
NASIONAL
EKONOMI
STRUCTURAL REFORM MONETER/
FISCAL POLICY
/REGULATORY PERBANKAN POLICY
RESPON KEBIJAKAN PEMERINTAH
• Tujuan: Untuk meningkatkan daya saing Industri, daya Retail & Pasar
BERKEADILAN Urban Poor &
Perumahan
beli masyarakat, investasi, eksport, wisata, dan 7 5 Terjangkau
Sejak 9 September 2015, Pemerintah Indonesia telah menggulirkan 15 (lima belas) Paket Kebijakan Ekonomi sebagai
upaya untuk meningkatkan daya saing industri nasional, ekspor dan investasi untuk menghasilkan pertumbuhan
ekonomi yang signifikan. Inti dari paket kebijakan ekonomi ini, yaitu: (i) harmonisasi regulasi, (ii) menyederhanakan
proses birokrasi, dan (iii) memastikan kepatuhan hukum. Paket-paket kebijakan ini mencakup deregulasi 222
peraturan, yang terdiri dari 167 peraturan Kementerian/Lembaga dan 52 peraturan di tingkat Presidensial.
8
MENGAWAL PELAKSANAAN KEBIJAKAN EKONOMI NASIONAL
MENGEJAR PELUANG: MENGOPTIMALKAN PELUANG INVESTASI DUNIA
DAN MENDORONG PMDN
Ratio PMDN terhadap Total
Realisasi Investasi
rata-rata USD 1.576 M
Avg: 32% Target: 39%
Sumber: BKPM
Sumber: UNCTAD, World Investment Report 2017 Percepatan Investasi Domestik Untuk
Besarnya peluang investasi dunia (rata-rata USD Target PMDN Rata-rata target rasio PMDN terhadap
1.576 M tahun 2012-2016) yang perlu dioptimalkan total realisasi investasi dari tahun 2012 s.d 2016 hanya
dalam moment kebijakan deregulasi, perbaikan 32%, sedangkan target di tahun 2019 hanya 39%.
investment grade, dan EoDB mengingat investment
inflow ke Indonesia masih rata-rata USD 15,8 M 10
MENGEJAR PELUANG: POTENSI KEHILANGAN INVESTASI DAN MENYEBAR
KEGIATAN INVESTASI KE LUAR JAWA
Potensi Kehilangan Untuk Investasi Yang Perlunya mempercepat keseimbangan
Tidak Terlaksana Perbandingan rata-rata realisasi aktivitas ekonomi antara Jawa dan Luar
dan pengajuan investasi pada 2012 s.d. 2016, untuk PMA Jawa
sebesar 25.5% dan PMDN sebesar 30.1% 100%
Perbandingan Investasi Jawa vs Luar Jawa
PERBANDINGAN REALISASI DAN PENGAJUAN PMA 2012 s.d. 2016 (USD Juta)
96,653.7 80%
87,962.4
40%
PERBANDINGAN RENCANA DAN PENGAJUAN PMDN 2012 s.d. 2016 (Rp Milyar)
758,374.0
675,747.7
504,054.3
366,926.2 20%
263,828.9
216,230.5
156,126.2 179,465.9
128,150.8
92,182.0
0%
2012 2013 2014 2015 2016
Rencana PMDN (Rp milyar) Realisasi PMDN (Rp milyar)
2012 2013 2014 2015 2016
Portal
PTSP
Di beberapa proses, investor masih harus menyelesaikan proses perizinan secara manual sehingga memakan
waktu lama dan biaya yang tidak sedikit 13
ONLINE SINGLE SUBMISSION
• Investor cukup hanya masuk kedalam 1 sistem
OSS yang terhubungan dengan seluruh K/L,
Pemda, dan BKPM.
• Telah ada standar dan persyaratan yang akan
Investor • PTSP
• DMPTSP
dipenuhi pelaku usaha.
Online
Offline • MALL PELAYANAN PUBLIK • Sistem yang akan memproses secara tunggal.
Perizinan • Diperlukan adanya pengawasan (profesi)
• K/L (untuk industri
tertentu)
SATGAS NASIONAL
Sistem Online
Perizinan Terintegrasi
• Online Single
Submission
• Data Sharing
• Helpdesk/Klinik
Contoh
CLEAR, CHEAP,
Sistem Pelaporan dan Sistem Kontrol
CONSISTENT, &
Satgas Nasional
CONVINIENT 14
STRUKTUR SATGAS (NASIONAL, K/L, PROVINSI, KABUPATEN/KOTA)
PRESIDEN
laporan per bulan
supporting
Satgas dibentuk untuk meningkatkan pelayanan, pengawalan, penyelesaian hambatan, penyederhanaan, dan
pengembangan sistem online dalam rangka percepatan pelaksanaan perizinan berusaha termasuk bagi usaha
mikro, kecil, dan menengah setelah mendapatkan persetujuan penanaman modal.
15
PERAN SATGAS NASIONAL
koordinasi SATGAS PAKET
SATGAS NASIONAL KEBIJAKAN EKONOMI
(KEPMENKO)
TIM
Online Single Manajemen
Submission TIM Pelaksana Pelaksana (PMO)
Unit Pendukung
Call Center
Kemudahan
Datasharing
Datasharing
Infrasruktur
Pertanahan
Pemerintah
Kehutanan
Diseminasi
Tata ruang
Pariwisata
Reformasi
Ketenaga
Informasi
Checklist
Checklist
Regulasi
Fasilitas
kerjaan
Industri
Daerah
Dan
Dan
SNI
1 2 3 4 5 6 7 8
TUGAS
1. Mengembangkan kebijakan peningkatan pelayanan, pengawalan, penyelesaian hambatan, penyederhanaan, dan
pengembangan sistem online
2. Menetapkan prioritas penyelesaian Perizinan Berusaha
3. Melakukan penyelesaian atas hambatan pelaksanaan Perizinan Berusaha
4. Menyampaikan laporan kepada Presiden mengenai Perizinan Berusaha yang tidak diselesaikan
5. Membentuk layanan pengaduan 16
APA YANG DIHARAPKAN DARI DPMPTSP?
1. Koordinasi dengan Satgas (Nasional, K/L, Provinsi, dan/atau Kabupaten/Kota) dalam penanganan permasalahan
berusaha baik itu new entrants (calon investor baru yang mengalami kesulitan dalam mendaftarkan perusahaan
atau memperoleh Izin Usaha), ongoing cases (investor yang sudah memulai proses pendaftaran usaha tetapi
menemui kesulitan dalam pemenuhan persyaratan), dan operational with issues (perusahaan yang sudah
mendapat izin tetapi mengalami kesulitan dalam pelaksanaan usaha)
2. Inventarisasi dan evaluasi perizinan di daerah untuk menciptakan lingkungan usaha yang berorientasi bisnis
(business friendly) dan kepastian berusaha.
3. Menyapaikan usulan reformasi peraturan perizinan berusaha di K/L dan Pemda
4. Mendorong pendelegasian perizinan dan non perizinan yang belum didelegasikan
5. Dukungan pengintegrasian sistem pelayanan perizinan DPMPTSP dengan PTSP Pusat dalam rangka pelaksanaan
Online Single Submission
17
APA YANG DIHARAPKAN DARI SATGAS
1. Inventarisasi (stock opname) seluruh perizinan berusaha yang menjadi kewenangannya dan perizinan yang
diperlukan oleh K/L dan Pemda yang telah diajukan dan belum selesai.
2. Penyelesaian hambatan (debottlenecking) seluruh perizinan berusaha yang menjadi kewenangannya dan
perizinan yang diperlukan oleh K/L dan Pemda yang telah diajukan dan belum selesai.
TAHAP I
3. Inventarisasi seluruh perizinan berusaha yang menjadi kewenangannya dan perizinan yang diperlukan oleh K/L
dan Pemda
4. Penyederhanaan proses (debirokratisasi) yang mencakup: penyederhanaan pengajuan dan penyelesaian
perizinan, percepatan waktu penyelesaian, dan penggunaan data sharing
5. pelayanan perizinan berusaha yang baru dengan menerapkan penyederhanaan proses (debirokratisasi)
2. Dukungan teknologi dalam rangka penerapan perizinan melalui infromasi dan teknologi online (Online Single
Submission)
3. Pembiayaan dan sumber daya dalam rangka penerapan perizinan melalui Online Single Submission
18
SISTEM PERIZINAN TERINTEGRASI
“TERIMA KASIH”
...for better Indonesia