Anda di halaman 1dari 7

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) ISSN: 2089-9815

Yogyakarta, 18-19 Maret 2016

PENGUKURAN IT VALUE PADA ORGANISASI PUBLIK


STUDI KASUS : IMPLEMENTASI ERP PADA KEMENTERIAN
KEUANGAN
Prih Haryanta1, Azhari2
1
Program Studi Ilmu Komputer, Fakultas MIPA, Universitas Gadjah Mada
Sekip Utara Bulaksumur, Yogyakarta 55281
2
Jurusan Ilmu Komputer dan Elektronika, Fakultas MIPA, Universitas Gadjah Mada
Sekip Utara Bulaksumur, Yogyakarta 55281
E-mail: prih.haryanta@mail.ugm.ac.id, arisn@ugm.ac.id

ABSTRAKS
Implementasi ERP pada Kementerian Keuangan RI termasuk dalam kategori investasi IT pada sektor
publik. Pengukuran manfaat investasi IT (IT Value) pada sektor publik memerlukan perhitungan yang
mengakomodir nilai tangible dan intangible. Dalam paper ini, pengukuran manfaat implementasi IT
pada sektor publik menggunakan Public Sector Value model dari Accenture. Model tersebut
mengakomodir perhitungan manfaat tangible maupun intangible, serta sesuai untuk pengukuran investasi
IT yang telah dilaksanakan (ex-post). Hasil akhir yang diperoleh adalah berupa total nilai value yang
dihasilkan dengan adanya implementasi ERP dan tingkat efektivitas biaya yang dikeluarkan untuk
menghasilkan value tersebut.

Kata Kunci: IT Value, e-Government, Public Sector Value Model, PSV

1. PENDAHULUAN client ini berdiri sendiri, tidak saling terhubung


1.1 Latar Belakang dengan server-client pada aplikasi lain.
Salah satu tugas Kementerian Keuangan Keuntungannya sistem ini adalah tidak terganggu
adalah mengelola Anggaran Pendapatan dan apabila daerah lain terdapat bencana atau
Belanja Negara (APBN). Pembayaran atas beban kerusakan. Namun dari perspektif nasional,
APBN dicatat oleh sistem aplikasi yang sistem ini tidak reliable untuk menghasilkan
terdistribusi pada masing-masing Kantor laporan/informasi yang cepat dan akurat.
Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). Untuk meningkatkan kualitas informasi/
Demikian pula dengan catatan atas transaksi laporan keuangan, maka Kementerian Keuangan
penerimaan negara. Data pembayaran dan membangun suatu sistem terintegrasi berbasis
penerimaan tersebut kemudian dikumpulkan ke Enterprise Resource Planning (ERP) yang diberi
tingkat Kantor Wilayah Direktorat Jenderal nama Sistem Perbendaharaan dan Anggaran
Perbendaharaan, dan terakhir digabung pada Negara (SPAN). Sistem SPAN mengadopsi
tingkat pusat melalui Direktorat Akuntansi dan aplikasi pihak ketiga yang merupakan paket
Pelaporan Keuangan pada Ditjen software yang telah jadi atau dikenal dengan
Perbendaharaan, Kementerian Keuangan. nama Commercial of The Self (COTS), dengan
Penyusunan pelaporan atas transaksi menggunakan software Oracle E-Business Suite.
pembayaran beban APBN dan penerimaan Investasi Teknologi Informasi (IT/TI)
negara yang dilakukan secara berjenjang merupakan kebutuhan yang jamak dalam suatu
demikian memiliki potensi menimbulkan organisasi. Pembangunan sistem ERP pada
kesalahan. Sistem yang terdistribusi di seluruh Kementerian Keuangan di atas merupakan suatu
Indonesia mengharuskan data dikirimkan ke bentuk investasi IT. Investasi tersebut perlu
level yang lebih tinggi untuk digabungkan secara dinilai apakah benar-benar dapat mencapai
manual. Proses pengiriman, penggabungan, dan tujuan yang diinginkan.
penyajian yang dilakukan secara manual Dalam mengukur nilai manfaat implementasi
memungkinkan terjadinya human error yang suatu sistem IT pada organisasi publik seperti
berakibat kesalahan data laporan yang pemerintahan, tidak dapat diukur menggunakan
dihasilkan. Sistem aplikasi pengelolaan APBN metode sebagaimana digunakan pada organisasi
yang digunakan oleh Ditjen Perbendaharaan, private. Faktor keuntungan finansial bukan
Kementerian Keuangan, merupakan system yang semata-mata yang menjadi nilai manfaat dari
dibangun secara mandiri (in-house implementasi IT pada organisasi publik. Hal ini
development). Sistem ini bersifat stand-alone, karena sifat organisasi publik bukan semata
dimana masing-masing lokasi memiliki server mencari laba (cost-oriented), namun juga
dan client komputer tersendiri. Server dan memiliki fungsi pelayanan (services). Oleh

632
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 18-19 Maret 2016

karena itu, terdapat aspek non material yang Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
perlu diperhitungkan dalam mencari nilai model Public Sector Value (PSV), dengan
manfaat investasi IT di organisasi publik. peetimbangan bahwa implementasi ERP telah
Untuk mengetahui nilai (value) tersebut dilakukan (ex-post) dan output yang dihasilkan
memerlukan suatu metode yang dapat mengukur berupa nilai total value beserta tingkat efektifitas
manfaat yang bersifat tangible maupun biaya.
intangible. Manfaat tangible adalah manfaat
yang dapat diukur atau dikuantifikasi dengan 1.3 Public Sector Value Model
nilai uang. Sementara manfaat intangible adalah Public Sector Value model merupakan
manfaat yang dirasakan oleh pengguna, sebuah metode pengukuran investasi pada sektor
masyarakat, dan negara, namun tidak dapat publik yang dikembangkan oleh perusahaan
diukur dengan nilai uang. Accenture berkerjasama dengan Harvards
Kennedy School of Government. PSV
1.2 Referensi dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip dari
Dalam dunia bisnis, suatu investasi akan aplikasi Shareholder Value Analysis, yang
dinilai dari keuntungan yang diperoleh atas biaya diperuntukkan untuk sektor private (Jupp et all,
yang dikeluarkan. Demikian pula investasi yang 2004).
dikeluarkan untuk belanja IT. Pengukuran Public Sector Value model dibangun atas dua
keuntungan atau manfaat suatu investasi IT di komponen utama public value, yaitu outcomes
sektor publik memerlukan perhitungan yang dan cost-effectiveness (Neuberger et all, 2010).
bersifat komprehensif, bukan semata-mata Metodologi PSV pada prinsipnya terdiri dari 3
berdasarkan keuntungan finansial. tahapan, yaitu :
Terdapat beberapa metode yang telah cukup
dikenal dalam pengukuran investasi IT pada 1) Menentukan dan mengukur Outcomes
sektor publik. Menurut penelitian Lucy Dadayan
Outcomes didefinisikan sebagai hasil akhir
(2006), terdapat 7 metode yang dominan, yaitu :
dari suatu operasional organisasi. Outcomes
- Social Return on Investment (SROI)
suatu organisasi dapat diidentifikasi dari dua hal.
- Balanced E-Government Index (BEGIX)
Pertama adalah dari tujuan untuk apa organisasi
- Value Measuring Methodology (VMM)
tersebut dibuat. Kedua adalah apa harapan
- Public Sector Value Model (PSV)
masyarakat/stakeholder terhadap organisasi
- Performance Reference Model (PRM)
tersebut.
- Interchange of Data between Administration
Untuk mengetahui tujuan organisasi, dapat
Value of Investment (IDA-VOI)
dilihat dari visi-misi organisasi tersebut.
- Demand and Value Assesment Methodology
Sementara untuk harapan stakeholder/
(DAM and VAM)
masyarakat, perlu diketahui dengan
menggunakan metode survey atau quesioner.
Perbandingan atas tujuh model tersebut dapat
dilihat pada gambar 1 berikut.
2) Mengukur Cost-Effectiveness
Cost-Effectiveness penting untuk diketahui
dalam pengukuran value yang dihasilkan suatu
organisasi. Nilai investasi yang dikeluarkan
untuk suatu kegiatan organisasi apakah sudah
efektif jika dibandingkan apabila digunakan
untuk kegiatan yang lain. Cost-Effectiveness
dihitung dari rasio outcomes yang dihasilkan
dibagi dengan total resources yang diperlukan
untuk menghasilkan outcomes tersebut. Total
resources merupakan jumlah dari pengeluaran
operasional (operational expenses) ditambah
dengan opportunity cost atau capital charge.
Pengeluaran operasional merupakan pengeluaran
rutin tahunan dikurangi dengan jumlah belanja
modal. Sementara opportunity cost merupakan
biaya yang dikeluarkan sebagai pengganti
Gambar 1. Perbandingan Metode apabila belanja modal di-investaikan pada
Pengukuran RoI Publik program/sektor lain. Besarnya opportunity cost
(L. Dadayan, 2006)

633
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 18-19 Maret 2016

dihitung dari nilai belanja modal dikalikan pada investasi IT atau ERP, namun menilai
dengan tingkat suku bunga obligasi pemerintah. keseluruhan aspek atas layanan negara kepada
masyarakatnya.
Metode PSV dapat dimodifikasi untuk
Cost-Effectivenes = Outcomes /
pengukuran IT Value, khususnya implementasi
(Operational Expenses + Capital Charge)
ERP, dengan penyesuaian di beberapa
Atau komponennya.
Cost-Effectivenes = Outcomes / (Annual
Expenditure Capital Expenditure + 2. PEMBAHASAN
Capital Charge) 2.1 Identifikasi Outcomes
Outcomes dari Direktorat Jenderal
Perbendaharaan Kementerian Keuangan dapat
3) Membuat Matrix Value-creation dilihat dari visi misi organisasi sebagai berikut :
Mewujudkan pengelolaan kas dan
Matrix value-creation menggambarkan
investasi yang pruden, efisien, dan
perbandingan nilai outcomes dan cost-
optimal
effectiveness dalam beberapa tahun dari suatu
Mendukung kinerja pelaksanaan
organisasi. Gambaran dari matrix value-creation
anggaran yang tepat waktu, efektif, dan
tersebut dapat digunakan untuk :
akuntabel
- Benchmarking
Mewujudkan akuntansi dan pelaporan
- Membuat ranking dan prioritas
keuangan negara yang akuntabel,
- Mengidentifikasi trend dan
transparan, dan tepat waktu
- Membandingkan kinerja antar tahun dan
Mengembangkan kapasitas pendukung
atau dengan kinerja organisasi lain
sistem perbendaharaan yang andal,
Matrix value-creation tidak dimaksudkan
professional, dan modern
untuk menggambarkan baik atau buruknya
kinerja organisasi, tetapi lebih untuk
Dari uraian visi misi tersebut, outcomes yang
menunjukkan apakah organisasi tersebut
diharapkan dari organisasi Ditjen
memiliki kinerja lebih baik atau lebih buruk
Perbendaharaan adalah sebagai berikut :
dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Pengelolaan kas dan investasi yang
pruden, efisien, dan optimal
1.4 Penelitian Sebelumnya
Kinerja pelaksanaan anggaran yang
Pengukuran IT Value atas implementasi ERP
tepat waktu, efektif, dan akuntabel
di Indonesia masih belum banyak dilakukan,
Akuntansi dan pelaporan keuangan
khususnya di organisasi publik/pemerintahan.
negara yang akuntabel, transparan, dan
Salah satu penelitian yang mengukur nilai
tepat waktu
manfaat ERP dilakukan oleh Iwan Herdian
Memiliki kapasitas pendukung sistem
(2014), yang menganalisis manfaat ekonomi
perbendaharaan yang andal,
pada implementasi perangkat lunak ERP Oracle
professional, dan modern
E-Business Suite pada PT. PASI. Herdian
menggunakan metode Tabel Generik, System
Masing-masing outcomes tersebut dianggap
Dynamics, dan analisis risiko. Hasil akhirnya
memiliki bobot yang sama karena semuanya
adalah total nilai manfaat yang dikuantifikasi ke
merupakan amanat negara yang harus
dalam nilai rupiah, dan beberapa faktor risiko
dilaksanakan oleh organisasi.
yang dihadapi. Penelitian Herdian dilakukan
Untuk memudahkan dalam pengukuran score
pada organisasi private/swasta, sehingga
outcomes, masing-masing outcomes tersebut
quantifikasi ke dalam nilai uang lebih mudah
dipecah menjadi suboutcomes-suboutcomes.
dilakukan.
Daftar outcomes dan suboutcomes dapat dilihat
Sementara metode PSV belum ada literatur
pada tabel 1.
yang menyebutkan pernah digunakan di
Indonesia. Untuk penelitian pada organisasi
publik, Diana Marieta Mihaiu (2015)
menggunakan model PSV untuk mengukur
public value yang dihasilkan oleh pemerintah
negara-negara Uni Eropa. Hasil akhir berupa
nilai/skor outcomes dan cost-effectiveness dari
masing-masing pemerintah negara Uni Eropa
tersebut. Namun penelitian tersebut tidak fokus

634
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 18-19 Maret 2016

Tabel 1. Outcomes dan Sub-outcomes Ditjen operasional yang mencakup belanja pegawai dan
Perbendaharaan belanja barang, dan biaya modal (capital
expense) yang diambil dari komponen belanja
Outcomes Sub-outcomes
Pengelolaan kas dan Pengelolaan kas dan investasi yang modal dalam dokumen DIPA.
investasi yang pruden, pruden (hati-hati)
efisien, dan optimal Pengelolaan kas dan investasi yang 2.3 Hasil Perhitungan
efisien Berdasarkan perhitungan atas data yang
Pengelolaan kas dan investasi yang
optimal
diperoleh (lampiran 1), nilai (score) outcomes
Kinerja pelaksanaan Kinerja pelaksanaan anggaran yang diperoleh hasil sebagai berikut (tabel 2).
anggaran yang tepat tepat waktu
waktu, efektif, dan Kinerja pelaksanaan anggaran yang
akuntabel efektif Tabel 2. Nilai Outcomes
Kinerja pelaksanaan anggaran yang
akuntabel Score
Akuntansi dan Akuntansi dan pelaporan keuangan Sub-Indicator Sebelum Setelah Peruba-
pelaporan keuangan negara yang akuntabel SPAN SPAN han
negara yang akuntabel, Akuntansi dan pelaporan keuangan Pengelolaan kas dan
transparan, dan tepat negara yang transparan investasi yang pruden (hati-
waktu Akuntansi dan pelaporan keuangan hati) 0,15 0,77 0,62
negara yang tepat waktu Pengelolaan kas dan
Kapasitas pendukung Kapasitas pendukung sistem investasi yang efisien 0,15 0,85 0,69
sistem perbendaharaan perbendaharaan yang andal Pengelolaan kas dan
yang andal, Kapasitas pendukung sistem investasi yang optimal 0,23 0,62 0,38
professional, dan perbendaharaan yang professional Kinerja pelaksanaan
modern Kapasitas pendukung sistem anggaran yang tepat waktu 0,23 0,77 0,54
perbendaharaan yang modern Kinerja pelaksanaan
anggaran yang efektif 0,31 0,85 0,54
Pengukuran nilai outcomes dilakukan dengan Kinerja pelaksanaan
anggaran yang akuntabel 0,31 0,85 0,54
membuat kuesioner dengan responden para Akuntansi dan pelaporan
stakeholder Ditjen Perbendaharaan, yaitu Satuan keuangan negara yang
Kerja (Satker) Kementerian/Lembaga Negara. akuntabel 0,38 0,77 0,38
Sampel data diambil dari Satker mitra kerja Akuntansi dan pelaporan
keuangan negara yang
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara transparan 0,46 0,92 0,46
(KPPN) Medan II dan KPPN Bogor. Akuntansi dan pelaporan
keuangan negara yang tepat
2.2 Cost Effectiveness waktu 0,46 0,62 0,15
Kapasitas pendukung
Cost Effectiveness dihitung berdasarkan nilai
sistem perbendaharaan
(score) outcomes yang telah diperoleh dibagi yang andal 0,23 0,77 0,54
dengan jumlah biaya operasional dan capital Kapasitas pendukung
charge. Perhitungan dipisahkan antara kondisi sistem perbendaharaan
sebelum diimplementasikan SPAN secara penuh yang professional 0,38 0,77 0,38
Kapasitas pendukung
(tahun 2014) dan kondisi setelah implementasi sistem perbendaharaan
SPAN secara penuh (tahun 2015). yang modern 0,31 0,92 0,62
Biaya operasional dinyatakan dalam milyar Jumlah Score 3,62 9,46 5,85
rupiah untuk memudahkan perhitungan. Besaran
capital charge dihitung dari belanja modal Sementara untuk hasil perhitungan cost-
dikalikan dengan suku bunga obligasi effectiveness berdasarkan rumus dan data yang
pemerintah. Tingkat suku bunga obligasi diperoleh adalah sebagai berikut :
pemerintah (ORI) periode Agustus tahun 2014
dan Mei 2015 adalah sama, yaitu 9,00000%. Cost Effectiveness (tahun 2014) =
Dalam perhitungan ini, komponen biaya 3,62 / (1,426 0,279 + 0,025) = 3,085
kontrak pengadaan aplikasi SPAN tidak
termasuk dalam komponen biaya modal tahunan. Cost Effectiveness (tahun 2015) =
Biaya kontrak tersebut merupakan biaya multi- 9,46 / (3,525 0,41 + 0,036) = 3,003
year yang dapat menyebabkan perbandingan
tahun-ke-tahun menjadi tidak fair. Cost- Selengkapnya sebagaimana terlihat pada
effectiveness dalam perhitungan ini murni tabel 3 berikut.
membandingkan biaya yang sebanding antar
tahun, sebagaimana termuat dalam dokumen
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).
Komponen yang dihitung adalah biaya

635
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 18-19 Maret 2016

Tabel 3. Nilai Cost Effectiveness Pimpinan organisasi perlu mencermati


peningkatan biaya yang berakibat pada
Data DIPA penurunan cost effectivenes ini. Jika komponen
(Ditjen Dalam biaya tidak mungkin diturunkan, maka agar nilai
Perbendaharaan) Milyar Rp
Operating Expense cost effectiveness dapat meningkat perlu
2015 3.525.498.573.000 3,525 dilakukan identifikasi terhadap indicator
Capital Expense outcomes dan sub-outcomes yang memiliki nilai
2015 401.104.714.000 0,41 perubahan yang relatif kecil.
Annual Capital
Charge (Capital exp
* 9%) 36.099.424.260 0,036 Tabel 4. Suboutcomes dengan perubahan kecil
Cost Effectiveness
2015 3,003
Sub-Outcomes Perubahan
Akuntansi dan pelaporan keuangan negara
Operating Expense yang tepat waktu 0,15
2014 1.426.075.441.000 1,426 Pengelolaan kas dan investasi yang
Capital Expense optimal 0,38
2014 279.854.176.000 0,279 Akuntansi dan pelaporan keuangan negara
Annual Capital yang akuntabel 0,38
Charge (Capital Kapasitas pendukung sistem
exp * 9%) 25.186.875.840 0,025 perbendaharaan yang professional 0,38
Cost Effectiveness
2014 3,085
Dari tabel 4 di atas, dapat dilihat sub-
outcomes yang memiliki nilai perubahan kecil
dibandingkan sub-outcomes yang lain. Oleh
2.4 Matrix Value Creation karena itu pimpinan dapat mengambil kebijakan
Berdasarkan hasil perhitungan nilai outcomes yang diperlukan agar nilai sub-outcomes tersebut
dan cost-effectiveness di atas, dapat dibuat matrix dapat meningkat di tahun yang akan datang.
value creation sebagaimana gambar 2.
3. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan
bahwa implementasi ERP (SPAN) pada
2015
organisasi Ditjen Perbendaharaan, Kementerian
Keuangan mampu meningkatkan nilai outcomes
organisasi secara signifikan. Nilai outcomes
O meningkat dari 3,62 sebelum implementasi ERP
U menjadi 9,46 setelah implementasi ERP.
T Terdapat kenaikan sebesar 161,32%. Namun
C demikian terdapat kenaikan biaya yang
O mengakibatkan cost-effectiveness organisasi
M menurun dari semula 3,85 menjadi 3,003. Nilai
E cost-effectiveness menurun sebesar 22%.
S
Penggunaan metode Public Sector Value
Model memungkinkan penilaian value organisasi
publik yang menerapkan implementasi IT untuk
mendukung pelaksanaan e-Government.
Penilaian metode PSV ini bersifat komparatif,
Cost Effectiveness dan bukan merupakan penilaian absolut untuk
mengukur baik atau buruknya kinerja suatu
Gambar 2. Matrix Value Creation organisasi.

Dari gambar matrix value creation tersebut Penelitian ini masih terdapat kekurangan.
dapat dilihat arah trend value creation bergerak Antara lain dalam penentuan outcomes perlu
menuju kiri atas dari tahun sebelumnya. Dengan elaborasi yang lebih jauh agar dapat memberikan
demikian dapat dilihat bahwa organisasi mampu hasil yang lebih akurat. Kemudian penentuan
meningkatkan outcomes secara signifikan. jumlah dan sebaran responden kuesioner juga
Namun peningkatan outcomes tersebut juga perlu dikembangkan untuk meningkatkan
diikuti oleh penambahan biaya, sehingga validitas hasil penelitian. Untuk penelitian
menurunkan nilai cost effectiveness.

636
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 18-19 Maret 2016

selanjutnya, kedua hal tersebut perlu menjadi


perhatian untuk dikembangkan.

PUSTAKA
Dadayan, L., Measuring Return on Government
IT Investment, Proceedings of the 13th
European Conference on Information
Technology Evalution, Genoa, Italy, 2006
Jupp, V., Younger, M.P., "The Accenture
Public Sector Value Model," Accenture,
Washington D.C, pp. 1-11., 2004
Mihaiu, D.M., Considerations Regarding
Performance in The Public Sector, Revista
Economica, 67, issue Supplement, p. 70-86,
Lucian Blaga University of Sibiu, Romania,
2015
Neuberger, L.H. et all, Public Sector Value
Model,2010.
http://www.google.com/patents/US7822633
Herdian, I., Analisis Manfaat Ekonomi
Implementasi Perangkat Lunak Enterprise
Resource Planning (ERP) Oracle E-Business
Suite: Studi Kasus PT. Autocomp System
Indonesia (PASI), Master Tesis, Fakultas
Ilmu Komputer, Universitas Indonesia, 2014
Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian
Keuangan, Visi & Misi
http://www.djpbn.kemenkeu.go.id/portal/id/p
rofil/profil-organisasi/visi-misi.html.
Suku Bunga Obligasi Pemerintah RI Seri
SBR001 Periode 21 Mei 2015 s.d 20 Agustus
2015
http://www.bi.go.id/id/ruang-media/info-
terbaru/Pages/ORI-seri-SBR001.aspx
Suku Bunga Obligasi Pemerintah RI Seri
SBR001 Periode 21 Agustus 2014 s.d. 20
November 2014
http://www.bi.go.id/id/ruang-media/info-
terbaru/Pages/ORI-periode-210814.aspx
Dokumen Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) Direktorat Jenderal Perbendaharaan,
Kementerian Keuangan, tahun 2014 dan
2015.
Tentang Sistem Perbendaharaan dan Anggaran
Negara (SPAN), Kementerian Keuangan RI.
http://www.span.kemenkeu.go.id/

637
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 18-19 Maret 2016

Lampiran 1. Hasil Kuesioner Outcomes

638

Anda mungkin juga menyukai