http://paj.upnjatim.ac.id/index.php/paj
e-ISSN 2685-9866
Diterbitkan oleh:
Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur
berkolaborasi dengan
I. PENDAHULUAN
Era revolusi industri 4.0 merupakan sebuah era yang menekankan pada pola digital
ekonomi, artificial intelligence (kecerdasan buatan), big data, dan robotik. Pada Forum
Ekonomi Dunia (World Economic Forum) juga telah disepakati bahwa kecerdasan buatan
(artificial intelligence), pembelajaran mesin (machine learning), teknologi seluler, robotika,
teknologi biologi, komputasi kuantum, dan inovasi teknologi lainnya membutuhkan
transformasi digital pada organisasi. Transformasi digital merupakan pelaksanaan model
bisnis yang menekankan penggunaan teknologi digital di seluruh proses bisnis (Morman,
2019). Jika dilihat dari kesiapan organisasi menghadapi transformasi digital ini, berdasarkan
laporan MIT Sloan Management Review/Deloitte University Press (2016) menunjukkan 90%
responden menyadari bahwa tren digital akan mengganggu industri mereka. Namun hanya
44% yang percaya diri, mereka siap menghadapi transformasi digital tersebut.
Imbas dari transformasi digital yaitu mengubah pasar tenaga kerja di seluruh dunia
(OECD, 2019). Untuk memahami masa depan pekerjaan di era digital, kita perlu beralih dari
klasifikasi ekonomi tradisional di sektor manufaktur dan non-manufaktur. Pembeda utama di
era digital adalah tugas rutin dan tugas non-rutin. Pekerja berketerampilan menengah yang
melakukan tugas-tugas rutin, menghadapi risiko digantikan oleh komputer yang melakukan
pekerjaan mereka secara lebih efisien (Marcolin et al., 2019). Sementara pangsa pasar
pekerjaan dalam tugas-tugas non-rutin terus meningkat.
Penelitian tentang "Masa Depan Pekerjaan di Era Digital" oleh KU Leuven dan
Universitas Utrecht, menguraikan saat ini terjadi transisi di pasar tenaga kerja. Peneliti
menilai terjadi dua fenomena terkait yaitu deindustrialisasi dan polarisasi pekerjaan di negara-
negara OECD (OECD, 2019). Fenomena ini menunjukkan pergeseran komposisi pasar tenaga
kerja. Di samping penurunan manufaktur di negara-negara maju, pertumbuhan dalam jasa
dapat diuraikan menjadi pekerjaan berteknologi rendah, bergaji rendah dan berteknologi
tinggi, dengan upah tinggi, yang mengungkapkan tren polarisasi pekerjaan saat ini. Imbas dari
fenomena ini adalah jenis pekerjaan akan semakin berorientasi ke arah digital dan talenta
digital sangat dibutuhkan.
Terdapat gap/ kesenjangan antara permintaan tinggi keterampilan digital dengan
talenta digital yang ada (Karaboğa et al., 2021). McKinsey & company (2019)
memperkirakan pada tahun 2030 sedikitnya 23 juta pekerjaan akan hilang dan tergantikan
oleh otomatisasi. Namun di waktu yang sama, 27-46 juta pekerjaan baru dapat tercipta dengan
adanya teknologi tersebut.
18
PUBLIC ADMINISTRATION JOURNAL OF RESEARCH
Volume 3 (1), Januari-Maret 2021
1. Kesenjangan ini tidak hanya diantisipasi pihak swasta. Di Indonesia, pemerintah telah
bersiap akan transformasi digital pada angkatan kerja. Artikel ini berfokus pada
analisis kesiapan kebijakan Indonesia dalam mengembangkan kemampuan digital
angkatan kerja saat ini. Hasil dari analisis kebijakan ini berguna dalam rekomendasi
pemerintah.
19
Kesiapan Kebijakan Digital Talent Di Indonesia…
Nafi’ah, B. A, (2021)
III. METODOLOGI
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Hal ini terlihat jelas pada fokus
penelitian ini adalah untuk menganalisis kebijakan digital talent di Indonesia. Analisis
kebijakan yang dilakukan meliputi analisis ketersediaan kebijakan dan analisis isi kebijakan.
Output penelitian ini berupa rekomendasi untuk masukan pemerintah terkait pengembangan
pelaksanaan kebijakan digital talent.
Teknik penentuan informan dalam penelitian ini dengan purposive. Teknik ini
mempertimbangkan keterlibatan langsung informan pada program dasawisma sebagai kader.
Peneliti mewawancarai dua informan dari kementeriaan komunikasi dan informatika pada
bidang penelitian dan pengembangan aplikasi teknologi dan telekomunikasi.
Prosedur-prosedur pengumpulan data dalam penelitian kualitatif ini melibatkan tiga
jenis strategi (Creswell, 2010, p. 267) yaitu observali kualitatif, wawancara kualitatif, dan
dokumen kualitatif. Setelah data terkumpul, pemeriksaan keabsahan data menggunakan teknik
triangulasi. Peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber dan triangulasi teknik
pengumpulan data. Data-data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data melalui proses
wawancara kemudian disajikan dan dianalisa. Analisa data menggunakan teknik analisasi
kualitatif pendekatan Miles dan Huberman, meliputi tahapan reduksi data, model data, dan
20
PUBLIC ADMINISTRATION JOURNAL OF RESEARCH
Volume 3 (1), Januari-Maret 2021
penarikan kesimpulan
21
Kesiapan Kebijakan Digital Talent Di Indonesia…
Nafi’ah, B. A, (2021)
22
PUBLIC ADMINISTRATION JOURNAL OF RESEARCH
Volume 3 (1), Januari-Maret 2021
23
Kesiapan Kebijakan Digital Talent Di Indonesia…
Nafi’ah, B. A, (2021)
Program penyediaan akses internet tidak cukup hanya dengan mengandalkan APBN,
pemerintah juga perlu membuat regulasi baru yang sudah dimasukkan dalam Undang-undang
Cipta Kerja untuk memberikan ruang bagi industri berinovasi dalam mempercepat proses
transformasi digital. UU Cipta Kerja dapat menjadi ruang dalam membuka kesempatan
kerjasama dalam menggunakan infrastruktur operator telekomunikasi. Kerjasama ini akan
menciptakan bisnis berbasis digital yang tujuannya penghematan biaya dan membuka ruang
revenue baru.
Di sisi lain, jika dilihat dari indek Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(IP-TIK) Indonesia dari Badan Pusat Statistik, IP-TIK Indonesia tahun 2017 sebesar 4,99,
meningkat dibanding IP-TIK tahun 2016 sebesar 4,34. Namun, ada persoalan nyatayaitu
kesenjangan antarwilayah. Pemerataan infrastruktur IT mulai gencar dilaksanakan tahun
2019, hal ini menunjukkan bahwa terdapat sedikit keterlambatan pemerintah dalam merespon
perubahan digital dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya. Beberapa permasalahan
seperti kondisi medan menjadi alasan utama ditambah dengan kebutuhan anggaran yang tidak
sedikit.
24
PUBLIC ADMINISTRATION JOURNAL OF RESEARCH
Volume 3 (1), Januari-Maret 2021
pemerataan akses internet pada tahun 2019. Meskipun sedikit lamban, pemerintah telah
berupaya menyediakan payung hukum dalam kebijakan transformasi digital seperti
mengadakan digital talent untuk mengembangkan bakat digital, memperluas jangkauan
internet untuk bidang pendidikan sosial ekonomi daerah 3T, dan mengembangkan program-
program peningkatan skill lainnya. Kelambanan pemerintah dalam merespon era digital tidak
dapat disalahkan sepenuhnya karena keterbatasan sumberdaya anggaran dan lemahnya
peraturan.
Di sisi lain, program pemerintah untuk mengembangkan skill digital melalui program
kartu prakerja dan program digital talent scholarship, belum sempurna jika belum
dilaksanakan dengan sistem magang/bermitra praktik. Kedua program ini diselenggarakan
dengan cara melakukan pelatihan tanpa adanya praktik langsung atau magang pada tempat
kerja yang sebenarnya. Kelemahan ini membuat pembelajaran belum maksimal. Untuk itu,
peneliti memberikan rekomendasi sebagai berikut.
Terdapat beberapa strategi untuk mengatasi gap/ketimpangan skill digital yang
dibutuhkan seperti yang telah dilakukan pihak swasta. Pertama, yaitu program pelatihan.
Praktik baik dalam memenuhi skill digital dapat dilihat pada perusahaan P & G meluncurkan
program pertukaran pegawai yang bekerjasama dengan google. Bidang skill yang diajarkan
google adalah cara meningkatkan pemasaran digital/ internet marketing. Kedua, metode
rekrutmen yang inovatif, seperti yang dilakukan Loreal menggunakan digital untuk menjaring
talenta digital terbaik untuk bergabung dengan perusahaannya. Situs web L'Oréal ‘Reveal’
menyediakan rekrutmen dengan cara pelamar dapat berinteraksi dan ambil bagian dalam
perusahaan seperti bermain game. Pengguna dengan poin tertinggi bersaing untuk
mendapatkan hadiah dan peluang kerja dengan L’Oréal. Ketiga, menjalin kemitraan dengan
platform keterampilan online untuk memfasilitasi pengembangan produk yang inovatif seperti
contohnya perusahaan Boehringer Ingelheim, sebuah perusahaan farmasi bermitra dengan
kaggle, sebuah perusahaan prediksi data. Kemitraan yang terjalin untuk menciptakan prediksi
model untuk penelitian klinis. Keempat, mengakuisisi perusahaan yang bergerak bidang
digital. Kelima, membentuk inkubator bisnis untuk pengembangan ide bisnis baru seperti
yang dilakukan perusahaan Nike. Nike berpartner dengan Techstars, perusahaan startup untuk
membentuk produk Nike+.
Roadmap sukses dalam pengembangan skill digital pada sebuah organisasi (2013)
adalah (1) mengidentifikasi visi dan mengidentifikasi keperluan skill yang akan datang. (2)
mencatat dan melakukan penilaian kesenjangan skill. (3) beri solusi kesenjangan skill yang
ada. (4) Serta mengevaluasi perkembangan secara kontinu. Maka lembaga terkait secara aktif
25
Kesiapan Kebijakan Digital Talent Di Indonesia…
Nafi’ah, B. A, (2021)
mengidentifikasi skill baru yang muncul pada masa akan datang, kemudian mengasesmen
gap skill yang ada. Kemudian memberikan pelatihan yang tepat untuk menguasai skill baru
tersebut dengan cara pelatihan serta magang. Evaluasi secara berkelanjutan sangat diperlukan
untuk memberikan feedback perkembangan skill digital yang terus berkembang.
V. KESIMPULAN
Kebutuhan akan skill digital tidak dapat terelakkan. Di Indonesia masih terdapat gap
yang timpang antara skill yang ada dengan skill digital yang dibutuhkan. Pemerintah telah
memberikan kebijakan peningkatan skill digital melalui program digital talent scholarship dan
kartu prakerja. Di sisi lain, pemerintah juga memperbaiki jaringan internet dalam rangka
merdeka sinyal dari sabang hingga merauke tahun 2020. Respon pemerintah terhadap gap
talenta digital sedikit lamban akibat fokus memperbaiki jaringan internet yang menguras dana
tinggi. Sedangkan pelatihan yang ada sekarang belum mendapatkan hasil yang maksimal
karena tidak adanya magang atau praktik langsung di perusahaan.
Rekomendasi pengembangan era skill digital saat ini adalah dahulukan meningkatkan
skill sumber daya manusia untuk dapat mengoperasionalkan digital. Peningkatan skill dapat
dilakukan dengan pertukaran pegawai, inovasi rekrutmen, menjalin kemitraan dengan
platform digital, mengakuisisi perusahaan digital, dan membentuk inkubator bisnis berbasis
digital.
DAFTAR PUSTAKA
Adjei-Bamfo, P., Domfeh, K. A., Bawole, J. N., Ahenkan, A., Maloreh-Nyamekye, T., Adjei-
Bamfo, S., & Darkwah, S. A. (2020). An e-government framework for assessing
readiness for public sector e-procurement in a lower-middle income country.
Information Technology for Development, 26(4), 742–761.
https://doi.org/10.1080/02681102.2020.1769542
Cardenas-Navia, I., & Fitzgerald, B. K. (2019). The digital dilemma: Winning and losing
strategies in the digital talent race. Industry and Higher Education, 33(3), 214–217.
https://doi.org/10.1177/0950422219836669
Choucri, Na. (2003). Global e-readiness: For what? E-Business A Research And Education
Initiative At the MIT Sloan School Of Management., Paper 177.
Creswell, J. W. (2010). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed.
Pustaka Pelajar.
Frankiewicz, B., & Premuzic, T. C. (2020). Digital Transformation is About Talent, Not
Technology. https://hbr.org/2020/05/digital-transformation-is-about-talent-not-
technology
26
PUBLIC ADMINISTRATION JOURNAL OF RESEARCH
Volume 3 (1), Januari-Maret 2021
G.C, K., D., P., A.N, P., D., K., & N., B. (2016). Aligning the organization for its digital
future. MIT Sloan Management Review. Available: https://
sloanreview.mit.edu/digital2016
Karaboğa, T., Gürol, Y., Binici, C. M., & Sarp, P. (2021). Sustainable Digital Talent
Ecosystem in the New Era: Impacts on Businesses, Governments and Universities.
Istanbul Business Research. https://doi.org/10.26650/ibr.2020.49.0009
Marcolin, L., Miroudot, S., & Squicciarini, M. (2019). To be (routine) or not to be (routine),
that is the question: A cross-country task-based answer†. Industrial and Corporate
Change, 28(3), 477–501. https://doi.org/10.1093/icc/dty020
Mazzone, D. (2014). Digital or death: Digital transformation: The only choice for business to
survive. Smashbox Consulting.
McKinsey & company. (2019). The Last pit stop? Time for Bold late-cycle moves: McKinsey
Global Banking Annual Review 2019.
https://www.mckinsey.com/~/media/mckinsey/industries/financial%20services/our%
20insights/global%20banking%20annual%20review%202019%20the%20last%20pit
%20stop%20time%20for%20bold%20late%20cycle%20moves/mckinsey-global-
banking-annual-review-2019-vf.pdf
Morman, L. M. (2019). How Do We Prepare the Next Generation for a Career in Our Digital
Era? Computer, 52(5), 72–74. https://doi.org/10.1109/MC.2019.2903328
OECD. (2019). Preparing for the changing nature of work in the digital era (OECD Going
Digital Policy Note). OECD. https://www.oecd.org/going-digital/changing-nature-of-
work-in-the-digital-era.pdf
Permadi, D. (2020, Agustus). Mempercepat transformasi digital. In Talkshow Primetalk
Metrotv. https://aptika.kominfo.go.id/2020/08/empat-fokus-kebijakan-pemerintah-
untuk-percepatan-transformasi-digital/
Rizkinaswara, L. (2020, April 17). Talenta Digital jadi Faktor Penting Transformasi Digital.
https://aptika.kominfo.go.id/2020/04/talenta-digital-jadi-faktor-penting-transformasi-
digital/
Schallmo, D. R. A., & Williams, C. A. (2018). Digital Transformation Now! Springer
International Publishing. https://doi.org/10.1007/978-3-319-72844-5
Spitzer, B., Morel, valerie, Buvat, J., & KVJ, S. (2013). The Digital Talent Gap Developing
Skills for Today’s Digital Organizations. Capgemini Consulting.
https://www.capgemini.com/wp-content/uploads/2017/07/the_digital_talent_gap27-
09_0.pdf
Surber, K. (2016). The drive to digitization and the impact on your business and customers.
http://blogs. cisco.com/partner/the-drive-to-digitization-and-the-impact-on-your-
business-and-customers.
27
Kesiapan Kebijakan Digital Talent Di Indonesia…
Nafi’ah, B. A, (2021)
United Nations Department of Economic and Social Affairs (UNDESA). (2016). Nations E-
Government Survey 2016: E-Government in support of sustainable development.
United Nations.
Zheng, L., & Jiang, Y. (2011). Assessing e-government readiness of local governments in
China: Developing a bottom-up approach. Proceedings of the 5th International
Conference on Theory and Practice of Electronic Governance - ICEGOV ’11, 91.
https://doi.org/10.1145/2072069.2072085
28