Anda di halaman 1dari 121

Diagnostik Awal dan Rencana Penguatan

Implementasi Manajemen Risiko BUMN


Klaster Jasa Logistik

27 Mei 2021
Agenda
1. Dasar dan Sasaran Utama Manajemen Risiko BUMN Klaster Jasa Logistik
2. Anggota dan Pembagian BUMN Klaster Jasa Logistik
3. Financial dan Risk Management Mapping
4. Program Kerja BUMN Klaster Jasa Logistik
5. Format I (Pemetaan Risiko Utama yang Sedang Dihadapi BUMN Klaster
Jasa Logistik)
6. Format II (Rencana Tindakan/Aksi untuk Mengatasi Akar Masalah
Timbulnya Risiko)
7. Format III (Timeline Rencana Aksi Penguatan Manajemen Risiko BUMN
Klaster Jasa Logistik)
8. Lampiran
Dasar Tindak Lanjut
1 Surat Kementerian BUMN
Nomor : S-10/Wk2.MBU/05/2021
Tentang Permintaan Penyampaian Progress Perencanaan
Pelaksanaan Kickoff Meeting
Manajemen Risikodan Manajemen Talenta Klaster BUMN Klaster Jasa Logistik,
Portofolio Wakil Menteri BUMN II 20 Mei 2021
04 Mei 2021

2 Surat Kementerian BUMN


Nomor : UND-16/DKU.MBU/05/2021
Tentang Undangan Rapat Sosialisasi dan Rencana
Penguatan Manajemen Risiko di BUMN
07 Mei 2021

3 Surat Kementerian BUMN


Nomor : S-20/DKU.MBU/05/2021
Tentang Workshop Implementasi Penguatan Pembahasan Diagnostik
Manajemen Risiko BUMN
Awal Manajemen Risiko,
18 Mei 2021
25 Mei 2021

Surat Direksi PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)


4 Nomor : PW.05.02/19/5/1/RNO/KEU/PI.II-21
Tentang Kick off dan workshop penguatan Implementasi
Manajemen Risiko BUMN Klaster Logistik
19 Mei 2021

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 3


Sasaran Utama Manajemen Risiko BUMN Klaster Jasa Logistik

1 Penguatan dan Standarisasi Implementasi Manajemen Risiko

2 Efisiensi dan Sinergi Berkelanjutan

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 4


Anggota dan Pembagian
BUMN Klaster Jasa Logistik
Anggota BUMN Klaster Jasa Logistik

PELINDO I
INKA PELINDO II

VTP PELINDO III

12 BUMN
POS
INDONESIA
KLASTER JASA PELINDO IV

LOGISTIK

ASDP KAI

PPD PELNI
DAMRI PT
VTP

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 6


Pembagian BUMN Klaster Jasa Logistik
Ketua Klaster - PT Pelindo II

Sub Klaster Sub Klaster


Kepelabuhanan Transportasi
1. PT Pelindo I 1. PT KAI
2. PT Pelindo II 2. PT Pelni
3. PT Pelindo III 3. Perum PPD
4. PT Pelindo IV 4. Perum Damri
5. PT ASDP
KLASTER
JASA LOGISTIK

Sub Klaster Sub Klaster


Manufaktur Distribusi Logistik
1. PT INKA 1. PT POS Indonesia
2. PT VTP.

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 7


Financial dan Risk Management Mapping
Total Aset BUMN Klaster Jasa Logistik
Per 31 Desember 2020

SUB KLASTER KEPELABUHANAN


(Dalam Rp. Milyar) SUB KLASTER LOGISTIK
329.14 (Dalam Rp. Milyar)
11,781
PELINDO I 15,966

PELINDO II
3% POS INDONESIA
32,195
PELINDO III
51,685 5% VTP
PELINDO IV
57% 9,128

TOTAL Rp. 111,62 T


Total Aset
Klaster Jasa Logistik TOTAL Rp. 9,46 T

Rp 195,43 T

SUB KLASTER TRANSPORTASI SUB KLASTER MANUFAKTUR


(Dalam Rp. Milyar)
35%
(Dalam Rp. Milyar)
1,079
670 7,078
KAI INKA
PELNI 7,253
5,063
PPD
DAMRI 53,207 SUB KLASTER KEPELABUHANAN SUB KLASTER TRANSPORTASI
ASDP SUB KLASTER LOGISTIK SUB KLASTER MANUFAKTUR

TOTAL Rp. 5,06 T


TOTAL Rp. 69,28 T
RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 9
Kas dan Setara Kas BUMN Klaster Jasa Logistik
Per 31 Desember 2020
SUB KLASTER KEPELABUHANAN SUB KLASTER LOGISTIK
(Dalam Rp. Milyar) (Dalam Rp. Milyar)
8

698
1,565
PELINDO I
POS INDONESIA
PELINDO II 3,856
1% VTP
PELINDO III
5,298 44%
PELINDO IV
9% 2,080

TOTAL Rp 11,42 T TOTAL KAS DAN SETARA KAS TOTAL Rp 2,09 T


KLASTER JASA LOGISTIK
Rp 24 T
SUB KLASTER TRANSPORTASI
(Dalam Rp. Milyar) SUB KLASTER MANUFAKTUR
(Dalam Rp. Milyar)
74
2 1,302
KAI

PELNI
46% INKA

PPD 2,285

DAMRI 6,609

ASDP SUB KLASTER KEPELABUHANAN SUB KLASTER TRANSPORTASI 229


SUB KLASTER LOGISTIK SUB KLASTER MANUFAKTUR
TOTAL Rp 10,27 T
TOTAL Rp 0,23 T
RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 10
Debt & Equity BUMN Klaster Jasa Logistik
Per 31 Desember 2020

SUB KLASTER KEPELABUHANAN SUB KLASTER LOGISTIK


KLASTER JASA LOGISTIK (Dalam Rp. Milyar) (Dalam Rp. Milyar)
(Dalam Rp. Milyar) DER 1,37 X DEBT DER 0,27 X
DEBT
22,334 EQUITY 4,649 EQUITY
21,153
17,087
86,179

11,041
7,508 6,260 6,134 1,270
4,416
25.77 183.43
DER 1,12 x PELINDO I PELINDO II PELINDO III PELINDO IV POS VTP
DER 1,20 X DER 1,31 X DER 1,28 X DER 0,72 X DER 0,27 X DER 0,79 X

SUB KLASTER TRANSPORTASI SUB KLASTER MANUFAKTUR


(Dalam Rp. Milyar) (Dalam Rp. Milyar)
76,662 DER 0,85 X DEBT
EQUITY DER 8,04 X
DEBT
25,339 3,485
EQUITY
17,040

6,378 6,515
13 72 321 - 494 563 560

DEBT EQUITY
KAI PELNI PPD DAMRI ASDP INKA
DER 1,50 X DER 0,002 X DER 1,09 X DER 1,18 X DER 0,09 X DER 8,04 X
RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 11
Pendapatan, Laba Bersih dan EBITDA BUMN Klaster Jasa Logistik
Per 31 Desember 2020

KLASTER JASA LOGISTIK SUB KLASTER KEPELABUHANAN SUB KLASTER TRANSPORTASI


(Dalam Rp. Milyar) (Dalam Rp. Milyar) (Dalam Rp. Milyar)
3,022
ASDP
58,286 3,841
117
167
PELINDO I 181
1,299 725
DAMRI
(220)
10,454
(88)
PELINDO II 1,157
3,124 PPD 310
(103)
9,320 (44)
PELINDO III 1,239
3,841 PELNI 4,167
31
3,971 368
PELINDO IV 284
972 14,413
KAI
(1,736)
(528)
PENDAPATAN LABA BERSIH EBITDA
PENDAPATAN2 LABA BERSIH EBITDA

SUB KLASTER LOGISTIK


(Dalam Rp. Milyar) SUB KLASTER MANUFAKTUR
(Dalam Rp. Milyar)
9,904 287.74
VTP (39.64)
(36.62) 2,319
917

INKA
5,456 (335)
POS 342
777 52

PENDAPATAN LABA BERSIH EBITDA PENDAPATAN LABA BERSIH EBITDA PENDAPATAN LABA BERSIH EBITDA

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 12


Risk Management Mapping BUMN Klaster Jasa Logistik
Quality Management Profile
• 10 Dari 12 Perusahaan BUMN Klaster Jasa Logistik telah
mengimplementasikan ISO 31000 Manajemen Risiko

• Beberapa perusahaan juga telah mengimplentasikan ISO 37001 Anti


Suap, ISO/IEC 27000 IT Security dan ISO 22301 Business Continuity
Management
Identifikasi & Evaluasi
Tata Kelola & Organisasi • 11 Perusahaan telah melaksanakan proses
• 12 Perusahaan BUMN Klaster Jasa Logistik sudah Identifikasi & Evaluasi Risiko.
memiliki kebijakan dan SOP.
• Sebagian beberapa perusahaan yang belum
• Sekitar 90% sudah memiliki Struktur organisasi MR, memiliki risk universe, kapasitas risiko dan
Komite Pemantau MR serta personil di MR. penilaian efektifitas control.

Ukuran, Metode dan Alat Perencanaan


• 80% perusahaan sudah
• 90% sudah memiliki Kertas Kerja dan mengimplementasikan MR dalam
sistem MR. perencanaan operasional, investasi dan
KLASTER JASA
RKAP.
• 58% atau 7 perusahaan sudah LOGISTIK
melakukan penilaian skor maturitas • 60% Perusahaan yang sudah
dengan rata-rata skor 2,77. mengimplementasikan MR dalam
Perencanaan RJPP dan
• Hampir semua perusahaan BUMN belum mengintegrasikan profil risiko dalam
memilki KRI, KPI terkait penanganan risiko perencanaan audit internal.
serta modelling & analysis.

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 13


Risk Management Mapping BUMN Klaster Jasa Logistik
Management Crisis
Aksi Tanggap Risiko • 4 Dari 12 Perusahaan BUMN Klaster Jasa Logistik telah memiliki kebijakan
Business Continuity Management (BCM)
• Seluruh Perusahaan BUMN Klaster Jasa Logistik
sudah memiliki rencana penanganan setiap risiko • 7 Perusahaan sudah memiliki Dokumen Business Continuity Plan (BCP)

• 90% sudah melakukan Monitoring terhadap • 4 perusahaan sudah memiliki Disaster Recovery Plan (DRP)
realisasi rencana penanganan risiko serta memiliki • 5 perusahaan yang sudah memiliki Emergency Recovery Plan (ERP)
program perbaikan berkelanjutan
• 42% atau 5 Perusahaan sudah melakukan audit
atas efektifitas penerapan risiko Budaya
• 11 Perusahaan telah melakukan Program
Sosialisasi budaya risiko
• 9 perusahaan memiliki program pelatihan
risiko terstruktur
• 6 perusahaan melakukan FGD risiko secara
rutin
Pelaporan
• 4 perusahaan melakukan seminar manajemen
• 11 Dari 12 Perusahaan BUMN Klaster risiko secara berkala
Jasa Logistik sudah melakukan • 2 Perusahaan telah melakukan survey budaya
monitoring dan pelaporan risiko secara KLASTER JASA risiko
berkala dengan rentang waktu
pelaporan secara triwulan LOGISTIK • 6 Perusahaan telah mengimplementasikan
MR yang melibatkan pekerja sampai tingkat
• Seluruh Perusahaan BUMN belum individu
mempunyai indicator peringatan awal/
EWS dan hanya 40% yang sudah • 2 – 3 Perusahaan yang memiliki program
memiliki loss event Report reward punishment dalam pengelolaan risiko.

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 14


Program Kerja BUMN Klaster Jasa Logistik
Program Kerja Penguatan Implementasi Manajemen Risiko
Klaster Jasa Logistik (1/2)
Sasaran Program Kerja Deliverables

1. Pembuatan Pedoman Strategis Manajemen Risiko • Pedoman Strategis Manajemen Risiko


Klaster Logistik
2. Sertifikasi bersama Personil Manajemen risiko • Sertifikasi : QRMO, QRMA, QRMP, dll

3. Penguatan Struktur Organisasi masing-masing BUMN


• Struktur Three Lines of Defense
• Penguatan Three Lines of defense dan peran CFRO
• Sertifikasi
• Penguatan Kompetensi
• SOP (Risk Budgeting, Risk Based Audit, dll)
• Penyempurnaan SOP

4. Penguatan Alat dan Ukuran risiko masing- masing BUMN


• Pembuatan Dashboard • Dashboard
• Pembuatan Kategori risiko secara komprehensif • Kategori risiko
• Penyempurnaan Risk Scoring • Risk Scoring
1 • Penetapan KPI BOD dan BOC • KPI BOD & BOC

Penguatan dan Standarisasi 5. Penguatan Pendelegasian Kewenangan masing-masing BUMN


• Penetapan Akuntabilitas BOD & BOC
Implementasi Manajemen Risiko • Peningkatan Akuntabilitas BOD & BOC

6. Audit
• Meningkatkan peran dan tanggung jawab Komite Dewan • SK Kewenangan BOD & BOC
Komisaris masing - masing BUMN
• Melibatkan Konsultan Eksternal dalam program-program audit • Hasil Audit
bersama
7. Meningkatkan Budaya Risiko masing-masing BUMN
• Leadership strategy
• Accountability & Reinforcement • Dokumen Pelaksanaan
• People & Communication
• Risk Management & Infrastructure
RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 16
Program Kerja Penguatan Implementasi Manajemen Risiko
BUMN Klaster Jasa Logistik (2/2)

Sasaran Program Kerja Deliverables

1. Penguatan Risk Culture bersama


• Dokumen Pelaksanaan
(FGD, Seminar, Pelatihan, Sharing Risiko, Benchmarking)

2. Risk Maturity Level Assessment dilakukan secara


bersama • Kerangka Pengukuran Maturity

2
Efisiensi dan Sinergi Berkelanjutan 3. Survey Risiko bersama • Dokumen Survey Budaya

4. Pembuatan Sistem informasi risiko tingkat Klaster • Sistem informasi

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 17


Format I
(Pemetaan Risiko Utama yang Sedang
Dihadapi BUMN Klaster Jasa Logistik)
Pemetaan Risiko Utama yang Dihadapi
BUMN Klaster Jasa Logistik

Risiko Risiko
Sub Signifikan
Klaster menjadi Klaster

Rp Keuangan Non Keuangan

1. Risiko Terganggunya Cash 7. Risiko Tidak Optimalnya


Flow Perusahaan Pemanfaatan Aset
2. Risiko Beban Biaya 8. Risiko Tidak Tercapainya
Melampaui Anggaran Target Kinerja Perusahaan
3. Fluktuasi kurs USD 9. Risiko Tidak Tercapainya
terhadap IDR Target Produksi Perusahaan
4. Risiko Gagal Bayar dan 10. Risiko Kecelakaan Kerja &
Denda Pencemaran Lingkungan
5. Risiko Rendahnya Serapan 11. Risiko Kehilangan
Investasi & Pengembangan Pelanggan
Bisnis Perusahaan 12. Risiko Permasalahan hukum
6. Risiko Rendahnya Return 13. Risiko Gangguan IT
On Investment (ROI)

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 19


Pemetaan Risiko Utama yang Sedang Dihadapi (1/3)

Aktivitas Berisiko Signifikan Risiko Utama Akar Masalah

• Kurangnya kompetensi sumber daya manusia pada bidang tertentu


• Risiko Tidak Tercapainya Target • Kekurangan SDM
Kinerja Perusahaan • Alat produksi kurang handal
• Tidak terpenuhi ijin armada beroperasi
• Proses Handling belum terstandarisasi (SOP)
• Adanya keterbatasan wilayah/ aspek lingkungan
• Keterbatasan biaya

• Terhambat proses perizinan operasi


Pengelolaan • Risiko Tidak Tercapainya Target • Masih terdapat gap kompetensi
Produksi Perusahaan Lemahnya posisi tawar dalam kerjasama
Bisnis •
• Rendahnya avaibility sarana dan prasarana
Operasional • Kesalahan strategi marketing
• Masih ketergantungan impor komponen utama
Perusahaan
• Kurangnya kesadaran SDM terhadap HSSE
• Risiko Kecelakaan Kerja & • Alat dan fasilitas kerja yang kurang baik
Pencemaran Lingkungan • Lokasi berada di zona rawan bencana alam
• Perubahan Cuaca Ekstrim
• Human error atau kurangnya kompetensi
• Lemahnya pengawasan dan tidak taat prosedur/regulasi

• Piutang macet
• Risiko Terganggunya Cash • Besarnya kewajiban usaha yang harus segera dibayar
Flow Perusahaan • Penurunan Pendapatan perusahaan
• Kurangnya modal kerja
• Keterlambatan pembayaran dari pelanggan

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 20


Pemetaan Risiko Utama yang Sedang Dihadapi (2/3)

Aktivitas Berisiko Signifikan Risiko Utama Akar Masalah

• Aset berada pada lokasi yang belum berkembang


• Status aset dalam sengketa
Pengelolaan Aset Perusahaan • Risiko Tidak Optimalnya
• Terdapat beberapa lahan milik perusahaan yang ditempati oleh
Pemanfaatan Aset
warga
• Belum semua aset dilengkapi dengan bukti kepemilikan
• Masih adanya aset yang belum terdata
• Adanya demonstrasi sehingga tidak bisa beroperasi

Pengadaan • Ketidaktaatan dalam menjalankan prosedur/aturan


• Risiko Permasalahan hukum • Kurangnya kualifikasi dan kompetensi dalam pelaksanaan tugas
Barang/Jasa/Mitra
• Lemahnya pengawasan internal

• Tarif / harga tidak kompetitif


• Kurangnya kajian dan analisa data tentang kebutuhan pelanggan
Pelayanan Pelanggan • Risiko Kehilangan Pelanggan • Adanya pesaing
• Kinerja produksi dan pelayanan tidak memuaskan pelanggan

• Hutang dan bunga dalam USD sementara pendapatan dalam IDR


• Besarnya kewajiban dalam penugasan yang dibiayai dari
Pinjaman / Pendanaan • Risiko Gagal Bayar dan Denda pinjaman
• Cost over run akibat mundurnya jadwal proyek dan timbulnya
biaya-biaya lain
• Tingginya biaya bunga pinjaman
• Penurunan pendapatan

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 21


Pemetaan Risiko Utama yang Sedang Dihadapi (3/3)

Aktivitas Berisiko Signifikan Risiko Utama Akar Masalah

• Adanya pos anggaran pengeluaran yang tidak terduga


• Meningkatnya beban biaya KSMU, maintenance alat dan sewa
Pengelolaan Biaya • Risiko Beban Biaya Melampaui Anggaran • Kebijakan ekonomi, krisis global, Perang politik antar Negara
Usaha • Isi ketentuan regulasi tidak meng-cover seluruh biaya operasional
• Adanya force major
• Kinerja yang kurang baik

• Kurang tepatnya dalam penerapan strategi lindung nilai


• Fluktuasi kurs USD terhadap IDR
• Besarnya biaya dan kewajiban dalam bentuk USD

• Terhambatnya investasi karena proses perijinan


Pelaksanaan • Perubahan / tidak cukupnya kebijakan regulasi
• Risiko Rendahnya Serapan • Rendahnya kinerja penyedia jasa barang dan jasa
Investasi & Rendahnya pengawasan dan pengendalian
Investasi & Pengembangan Bisnis •
Pengembangan Perusahaan • Kajian investasi tidak komprehensif
Bisnis Perusahaan • Adanya perubahan perencanaan investasi

• Risiko Rendahnya Return On • Kajian investasi terkait biaya dan pendapatan tidak komprehensif
Investment (ROI) • Penugasan Pemerintah secara perhitungan FS dinilai tidak
menguntungkan secara bisnis
• Adanya perubahan kondisi yang mengakibatkan hasil investasi tidak
tepat guna
• Kinerja pemasaran tidak optimal

• Jaringan network IT down


Aktifitas Jaringan Network IT • Risiko Gangguan IT • kompetensi SDM IT mengimplmentasikan IT Architecture
• Infrastruktur yang out of dated
dan Infrastruktur IT
• Cyber attack
• Lemahnya IT system (hardware & software)

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 22


Format II
(Rencana Tindakan/Aksi untuk Mengatasi
Akar Masalah Timbulnya Risiko)
Pemetaan Akar Masalah yang Dihadapi
BUMN Klaster Jasa Logistik

Akar
Masalah Akar
Masalah
Sub menjadi Klaster
Klaster

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 24


Rencana Tindakan/Aksi untuk Mengatasi
Akar Masalah Timbulnya Risiko (1/3)

Akar Masalah Pendelegasian


Strukturdan Proses Alat dan Ukuran Audit Budaya
Kewenangan
1. Keterbatasan biaya 1 Dirkeu & Bidang MR 4 Dashboard 8 Peningkatan
2. Piutang macet Akuntabilitas 9 Internal Audit
BOD & BOC
3. Besarnya kewajiban usaha yang harus segera dibayar
5
Keuangan Korporat

Nilai Risiko
4. Penurunan Pendapatan perusahaan 2 Kebijakan & SOP 10 Konsultan
5. Kurangnya modal kerja
6. Keterlambatan pembayaran dari pelanggan 6 Ukuran
7. Adanya pos anggaran pengeluaran yang tidak terduga 3 Kompetensi penerimaan
8. Meningkatnya beban biaya KSMU, maintenance alat, umum dan
sewa 7 KPI Direksi &
9. Kurang tepatnya dalam penerapan strategi lindung nilai Komisaris
10. Besarnya biaya dan kewajiban dalam bentuk USD 11
11. Hutang dan bunga dalam USD sementara pendapatan dalam IDR Program Manajemen
12. Tingginya biaya bunga pinjaman
13. Penurunan pendapatan

1. Terdapat beberapa lahan milik perusahaan yang ditempati warga


Faktor Eksternal Perusahaan

2. Adanya demonstrasi sehingga tidak bisa beroperasi Internal Audit


Dashboard
3. Adanya keterbatasan wilayah/ aspek lingkungan
4. Masih ketergantungan impor komponen utama Kebijakan & SOP
Peningkatan
5. Lokasi berada di zona rawan bencana alam
Nilai Risiko Akuntabilitas BOD
6. Perubahan Cuaca Ekstrim & BOC
Kompetensi
7. Adanya pesaing Ukuran penerimaan
8. Kebijakan ekonomi, krisis global, Perang politik antar Negara Konsultan
9. Isi ketentuan regulasi tidak meng-cover seluruh biaya operasional
KPI Direksi &
10. Adanya force major
Komisaris
11. Cyber attack

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 25


Rencana Tindakan/Aksi untuk Mengatasi
Akar Masalah Timbulnya Risiko (2/3)

Akar Masalah Struktur dan Alat dan Ukuran


Pendelegasian
Audit Budaya
Proses Kewenangan

1. Aset berada pada lokasi yang belum berkembang


2. Status aset dalam sengketa Dashboard
3. Belum semua aset dilengkapi dengan bukti kepemilikan
Peningkatan Internal Audit
4. masih adanya aset yang belum terdata
Akuntabilitas BOD
5. Kurangnya kompetensi SDM pada bidang tertentu
Kebijakan & SOP Nilai Risiko & BOC
6. Kekurangan SDM
7. Alat produksi kurang handal Ukuran penerimaan
8. Tidak terpenuhi ijin armada beroperasi Kompetensi
9. Proses Handling belum terstandarisasi (SOP) Konsultan
KPI Direksi &
10. Masih terdapat gap kompetensi
Operasional

Komisaris
11. Lemahnya posisi tawar dalam kerjasama
12. Rendahnya avaibility sarana dan prasarana
Program Manajemen
13. Kurangnya kesadaran SDM terhadap HSSE
14. Alat dan fasilitas kerja yang kurang baik
15. Human error atau kurangnya kompetensi
16. Lemahnya pengawasan dan tidak taat prosedur/regulasi
17. Ketidaktaatan dalam menjalankan prosedur/aturan
18. Kurangnya kualifikasi dan kompetensi dalam pelaksanaan tugas
19. Lemahnya pengawasan internal
20. Kinerja produksi dan pelayanan tidak memuaskan pelanggan
21. Jaringan network IT down
22. kompetensi SDM IT mengimplmentasikan IT Architecture
23. Infrastruktur yang out of dated
24. Lemahnya IT system (hardware & software)
25. Kinerja yang kurang baik

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 26


Rencana Tindakan/Aksi untuk Mengatasi
Akar Masalah Timbulnya Risiko (3/3)

Akar Masalah Struktur dan


Alat dan Ukuran
Pendelegasian
Budaya
Akar Masalah Proses Kewenangan Audit
1. Terhambat proses perizinan operas
2. Kesalahan strategi marketing
3. Tarif / harga tidak kompetitif Dashboard
4. Kurangnya kajian dan analisa data tentang kebutuhan Peningkatan Internal Audit
pelanggan Akuntabilitas BOD & BOC
Kebijakan & SOP Nilai Risiko
5. Besarnya kewajiban dalam penugasan yang dibiayai dari
pinjaman
Investasi & Pengembangan Bisnis

Ukuran penerimaan
6. Cost over run akibat mundurnya jadwal proyek dan Kompetensi
timbulnya biaya-biaya lain Konsultan
7. Terhambatnya investasi karena proses perijinan KPI Direksi &
8. Perubahan / tidak cukupnya kebijakan regulasi Komisaris
9. Rendahnya kinerja penyedia jasa barang dan jasa Program Manajemen
10. Rendahnya pengawasan dan pengendalian
11. Kajian investasi tidak komprehensif
12. Adanya perubahan perencanaan investasi
13. Kajian investasi terkait biaya dan pendapatan tidak
komprehensif
14. Penugasan Pemerintah secara perhitungan FS dinilai tidak
menguntungkan secara bisnis
15. Adanya perubahan kondisi yang mengakibatkan hasil
investasi tidak tepat guna
16. Kinerja pemasaran tidak optimal

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 27


Penjelasan Perbaikan pada Struktur dan Proses
(Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko)
Strukturdan
Proses

Format Keterangan
Masing-masing BUMN Klaster Jasa Logistik agar melakukan penguatan
Penguatan pertahanan 3 Lini (three pertahanan 3 Lini melalui:
lines of defense) • 1st lines of defense : Melengkapi setiap kajian dengan mempertimbangkan aspek
risiko setiap aktivitas kegiatannya
• 2nd lines of defense : Memperkuat fungsi manajemen risiko
• 3rd lines of defense : SPI melakukan audit efektifitas implementasi Manajemen
risiko

1st lines of defense 2nd lines of defense 3rd lines of defense

Direktur Keuangan dan


Key risk gatekeeper Unit Kerja/ Bisnis Satuan Pengawasan Intern
Manajemen Risiko

• Risk ownership
Memperkuat fungsi manajemen
• Risk Control Self Assessment • Review RCSA and ERM process
Risk responsibility risiko
(RCSA)

• Melengkapi setiap kajian


dengan mempertimbangkan • SPI melakukan audit
• Review dan rekomendasi atas
Key task (improvement) aspek risiko setiap aktivitas efektifitas implementasi
risiko rencana strategis korporat
kegiatannya Manajemen risiko

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 28


Penjelasan Perbaikan pada Struktur dan Proses
(Kebijakan dan SOP)

Strukturdan
Proses

No Format Keterangan
1. BUMN Klaster Jasa Logistik bersama-sama membuat Pedoman Strategis
1 Penyesuaian Kebijakan Manajemen Risiko yang menjadi acuan anggota Klaster
2. Masing-masing anggota Klaster Jasa Logistik mengintegrasikan
manajemen risiko ke dalam setiap kegiatan Perusahaan secara bertahap

1. Masing-masing BUMN Klaster Jasa Logistik agar memperkuat


pengelolaan risiko disemua lini melalui penyesuaian SOP Operasional
2 Penyesuaian SOP maupun Non Operasional dengan memasukkan identifikasi risiko didalam
tahapan SOP
2. Masing-masing BUMN Klaster Jasa Logistik agar menambahkan kajian
manajemen risiko dalam setiap aktifitas kegiatan.

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 29


Penjelasan Perbaikan pada Struktur dan Proses
(Kompetensi)
Strukturdan
Proses

Format Keterangan

Sertifikasi Personil Manajemen risiko Masing-masing BUMN Klaster Jasa Logistik membangun kompetensi SDM melalui
program pelatihan manajemen risiko terpadu, meliputi:
dengan pelatihan terpadu
a. Mereview dan mengkaji program pelatihan manajemen risiko yang sudah ada
bersertifikasi untuk meningkatkan saat ini
kapabilitas SDM terutama dalam b. Menyesuaikan materi pelatihan sesuai dengan peran, fungsi, dan tingkat jabatan;
pengelolaan risiko c. Menyusun Katalog/program pelatihan serta sertifikasi manajemen risiko secara
berkesinambungan di setiap tingkatan serta disesuaikan dengan perkembangan
manajemen risiko
d. Peningkatan pengelolaan database kepegawaian yang telah melakukan pelatihan

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 30


Penjelasan Perbaikan pada Alat dan Ukuran
(Dashboard)
Alat dan
Ukuran

Format Keterangan
Pengembangan Dashboard dan Sistem Tingginya ekposure risiko masing-masing BUMN Klaster Jasa Logistik saat ini, memerlukan
Informasi Manajemen Risiko pemantauan yang bersifat realtime guna memastikan perusahaan berjalan pada risiko yang
masuk dalam tingkat risk appetite dan risk tolerance serta memberikan kesempatan bagi
manajemen untuk mengantisipasi melaui mitigasi tambahan maka perbaikan alat dan ukuran
melalui penetapan Dashboard risiko menjadi sesuatu keharusan.

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 31


Penjelasan Perbaikan pada Alat dan Ukuran
(Nilai Risiko)
Alat dan
Ukuran

Format Keterangan

• Penyesuaian kategori Risiko Guna memudahkan pemantauan dan pengukuran tingkat risiko terutama risiko keuangan dan risiko
• Penyesuaian kriteria analisa dan operasional masing-masing BUMN Klaster Jasa Logistik perlu memperbaiki dan menyesuaikan
kembali alat dan ukuran yang akan digunakan dalam Risk Control Self Asessment (RCSA) maupun
evaluasi risiko
dalam pengelolaan risiko, antara lain:
a. Penyesuaian kategori risiko
b. Penyesuaian risk appetite dan risk tolerance
c. Penyesuaian risk scoring
d. Penyesuaian risk level dan peta risiko

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 32


Penjelasan Perbaikan pada Alat dan Ukuran
(KPI BOD dan BOC) Alat dan
Ukuran

Format Keterangan
Masih rendahnya tingkat maturitas manajemen risiko secara total pada Klaster Jasa Logistik dibawah
Penetapan program pengembangan Manajemen
target BUMN, sebagai komitmen manajemen dalam meningkatkan pengelolaan risiko menjadi lebih
Risiko sebagai KPI Direksi dan Dewan Komisaris
baik maka tingkat maturitas diangkat menjadi salah satu KPI BOD dan BOC pada masing-masing
BUMN Klaster Jasa Logistik
Kerangka kerja penilaian tingkat maturitas
Category Building Block Parameters
• Mind-set (Pola Pikir)
Business Strategy

Risk Strategy • Definition of Risk (Pendefinisian Risiko)


• Decision Making Process (Proses Pengambilan Keputusan)
• Early Warning Signal (Peringatan Dini)
Risk Appetite • Risk Appetite Methodology
• Reporting of Risk Event (Pelaporan Kejadian Berisiko)
Risk Profile • Risk profile (Profil Risiko)
• Risk Mitigation (Mitigasi Risiko)
• Roles and Responsibilities (Tugas dan Tanggung Jawab)
Governance • Governance Model (Model Tata Kelola)
Structure • Risk Management Responsibility (Tangung Jawab Manajemen Risiko)
Business Management

• Transparency and Visibility into risk policies (Transparansi dan


Risk Policies
Visibilitas terhadap Kebijakan Risiko)
• Risk Policies (Kebijakan Risiko) MATURITAS SAAT INI MATURITAS TARGET
• Monitoring & Reporting (Pengawasan dan Pelaporan)
Monitoring & • Awareness of Lesson Learnt (Kesadaran atas Pembelajaran)
Reporting • Communication and Awareness (Komunikasi dan Kesadaran)
• Follow Up Actions (Aksi Tindak Lanjut) KPI BOD & BOC
• Knowledge Management
Modelling & • Risk Scoring
Analysis • Risk Modelling
• Risk Analysis Techniques
BOD
BOD BOC
BOC
• Assessment of Risk Culture • Pemenuhan rencana target Risk Maturity • Pemenuhan advice – reviu upaya Risk
• Tone for Managing Risk and the Culture of Risk Awareness Level. Maturity Level.
Platform
Business

Risk Culture • Respond to risks


Pemenuhan evaluasi – rekomendasi
• Values and Beliefs • Pemenuhan usulan strategis mencakup •
• Reporting of Risk Event kelengkapan kajian risiko. atas kajian risiko.
Risk Technology • Systems and Technology

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 33


Penjelasan Perbaikan pada Pendelegasian Wewenang
(Akuntabilitas BOD dan BOC)
Pendelegasian
Wewenang

Format Keterangan
Meningkatkan akuntabilitas Direksi dan Untuk memperkuat implementasi manajemen risiko peran Komisaris dan Direksi
Dewan Komisaris/Pengawas serta sangat dibutuhkan maka dperlukan, masing-masing BUMN Klaster Jasa
memasukkan faktor risiko dalam Logistik mempertegas pembagian pendelegasian dan kewenangan yang
pendelegasian wewenang. proposional serta ditetapkan dalam Board Manual.

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 34


Penjelasan Perbaikan pada Audit
(Internal Audit)
Audit

No Format Keterangan
Integrasi implementasi Guna memastikan efektifitas dalam menjalankan rencana mitigasi dan kontrol risiko,
1 manajemen risiko dengan internal maka koordinasi antara Fungsi Manajemen Risiko masing-masing BUMN Klaster
audit Jasa Logistik dengan Internal Audit perlu ditingkatkan frekuensinya

Meningkatkan peran internal audit dalam Meningkatkan peran internal audit masing-masing BUMN Klaster Jasa Logistik
2 penerapan manajemen risiko perusahaan melalui penerapan Risk Based Audit

Penetapan Komite Pemantau Perbaikan audit dengan menetapkan keberadaan Komite Pemantau Manajemen Risiko
3 Manajemen Risiko dalam Board Manual pada masing-masing BUMN Klaster Jasa Logistik

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 35


Penjelasan Perbaikan Pada Audit
(Eksternal Konsultan)

Audit

No Format Keterangan
Melibatkan Konsultan eksternal untuk Masing-masing BUMN Klaster Jasa Logistik melakukan perbaikan Audit dengan
1 melakukan risk maturity assessment dan melibatkan Konsultan eksternal untuk melakukan Risk Maturity Level Assessment
survey budaya (RMLA) dan survey budaya risiko yang dilaksanakan secara periode tertentu (minimal
2 tahun sekali di level BUMN)

Meningkatkan peran konsultan dalam Masing-masing BUMN Klaster Jasa Logistik agar menambahkan ruang lingkup
2 pengelolaan risiko pekerjaan konsultan eksternal semua bidang dengan melakukan penilaian risiko
sebagai salah satu output pekerjaan yang sedang dilaksanakan

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 36


Penjelasan Perbaikan pada Budaya
(Manajemen Perubahan)
Budaya
Format Keterangan
Rendahnya budaya risiko Perusahaan mempengaruhi keberhasilan implementasi
Manajemen perubahan, inisiatif untuk manajemen risiko. Untuk itu masing-masing BUMN Klaster Jasa Logistik melakukan
memastikan program perbaikan upaya-upaya perbaikan berkelanjutan diantaranya.
berkelanjutan a. Leadership strategy
b. Accountability & Reinforcement
c. People & Communication
d. Risk Management & Infrastructure

Contoh

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 37


Format III
(Timeline Rencana Aksi Penguatan Manajemen
Risiko BUMN Klaster Jasa Logistik)
Timeline Rencana Aksi Penguatan Manajemen Risiko di PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)
Rencana Pelaksanaan
Rencana Aksi
MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOV DES

1. Struktur Organisasi dan Proses


a. Penguatan pertahanan 3 Lini (three lines of defense)

b. Kebijakan & SOP

c. Kompetensi

2. Alat dan Ukuran


a. Dashboard
b. Nilai Risiko
c. Ukuran Penerimaan

d. KPI BOD & BOC

3. Pendelegasian Kewenangan

Peningkatan Akuntabilitas BOD & BOC

4. Audit

a. Internal Audit

b. Konsultan Eksternal

5. Budaya

Manajemen perubahan, inisiatif perbaikan berkelanjutan


RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 39
Terima Kasih
Lampiran
Pemetaan Risiko Utama yang Dihadapi BUMN
Klaster Jasa logistik (1/2)
Pada jasa klaster logistik terdapat 68 risiko dan dirangkum menjadi 13 risiko signifikan

Aktivitas Berisiko Signifikan Risiko Konsolidasi Lokasi Risiko di Sub Klaster

Pengelolaan Aset Perusahaan • Risiko Tidak Optimalnya 1. Kepelabuhanan


Pemanfaatan Aset 2. Transportasi

• Risiko Tidak Tercapainya Target Kinerja 1. Distribusi & Logistik


Pengelolaan Bisnis Operasional Perusahaan 2. Manufaktur
3. Transportasi
Perusahaan
• Risiko Tidak Tercapainya Target
Produksi Perusahaan Semua Sub Klaster

• Risiko Kecelakaan Kerja & Pencemaran 1. Kepelabuhanan


Lingkungan 2. Transportasi

• Risiko Terganggunya Cash 1. Transportasi


Flow Perusahaan 2. Distribusi & Logistik
3. Manufaktur

Pengadaan Barang/Jasa/Mitra 1. Kepelabuhanan


• Risiko Permasalahan hukum 2. Distribusi & Logistik

Pelayanan Pelanggan • Risiko Kehilangan Pelanggan Semua Sub Klaster

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 42


Pemetaan Risiko Utama yang Dihadapi BUMN
Klaster Jasa logistik (2/2)
Pada jasa klaster logistik terdapat 68 risiko dan dirangkum menjadi 13 risiko signifikan

Aktivitas Berisiko Signifikan Risiko Konsolidasi Lokasi Risiko di Sub Klaster

• Risiko Beban Biaya Melampaui 1. Kepelabuhanan


Pengelolaan Biaya Usaha Anggaran 2. Transportasi
3. Distribusi & Logistik
• Fluktuasi kurs USD terhadap IDR 1. Kepelabuhanan

Pinjaman / Pendanaan Semua Sub Klaster


• Risiko Gagal Bayar dan Denda

• Risiko Rendahnya Serapan Investasi & 1. Kepelabuhanan


Pelaksanaan Investasi & Pengembangan Bisnis Perusahaan 2. Transportasi
Pengembangan Bisnis Perusahaan 3. Manufaktur

• Risiko Rendahnya Return On 1. Transportasi


Investment (ROI) 2. Distribusi & Logistik

Aktifitas Jaringan Network IT dan • Risiko Gangguan IT 1. Distribusi & Logistik


Infrastruktur IT

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 43


Pemetaan Risiko dan Akar Permasalahan Utama yang
Dihadapi BUMN Klaster Jasa Logistik

Aktivitas Berisiko Signifikan Risiko Konsolidasi Rangkuman Akar Masalah Lokasi Risiko di Sub Klaster

Risiko Tidak Optimalnya • Aset berada pada lokasi yang belum berkembang 1. Kepelabuhanan
Pemanfaatan Aset • Status aset dalam sengketa 2. Transportasi
• Terdapat beberapa lahan milik perusahaan yang ditempati oleh warga
• Belum semua aset dilengkapi dengan bukti kepemilikan
• Masih adanya aset yang belum terdata
• Adanya demonstrasi sehingga tidak bisa beroperasi

Risiko Tidak Tercapainya • Terhambat proses perizinan operasi


Semua Sub Klaster
Target Produksi • Masih terdapat gap kompetensi
Perusahaan • Lemahnya posisi tawar dalam kerjasama
• Rendahnya avaibility sarana dan prasarana
Pengelolaan Aset Perusahaan • Kesalahan strategi marketing
• Masih ketergantungan impor komponen utama

Risiko Kecelakaan Kerja & • Kurangnya kesadaran SDM terhadap HSSE 1. Kepelabuhanan
Pencemaran Lingkungan • Alat dan fasilitas kerja yang kurang baik 2. Transportasi
• Lokasi berada di zona rawan bencana alam
• Perubahan Cuaca Ekstrim
• Human error atau kurangnya kompetensi
• Lemahnya pengawasan dan tidak taat prosedur/regulasi

• Piutang macet
Risiko Terganggunya Cash • Besarnya kewajiban usaha yang harus segera dibayar 1. Transportasi
Flow Perusahaan • Penurunan Pendapatan perusahaan 2. Distribusi & Logistik
• Kurangnya modal kerja 3. Manufaktur
• Keterlambatan pembayaran dari pelanggan

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 44


Pemetaan Risiko dan Akar Permasalahan Utama yang
Dihadapi BUMN Klaster Jasa Logistik
Aktivitas Berisiko Signifikan Risiko Konsolidasi Rangkuman Akar Masalah Lokasi Risiko di Sub Klaster

• Adanya pos anggaran pengeluaran yang tidak terduga;


Risiko Beban Biaya • Meningkatnya beban biaya KSMU, maintenance alat dan sewa; 1. Kepelabuhanan
Pengelolaan Aset Perusahaan Melampaui 2. Transportasi
• Kebijakan ekonomi, krisis global, Perang politik antar Negara;
Anggaran • Isi ketentuan regulasi tidak meng-cover seluruh biaya operasional; 3. Distribusi & Logistik
• Adanya force major;
• Kinerja yang kurang baik.

Risiko 1. Kepelabuhanan
• Ketidaktaatan dalam menjalankan prosedur/aturan;
Permasalahan 2. Distribusi & Logistik
Pengadaan Barang/Jasa/Mitra • Kurangnya kualifikasi dan kompetensi dalam pelaksanaan tugas ;
hukum • Lemahnya pengawasan internal.

• Tarif / harga tidak kompetitif;


Risiko Kehilangan • Kurangnya kajian dan analisa data tentang kebutuhan pelanggan;
Pelayanan Pelanggan Semua Sub Klaster
Pelanggan • Adanya pesaing;
• Kinerja produksi dan pelayanan tidak memuaskan pelanggan.

• Hutang dan bunga dalam USD sementara pendapatan dalam


Pinjaman / Pendanaan Risiko Gagal Bayar IDR;
dan Denda • Besarnya kewajiban dalam penugasan yang dibiayai dari
pinjaman; Semua Sub Klaster
• Cost over run akibat mundurnya jadwal proyek dan timbulnya
biaya-biaya lain;
• Tingginya biaya bunga pinjaman;
• Penurunan pendapatan.

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 45


Pemetaan Risiko dan Akar Permasalahan Utama yang
Dihadapi BUMN Klaster Jasa Logistik
Aktivitas Berisiko Signifikan Risiko Konsolidasi Rangkuman Akar Masalah Lokasi Risiko di Sub Klaster

• Adanya pos anggaran pengeluaran yang tidak terduga


Risiko Beban Biaya • Meningkatnya beban biaya KSMU, maintenance alat dan sewa 1. Kepelabuhanan
Pengelolaan Biaya Usaha Melampaui Anggaran • Kebijakan ekonomi, krisis global, Perang politik antar Negara 2. Transportasi
• Isi ketentuan regulasi tidak meng-cover seluruh biaya operasional 3. Distribusi & Logistik
• Adanya force major
• Kinerja yang kurang baik

Fluktuasi kurs USD • Kurang tepatnya dalam penerapan strategi lindung nilai 1. Kepelabuhanan
terhadap IDR • Besarnya biaya dan kewajiban dalam bentuk USD

• Terhambatnya investasi karena proses perijinan


Risiko Rendahnya 1. Kepelabuhanan
Pelaksanaan Investasi & • Perubahan / tidak cukupnya kebijakan regulasi
Serapan Investasi & 2. Transportasi
Pengembangan Bisnis • Rendahnya kinerja penyedia jasa barang dan jasa
Pengembangan 3. Manufaktur
Perusahaan • Rendahnya pengawasan dan pengendalian
Bisnis Perusahaan
• Kajian investasi tidak komprehensif
• Adanya perubahan perencanaan investasi

• Kajian investasi terkait biaya dan pendapatan tidak komprehensif


Risiko Rendahnya Return • Penugasan Pemerintah secara perhitungan FS dinilai tidak
On Investment (ROI) menguntungkan secara bisnis 1. Transportasi
• Adanya perubahan kondisi yang mengakibatkan hasil investasi 2. Distribusi & Logistik
tidak tepat guna
• Kinerja pemasaran tidak optimal

• Jaringan network IT down


Aktifitas Jaringan 1. Distribusi & Logistik
Risiko Gangguan IT • kompetensi SDM IT mengimplmentasikan IT Architecture
Network IT dan • Infrastruktur yang out of dated
Infrastruktur IT • Cyber attack
• Lemahnya IT system (hardware & software)

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 46


47
Penguatan Implementasi
Manajemen Risiko BUMN
Klaster Jasa Logistik
Sub Klaster Kepelabuhanan
Konten
Pemetaan Risiko Utama yang Sedang Dihadapi
Slide 3

Rencana Tindakan/Aksi untuk Mengatasi Akar Masalah Timbulnya


Risiko Slide 4

Timeline Rencana Aksi Penguatan Manajemen Risiko BUMN


Slide 5

AKHLAK – Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif


RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 49
Pemetaan Risiko Utama yang Sedang Dihadapi BUMN Sub Cluster Kepelabuhanan
Sub Klaster Kepelabuhanan
Aktifitas Berisiko Signifikan Risiko utama Akar masalah

• Turunnya Arus Logistik yang mempengaruhi • Penurunan jumlah permintaan akan barang terkait penurunan daya beli

Aspek Keuangan
rendahnya pendapatan masyarakat (penurunan ekspor dan impor)

Profitabilitas
Pengembangan Usaha • Aset baru belum optimal dalam mendukung • Minat pasar akan aset hasil pengembangan yang masih belum besar
peningkatan pendapatan • Kebijakan pemerintah mengenai penyelenggaraan pelabuhan dan
• Intervensi eksternal terhadap tariff / layanan penugasan oleh regulator yang bertambah dan membebani keuangan
perusahaan perusahaan
• Persaingan jasa subtitusi Pelabuhan terutama • Kurangnya bargaining/ pengalaman untuk menjangkau pasar baru.
ancaman swasta • Peningkatan jumlah pesaing swasta yang lebih fleksibel

Likuiditas &
Solvabilitas
• Peningkatan beban perusahaan • Fluktuasi nilai tukar mata uang asing terutama pelemahan nilai tukar
Pinjaman / Bond Rupiah yang mempengaruhi jumlah bunga pinjaman/ bond
• Tingkat suku bunga dan inflasi
Aspek Operasional – K3

• Lokasi pelabuhan berada di wilayah rawan bencana alam (terutama


Pelayanan Kapal dan Barang • Insiden operasional dan kecelakaan kerja gempa, badai dan banjir)
Safety

fatality • Kualitas alat/ peralatan mitra kerja yang tidak sesuai


• Pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan pedoman K3 dan
Pelayanan 7 hari 24 Jam pemeliharaan
• Kelalaian pekerja baik perusahaan maupun mitra kerja
Teknologi

• Gangguan layanan aplikasi real time dan • Kelalaian mitra kerja akan pemeliharaan alat perusahaan
Relasi Stake holder cybercrime • Kerusakan alat/ peralatan mitra kerja
• Penurunan kinerja alat bongkar muat dan apung • Bencana alam yang menyebabkan kerusakan fasilitas
• Pemilihan teknologi yang tidak sesuai/ kurang mengikuti perkembangan
Investasi

• Mitra kerja pelaksana proyek yang kurang terpantau dan wanprestasi


• Realisasi serapan proyek investasi akibat
Proyek & Pemeliharaan tertundanya proyek • Proses perizinan yang belum dapat diselesaikan tepat waktu
• Perubahan kebijakan regulator terkait kelanjutan proyek/ perizinan
Aspek Reputasi

• Kurangnya peninjauan atau evaluasi bersama untuk pemantauan


Hukum

• Pelanggaran aturan dan prosedur kesesuaian


GCG/ dokumentasi • Tidak melaksanakan prosedur sesuai dengan ketentuan
• Kurangnya pengawasan oleh manajemen
• Tumpang tindih atas aturan-aturan yang baru terbit

AKHLAK – Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif


RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 50
Rencana Tindakan/Aksi untuk Mengatasi Akar Masalah Timbulnya Risiko
Sub Klaster Kepelabuhanan

Struktur dan Pendelegasian


Alat dan Ukuran Audit Budaya
Proses Kewenangan
• Penurunan jumlah permintaan akan barang terkait penurunan
daya beli masyarakat (penurunan ekspor dan impor)
Keuangan Perusahaan

• Kebijakan pemerintah mengenai penyelenggaraan pelabuhan


dan penugasan oleh Akarregulator yang bertambah dan membebani 2 5
masalah Kompetensi
keuangan perusahaan KPI Direksi dan
• Kurangnya bargaining/ pengalaman untuk menjangkau pasar Komisaris
baru. 9
• Peningkatan jumlah pesaing swasta yang lebih fleksibel 1 Dirkeu dan bidang Konsultan Eksternal
• Minat pasar akan aset hasil pengembangan yang masih belum
3
manajemen risiko Dashboard 7
besar Perbaikan Akuntabilitas
• Fluktuasi nilai tukar mata uang asing terutama pelemahan nilai 4 Direksi dan Komisaris
tukar Rupiah yang mempengaruhi jumlah bunga pinjaman/ bond Nilai Risiko
• Tingkat suku bunga dan inflasi

• Lokasi pelabuhan berada di wilayah rawan bencana alam


Kompetensi KPI Direksi dan Keisisteman dan 1
(terutama gempa, badai dan banjir) Perbaikan Akuntabilitas 8 Audit Internal 0
Komisaris Direksi dan Komisaris
• Kualitas alat/ peralatan mitra kerja yang tidak sesuai Program
SOP 6 Ukuran manajemen
• Pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan pedoman K3 dan
Operasional – K3

Penerimaan
pemeliharaan
• Kelalaian pekerja baik perusahaan maupun mitra kerja

• Kerusakan alat/ peralatan mitra kerja Ukuran


• Bencana alam yang menyebabkan kerusakan fasilitas Kompetensi Penerimaan Keisisteman dan
• Pemilihan teknologi yang tidak sesuai/ kurang mengikuti Perbaikan Akuntabilitas
Audit Internal
perkembangan 3 SOP Direksi dan Komisaris
• Kelalaian mitra kerja akan pemeliharaan alat perusahaan Konsultan Eksternal
• Mitra kerja pelaksana proyek yang kurang terpantau dan
wanprestasi
• Proses perizinan yang belum dapat diselesaikan tepat waktu
• Perubahan kebijakan regulator terkait kelanjutan proyek/ perizinan
Reputasi

• Kurangnya peninjauan atau evaluasi bersama untuk pemantauan Kompetensi Keisisteman dan
kesesuaian KPI Direksi dan Audit Internal
• Tidak melaksanakan prosedur sesuai dengan ketentuan SOP
Komisaris
Perbaikan Akuntabilitas
• Kurangnya pengawasan oleh manajemen Direksi dan Komisaris Konsultan Eksternal
• Tumpang tindih atas aturan-aturan yang baru terbit

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 51


AKHLAK – Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif
Timeline Rencana Aksi Penguatan Manajemen Risiko BUMN
Sub Klaster Kepelabuhanan
Rencana Pelaksanaan
Rencana Aksi
N
o Mei Juni Juli Agustus September Oktober

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

1 Struktur Organisasi dan Proses


• Pertahanan 3 lini dan peran CFRO
• Membangun kompetensi inti
• Perubahan SOP

2 Alat dan Ukuran


• Dashboard keuangan
• Kategori risiko
• Risk scoring
• KPI Direksi dan Dewan Komisaris
• Ukuran penerimaan dari benchmark

3 Pendelegasian Kewenangan:
Akuntabilitas Direksi dan Dewan Komisaris serta faktor risiko
dalam pendelegasian kewenangan
4 Audit
• Peran dan tanggung jawab Komite Dewan Komisaris
• Melibatkan konsultan eksternal untuk reviu studi kelayakan
5 Budaya: Manajemen perubahan, inisiatif perubahan
berkelanjutan
• Leadership Strategy
• Risk Management & infrastructure
• People & Communication
• Accountability
AKHLAK – Amanah, & Reinforcement
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif
RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 52
Penjelasan
Rencana Tindakan
Perbaikan pada Struktur dan Proses:
Penerapan Pertahanan 3 Lini dan Peran CFRO sebagai Risk Officer

1st lines of defense 2nd lines of defense 3rd lines of defense

Direktur Keuangan dan


Key risk gatekeeper Unit Kerja/ Bisnis
Manajemen Risiko
Satuan Pengawasan Intern

• Risk ownership • Enterprise Risk Management (ERM)


Risk responsibility • Review RCSA and ERM process
• Risk Control Self Assessment (RCSA) monitoring and evaluation

• Pelaporan risk register dan realisasi


mitigasi: RKAP-RKM, proyek
investasi, proses bisnis.
• Review dan rekomendasi atas risiko • Feeback pemetaan risiko dan
Key task (improvement) • Memperkuat fungsi manajemen
rencana strategis korporat kontrol
risiko

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 54


AKHLAK – Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif
Perbaikan pada Struktur dan Proses:
Membangun Kompetensi Inti terkait Manajemen Risiko

Capability areas Bisnis Operasi Supp. SDM Supp. Keu Supp. TIK Setper

Key Capabilities
Concern untuk
Kebutuhan persiapan personil
perbaikan Concern untuk Concern untuk
Concern untuk sebelum
kompetensi pengendalian dan pengendalian dan
menjaga dan menduduki posisi Concern untuk Concern untuk
manajemen risiko pelaksanaan mitigasi risiko
pemanfaatan aset (termasuk peningkatan RKAP pemeliharaan aset
mitigasi rencana/ terhadap program
operasional yang kepastian berbasis risiko operasional
kerjasama yang PKBL
“care” kompetensi
ada
manajemen
risikonya)

Concern untuk Concern untuk K3 Concern untuk


peningkatan risk yang melekat pada memastikan
assessment sejak setiap personil keamanan
inisiasi operasional infrastruktur TIK

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 55


AKHLAK – Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif
Perbaikan pada Struktur dan Proses:
Perubahan SOP untuk Memperkuat Manajemen Risiko
Pedoman ERM (Update) RKAP Berbasis Risiko (Encourage)

Ruang lingkup pemetaan risiko berkonsekuensi positif, Pengaturan proses RCSA menjadi proses Risk Based
Struktur dan selain berkonsekuensi negatif. Budgeting
proses

Penilaian risiko dan rencana mitigasi positif dan negatif Penilaian risiko dan rencana mitigasi dengan ukuran risk
Alat dan ukuran pada unit kerja/ bisnis prioritas based budgeting

Pendelegasian Rapat tinjauan manajemen risiko unit kerja/ bisnis Rapat tinjauan manajemen risiko korporat yang
kewenangan prioritas melibatkan organ Dewan Komisaris

Audit Audit unit kerja/ bisnis dengan risk register RCSA dan kajian strategis/ proyek investasi

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 56


AKHLAK – Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif
Perbaikan pada Alat dan Ukuran:
Penetapan Dashboard Keuangan

Dashboard keuangan dalam Dashboard untuk rapat dalam Homepage key alert yang dibagi
beberapa level beberapa level rapat dalam tampilan

• Korporat • Korporat • Korporat


• Regional • Regional • Regional
• Pelabuhan/ Terminal • Pelabuhan/ Terminal • Pelabuhan/ Terminal

Executive Dashboard Operasional E-GRC

• Port Operation Command • Readiness transformasi dan


• Bisnis Intelligence Center (POCC) pengembangan aplikasi digital
Dashboard (keuangan dan • Vasa (kapal) untuk integrasi governance,
kinerja operasional) • Spinner (peti kemas) risk management, and
• Gen-C (non peti kemas) compliance
• Remote (property)
• Monic (pemeliharaan)

AKHLAK – Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif


RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 57
Perbaikan pada Alat dan Ukuran:
Penetapan Kategori Risiko secara Komprehensif

Kriteria
Risk Control Self Assessment
(RCSA)

Pengaturan Proses RCSA kedalam Praktik RKAP Berbasis


Risiko dengan Kriteria Risk Based Budgeting

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 58


AKHLAK – Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif
Perbaikan pada Alat dan Ukuran:
Risk Scoring berdasarkan Kriteria Dampak dan Kemungkinan
Level Kriteria Kemungkinan
Kriteria Level Dampak
Kemungkinan Jenis
Dampak Sangat Menenga Sangat
Rendah Tinggi
Rendah h Tinggi
Kualitatif (untuk kejadian Risk Based Budgeting Potensi Potensi Kerugian Potensi Potensi Potensi Potensi
jarang dan belum pernah Kerugian < Rp 1 Milyar Kerugian Kerugian Kerugian Kerugian
terjadi) Rp 1 Rp 10 Rp 200 > 1.2
Sangat Kecil Peristiwa/kejadian terjadi 0% ≤ Kemungkinan ≤10% Milyar < Milyar < Milyar < Triliun
minimal sekali dalam 5 kerugian kerugian kerugian
tahun < Rp 10 < Rp 200 < Rp 1.2
Kecil Peristiwa/kejadian terjadi 10% ≤ Kemungkinan Milyar Milyar Triliun
minimal sekali dalam 3 ≤30% Keselama Kecelakaan ringan Kecelakaan yang Kecelakaan yang Kecelakaan yang Kecelakaan yang
tahun tan dan yang tidak membutuhkan membutuhkan menyebabkan menyeb
Sedang Peristiwa/kejadian terjadi 30% ≤ Kemungkinan Kesehata membutuhkan rawat rawat cacat abkan
minimal sekali dalam 1 ≤70% n Kerja perawata jalan inap tetap kematia
tahun n n
Besar Peristiwa/kejadian terjadi 70% ≤ Kemungkinan
minimal sekali dalam 6 ≤90% Reputasi Pemberitaan Pemberitaan Pemberitaan Pemberitaan Pemberitaan
bulan Perusaha negatif negatif negatif negatif negatif
Sangat Besar Peristiwa/kejadian terjadi 90% ≤ Kemungkinan an pada satu media pada beberapa pada beberapa pada beberapa pada beberapa
minimal sekali dalam 1 ≤100% lokal media media media media
bulan lokal regional nasional internasional

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 59


AKHLAK – Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif
Perbaikan pada Alat dan Ukuran:
Menetapkan Risiko sebagai KPI Direksi dan Dewan Komisaris

• Pemenuhan rencana
target Risk Maturity Level.
• Pemenuhan usulan
KPI Direksi strategis mencakup KPI Dewan Komisaris
kelengkapan kajian risiko.

• Pemenuhan advice – reviu


upaya Risk Maturity Level.
• Pemenuhan evaluasi –
rekomendasi atas kajian
risiko.

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 60


AKHLAK – Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif
Perbaikan pada Pendelegasian Kewenangan:
Meningkatkan Akuntabilitas Direksi dan Dewan Komisaris/Pengawas
serta Memasukkan Faktor Risiko dalam Pendelegasian Kewenangan

Pengoptimalan Kewenangan Enterprise Risk Management (Improvement):

Direksi Dewan Komisaris

Pembaruan Komitmen Bersama


Menetapkan alokasi sumber daya yang Memberikan saran untuk kebijakan, Penerapan Manajemen Risiko
dibutuhkan untuk penguatan selera dan toleransi risiko perusahaan yang ditandatangani seluruh
Direksi dan Dewan Komisaris
manajemen risiko

Connect 1st Line & 2nd Line


1st Line (Unit kerja/ bisnis) (Agen/ Unit kepanjangan tangan Manajemen Risiko) 2nd Line (Manajemen Risiko)

Memberikan rekomendasi
Mengusulkan strategi mitigasi risiko Mengusulkan pertimbangan risiko
pertimbangan manajemen risiko
dan besaran toleransi risiko baru dan opsi mitigasi kepada 1st line.
kepada Direksi secara independen.

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 61


AKHLAK – Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif
Perbaikan pada Aspek Audit:
Meningkatkan Peran dan Tanggung Jawab Komite Dewan Komisaris

Komite GCG dan Manajemen Risiko Komite Audit

Peningkatan Frekuensi diskusi dan pembahasan berkala antara manajemen dengan Komite Dewan Komisaris

Governance, Risk Management, Compliance

Proses bisnis/ laporan berkala: Triwulan Concern high risk: Bulanan

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 62


AKHLAK – Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif
Perbaikan pada Aspek Audit:
Melibatkan Konsultan Eksternal Untuk Mereviu Studi Kelayakan

Penyempurnaan Peraturan
Direksi Terkait dengan
Kerjasama

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 63


AKHLAK – Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif
Perbaikan pada Budaya:
Manajemen Perubahan, Inisiatif untuk Memastikan Perubahan
Berkelanjutan Target Tingkat Kematangan Manajemen Risiko (Risk
Blue-print transformasi dan digitalisasi proses Maturity Index) melekat pada KPI Direksi dan turunannya
manajemen risiko serta audit internal yang juga melekat pada CEO Regional
Arahan dan pendisposisian dari Direksi serta feedback
Risk register setiap unit kerja baik di kantor pusat,
Dewan Komisaris memasukkan perhatian pengelolaan
regional dan pelabuhan, serta anak perusahaan
risiko
Pelaporan manajemen risiko berkala terpenuhi (CEO Peraturan Direksi tentang Kebijakan Manajemen Risiko,
Regional dan Dirut Anak Perusahaan ke Direksi, Direksi ke Pedoman Teknis Manajemen Risiko (prosedur dan
Komisaris/ KBUMN instruksi), diadopsi Anak Perusahaan
Penilaian risk maturity index oleh independen eksternal/ Risk Pengadaan proyek strategis (fasilitas, peralatan,
self assessment bergantian Leadership konsultan teknik) dapat berjalan apabila telah ada risk
Management &
Strategy register dari risk owner dan evaluasi pendukung dari unit
infrastructure Sistem Manajemen dan Manajemen Risiko

Training need analysis Pengembangan SDM mencakup People & Accountability


learning catalog untuk Manajemen Risiko (dasar, Communication & Tanjung Jawab pengelolaan risiko melekat pada setiap
intermediate, advance) Reinforcement pejabat struktural (terdefinisi dalam Job Profile)

Knowledge Community (Konco) sebagai bentuk lesson Auditor menggunakan risk register dari risk owner
learn (sharing knowledge dan diskusi menemukan solusi) sebagai salah satu bahan dalam pelaksanaan audit
termasuk dengan adanya insiden yang terjadi
Portizen Performance, Portizen Value, Reward Portizen
Meeting online diikuti seluruh risk agent regional dalam
Knight, Reward Konco, Reward Innoreactivation (inovasi)
rangka sosialisasi, arahan masukan dan rekomendasi
terhadap pengelolaan risiko regional dan pelabuhan
Meeting online berkala untuk follow up status risiko dan
Meeting online bersama bagian terkait/ risk owner untuk progress realisasi mitigasi risiko bersama risk agent
menggali/ challange risiko suatu konteks rencana kerja/ terutama top risk masing-masing regional
pengambilan keputusan Direksi
RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 64
AKHLAK – Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif
Penguatan Implementasi
Manajemen Risiko BUMN
Klaster Jasa Logistik
Sub Klaster Distribusi & Logistik
Format 1 (1 of 3)
Pemetaan Risiko Utama yang Sedang Dihadapi BUMN Klaster
(Sesuai Klaster/Non Klaster)
Aktivitas Berisiko Signifikan Risiko Utama Akar Masalah

• Rendahnya Perputaran Modal Kerja • Penurunan Pendapatan perusahaan


• Besarnya utang usaha yang segera dibayar

Likuiditas
Investasi • Belum diperoleh modal kerja yang cukup besar dengan biaya
bunga rendah
• Kurangnya Arus Kas Operasional • Piutang macet
Procurement/Pengadaan • Keterlambatan settlement mitra
• Ketrkambatan pembayaran dari pelanggan
• Akumulasi kerugian yang terus bertambah Aspek Keuangan • Keterlambatan collection Kas seluruh cabang
Pinjaman • Penurunan pendapatan
Profitabilitas
• Keterbatasan Kapasitas Biaya
• Hilangnya potensi pendapatan
Pengembangan Produk • Permenhub No 152 tahun 206 terkait pemisahan Perizinan JPT
dan PBM
• Rendahnya marjin keuntungan bersih • Estimasi pendapatan yang terlalu tinggi
Proyek dan Pengembangan
• UsahaBeban
Kenaikan Lainnya
Perusahaan • Lemahnya pemahaman syarat kontrak
• Lemahnya analisa keuangan setiap proyek
Operasional • Tingginya biaya bunga pinjaman
• Pemotongan Anggaran
• Rendahnya ROI • Investasi tidak menghasilkan keuntungan signifikan
IT Network & Infrastruktur
• Overestimated Return yang dihasilkan
Investasi

• Tidak adanya penyesuaian risiko dalam kajian kelayakan


Penugasan Pemerintah
• Tidak terealisasi Anggaran • Ketidakcukupan Anggaran

• Besarnya liabilitas pada pihak berelasi • Akumulasi kerugian yang terus bertambah, tidak dapat
menyelesaikan utang berelasi

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 66


Format 1 (1 of 3)
Pemetaan Risiko Utama yang Sedang Dihadapi BUMN Klaster
(Sesuai Klaster/Non Klaster)
Aktivitas Berisiko Signifikan Risiko Utama Akar Masalah

• Irregularitas dalam proses pengadaan • Integritas SDM


Investasi (Penyuapan, ketidaksesuaian spek/harga) • Kurangnya Pengawasan melekat
• Masih ada celah (aktivitas manual) pada sistem pengadaan

Aspek Operasional
yang masih membutuhkan penyempurnaan
Procurement/Pengadaan • Terdapat tahapan operasional yang tidak dipatuhi

• Jaringan network mengalami ganguan • Perangkat Obsolete


Pinjaman dan Downtime • kurang adaptive dalam mengikuti perubahan teknologi yang
sangat cepat
• Ketidaksesuaian IT Master Plan dengan • kompetensi SDM IT dalam mengimplmentasikan Masterplan
Pengembangan Produk perkembangan teknologi TI
• Infrastruktur yang out of dated
Proyek dan Pengembangan • IT system (hardware & software) yang belum terintegrasi
Usaha Lainnya • Kenaikan Biaya Transportasi • secara menyeluruh
Kebijakan kenaikan bahan bakar/tarif pesawat
• Kenaikan Biaya Perawatan/sewa
• Keterlambatan kiriman • Panjangnya Alur Hub kiriman
Operasional • Kekurangan SDM/kurir
• Kerusakan dan Hilangnya Kiriman • Panjangnya proses pengolahan kiriman
IT Network & Infrastruktur • Proses Handling belum terstandarisasi

• Timbulnya biaya klaim • Belum diperolehnya persetujuan izin dari pemegang saham
Penugasan Pemerintah • Lemahnya Due Dilligence terhadap pelanggan
• Proyek yang tertunda
• Proses pengukuran risiko opeasional belum sesuai kebijakan
operasional SOP yang ditetapkan serta prinsip kehatihatian
• Adanya keterlambatan bongkar muat dan kerusakan alat produksi

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 67


Format 1 (1 of 3)
Pemetaan Risiko Utama yang Sedang Dihadapi BUMN Klaster
(Sesuai Klaster/Non Klaster)
Aktivitas Berisiko Signifikan Risiko Utama Akar Masalah

• Produk Kurang Kompetitif • Tarif mahal


Investasi • spesifikasi produk kurang handal
• Produk tidak sesuai dengan kebutuhan

Aspek Strategis
masyarakat • Kurangnya kajian dan analisa data tentang kebutuhan
Procurement/Pengadaan masyarakat/pelanggan
• Kesalahan strategi marketing
• Kegagalan Menangkap Kebutuhan Pelanggan
Pinjaman • Ketidakcukupan Data analisis kebutuhan pelanggan
• Kurangnya kajian dan analisa data tentang kebutuhan
Pengembangan Produk masyarakat/pelanggan
• Tidak terpenuhinya Service Level • Tidak adaya penyesuaian risiko dalam kajian kelayakan
Agreement pada penanganan produk/jasa • Biaya Investasi besar
Proyek dan Pengembangan
sebagai penugasan pemerintah dalam
Usaha Lainnya
rangka Layanan Pos Universal • Belum ada kesamaan persepsi terkait alat ukur pemberian subsidi dalam
penugasan pemerintah
Operasional
• Rendahnya Kinerja dan Produktivitas • Ketidaksesuaian kemampuan tenaga kerja
Aspek Organisasi

IT Network & Infrastruktur dengan jabatan yang dimiliki


• Tidak adanya asesmen SDM secara berkala
• Tidak berjalannya pelatihan dan pengembangan
Penugasan Pemerintah SDM

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 68


Format 2 (1 of 2 )
Rencana Tindakan/Aksi untuk Mengatasi Akar
Masalah Timbulnya Risiko

AKAR MASALAH STRUKTUR DAN ALAT & UKURAN PENDELEGASIAN AUDIT BUDAYA
PROSES
• Rendahnya Perputaran Modal Kerja Struktur dan
Alat dan Ukuran
Pendelegasian
Audit Budaya
ASPEK KEUANGAN

Akar masalah Proses Kewenangan


• Kurangnya Arus Kas Operasional 1 Dirkeu & MR
• Akumulasi kerugian yang terus bertambah POS
• Keterbatasan Kapasitas Biaya 1 Dirut & MR 6 Perbaikan
(VTP) 7 Audit
• Hilangnya potensi pendapatan 3 Nilai Risiko Akuntabilita
Internal
• Rendahnya marjin keuntungan bersih s BOD &
BOC
• Kenaikan Beban Perusahaan 4 Dashboard
• Rendahnya ROI
• Tidak terealisasi Anggaran 5 KPI BOD &
BOC
• Besarnya liabilitas pada pihak berelasi 9
Change
Managemen
• Irregularitas dalam proses pengadaan (Penyuapan, t Program
ketidaksesuaian spek/harga) Audit
7
• Jaringan network mengalami ganguan dan Downtime Internal
• Ketidaksesuaian IT Master Plan dengan perkembangan
ASPEK LAINNYA

teknologi 3 Nilai Risiko


• Kenaikan Biaya Transportasi Konsultan
8 Eksternal
• Keterlambatan kiriman 4 Dashboard
2 SOP
• Kerusakan dan Hilangnya Kiriman
5 KPI BOD &
• Timbulnya biaya klaim
BOC
• Produk Kurang Kompetitif
• Produk tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat
• Tidak terpenuhinya Service Level Agreement pada penanganan
produk/jasa sebagai penugasan pemerintah dalam rangka
Layanan Pos Universal
• Rendahnya Kinerja dan Produktivitas RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 69
Format 3
Timeline Rencana Aksi Penguatan Manajemen Risiko BUMN
Rencana Pelaksanaan
No Rencana Aksi Mei Juni Juli Agustus September Oktober
I II II IV I II II IV I II II IV I II II IV
1 Struktur Organisasi
· Pertahanan 3 lini dan peran CFRO
· Membangun kompetensi inti
·Perubahan SOP
2 Alat dan Ukuran
·Dashboard keuangan
·Kategori risiko (nilai risiko)
·Risk scoring (nilai risiko)
Melibatkan konsultan eksternal untuk revisi
Risk Scoring, Risk Matruity, dan ISO 31000
Compliane
·KPI Direksi dan Dewan Komisaris
-Evaluasi
3 Pendelegasian Kewenangan
·Akuntabilitas Direksi dan Dewan Komisaris serta faktor
risiko dalam pendelegasian kewenangan
4 Audit
·Peran dan tanggung jawab Komite Dewan
Komisaris (Internall Audit)
·Risk Maturity

5 Budaya

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 70


Penguatan Implementasi
Manajemen Risiko BUMN
Klaster Jasa Logistik
Sub Klaster Transportasi
Pemetaan Risiko Utama yang Sedang Dihadapi
Aktivitas Berisiko Signifikan Risiko Utama Akar Masalah

• Target pendapatan tidak tercapai


Likuiditas & Profitabilitas • Cashflow terganggu
• Piutang tidak tertagih dari mitra
(KAI, PPD, PELNI, DAMRI) • Net Profit margin rendah
• Biaya operasional tinggi

• Meningkatnya beban hutang perusahaan • Pendanaan untuk penugasan berasal dari


Pinjaman • Kenaikan interest expense hutang
(KAI, PPD, DAMRI) • Ketidakmampuan pembayaran kewajiban • Kenaikan beban bunga untuk kebutuhan
pendanaan
Keuangan
Aspek
• Tidak tercapainya cash flow operasional dan
investasi
• Kondisi perekonomian yang belum pulih
Investasi • Keterlambatan Realisasi Proyek Investasi • Pengurangan atau pembatasan operator pelaksana proyek karena
(KAI, PPD, PELNI, • Nilai IRR rendah pandemi
ASDP, DAMRI) • Tidak kembalinya investasi dalam menjalankan • Minimnya pengendalian atau monitoring terhadap progress
proyek penugasan pemerintah implementasi perencanaan proyek
• Kajian tidak komprehensif
• Estimasi biaya terlalu rendah
• Estimasi pendapatan terlalu tinggi
• Penugasan Pemerintah secara perhitungan FS dinilai tidak
menguntungkan secara bisnis
Operasional

• Cuaca Ekstrim
Aspek

Operasional Armada • Kecelakaan Armada • Human error atau kecakapan crew


(KAI, PPD, PELNI, DAMRI, • Inkonsistensi pelaksanaan dan pengawasan prosedur pemeliharaan
ASDP) • Ketidaktercapaian hari operasi armada
• Tidak terpenuhi ijin armada beroperasi
• Adanya larangan atau pembatasan wilayah akibat pandemic
Aspek
Legal

• Adanya demonstrasi dari karyawan


• Berhentinya operasi armada
• Adanya tuntutan dari perbankan

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 72


Pemetaan Risiko Utama yang Sedang Dihadapi (2)

Aktivitas Berisiko Risiko Utama Akar Masalah


Signifikan

• Adanya pesaing substitusi (jalan tol, jembatan atar pulau atau


provinsi)
Pengembangan Pasar • Adanya Kompetitor • Adanya pesaing moda transportasi lain
(KAI, PELNI, DAMRI, ASDP) • Adanya pesaing di lintasan yang sama
• Performa armada kurang siap berkomeptisi dari layanan dan
tarif
Aspek
Bisnis
• Adanya pembatasan operasional armada pada masa
• Tidak tercapainya penyerapan target subsidi pandemic
Penugasan Pemerintah • Pengakuan komponen biaya yang diklaim relative lebih kecil • Daftar komponen biaya di dalam Peraturan Menteri tidak
PSO dan Subsidi dibandingkan realisasi meng-cover seluruh biaya operasional
(KAI, PPD, PELNI, • Kelengkapan dan akurasi dokumen penagihan dan
• Kurangnya pagu anggaran subsidi tidak cukup menutupi
DAMRI,ASDP) ketepatan waktu dan faktor eksternal dari birokrasi
kebutuhan biaya operasional
• Pengakuan komponen biaya yang tidak dapat diklaim pemerintah
• Kurangnya ketersediaan pagu anggaran pemerintah

• Terdapat beberapa lahan milik perusahaan


yang ditempati oleh warga
Pengelolaan Aset • Belum semua aset dilengkapi dengan bukti
• Tidak jelasnya status kepemilikan aset.
(KAI, ASDP, DAMRI, PPD, kepemilikan
• Kegagalan optimalisasi/komersialisasi aset.

Aspek
Legal

Memiliki status kepemilikan aset yang sama


PELNI)
(KAI dan Damri)
• Kurang efektifnya proses pelaksanaan aset
opname yang dilakukan saat ini

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 73


Rencana Tindakan/Aksi untuk Mengatasi Masalah Timbulnya Risiko

Akar Masalah Pendelegasian


Struktur dan Proses Alat dan Ukuran Audit Budaya
Kewenangan
Likuiditas

• Target pendapatan tidak tercapai 1 Dirkeu & MR 6 KPI BOD, BOC 9 Internal Audit
• Piutang tidak tertagih dari mitra
3 SOP 10 Konsultan Eksternal
• Biaya operasional tinggi 4 Dashboard

• Pendanaan untuk penugasan berasal dari hutang


Pinjaman

• Kenaikan beban bunga untuk kebutuhan pendanaan 1 Dirkeu & MR 6 KPI BOD, BOC 9 Internal Audit
• Tidak tercapainya cash flow operasional dan investasi
3 SOP 10 Konsultan Eksternal
4 Dashboard

• Kondisi perekonomian yang belum pulih


• Pengurangan atau pembatasan operator pelaksana
proyek karena pandemi 1 Dirkeu & MR
6 KPI BOD, BOC
Investasi

• Minimnya pengendalian atau monitoring terhadap 8 Perbaikan 9 Internal Audit


progress implementasi perencanaan proyek 11
akuntabilitas BOD
• Kajian tidak komprehensif 4 Dashboard Change
2 Kompetensi dan BOC 10 Konsultan Eksternal
• Estimasi biaya terlalu rendah Management
• Estimasi pendapatan terlalu tinggi Program
• Penugasan Pemerintah secara perhitungan FS dinilai 3 SOP
tidak menguntungkan secara bisnis

• Cuaca Ekstrim
• Human error atau kecakapan crew
• Inkonsistensi pelaksanaan dan pengawasan
2 Kompetensi 6 KPI BOD, BOC 9 Internal Audit
Operasional

prosedur pemeliharaan

• Tidak terpenuhi ijin armada beroperasi 3 SOP 4 Dashboard


• Adanya larangan atau pembatasan wilayah
akibat pandemic
• Adanya demonstrasi dari karyawan
• Adanya tuntutan dari perbankan

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 74


Rencana Tindakan/Aksi untuk Mengatasi Masalah Timbulnya Risiko
Akar Masalah Pendelegasian
Struktur dan Proses Alat dan Ukuran Audit Budaya
Kewenangan
Pengembangan Pasar

• Adanya pesaing substitusi (jalan tol, jembatan


atar pulau atau provinsi) 6 KPI BOD, BOC 9 Internal Audit
• Adanya pesaing moda transportasi lain
• Adanya pesaing di lintasan yang sama 4 Dashboard
• Performa armada kurang siap berkompetisi dari
layanan dan tarif

• Adanya pembatasan operasional armada pada


masa pandemi
Penugasan Pemerintah

• Daftar komponen biaya di dalam Peraturan 6 KPI BOD, BOC


3 SOP 11
Menteri tidak meng-cover seluruh biaya 9 Internal Audit
4 Dashboard Change
operasional Management
• Kelengkapan dan akurasi dokumen penagihan Program
dan ketepatan waktu dan faktor eksternal dari
birokrasi pemerintah

• Terdapat beberapa lahan milik perusahaan yang


ditempati oleh warga
Pengelolaan Aset

• Belum semua aset dilengkapi dengan bukti


kepemilikan
• Memiliki status kepemilikan aset yang sama (KAI SOP
9 Internal Audit
3 6 KPI BOD, BOC
dan Damri)
• Kurang efektifnya proses pelaksanaan aset
4 Dashboard
opname yang dilakukan saat ini

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 75


Timeline Rencana Aksi Penguatan Manajemen Risiko

Rencana Pelaksanaan
No. Rencana Aksi
Mei Juni Juli Agustus September Oktober

I II II IV I II II IV I II II IV I II II IV I II II IV I II II IV
1 Struktur Organisasi dan Proses

2 Alat dan Ukuran

3 Pendelegasian Kewenangan

4 Audit

5 Budaya

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 76


PT KERETA API INDONESIA
(PERSERO)
Pemetaan Risiko Utama yang Sedang Dihadapi (1)

Aktifitas Berisiko Signifikan Risiko Utama Akar Masalah

• Kondisi perekonomian yang belum pulih pada masa pandemi


Investasi ← Covid 19
• Terjadi cash overrun yang melebihi perhitungan • Pengurangan atau pembatasan operator pelaksana proyek karena
dalam FS pada proyek-proyek yang dilakuan pandemi
• Melemahnya Rupiah terhadap valuta asing (KCIC)
• Tidak diperolehnya sumber pendanaan untuk investasi baru
• Tidak terlaksananya investasi baru yang di usulkan ←
• Tidak adanya pendanaan untuk usulan investasi baru
di tahun 2021
• Belum pasti diperolehnya pendanaan baik dari pinjaman maupun
PMN
Aspek Keuangan

• Tidak terealisasi pembangunan prasarana pokok ← • Belum dikeluarkannya perizinan dari Kementerian
untuk pembangunan angkutan barang khususnya Perhubungan
angkutan batu bara di Sumbagsel

• Meningkatnya pengeluaran perusahaan untuk


Procurement/ Pengadaan pendanaan investasi yang berasal dari impor seperti
← • Melemahnya Rupiah terhadap valuta asing
kebutuhan suku cadang untuk sarana

• Beberapa pendanaan untuk penugasan pemerintah didanai dari


Pinjaman • Meningkatnya beban hutang perusahaan ←
hutang seperti LRT Jabodebek, KCJB, Reaktivasi Jabar, dan Kereta
Bandara

• Kenaikan interest expense ← • Kenaikan beban bunga untuk kebutuhan pendanaan Capex,
Opex, PEN, LRT Jabodebek

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 78


Pemetaan Risiko Utama yang Sedang Dihadapi (2)

Aktifitas Berisiko Signifikan Risiko Utama Akar Masalah

Likuiditas • Terganggunya likuiditas perusahaan di masa • Penerimaan kas mengalami penurunan signifikan sementara

Aspek Keuangan
pandemi perusahaan masih memiliki kewajiban yang harus dipenuhi
(pengeluaran kas)

• Turunnya volume dan pendapatan dari angkutan • Pesaing subsitusi (jalan tol)
Aspek Bisnis

Operasional Angkutan Penumpang maupun Barang • Pesaing moda transportasi lain

• Terganggunya keberlangsungan bisnis angkutan • Menurunnya animo penumpang & beberapa mitra angkutan
penumpang & barang di masa pandemi barang mengajukan permohonan penurunan volume & tarif
• Regulasi Pemerintah terkait PSBB
Aspek Keselamatan dan Lingkungan

• Izin lingkungan tidak terbit sesuai yang ditargetkan • Efisiensi anggaran


• Jumlah kecelakaan KA melebihi toleransi yang • Inspeksi tidak terprogram dengan baik dan benar berdasarkan
telah ditetapkan kebutuhan untuk peningkatan kinerja keselamatan
• Realisasi kegiatan inspeksi tidak dievaluasi dengan baik dan tepat
waktu

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 79


Pemetaan Risiko Utama yang Sedang Dihadapi (3)

Aktifitas Berisiko Signifikan Risiko Utama Akar Masalah

Aspek Keuangan
Penugasan Pemerintah • Penugasan Pemerintah secara perhitungan FS dinilai tidak
• Tidak kembalinya investasi dalam menjalankan ←
proyek penugasan pemerintah menguntungkan secara bisnis

Aspek Legal

Pengelolaan Aset • Tidak jelasnya status kepemilikan aset. • Terdapat beberapa lahan milik perusahaan yang ditempati oleh
• Kegagalan optimalisasi/komersialisasi aset. warga
• Belum semua aset dilengkapi dengan bukti kepemilikan
• Memiliki status kepemilikan aset yang sama
• Kurang efektifnya proses pelaksanaan aset opname yang
dilakukan saat ini

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 80


Rencana Tindakan/Aksi untuk Mengatasi Masalah Timbulnya Risiko (1)

Struktur dan Pendelegasian


Akar Masalah Alat dan Ukuran Audit Budaya
Proses Kewenangan

1. Kondisi perekonomian yang belum pulih

2. Pengurangan atau pembatasan operator pelaksana


proyek karena pandemi
Konsultan
3. Tidak diperolehnya sumber pendanaan untuk investasi Dashboard Eksternal
baru

4. Tidak adanya pendanaan untuk usulan investasi baru Meningkatkan


akuntabilitas
5. Belum pasti diperolehnya pendanaan baik dari pinjaman Direksi & Dekom, Program
maupun PMN Dirkeu dan MR Memasukkan Manajemen
faktor risiko dalam
6. Belum dikeluarkannya perizinan dari Kementerian pendelegasian
Perhubungan wewenang
Audit Internal
7. Melemahnya rupiah terhadap valuta asing

8. Beberapa pendanaan untuk penugasan pemerintah Nilai Risiko


didanai dari hutang seperti LRT Jabodebek, KCJB,
Reaktivasi Jabar, dan Kereta Bandara
Konsultan
Eksternal
9. Kenaikan beban bunga untuk kebutuhan pendanaan
Capex, Opex, PEN, LRT Jabodebek

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 81


Rencana Tindakan/Aksi untuk Mengatasi Masalah Timbulnya Risiko (2)
Struktur dan Pendelegasian
Akar Masalah Alat dan Ukuran Audit Budaya
Proses Kewenangan

Audit Internal
10. Penerimaan kas mengalami penurunan signifikan
sementara perusahaan masih memiliki kewajiban Dirkeu dan MR
yang harus dipenuhi (pengeluaran kas)

11. Pesaing subsitusi (jalan tol)

12. Pesaing moda transportasi lain

13. Menurunnya animo penumpang & beberapa mitra Konsultan Eksternal


Meningkatkan
angkutan barang mengajukan permohonan akuntabilitas
penurunan volume & tarif Direksi & Dekom,
Dashboard Program
Memasukkan
14. Regulasi Pemerintah terkait PSBB faktor risiko dalam Manajemen
Kompetensi pendelegasian
15. Efisiensi anggaran dan SOP wewenang

16. Inspeksi tidak terprogram dengan baik dan benar


berdasarkan kebutuhan untuk peningkatan kinerja
keselamatan
Audit Internal
17. Realisasi kegiatan inspeksi tidak dievaluasi dengan
baik dan tepat waktu

18. Penugasan Pemerintah secara perhitungan FS dinilai


tidak menguntungkan secara bisnis

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 82


Rencana Tindakan/Aksi untuk Mengatasi Masalah Timbulnya Risiko (2)

Struktur dan Pendelegasian


Akar Masalah Alat dan Ukuran Audit Budaya
Proses Kewenangan

19. Terdapat beberapa lahan milik perusahaan yang


ditempati oleh warga
Meningkatkan
20. Belum semua aset dilengkapi dengan bukti
akuntabilitas
kepemilikan Dashboard Audit Internal Program
SOP Direksi & Dekom,
Memasukkan Manajemen
21. Memiliki status kepemilikan aset yang sama
faktor risiko dalam
pendelegasian
wewenang
22. Kurang efektifnya proses pelaksanaan aset opname
yang dilakukan saat ini

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 83


Timeline Rencana Aksi Penguatan Manajemen Risiko

Rencana Pelaksanaan
No. Rencana Aksi
Mei Juni Juli Agustus September Oktober

I II II IV I II II IV I II II IV I II II IV I II II IV I II II IV
1 Struktur Organisasi dan Proses

2 Alat dan Ukuran

3 Pendelegasian Kewenangan

4 Audit

5 Budaya

RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 84


PERUM PENGANGKUTAN
PENUMPANG DJAKARTA
86

PEMETAAN RISIKO UTAMA YANG SEDANG DIHADAPI (1)

Aktifitas Berisiko
Risiko Utama Akar Masalah
Signifikan
• Tidak tersedianya dana untuk modal kerja • Target pendapatan tidak tercapai

Likuiditas
• Keterlambatan bayar gaji pegawai • Lemahnya perencanaan keuangan Perusahaan
• Keterlambatan atau gagalnya pembayaran • Ketidakmampuan mitra melakukan
kompensasi atas kerjasama projek pembayaran

ASPEK KEUANGAN
• Tidak memperoleh pendanaan murah • Melakukan pinjaman hutang jangka pendek

Solvabilitas
PINJAMAN untuk menutupi kebutuhan kas perusahaan
• Melakukan pinjaman kepada pihak ke-3
INVESTASI (Lembaga non Keuangan)

• Inefisiensi biaya • Lemahnya fungsi kontrol anggaran Perusahaan


TREASURY • Tidak terealisasinya biaya investasi atas • Lemahnya kontrak kerjasama dengan Pihak Ke-
kerjasama dengan PT. Transportasi Jakarta 3
Profitabilitas

• Pendapatan dari segmen bisnis tidak • Kesalahan dalam pemilihan rute layanan pada
tercapai segmen non busway
• Ketidaktercapaian kilometer bus pada segmen
busway
• Kelemahan dalam pemasaran bisnis
• Tidak menang lelang layanan berbasis subsidi
87

PEMETAAN RISIKO UTAMA YANG SEDANG DIHADAPI (2)

Aktifitas Berisiko
Risiko Utama Akar Masalah
Signifikan
• Tidak siapnya armada untuk dioperasikan • Lemahnya manajemen pemeliharaan dan perbaikan
bus
• Ketersediaan jumlah pramudi tidak sesuai dengan
jumlah bus operasi
PENGOPERASIAN • Lemahnya koordinasi antara unit operasional dan unit
LAYANAN BUS maintenance
ASPEK OPERASIONAL • Pembatasan jam operasional bus dan • Adanya kondisi kahar seperti pandemi, demo, bencana
pembatasan kilometer akibat kondisi alam, dan sebagainya
PENGEMBANGAN tertentu, seperti pandemi, dan sebagainya
• Peningkatan jumlah bus split segmen •
LAYANAN BUS Adanya penyesuaian jumlah bus split dari PT.
busway Transportasi Jakarta, dikarenakan adanya penyesuaian
dengan jumlah penumpang, penyesuain dengan
PENGEMBANGAN anggaran, dan sebagainya
SEGMEN USAHA • Lemahnya kontrak kerjasama dengan Pihak ke-3
• Adanya pemberian denda pengurangan • Lemahnya manajemen pemeliharan dan perbaikan bus
LAINNYA kilometer • Rendahnya kemampuan dan kesadaran pramudi dalam
mengoperasikan bus
• Adanya deviasi pembayaran tagihan • Lemahnya koordinasi dengan PT. Transjakarta
berdasarkan realisasi km kosong • Kesalahan dalam pemilihan lokasi bus spit dan lokasi
pengisian BBM sehingga terlalu jauh dari koridor
• Perijinan trayek tidak selesai • Tidak dapat terpenuhinya persyaratan administrasi
yang dibutuhkan
• Lemahnya koordinasi dengan Instansi – Instansi terkait
88
RENCANA TINDAKAN/AKSI UNTUK MENGATASI MASALAH TIMBULNYA
RISIKO (1)

Struktur dan Pendelegasian


AKAR MASALAH Alat dan Ukuran Audit Budaya
Proses Kewenangan
Dashboard
Target pendapatan tidak tercapai Kompetensi KPI Dewas &
Direksi
Lemahnya perencanaan keuangan perusahaan Kompetensi Dashboard
Ketidakmampuan mitra melakukan pembayaran Dashboard
ASPEK KEUANGAN

Melakukan pinjaman hutang jangka pendek untuk menutupi


Dirkeu & Risiko Dashboard
kebutuhan kas perusahaan
Melakukan pinjaman kepada pihak ke-3 (lembaga non
Dirkeu & Risiko Dashboard Perbaikan
keuangan)
akuntabilitas Program
Lemahnya fungsi kontrol anggaran di Perusahaan SOP Dashboard Audit Internal
Direksi dan Dewan Manajemen
KPI Dewas &
Lemahnya kontrak kerjasama dengan pihak ke-3 Kompetensi Pengawas
Direksi
Kesalahan dalam pemilihan rute layanan pada segmen non KPI Dewas &
Kompetensi
busway Direksi
KPI Dewas &
Ketidaktercapaian kilometer bus pada segmen busway Kompetensi
Direksi
KPI Dewas &
Kelemahan dalam pemasaran bisnis Kompetensi
Direksi
KPI Dewas &
Tidak menang lelang layanan berbasis subsidi Kompetensi
Direksi
89
RENCANA TINDAKAN/AKSI UNTUK MENGATASI MASALAH TIMBULNYA
RISIKO (2)
Struktur dan Pendelegasian
AKAR MASALAH Alat dan Ukuran Audit Budaya
Proses Kewenangan
Kompetensi
Lemahnya manajemen pemeliharaan dan perbaikan bus
SOP
Ketersediaan jumlah pramudi tidak sesuai dengan jumlah bus
Kompetensi
operasi
Lemahnya koordinasi antara unit operasional dan unit
Kompetensi
maintenance
Adanya kondisi kahar seperti demo, pandemi, bencana alam,
ASPEK OPERASIONAL

dan sebagainya
Adanya penyesuaian jumlah bus split dari PT. Transportasi
Jakarta dikarenakan adanya penyesuaian dengan jumlah
penumpang, penyesuain dengan anggaran, dan sebagainya
Kompetensi Perbaikan
Lemahnya kontrak kerjasama dengan pihak ke-3
KPI Dewas & akuntabilitas Program
Kompetensi Audit Internal
Lemahnya manajemen pemeliharaan dan perbaikan bus Direksi Direksi dan Dewan Manajemen
SOP
Pengawas
Rendahnya kemampuan pramudi dalam mengoperasikan bus Kompetensi
Rendahnya kesadaran pramudi dalam mengoperasikan bus
Kompetensi
sesuai dengan SPM yang ditetapkan
Lemahnya koordinasi dengan PT. Transportasi Jakarta Kompetensi
Kesalahan dalam pemilihan lokasi pengisian BBM cukup jauh
Kompetensi
dari lokasi koridor
Kesalahan dalam pemilihan lokasi pengendapan bus saat split,
Kompetensi
sehingga terlalu jauh dari lokasi koridor
Tidak dapat dipenuhinya persyaratan administrasi yang
Kompetensi
dipersyaratkan
Lemahnya koordinasi dengan Instansi - Instansi terkait Kompetensi
90

TIMELINE RENCANA AKSI PENGUATAN MANAJEMEN RISIKO

Rencana Pelaksanaan
No Rencana Aksi Mei Juni Juli Agustus September Oktober
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1 Struktur Organisasi dan Proses
2 Alat dan Ukuran
3 Pendelegasian Kewenangan
4 Audit
5 Budaya
PT PELAYANAN NASIONAL
INDONESIA
92

PEMETAAN RISIKO UTAMA YANG SEDANG DIHADAPI (1)

Aktivitas Berisiko Signifikan Risiko Utama Akar Masalah

• Arus kas perusahaan tidak cukup • Menurunnya pendapatan karena kondisi


• Working capital days rendah perekonomian dan pandemi

Aspek Nilai Ekonomi & Sosial


Likuiditas & Profitabilitas
• Net profit margin rendah • Biaya operasional tinggi
• Nilai IRR rendah • Pax factor dan load factor rendah

untuk Indonesia
• Kurangnya ketersediaan pagu anggaran
pemerintah
• Kurangnya pagu anggaran subsidi • Daftar komponen biaya di dalam Peraturan
tidak cukup menutupi kebutuhan Menteri tidak meng-cover seluruh biaya
PSO & Subsidi
Perintis & Tol Laut operasional
• Pengakuan komponen biaya • Kelengkapan dan akurasi dokumen penagihan
• Pencairan PSO & Subsidi terlambat dan ketepatan waktu dan faktor eksternal dari
birokrasi pemerintah
Inovasi Model Bisnis

• Delay kedatangan dan keberangkatan • Kegiatan E/D, bongkar muat di pelabuhan, dan
• Komersialisasi angkutan barang yang pengurusan dokumen yang lama
Aspek

Kinerja Jasa Perkapalan belum optimal • Kegiatan marketing yang belum optimal
• Kualitas layanan yang belum optimal • Inovasi layanan yang belum optimal
• Kerusakan alat bongkar muat di kapal • Operasional dan preventive maintenance tidak
optimal
93

PEMETAAN RISIKO UTAMA YANG SEDANG DIHADAPI (2)

Aktivitas Berisiko Signifikan Risiko Utama Akar Masalah

Kepemimpinan
• Ketidaktersediaan sparepart • Ketersediaan & pengelolaan inventory belum optimal

Teknologi
Aspek
• Kecelakaan di galangan • Ketidakpatuhan menjalankan SOP safety
Kehandalan, Keselamatan Kapal
& Penumpang • Kecelakaan kapal dan insiden di kapal • Nakhoda dan kru yang kurang cakap
• Performa / speed kapal menurun • Penurunan kinerja mesin kapal dan running hours
yang berlebih

Peningkatan
• Kajian yang tidak komprehensif

Investasi
Aspek • Investasi pengadaan kapal tertunda
• Investasi alat penunjang tertunda • Profitability Bisnis Perkapalan yang rendah
Investasi
• Investasi repowering tertunda • DOC (Daily Operating Cost) / biaya operasional
tinggi

• Pegawai kurang pengetahuan atau kurang


• Pegawai yang tidak kompeten pengalaman atau berada diposisi yang tidak sesuai
Pengembangan

• Formasi pegawai yang tidak kompetensinya


Talenta

seimbang di unit kerja


Aspek

• Analisis kecukupan jumlah pegawai di unit kerja


Sumber Daya Manusia
• Transformasi budaya PELNI belum belum optimal
terinternalisasi • Penanaman nilai dan perilaku yang belum efektif,
Program change management belum efektif
94

RENCANA TINDAKAN/AKSI UNTUK MENGATASI MASALAH TIMBULNYA RISIKO (2)

Pendelegasian Audit Budaya


Akar Masalah Struktur dan Proses Alat dan Ukuran
Kewenangan

• Menurunnya pendapatan karena kondisi 2 4 Increase BOD


PSO & Subsidi

Competency Dashboard
perekonomian dan pandemi 8 & BOC’s 9 Internal Audit
• Biaya operasional tinggi 3 Change SOP 6 BOD & BOC KPI accountability
• Pax factor dan load factor rendah

• Kurangnya ketersediaan pagu anggaran


Likuiditas & Profitabilitas

pemerintah Director Financial


• Daftar komponen biaya di dalam 1 & Risk Role
Increase BOD
Peraturan Menteri tidak meng-cover 4 Dashboard 8 & BOC’s
11
accountability
seluruh biaya operasional
3 Change SOP 5 Risk Scoring
Change
• Kelengkapan dan akurasi dokumen
penagihan dan ketepatan waktu dan Management
faktor eksternal dari birokrasi pemerintah Program

• Kegiatan E/D, bongkar muat di


pelabuhan, dan pengurusan dokumen 4 Dashboard
yang lama 2 Competency
5 Risk Scoring 9 Internal Audit
Kinerja Jasa
Perkapalan

• Kegiatan marketing yang belum optimal


• Inovasi layanan yang belum optimal 3 Change SOP 6 BOD & BOC KPI
• Operasional dan preventive
maintenance tidak optimal
95

RENCANA TINDAKAN/AKSI UNTUK MENGATASI MASALAH TIMBULNYA RISIKO (2)

Pendelegasian Audit Budaya


Akar Masalah Struktur dan Proses Alat dan Ukuran
Struktur dan Proses Kewenangan
Kehandalan, Keselamatan
Kapal & Penumpang

• Ketersediaan & pengelolaan inventory belum 4 Dashboard


optimal 2 Competency Increase BOD
9 Internal Audit
• Ketidakpatuhan menjalankan SOP safety 5 Risk Scoring 8 & BOC’s
• Nakhoda dan kru yang kurang cakap 3 Change SOP accountability 10
Konsultan

• Penurunan kinerja mesin kapal dan running


6 BOD & BOC KPI Eksternal

hours yang berlebih

• Kajian yang tidak komprehensif


2 Competency 5 Risk Scoring Increase BOD
9 Internal Audit
• Profitability Bisnis Perkapalan yang 11
8
Investasi

& BOC’s
rendah Financial6 Konsultan
• DOC (Daily Operating Cost) / biaya
1 Director
& Risk Role
BOD & BOC KPI accountability 10
Eksternal Change
operasional tinggi 3 Change SOP 7 Acceptance Metrics Management
Program
• Pegawai kurang pengetahuan atau
kurang pengalaman atau berada 4 Dashboard
diposisi yang tidak sesuai kompetensinya 2 Competency
Sumber Daya

6 BOD & BOC KPI 9 Internal Audit


Manusia

• Analisis kecukupan jumlah pegawai di


unit kerja belum optimal 3 Change SOP 7 Acceptance Metrics
• Penanaman nilai dan perilaku yang
belum efektif, Program change
management belum efektif
96

TIMELINE RENCANA AKSI PENGUATAN MANAJEMEN RISIKO

Rencana Pelaksanaan

No Rencana Aksi Mei Juni Juli Agustus September Oktober

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

1 Struktur Organisasi dan Proses

2 Alat dan Ukuran

3 Pendelegasian Kewenangan

4 Audit

5 Budaya
PERUM DAMRI
98
Pemetaan Risiko Utama DAMRI
Aktifitas Berisiko Akar Masalah
Signifikan Risiko Utama

Produksi Profitabilitas Solvabilitas Likuiditas


• Adanya Penurunan jumlah penumpang
• Kelangsungan Pendapatan • Pemberlakuan PSBB
• Perubahan Regulasi terkait Transportasi Darat

Aspek Keuangan
Penyiapan Pendanaan • Penurunan kinerja keuangan • Penurunan pendapatan
(Kredit Modal Kerja/Kredit • Penurunan biaya tidak sebanding dengan
Investasi) penurunan pendapatan

• Ketidak tepatan pembayaran • Tidak tercapainya Cash Flow Operasional


kewajiban kepada bank dan pihak lain dan Investasi

• Menurunnya jumlah penumpang akibat


• Target penjualan tidak tercapai
regulasi pembatasan pergerakan
Efektivitas Bisnis penumpang
• Aset tetap (alat produksi dan penunjang)
• Utilitas aset perusahaan tidak Optimal kurang produktif
Aspek Bisnis

Pemasarani/penjualan

• Kerusakan armada disebabkan faktor usia


• Regulasi Pembatasan usia armada
• Pembatasan operasional bus

Pengembangan Pasar
• Kalah bersaing dalam perebutan • Performa Bus kurang siap berkompetisi dari
pelanggan dan persaingan tarif. layanan dan tarif
Pemetaan Risiko Utama DAMRI 99

Aktifitas Berisiko Akar Masalah


Signifikan Risiko Utama

• Kecelakaan Kerja/Operasional • Human Error Pengemudi


• Kondisi Alam / Geografis

Keselamatan Kerja
Lingkungan dan
• Gangguan bencana alam

• Tidak siapnya armada untuk • Perawatan armada yang tidak konsisten


Operasional Armada operasional • Penggunaan spare parts tidak Standar

• Alokasi armada kurang efisien • Keterbatasan finansial dalam peremajaan


armada

Aspek Operasional
• Menurunnya aktifitas operasional bus
SDM
• Penurunan produktifitas karyawan
• Pembatasan Operasional bus selama
pandemi

• Tuntutan Karyawan
Hukum

• Tuntutan Hukum • Tuntutan Pihak Ke 3 : Bank,Supplier,


Masyarakat Umum
Produktivitas SDM

• Penurunan Reputasi Perusahaan • Pemberitaan negatif dari pihak lain


Reputasi

• Demonstrasi Karyawan
Rencana tindakan/aksi untuk mengatasi akar masalah timbulnya Risiko
100

Akar Masalah
Struktur dan Pendelegasian
Alat dan Ukuran Audit Budaya
Proses kewenangan
• Adanya Penurunan jumlah penumpang
Perusahaan
Keuangan

Direktur 4 Dashboard
• Pemberlakuan PSBB 1 8 Perbaikan 9 Audit
Keuangan
• Perubahan Regulasi terkait Transportasi Darat akuntabilita Internal
• Penurunan pendapatan s Direksi
dan
• Penurunan biaya tidak sebanding dengan 5 Nilai Risiko
Komisaris
penurunan pendapatan
• Tidak tercapainya Cash Flow Operasional 1
2 Kompetensi 11
dan Investasi 6 KPI Direksi Perbaikan
0
Konsultan
dan akuntabilitas Eksternal Program
Komisaris Direksi dan Manajemen
• Menurunnya jumlah penumpang akibat
3 SOP 7 Ukuran Komisaris
Produksi

regulasi pembatasan pergerakan Penerimaan


penumpang

• Aset tetap (alat produksi dan penunjang)


kurang produktif KPI Direksi Audit
Kompetensi Internal
dan
• Kerusakan armada disebabkan faktor usia Komisaris
SOP
• Regulasi Pembatasan usia armada
• Pembatasan operasional bus
K3

SOP
SDM

Terdapat lima pendekatan penguatan (struktur&proses,alat &ukuran,pendelegasian wewenang,audit dan budaya yang disesuaikan
dengan kebutuhan tata kelola risiko atas penyelesaian akar masalah timbulnya risiko.
Timeline Rencana Aksi Penguatan Manajemen Risiko BUMN 101

Rencana Pelaksanaan

Rencana
No Mei Juni Juli Agustus September Oktober
Aksi

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

1 Struktur
Organisasi &
Proses 1 2 3

2 Alat dan
ukuran 4 5 6 7

3 Pendelegasia
n wewenang
8

4 Audit
9 10

5 Budaya
11
PT ASDP
103

PEMETAAN RISIKO UTAMA YANG SEDANG DIHADAPI (1)

Aktivitas Berisiko Risiko Utama Akar Masalah


Signifikan
• Adanya pembangunan jembatan antar
• Risiko pesaing
Penyeberangan dan provinsi atau pulau
Pelabuhan • Adanya kapal pesaing memiliki spesifikasi
lebih unggul dilintasan yang sama
• Adanya lintasan baru (LDF) yang beririsan
dengan lintasan ASDP
Penjualan Tiket • Inkonsistensi pelaksanaan prosedur perawatan
• Risiko ketidaktercapaian hari siap operasi kapal dan
dermaga rutin
• Kelebihan beban muatan
• Kecakapan crew dalam operasionalisasi kapal
Aspek Operasional

Pengelolaan BBM • Hari docking melebihi target


• Cuaca Ekstrim
• Tidak terpenuhinya syarat berlayar kapal
• Adanya larangan atau pembatasan wilayah
Aset akibat pandemi Covid-19

• Risiko docking kapal tidak sesuai rencana • Penyusunan Repair List belum akurat
sehingga ada pekerjaan tambahan saat
Investasi kapal sudah ada di galangan
• Jadwal Surveyor dan MI ke galangan tidak
tepat waktu
• Galangan terdekat jauh dari lintasan kapal
Transformasi • Belum ada kontrak payung galangan
sehingga memperpanjang proses docking

• Risiko keadaan darurat kapal dan pelabuhan • Cuaca Ekstrim


• Human Error atau kecakapan crew kapal
• Inkonsistensi pelaksanaan prosedur kapal berlayar
• Implementasi Zonasi Pelabuhan belum optimal
• Adanya Demontrasi di wilayah Pelabuhan
104

PEMETAAN RISIKO UTAMA YANG SEDANG DIHADAPI (2)


Aktivitas Berisiko Risiko Utama Akar Masalah
Signifikan
• Risiko keterlambatan penerimaan pendapatan • Fasilitas jaringan komunikasi & internet yang kurang
Penyeberangan dan memadai serta minimnya pasokan listrik di Cabang lintasan
Pelabuhan perintis
• Tidak ada Layanan Bank di Lintasan terpencil
• Keterbatasan SDM darat di lintasan untuk pelaksanaan,
pelaporan dan pengawasan
Penjualan Tiket • Proses bisnis yang kurang efektif dimana fungsi control
• Risiko Settlement & Rekonsiliasi E-ticketing
masih belum optimal dan bersifat desentralisasi serta
kebijakan pemisahan pendapatan pelayaran (splitting
revenue)
Aspek Operasional
Pengelolaan BBM • Tidak bisa mengindentifikasi antara tiket yang sudah
ditransfer dan yang belum ditranser ke ASDP oleh
Payment Gateway
• Keterbatasan SDM dalam pelaksanaan settlement dan
Pengelolaan Aset rekonsiliasi

• Risiko Piutang BBM tidak tertagih • Lemahnya fungsi kontrol pada proses pembelian,
penjualan sampai dengan penagihan BBM
Investasi dilakukan oleh fungsi yang sama (UAJK)
• Inkonsistensi pelaksanaan penagihan piutang
kepada pelanggan

Transformasi • Risiko Kepemilikan Aset • Belum semua aset ASDP dilengkapi dengan
bukti kepemilikan
• Masih ada Aset (Kapal) yg belum atas nama
ASDP (sekitar 20 unit)
• Terdapat beberapa lahan milik perusahaan
yang ditempati oleh warga
• Kurang efektifnya proses pelaksanaan aset
opname yang dilakukan saat ini
105

PEMETAAN RISIKO UTAMA YANG SEDANG DIHADAPI (3)

Aktivitas Berisiko Risiko Utama Akar Masalah


Signifikan
• Risiko keterlambatan waktu implementasi proyek • Minimnya pengendalian atau monitoring terhadap
Penyeberangan dan

Aspek Finansial
progress implementasi perencanaan proyek
Pelabuhan • Risiko ketidaktercapaian target pendapatan sesuai
• Kurang penyesuaian risiko dalam kajian proyek
perencanaan proyek
• Perubahan Kebijakan Regulasi
• Estimasi biaya terlalu rendah
• Estimasi pendapatan terlalu tinggi
Penjualan Tiket
• Keterbatasan SDM yang kompeten di bidang proyek
• Adanya efisiensi investasi karena pandemi Covid-19

Pengelolaan BBM

Pengelolaan Aset • Risiko ketidaksiapan infrastruktur dan SDM untuk • Resistensi terhadap perubahan
implementasi transformasi • Sistem teknologi yang ada belum sesuai
Aspek Operasional

dengan perubahan proses bisnis


• Keterbatasan SDM (baik jumlah maupun
Investasi kompetensi)
• Prosedur terkait adanya perubahan proses
bisnis belum disusun dan/atau belum
disosialisasikan
Transformasi • Performance IT belum handal berpotensi
kehilangan data
106
RENCANA TINDAKAN/AKSI UNTUK MENGATASI MASALAH
TIMBULNYA RISIKO (1)
Akar Masalah Pendelegasian
Struktur dan Proses Alat dan Ukuran Audit Budaya
Kewenangan

• Adanya pembangunan jembatan antar provinsi atau 3 • KPI BOD


pulau dan Unit
• Adanya kapal pesaing memiliki spesifikasi lebih kerja terkait
unggul dilintasan yang sama
• Adanya lintasan baru (LDF) yang beririsan dengan
lintasan ASDP

• Inkonsistensi pelaksanaan prosedur perawatan rutin 1 • •


SOP KPI BOD 4 • Internal
• Kelebihan beban muatan dan Unit Audit
• Kecakapan crew dalam operasionalisasi kapal 2 • Kompetensi kerja terkait
• Hari docking melebihi target
• Cuaca Ekstrim
• Tidak terpenuhinya syarat berlayar kapal
• Adanya larangan atau pembatasan wilayah akibat 5
pandemi Covid-19 Change
Management
Program

• Penyusunan Repair List belum akurat sehingga • SOP • KPI BOD • Internal
ada pekerjaan tambahan saat kapal sudah ada di
dan Unit Audit
galangan
kerja terkait
• Jadwal Surveyor dan MI ke galangan tidak tepat
waktu
• Galangan terdekat jauh dari lintasan kapal
• Belum ada kontrak payung galangan sehingga
memperpanjang proses docking

• Cuaca Ekstrim •
• SOP KPI BOD
• Human Error atau kecakapan crew kapal dan Unit
• Inkonsistensi pelaksanaan prosedur kapal berlayar • Kompetensi kerja terkait
• Implementasi Zonasi Pelabuhan belum optimal
• Adanya Demontrasi di wilayah Pelabuhan
107
RENCANA TINDAKAN/AKSI UNTUK MENGATASI MASALAH
TIMBULNYA RISIKO (2)
Pendelegasian
Akar Masalah Struktur dan Proses Alat dan Ukuran Audit Budaya
Kewenangan

• Fasilitas jaringan komunikasi & internet yang • SOP • KPI BOD • Internal
kurang memadai serta minimnya pasokan listrik di • Kompeten dan Unit Audit
Cabang lintasan perintis si kerja
6 • Kelengkapan terkait
• Tidak ada Layanan Bank di Lintasan terpencil
SDM
• Keterbatasan SDM darat di lintasan untuk
pelaksanaan, pelaporan dan pengawasan

• Proses bisnis yang kurang efektif dimana fungsi control • SOP • Internal
masih belum optimal dan bersifat desentralisasi serta
• Kompeten Audit
kebijakan pemisahan pendapatan pelayaran (splitting
• si
Kelengkapan
revenue)
• Tidak bisa mengindentifikasi antara tiket yang sudah SDM
ditransfer dan yang belum ditranser ke ASDP oleh Change
Payment Gateway Management
• Keterbatasan SDM dalam pelaksanaan settlement dan Program
rekonsiliasi
• Lemahnya fungsi kontrol pada proses pembelian,
penjualan sampai dengan penagihan BBM • SOP • Internal
dilakukan oleh fungsi yang sama (UAJK)
Audit
• Inkonsistensi pelaksanaan penagihan piutang
kepada pelanggan
• Belum semua aset ASDP dilengkapi dengan bukti • KPI BOD
• SOP • Internal
kepemilikan dan Unit
Audit
• Masih ada Aset (Kapal) yg belum atas nama ASDP kerja
• Terdapat beberapa lahan milik perusahaan yang terkait
ditempati oleh warga
• Kurang efektifnya proses pelaksanaan aset opname
yang dilakukan saat ini
108
RENCANA TINDAKAN/AKSI UNTUK MENGATASI MASALAH
TIMBULNYA RISIKO (3)
Pendelegasian
Akar Masalah Struktur dan Proses Alat dan Ukuran Audit Budaya
Kewenangan

• SOP 7 • Dashboard 8 • Perbaikan • Internal


• Minimnya pengendalian atau monitoring terhadap Audit
Proyek akuntabilitas
progress implementasi perencanaan proyek • Kompeten 9 • Eksternal
BOD dan
• Kurang penyesuaian risiko dalam kajian proyek si • KPI BOD Audit
• Kelengkapan BOC
• Perubahan Kebijakan Regulasi
SDM
• Estimasi biaya terlalu rendah
• Estimasi pendapatan terlalu tinggi
• Keterbatasan SDM yang kompeten di bidang proyek
• Adanya efisiensi investasi karena pandemi Covid-19

Change
Management
Program
• Resistensi terhadap perubahan • SOP • Dashboard • Perbaikan • Internal
• Sistem teknologi yang ada belum sesuai Proyek akuntabilitas Audit
• Eksternal
dengan perubahan proses bisnis • Kompeten BOD dan Audit
• Keterbatasan SDM (baik jumlah maupun si • KPI BOD BOC
kompetensi) • Kelengkapan
• Prosedur terkait adanya perubahan proses SDM
bisnis belum disusun dan/atau belum
disosialisasikan
• Performance IT belum handal berpotensi
kehilangan data
109

TIMELINE RENCANA AKSI PENGUATAN MANAJEMEN RISIKO

Rencana Pelaksanaan
No Rencana Aksi Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1 Struktur Organisasi dan Proses
2 Alat dan Ukuran
3 Pendelegasian Kewenangan
4 Audit
5 Budaya
Penguatan Implementasi
Manajemen Risiko BUMN
Klaster Jasa Logistik
Sub Klaster Manufaktur
Pemetaan Risiko Utama yang Dihadapi
Aktivitas Berisiko Signifikan Risiko Utama Akar Masalah
• Jenuhnya kebutuhan transportasi kereta api existing;
• Terganggunya kondisi finansial calon Customer;
Peraihan, pelaksanaan, dan 1. Perolehan kontrak dibawah target
• Masih terdapat gap kompetensi mendesain produk tertentu sesuai preferensi Customer;
penyelesaian proyek • Kemampuan finansial perusahaan belum optimal untuk masuk pada sekma bisnis KPBU;
• Belum optimalnya pemanfaatan fasilitas dukungan pemerintah berupa kebijakan.

2. Harga produk tidak kompetitif • Ketergantungan impor komponen utama yang masih tingg;.
• Ketidak-akuratan dalam menghitung harga produk.
3. Kualitas produk tidak memenuhi • Rendahnya kualitas komponen yang digunakan;
standard kualitas dari customer • Rendahnya kualitas kompetensi sumber daya manusia yang dilibatkan dalam proyek.
• Singkatnya waktu pengerjaan proyek (terkait proyek dalam negeri);
4. Keterlambatan pengiriman produk • Rendahnya kompetensi dalam manajemen proyek dan manajemen rantai pasokan.
• Margin keuntungan tergerus biaya-biaya impor, denda dan cost of money, dan cost
5. Contribution margin proyek menurun of poor quality;
• Terganggunya kondisi finansial calon Customer.
6. Keterlambatan pembayaran proyek • Keterlambatan penyelesaian proyek;
oleh Customer • Keterlambatan pelaksanaan inspeksi dan sertifikasi yang dipersyaratkan;
• Product recall, rework dan perbaikan lainnya sebelum serah terima barang;

Tidak terpenuhinya target investasi • Kondisi kemampuan finansial perusahaan selama pandemic Covid yang diakibatkan
Investasi pembangunan pabrik Cabang oleh penurunan order;
Banyuwangi. • Perubahan kepastian perolehan proyek yang sudah disepakati dengan calon customer
Pengembangan bisnis berbasis IoT • Minimnya kompetensi sistem dan personil terkait bisnis berbasis Internet of Things (IoT) ;
Transformasi Bisnis dibawah target pencapaian • Minimnya tools yang mendukung target inovasi bisnis berbasi IoT;
• Regulasi yang belum sepenuhnya mengatur penggunaan IoT di bidang perkeretaapian.

Proses integrasi induk dengan anak • Perbedaan sistem yang digunakan Induk dengan anak/afiliasi;
perusahaan yang tidak optimal • Perluasan sistem dari Induk ke Anak/Afiliasi memerlukan pembiayaan
Transformasi Organisasi • Belum lengkapnya prosedur integrasi (tata kelola) Induk dan Anak/Afiliasi.
111
Pemetaan Risiko Utama yang Dihadapi
Aktivitas Berisiko Signifikan Risiko Utama Akar Masalah
• Tingginya cost of fund/money;
Pinjaman Potensi gagal bayar;
• Cost over run akibat mundurnya jadwal proyek, selisih kurs dan timbulnya biaya-biaya lain.

Pengembangan produk tidak sesuai dengan • Terbatasnya sumber daya manusia yang kompeten terhadap produk/bisnis yang
Pengembangan Produk dikembangkan oleh Perusahaan;
rencana;
• Keterbatasan biaya R&D.

Pembentukan Kerja Sama 1. Hasil kerja sama tidak sesuai target • Kesepakatan kerja sama tidak terealisasi karena kondisi pandemic Covid;
yang direncanakan • Lemahnya posisi tawar INKA di dalam kontrak.

2. Gagalnya pembentukan kerja sama • Sistem dan SOP internal yang belum lengkap
• Tidak tercapainya syarat efektifnya kerja sama oleh para pihak.

1. Pencapaian EBITDA dan pendapatan • Pencapaian pendapatan dibawah target;


Pengelolaan Keuangan
di bawah target
Perusahaan
2. Penerimaan kas operasi < • Realisasi cash in atas penagihan piutang tidak sesuai target;
pengeluaran kas operasi • Belum diperolehnya kontrak baru.

3. Pencapaian ROIC < WACC • Pencapaian pendapatan dibawah target.


4. Kolektibitas Piutang Rendah • Keterlambatan pencapaian progres delivery produksi tidak sesuai target mengakibatkan
mundurnya cash in dari pelanggan.
5. Tingginya Debt To Equity Ratio • Pencapaian pendapatan dibawah target;
• Realisasi cash in atas penagihan piutang tidak sesuai target;
• Implementasi PSAK 72 yang mengakibatkan koreksi yang cukup signifikan pada
ekuitas.

112
Akar Masalah Utama yang Dihadapi
Akar Masalah
Faktor Eksternal Proyek

• Jenuhnya kebutuhan transportasi kereta api existing;


• Terganggunya kondisi finansial calon Customer; Change Mind
• Peraihan proyek tidak didukung oleh kebijakan Pemerintah/Calon Customer. Set (Risk
• Singkatnya waktu pengerjaan proyek (terkait proyek dalam negeri); Based
• Regulasi yang belum sepenuhnya mengatur penggunaan IoT di bidang perkeretaapian; Thinking)
• Perubahan kepastian perolehan proyek yang sudah disepakati dengan calon customer; dalam
• Kesepakatan kerja sama tidak terealisasi karena kondisi pandemic Covid. 5 Pilar Bisnis

• Rendahnya kualitas komponen yang digunakan;


Faktor Internal Proyek

• Ketergantungan impor komponen utama yang masih tinggi;


• Keterlambatan penyelesaian proyek; Kebijakan/ Audit:
• Keterlambatan pelaksanaan inspeksi dan sertifikasi yang dipersyaratkan; Prosedur Gap
• Product recall, rework dan perbaikan lainnya sebelum serah terima barang; peningkatan Competency Change Mind
• Ketidak-akuratan dalam menghitung harga produk; kompetensi Analysis, Set (Risk
• Rendahnya kualitas kompetensi sumber daya manusia yang dilibatkan dalam proyek; dan kualitas IT System Based
Alat: Quality
• Ketidakmampuan dalam mendesain produk sesuai dengan preferensi Customer; proses serta Hard Competency Integrator Thinking)
(Konsultan
• Minimnya kompetensi sistem dan personil terkait bisnis berbasis Internet of Things (IoT) ; produk Implementation (System MR) dalam
Independen)
• Minimnya tools yang mendukung target inovasi bisnis berbasi IoT. (Dashboard) 5 Pilar Bisnis
• Ketidakmampuan finansial perusahaan untuk menjalankan KPBU;
Keuangan Perusahaan

• Pencapaian pendapatan dibawah target; Kebijakan/


• Realisasi cash in atas penagihan piutang tidak sesuai target; Prosedur
• Keterlambatan pencapaian progres delivery produksi tidak sesuai target mengakibatkan peningkatan
mundurnya cash in dari pelanggan; kompetensi
• Implementasi PSAK 72 yang mengakibatkan koreksi yang cukup signifikan pada ekuitas. dan kualitas
• Menurunnya kemampuan finansial customer untuk pembayaran tagihan; proses serta
• Keterbatasan biaya R&D. produk

113
Pemetaan Risiko Utama yang Dihadapi
Akar Masalah
Kerja Sama

• Adanya audit oleh Instansi pemerintah terhadap kerjasama sehingga menghambat


kerjasama dan potensi investasi asing serta menurunkan tingkat kepercayaan investor; Pemutakhiran
• Tidak tercapainya syarat efektifnya kerja sama oleh para pihak. SOP Kontrak
Transformasi

• Perbedaan sistem yang digunakan Induk dengan anak/afiliasi; Penyeragaman


SOP Proses
Bisnis

• Perluasan sistem dari Induk ke Anak/Afiliasi memerlukan pembiayaan; Konsultan: Budaya


Bisnis IT System Perusahaan
• Belum lengkapnya prosedur integrasi (tata kelola) Induk dan Anak/Afiliasi. Holding Integrator Induk dan Anak
Usaha

114
5 Pilar Bisnis

115
Timeline Rencana Tindak Lanjut

Mei Juni Juli Agustus September Oktober


No Tindak Lanjut
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1 Struktur Organisasi dan Proses
a Pemutakhiran prosedur peningkatan kompetensi (Kebijakan)
b Pemutakhiran prosedur monitoring (Kebijakan)
2 Alat dan Ukuran
a Hard Competency Implementation (SOP)
b Transfer Knowledge (SOP)
Penetapan KPI Direksi dan Komisaris terkait Pengelolaan
c Risiko
d Menetapkan Dashboard Keuangan

3 Pendelegasian Kewenangan

Bekerja sama dengan Konsultan IT System Integrator

4 Audit
b Menganalisis Gap Competency
c Pelaksanaan Audit Kualitas Produk dan Proses

5 Budaya
Monitoring Pelaksanaan 5 Pilar Bisnis INKA

116
Lampiran Kertas Kerja
Konsolidasi Risiko
RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 118
RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 119
RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 120
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai