27 Mei 2021
Agenda
1. Dasar dan Sasaran Utama Manajemen Risiko BUMN Klaster Jasa Logistik
2. Anggota dan Pembagian BUMN Klaster Jasa Logistik
3. Financial dan Risk Management Mapping
4. Program Kerja BUMN Klaster Jasa Logistik
5. Format I (Pemetaan Risiko Utama yang Sedang Dihadapi BUMN Klaster
Jasa Logistik)
6. Format II (Rencana Tindakan/Aksi untuk Mengatasi Akar Masalah
Timbulnya Risiko)
7. Format III (Timeline Rencana Aksi Penguatan Manajemen Risiko BUMN
Klaster Jasa Logistik)
8. Lampiran
Dasar Tindak Lanjut
1 Surat Kementerian BUMN
Nomor : S-10/Wk2.MBU/05/2021
Tentang Permintaan Penyampaian Progress Perencanaan
Pelaksanaan Kickoff Meeting
Manajemen Risikodan Manajemen Talenta Klaster BUMN Klaster Jasa Logistik,
Portofolio Wakil Menteri BUMN II 20 Mei 2021
04 Mei 2021
PELINDO I
INKA PELINDO II
12 BUMN
POS
INDONESIA
KLASTER JASA PELINDO IV
LOGISTIK
ASDP KAI
PPD PELNI
DAMRI PT
VTP
PELINDO II
3% POS INDONESIA
32,195
PELINDO III
51,685 5% VTP
PELINDO IV
57% 9,128
Rp 195,43 T
698
1,565
PELINDO I
POS INDONESIA
PELINDO II 3,856
1% VTP
PELINDO III
5,298 44%
PELINDO IV
9% 2,080
PELNI
46% INKA
PPD 2,285
DAMRI 6,609
11,041
7,508 6,260 6,134 1,270
4,416
25.77 183.43
DER 1,12 x PELINDO I PELINDO II PELINDO III PELINDO IV POS VTP
DER 1,20 X DER 1,31 X DER 1,28 X DER 0,72 X DER 0,27 X DER 0,79 X
6,378 6,515
13 72 321 - 494 563 560
DEBT EQUITY
KAI PELNI PPD DAMRI ASDP INKA
DER 1,50 X DER 0,002 X DER 1,09 X DER 1,18 X DER 0,09 X DER 8,04 X
RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 11
Pendapatan, Laba Bersih dan EBITDA BUMN Klaster Jasa Logistik
Per 31 Desember 2020
INKA
5,456 (335)
POS 342
777 52
PENDAPATAN LABA BERSIH EBITDA PENDAPATAN LABA BERSIH EBITDA PENDAPATAN LABA BERSIH EBITDA
• 90% sudah melakukan Monitoring terhadap • 4 perusahaan sudah memiliki Disaster Recovery Plan (DRP)
realisasi rencana penanganan risiko serta memiliki • 5 perusahaan yang sudah memiliki Emergency Recovery Plan (ERP)
program perbaikan berkelanjutan
• 42% atau 5 Perusahaan sudah melakukan audit
atas efektifitas penerapan risiko Budaya
• 11 Perusahaan telah melakukan Program
Sosialisasi budaya risiko
• 9 perusahaan memiliki program pelatihan
risiko terstruktur
• 6 perusahaan melakukan FGD risiko secara
rutin
Pelaporan
• 4 perusahaan melakukan seminar manajemen
• 11 Dari 12 Perusahaan BUMN Klaster risiko secara berkala
Jasa Logistik sudah melakukan • 2 Perusahaan telah melakukan survey budaya
monitoring dan pelaporan risiko secara KLASTER JASA risiko
berkala dengan rentang waktu
pelaporan secara triwulan LOGISTIK • 6 Perusahaan telah mengimplementasikan
MR yang melibatkan pekerja sampai tingkat
• Seluruh Perusahaan BUMN belum individu
mempunyai indicator peringatan awal/
EWS dan hanya 40% yang sudah • 2 – 3 Perusahaan yang memiliki program
memiliki loss event Report reward punishment dalam pengelolaan risiko.
6. Audit
• Meningkatkan peran dan tanggung jawab Komite Dewan • SK Kewenangan BOD & BOC
Komisaris masing - masing BUMN
• Melibatkan Konsultan Eksternal dalam program-program audit • Hasil Audit
bersama
7. Meningkatkan Budaya Risiko masing-masing BUMN
• Leadership strategy
• Accountability & Reinforcement • Dokumen Pelaksanaan
• People & Communication
• Risk Management & Infrastructure
RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 16
Program Kerja Penguatan Implementasi Manajemen Risiko
BUMN Klaster Jasa Logistik (2/2)
2
Efisiensi dan Sinergi Berkelanjutan 3. Survey Risiko bersama • Dokumen Survey Budaya
Risiko Risiko
Sub Signifikan
Klaster menjadi Klaster
• Piutang macet
• Risiko Terganggunya Cash • Besarnya kewajiban usaha yang harus segera dibayar
Flow Perusahaan • Penurunan Pendapatan perusahaan
• Kurangnya modal kerja
• Keterlambatan pembayaran dari pelanggan
• Risiko Rendahnya Return On • Kajian investasi terkait biaya dan pendapatan tidak komprehensif
Investment (ROI) • Penugasan Pemerintah secara perhitungan FS dinilai tidak
menguntungkan secara bisnis
• Adanya perubahan kondisi yang mengakibatkan hasil investasi tidak
tepat guna
• Kinerja pemasaran tidak optimal
Akar
Masalah Akar
Masalah
Sub menjadi Klaster
Klaster
Nilai Risiko
4. Penurunan Pendapatan perusahaan 2 Kebijakan & SOP 10 Konsultan
5. Kurangnya modal kerja
6. Keterlambatan pembayaran dari pelanggan 6 Ukuran
7. Adanya pos anggaran pengeluaran yang tidak terduga 3 Kompetensi penerimaan
8. Meningkatnya beban biaya KSMU, maintenance alat, umum dan
sewa 7 KPI Direksi &
9. Kurang tepatnya dalam penerapan strategi lindung nilai Komisaris
10. Besarnya biaya dan kewajiban dalam bentuk USD 11
11. Hutang dan bunga dalam USD sementara pendapatan dalam IDR Program Manajemen
12. Tingginya biaya bunga pinjaman
13. Penurunan pendapatan
Komisaris
11. Lemahnya posisi tawar dalam kerjasama
12. Rendahnya avaibility sarana dan prasarana
Program Manajemen
13. Kurangnya kesadaran SDM terhadap HSSE
14. Alat dan fasilitas kerja yang kurang baik
15. Human error atau kurangnya kompetensi
16. Lemahnya pengawasan dan tidak taat prosedur/regulasi
17. Ketidaktaatan dalam menjalankan prosedur/aturan
18. Kurangnya kualifikasi dan kompetensi dalam pelaksanaan tugas
19. Lemahnya pengawasan internal
20. Kinerja produksi dan pelayanan tidak memuaskan pelanggan
21. Jaringan network IT down
22. kompetensi SDM IT mengimplmentasikan IT Architecture
23. Infrastruktur yang out of dated
24. Lemahnya IT system (hardware & software)
25. Kinerja yang kurang baik
Ukuran penerimaan
6. Cost over run akibat mundurnya jadwal proyek dan Kompetensi
timbulnya biaya-biaya lain Konsultan
7. Terhambatnya investasi karena proses perijinan KPI Direksi &
8. Perubahan / tidak cukupnya kebijakan regulasi Komisaris
9. Rendahnya kinerja penyedia jasa barang dan jasa Program Manajemen
10. Rendahnya pengawasan dan pengendalian
11. Kajian investasi tidak komprehensif
12. Adanya perubahan perencanaan investasi
13. Kajian investasi terkait biaya dan pendapatan tidak
komprehensif
14. Penugasan Pemerintah secara perhitungan FS dinilai tidak
menguntungkan secara bisnis
15. Adanya perubahan kondisi yang mengakibatkan hasil
investasi tidak tepat guna
16. Kinerja pemasaran tidak optimal
Format Keterangan
Masing-masing BUMN Klaster Jasa Logistik agar melakukan penguatan
Penguatan pertahanan 3 Lini (three pertahanan 3 Lini melalui:
lines of defense) • 1st lines of defense : Melengkapi setiap kajian dengan mempertimbangkan aspek
risiko setiap aktivitas kegiatannya
• 2nd lines of defense : Memperkuat fungsi manajemen risiko
• 3rd lines of defense : SPI melakukan audit efektifitas implementasi Manajemen
risiko
• Risk ownership
Memperkuat fungsi manajemen
• Risk Control Self Assessment • Review RCSA and ERM process
Risk responsibility risiko
(RCSA)
Strukturdan
Proses
No Format Keterangan
1. BUMN Klaster Jasa Logistik bersama-sama membuat Pedoman Strategis
1 Penyesuaian Kebijakan Manajemen Risiko yang menjadi acuan anggota Klaster
2. Masing-masing anggota Klaster Jasa Logistik mengintegrasikan
manajemen risiko ke dalam setiap kegiatan Perusahaan secara bertahap
Format Keterangan
Sertifikasi Personil Manajemen risiko Masing-masing BUMN Klaster Jasa Logistik membangun kompetensi SDM melalui
program pelatihan manajemen risiko terpadu, meliputi:
dengan pelatihan terpadu
a. Mereview dan mengkaji program pelatihan manajemen risiko yang sudah ada
bersertifikasi untuk meningkatkan saat ini
kapabilitas SDM terutama dalam b. Menyesuaikan materi pelatihan sesuai dengan peran, fungsi, dan tingkat jabatan;
pengelolaan risiko c. Menyusun Katalog/program pelatihan serta sertifikasi manajemen risiko secara
berkesinambungan di setiap tingkatan serta disesuaikan dengan perkembangan
manajemen risiko
d. Peningkatan pengelolaan database kepegawaian yang telah melakukan pelatihan
Format Keterangan
Pengembangan Dashboard dan Sistem Tingginya ekposure risiko masing-masing BUMN Klaster Jasa Logistik saat ini, memerlukan
Informasi Manajemen Risiko pemantauan yang bersifat realtime guna memastikan perusahaan berjalan pada risiko yang
masuk dalam tingkat risk appetite dan risk tolerance serta memberikan kesempatan bagi
manajemen untuk mengantisipasi melaui mitigasi tambahan maka perbaikan alat dan ukuran
melalui penetapan Dashboard risiko menjadi sesuatu keharusan.
Format Keterangan
• Penyesuaian kategori Risiko Guna memudahkan pemantauan dan pengukuran tingkat risiko terutama risiko keuangan dan risiko
• Penyesuaian kriteria analisa dan operasional masing-masing BUMN Klaster Jasa Logistik perlu memperbaiki dan menyesuaikan
kembali alat dan ukuran yang akan digunakan dalam Risk Control Self Asessment (RCSA) maupun
evaluasi risiko
dalam pengelolaan risiko, antara lain:
a. Penyesuaian kategori risiko
b. Penyesuaian risk appetite dan risk tolerance
c. Penyesuaian risk scoring
d. Penyesuaian risk level dan peta risiko
Format Keterangan
Masih rendahnya tingkat maturitas manajemen risiko secara total pada Klaster Jasa Logistik dibawah
Penetapan program pengembangan Manajemen
target BUMN, sebagai komitmen manajemen dalam meningkatkan pengelolaan risiko menjadi lebih
Risiko sebagai KPI Direksi dan Dewan Komisaris
baik maka tingkat maturitas diangkat menjadi salah satu KPI BOD dan BOC pada masing-masing
BUMN Klaster Jasa Logistik
Kerangka kerja penilaian tingkat maturitas
Category Building Block Parameters
• Mind-set (Pola Pikir)
Business Strategy
Format Keterangan
Meningkatkan akuntabilitas Direksi dan Untuk memperkuat implementasi manajemen risiko peran Komisaris dan Direksi
Dewan Komisaris/Pengawas serta sangat dibutuhkan maka dperlukan, masing-masing BUMN Klaster Jasa
memasukkan faktor risiko dalam Logistik mempertegas pembagian pendelegasian dan kewenangan yang
pendelegasian wewenang. proposional serta ditetapkan dalam Board Manual.
No Format Keterangan
Integrasi implementasi Guna memastikan efektifitas dalam menjalankan rencana mitigasi dan kontrol risiko,
1 manajemen risiko dengan internal maka koordinasi antara Fungsi Manajemen Risiko masing-masing BUMN Klaster
audit Jasa Logistik dengan Internal Audit perlu ditingkatkan frekuensinya
Meningkatkan peran internal audit dalam Meningkatkan peran internal audit masing-masing BUMN Klaster Jasa Logistik
2 penerapan manajemen risiko perusahaan melalui penerapan Risk Based Audit
Penetapan Komite Pemantau Perbaikan audit dengan menetapkan keberadaan Komite Pemantau Manajemen Risiko
3 Manajemen Risiko dalam Board Manual pada masing-masing BUMN Klaster Jasa Logistik
Audit
No Format Keterangan
Melibatkan Konsultan eksternal untuk Masing-masing BUMN Klaster Jasa Logistik melakukan perbaikan Audit dengan
1 melakukan risk maturity assessment dan melibatkan Konsultan eksternal untuk melakukan Risk Maturity Level Assessment
survey budaya (RMLA) dan survey budaya risiko yang dilaksanakan secara periode tertentu (minimal
2 tahun sekali di level BUMN)
Meningkatkan peran konsultan dalam Masing-masing BUMN Klaster Jasa Logistik agar menambahkan ruang lingkup
2 pengelolaan risiko pekerjaan konsultan eksternal semua bidang dengan melakukan penilaian risiko
sebagai salah satu output pekerjaan yang sedang dilaksanakan
Contoh
c. Kompetensi
3. Pendelegasian Kewenangan
4. Audit
a. Internal Audit
b. Konsultan Eksternal
5. Budaya
Aktivitas Berisiko Signifikan Risiko Konsolidasi Rangkuman Akar Masalah Lokasi Risiko di Sub Klaster
Risiko Tidak Optimalnya • Aset berada pada lokasi yang belum berkembang 1. Kepelabuhanan
Pemanfaatan Aset • Status aset dalam sengketa 2. Transportasi
• Terdapat beberapa lahan milik perusahaan yang ditempati oleh warga
• Belum semua aset dilengkapi dengan bukti kepemilikan
• Masih adanya aset yang belum terdata
• Adanya demonstrasi sehingga tidak bisa beroperasi
Risiko Kecelakaan Kerja & • Kurangnya kesadaran SDM terhadap HSSE 1. Kepelabuhanan
Pencemaran Lingkungan • Alat dan fasilitas kerja yang kurang baik 2. Transportasi
• Lokasi berada di zona rawan bencana alam
• Perubahan Cuaca Ekstrim
• Human error atau kurangnya kompetensi
• Lemahnya pengawasan dan tidak taat prosedur/regulasi
• Piutang macet
Risiko Terganggunya Cash • Besarnya kewajiban usaha yang harus segera dibayar 1. Transportasi
Flow Perusahaan • Penurunan Pendapatan perusahaan 2. Distribusi & Logistik
• Kurangnya modal kerja 3. Manufaktur
• Keterlambatan pembayaran dari pelanggan
Risiko 1. Kepelabuhanan
• Ketidaktaatan dalam menjalankan prosedur/aturan;
Permasalahan 2. Distribusi & Logistik
Pengadaan Barang/Jasa/Mitra • Kurangnya kualifikasi dan kompetensi dalam pelaksanaan tugas ;
hukum • Lemahnya pengawasan internal.
Fluktuasi kurs USD • Kurang tepatnya dalam penerapan strategi lindung nilai 1. Kepelabuhanan
terhadap IDR • Besarnya biaya dan kewajiban dalam bentuk USD
• Turunnya Arus Logistik yang mempengaruhi • Penurunan jumlah permintaan akan barang terkait penurunan daya beli
Aspek Keuangan
rendahnya pendapatan masyarakat (penurunan ekspor dan impor)
Profitabilitas
Pengembangan Usaha • Aset baru belum optimal dalam mendukung • Minat pasar akan aset hasil pengembangan yang masih belum besar
peningkatan pendapatan • Kebijakan pemerintah mengenai penyelenggaraan pelabuhan dan
• Intervensi eksternal terhadap tariff / layanan penugasan oleh regulator yang bertambah dan membebani keuangan
perusahaan perusahaan
• Persaingan jasa subtitusi Pelabuhan terutama • Kurangnya bargaining/ pengalaman untuk menjangkau pasar baru.
ancaman swasta • Peningkatan jumlah pesaing swasta yang lebih fleksibel
Likuiditas &
Solvabilitas
• Peningkatan beban perusahaan • Fluktuasi nilai tukar mata uang asing terutama pelemahan nilai tukar
Pinjaman / Bond Rupiah yang mempengaruhi jumlah bunga pinjaman/ bond
• Tingkat suku bunga dan inflasi
Aspek Operasional – K3
• Gangguan layanan aplikasi real time dan • Kelalaian mitra kerja akan pemeliharaan alat perusahaan
Relasi Stake holder cybercrime • Kerusakan alat/ peralatan mitra kerja
• Penurunan kinerja alat bongkar muat dan apung • Bencana alam yang menyebabkan kerusakan fasilitas
• Pemilihan teknologi yang tidak sesuai/ kurang mengikuti perkembangan
Investasi
Penerimaan
pemeliharaan
• Kelalaian pekerja baik perusahaan maupun mitra kerja
• Kurangnya peninjauan atau evaluasi bersama untuk pemantauan Kompetensi Keisisteman dan
kesesuaian KPI Direksi dan Audit Internal
• Tidak melaksanakan prosedur sesuai dengan ketentuan SOP
Komisaris
Perbaikan Akuntabilitas
• Kurangnya pengawasan oleh manajemen Direksi dan Komisaris Konsultan Eksternal
• Tumpang tindih atas aturan-aturan yang baru terbit
3 Pendelegasian Kewenangan:
Akuntabilitas Direksi dan Dewan Komisaris serta faktor risiko
dalam pendelegasian kewenangan
4 Audit
• Peran dan tanggung jawab Komite Dewan Komisaris
• Melibatkan konsultan eksternal untuk reviu studi kelayakan
5 Budaya: Manajemen perubahan, inisiatif perubahan
berkelanjutan
• Leadership Strategy
• Risk Management & infrastructure
• People & Communication
• Accountability
AKHLAK – Amanah, & Reinforcement
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif
RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 52
Penjelasan
Rencana Tindakan
Perbaikan pada Struktur dan Proses:
Penerapan Pertahanan 3 Lini dan Peran CFRO sebagai Risk Officer
Capability areas Bisnis Operasi Supp. SDM Supp. Keu Supp. TIK Setper
Key Capabilities
Concern untuk
Kebutuhan persiapan personil
perbaikan Concern untuk Concern untuk
Concern untuk sebelum
kompetensi pengendalian dan pengendalian dan
menjaga dan menduduki posisi Concern untuk Concern untuk
manajemen risiko pelaksanaan mitigasi risiko
pemanfaatan aset (termasuk peningkatan RKAP pemeliharaan aset
mitigasi rencana/ terhadap program
operasional yang kepastian berbasis risiko operasional
kerjasama yang PKBL
“care” kompetensi
ada
manajemen
risikonya)
Ruang lingkup pemetaan risiko berkonsekuensi positif, Pengaturan proses RCSA menjadi proses Risk Based
Struktur dan selain berkonsekuensi negatif. Budgeting
proses
Penilaian risiko dan rencana mitigasi positif dan negatif Penilaian risiko dan rencana mitigasi dengan ukuran risk
Alat dan ukuran pada unit kerja/ bisnis prioritas based budgeting
Pendelegasian Rapat tinjauan manajemen risiko unit kerja/ bisnis Rapat tinjauan manajemen risiko korporat yang
kewenangan prioritas melibatkan organ Dewan Komisaris
Audit Audit unit kerja/ bisnis dengan risk register RCSA dan kajian strategis/ proyek investasi
Dashboard keuangan dalam Dashboard untuk rapat dalam Homepage key alert yang dibagi
beberapa level beberapa level rapat dalam tampilan
Kriteria
Risk Control Self Assessment
(RCSA)
• Pemenuhan rencana
target Risk Maturity Level.
• Pemenuhan usulan
KPI Direksi strategis mencakup KPI Dewan Komisaris
kelengkapan kajian risiko.
Memberikan rekomendasi
Mengusulkan strategi mitigasi risiko Mengusulkan pertimbangan risiko
pertimbangan manajemen risiko
dan besaran toleransi risiko baru dan opsi mitigasi kepada 1st line.
kepada Direksi secara independen.
Peningkatan Frekuensi diskusi dan pembahasan berkala antara manajemen dengan Komite Dewan Komisaris
Penyempurnaan Peraturan
Direksi Terkait dengan
Kerjasama
Knowledge Community (Konco) sebagai bentuk lesson Auditor menggunakan risk register dari risk owner
learn (sharing knowledge dan diskusi menemukan solusi) sebagai salah satu bahan dalam pelaksanaan audit
termasuk dengan adanya insiden yang terjadi
Portizen Performance, Portizen Value, Reward Portizen
Meeting online diikuti seluruh risk agent regional dalam
Knight, Reward Konco, Reward Innoreactivation (inovasi)
rangka sosialisasi, arahan masukan dan rekomendasi
terhadap pengelolaan risiko regional dan pelabuhan
Meeting online berkala untuk follow up status risiko dan
Meeting online bersama bagian terkait/ risk owner untuk progress realisasi mitigasi risiko bersama risk agent
menggali/ challange risiko suatu konteks rencana kerja/ terutama top risk masing-masing regional
pengambilan keputusan Direksi
RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 64
AKHLAK – Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif
Penguatan Implementasi
Manajemen Risiko BUMN
Klaster Jasa Logistik
Sub Klaster Distribusi & Logistik
Format 1 (1 of 3)
Pemetaan Risiko Utama yang Sedang Dihadapi BUMN Klaster
(Sesuai Klaster/Non Klaster)
Aktivitas Berisiko Signifikan Risiko Utama Akar Masalah
Likuiditas
Investasi • Belum diperoleh modal kerja yang cukup besar dengan biaya
bunga rendah
• Kurangnya Arus Kas Operasional • Piutang macet
Procurement/Pengadaan • Keterlambatan settlement mitra
• Ketrkambatan pembayaran dari pelanggan
• Akumulasi kerugian yang terus bertambah Aspek Keuangan • Keterlambatan collection Kas seluruh cabang
Pinjaman • Penurunan pendapatan
Profitabilitas
• Keterbatasan Kapasitas Biaya
• Hilangnya potensi pendapatan
Pengembangan Produk • Permenhub No 152 tahun 206 terkait pemisahan Perizinan JPT
dan PBM
• Rendahnya marjin keuntungan bersih • Estimasi pendapatan yang terlalu tinggi
Proyek dan Pengembangan
• UsahaBeban
Kenaikan Lainnya
Perusahaan • Lemahnya pemahaman syarat kontrak
• Lemahnya analisa keuangan setiap proyek
Operasional • Tingginya biaya bunga pinjaman
• Pemotongan Anggaran
• Rendahnya ROI • Investasi tidak menghasilkan keuntungan signifikan
IT Network & Infrastruktur
• Overestimated Return yang dihasilkan
Investasi
• Besarnya liabilitas pada pihak berelasi • Akumulasi kerugian yang terus bertambah, tidak dapat
menyelesaikan utang berelasi
Aspek Operasional
yang masih membutuhkan penyempurnaan
Procurement/Pengadaan • Terdapat tahapan operasional yang tidak dipatuhi
• Timbulnya biaya klaim • Belum diperolehnya persetujuan izin dari pemegang saham
Penugasan Pemerintah • Lemahnya Due Dilligence terhadap pelanggan
• Proyek yang tertunda
• Proses pengukuran risiko opeasional belum sesuai kebijakan
operasional SOP yang ditetapkan serta prinsip kehatihatian
• Adanya keterlambatan bongkar muat dan kerusakan alat produksi
Aspek Strategis
masyarakat • Kurangnya kajian dan analisa data tentang kebutuhan
Procurement/Pengadaan masyarakat/pelanggan
• Kesalahan strategi marketing
• Kegagalan Menangkap Kebutuhan Pelanggan
Pinjaman • Ketidakcukupan Data analisis kebutuhan pelanggan
• Kurangnya kajian dan analisa data tentang kebutuhan
Pengembangan Produk masyarakat/pelanggan
• Tidak terpenuhinya Service Level • Tidak adaya penyesuaian risiko dalam kajian kelayakan
Agreement pada penanganan produk/jasa • Biaya Investasi besar
Proyek dan Pengembangan
sebagai penugasan pemerintah dalam
Usaha Lainnya
rangka Layanan Pos Universal • Belum ada kesamaan persepsi terkait alat ukur pemberian subsidi dalam
penugasan pemerintah
Operasional
• Rendahnya Kinerja dan Produktivitas • Ketidaksesuaian kemampuan tenaga kerja
Aspek Organisasi
AKAR MASALAH STRUKTUR DAN ALAT & UKURAN PENDELEGASIAN AUDIT BUDAYA
PROSES
• Rendahnya Perputaran Modal Kerja Struktur dan
Alat dan Ukuran
Pendelegasian
Audit Budaya
ASPEK KEUANGAN
5 Budaya
• Cuaca Ekstrim
Aspek
• Target pendapatan tidak tercapai 1 Dirkeu & MR 6 KPI BOD, BOC 9 Internal Audit
• Piutang tidak tertagih dari mitra
3 SOP 10 Konsultan Eksternal
• Biaya operasional tinggi 4 Dashboard
• Kenaikan beban bunga untuk kebutuhan pendanaan 1 Dirkeu & MR 6 KPI BOD, BOC 9 Internal Audit
• Tidak tercapainya cash flow operasional dan investasi
3 SOP 10 Konsultan Eksternal
4 Dashboard
• Cuaca Ekstrim
• Human error atau kecakapan crew
• Inkonsistensi pelaksanaan dan pengawasan
2 Kompetensi 6 KPI BOD, BOC 9 Internal Audit
Operasional
prosedur pemeliharaan
Rencana Pelaksanaan
No. Rencana Aksi
Mei Juni Juli Agustus September Oktober
I II II IV I II II IV I II II IV I II II IV I II II IV I II II IV
1 Struktur Organisasi dan Proses
3 Pendelegasian Kewenangan
4 Audit
5 Budaya
• Tidak terealisasi pembangunan prasarana pokok ← • Belum dikeluarkannya perizinan dari Kementerian
untuk pembangunan angkutan barang khususnya Perhubungan
angkutan batu bara di Sumbagsel
• Kenaikan interest expense ← • Kenaikan beban bunga untuk kebutuhan pendanaan Capex,
Opex, PEN, LRT Jabodebek
Likuiditas • Terganggunya likuiditas perusahaan di masa • Penerimaan kas mengalami penurunan signifikan sementara
Aspek Keuangan
pandemi perusahaan masih memiliki kewajiban yang harus dipenuhi
(pengeluaran kas)
• Turunnya volume dan pendapatan dari angkutan • Pesaing subsitusi (jalan tol)
Aspek Bisnis
• Terganggunya keberlangsungan bisnis angkutan • Menurunnya animo penumpang & beberapa mitra angkutan
penumpang & barang di masa pandemi barang mengajukan permohonan penurunan volume & tarif
• Regulasi Pemerintah terkait PSBB
Aspek Keselamatan dan Lingkungan
Aspek Keuangan
Penugasan Pemerintah • Penugasan Pemerintah secara perhitungan FS dinilai tidak
• Tidak kembalinya investasi dalam menjalankan ←
proyek penugasan pemerintah menguntungkan secara bisnis
Aspek Legal
Pengelolaan Aset • Tidak jelasnya status kepemilikan aset. • Terdapat beberapa lahan milik perusahaan yang ditempati oleh
• Kegagalan optimalisasi/komersialisasi aset. warga
• Belum semua aset dilengkapi dengan bukti kepemilikan
• Memiliki status kepemilikan aset yang sama
• Kurang efektifnya proses pelaksanaan aset opname yang
dilakukan saat ini
Audit Internal
10. Penerimaan kas mengalami penurunan signifikan
sementara perusahaan masih memiliki kewajiban Dirkeu dan MR
yang harus dipenuhi (pengeluaran kas)
Rencana Pelaksanaan
No. Rencana Aksi
Mei Juni Juli Agustus September Oktober
I II II IV I II II IV I II II IV I II II IV I II II IV I II II IV
1 Struktur Organisasi dan Proses
3 Pendelegasian Kewenangan
4 Audit
5 Budaya
Aktifitas Berisiko
Risiko Utama Akar Masalah
Signifikan
• Tidak tersedianya dana untuk modal kerja • Target pendapatan tidak tercapai
Likuiditas
• Keterlambatan bayar gaji pegawai • Lemahnya perencanaan keuangan Perusahaan
• Keterlambatan atau gagalnya pembayaran • Ketidakmampuan mitra melakukan
kompensasi atas kerjasama projek pembayaran
ASPEK KEUANGAN
• Tidak memperoleh pendanaan murah • Melakukan pinjaman hutang jangka pendek
Solvabilitas
PINJAMAN untuk menutupi kebutuhan kas perusahaan
• Melakukan pinjaman kepada pihak ke-3
INVESTASI (Lembaga non Keuangan)
• Pendapatan dari segmen bisnis tidak • Kesalahan dalam pemilihan rute layanan pada
tercapai segmen non busway
• Ketidaktercapaian kilometer bus pada segmen
busway
• Kelemahan dalam pemasaran bisnis
• Tidak menang lelang layanan berbasis subsidi
87
Aktifitas Berisiko
Risiko Utama Akar Masalah
Signifikan
• Tidak siapnya armada untuk dioperasikan • Lemahnya manajemen pemeliharaan dan perbaikan
bus
• Ketersediaan jumlah pramudi tidak sesuai dengan
jumlah bus operasi
PENGOPERASIAN • Lemahnya koordinasi antara unit operasional dan unit
LAYANAN BUS maintenance
ASPEK OPERASIONAL • Pembatasan jam operasional bus dan • Adanya kondisi kahar seperti pandemi, demo, bencana
pembatasan kilometer akibat kondisi alam, dan sebagainya
PENGEMBANGAN tertentu, seperti pandemi, dan sebagainya
• Peningkatan jumlah bus split segmen •
LAYANAN BUS Adanya penyesuaian jumlah bus split dari PT.
busway Transportasi Jakarta, dikarenakan adanya penyesuaian
dengan jumlah penumpang, penyesuain dengan
PENGEMBANGAN anggaran, dan sebagainya
SEGMEN USAHA • Lemahnya kontrak kerjasama dengan Pihak ke-3
• Adanya pemberian denda pengurangan • Lemahnya manajemen pemeliharan dan perbaikan bus
LAINNYA kilometer • Rendahnya kemampuan dan kesadaran pramudi dalam
mengoperasikan bus
• Adanya deviasi pembayaran tagihan • Lemahnya koordinasi dengan PT. Transjakarta
berdasarkan realisasi km kosong • Kesalahan dalam pemilihan lokasi bus spit dan lokasi
pengisian BBM sehingga terlalu jauh dari koridor
• Perijinan trayek tidak selesai • Tidak dapat terpenuhinya persyaratan administrasi
yang dibutuhkan
• Lemahnya koordinasi dengan Instansi – Instansi terkait
88
RENCANA TINDAKAN/AKSI UNTUK MENGATASI MASALAH TIMBULNYA
RISIKO (1)
dan sebagainya
Adanya penyesuaian jumlah bus split dari PT. Transportasi
Jakarta dikarenakan adanya penyesuaian dengan jumlah
penumpang, penyesuain dengan anggaran, dan sebagainya
Kompetensi Perbaikan
Lemahnya kontrak kerjasama dengan pihak ke-3
KPI Dewas & akuntabilitas Program
Kompetensi Audit Internal
Lemahnya manajemen pemeliharaan dan perbaikan bus Direksi Direksi dan Dewan Manajemen
SOP
Pengawas
Rendahnya kemampuan pramudi dalam mengoperasikan bus Kompetensi
Rendahnya kesadaran pramudi dalam mengoperasikan bus
Kompetensi
sesuai dengan SPM yang ditetapkan
Lemahnya koordinasi dengan PT. Transportasi Jakarta Kompetensi
Kesalahan dalam pemilihan lokasi pengisian BBM cukup jauh
Kompetensi
dari lokasi koridor
Kesalahan dalam pemilihan lokasi pengendapan bus saat split,
Kompetensi
sehingga terlalu jauh dari lokasi koridor
Tidak dapat dipenuhinya persyaratan administrasi yang
Kompetensi
dipersyaratkan
Lemahnya koordinasi dengan Instansi - Instansi terkait Kompetensi
90
Rencana Pelaksanaan
No Rencana Aksi Mei Juni Juli Agustus September Oktober
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1 Struktur Organisasi dan Proses
2 Alat dan Ukuran
3 Pendelegasian Kewenangan
4 Audit
5 Budaya
PT PELAYANAN NASIONAL
INDONESIA
92
untuk Indonesia
• Kurangnya ketersediaan pagu anggaran
pemerintah
• Kurangnya pagu anggaran subsidi • Daftar komponen biaya di dalam Peraturan
tidak cukup menutupi kebutuhan Menteri tidak meng-cover seluruh biaya
PSO & Subsidi
Perintis & Tol Laut operasional
• Pengakuan komponen biaya • Kelengkapan dan akurasi dokumen penagihan
• Pencairan PSO & Subsidi terlambat dan ketepatan waktu dan faktor eksternal dari
birokrasi pemerintah
Inovasi Model Bisnis
• Delay kedatangan dan keberangkatan • Kegiatan E/D, bongkar muat di pelabuhan, dan
• Komersialisasi angkutan barang yang pengurusan dokumen yang lama
Aspek
Kinerja Jasa Perkapalan belum optimal • Kegiatan marketing yang belum optimal
• Kualitas layanan yang belum optimal • Inovasi layanan yang belum optimal
• Kerusakan alat bongkar muat di kapal • Operasional dan preventive maintenance tidak
optimal
93
Kepemimpinan
• Ketidaktersediaan sparepart • Ketersediaan & pengelolaan inventory belum optimal
Teknologi
Aspek
• Kecelakaan di galangan • Ketidakpatuhan menjalankan SOP safety
Kehandalan, Keselamatan Kapal
& Penumpang • Kecelakaan kapal dan insiden di kapal • Nakhoda dan kru yang kurang cakap
• Performa / speed kapal menurun • Penurunan kinerja mesin kapal dan running hours
yang berlebih
Peningkatan
• Kajian yang tidak komprehensif
Investasi
Aspek • Investasi pengadaan kapal tertunda
• Investasi alat penunjang tertunda • Profitability Bisnis Perkapalan yang rendah
Investasi
• Investasi repowering tertunda • DOC (Daily Operating Cost) / biaya operasional
tinggi
Competency Dashboard
perekonomian dan pandemi 8 & BOC’s 9 Internal Audit
• Biaya operasional tinggi 3 Change SOP 6 BOD & BOC KPI accountability
• Pax factor dan load factor rendah
& BOC’s
rendah Financial6 Konsultan
• DOC (Daily Operating Cost) / biaya
1 Director
& Risk Role
BOD & BOC KPI accountability 10
Eksternal Change
operasional tinggi 3 Change SOP 7 Acceptance Metrics Management
Program
• Pegawai kurang pengetahuan atau
kurang pengalaman atau berada 4 Dashboard
diposisi yang tidak sesuai kompetensinya 2 Competency
Sumber Daya
Rencana Pelaksanaan
3 Pendelegasian Kewenangan
4 Audit
5 Budaya
PERUM DAMRI
98
Pemetaan Risiko Utama DAMRI
Aktifitas Berisiko Akar Masalah
Signifikan Risiko Utama
Aspek Keuangan
Penyiapan Pendanaan • Penurunan kinerja keuangan • Penurunan pendapatan
(Kredit Modal Kerja/Kredit • Penurunan biaya tidak sebanding dengan
Investasi) penurunan pendapatan
Pemasarani/penjualan
Pengembangan Pasar
• Kalah bersaing dalam perebutan • Performa Bus kurang siap berkompetisi dari
pelanggan dan persaingan tarif. layanan dan tarif
Pemetaan Risiko Utama DAMRI 99
Keselamatan Kerja
Lingkungan dan
• Gangguan bencana alam
Aspek Operasional
• Menurunnya aktifitas operasional bus
SDM
• Penurunan produktifitas karyawan
• Pembatasan Operasional bus selama
pandemi
• Tuntutan Karyawan
Hukum
• Demonstrasi Karyawan
Rencana tindakan/aksi untuk mengatasi akar masalah timbulnya Risiko
100
Akar Masalah
Struktur dan Pendelegasian
Alat dan Ukuran Audit Budaya
Proses kewenangan
• Adanya Penurunan jumlah penumpang
Perusahaan
Keuangan
Direktur 4 Dashboard
• Pemberlakuan PSBB 1 8 Perbaikan 9 Audit
Keuangan
• Perubahan Regulasi terkait Transportasi Darat akuntabilita Internal
• Penurunan pendapatan s Direksi
dan
• Penurunan biaya tidak sebanding dengan 5 Nilai Risiko
Komisaris
penurunan pendapatan
• Tidak tercapainya Cash Flow Operasional 1
2 Kompetensi 11
dan Investasi 6 KPI Direksi Perbaikan
0
Konsultan
dan akuntabilitas Eksternal Program
Komisaris Direksi dan Manajemen
• Menurunnya jumlah penumpang akibat
3 SOP 7 Ukuran Komisaris
Produksi
SOP
SDM
Terdapat lima pendekatan penguatan (struktur&proses,alat &ukuran,pendelegasian wewenang,audit dan budaya yang disesuaikan
dengan kebutuhan tata kelola risiko atas penyelesaian akar masalah timbulnya risiko.
Timeline Rencana Aksi Penguatan Manajemen Risiko BUMN 101
Rencana Pelaksanaan
Rencana
No Mei Juni Juli Agustus September Oktober
Aksi
1 Struktur
Organisasi &
Proses 1 2 3
2 Alat dan
ukuran 4 5 6 7
3 Pendelegasia
n wewenang
8
4 Audit
9 10
5 Budaya
11
PT ASDP
103
• Risiko docking kapal tidak sesuai rencana • Penyusunan Repair List belum akurat
sehingga ada pekerjaan tambahan saat
Investasi kapal sudah ada di galangan
• Jadwal Surveyor dan MI ke galangan tidak
tepat waktu
• Galangan terdekat jauh dari lintasan kapal
Transformasi • Belum ada kontrak payung galangan
sehingga memperpanjang proses docking
• Risiko Piutang BBM tidak tertagih • Lemahnya fungsi kontrol pada proses pembelian,
penjualan sampai dengan penagihan BBM
Investasi dilakukan oleh fungsi yang sama (UAJK)
• Inkonsistensi pelaksanaan penagihan piutang
kepada pelanggan
Transformasi • Risiko Kepemilikan Aset • Belum semua aset ASDP dilengkapi dengan
bukti kepemilikan
• Masih ada Aset (Kapal) yg belum atas nama
ASDP (sekitar 20 unit)
• Terdapat beberapa lahan milik perusahaan
yang ditempati oleh warga
• Kurang efektifnya proses pelaksanaan aset
opname yang dilakukan saat ini
105
Aspek Finansial
progress implementasi perencanaan proyek
Pelabuhan • Risiko ketidaktercapaian target pendapatan sesuai
• Kurang penyesuaian risiko dalam kajian proyek
perencanaan proyek
• Perubahan Kebijakan Regulasi
• Estimasi biaya terlalu rendah
• Estimasi pendapatan terlalu tinggi
Penjualan Tiket
• Keterbatasan SDM yang kompeten di bidang proyek
• Adanya efisiensi investasi karena pandemi Covid-19
Pengelolaan BBM
Pengelolaan Aset • Risiko ketidaksiapan infrastruktur dan SDM untuk • Resistensi terhadap perubahan
implementasi transformasi • Sistem teknologi yang ada belum sesuai
Aspek Operasional
• Penyusunan Repair List belum akurat sehingga • SOP • KPI BOD • Internal
ada pekerjaan tambahan saat kapal sudah ada di
dan Unit Audit
galangan
kerja terkait
• Jadwal Surveyor dan MI ke galangan tidak tepat
waktu
• Galangan terdekat jauh dari lintasan kapal
• Belum ada kontrak payung galangan sehingga
memperpanjang proses docking
• Cuaca Ekstrim •
• SOP KPI BOD
• Human Error atau kecakapan crew kapal dan Unit
• Inkonsistensi pelaksanaan prosedur kapal berlayar • Kompetensi kerja terkait
• Implementasi Zonasi Pelabuhan belum optimal
• Adanya Demontrasi di wilayah Pelabuhan
107
RENCANA TINDAKAN/AKSI UNTUK MENGATASI MASALAH
TIMBULNYA RISIKO (2)
Pendelegasian
Akar Masalah Struktur dan Proses Alat dan Ukuran Audit Budaya
Kewenangan
• Fasilitas jaringan komunikasi & internet yang • SOP • KPI BOD • Internal
kurang memadai serta minimnya pasokan listrik di • Kompeten dan Unit Audit
Cabang lintasan perintis si kerja
6 • Kelengkapan terkait
• Tidak ada Layanan Bank di Lintasan terpencil
SDM
• Keterbatasan SDM darat di lintasan untuk
pelaksanaan, pelaporan dan pengawasan
• Proses bisnis yang kurang efektif dimana fungsi control • SOP • Internal
masih belum optimal dan bersifat desentralisasi serta
• Kompeten Audit
kebijakan pemisahan pendapatan pelayaran (splitting
• si
Kelengkapan
revenue)
• Tidak bisa mengindentifikasi antara tiket yang sudah SDM
ditransfer dan yang belum ditranser ke ASDP oleh Change
Payment Gateway Management
• Keterbatasan SDM dalam pelaksanaan settlement dan Program
rekonsiliasi
• Lemahnya fungsi kontrol pada proses pembelian,
penjualan sampai dengan penagihan BBM • SOP • Internal
dilakukan oleh fungsi yang sama (UAJK)
Audit
• Inkonsistensi pelaksanaan penagihan piutang
kepada pelanggan
• Belum semua aset ASDP dilengkapi dengan bukti • KPI BOD
• SOP • Internal
kepemilikan dan Unit
Audit
• Masih ada Aset (Kapal) yg belum atas nama ASDP kerja
• Terdapat beberapa lahan milik perusahaan yang terkait
ditempati oleh warga
• Kurang efektifnya proses pelaksanaan aset opname
yang dilakukan saat ini
108
RENCANA TINDAKAN/AKSI UNTUK MENGATASI MASALAH
TIMBULNYA RISIKO (3)
Pendelegasian
Akar Masalah Struktur dan Proses Alat dan Ukuran Audit Budaya
Kewenangan
Change
Management
Program
• Resistensi terhadap perubahan • SOP • Dashboard • Perbaikan • Internal
• Sistem teknologi yang ada belum sesuai Proyek akuntabilitas Audit
• Eksternal
dengan perubahan proses bisnis • Kompeten BOD dan Audit
• Keterbatasan SDM (baik jumlah maupun si • KPI BOD BOC
kompetensi) • Kelengkapan
• Prosedur terkait adanya perubahan proses SDM
bisnis belum disusun dan/atau belum
disosialisasikan
• Performance IT belum handal berpotensi
kehilangan data
109
Rencana Pelaksanaan
No Rencana Aksi Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1 Struktur Organisasi dan Proses
2 Alat dan Ukuran
3 Pendelegasian Kewenangan
4 Audit
5 Budaya
Penguatan Implementasi
Manajemen Risiko BUMN
Klaster Jasa Logistik
Sub Klaster Manufaktur
Pemetaan Risiko Utama yang Dihadapi
Aktivitas Berisiko Signifikan Risiko Utama Akar Masalah
• Jenuhnya kebutuhan transportasi kereta api existing;
• Terganggunya kondisi finansial calon Customer;
Peraihan, pelaksanaan, dan 1. Perolehan kontrak dibawah target
• Masih terdapat gap kompetensi mendesain produk tertentu sesuai preferensi Customer;
penyelesaian proyek • Kemampuan finansial perusahaan belum optimal untuk masuk pada sekma bisnis KPBU;
• Belum optimalnya pemanfaatan fasilitas dukungan pemerintah berupa kebijakan.
2. Harga produk tidak kompetitif • Ketergantungan impor komponen utama yang masih tingg;.
• Ketidak-akuratan dalam menghitung harga produk.
3. Kualitas produk tidak memenuhi • Rendahnya kualitas komponen yang digunakan;
standard kualitas dari customer • Rendahnya kualitas kompetensi sumber daya manusia yang dilibatkan dalam proyek.
• Singkatnya waktu pengerjaan proyek (terkait proyek dalam negeri);
4. Keterlambatan pengiriman produk • Rendahnya kompetensi dalam manajemen proyek dan manajemen rantai pasokan.
• Margin keuntungan tergerus biaya-biaya impor, denda dan cost of money, dan cost
5. Contribution margin proyek menurun of poor quality;
• Terganggunya kondisi finansial calon Customer.
6. Keterlambatan pembayaran proyek • Keterlambatan penyelesaian proyek;
oleh Customer • Keterlambatan pelaksanaan inspeksi dan sertifikasi yang dipersyaratkan;
• Product recall, rework dan perbaikan lainnya sebelum serah terima barang;
Tidak terpenuhinya target investasi • Kondisi kemampuan finansial perusahaan selama pandemic Covid yang diakibatkan
Investasi pembangunan pabrik Cabang oleh penurunan order;
Banyuwangi. • Perubahan kepastian perolehan proyek yang sudah disepakati dengan calon customer
Pengembangan bisnis berbasis IoT • Minimnya kompetensi sistem dan personil terkait bisnis berbasis Internet of Things (IoT) ;
Transformasi Bisnis dibawah target pencapaian • Minimnya tools yang mendukung target inovasi bisnis berbasi IoT;
• Regulasi yang belum sepenuhnya mengatur penggunaan IoT di bidang perkeretaapian.
Proses integrasi induk dengan anak • Perbedaan sistem yang digunakan Induk dengan anak/afiliasi;
perusahaan yang tidak optimal • Perluasan sistem dari Induk ke Anak/Afiliasi memerlukan pembiayaan
Transformasi Organisasi • Belum lengkapnya prosedur integrasi (tata kelola) Induk dan Anak/Afiliasi.
111
Pemetaan Risiko Utama yang Dihadapi
Aktivitas Berisiko Signifikan Risiko Utama Akar Masalah
• Tingginya cost of fund/money;
Pinjaman Potensi gagal bayar;
• Cost over run akibat mundurnya jadwal proyek, selisih kurs dan timbulnya biaya-biaya lain.
Pengembangan produk tidak sesuai dengan • Terbatasnya sumber daya manusia yang kompeten terhadap produk/bisnis yang
Pengembangan Produk dikembangkan oleh Perusahaan;
rencana;
• Keterbatasan biaya R&D.
Pembentukan Kerja Sama 1. Hasil kerja sama tidak sesuai target • Kesepakatan kerja sama tidak terealisasi karena kondisi pandemic Covid;
yang direncanakan • Lemahnya posisi tawar INKA di dalam kontrak.
2. Gagalnya pembentukan kerja sama • Sistem dan SOP internal yang belum lengkap
• Tidak tercapainya syarat efektifnya kerja sama oleh para pihak.
112
Akar Masalah Utama yang Dihadapi
Akar Masalah
Faktor Eksternal Proyek
113
Pemetaan Risiko Utama yang Dihadapi
Akar Masalah
Kerja Sama
114
5 Pilar Bisnis
115
Timeline Rencana Tindak Lanjut
3 Pendelegasian Kewenangan
4 Audit
b Menganalisis Gap Competency
c Pelaksanaan Audit Kualitas Produk dan Proses
5 Budaya
Monitoring Pelaksanaan 5 Pilar Bisnis INKA
116
Lampiran Kertas Kerja
Konsolidasi Risiko
RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 118
RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 119
RAHASIA DAN TERBATAS | HALAMAN 120
Terima Kasih