Kerjasama Tripartit:APINDO-KEMENRISTEK-FRI
KENAPA INDONESIA PERLU
UIG PARTNERSHIP
ECONOMY CONTEXT, SKILLS MISMATCH, AND THE
NEEDS ON THE ROLE OF GOVERNMENT
Kesimpulan World Bank Survey 2008 pada 473 perusahaan manufaktur dan jasa:
SKILL adanya ketidakcocokan keterampilan dan kebutuhan akan pekerja yang lebih terampil.
MISMATCH Kesimpulan World Bank Survey 2009 pada lebih dari 1400 perusahaan di Indonesia:
PROBLEMS “inadequately educated workforce” menjadi salah satu hambatan utama (kelima) dari 10
hambatan dalam lingkungan bisnis.
NEEDS ON Perlunya peran pemerintah mengatasi regulatory impediments (i.e: drug approval in
THE ROLE OF pharmaceutical industry) dan permasalahan perlindungan hak kekayaan intelektual
GOV’T untuk menciptakan lingkungan yang kondusif untuk mendukung R&D industri
DAYA SAING DAN
KAPASITAS R&D
INDONESIA
DAYA SAING R&D INDONESIA
GLOBAL COMPETITIVENESS REPORT, WEF
TUJUAN : Penguatan Sistem Inovasi Nasional yaitu suatu jaringan rantai antara institusi publik,
lembaga riset, universitas serta sektor swasta untuk mendorong dan menyinergikan kegiatan
inovasi diberbagai sektor dan menerapkan hasilnya dalam skala nasional
KELEMAHAN: Tidak adanya portfolio dan tidak memiliki wewenang eksekusi proyek inovasi
( Wewenang tersebut secara terpisah ada di Kemenristek, LIPI, dan Institusi pendidikan tinggi)
KAPASITAS R&D INDONESIA
SINKRONISASI DAN KOORDINASI KEBIJAKAN NASIONAL
KEBIJAKAN STRATEGIS
PENGEMBANGAN IPTEK
Berbagai aturan/kebijakan terkait antara lain:
(1) Keputusanan Menteri Riset dan Teknologi 193/MKp/IV/2010 tentang Kebijakan Srategis
Pembangunan Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 2010-2014
(2) UU No 18 Tahun 2002 Tentang Sistem Nasional Penelitian,Pengembangan, dan
Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(3) UU No 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun
2005- 2025
Dari aturan yang ada tersebut sudah menyadari pentingnya sistem inovasi nasional, agenda riset
nasional dan kebutuhan akan sinkronisasi dan koordinasi antar pihak terkait
Namun, dari regulasi tersebut belum jelas menegaskan bagaimana fungsi setiap pihak dan
kebijakan pendanaan seperti apa yang digunakan untuk insentif R&D secara nasional, i.e : Agenda
Riset Nasional yang ada dalam peraturan nasional hanya mengatur program untuk badan dibawah
Kemenristek, sedangkan kementerian lain punya R&D sendiri yang bisa saja tidak sejalan dengan
agenda riset nasional
KAPASITAS R&D INDONESIA
PENDANAAN
Tabel 1. Gross Domestic Expenditure on R&D (% of GDP) Tabel 2. Sumber dana R&D di Indonesia
Global
Country 2010 2011 2012 Sektor Dana ( Rp Miliar) % of GDP
Rank
1 United States 2,83 2,81 2,8 Pendidikan Tinggi 1,821 0.031
2 China 1,48 1,55 1,6 Industri Manufaktur 880 0.017
3 Japan 3,44 3,47 3,48 Pemerintah 2,019 0.036
4 Germany 2,82 2,85 2,87 TOTAL 4,720 0.084
5 South Korea 3,36 3,4 3,45 Sumber: LIPI, 2009
6 France 2,21 2,21 2,24 Sebagian besar R&D Indonesia
7 United Kingdom 1,81 1,81 1,84 didanai oleh pemerintah (43%)
8 India 0,8 0,85 0,85
9 Brazil 1,1 1,2 1,25
10 Russia 1,03 1,05 1,08
22 Singapore 2,52 2,6 2,65
33 Malaysia 0,64 0,7 0,7
36 Indonesia 0,08 0,08 0,09
Sumber: ACPD,2013
Dibanding negara large developing or
newly industrialized lainnya , seperti Brazil,
Russia, India dan China, Indonesia
menggunakan hanya sebagian kecil dari
GDP untuk R&D
KAPASITAS R&D INDONESIA
KUALITAS DAN KUANTITAS PERSONIL R&D
27,7% Technicians
Personil tersebut
hanya
menghabiskan 57%
dari waktu mereka
untuk melakukan
aktivitas R&D
BENTUK KERJASAMA
INDUSTRI DAN
UNIVERSITAS
BENTUK KERJASAMA INDUSTRI DAN UNIVERSITAS
CONTOH UIG PARTNERSHIP DI INDONESIA
PENANDATANGAN KERJASAMA
Pada Rabu 21 Januari 2015, telah dilakukan penandatangan kerjasama
antara APINDO, KEMENRISTEK PT dan Forum Rektor Indonesia
Website: www.apindo.or.id