Anda di halaman 1dari 12

PERILAKU UJARAN KEBENCIAN DALAM ERA DIGITAL: TINJAUAN

TERHADAP PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL

Raelina Cristiani Simamora(233141500111077)


Mahasiswa Fakultas Vokasi, Jurusan Keuangan dan Perbankan, Universitas Brawijaya
Email: raelinacristiani@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini mengkaji Perilaku Ujaran Kebencian Dalam Era Digital dengan fokus pada pengaruh
penggunaan media sosial terhadap perilaku manusia. Tinjauan ini dilakukan untuk memahami bagaimana
fenomena ujaran kebencian berkembang di ranah digital, dengan mempertimbangkan peran utama media sosial
sebagai wadah interaksi, membandingkan tentang media sosial, serta memenuhi ujian akhir semester mata
kuliah Bahasa Indonesia. Analisis ini melibatkan kajian literatur, studi kasus, dan survei opini yang telah
dilakukan sebelumnya untuk mengetahui dampak media sosial terhadap peningkatan perilaku ujaran kebencian.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan tentang dinamika kompleks antara media sosial dan
perilaku manusia dalam konteks ujaran kebencian yang sering terjadi di era digital ini.
Kata Kunci: Ujaran Kebencian, Media Sosial, dan Perilaku Manusia
PENDAHULUAN

Dalam berjalannya waktu, teknologi dan internet tidak dapat lagi dipisahkan antara
satu sama lain. Hal ini menyebabkan munculnya kolaborasi yang menghasilkan teknologi
yang bernama medis sosial yang memberikan dampak positif dalam kehidupan sosial
manusia. Tetapi bersamaan dengan dampak positif, media sosial juga membawa dampak
negatif berupa maraknya bermunculan ujaran kebencian di media sosial. Media sosial
memiliki pertumbuhan yang sangat pesat dan peran yang signifikan dalam menyebarkan
opini, memicu kebutuhan untuk memahami dampak penggunaan media sosial terhadap
perilaku komunikasi negatif. Dari tahun ke tahun jumlah jarang kebencian yang ada di media
sosial sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda akan hilang atau teratasi, hal ini menjadi
sangat mengkhawatirkan karena merasa si aldi jaman seperti sekarang ini dapat dikatakan
termasuk sebagai kebutuhan primer manusia. Salah satu penyebab dari hal tersebut adalah
maraknya penggunaan media sosial yang hanya ikut-ikutan saja baik menyebarkan atau
membuat unggah and yang sama tanpa mengetahui maksud/pesan asli dari sebuah unggah
and karena sedang ramai diperbincangkan. Ajaran kebencian ini dapat berupa pencemaran
nama baik, rasisme, masih banyak lagi jenisnya. Dampak yang diberikan oleh maraknya
ajaran kebencian ini tidak hanya akan dirasakan oleh tiap-tiap individu saja, tetapi bisa
berdampak kepada orang lain karena ajaran kebencian dapat menimbulkan perseteruan
dengan pihak lain.

Salah satu sarana yang tidak lepas dari adanya proses berkomunikasi menggunakan
bahasa dalam media sosial. Dalam era digitalisasi komunikasi saat ini, media sosial semakin
menjadi tempat penting bagi individu untuk berinteraksi dengan orang lain, menyebarkan
gagasan, mempengaruhi opini, dan yang paling penting menjadi sumber informasi yang
diandalkan oleh masyarakat. Fakta ini menunjukkan bahwa media sosial lebih dipercayai oleh
masyarakat dibandingkan dengan situs web dan media massa tradisional (Salma, 2019). Saat
ini berbagai jenis media sosial tersedia dan bisa diakses dengan mudah. Tingginya pengguna
konten media sosial memudahkan orang untuk berkomunikasi, salah satunya adalah karena
tersedianya fitur kolom komentar, yang memudahkan para pengguna media sosial untuk
saling mengomentari. Jenis media sosial yang sekarang dikenal oleh masyarakat sangat
beragam, media sosial berperan penting dalam menentukan informasi karena lebih efektif dan
efisien ( Laksana & Sudipa, 2021). Menurut Lufthi Anggrarni jumlah populasi negara
Indonesia sebanyak 256,4 juta orang, sebanyak 130 juta orang akan atau sekitar 49 persen
diantaranya merupakan pengguna aktif media sosial ( Puspitarini & Nuraeni, 2019).
Keterbukaan dalam komunikasi ternyata menghasilkan fenomena baru. Fenomena itu
bahkan sering menjadi topik pembicara yang paling sering dibahas (viral). Fenomena itu
adalah munculnya silang pendapat, perdebatan, perselisihan, bahkan sampai ke kasus hukum.
Saat ini banyak kasus ujaran kebencian seperti penghinaan, pencemaran nama baik, penistaan
agama, memprovokasi bahkan menyebarkan berita-berita bohong (hoaks) di berbagai aplikasi
media sosial, salah satunya di Instagram (Ningrum et al., 2018; Fahmi et al., 2020).
Masyarakat harus lebih berhati-hati dalam menerima informasi dan memastikan kebenaran
suatu berita, karena banyak berita bohong dan dapat menyebabkan perilaku kejahatan
berbahasa (Himawan & Zamzani, 2022; Shabrina & Setiawan, 2022). Hal ini dikarenakan
para netizen atau pengguna diberikan kebebasan dalam menggunakan media sosial termasuk
kebebasan dalam mengomentari postingan orang lain, sehingga mereka bebas melontarkan
ujaran-ujaran sesuai dengan kondisi psikologis mereka, termasuk mengungkapkan kebencian
di media sosial (Ramadani, 2021).

Banyak macam bentuk bahasa yang dilontarkan melalui komentar dalam media sosial.
Ujaran kebencian juga bisa menjadi contoh yang dapat mempengaruhi perilaku berbahasa
seseorang, di mana kondisi seperti ini sering ditemukan pada akun media sosial Instagram.
Dampaknya akan memiliki pengaruh besar karena jumlah pengikutnya yang banyak,
beberapa akun yang akun Instagram yang memiliki pengikut banyak dan sering menimbulkan
polemik yaitu akun @lambe_turah karena dengan banyaknya pengikut tidak dipungkiri
munculnya berbagai macam bentuk bahasa baik positif maupun negatif. Salah satu akun
Instagram yang aktif memposting berita-berita yang sedang viral yaitu @lambe_turah,
@nyinyir_update_official dan @folkative. Akun ini membagikan foto dan video yang disertai
dengan takarir(caption) berupa berbagai berita yang sedang ramai diperbincangkan di
masyarakat sehingga memancing netizen untuk saling berkomentar dengan menggunakan
tuturan bahasa yang berisi ujaran kebencian.

Dengan fakta yang dapat dilihat maka telah memunculkan sebuah pertanyaan yang
perlu diteliti yaitu seberapa sadarkah pengguna media sosial atau masyarakat indonesia
terhadap eksistensi ujaran kebencian yang ada di media sosial. Untuk menjawab pertanyaan
tersebut maka keluarlah penelitian ini yang akan memberikan hasil akhir berupa hasil analisis
yang mampu membantu kita untuk mengenali tipe-tipe jawaban seperti apa yang umumnya
diberikan oleh masyarakat atau pengguna media sosial terhadap sebuah unggahan di media
sosial. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Leonardo Silva, dkk, 2016) diperoleh
hasil bahwa ada tiga tren unsur ujaran kebencian yang sering dijumpai di media sosial. Tiga
tren tersebut adalah suku, tingkah laku dan bentuk fisik seseorang. Dari 3 tren ini maka dapat
kita ketahui tipe orang seperti apa yang sering dijadikan target dari sebuah ujaran kebencian.
Dan berdasarkan fakta yang dapat diliat yang telah banyak beredar, dapat disimpulkan
bahwa akun Instagram digunakan sebagai salah satu bentuk dari sebuah komunikasi dan
tempat pertukaran informasi yang mayoritas penggunanya secara tidak sengaja ikut dalam
aksi menyebarkan berita hoax dan ujaran kebencian yang disebabkan oleh pola pikir "sharing
is caring" tanpa melakukan cross check kebenaran informasi yang ada terlebih dahulu.

Dari hal ini dapat ditemukan serta dapat diklasifikasikan jenis referensi makian
banyak dilontarkan. Dapat dilihat pada salah satu akun Instagram yang aktif memposting
berita yang sedang ramai (viral) diperbincangkan di masyarakat, karena tak dipungkiri dari
postingan akun Instagram tersebut memancing netizen yang menjadi pembaca dan penerima
informasi untuk saling berkomentar. Berbagai komentar dapat ditemui di setiap postingan
akun tersebut, seperti komentar yang mengandung ajaran kebencian menggunakan bahasa
yang tidak sopan dan melanggar kesantunan berbahasa. Penelitian ini mengkaji dari tiga
aspek yaitu bentuk, jenis referensi dan dampaknya terhadap masyarakat (netizen). Aspek
jenis dilihat dari referen yang digunakan (keadaan, binatang, bagian tubuh, benda, aktivitas,
profesi). Aspek dampak dilihat dari kuantitas dan kualitas respon netizen terhadap postingan
maupun komentar.

Maka dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan kesadaran kepada
kita dalam menerima sebuah informasi dengan baik seperti mencari tahu kebenarannya
terlebih dahulu, membantu kita memahami secara lebih mendalam bagaimana penggunaan
media sosial memengaruhi perilaku ujaran kebencian di kalangan banyak orang, serta dapat
membantu kita dalam mengambil keputusan yang tepat untuk bisa mengatasi fenomena
ujaran kebencian ini.
METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif.


Penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang dalam temuannya tidak diperoleh
melalui prosedur statistika atau bentuk hitungan lainnya. Penelitian kuliatatif adalah proses
penelitian untuk memahami fenomena-fenomena sosial dengan menciptakan gambaran yang
meneyeluruh dan kompleks yang dapat disajikan dengan kata-kata, dan melaporkan
pandangan terinci yang diperoleh dari sumber informan, serta data yang kumpulkan
berbentuk tuturan yang menggunakan bahasa berisi ujaran kebencian. Dalam penelitian ini
lebih bersifat deskriptif kualitatif yaitu dalam hal ini peneliti berusaha memaparkan faktor
apa yang menjadi dampak ujaran kebencian dalam media sosial yaitu instagram.

Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan berbagai macam data yang diperlukan
untuk menjawab permasalahan yang digunakan. Dalam hal ini penulis menggunakan data
primer sebagai data yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya, yaitu data yang
diperoleh dari sumber pertama baik individu seperti dari observasi ataupun pengamatan
langsung pada media sosial. Dan data sekunder yaitu cara yang tidak berkaitan dengan
sumber yang asli yaitu mengumpulkan data yang berkaitan dengan data literatur yang lain
sebagai bahan pelengkap dalam penelitian ini berhubungan dengan variasi dan cara
berbahasa di media sosial.

Penentuan akun Instagram @lambe_turah sebagai sumber data dikarenakan akun ini
memiliki banyak pengikut dan memiliki daya perhatian yang besar dari semua kalangan
masyarakat apalagi dengan setiap unggahannya yang selalu mengikuti perkembangan dan
isu-isu yang sedang viral di kalangan masyarakat. Postingan pada akun ini menimbulkan
banyaknya kritikan sehingga sangat menarik untuk diteliti maupun dikaji melalui segi
tuturannya yang berisi ujaran-ujaran kebencian.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik baca dan
teknik catat. Teknik baca dan tercatat ini merupakan teknik yang digunakan untuk
mengungkapkan suatu masalah yang terdapat di dalam suatu bacaan (Sanjaya, dkk, 2021).
Yaitu dengan membaca secara cermat untuk menemukan sebuah tuturan ujaran yang
menggunakan bahasa berisi ujaran kebencian.
Teknik pengumpulan dan pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
dengan cara mengelompokkan dan mengurutkan data sesuai ketentuan. Penelitian ini
mengelompokkan data menurut bentuk dan jenis dari ajaran kebencian terhadap postingan
dan komentar pada akun Instagram. Langkah-langkah yang digunakan terdiri dari tiga tahap,
yaitu:

1. Pengumpulan data: peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan teknik baca


dan teknik catat.
2. Reduksi dan pengolahan data: setelah data terkumpul peneliti melakukan pengolahan
data dengan mereduksi dan menyeleksi data yang relevan.
3. Penafsiran data: peneliti melakukan analisis terhadap data yang telah direduksi
dengan cara mengelompokkan data sesuai aspek berupa bentuk dan jenis ujaran
kebencian.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil telaah pada akun instagram @lambe_turah ditemukan sample data
yang diambil oleh peneliti dibatasi pada satu topik sosial yaitu berita yang sedang ramai
diperbincangkan mengenai pengungsi Rohingya di Indonesia. Topik tersebut diposting
sebanyak 4 kali, di mana postingan ini dipilih karena memiliki kandungan ajaran kebencian
yang relatif banyak. Berikut adalah data postingan yang didapat dari akunya @lambe_turah
dan respon yang diberikan oleh netizen dalam bentuk ikon "like" dan respon berupa
komentar:

Tabel 1
Data Postingan
No Postingan Suka Jumlah Komentar

1 274.497 20.804

2 144.793 26.751

3 165.595 34.537
4 167.771 20.014

Jumlah 752.656 102.106

Rata-rata 188.164 25.526

Sumber: instagram.com/lambe_turah

Pada data di atas rata-rata respon suka yaitu 188.164, dan rata-rata jumlah komentar
yaitu 25.526. Jumlah suka pada postingan munculkan bawa netizen tertarik terhadap topik
berita pada postingan akun @lambe_turah. Isi ketertarikan terhadap kasus yang dibahas
terdapat pada bagian-bagian komentar. Dari data yang dijadikan sampel (dari 4 postingan)
terdapat data komentar yang mengandung ujaran kebencian. Komentar netizen memberikan
kesan bahwa mereka kreatif koma mampu membuat berbagai cara berbeda dalam
menunjukkan ketidaksukaannya. Dilihat dari banyaknya melihat, memberi respon suka, dan
saling berkomentar antar para netizen, itu menunjukkan bahwa ada fenomena saling
mendukung dalam ketidaksukaan bahkan kebencian.

Referensi yang Digunakan Netizen untuk Mencaci atau Menghina

Dilihat dari kata, frasa, klausa, atau kalimat yang digunakan netizen dalam
berkomentar diperoleh aneka bentuk ekspresi yang menunjukkan ujaran kebencian. Dalam
postingan tersebut banyak netizen yang melontarkan komentar yang bernuansa negatif yaitu
usir, meresahkan, goblok, gatau diri, odgj, dikasih hati minta jantung dan sejenisnya.

Tabel 2
Frekuensi Referensi Ujaran Kebencian
Frekuensi Contoh Bentuk Cacian/Makian

42 Usir

21 Meresahkan

13 Dikasih hati minta jantung

11 Gatau diri
8 goblok

5 odgj

Dari komentar komentar edition koma peneliti menemukan sepedanya 42 ajaran


kebencian yang melontarkan isi hati netizen yang menginginkan bahwa pengungsi rohingya
harus diusir dari Indonesia dan diikuti dengan beragam komentar lainnya. Dari berbagai
bentuk ujaran kebencian yang dtemukan, berikut ini adalah ungkapan komentar kebencian
yang menunjukkan rujukan ujaran kebencian: usir, goblok, odgj tantrum, dikasih hati minta
jantung nih jadinya, udah numpang minta all you can eat lagi, ga usah tampung-tampung
usir aja bikin ngeri, mending usir ajalah ngelunjak, yang setuju usir mereka meresahkan,
tolak keras rohingya atau tidak kita dijajah dinegara sendiri, bubarkan unchr bikin onar aja,
udah bener gausa dikasih makan aja, usir ajasih banyak rakyat kita yang masih butuh
gausah mikirin orang lain, nyampah, usirlah gatau diri amat, kurang bersyukur banget
hidupnya, usir kek ngapain dikasih nasi anjir, siap bantai rohingya, ngambil pita dipasir
mari kita usir, kurang ajar gatau diri, pemerintah ga jelas rumah rakyat di gusur rohingya
dibiarin, kami menolak adanya rohingya dinegara tercinta ini, udah dikasih tempat malah
nyusahin the real beban negara, buset ini orang apa hama?, pulangkan, the real gatau diri
nih roh halus, gas kick out, gatau diri+ga ngotak ya, pantes dibunuhin sih pas di Myanmar
orang kelakuan kek gini, orang utan cocoknya emang tinggal dihutan, usir rohingnya gatau
diri muka tembok.

Selain itu dari penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa
pengaruh internet seperti media sosial sangat besar, karena media sosail menyediakan
platform yang memungkinkan masyarakat berkomunikasi secara luas dan berbagi pendapat,
sehingga dapat membuka peluang terjadinya ujaran kebencian. Banyak yang mengatakan
bahwa media sosial telah mempengaruhi cara mereka berkomunikasi dalam kehidupan
sehari-hari. Mereka merasa pernah mengalami atau melihat ujaran kebencian secara online,
misalnya saat melihat berita di media sosial. Jika banyak netizen yang tidak menyukai pesta
hiburan, tentu hal ini akan membuat mereka terlibat dalam ujaran kebencian dengan
mengirimkan komentar negatif pada pesta tersebut. Hal ini disebabkan oleh pendidikan,
individu itu sendiri, ketidaktahuan peserta didik, fasilitas dan kurangnya kontrol sosial
terhadap lingkungan.

Dengan adanya media sosial ujaran kebencian dapat dengan mudah tersebar, sehingga
makin marak terjadi kasus cyber bullying yang dapat mempengaruhi mental seseorang.
Media sosial menjadi sarang untuk menyebarkan ujaran kebencian karena mudah untuk
diakses oleh semua orang. Saat banyak netizen yang tidak suka dengan pihak entertainment
pasti itu juga mempengaruhi mereka untuk melakukan ujaran kebencian dengan ikut
mengirimi komen negatif pada salah satu pihak. Sebagian besar dari mereka sering
menyaksikan berbagai ujaran kebencian yang terjadi di internet seperti halnya yang terjadi
pada salah satu artis tanah air yaitu Rachel Venya, dia menerima berbagai macam ujaran
kebencian hanya karena cara berpakaiannya yang menurut sebagian orang terlalu terbuka dan
tidak hanya itu bahkan ada dari mereka yang secara tidak sengaja juga mempengaruhi orang
lain karena mengungkapkan komentar pada sosial media yang dimiliki oleh artis tersebut.
Ujaran kebencian bisa terjadi pada siapa saja tanpa memandang apapun dan tidak sedikit juga
dari mereka yang tidak hanya menyaksikan tetapi ikut dalam mempengaruhi orang lain agar
terpengaruh dengan hal tersebut sehingga semakin banyak orang yang terlibat dalam ujaran
kebencian tersebut.

Kebebasan di media sosial menyebabkan individu tidak merasa takut untuk


meninggalkan beberapa kebencian terhadap suatu postingan atau berita secara cepat dan
anonim dapat diibaratkan media sosial itu seperti pedang bermata dua. Di satu sisi, kita bisa
dengan mudah berkomunikasi, berbagi informasi, dan berinteraksi dengan orang dari
berbagai belahan dunia. Tapi disisi lain, kemudahan ini juga membuat orang lebih mudah
melemparkan hujatan dan merasa tersembunyi di balik layar.

Jaman sekarang banyak sekali diadakan seminar atau talk show yang dilaksanakan
oleh pihak-pihan tertentu serta masih banyak juga yang beredar secara online di media-media
sosial. Seminar yang dimaksudkan yaitu tentang pendidikan mengenai etika online dan
penghormatan terhadap keberagaman sangat berpengaruh dan membantu untuk mengurangi
perilaku kebencian. Hal positif ini lah yang berpengaruh baik dan menurunnya ujaran
kebencian pada kalangan masyarakat terutama pada anak muda yang bisa secara bijak
menggunakan internet. Ini membuat kita menjadi seorang yang berpikiran kritis dalam
menghadapi perbedaan di era digital ini. Peran pendidikan dalam mengajarkan pemahaman
dan toleransi perbedaan pendapat di era digital dapat dilakukan dengan pengajaran etika
dalam bermedia sosial agar menghindari tindakan cyber bullying. Tanpa disadari banyak juga
masyarakat yg mengerti toleransi dengan menggunakan media sosial karena peningkatan
kesadaran dimulai dari pendidikan dasar hingga tinggi.
PENUTUP

Setelah dilakukannya analisis dan pembahasan mengenai perilaku ujaran kebencian


terhadap pengaruh penggunaan media sosial dapat dilihat bahwa hampir sebagian besar
masyarakat Indonesia secara garis besar sudah menunjukkan tanda-tanda bahwa mereka
paham dan mengerti mengenai sebuah ujaran kebencian di media sosial serta mayoritas juga
sudah sesuai dalam memberikan pendapat yaitu pada sebuah unggahan yang telah diposting
di salah satu akun yang menurut mereka hal yang diunggah tersebut tidak tepat atau salah.

Hasil penelitian ujaran kebencian pada akun Instagram @lambe_turah menunjukkan


ketidaksukaan atau kebencian adalah dorongan yang mampu membuat netizen semakin aktif
mengungkapkan perasaannya dengan berbagai cara. Akan tetapi ujaran kebencian
bagaimanapun merupakan ekspresi dari sikap netizen dalam merespon suatu berita yang ada,
yaitu seperti postingan pada akun instagram @lambe_turah yang telah memancing banyak
respon netizen yang sebagian besar diungkapkan dengan bentuk ujaran kebencian.

Dalam melakukan penelitian ini jumlah responden memang tidak bisa secara 100%
mempresentasikan pendapat yang dimiliki oleh setiap orang. maka dari itu saran untuk
penelitian selanjutnya jika melakukan analisis dengan tema yang sama yaitu dengan
menggunakan teknik lain yang memungkinkan untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat
dan lebih baik lagi, mengumpulkan data tentang penggunaan media sosial, dan juga
menggunakan metode analisis konten online, serta dapat juga dilakukan wawancara dengan
pengguna media sosial yang menjadi bagian dari pendekatan penelitian yang komprehensif.
DAFTAR RUJUKAN

19, A. (2015). Penjelasan ‘Ujaran Kebencian’. United Kingdom.


A. Mulyanto, M. S. (2022).
ojs.badanbahasa.kemedikbud.go.id/jurnal/index.php/jurnal_ranah. Bentuk dan Jenis
Komunikasi Bernada Ujaran Kebencian(Studi Kasus Terhadap Postingan dan
Komentar pada Akun Instagram @nyinyir_update_official).
Aulia M, R. (2021). Ujaran Kebencian Di Kalangan Pengguna Media Sosial Di Indonesia:
Agama Dan Pandangan Politik.
https://journal.uii.ac.id/AUTOMATA/article/download/17286/10857.
Christianto, H. (2018). PERBUATAN PIDANA UJARAN KEBENCIAN: Ragam dan Studi
Kasus. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Himawan, R, Z. (2022). Analisis bahasa pelaku ujaran kebencian berpotensi hukum terhadap
Lesty Kejora pada laman instagram@Lambe_Turah: Kajian linguistik forensik.
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 23-31.
https://doi.org/10/24036/117303-019883
L. Silva, M. M. (2016). Analyzing the targets of hate in online social media. Proc. 10th
Int.Conf. Web Soc. Media, ICWSM, 687-687.
Laksana, I. K. (2021). The hoax news text on social media: A critical discourse study.
International Journal of English Language Studies, 3(10), 14-21.
https://doi.org/10.32996/ijels.2021.3.10.3
Maruli, C. S. (2015). Atas Nama Kebencian (Kajian Kasus-kasus Kejahatan Berbasis
Kebencian Di Indonesia). Jakarta: YLBHI.
Mauludi, S. (2018). Seri Cerdas Hukum: awas hoax!. cemas menghadapi pencemaran nama
baik, ujaran kebencian & hoax. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Mulyanto, A. ,. (2022). Bentuk dan Jenis Komunikasi Bernada Ujaran Kebencian(Studi
Kasus Terhadap Postingan dan Komentar pada Akun Instagram
@nyinyir_update_official).
ojs.badanbahasa.kemedikbud.go.id/jurnal/index.php/jurnal_ranah.
Ningrum, D. J., Suryadi, S., & Chandra Wardhana, D. E. (2018). Kajian Ujaran Kebencian
Di Media Sosial. Jurnal Ilmiah KORPUS, 2(3), 241-252.
https://doi.org/10.33369/jik.v2i3.6779.
Puspitarini, D. S., & Nuraeni, R. (2019). Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Media Promosi
(Studi Deskriptif pada Happy Go Lucky House). Jurnal Common, 3(1), 71-80.
House). https://doi.org/10.34010/common.v3i1.1950
Ramadani, S. (2021). Pengaruh Sensation-Seeking Terhadap Munculnya Cyberbullying.
Salma, A. N. (2019). Defining Digital Literacy in the Age of Computational Propaganda and
Hate Spin Politics. KnE Social Sciences, 323-338.
https://doi.org/10.18502/kss.v3i20.4945

Anda mungkin juga menyukai