Anda di halaman 1dari 2

Contoh Kasus Demokrasi Di Indonesia

Strategi Optimalisasi Media Massa dalam Membangun Masyarakat Multikultur


demokrasi bukan hanya soal kebebasan dan persamaan, melainkan juga solidaritas sosial. Demikian yang
tercakup dalam semboyan awal demokrasi modern pasca revolusi Perancis (liberte, egalite, freternite).
Kepedulian pada masyarakat miskin dan tersisihkan, misalnya merupakan satu bentuk solidaritas sosial yang
mendukung demokrasi, karena ikut memberdayakan kekuatan masyarakat sipil. Media massa yang ideal
sebaiknya tidak hanya menyediakan halaman ataupun program acara yang hanya berpusat pada aktu ...
Indonesia mengemuka konsep jurnalisme makna. Inti paradigma baru pemberitaan media massa adalah selalu
mengedepankan kepentingan bersama dalam setiap liputannya, tanpa mengabaikan objektivitas pemberitaan itu
sendiri. Berbagai cara yang bisa ditempuh: (1) orientasi pemberitaan media massa lebih ditujukan ke signifikansi
peristiwa dibanding popularitas tokohnya; (2) media massa harus menggeser pola berita dari sensasionalitas
drama ke utilitas (kemanfaatan) informasi; (3) media massa tidak bole ...
Media massa mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam membangun masyarakat multikultur karena
perannya yang sangat potensial untuk mengangkat opini publik sekaligus sebagai wadah berdialog antarlapisan
masyarakat.Terkait dengan isu keragaman budaya (multikulturalisme), peran media massa seperti pisau
bermata dua, berperan positif sekaligus juga berperan negatif. Peran positif media massa berupa (1) kontribusi
dalam menyebarluaskan dan memperkuat kesepahaman antarwarga (2) pemahaman terhadap adanya
kemajemukan sehingga melahirkan penghargaan terhadap budaya lain (3) sebagai ajang publik dalam
mengaktualisasikan aspirasi yang beragam (4) sebagai alat kontrol publik masyarakat dalam mengendalikan
seseorang, kelompok, golongan, atau lembaga dari perbutan sewenang-wenang, (5) meningkatkan kesadaran
terhadap persoalan sosial, politik, dan lain-lain di lingkungannya.Peran negatif media massa dapat berujud
sebagai berikut (1) media memiliki dan kekuatan penghakiman sehingga penyampaian yang stereotype, bias,
dan cenderung imaging yang tidak sepenuhnya menggambarkan realitas bisa nampak seperti kebenaran yang
terbantahkan (2) media memiliki kekuatan untuk menganggap biasa suatu tindakan kekerasan.
Program-program yang menampilkan kekerasan yang berbasiskan etnis, bahasa dan budaya dapat mendorong
dan memperkuat kebencian etnis dan perilaku rasis (3) media memiliki kekuatan untuk memprovokasi
berkembangnya perasaan kebencian melalui penyebutan pelaku atau korban berdasarkan etnis atau kelompok
budaya tertentu (4) pemberitaan yang mereduksi fakta sehingga menghasilkan kenyataan semu (false reality),
yang dapat berakibat menguntungkan ...
Read Article
Faktor-faktor Penyebab Timbulnya Perilaku Menyimpang Pada Remaja
Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya prilaku menyimpang dikalangan para remaja. Di antaranya adalah
sebagai berikutPertama, longgarnya pegangan terhadap agama .Sudah menjadi tragedi dari dunia maju, dimana
segala sesuatu hampir dapat dicapai dengan ilmu pengetahuan, sehingga keyakinan beragam mulai terdesak,
kepercayaan kepada Tuhan tinggal simbol, larangan-larangan dan suruhan-suruhan Tuhan tidak diindahkan
lagi. Dengan longgarnya pegangan seseorang peda ajaran agama, maka hilanglah kekuatan pengontrol yang
ada didalam dirinya. Dengan demikian satu-satunya alat pengawas dan pengatur moral yang dimilikinya adalah
masyarakat dengan hukum dan peraturanya. Namun biasanya pengawasan masyarakat itu tidak sekuat
pengawasan dari dalam diri sendiri. Karen pengawasan masyarakat itu datang dari luar, jika orang luar tidak
tahu, atau tidak ada orang yang disangka akan mengetahuinya, maka dengan senang hati orang itu akan berani
melanggar peraturan-peraturan dan hukum-hukum sosial itu. Dan apabila dalam masyarakat itu banyak ornag
yang melakukuan pelanggaran moral, dengan sendirinya orang yangkurang iman tadi tidak akan mudah pula
meniru melakukan pelanggaran-pelanggaran yang sama.Tetapi jika setiap orang teguh keyakinannya kepada
Tuhan serta menjalankan agama dengan sungguh-sungguh, tidak perlu lagi adanya pengaewasan yang ketat,
karena setiap orang sudah dapat menjaga dirinya sendiri, tidak mau melanggar hukum-hukum dan

1/2

ketentuan-ketentuan Tuhan. Sebaliknya dengan semakin jauhnya masyarakat dari agama, semakin sudah
memelihara moral orang ...
Read Article

2/2

Anda mungkin juga menyukai