5. Proxy War
Ketika perkembangan teknologi didunia melaju sangat cepat, kemudian ketersediaan
sumber daya alam yang mulai menipis, serta adanya tuntutan kepentingan kelompok telah
menciptakan perang jenis baru, diantaranya perang asimetris, perang hibrida dan perang
proksi (proxy war).negara-negara adikuasa mampu menjadi peran utama dengan
memanfaatkan negara-negara kecil sebagai objek permainan dunia (proxy war) dengan
mengeksploitasi sumber daya alamnya bahkan sampai dengan Ideologinya dengan
menanamkan faham-faham radikalisme, liberalisme, globalisme dll. Sehingga dapat memicu
terjadi gerakan separatis yang dapat memecah belah suatu bangsa demi tujuan dan
kepentingan negara-negara adikuasa.
Proxy war adalah sebuah konfrontasi antar dua kekuatan besar dengan menggunakan
pemain pengganti untuk menghindari konfrontasi secara langsung dengan alasan
mengurangi risiko konflik langsung yang berisiko pada kehancuran fatal. Perang ini
menggunakan pihak ketiga (negara kecil, ormas, kelompok masyarakat, perorangan, dll)
yang disebut boneka.
Indonesia saat ini disebutkan mulai memasuka proxy war dikarenakan indonesia berada
dalam garis ekuator yang mana negara indonesia masuk dalam negara yang mampu
bercocok tanam sepanjang tahun. Hal ini menjadikan indonesia sebagai target dikarenakan
indonesia sendiri memiliki energi, pangan dan air yang memadai. Sasaran proxy war adalah
mematikan kesadaran suatu bangsa dengan cara menghilangkan identitas atau ideologi atau
keyakinan suatu bangsa yang pada gilirannya akan menghilangkan identitas diri.
Sebagai warga Indonesia sudah seharusnya menjujung tinggi nilai Nasionalisme sebagai
paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan suatu negara dengan
mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia. Serta
mengaplikasikan dari butir-butir Pancasila dan nilai-nilai bela negara yang merupakan
sebagai pandangan hidup, maka bangsa Indonesia akan dapat memandang suatu persoalan
yang dihadapinya dan menentukan arah serta dapat memecahkan persoalannya dengan tepat.
6. Kejahatan Mass Communication (Cyber crime, Hate Speech dan Hoax)
Selain berfungsi dalam menyampaikan pesan secara umum kepada publik, komunikasi
massa juga berfungsi dalam melakukan transmisi pengetahuan, nilai, norma maupun budaya
kepada publik yang menerima pesan. Media massa juga pada umumnya hanya melakukan
RESUME MATERI MOOC
komunikasi satu arah, dan para penerima informasinya tidak dapat berkontribusi secara
langsung sedangkan Media sosial memfasilitasi adanya komunikasi dua arah antara pemberi
pesan dan penerima pesan dalam waktu yang cepat dan tak terbatas. Kedua media tersebut
menjadi dasar dari komunikasi massa.
Kejahatan dalam komunikasi massa tidak hanya dilakukan oleh pengguna media sosial,
tetapi juga dapat terjadi dan dilakukan oleh institusi pers yang tidak melakukan pemberitaan
secara berimbang atau melanggar prinsip-prinsip jurnalisme. UU No. 19 Tahun 2016 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) pada dasarnya hadir untuk menjaga agar kejahatan
dalam komunikasi massa dapat diminimalisir.
Kejahatan yang paling sering terjadi pada konteks komunikasi ialah Cyber crime, hate
speech dan hoax. Cyber crime atau kejahatan saiber merupakan bentuk kejahatan yang
terjadi dan beroperasi di dunia maya dengan menggunakan komputer, jaringan komputer dan
internet. Kejahatan ini diantaranya berupa kejahatan menyusup kedalam sistem komputer
secara tidak sah, memasukkan informasi atau data ke internet tentang hal yang tidak benar
dan melanggar hukum serta penyebaran virus, kegiatan mata-mata, mencuri nomor kartu
kredit orang lain, pembajakan acount, hingga masuk kedalam situs resmi pemerintah.
Hate speech atau ujaran kebencian dalam bentuk provokasi, hinaan atau hasutan yang
disampaikan oleh individu ataupun kelompok di muka umum atau di ruang publik.
Sasarannya mengarah pada isu-isu sempit seperti bangsa, ras, agama, etnik, orientasi seksual
hingga gender. Hal ini mampu memecah belah rasa persatuan, kebhinekaan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Yang terakhir ialah Hoax ialah berita atau pesan yang
isinya tidak dapat dipertanggung jawabkan bohong atau palsu, baik dari segi sumber
maupun isinya. Sifatnya bertujuan untuk mengadu domba kelompok-kelompok.
1. Mind mapping
Mind mapping merupakan cara mencatat yang mengakomodir cara kerja otak secara
natural. Mind mapping akan mengajak pikiran untuk membayangkan suatu subjek
sebagai satu kesatuan yang saling berhubungan
2. Fishbone Diagram
Berupaya memahami persoalan dengan memetakan isu berdasarkan cabang-cabang
terkait. Diagram ini lebih menekankan pada hubungan sebab akibat. berupaya memahami
persoalan dengan memetakan isu berdasarkan cabang-cabang terkait
3. Analisis SWOT
Metoda analisis yang digunakan untuk menentukan dan mengevaluasi, mengklarifikasi
dan memvalidasi perencanaan yang telah disusun, sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. Dimana hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan suatu strategi.