A. Konsep Perubahan
Perubahan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dan menjadi bagian dari perjalanan
peradaban manusia.
Perubahan yang diharapkan terjadi bukannya sesuatu yang “berbeda” saja, namun lebih dari
pada itu, perubahan yang diharapkan terjadi adalah perubahan ke arah yang lebih baik untuk
memuliakan manusia/humanity (memberikan manfaat bagi umat manusia).
Bagaimana PNS bisa melakukan hal tersebut?. Dalam konteks PNS, berdasarkan Undang-
undang ASN setiap PNS perlu memahami dengan baik fungsi dan tugasnya
Sosok PNS yang bertanggung jawab dan berorientasi pada kualitas merupakan gambaran
implementasi sikap mental positif PNS yang kompeten dengan kuat memegang teguh kode etik
dalam menjalankan tugas jabatannya berdasarkan tuntutan unit kerja/organisasinya merupakan
wujud nyata PNS menunjukan sikap perilaku bela Negara. Untuk mendapatkan sosok PNS ideal
seperti itu dapat diwujudkan dengan memahami posisi dan perannya serta kesiapannya
memberikan hasil yang terbaik mamanfaatkan segala potensi yang dimiliki untuk bersama-sama
melakukan perubahan yang memberikan manfaat secara luas dalam melaksanakan tugas-tugas
pembangunan dan pemerintahan.
a. Korupsi
Secara harfiah korupsi mengandung arti: kebusukan, keburukan, ketidakjujuran, dapat
disuap. Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan Poerwadarminta “korupsi” diartikan
sebagai: “perbuatan yang buruk seperti: penggelapan uang, penerimaan uang sogok, dan
sebagainya”. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “korupsi” diartikan sebagai
penyelewengan atau penyalahgunaan uang Negara (perusahaan) untuk keuntungan pribadi
atau orang lain.
Korupsi terjadi sudah sejak dulu sampai sekarang. Dan mulai memuncaknya Pasca perang
dunia kedua, dimana terdapat fenomena mewabahnya korupsi yang menandai periode pasca
perang pada masa kemerdekaan negara-negara Asia dari pemerintahan kolonial barat.
Beberapa gejala umum tumbuh suburnya korupsi disebabkan oleh hal-hal berikut:
membengkaknya urusan pemerintahan sehingga membuka peluang korupsi dalam skala
yang lebih besar dan lebih tinggi; 21
lahirnya generasi pemimpin yang rendah marabat moralnya dan beberapa diantaranya
bersikap masa bodoh; dan
terjadinya menipulasi serta intrik-intrik melalui politik, kekuatan keuangan dan
kepentingan bisnis asing.
Pada dasarnya sebab manusia terdorong untuk melakukan korupsi antara lain:
1. Faktor Individu; sifat tamak, moral yang lemah menghadapi godaan, gaya hidup
konsumtif,
2. Faktor Lingkungan
Aspek sikap masyarakat terhadap korups
Aspek ekonomi
Aspek Politis, instabilitas politik, kepentingan politis, meraih dan
mempertahankan kekuasaan
Aspek Organisasi
3. Dampak Korupsi
Korupsi sangat berpengaruh buruk terhadap pembangunan dan kesejahteraan
masyarakat. Korupsi berdampak menghancurkan tatanan bidang kehidupan
masyarakat, berbangsa dan bernegara, mulai dari bidang sosial budaya, ekonomi
serta psikologi masyarakat
b. Narkoba
Narkoba adalah merupakan akronim Narkotika, Psikotropika, dan Bahan Adiktif lainnya,
sedangkan Napza adalah akronim dari Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif.
Undang-undang nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika membedakan narkotika ke
dalam tiga golongan yaitu (RI, 2009):
o Golongan I yang ditujukan untuk ilmu pengetahuan dan bukan untuk pengobatan dan
sangat berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan. Contoh 1. Opiat: morfin, heroin,
petidin, candu. 2. Ganja atau kanabis, marijuana, hashis. 3. Kokain: serbuk kokain, pasta
kokain, daun koka;
o Golongan II berkhasiat untuk pengobatan dan pelayanan kesehatan dan berpotensi tinggi
menyebabkan ketergantungan. Contoh morfin dan petidin; serta
o Golongan III berkhasiat untuk pengobatan dan pelayanan kesehatan serta berpotensi
ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh kodein.
Definisi terorisme berbeda beda sesuai dengan hukum nasionalnya untuk mengatur,
mencegah dan menanggulangi terorisme.
Terorisme secara kasar merupakan suatu istilah yang digunakan untuk penggunaan
kekerasan terhadap penduduk sipil/non kombatan untuk mencapai tujuan politik, dalam
skala lebih kecil dari pada perang. Dari segi bahasa, istilah teroris berasal dari Perancis pada
abad 18.
Kata Terorisme yang artinya dalam keadaan teror (under the terror), berasal dari bahasa
latin ”terrere” yang berarti gemetaran dan ”detererre” yang berarti takut. Istilah terorisme
pada awalnya digunakan untuk menunjuk suatu musuh dari sengketa teritorial atau kultural
melawan ideologi atau agama yang melakukan aksi kekerasan terhadap public
Indonesia memiliki potensi terorisme yang sangat besar, Berikut ini adalah potensi-
potensi terorisme:
e. Money Laundring
Dalam Bahasa Indonesia terminologi money laundering ini sering juga dimaknai dengan
istilah “pemutihan uang” atau “pencucian uang”. Kata launder dalam Bahasa Inggris berarti
“mencuci”. Oleh karena itu sehari-hari dikenal kata “laundry” yang berarti cucian. Dengan
demikian uang ataupun harta kekayaan yang diputihkan atau dicuci tersebut adalah
uang/harta kekayaan yang berasal dari hasil kejahatan, sehingga diharapkan setelah
pemutihan atau pencucian tersebut, uang/harta kekayaan tadi tidak terdeteksi lagi sebagai
uang hasil kejahatan melainkan telah menjadi uang/harta kekayaan yang halal seperti uang-
uang bersih ataupun aset-aset berupa harta kekayaan bersih lainnya