Disusun Oleh:
DINI KURNIATI,SH,M.Pd
NIP. 198210152022212015
GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
SMAN 11 GARUT
Judul
Disusun Oleh:
DINI KURNIATI,SH,M.Pd
NIP. 198210152022212015
GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
SMAN 11 GARUT
Disahkan oleh :
Mengetahui:
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas limpahan rahmat dan
karunianya sehingga laporan penelitian ini dapat terselesaikan. Adapun judul laporan penelitian
ini adalah, Pengaruh Penggunaan Model Problem Based Learning terhadap Minat Belajar kepada
peserta didik kelas X pada SMAN 11 Garut.” Ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi
9. Aa Wahyu selaku suamiku yang selalu mendukung saya untuk membuat Penelitian Tindakan
kelas
10. Semua pihak yang telah membantu sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik.
Kami menyadari bahwa laporan penelitian ini masih banyak kekurangannya, oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan sarannya sehingga laporan penelitian ini menjadi lebih
berkualitas. Akhir kata semoga laporan penelitian ini memberikan makna dan manfaat khususnya
Penyusun
TTD
Penelitian ini adalah penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research.
Dimana objek yang diteliti hanya berpusat pada proses pembelajaran, adapun subjek penelitian
ini adalah 1 guru PPkn dan 39 peserta didik kelas X MIPA 5 SMAN 11 GARUT. Dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam dua siklus untuk empat kali pertemuan, dalam masing-masing
siklus dilakukan tes, evaluasi guna mengamati tingkat pemahaman peserta didik dan hasil belajar
serta tes.
Hasil penelitian menunjukkan pada pertemuan pertama siklus I didapatkan peserta didik
masih lambat dan cenderung bertanya kepada guru ketika menemui kesulitan dalam membuat
Mind Mapping. Interaksi antara anggota sesama kelompoknya terjalin sangat kompak dibuktikan
dengan pembelajaran Pra tindakan siklus perta mencapai peningkatan hasil belajar 61% hanya 8
orang dari 39 peserta didik yang sudah mencapai KKM. Pada siklus II mengalami peningkatan
dibandingkan pada kegiatan pembelajaran sebelumnya. Pengelolaan waktu diskusi kelompok dan
presentasi cukup efektif, kerjasama yang terjalin antara anggota kelompok sudah tampak lebih
baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil belajar yang diperoleh pada siklus 2 mencapai 88%.
Berdasarkan hasil pertemuan pada siklus 1 dan siklus 2 maka dapat disimpulkan bahwa “
Strategi pembelajaran Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata
pembelajaran PKn kelas X MIPA 5 SMAN 11 Garut Kabupaten Garut”. Hal ini terbukti dengan
ketuntasan hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik pada siklus 1 yaitu sebanyak 61%
sedangkan pada siklus 2 jumlah peserta didik yang tuntas makin meningkat yaitu mencapai 88%.
Lembar Pengesahan……………………………………………………………………………… i
Daftar Isi…...…………………………………………………………...………………..……… iv
BAB I ………………………………………………………………...………………..………. 1
BAB II ……………………………………………………………...…………………………... 4
B. Minat ……………………………………………………………...………………………... 8
C. Belajar ……………………………………………………………...………………………. 9
C. Prosedur Penelitian……………………………………………………………...………… 14
Bab IV ……………………………………………………………...………………………… 17
B. Pembahasan ……………………………………………………………...………………. 20
Bab V ……………………………………………………………...…………………………. 22
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan (PKn) adalah mata pelajaran
yang berhubungan erat moral dan etika dengan kehidupan sehari hari siswa, salah satu materi
yang dipelajari adalah tentang norma. Setelah siswa mempelajari konsep tersebut, siswa
diharapkan dapat memahami definisi dan macam-macam norma. Harapan tersebut belum dapat
terpenuhi oleh siswa di SMAN 11 Garut, terbukti masih banyak siswa khususnya kelas X MIPA
4, umumnya siswa di SMAN 11 GARUT yang masih belum memahami implementasi norma di
masyarakat dengan baik. Salah satu penyebabnya menurut pengamatan penulis adalah tidak
tertanamnya konsep yang dipelajari pada diri siswa. Untuk mengatasi hal tersebut, penulis
mencoba menerapkan model Problem Based Learning (PBL) dalam menyampaikan konsep
kondisi alam Indonesia. Sejalan dengan pendapat Agustiany, Hardi & Ilmiati (2021) yaitu untuk
mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran salah satunya yaitu dengan cara pemilihan
media pembelajaran yang tepat dan tentunya sesuai dengan konsep mata pelajaran yang akan
disampaikan oleh guru. Problem Based learning (PBL) adalah salah satu model pembelajaran
yang menggunakan masalah nyata yang tidak terstruktur dan bersifat terbuka sebagai konteks
atau sarana bagi siswa untuk mengembangkan cara berpikir kritis, mengembangkan keterampilan
dan menyelesaikan masalah serta membangun pengetahuan baru. Model pembelajaran PBL
secara ilmiah, serta mendorong kemampuan memecahkan masalah siswa secara berkelompok
(Shoimin, 2014). Dalam proses pembelajaran yang menggunakan model Problem Based
menggunakan strategi atau pengetahuan yang telah dimiliki, proses tersebut memungkinkan
masalah serta membangun konsep, pengetahuan serta strategi tertentu yang menekankan siswa
untuk secara aktif membangun pengetahuannya sendiri bukan menerimanya dalam bentuk jadi
dari guru.
Dengan menggunakan model Problem Based Learning minat siswa untuk mempelajari
suatu konsep akan lebih meningkat, minat tersebut akan mempengaruhi hasil belajar siswa, sebab
siswa akan mudah mengingat apa yang dipelajarinya. Minat belajar adalah suatu rasa lebih suka
serta rasa ketertarikan kepada suatu hal atau aktivitas tertentu, tanpa ada yang menyuruh atau
paksaan (Slameto, 2015). Mengingat materi kondisi alam Indonesia merupakan salah satu materi
yang dekat dengan kehidupan siswa dan perlu aplikasi atau penerapan dalam kehidupan sehari-
hari, maka model problem based learning ( PBL ) sangat cocok untuk dijadikan solusi dalam
menyampaikan konsep tersebut sehingga minat belajar siswa akan meningkat. Sesuai dengan
hasil penelitian dari Asnita (2019) yang hasil penelitiannya menunjukkan ada pengaruh model
pembelajaran Problem Based Learning dilengkapi kartu soal terhadap minat belajar siswa materi.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk
meningkatkan minat belajar siswa kelas X MIPA 4 SMAN 11 GARUT pada materi Norma yang
ada di indonesia.
B. Rumusan Masalah
Selanjutnya berdasarkan latar belakang masalah maka penulis merumuskan masalah penelitian
ini sebagai berikut: “Apakah penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam penelitian
adalah ingin mengetahui penerapan model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan
Minat belajar mata pelajaran PKn kelas X MIPA 4 SMAN 11 Garut Kecamatan Garut
D. Mamfaat Penelitian
Penelitian yang akan penulis lakukan ini memiliki maksud dan tujuan baik secara luas maupun
secara spesifik yang terkait dengan penerapan model Problem Based Learning (PBL) dalam
meningkatkan minat belajar mata pelajaran PKn kelas X MIPA 4 SMAN 11 Garut.
KAJIAN PUSTAKA
keaktifan peserta didik untuk selalu berpikir kritis dan selalu terampil dalam
menyelesaikan suatu permasalahan. Alur kerja peserta didik bergantung pada seberapa
bergantung pada keaktifan peserta didiknya, Semakin aktif peserta didik memanfaatkan
Beberapa pengertian problem based learning menurut para ahli adalah sebagai berikut:
1) Menurut Duch, yaitu model pembelajaran yang menantang siswa untuk “belajar
yang dimulai dengan pemberian masalah dan memiliki konteks dengan dunia nyata.
permasalahan sehari-hari.
5) Menurut Glazer, yaitu suatu strategi pengajaran di mana siswa secara aktif
2. Tujuan PBL
Setiap model pembelajaran pasti memiliki tujuan utama yang akan dicapai, begitu juga
dengan problem based learning. Untuk tujuan model pembelajaran ini adalah sebagai
berikut.
c. Membantu peserta didik dalam memahami peran orang dewasa di kehidupan nyata.
d. Mendorong peserta didik untuk menjadi individu yang mandiri dan bertanggung
jawab.
Sintak merupakan tahapan yang harus dilalui pada suatu model pembelajaran. Adapun
1) Menjelaskan orientasi permasalahan pada peserta didik, Pada tahap ini guru akan
memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran serta proses agar peserta didik
2) Mengorganisasi peserta didik dalam belajar. Pada tahap ini, guru mengorganisir tugas
yang akan diberikan pada peserta didik, misalnya penentuan topik, prosedur tugas,
dan sebagainya.
didik agar mereka bisa mendapatkan sumber atau referensi yang sesuai untuk
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya peserta didik, Pada tahap ini, peserta
didik akan dibantu oleh guru dalam mempersiapkan hasil yang akan dilaporkan,
5) Melakukan analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah, Guru meminta peserta
didik untuk merefleksi dan mengevaluasi hasil yang diperoleh, baik dari sisi proses
maupun metode.
Adapun contoh problem based learning dalam pembelajaran bisa dilihat melalui sintak
berikut.
pencemaran air di daerah padat penduduk. Lalu, peserta didik mengamati gambar
2) Mengorganisasi peserta didik dalam belajar, Pada tahap ini, peserta didik harus
3) Memberikan bimbingan pada individu maupun kelompok, Peserta didik diberi lembar
kerja terkait data pencemaran air dari tahun ke tahun seiring dengan peningkatan
jumlah penduduk.
peserta didik dalam menganalisis hasil kerjanya tentang pengaruh kepadatan terhadap
1) Peserta didik dilatih untuk selalu berpikir kritis dan terampil dalam menyelesaikan
suatu permasalahan.
4) Jika jumlah peserta didik dalam satu kelas terlalu banyak, guru akan kesulitan
1. Pengertian Minat
Sederhananya, minat dapat diartikan sebagai ketertarikan seseorang pada sesuatu. Minat
ini mengarahkan seseorang untuk tetap fokus dan menggeluti suatu bidang tanpa rasa
keterpaksaan. Orang tersebut akan melakukan hal yang diminatinya dengan rasa senang
kemampuan yang ada untuk mengarahkan individu pada suatu kegiatan yang disukainya.
2. Jenis-jenis Minat
tertentu. Contoh, minat akuntansi, minat mekanik, minat keilmuan, dan minat
atletik.
memperoleh kepuasan. Jenis minat ini adalah minat yang dilakukan berdasarkan
hobi. Contoh, minat dalam bidang seni, kuliner, dunia hiburan, dan petualangan.
a. Bakat adalah potensi bawaan yang dimiliki oleh seseorang. Minat sendiri
b. Bakat tidak bisa dilihat hanya dari ketertarikan atau minat seseorang terhadap
tersebut. Orang yang berminat pada suatu bidang belum tentu juga berbakat dalam
bidang tersebut.
potensi dalam diri seseorang. Seseorang dengan bakat khusus tidak perlu
C. Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu proses atau upaya yang dilakukan oleh setiap individu
keterampilan, juga sikap dan nilai positif sebagai suatu pengalaman dari berbagai materi
Selain itu, definisi belajar juga dapat diartikan sebagai segala aktivitas psikis yang
kemudian dilakukan oleh setiap individu, sehingga tingkah lakunya berbeda antara
sebelum dan sesudah belajar. Perubahan tingkah laku ini dapat terjadi karena adanya
pengalaman baru, memiliki kepandaian atau ilmu setelah belajar, serta aktivitas berlatih.
Arti belajar sendiri adalah suatu proses perubahan kepribadian seseorang dimana
perubahaan ini terjadi dalam bentuk peningkatan kualitas perilaku, seperti diantaranya
pada peningkatan pengetahuan, keterampilan, daya pikir, pemahaman, sikap, serta dalam
memperoleh kepandaian atau ilmu. Selain itu, menurut KBBI juga belajar adalah berubah
a. Durasi atau Waktu, Ciri-ciri belajar yang pertama adalah adanya durasi atau waktu
dalam kegiatan belajar. Waktu dari belajar itu sendiri bisa dibilang tidak sebentar.
Dengan kata lain, membutuhkan proses agar bisa mengetahui hasil dari belajar.
b. Mengandung Interaksi Sosial, dengan adanya proses belajar, maka akan menciptakan
interaksi sosial. Hal ini bukan tanpa alasan karena ketika belajar pastinya seseorang
perubahan tingkah laku dari seseorang. Adapun perubahan tingkah laku ini bisa
seperti psikomotor, afektif, kognitif, dan sebagainya. Perubahan perilaku itu sendiri
3. Jenis-Jenis belajar
a. Belajar abstrak ialah proses belajar yang menggunakan cara-cara berpikir abstrak.
tak nyata. Dalam mempelajari hal-hal yang abstrak ini kemudian diperlukan peranan
akal yang kuat di samping penguasaan atas prinsip, konsep, serta generalisasi.
Adapun contoh belajar yang termasuk ke dalam jenis ini, antara lain belajar
matematika, kimia, kosmografi, astronomi serta sebagian materi bidang studi agama
seperti tauhid.
belajar jenis ini latihan-latihan intensif serta teratur amat diperlukan. Termasuk
kemasyarakatan.
logis serta rasional (sesuai dengan akal sehat). Tujuan dari jenis belajar ini ialah
konsep-konsep. Selain itu, jenis belajar ini juga sangat erat kaitannya dengan belajar
pemecahan masalah.
ataupun nilai suatu objek. Tujuannya adalah agar siswa memperoleh dan
menghargai secara tepat mengenai suatu nilai objek tertentu, misalnya saja pada
penyelidikan mendalam mengenai suatu objek pengetahuan tertentu. Studi ini juga
dapat diartikan sebagai sebuah program belajar terencana untuk dapat menguasai
4. Tujuan Belajar
a. Untuk Memperoleh Pengetahuan, Hasil dari kegiatan belajar ini dapat ditandai
pengetahuan baru, proses belajar juga akan membuat kemampuan berpikir menjadi
lebih baik.
setiap individu dengan melalui proses belajar. Penanaman konsep ini sangat
hal ini, keterampilan jasmani ialah suatu kemampuan individu dalam penampilan
dan gerakan yang dapat diamati. Keterampilan ini sendiri berhubungan dengan hal
c. Membentuk Sikap, Kegiatan belajar juga dapat membentuk sikap seseorang. Dalam
hal ini, pembentukan sikap mental para peserta didik akan sangat berhubungan
seseorang. Dalam proses menumbuhkan sikap mental, perilaku, serta pribadi anak
didik, seorang guru harus melakukan pendekatan yang bijak serta hati-hati. Guru
harus dapat menjadi contoh bagi anak didik dan memiliki kecakapan dalam
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Penelitian Tindakan Kelas berasal dari barat yang dikenal dengan istilah
adanya empat langkah (dan pengulangannya), yang disajikan dalam bangun dibawah ini
Subjek dalam penelitian ini adalah guru Pembelajaran PKn yang terdiri dari 1
guru dan peserta didik Kelas X MIPA 4 SMAN 11 Garut Kabupaten Garut, yang terdiri
dari 39 peserta didik. Sedangkan Objek dari penelitian ini adalah keseluruhan proses dan
C. Prosedur Penelitian
Ada beberapa model yang dapat diterapkan dalam penelitian tindakan kelas (PTK),
Tetapi yang paling dikenal yaitu kemudian oleh kemmis dan Mc Tangger. Adapun model
a. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini menggunakan dua Siklus yaitu Siklus I
b. Data yang diperoleh dari hasil tes kognitif siswa dibandingkan dengan kriteria
pelajaran 2022/2023 semester ganjil yakni 70, jika hasil tes siswa sama, atau lebih
dari nilai KKM maka siswa dinyatakan tuntas dan jika kurang dari nilai KKM
g. Interview interview ini ditunjukan peserta didik kelas X MIPA 4, serta Pendidik
tentang data yang dibutuhkan oleh peneliti tentang penerapan model Problem
model Problem Based Learning (PBL) kepada pendidik untuk melakukan proses
h. Metode Dokumentasi, metode ini digunakan untuk mendapat data tentang kondisi
berdirinya, keadaan peserta didik, keadaan guru, keadaan sarana dan prasarana
dan lain-lain.
D. Indikator Keberhasilan
Kriteria Keberhasilan siswa setiap aspek dalam setiap Siklus diuraikan sebagai berikut:
1) Aspek kognitif
a. Siklus I dikatakan berhasil apabila 50% siswa mencapai nilai sesuai dengan
KKM.
KKM..
a. Siklus I dikatakan berhasil apabila dari semua aspek yang di observasi salah satu
b. Siklus II dikatakan berhasil apabila dari semua aspek yang diobservasi dua aspek
3) Aspek Keterampilan
66 – 80 baik
56 – 65 cukup
41 – 55 kurang
0 - 40 gagal
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini menggunakan 2 Siklus yaitu Siklus I dan Siklus II. Kedua Siklus tersebut
pembelajaran Siklus I materi yang dibahas adalah Norma kesopanan yang dilaksanakan
pada tanggal 25 Juli 2022 dengan alokasi waktu (2x45) jam ke 1-2. Kemudian Siklus II
dilaksanakan pada tanggal 5 Agustus 2022 dengan alokasi waktu (2x40) jam ke 1-2 dengan
Seperti yang telah dipaparkan bahwa pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan
sebanyak 2 Siklus yang dilihat dari 3 aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotor serta hasil
angket siswa untuk mengukur minat belajar. Hasilnya adalah sebagai berikut:
1. Aspek kognitif
Siklus I dari 39 orang siswa yang tuntas sebanyak 20 orang atau 51,28 % sedangkan yang
tidak tuntas sebanyak 19 orang atau 48,71%. Siklus II yang tuntas sebanyak 26 orang
atau 66,50% sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 13 orang atau sebesar 33,33%, berarti
dari Siklus I ke Siklus II aspek kognitif mengalami kenaikan sebesar 15,22%. Untuk
lebih memperjelas adanya peningkatan Aspek Kognitif peserta didik pada siklus 1 dan 2
Penilaian sikap dilakukan dengan menggunakan jurnal dan daftar isian berupa angket,
hasilnya adalah sebagai berikut: Siklus I aspek suasana pertemuan saat pembelajaran
mencapai 63,89%, aspek topik yang dibahas mencapai 47,22% dan kegiatan yang diikuti
mencapai 45,83%. Sedangkan Siklus II suasana pertemuan mencapai 76,39%, topik yang
dibahas mencapai 70,83% dan kegiatannya diikuti mencapai 70.83%. Melihat perolehan
persentase setiap aspek dari Siklus I ke Siklus II setiap aspek mengalami kenaikan.
Sementara aspek afektif berupa jurnal dalam setiap Siklus mengalami penurunan sifat
negatif siswa dan berubah menjadi sifat yang bersifat positif. Untuk lebih memperjelas
adanya peningkatan Aspek Afektif peserta didik pada siklus 2 dapat dilihat tabel dan
kebenaran isi Siklus I mencapai 66.66% dan, Siklus II mencapai 93.33%. Kejelasan suara
peserta didik pada siklus 2 dapat dilihat tabel dan grafik dibawah ini :
Pada awal kegiatan pembelajaran siswa nampak kurang tertarik dengan tema yang
disampaikan, yaitu tentang Norma kesopanan yang ada di masyarakat minat sebagian siswa
baru terlihat ketika disajikan tayangan tentang video Youtube Norma kesopanan dengan link
kegiatan awal minat siswa sudah terlihat berubah, siswa seperti ingin mengulang kembali apa
yang telah dilakukan di Siklus I, saat dilakukan apersepsi dan disampaikan tujuan
pembelajaran mereka kelihatan sudah dapat menentukan langkah apa yang akan dilakukan.
Dimana siswa bukan hanya terlihat minatnya sejak awal pembelajaran tetapi nampaknya
sudah memahami apa yang harus dilakukan selama kegiatan proses pembelajaran. Model
model pembelajaran PBL berpengaruh terhadap minat belajar siswa kelas X MIPA 4 pada
materi Norma Kesopanan di SMAN 11 Garut. Sama halnya dengan penelitian yang
dilakukan oleh Muhson (2009) yang memperoleh hasil penelitian bahwa model pembelajaran
PBL dapat mempengaruhi minat belajar siswa. Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa hasil
belajar peserta didik, baik pada siklus pertama dan siklus kedua mengalami peningkatan.
Adanya peningkatan hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh adanya pengelolaan
Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan minat belajar peserta didik pada mata
pelajaran Pkn Kelas X MIPA 4 SMAN 11 Garut Kabupaten Garut Tahun Ajaran 2022/2023.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) yang diperoleh dari observasi,
wawancara, dokumentasi dan tes yang telah dipaparkan Bab IV, telah kita ketahui bahwa
Implementasi metode Pembelajaran Mind Mapping dapat Meningkatkan MInat Belajar Peserta
Didik kelas X MIPA 4 Pada Mata Pelajaran PKn di SMAN 11 Garut Kabupaten Garut dengan
peserta didik 39 yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Implementasi model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) dapat meningkatkan kemampuan akademik peserta didik secara optimal
pada mata pelajaran PKn Kelas X MIPA 4 di SMAN 11 Garut Kabupaten Garut. Pada materi
Norma-norma yang ada di indonesia, hal ini ditunjukkan melalui peningkatan pada beberapa
aspek, diantaranya: peningkatan dalam aspek kognitif, dibuktikan dengan adanya peningkatan
prosentase siswa yang mencapai KKM yaitu Siklus I dari 39 orang siswa yang tuntas sebanyak
20 orang atau 51,28 % sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 19 orang atau 48,71%. Siklus II
yang tuntas sebanyak 26 orang atau 66,50% sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 13 orang atau
sebesar 33,33%, berarti dari Siklus I ke Siklus II aspek kognitif mengalami kenaikan sebesar
15,22%.
Penilaian sikap dilakukan dengan menggunakan jurnal dan daftar isian berupa angket,
hasilnya adalah sebagai berikut: Siklus I aspek suasana pertemuan saat pembelajaran mencapai
63,89%, aspek topik yang dibahas mencapai 47,22% dan kegiatan yang diikuti mencapai
45,83%. Sedangkan Siklus II suasana pertemuan mencapai 76,39%, topik yang dibahas
mencapai 70,83% dan kegiatannya diikuti mencapai 70.83%. Melihat perolehan persentase
setiap aspek dari Siklus I ke Siklus II setiap aspek mengalami kenaikan. Sementara aspek afektif
Aspek psikomotor dinilai dari pelaksanaan presentasi hasil kerja kelompok, hasilnya
adalah sebagai berikut: kebenaran isi Siklus I mencapai 66.66% dan, Siklus II mencapai 93.33%.
Kejelasan suara Siklus I mencapai 53.33 % dan Siklus II mencapai 73.33%. Keruntutan
penyampaian Siklus I mencapai 53.33%, dan Siklus II mencapai 86.66%. Kemampuan dalam
menanggapi pertanyaan . Siklus I mencapai 60,00%, dan Siklus II mencapai 86.66%. Kerjasama
dalam menanggapi pertanyaan Siklus I mencapai 53.33% dan, Siklus II mencapai 80,00%.
1. Agustiany, R., Hardi, E., & Ilmiati, N. (2021). Perbedaan Hasil Belajar Kognitif Siswa melalui
Penggunaan Media Audio Visual dan Media Peta Konsep pada Materi Ekosistem. J-KIP
2. Al- Tabany , T. I. B. (2015). Mendesain model pembelajaran inovatif, progresif, dan kontekstual.
3. Asnita. (2019). Pengaruh model pembelajaran problem based learning dilengkapi media kartu
soal terhadap minat belajar siswa pada materi ikatan kimia di smk muhammadiyah cerenti. Jurnal
4. Lutfiana, F., & Irawati, H. (2019). pengaruh model pembelajaran pbl terhadap minat dan hasil
belajar level c1-c4 siswa kelas vii smpn 2 srumbung materi pencemaran lingkungan. Prosiding
5. Muhson, A. (2009). Peningkatan minat belajar dan pemahaman mahasiswa melalui penerapan
problem based learning. Jurnal Kependidikan Penelitian Inovasi Pembelajaran, 39 (2), 171-182.
Ar-Ruzz Media.
7. Slameto. (2015). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka cipta.