Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS


(PTK)

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING


TERHADAP MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK
KELAS X MIPA 4 DI SMAN 11 GARUT

Disusun Oleh:
DINI KURNIATI,SH,M.Pd
NIP. 198210152022212015
GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
SMAN 11 GARUT

Jl. Siliwangi No.2, Pakuwon, Kec. Garut Kota


Kabupaten Garut, Jawa Barat
2023
LEMBAR PENGESAHAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(PTK)

Judul

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING


TERHADAP MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK
KELAS X MIPA 4 DI SMAN 11 GARUT

Disusun Oleh:
DINI KURNIATI,SH,M.Pd
NIP. 198210152022212015
GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
SMAN 11 GARUT

Disahkan oleh :

Mengetahui:
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas limpahan rahmat dan

karunianya sehingga laporan penelitian ini dapat terselesaikan. Adapun judul laporan penelitian

ini adalah, Pengaruh Penggunaan Model Problem Based Learning terhadap Minat Belajar kepada

peserta didik kelas X pada SMAN 11 Garut.” Ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi

tingginya kami sampaikan kepada:

1. Ridwan Ruswanda selaku Kepala SMAN 11 Garut

2. Kalsan, S.Pd selaku Pengawas Sekolah

3. Bapak cahyo selaku dosen pembimbing.

4. Bapak deni selaku dosen pembimbing

5. Ibu Lili selaku dosen pembimbing.

6. Bapak Aden selaku guru pamong

7. Ibu irma selaku guru pamong.

8. Ibu maya selaku guru pamong.

9. Aa Wahyu selaku suamiku yang selalu mendukung saya untuk membuat Penelitian Tindakan

kelas

10. Semua pihak yang telah membantu sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik.
Kami menyadari bahwa laporan penelitian ini masih banyak kekurangannya, oleh karena

itu kami mengharapkan kritik dan sarannya sehingga laporan penelitian ini menjadi lebih

berkualitas. Akhir kata semoga laporan penelitian ini memberikan makna dan manfaat khususnya

dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.

Garut , Juli 2023

Penyusun

TTD

Dini Kurniati, SH, M.Pd


NIP. 198210152022212015
ABSTRAK

Penelitian ini adalah penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research.

Dimana objek yang diteliti hanya berpusat pada proses pembelajaran, adapun subjek penelitian

ini adalah 1 guru PPkn dan 39 peserta didik kelas X MIPA 5 SMAN 11 GARUT. Dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam dua siklus untuk empat kali pertemuan, dalam masing-masing

siklus dilakukan tes, evaluasi guna mengamati tingkat pemahaman peserta didik dan hasil belajar

yang dicapai.Adapun teknik pengumpulan datanya meliputi observasi, wawancara, dokumentasi

serta tes.

Hasil penelitian menunjukkan pada pertemuan pertama siklus I didapatkan peserta didik

masih lambat dan cenderung bertanya kepada guru ketika menemui kesulitan dalam membuat

Mind Mapping. Interaksi antara anggota sesama kelompoknya terjalin sangat kompak dibuktikan

dengan pembelajaran Pra tindakan siklus perta mencapai peningkatan hasil belajar 61% hanya 8

orang dari 39 peserta didik yang sudah mencapai KKM. Pada siklus II mengalami peningkatan

dibandingkan pada kegiatan pembelajaran sebelumnya. Pengelolaan waktu diskusi kelompok dan

presentasi cukup efektif, kerjasama yang terjalin antara anggota kelompok sudah tampak lebih

baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil belajar yang diperoleh pada siklus 2 mencapai 88%.

Berdasarkan hasil pertemuan pada siklus 1 dan siklus 2 maka dapat disimpulkan bahwa “

Strategi pembelajaran Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata

pembelajaran PKn kelas X MIPA 5 SMAN 11 Garut Kabupaten Garut”. Hal ini terbukti dengan

ketuntasan hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik pada siklus 1 yaitu sebanyak 61%

sedangkan pada siklus 2 jumlah peserta didik yang tuntas makin meningkat yaitu mencapai 88%.

Kata kunci: Prestasi Belajar, Pembelajaran inovatif, Mind Mapping.


DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan……………………………………………………………………………… i

Kata Pengantar …………………………………………………………………………………... ii

Abstrak ………………………………………………………………...………………..……… iii

Daftar Isi…...…………………………………………………………...………………..……… iv

BAB I ………………………………………………………………...………………..………. 1

A. Latar Belakang ……………………………………………………………...……………… 1

B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………...…………… 2

C. Tujuan Penelitian ……………………………………………………………...……………. 3

D. Manfaat Penelitian ……………………………………………………………...………….. 3

BAB II ……………………………………………………………...…………………………... 4

A. Model pembelajaran PBL ……………………………………………………………...…... 4

B. Minat ……………………………………………………………...………………………... 8

C. Belajar ……………………………………………………………...………………………. 9

Bab III …………………………………………………………………………………………. 10

A. Jenis Penelitian ……………………………………………………………...…………….. 11

B. Subjek Objek Penelitian……………………………………………………………...…… 12

C. Prosedur Penelitian……………………………………………………………...………… 14

D. Indikator Keberhasilan ……………………………………………………………...……. 15

Bab IV ……………………………………………………………...………………………… 17

A. Hasil Penelitian ……………………………………………………………...…………… 17

B. Pembahasan ……………………………………………………………...………………. 20

Bab V ……………………………………………………………...…………………………. 22
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan (PKn) adalah mata pelajaran

yang berhubungan erat moral dan etika dengan kehidupan sehari hari siswa, salah satu materi

yang dipelajari adalah tentang norma. Setelah siswa mempelajari konsep tersebut, siswa

diharapkan dapat memahami definisi dan macam-macam norma. Harapan tersebut belum dapat

terpenuhi oleh siswa di SMAN 11 Garut, terbukti masih banyak siswa khususnya kelas X MIPA

4, umumnya siswa di SMAN 11 GARUT yang masih belum memahami implementasi norma di

masyarakat dengan baik. Salah satu penyebabnya menurut pengamatan penulis adalah tidak

tertanamnya konsep yang dipelajari pada diri siswa. Untuk mengatasi hal tersebut, penulis

mencoba menerapkan model Problem Based Learning (PBL) dalam menyampaikan konsep

kondisi alam Indonesia. Sejalan dengan pendapat Agustiany, Hardi & Ilmiati (2021) yaitu untuk

mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran salah satunya yaitu dengan cara pemilihan

media pembelajaran yang tepat dan tentunya sesuai dengan konsep mata pelajaran yang akan

disampaikan oleh guru. Problem Based learning (PBL) adalah salah satu model pembelajaran

yang menggunakan masalah nyata yang tidak terstruktur dan bersifat terbuka sebagai konteks

atau sarana bagi siswa untuk mengembangkan cara berpikir kritis, mengembangkan keterampilan

dan menyelesaikan masalah serta membangun pengetahuan baru. Model pembelajaran PBL

memiliki karakteristik berfokus terhadap permasalahan, siswa dituntut untuk berkomunikasi

secara ilmiah, serta mendorong kemampuan memecahkan masalah siswa secara berkelompok

(Shoimin, 2014). Dalam proses pembelajaran yang menggunakan model Problem Based

2023 PTK PKn _Dini Kurniati, SH, M.Pd 1


Learning siswa secara individual maupun kelompok menyelesaikan masalah nyata dengan

menggunakan strategi atau pengetahuan yang telah dimiliki, proses tersebut memungkinkan

siswa berlatih mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan menyelesaikan

masalah serta membangun konsep, pengetahuan serta strategi tertentu yang menekankan siswa

untuk secara aktif membangun pengetahuannya sendiri bukan menerimanya dalam bentuk jadi

dari guru.

Dengan menggunakan model Problem Based Learning minat siswa untuk mempelajari

suatu konsep akan lebih meningkat, minat tersebut akan mempengaruhi hasil belajar siswa, sebab

siswa akan mudah mengingat apa yang dipelajarinya. Minat belajar adalah suatu rasa lebih suka

serta rasa ketertarikan kepada suatu hal atau aktivitas tertentu, tanpa ada yang menyuruh atau

paksaan (Slameto, 2015). Mengingat materi kondisi alam Indonesia merupakan salah satu materi

yang dekat dengan kehidupan siswa dan perlu aplikasi atau penerapan dalam kehidupan sehari-

hari, maka model problem based learning ( PBL ) sangat cocok untuk dijadikan solusi dalam

menyampaikan konsep tersebut sehingga minat belajar siswa akan meningkat. Sesuai dengan

hasil penelitian dari Asnita (2019) yang hasil penelitiannya menunjukkan ada pengaruh model

pembelajaran Problem Based Learning dilengkapi kartu soal terhadap minat belajar siswa materi.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk

mengetahui pengaruh penggunaan model Problem Based Learning (PBL) terhadap

meningkatkan minat belajar siswa kelas X MIPA 4 SMAN 11 GARUT pada materi Norma yang

ada di indonesia.

B. Rumusan Masalah

Selanjutnya berdasarkan latar belakang masalah maka penulis merumuskan masalah penelitian

ini sebagai berikut: “Apakah penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan

2023 PTK PKn _Dini Kurniati, SH, M.Pd 2


minat belajar peserta didik pada mata pelajaran PKn kelas X MIPA 4 SMAN 11 Garut

Kecamatan Garut Kabupaten Garut tahun ajaran 2022/2023.

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam penelitian

adalah ingin mengetahui penerapan model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan

Minat belajar mata pelajaran PKn kelas X MIPA 4 SMAN 11 Garut Kecamatan Garut

Kabupaten Garut tahun ajaran 2022/2023.

D. Mamfaat Penelitian

Penelitian yang akan penulis lakukan ini memiliki maksud dan tujuan baik secara luas maupun

secara spesifik yang terkait dengan penerapan model Problem Based Learning (PBL) dalam

meningkatkan minat belajar mata pelajaran PKn kelas X MIPA 4 SMAN 11 Garut.

2023 PTK PKn _Dini Kurniati, SH, M.Pd 3


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Problem based learning (PBL)

1. Definisi Model Problem based learning (PBL)

Problem based learning (PBL) adalah model pembelajaran yang melibatkan

keaktifan peserta didik untuk selalu berpikir kritis dan selalu terampil dalam

menyelesaikan suatu permasalahan. Alur kerja peserta didik bergantung pada seberapa

kompleks permasalahan yang diberikan. Dimana tingkat keberhasilan metode ini

bergantung pada keaktifan peserta didiknya, Semakin aktif peserta didik memanfaatkan

keterampilan berpikirnya, semakin besar peluang masalah untuk diselesaikan.

Beberapa pengertian problem based learning menurut para ahli adalah sebagai berikut:

1) Menurut Duch, yaitu model pembelajaran yang menantang siswa untuk “belajar

bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari

permasalahan dunia nyata.

2) Menurut Arends, yaitu suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa dihadapkan

pada masalah autentik (nyata) sehingga diharapkan mereka dapat menyusun

pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan tingkat tinggi dan

inkuiri, memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan dirinya.

3) Menurut Gd. Gunantara, yaitu suatu pendekatan pembelajaran dengan membuat

konfrontasi kepada pembelajar dengan masalah-masalah praktis atau pembelajaran

yang dimulai dengan pemberian masalah dan memiliki konteks dengan dunia nyata.

2023 PTK PKn _Dini Kurniati, SH, M.Pd 4


4) Menurut Shoimin, yaitu menciptakan suasana belajar yang mengarah terhadap

permasalahan sehari-hari.

5) Menurut Glazer, yaitu suatu strategi pengajaran di mana siswa secara aktif

dihadapkan pada masalah kompleks dalam situasi yang nyata.

2. Tujuan PBL

Setiap model pembelajaran pasti memiliki tujuan utama yang akan dicapai, begitu juga

dengan problem based learning. Untuk tujuan model pembelajaran ini adalah sebagai

berikut.

a. Meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik.

b. Melatih peserta didik dalam menyelesaikan suatu permasalahan secara sistematis.

c. Membantu peserta didik dalam memahami peran orang dewasa di kehidupan nyata.

d. Mendorong peserta didik untuk menjadi individu yang mandiri dan bertanggung

jawab.

3. Sintak- Sintak PBL

Sintak merupakan tahapan yang harus dilalui pada suatu model pembelajaran. Adapun

sintak model pembelajarannya adalah sebagai berikut.

1) Menjelaskan orientasi permasalahan pada peserta didik, Pada tahap ini guru akan

memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran serta proses agar peserta didik

termotivasi untuk belajar.

2) Mengorganisasi peserta didik dalam belajar. Pada tahap ini, guru mengorganisir tugas

yang akan diberikan pada peserta didik, misalnya penentuan topik, prosedur tugas,

dan sebagainya.

2023 PTK PKn _Dini Kurniati, SH, M.Pd 5


3) Memberikan bimbingan pada individu maupun kelompok. Guru membimbing peserta

didik agar mereka bisa mendapatkan sumber atau referensi yang sesuai untuk

permasalahan yang ditugaskan.

4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya peserta didik, Pada tahap ini, peserta

didik akan dibantu oleh guru dalam mempersiapkan hasil yang akan dilaporkan,

misalnya laporan, dokumentasi, rekaman, serta teori pendukung lainnya.

5) Melakukan analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah, Guru meminta peserta

didik untuk merefleksi dan mengevaluasi hasil yang diperoleh, baik dari sisi proses

maupun metode.

Adapun contoh problem based learning dalam pembelajaran bisa dilihat melalui sintak

berikut.

1) Menjelaskan orientasi permasalahan pada peserta didik, Guru menunjukkan gambar

pencemaran air di daerah padat penduduk. Lalu, peserta didik mengamati gambar

tersebut dan diminta menyampaikan tanggapannya. Terakhir, peserta didik diminta

membuat pertanyaan terkait gambar pencemaran, misalnya “Bagaimana pengaruh

kepadatan penduduk terhadap pencemaran air?”

2) Mengorganisasi peserta didik dalam belajar, Pada tahap ini, peserta didik harus

mencari sumber/referensi terkait pengaruh kepadatan penduduk terhadap kualitas air

bersih atau pencemaran.

3) Memberikan bimbingan pada individu maupun kelompok, Peserta didik diberi lembar

kerja terkait data pencemaran air dari tahun ke tahun seiring dengan peningkatan

jumlah penduduk.

2023 PTK PKn _Dini Kurniati, SH, M.Pd 6


4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya peserta didik, Peserta didik membuat

catatan hasil penyelidikannya terhadap pertanyaan yang diajukan. Lalu, catatan

tersebut diolah hingga berbentuk laporan.

5) Melakukan analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah, Guru membimbing

peserta didik dalam menganalisis hasil kerjanya tentang pengaruh kepadatan terhadap

pencemaran air. Lalu, hasil tersebut dipresentasikan dan dievaluasi.

4. Kelebihan problem based learning

1) Peserta didik dilatih untuk selalu berpikir kritis dan terampil dalam menyelesaikan

suatu permasalahan.

2) Bisa memicu peningkatan aktivitas peserta didik di kelas.

3) Peserta didik terbiasa untuk belajar dari sumber yang relevan.

4) Kegiatan pembelajaran berjalan lebih kondusif dan efektif karena peserta

didiknya dituntut untuk aktif.

5. Kelemahan problem based learning.

1) Tidak semua materi pembelajaran bisa menerapkan model ini.

2) Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan materi pembelajaran lebih lama.

3) Bagi peserta didik yang belum terbiasa menganalisis suatu permasalahan,

biasanya enggan untuk mengerjakannya.

4) Jika jumlah peserta didik dalam satu kelas terlalu banyak, guru akan kesulitan

untuk mengkondisikan penugasan.

2023 PTK PKn _Dini Kurniati, SH, M.Pd 7


B. MInat

1. Pengertian Minat

Sederhananya, minat dapat diartikan sebagai ketertarikan seseorang pada sesuatu. Minat

ini mengarahkan seseorang untuk tetap fokus dan menggeluti suatu bidang tanpa rasa

keterpaksaan. Orang tersebut akan melakukan hal yang diminatinya dengan rasa senang

dan puas. Minat juga merupakan pengembangan dalam mencampurkan seluruh

kemampuan yang ada untuk mengarahkan individu pada suatu kegiatan yang disukainya.

2. Jenis-jenis Minat

a. Minat Vokasional: Minat yang berhubungan dengan bidang-bidang pekerjaan

tertentu. Contoh, minat akuntansi, minat mekanik, minat keilmuan, dan minat

atletik.

b. Minat Avokasional: Minat yang berhubungan dengan suatu kegiatan untuk

memperoleh kepuasan. Jenis minat ini adalah minat yang dilakukan berdasarkan

hobi. Contoh, minat dalam bidang seni, kuliner, dunia hiburan, dan petualangan.

3. Perbedaan Minat dan bakat

a. Bakat adalah potensi bawaan yang dimiliki oleh seseorang. Minat sendiri

merupakan ketertarikan seseorang terhadap suatu bidang atau aktivitas.

b. Bakat tidak bisa dilihat hanya dari ketertarikan atau minat seseorang terhadap

sesuatu saja. Melainkan dilihat dari kemampuannya dalam melakukan hal

tersebut. Orang yang berminat pada suatu bidang belum tentu juga berbakat dalam

bidang tersebut.

c. Bakat tidak memerlukan stimulus atau rangsangan tertentu lantaran merupakan

potensi dalam diri seseorang. Seseorang dengan bakat khusus tidak perlu

2023 PTK PKn _Dini Kurniati, SH, M.Pd 8


mempelajarinya secara intens, namun kamu tetap perlu mengasah dan

mengembangkannya. Sementara itu, minat membutuhkan stimulus yang kuat agar

bisa mencapai hasil terbaik.

C. Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan suatu proses atau upaya yang dilakukan oleh setiap individu

untuk mendapatkan perubahan tingkah laku, baik dalam bentuk pengetahuan,

keterampilan, juga sikap dan nilai positif sebagai suatu pengalaman dari berbagai materi

yang telah dipelajari.

Selain itu, definisi belajar juga dapat diartikan sebagai segala aktivitas psikis yang

kemudian dilakukan oleh setiap individu, sehingga tingkah lakunya berbeda antara

sebelum dan sesudah belajar. Perubahan tingkah laku ini dapat terjadi karena adanya

pengalaman baru, memiliki kepandaian atau ilmu setelah belajar, serta aktivitas berlatih.

Arti belajar sendiri adalah suatu proses perubahan kepribadian seseorang dimana

perubahaan ini terjadi dalam bentuk peningkatan kualitas perilaku, seperti diantaranya

pada peningkatan pengetahuan, keterampilan, daya pikir, pemahaman, sikap, serta dalam

berbagai kemampuan lainnya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), belajar adalah berusaha

memperoleh kepandaian atau ilmu. Selain itu, menurut KBBI juga belajar adalah berubah

tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.

2023 PTK PKn _Dini Kurniati, SH, M.Pd 9


2. Ciri-Ciri Belajar

a. Durasi atau Waktu, Ciri-ciri belajar yang pertama adalah adanya durasi atau waktu

dalam kegiatan belajar. Waktu dari belajar itu sendiri bisa dibilang tidak sebentar.

Dengan kata lain, membutuhkan proses agar bisa mengetahui hasil dari belajar.

b. Mengandung Interaksi Sosial, dengan adanya proses belajar, maka akan menciptakan

interaksi sosial. Hal ini bukan tanpa alasan karena ketika belajar pastinya seseorang

tidak melakukannya sendiri.

c. Adanya Perubahan Tingkah Laku, Ciri-ciri belajar berikutnya adanya adanya

perubahan tingkah laku dari seseorang. Adapun perubahan tingkah laku ini bisa

seperti psikomotor, afektif, kognitif, dan sebagainya. Perubahan perilaku itu sendiri

ada yang bersifat permanen dan ada yang sementara.

3. Jenis-Jenis belajar

a. Belajar abstrak ialah proses belajar yang menggunakan cara-cara berpikir abstrak.

Tujuannya ialah memperoleh pemahaman serta pemecahan masalah-masalah yang

tak nyata. Dalam mempelajari hal-hal yang abstrak ini kemudian diperlukan peranan

akal yang kuat di samping penguasaan atas prinsip, konsep, serta generalisasi.

Adapun contoh belajar yang termasuk ke dalam jenis ini, antara lain belajar

matematika, kimia, kosmografi, astronomi serta sebagian materi bidang studi agama

seperti tauhid.

b. Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakan-gerakan motorik

yaitu yang berhubungan dengan urat-urat saraf serta otot-otot (neuromuscular).

Tujuannya adalah memperoleh dan menguasai keterampilan jasmani tertentu. Dalam

belajar jenis ini latihan-latihan intensif serta teratur amat diperlukan. Termasuk

2023 PTK PKn _Dini Kurniati, SH, M.Pd 10


belajar jenis ini kemudian misalnya belajar olahraga, belajar musik, belajar menari,

belajar melukis, memperbaiki benda-benda elektronik, serta sebagian materi

pelajaran agama seperti ibadah shalat serta haji.

c. Belajar Sosial, Belajar sosial pada dasarnya ialah belajar memahami

masalah-masalah serta teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut. Tujuan

dari belajar sosial adalah menguasai pemahaman serta kecakapan dalam

memecahkan masalah-masalah sosial seperti diantaranya masalah keluarga, masalah

persahabatan, kelompok, serta berbagai masalah-masalah lain yang bersifat

kemasyarakatan.

d. Belajar rasional adalah belajar dengan menggunakan kemampuan berpikir secara

logis serta rasional (sesuai dengan akal sehat). Tujuan dari jenis belajar ini ialah

memperoleh aneka ragam kecakapan dengan menggunakan prinsip-prinsip serta

konsep-konsep. Selain itu, jenis belajar ini juga sangat erat kaitannya dengan belajar

pemecahan masalah.

e. Belajar kebiasaan merupakan suatu proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru

atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada sebelumnya. Belajar kebiasaan,

selain menggunakan perintah, suri tauladan, serta pengalaman khusus, juga

menggunakan hukuman serta ganjaran.

f. Belajar apresiasi ialah proses belajar mempertimbangkan (judgement) arti penting

ataupun nilai suatu objek. Tujuannya adalah agar siswa memperoleh dan

mengembangkan kecakapan ranah rasa (affective skill), yaitu kemampuan dalam

menghargai secara tepat mengenai suatu nilai objek tertentu, misalnya saja pada

apresiasi sastra, musik, dan lain sebagainya.

2023 PTK PKn _Dini Kurniati, SH, M.Pd 11


g. Belajar pengetahuan (studi) adalah proses belajar dengan cara melakukan

penyelidikan mendalam mengenai suatu objek pengetahuan tertentu. Studi ini juga

dapat diartikan sebagai sebuah program belajar terencana untuk dapat menguasai

materi pelajaran dengan cara melibatkan kegiatan investigasi serta eksperimen.

4. Tujuan Belajar

a. Untuk Memperoleh Pengetahuan, Hasil dari kegiatan belajar ini dapat ditandai

dengan meningkatnya kemampuan berpikir seseorang. Jadi, selain kamu memiliki

pengetahuan baru, proses belajar juga akan membuat kemampuan berpikir menjadi

lebih baik.

b. Menanamkan Konsep dan Keterampilan, Menanamkan keterampilan yang dimiliki

setiap individu dengan melalui proses belajar. Penanaman konsep ini sangat

membutuhkan keterampilan, baik itu keterampilan jasmani ataupun rohani. Dalam

hal ini, keterampilan jasmani ialah suatu kemampuan individu dalam penampilan

dan gerakan yang dapat diamati. Keterampilan ini sendiri berhubungan dengan hal

teknis ataupun pengulangan.

c. Membentuk Sikap, Kegiatan belajar juga dapat membentuk sikap seseorang. Dalam

hal ini, pembentukan sikap mental para peserta didik akan sangat berhubungan

dengan penanaman nilai-nilai sehingga menumbuhkan kesadaran di dalam diri

seseorang. Dalam proses menumbuhkan sikap mental, perilaku, serta pribadi anak

didik, seorang guru harus melakukan pendekatan yang bijak serta hati-hati. Guru

harus dapat menjadi contoh bagi anak didik dan memiliki kecakapan dalam

memberikan motivasi serta mengarahkan berpikir.

2023 PTK PKn _Dini Kurniati, SH, M.Pd 12


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas

(PTK). Penelitian Tindakan Kelas berasal dari barat yang dikenal dengan istilah

Classroom Action Research (CAR). Adapun model PTK dimaksud menggambarkan

adanya empat langkah (dan pengulangannya), yang disajikan dalam bangun dibawah ini

(Suharsimi Arikunto, 2010:137).

2023 PTK PKn _Dini Kurniati, SH, M.Pd 13


B. Subjek Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah guru Pembelajaran PKn yang terdiri dari 1

guru dan peserta didik Kelas X MIPA 4 SMAN 11 Garut Kabupaten Garut, yang terdiri

dari 39 peserta didik. Sedangkan Objek dari penelitian ini adalah keseluruhan proses dan

hasil pembelajaran Pembelajaran PKn di Kelas X MIPA 4 SMAN 11 Garut Kabupaten

Garut. dengan Implementasi Model Problem Based Learning (PBL)..

C. Prosedur Penelitian

Ada beberapa model yang dapat diterapkan dalam penelitian tindakan kelas (PTK),

Tetapi yang paling dikenal yaitu kemudian oleh kemmis dan Mc Tangger. Adapun model

PTK dimaksud menggambarkan adanya empat langkah (dan pengulangannya), yang

disajikan dalam bangun dibawah ini :

1. Teknik Analisis Data

Adapun Teknik analisis data adalah sebagai berikut:

a. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini menggunakan dua Siklus yaitu Siklus I

dan Siklus II.

b. Data yang diperoleh dari hasil tes kognitif siswa dibandingkan dengan kriteria

ketuntasan minimal yang sudah ditetapkan di SMAN 11 Garut untuk tahun

pelajaran 2022/2023 semester ganjil yakni 70, jika hasil tes siswa sama, atau lebih

dari nilai KKM maka siswa dinyatakan tuntas dan jika kurang dari nilai KKM

maka dinyatakan tidak tuntas.

c. Jumlah siswa yang dinyatakan tuntas diprosentasekan, persentasenya

dibandingkan dengan kriteria keberhasilan setiap Siklus yang sudah ditentukan

dalam penelitian tindakan kelas ini.

2023 PTK PKn _Dini Kurniati, SH, M.Pd 14


d. Aspek sikap (Afektif) diobservasi menggunakan jurnal

e. Aspek keterampilan (psikomotor) diobservasi menggunakan rubrik penilaian

psikomotor hasilnya diprosentasekan, diharapkan dari setiap aspek, siswa

mencapai kriteria keberhasilan baik.

f. Mengukur minat peserta didik dengan menggunakan angket

g. Interview interview ini ditunjukan peserta didik kelas X MIPA 4, serta Pendidik

mata pelajaran PKn di SMAN 11 Garut, yang dapat memberikan informasi

tentang data yang dibutuhkan oleh peneliti tentang penerapan model Problem

Based Learning (PBL) dalam pembelajaran PKn. Adapun hasil wawancara

peneliti terhadap pendidik hasilnya sebagai berikut, setelah peneliti menjelaskan

langkah-langkah yang dilakukan dalam proses pembelajaran dengan menerapkan

model Problem Based Learning (PBL) kepada pendidik untuk melakukan proses

pembelajaran dengan menerapkan model Problem Based Learning (PBL).

h. Metode Dokumentasi, metode ini digunakan untuk mendapat data tentang kondisi

yang objektif di SMAN 11 Garut Kecamatan Garut kota seperti sejarah

berdirinya, keadaan peserta didik, keadaan guru, keadaan sarana dan prasarana

dan lain-lain.

D. Indikator Keberhasilan

Kriteria Keberhasilan siswa setiap aspek dalam setiap Siklus diuraikan sebagai berikut:

1) Aspek kognitif

a. Siklus I dikatakan berhasil apabila 50% siswa mencapai nilai sesuai dengan

KKM.

2023 PTK PKn _Dini Kurniati, SH, M.Pd 15


b. Siklus II dikatakan berhasil apabila 70% siswa mencapai nilai sesuai dengan

KKM..

2) Aspek afektif (sikap)

a. Siklus I dikatakan berhasil apabila dari semua aspek yang di observasi salah satu

aspek mencapai kriteria baik.

b. Siklus II dikatakan berhasil apabila dari semua aspek yang diobservasi dua aspek

mencapai kriteria baik.

3) Aspek Keterampilan

a. Siklus I dikatakan berhasil apabila dari semua aspek keterampilan yang

diobservasi dua aspek mencapai kriteria baik.

b. Siklus II dikatakan berhasil apabila dari semua aspek keterampilan yang

diobservasi tiga aspek mencapai kriteria baik

Dengan kriteria keberhasilan sebagai berikut:

81 – 100 baik sekali

66 – 80 baik

56 – 65 cukup

41 – 55 kurang

0 - 40 gagal

2023 PTK PKn _Dini Kurniati, SH, M.Pd 16


BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini menggunakan 2 Siklus yaitu Siklus I dan Siklus II. Kedua Siklus tersebut

terdiri dari Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan Refleksi. Pada kegiatan

pembelajaran Siklus I materi yang dibahas adalah Norma kesopanan yang dilaksanakan

pada tanggal 25 Juli 2022 dengan alokasi waktu (2x45) jam ke 1-2. Kemudian Siklus II

dilaksanakan pada tanggal 5 Agustus 2022 dengan alokasi waktu (2x40) jam ke 1-2 dengan

materi Norma hukum di Indonesia.

Seperti yang telah dipaparkan bahwa pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan

sebanyak 2 Siklus yang dilihat dari 3 aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotor serta hasil

angket siswa untuk mengukur minat belajar. Hasilnya adalah sebagai berikut:

1. Aspek kognitif

Siklus I dari 39 orang siswa yang tuntas sebanyak 20 orang atau 51,28 % sedangkan yang

tidak tuntas sebanyak 19 orang atau 48,71%. Siklus II yang tuntas sebanyak 26 orang

atau 66,50% sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 13 orang atau sebesar 33,33%, berarti

dari Siklus I ke Siklus II aspek kognitif mengalami kenaikan sebesar 15,22%. Untuk

lebih memperjelas adanya peningkatan Aspek Kognitif peserta didik pada siklus 1 dan 2

dapat dilihat tabel dan grafik dibawah ini :

2023 PTK PKn _Dini Kurniati, SH, M.Pd 17


2. Aspek apektif

Penilaian sikap dilakukan dengan menggunakan jurnal dan daftar isian berupa angket,

hasilnya adalah sebagai berikut: Siklus I aspek suasana pertemuan saat pembelajaran

mencapai 63,89%, aspek topik yang dibahas mencapai 47,22% dan kegiatan yang diikuti

mencapai 45,83%. Sedangkan Siklus II suasana pertemuan mencapai 76,39%, topik yang

dibahas mencapai 70,83% dan kegiatannya diikuti mencapai 70.83%. Melihat perolehan

persentase setiap aspek dari Siklus I ke Siklus II setiap aspek mengalami kenaikan.

Sementara aspek afektif berupa jurnal dalam setiap Siklus mengalami penurunan sifat

negatif siswa dan berubah menjadi sifat yang bersifat positif. Untuk lebih memperjelas

adanya peningkatan Aspek Afektif peserta didik pada siklus 2 dapat dilihat tabel dan

grafik dibawah ini :

2023 PTK PKn _Dini Kurniati, SH, M.Pd 18


3. Aspek psikomotor

Aspek psikomotor dinilai dari pelaksanaan presentasi hasil kerja kelompok,

hasilnya adalah sebagai berikut:

kebenaran isi Siklus I mencapai 66.66% dan, Siklus II mencapai 93.33%. Kejelasan suara

Siklus I mencapai 53.33 % dan Siklus II mencapai 73.33%. Keruntutan penyampaian

Siklus I mencapai 53.33%, dan Siklus II mencapai 86.66%. Kemampuan dalam

menanggapi pertanyaan . Siklus I mencapai 60,00%, dan Siklus II mencapai 86.66%.

Kerjasama dalam menanggapi pertanyaan Siklus I mencapai 53.33% dan, Siklus II

mencapai 80,00%. Untuk lebih memperjelas adanya peningkatan Aspek Psikomotor

peserta didik pada siklus 2 dapat dilihat tabel dan grafik dibawah ini :

2023 PTK PKn _Dini Kurniati, SH, M.Pd 19


B. Pembahasan

Pada awal kegiatan pembelajaran siswa nampak kurang tertarik dengan tema yang

disampaikan, yaitu tentang Norma kesopanan yang ada di masyarakat minat sebagian siswa

baru terlihat ketika disajikan tayangan tentang video Youtube Norma kesopanan dengan link

youtube : Norma Kesopanan ( https://youtu.be/7iMaL-1CZPM).Di Siklus II di saat

kegiatan awal minat siswa sudah terlihat berubah, siswa seperti ingin mengulang kembali apa

yang telah dilakukan di Siklus I, saat dilakukan apersepsi dan disampaikan tujuan

pembelajaran mereka kelihatan sudah dapat menentukan langkah apa yang akan dilakukan.

Dimana siswa bukan hanya terlihat minatnya sejak awal pembelajaran tetapi nampaknya

sudah memahami apa yang harus dilakukan selama kegiatan proses pembelajaran. Model

pembelajaran PBL dapat meningkatkan motivasi dan ketertarikan siswa terhadap

pembelajaran karena siswa dapat merasakan manfaat menyelesaikan permasalahan dan

mengaitkannya dengan kehidupan nyata (Al-Tabany, 2015).

2023 PTK PKn _Dini Kurniati, SH, M.Pd 20


Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Luftiana & Irawati (2019) yaitu

model pembelajaran PBL berpengaruh terhadap minat belajar siswa kelas X MIPA 4 pada

materi Norma Kesopanan di SMAN 11 Garut. Sama halnya dengan penelitian yang

dilakukan oleh Muhson (2009) yang memperoleh hasil penelitian bahwa model pembelajaran

PBL dapat mempengaruhi minat belajar siswa. Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa hasil

belajar peserta didik, baik pada siklus pertama dan siklus kedua mengalami peningkatan.

Adanya peningkatan hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh adanya pengelolaan

pembelajaran yang semakin baik.

Maka peneliti menyimpulkan bahwa setelah diimplementasikan model Pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan minat belajar peserta didik pada mata

pelajaran Pkn Kelas X MIPA 4 SMAN 11 Garut Kabupaten Garut Tahun Ajaran 2022/2023.

2023 PTK PKn _Dini Kurniati, SH, M.Pd 21


BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) yang diperoleh dari observasi,

wawancara, dokumentasi dan tes yang telah dipaparkan Bab IV, telah kita ketahui bahwa

Implementasi metode Pembelajaran Mind Mapping dapat Meningkatkan MInat Belajar Peserta

Didik kelas X MIPA 4 Pada Mata Pelajaran PKn di SMAN 11 Garut Kabupaten Garut dengan

peserta didik 39 yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Implementasi model pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) dapat meningkatkan kemampuan akademik peserta didik secara optimal

pada mata pelajaran PKn Kelas X MIPA 4 di SMAN 11 Garut Kabupaten Garut. Pada materi

Norma-norma yang ada di indonesia, hal ini ditunjukkan melalui peningkatan pada beberapa

aspek, diantaranya: peningkatan dalam aspek kognitif, dibuktikan dengan adanya peningkatan

prosentase siswa yang mencapai KKM yaitu Siklus I dari 39 orang siswa yang tuntas sebanyak

20 orang atau 51,28 % sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 19 orang atau 48,71%. Siklus II

yang tuntas sebanyak 26 orang atau 66,50% sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 13 orang atau

sebesar 33,33%, berarti dari Siklus I ke Siklus II aspek kognitif mengalami kenaikan sebesar

15,22%.

Penilaian sikap dilakukan dengan menggunakan jurnal dan daftar isian berupa angket,

hasilnya adalah sebagai berikut: Siklus I aspek suasana pertemuan saat pembelajaran mencapai

63,89%, aspek topik yang dibahas mencapai 47,22% dan kegiatan yang diikuti mencapai

45,83%. Sedangkan Siklus II suasana pertemuan mencapai 76,39%, topik yang dibahas

mencapai 70,83% dan kegiatannya diikuti mencapai 70.83%. Melihat perolehan persentase

setiap aspek dari Siklus I ke Siklus II setiap aspek mengalami kenaikan. Sementara aspek afektif

2023 PTK PKn _Dini Kurniati, SH, M.Pd 22


berupa jurnal dalam setiap Siklus mengalami penurunan sifat negatif siswa dan berubah menjadi

sifat yang bersifat positif.

Aspek psikomotor dinilai dari pelaksanaan presentasi hasil kerja kelompok, hasilnya

adalah sebagai berikut: kebenaran isi Siklus I mencapai 66.66% dan, Siklus II mencapai 93.33%.

Kejelasan suara Siklus I mencapai 53.33 % dan Siklus II mencapai 73.33%. Keruntutan

penyampaian Siklus I mencapai 53.33%, dan Siklus II mencapai 86.66%. Kemampuan dalam

menanggapi pertanyaan . Siklus I mencapai 60,00%, dan Siklus II mencapai 86.66%. Kerjasama

dalam menanggapi pertanyaan Siklus I mencapai 53.33% dan, Siklus II mencapai 80,00%.

2023 PTK PKn _Dini Kurniati, SH, M.Pd 23


DAFTAR PUSTAKA

1. Agustiany, R., Hardi, E., & Ilmiati, N. (2021). Perbedaan Hasil Belajar Kognitif Siswa melalui

Penggunaan Media Audio Visual dan Media Peta Konsep pada Materi Ekosistem. J-KIP

(Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan), 2 (1), 15-20

2. Al- Tabany , T. I. B. (2015). Mendesain model pembelajaran inovatif, progresif, dan kontekstual.

Jakarta: Prenada Media.

3. Asnita. (2019). Pengaruh model pembelajaran problem based learning dilengkapi media kartu

soal terhadap minat belajar siswa pada materi ikatan kimia di smk muhammadiyah cerenti. Jurnal

Online Mahasiswa FTK UNIKS, 1 (1), 61-65.

4. Lutfiana, F., & Irawati, H. (2019). pengaruh model pembelajaran pbl terhadap minat dan hasil

belajar level c1-c4 siswa kelas vii smpn 2 srumbung materi pencemaran lingkungan. Prosiding

Symbion (Symposium on Biology Education). Universitas Ahmad Dahlan.

5. Muhson, A. (2009). Peningkatan minat belajar dan pemahaman mahasiswa melalui penerapan

problem based learning. Jurnal Kependidikan Penelitian Inovasi Pembelajaran, 39 (2), 171-182.

6. Shoimin, A. (2014). 68 model pembelajaran inovatif dalam kurikulum 2013. Yogyakarta:

Ar-Ruzz Media.

7. Slameto. (2015). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka cipta.

2023 PTK PKn _Dini Kurniati, SH, M.Pd 24

Anda mungkin juga menyukai