Anda di halaman 1dari 7

TOPIK 3 : BERDAMAI DENGAN DIRI DURASI: 60 MENIT

“DAMAI DIMULAI DARI DIRI”

PESAN KUNCI :
“ Kesuksesan yang terbesar adalah keberhasilan menerima
diri dan berdamai dengan diri sendiri”

Perangkat Pembelajaran:

● Slide deck: Topik 3 Berdamai dengan Diri


● Video Ragam Identitas https://www.youtube.com/watch?v=Il_50V5937s
● Video Cara Menjadi Diri Sendiri https://www.youtube.com/watch?
v=QWjFk6YON40
● Musik Terapi Welas Asih
● Metaplan
● Stick keynote
● Kertas HVS
● Spidol
● selotip kertas

Panduan Fasilitator :

1. CAPAIAN PEMBELAJARAN (1 menit ) :


Pada topik 3 ini diharapkan bapak dan ibu mampu:

1. Memahami konsep tentang ragam identitas.


2. Mampu memberikan contoh sikap welas asih pada diri sendiri

2. MULAI DARI DIRI (5 menit ) :


● Fasilitator memulai kelas dengan personal story/gambar pemantik
● Fasilitator membuka dengan pertanyaan pemantik (membaca di layar dan boleh
improvisasi, yang penting tidak melebihi 5 menit)

Penyampaian oleh fasilitator :


Saya ingin berbagi cerita kepada bapa dan ibu ..(cerita pengalaman hidup diri
sendiri/orang lain).
● Mari kita mulai dari diri dengan pertanyaan berikut:
1. Pernahkah sepanjang hidup bapa dan ibu, merasa malu, tidak percaya diri
dengan identitas diri, sehingga perlu menyembunyikan identitas tersebut dari
orang lain? Mengapa muncul perasaan tersebut, dan mengapa identitas tersebut
perlu disembunyikan?

2. Apakah saat ini bapa dan ibu merasa percaya diri untuk menampilkan diri
secara utuh, tanpa ada perasaan malu atau diperlakukan tidak baik karena
identitas diri anda?

3. AKTIVITAS (10 Menit) :


Fasilitator memandu permainan tentang “Identitas diri”

Petunjuk:
Kita akan memulai permainan identitas diri.
● Minta peserta untuk berdiri berbaur. jelaskan kepada peserta bahwa fasilitator akan
meminta peserta untuk berkelompok. kelompok kiri dan kelompok kanan. permainan
akan berjalan beberapa putaran.
● Fasilitator meminta peserta untuk tidak memberikan komentar selama proses
permainan, jadi hanya berpindah tempat sambil tetap melihat ke dalam dirinya.
● Fasilitator mengarahkan peserta untuk mengamati/mengobservasi teman-temannya
selama proses permainan identitasku.

Penyampaian oleh fasilitator:


Silakan bapak/ibu “Buka kamera” dan “Tutup Kamera”
● Putaran Pertama : Mintalah peserta berusia 30 tahun kebawah (Buka kamera”) dan
diatas 30 tahun (“Tutup kamera”),. mintalah masing-masing kelompok untuk
menyusun dirinya dari yang paling tua ke yang paling muda.
Apa hal yang paling mereka syukuri menjadi orang paling tua atau paling muda?
apakah mungkin bapak dan ibu bertukar tempat? (tentu saja tidak bisa, karena usia
tidak bisa diubah).
● Putaran kedua : MIntalah peserta yang tinggi “Tutup kamera” dan yang pendek “Buka
kamera”)
Untuk kelompok, tinggi apakah mereka bangga menjadi tinggi? , kepada kelompok
pendek tanyakan apakah mereka merasa minder? Apakah mungkin berpindah tempat?
(mungkin bisa, pada usia tertentu tinggi badan masih bisa berubah, tapi pada usia
tertentu pula tinggi badan sudah tidak dapat diubah).
● Putaran ketiga : Mintalah peserta yang pemalu (Buka kamera), dan yang supel (tutup
kamera).
Kepada pemalu, tanyakan apakah mereka merasa nyaman menjadi pemalu ataukah
mereka mau mengubah diri menjadi supel?
● Putaran keempat : Mintalah peserta yang pemaaf (tutup kamera), dan yang
mendendam ke (buka kamera).
Tanyakan apakah mungkin peserta bertukar tempat? (bisa, karena ini adalah sifat yang
dapat diubah).
● Setelah selesai empat putaran, ajak peserta berdiskusi.
selanjutnya, mari kita berefleksi bersama.
● Identitas diri bisa ditambah, misalnya:
KULIT : TERANG-GELAP
RAMBUT : LURUS-KERITING
RAJIN-MALAS
BOROS-HEMAT
TEPAT WAKTU-TIDAK TEPAT WAKTU
(identitasnya boleh ditambahkan)
● JIka permainan ini dilakukan secara daring Kata kuncinya : fasililitator mengarahkan
peserta untuk mengingat-ingat siapa saja yang muncul/tidak muncul di kamera.

3. REFLEKSI (5 menit) :
● Fasilitator mengajak peserta untuk berefleksi dari permainan identitas diri, fasilitator
boleh memperkaya pertanyaan refleksi dengan improvisasi.

Penyampaian oleh fasilitator :


● Apakah selama permainan tadi anda, selalu berada pada satu sisi identitas yang
sama pada semua putaran permainan atau berubah-ubah?
● Apakah selama permainan tadi anda bertemu dengan seseorang yang satu
identitas pada putaran pertama, tetapi berbeda pada putaran yang kedua?
ceritakan mengapa hal tersebut terjadi?
● Dari semua identitas diri tadi, mana yang perlu diubah dan mana yang tidak perlu
diubah, dan mengapa?

4. KONSEP (25 Menit) :


Konsep 1 : Setiap Orang Punya Banyak Identitas
● Fasilitator memandu peserta menonton video ragam identitas (2:09)
https://www.youtube.com/watch?v=Il_50V5937s
Fasilitator memandu peserta merefleksikan video

Penyampaian oleh fasilitator :


Dari aktivitas tadi kita sudah sama-sama menyadari kalau satu orang punya banyak
identitas. Pada video yang akan kita lihat berikut ini kita akan belajar lebih dalam lagi
mengenai cara pandang kita terhadap identitas diri.
● Mungkin kita punya kesamaan identitas suku dengan seseorang namun
berbeda identitas agamanya.
● Ada identitas yang kita terima begitu saja sejak lahir dan tidak bisa diubah,
ada juga identitas yang bisa kita bangun dan bisa kita ubah.
● Ada identitas yang kita anggap sangat penting, jika seseorang merendahkan
identitas tersebut kita akan merasa sangat tersinggung.

● Fasilitator memandu peserta menggambar dirinya di posisi tengah pada kertas


HVS.

Penyampaian oleh fasilitator :


● Untuk lebih memaknai konsep 1. Silahkan bapak dan ibu menggambar diri
bapa dan ibu pada kertas HVS yang sudah dibagikan.
● Setelah menggambar diri, peserta diminta untuk menuliskan identitas dirinya
minimal 6 identitas diri. Setelah itu, fasilitator meminta peserta untuk
menempelkan pada kertas plano, lalu meminta perwakilan untuk membacanya.

Penyampaian oleh fasilitator :


Selanjutnya, silahkan menuliskan minimal 6 identitas diri bapa dan ibu di
samping gambar diri bapa dan ibu.

Fasilitator memandu peserta untuk memperlihatkan gambar dirinya di layar


kamera, dan sedikit bercerita tentang dirinya (Jika daring)

Konsep 2 :Gunakan Standar Diri Sendiri


Fasilitator mengajak peserta untuk menonton video “cara menjadi diri sendiri”
https://www.youtube.com/watch?v=QWjFk6YON40
Penyampaian oleh fasilitator :
Bapa dan ibu setiap orang itu unik, tidak bisa disamakan dengan yang lainnya.
Standar umum tidak bisa dijadikan Patokan untuk mengukur diri sendiri, misalnya
standar cantik untuk iklan di televisi tidak bisa dijadikan standar untuk diri kita
sendiri.
● Untuk lebih jelasnya mari kita tonton video tentang cara menjadi diri sendiri.
● Standar itu berbeda-beda disetiap tempat dan waktu.
● Memahami diri dan memaksimalkan identitas serta potensi ini penting dalam
konteks keragaman karena toleransi di tengah masyarakat yang beragam itu selalu
dimulai dari diri.

Konsep 3 :Welas Asih Pada Diri Sendiri (Self-Compassion)


● Fasilitator memandu peserta untuk melihat gambar dirinya di kamera mengamati
wajah dirinya.
● Fasilitator memandu peserta untuk melihat apakah kelebihan dalam dirinya dan
menyampaikannya
● Fasilitator memaparkan slide konsep ke-3 (dengan perlahan karena menyangkut
dirinya)
Penyampaian oleh fasilitasi:
Jika kita mencintai diri kita sendiri terlalu berlebihan tentunya menjadi hal yang
kurang baik (narsis), sebaliknya Ketika kita merasa diri kita paling malang di dunia
ini, hal tersebut juga membuat diri kita kurang baik (self-pity). Sebaiknya
mencintai/menerima diri secara utuh dilakukan secara seimbang/tidak berlebihan.
Bagaimana caranya?

Cara berikut untuk memaksimalkan identitas yang kita punya adalah memiliki
welas asih pada diri, apa itu welas asih / self-compassion?

Self-compassion berasal dari kata compassion yang diturunkan dari bahasa


Latin patiri dan bahasa Yunani patein yang berarti ‘menderita, menjalani, atau
mengalami’. Self-compassion merupakan konsep baru yang diadaptasi dari filosofi
Buddha yang memiliki definisi secara umum sebagai kasih sayang diri.
Self-compassion adalah sikap kasih sayang atau kebaikan terhadap diri sendiri
saat menghadapi masalah dalam hidup serta menghargai segala bentuk penderitaan,
kegagalan, dan kekurangan diri sebagai bagian dari hidup setiap manusia.
Kristin Neff, psikolog Universitas Texas di Austin, mengembangkan self-
compassion scale yang hampir selalu digunakan dalam penelitian tentang self-
compassion. Neff (2003) menjelaskan bahwa self-compassion terdiri dari enam
komponen.

Sumber: https://www.indopositive.org/2019/11/self-compassion-pengertian-
komponen-dan.html

● Ada 3 komponen untuk melatih mencintai diri sendiri yaitu :

1. Menumbuhkan kebaikan diri ( mengekspresikan cinta dan penerimaan


terhadap diri)

2. Menumbuhkan Kesadaran diri (ambil nafas yang dalam dan sadari apa yang
terjadi di dalam diri, tanpa menghakimi)

3 Menumbuhkan keterhubungan (memperluas kesadaran kita kepada semua


makhluk, dan mengakui bahwa setiap orang mengalami pengalaman yang
sulit)

5. APLIKASI (9 Menit) :
Fasilitator memandu peserta untuk menyatukan identitas diri positif yang dapat
berkontribusi mengatasi masalah intoleransi (kembali melihat identitas diri yang tadi
sudah dituliskan di kertas HVS)

Penyampaian oleh fasilitator :


● Setelah tadi menggambar diri, pikirkan kembali berbagai permasalahan intoleransi yang
tadi ditulis di kertas (topik 2) / share di kolom chat box. Tambahkan identitas diri yang
dapat berkontribusi mengatasi masalah intoleransi.

● Fasilitator memandu peserta pada aktivitas MINDFULNESS , fokus pada diri,


memeluk diri dengan erat sebagai penghargaan dan rasa terima kasih terhadap
dirinya)

Penyampaian oleh fasilitator :


Selanjutnya kita akan memasuki sesi berlatih untuk berterima kasih kepada diri sendiri.

✔ Mengatur nafas, Tarik nafas 4 kali hembuskan 4 kali. sebanyak 3 kali


✔ Pejamkan mata secara perlahan
✔ Silangkan kedua tangan, dan peluk diri sendiri perlahan.
✔ Fasil memandu dengan kata kata : wahai tubuhku, terima kasih sudah
menemaniku,maafkan aku belum bisa memahamimu, sekarang aku terima tujuan
baikmu,aku ikhlas, aku pasrah, rasa Lelah kau boleh pergi sekarang, TERIMA
KASIH. Maafkan aku (atas kesalahanku), aku sayang (pada diriku seutuhnya),
terima kasih (atas segala kebaikan yang diberikan kepadaku).
✔ Fasil terus memandu sampai peserta merasa nyaman, berterima kasih kepada diri
sendiri.
✔ Fasil memandu untuk mengatur nafas dan membuka mata perlahan.
✔ Fasil menggali perasaan setelah sesi berlatih welas asih.

✔ Untuk membantu membuang emosi negatif, fasilitator bisa membantu meng “anchor”
hal yang dirasakan kurang nyaman di tubuh peserta,,dan diajak untuk menerima
kondisi tersebut dengan ikhlas.

● Fasilitator memandu peserta untuk mengirimkan pesan via WA terima kasih kepada
orang tersayang yang memiliki jasa atas kesuksesan kita.
Penyampaian oleh fasilitator :
Fasilitator akan memberikan waktu 1 menit untuk anda, silahkan mengirimkan pesan
via WA sebagai ungkapan terima kasih kepada orang tersayang yang berjasa dengan
kehidupan anda..

● Fasilitator memberikan contoh lain dari aplikasi topik 3 yaitu membuat CV/biodata.
Penyampaian oleh fasilitator :
● Adapun aplikasi dari lain dari topik 3 yaitu membuat CV/ membuat ragam identitas diri
yang dibuat oleh anda.

6. EVALUASI DAN PENUTUP (1 menit)

Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengambil intisari atau pesan
baik dari topik 3 Berdamai dengan diri.

Fasilitator membuat media jamboard / padlet (daring/luring) .


Penyampaian oleh fasilitator :
● Setelah tadi kita sama sama berlatih welas asih, saya ingin 1 atau 2 orang memberikan
pendapatnya , apa yang dirasakan setelah sesi berlatih ini?
● Silahkan tulis perasaan bapa dan ibu pada media padlet/jamboard yang sudah
disediakan/ ditulis pada stick keynote dan ditempelkan di kertas plano (luring).

Fasilitator memberikan kata-kata semangat untuk peserta


● Ini adalah akhir sesi topik ke 3, mari kita beri superman Bush buat diri kita sendiri. Superman
buss….peserta menjawab ahhh..mantap.

tambahan:
== Self esteem 3 konsep tetap ada
== ditambahkan identitas orang lain/fanatisme/ radikalisme ..
== Pesan-pesan prasangka/prejudice
== Game khusus identitas yg lain
Lembar Kerja :
● Modul

Anda mungkin juga menyukai