Anda di halaman 1dari 4

MATERI AGENDA 2

Perubahan lingkungan Strategis

Perubahan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dan menjadi bagian dari
perjalanan peradaban manusia. Perubahan yang diharapkan terjadi bukannya
sesuatu yang “berbeda” saja, namun lebih dari pada itu, perubahan yang diharapkan
terjadi adalah perubahan ke arah yang lebih baik untuk memuliakan
manusia/humanity (memberikan manfaat bagi umat manusia). Berdasarkan Undang-
undang ASN setiap PNS perlu memahami dengan baik fungsi dan tugasnya, yaitu:

1. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina


Kepegawaian sesuai dengan peraturan perundangundangan,
2. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, serta
3. Memperat persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia

Menjadi PNS yang profesional memerlukan pemenuhan terhadap beberapa


persyaratan yaitu Mengambil tanggung jawab, menunjukan sikap mental positif,
mengutamakan keprimaan, menunjukan kompetensi, dan memegang teguh kode
etik. Untuk mendapatkan sosok PNS ideal seperti itu dapat diwujudkan dengan
memahami posisi dan perannya serta kesiapannya memberikan hasil yang terbaik
mamanfaatkan segala potensi yang dimiliki untuk bersama-sama melakukan
perubahan yang memberikan manfaat secara luas dalam melaksanakan tugas-tugas
pembangunan dan pemerintahan.

Ditinjau dari pandangan Urie Brofenbrenner (Perron, N.C., 2017) ada empat level
lingkungan strategis yang dapat mempengaruhi kesiapan PNS dalam melakukan
pekerjaannya sesuai bidang tugas masing-masing, yakni: individu, keluarga (family),
Masyarakat pada level lokal dan regional (Community/Culture), Nasional (Society),
dan Dunia (Global).

Modal insani (konsep modal manusia/human capital concept) dalam menghadapi


perubahan lingkungan strategis menganggap bahwa manusia merupakan suatu
bentuk modal yang tercermin dalam bentuk pengetahuan, gagasan (ide), kreativitas,
keterampilan, dan produktivitas kerja. Ada enam komponen dari modal manusia
(Ancok, 2002) yaitu Modal Intelektual, Modal emosional, Modal social, Modal
Ketabahan (adversity), Modal Etika/Moral, dan Modal Kesehatan (kekuatan
Fisik/Jasmani.

Isu-isu strategis konteporer yaitu Korupsi, Narkoba, Terorisme dan Radikalisme,


Money Laundring, Proxy War, serta Kejahatan Mass Communication (Cyber Crime,
Hate Speech, dan Hoax). Korupsi merupakan penyelewengan atau penyalahgunaan
uang Negara (perusahaan) untuk keuntungan pribadi atau orang lain. Beberapa
factor manusia melakukan korupsi yaitu Individu (sifat, moral, dan gaya hidup) dan
Lingkungan (masyarakat, ekonomi, politis, organisasi). Perilaku korupsi pada
konteks birokrasi dapat disimpulkan dan digeneralisasi, bahwa tingginya kasus
korupsi dapat dilihat berdasarkan beberapa persoalan yaitu keteladanan pemimpin
dan elite bangsa, kesejahteraan Pegawai, komitmen dan konsistensi penegakan
hukum, integritas dan profesionalisme, Mekanisme pengawasan yang internal dan
independen, kondisi lingkungan kerja, kewenangan tugas jabatan, dan upaya-upaya
pelemahan lembaga antikorupsi. Dampak korupsi dapat menghancurkan tatanan
bidang kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara, mulai dari bidang sosial
budaya, ekonomi serta psikologi masyarakat. Oleh karena itu, wajib berpartisipasi
dengan menunjukan sikap antikorupsi.

Narkoba suatu hal yang bersifat adiktif, yaitu dapat mengakibatkan ketergantungan
(addiction) apabila disalahgunakan atau penggunaannya tidak sesuai dosis yang
dianjurkan oleh dokter. Perkembangan kejahatan penyalahgunan dan peredaran
gelap narkotika dilintas belahan dunia sungguh luar biasa dahsyat dengan tidak
mengenal batas negara (Borderless). Oleh karena itu, perlunya membangun
kesadaran anti narkoba.

Terorisme merupakan suatu ancaman yang sangat serius di era global saat ini. Aksi
terorisme dapat dilakukan oleh individu, sekelompok orang atau negara sebagai
alternatif dari pernyataan perang secara terbuka. Radikal adalah kehendak untuk
mengubah kekuasaan. Adapun istilah radikalisme diartikan sebagai tantangan politik
yang bersifat mendasar atau ekstrem terhadap tatanan yang sudah mapan (Adam
Kuper, 2000). Terorisme sebagai kejahatan luar biasa jika dilihat dari akar
perkembangannya sangat terhubung dengan radikalisme. langkah-langkah tanggap
strategi supaya ancaman teror tidak terjadi, dengan cara pencegahan, penindakan
dan pemulihan.
Money Laundring/Pencucian Uang suatu perbuatan kejahatan yang melibatkan
upaya untuk menyembunyikan atau menyamarkan asal usul uang atau harta
kekayaan dari hasil tindak pidana/kejahatan sehingga harta kekayaan tersebut
seolah-olah berasal dari aktivitas yang sah. Dampak negatif pencucian uang secara
garis besarberkategori sebagai berikut yaitu merongrong sektor swasta yang sah,
merongrong integritas pasar-pasar keuangan, hilangnya kendali pemerintah
terhadap kebijakan ekonomi, timbulnya distorsi dan ketidakstabilan ekonomi,
hilangnya pendapatan negara dari sumber pembayaran pajak, risiko pemerintah
dalam melaksanakan program privatisasi, merusak reputasi negara, dan
menimbulkan biaya sosial yang tinggi.

Proxy War diartikan sebagai peristiwa saling adu kekuatan di antara dua pihak yang
bermusuhan, dengan menggunakan pihak ketiga. Membangun Kesadaran Anti-
Proxy dengan mengedepankan Kesadaran Bela Negara melalui pengamalan nilai-
nilai Pancasila.

Kejahatan Mass Communication/komunikasi masa merupakan bagian dari sejarah


perkembangan peradaban manusia. beberapa jenis kejahatan yang paling sering
terjadi pada konteks komunikasi massa adalah Cyber Crime, Hate Speech, dan
Hoax.

Untuk menghadapi perubahan lingkungan strategis (internal dan eksternal) akan


memberikan pengaruh besar terhadap keberlangsungan penyelenggaraan
pemerintahan, sehingga dibutuhkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan objektif
terhadap satu persoalan, sehingga dapat dirumuskan alternative pemecahan
masalah yang lebih baik dengan dasar analisa yang matang. Tahapan teknik
analisis isu yaitu Tapisan Isu, Analisis Isu, dan Analisis Kesenjangan atau Gap
Analisys.

Teknik tapisan isu merupakan analisis untuk bagaimana memahami isu tersebut
secara utuh dan kemudian dengan menggunakan kemampuan berpikir konseptual
dicarikan alternatif jalan keluar pemecahan isu. Selanjutnya dilakukan analisis
secara mendalam isu yang telah memenuhi kriteria AKPK atau USG atau teknik
tapisan lainnya dengan menggunakan alat bantu dengan teknik berpikir kritis.
Beberapa alat bantu menganalisis isu yaitu Mind Mapping, Fishbone Diagram,
Analisis SWOT. Selanjutnya, Teknik Gap Analysis adalah perbandingan kinerja
aktual dengan kinerja potensial atau yang diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai