Anda di halaman 1dari 9

LEARNING JOURNAL SMART ASN

Nama : Delly Tunggal Febri Suryanto, S.Kep., Ns


Angkatan : II/2022
No. Absen : 15
Kelompok :2
Materi : Smart ASN
Tanggal : 24 Maret 2022
Pengampuh : Yuswar Effendy, SE., MM

A. Pokok Pikiran

Era Teknologi Informasi saat ini memberikan kemudahan dalam melakukan


segala hal. Banyak manfaat yang diperoleh dari kemajuan teknologi informasi, salah
satunya perkembangan pesat bidang komunikasi. Saat ini, perilaku manusia dalam
berkomunikasi menjadi semakin kompleks. Komunikasi yang bersifat serba digital
menjadikan literasi digital sebagai salah satu kebutuhan wajib di era serba teknologi
seperti sekarang. Namun, Indonesia, berdasarkan World Digital Competitiveness
Ranking, berada pada urutan 56 dari 62 negara di dunia. Dengan kondisi ini, Indonesia
terancam hanya menjadi pasar dan dapat kehilangan kesempatan memetik dampak
baik dari trend perkembangan teknologi yang ada. Daya saing digital yang rendah, yang
disebabkan diantaranya rendahnya literasi digital, juga membuat Indonesia menghadapi
sejumlah ancaman; mulai dari penyebaran konten negatif, konten berbau hoaks, ujaran
kebencian atau hate speech, perundungan, ragam praktik penipuan, hingga
radikalisme.
Berbagai tantangan di ruang digital harus diimbangi dengan literasi digital yang
mumpuni. ASN harus mampu mengikuti dan beradaptasi dengan perubahan yang
terjadi secara cepat. Sehingga terwujudlah kinerja yang bukan hanya cakap di dunia
nyata namun juga cakap di dunia digital.
Kompetensi literasi digital diperlukan agar seluruh masyarakat digital dapat
menggunakan media digital secara bertanggung jawab. Hal ini termasuk dalam visi misi
Presiden untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM). Kominfo menjabarkan
literasi digital ke dalam 4 kompetensi yaitu kecakapan menggunakan media digital
(digital skills), budaya menggunakan digital (digital culture), etis menggunakan media
digital (digital ethics), dan aman menggunakan media digital (digital safety). Digital skill
merupakan kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan
perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan
sehari-hari. Digital safety merupakan kemampuan user dalam mengenali, mempolakan,
menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran perlindungan
data pribadi dan keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.
Digital culture merupakan kemampuan individu dalam membaca, menguraikan,
membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan
Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari dan digitalisasi kebudayaan melalui
pemanfaatan TIK. Sementara itu, digital ethics merupakan kemampuan individu dalam
menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan,
dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam hal lingkup literasi digital, kesenjangan digital (digital divide) juga menjadi
hal yang perlu dipahami. Kesenjangan digital merupakan konsep yang telah lama ada.
Pada awal mulanya, konsep kesenjangan digital ini berfokus pada kemampuan memiliki
(ekonomi) dan mengoperasikan perangkat digital (komputer) dan akses (Internet).
Kesenjangan digital terlihat pada usia pengguna Internet di Indonesia. Menurut
penelitian mereka, para Penyuluh Agama Islam di Kementerian Agama termasuk ke
dalam Generasi X dan Baby Boomer. Mereka adalah digital immigrant yang kurang
mengapresiasi kecakapan digital seperti halnya digital native. Karakteristik yang umum
dijumpai pada digital immigrant adalah gagap dengan teknologi. Di satu sisi, mereka
senang akan inovasi teknologi. Tetap, kompetensi digital tidak dimiliki, dipelajari, dan
diaplikasikan dengan baik, sehingga masih diperlukan penguatan literasi digital oleh
berbagai pihak.
Smart ASN memiliki profil yang disiapkan untuk menghadapi era disrupsi dan
tantangan dunia yang semakin kompleks. Profil Smart ASN meliputi integritas,
nasionalisme, profesionalisme, berwawasan global, menguasai IT dan bahasa asing,
berjiwa hospitality, berjiwa entrepreneurship, dan memiliki jaringan luas.
Smart ASN yang tidak gagap teknologi atau gaptek akan menggiring sistem
pemerintahan Indonesia ke birokrasi 4.0, yang tentu beriringan dengan revolusi industri
4.0. Semua jenis layanan publik yang diselenggarakan pemerintah akan berbasis digital
dan terintegrasi. Tentu, digitalisasi sistem pemerintahan ini juga diimbangi dengan
keamanan siber yang mumpuni.

B. Studi Kasus
Seleksi CASN 2021 Cari Smart ASN yang Miliki 8 Profil Ini

JAKARTA – Seleksi Pengadaan Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) 2021 semakin
dekat.
Pemerintah melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (PANRB) memastikan CASN yang nantinya diterima merupakan individu
bertalenta yang menjadi cikal bakal smart ASN.
Mereka harus siap menjadi bagian dari lahirnya birokrasi berkelas dunia 2024.
Plt. Asisten Deputi Perencanaan dan Pengadaan SDM Aparatur Kementerian PANRB
Katmoko Ari Sambodo mengatakan, seorang smart ASN harus memiliki setidaknya 8
profil.
Delapan profil tersebut adalah integritas, nasionalisme, profesionalisme, wawasan
global, IT dan bahasa asing, hospitality, jaringan, dan entrepreneurship.
“Kita akan mencari ASN sesuai dengan profil yang dapat mendorong terwujudnya
birokrasi berkelas dunia pada 2024. Kita juga ingin para CASN memiliki sikap anti
radikalisme,” jelasnya dalam rapat persiapan pengadaan CASN tahun 2021 yang
dihadiri seluruh instansi pemerintah pusat secara virtual, Rabu (05/05).
Dalam rapat yang dihadiri oleh panitia seleksi nasional (Panselnas) dan perwakilan
kementerian/lembaga tersebut, Katmoko Ari meminta agar semua pihak bersama-sama
memastikan seleksi tahun ini berjalan lancar.
Seluruh kegiatan akan diselenggarakan dengan memperhatikan protokol kesehatan.
“Jadwal keseluruhan seleksi yang telah dibuat dapat berubah karena kita juga harus
memantau kebijakan pemerintah terkait pencegahan dan pengendalian Covid-19 dalam
melaksanakan rangkaian kegiatan ini,” imbuhnya.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, pemerintah akan kembali membuka jalur formasi
umum dan formasi khusus pada seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) 2021.
Formasi khusus CPNS terdiri dari formasi putra/putri lulusan terbaik berpredikat dengan
pujian (cumlaude), formasi penyandang disabilitas, formasi diaspora, dan juga formasi
bagi putra/putri Papua dan Papua Barat untuk ditempatkan kementerian/lembaga.
Sementara untuk seleksi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) akan
dibuka bagi jabatan guru dan non-guru.
Katmoko mengimbau kepada seluruh pejabat pembina kepegawaian (PPK) untuk
mempersiapkan dokumen yang diperlukan dalam seleksi CASN 2021.
Selain itu diminta juga untuk membuat teknis penyelenggaraan seleksi kompetensi
dasar (SKD) dan serta seleksi kompetensi bidang (SKB).
“PPK dapat segera melakukan persiapan seperti dokumen persyaratan pengumuman,
sistem pendaftaran terintegrasi dengan Badan Kepegawaian Negara (BKN), serta
online help desk/call center yang dikelola masing-masing kementerian/lembaga,”
terangnya.
Pengumuman dan informasi lain terkait rekrutmen CASN 2021 dapat diakses oleh para
calon pelamar dari sumber yang tepercaya seperti website dan media sosial resmi milik
Kementerian PANRB, BKN, maupun instansi pemerintah yang akan membuka
rekrutmen CASN.
Sumber : https://suara-merdeka.com/2021/05/06/seleksi-casn-2021-cari-smart-
asn-yang-miliki-8-profil-ini/

C. Telaah Studi Kasus


Penerapan dalam penerimaan CPNS dengan menggnakan sistem CAT sudah
sangat baik dan sesuai dengan Program Pemerintah 6P yang masuk dalam Human
Capital Management Strategy. Program 6P melingkupi perencanaan, perekrutan dan
seleksi, pengembangan kapasitas, penilaian kinerja dan penghargaan, promosi, rotasi,
dan karier, dan peningkatan kesejahteraan. pPogram yang dinamakan 6P yang masuk
dalam Human Capital Management Strategy. Program 6P melingkupi perencanaan,
perekrutan dan seleksi, pengembangan kapasitas, penilaian kinerja dan penghargaan,
promosi, rotasi, dan karier, dan peningkatan kesejahteraan. Dimana dahulunya
penerimaan CPNS dengan cara manual seperti ujian menggunakan kertas dan
sekarang telah berubah sistem menggunakan sistem komputerisasi. Perkembangan
IPTEK memaksa birokrasi untuk mengikuinya.
Di Era Digital, tuntutan pelayanan publik yang berkualitas dan responsif semakin
tinggi. Sudah saatnya berbagai terobosan pemerintah berbasis elektronik diterapkan di
semua level pemerintahan hingga pemerintah daerah. Kultur birokrasi juga harus
menerapkan prinsip New Public Service dan pelayanan yang diaplikasikan oleh swasta
agar setiap warga negara benar-benar merasakan pelayanan prima yang responsif.
Kita tentunya dapat membandingkan antara birokrasi masa lalu yang tidak
menggunakan ICT/E-GOV, yaitu minimnya inovasi, kaku, mengabaikan
profesionalisme, cenderung otoriter, dan peluang pungli lebih besar. Sedangkan
dengan sistem elektronik, memungkinkan adanya kreativitas, inovasi, profesionalisme,
transparansi, dan peluang KKN yang kecil karena dikelola oleh sistem.

D. Penerapan
Seorang digital leader harus memiliki kemampuan untuk memahami bagaimana
teknologi berdampak pada manusia dan model organisasi, dan kemampuan untuk
menentukan bagaimana teknologi dapat dipakai untuk memberikan value yang lebih.
Selain itu kita perlu memiliki atau menanam nilai disiplin dan hospitality, seorang
ASN juga perlu memiliki nilai-nilai entrepreneurship atau kewirausahaan. Nilai ini perlu
dimiliki lantaran disrupsi akibat revolusi industri 4.0 memaksa ASN untuk memiliki
kreativitas dan pandai berinovasi. 
Pengetahuan sebagai landasan ASN dalam mempertimbangkan tindakan serta
pengambilan keputusan. Dalam prinsip smart ASN, terdapat poin wawasan global dan
penguasaan IT serta bahasa asing.
ASN harus dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan memiliki
pengetahuan yang luas agar tidak tertinggal dengan  perkembangan global. Wawasan
yang luas juga akan menghindarkan ASN dari berita hoax.

LEARNING JOURNAL MANAJEMEN ASN


Nama : Delly Tunggal Febri Suryanto, S.Kep., Ns
Angkatan : II/2022
No. Absen : 15
Kelompok :2
Materi : Manajemen ASN
Tanggal : 23 Maret 2022
Pengampuh : Yuswar Effendy, SE., MM

A. Pokok Pikiran

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN


yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih
dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada
pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya
aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:
1) Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan
2) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur Negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari
pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang
menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik.
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi
sebagai berikut:
1) Pelaksana kebijakan publik;
2) Pelayan publik; dan
3) Perekat dan pemersatu bangsa
Pegawai ASN bertugas:
1) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
2) Memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas, dan
3) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat
meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap
ASN diberikan hak. Setiap ASN juga memiliki kewajiban yang harus dilaksanakan
sesuai peraturan perundang-undangan ASN yaitu UU No. 5 Tahun 2014 tentang
Aparatul Sipil Negara.
Dalam UU ASN disebutkan bahwa ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode
etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga
martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN
ini menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah. Fungsi
kode etik dan kode perilaku ini sangat penting dalam birokrasi dalam
menyelenggarakan pemerintahan.
Pengelolaan SDM/ASN dilakukan untuk memotivasi dan juga meningkatkan
produktivitas pegawai dalam melaksanakan tugasnya sehingga mampu berkontribusi
pada pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Organisasi membutuhkan pegawai
yang jujur, kompeten dan berdedikasi. Sistem merit yang berdasarkan pada
obyektivitas dalam pengelolaan ASN menjadi pilihan bagi berbagai organisasi untuk
mengelola SDM. Kualifikasi, kemampuan, pengetahuan dan juga ketrampilan pegawai
yang menjadi acuan dalam pengelolaan ASN berdasar sistem merit menjadi fondasi
untuk memiliki pegawai yang kompeten dan “bahagia‟ dalam organisasi karena mereka
memiliki kepercayaan diterapkannya keadilan dalam organisasinya. Sistem merit pada
dasarnya adalah konsepsi dalam manajemen SDM yang menggambarkan
diterapkannya obyektifitas dalam keseluruhan semua proses dalam pengelolaan ASN
yakni pada pertimbangan kemampuan dan prestasi individu untuk melaksanakan
pekerjaanya (kompetensi dan kinerja).
Dalam sistem merit berbagai keputusan dalam manajemen SDM didasari pada
kualifikasi, kompetensi dan kinerja. Dalam recruitment, kualifikasi dan kompetensi
menjadi pertimbangan seseorang untuk menjadi pegawai ASN. Sistem CAT (computer-
assisted testing) yaitu model assessment atau penilaian dimana kandidat/ calon
menjawab pertanyaan (atau menyelesaikan latihan) dengan menggunakan komputer
(menjadi bagian dalam program komputer), mampu menjamin transparansi, efisiensi
serta efektifitas dalam rekruitmen pegawai karena pengolahan sampai dengan
pengumuman sepenuhnya berdasarkan program dalam komputer. Intervensi dan
preferensi personal dapat dikurangi bahkan dapat dihilangkan dengan
sistem ini, sehingga kita mendapatkan calon PNS yang berkualitas.
Pengelolaan atau manajemen ASN pada dasarnya adalah kebijakan dan praktek
dalam mengelola aspek manusia atau sumber daya manusia dalam organisasi
termasuk dalam hal ini adalah pengadaan, penempatan, mutasi, promosi,
pengembangan, penilaian dan penghargaan.
Sistem merit menjadi prinsip utama dalam UU ASN, bahkan UU ini juga
menyediakan aturan kelembagaan untuk menjamin keberadaan sistem merit dalam
pengelolaan ASN.
Lembaga-lembaga tersebut adalah:
1) Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) yang diberikan kewenangan untuk
melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan dan manajemen ASN
untuk menjamin perwujudan atau pelaksanaan sistem merit ini pada instansi
pemerintah.
2) Kementrian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pendayagunaan aparatur Negara (yang saat ini di sebut Kementrian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi/kemen PAN dan RB)
yang bertugas emberikan pertimbangan kepada Presiden dalam penindakan
Pejabat yang Berwenang dan Pejabat Pembina Kepegawaian atas
penyimpangan Sistem merit dalam pengelolaan ASN.

a. Studi Kasus
Terlibat Politik Praktis, 20 ASN se NTB Dilaporkan ke KASN
Lombok Barat, Gatra.com - Setiapkali ajang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada)
digelar, Aparatur Sipil Negara (ASN) selalu menjadi sorotan Badan Pengawas Pemilu.
Sebab, para ASN kerapkali terlibat dalam ajang politik praktis dengan tujuan khusus
memenangkan salah satu calon pilihannya terutama para petahana.
Komisioner Bawaslu NTB Divisi Hukum dan Humas Suhardi, S.IP., M.H
mengatakan, di provinsi Nusa Tengara Barat (NTB) sendiri terdapat 7 kabupaten/kota
yang akan segera menggelar Pilkada serentak September 2020 mendatang.
“Dari 7 kabupaten/kota se NTB ini, hingga minggu pertama Februari 2020 ini
Bawaslu NTB sudah merekomendasikan sebanyak 20 ASN se NTB ke Komisi Aparatur
Sipil Negara (KASN) untuk ditindaklanjuti," katanya di Lombok Barat, Minggu (9/2). 
Selanjutnya, KASN akan menginstruksikan ASN yang terlibat tersebut kepada
Kepala Daerah untuk memberikan sanksi berupa peringatan administrative, teguran
ataukah sanksi lainnya sebagaimana tertuang dalam UU Pemilu. 
Suhardi yang mantan Komisioner KPUD Lombok Barat ini juga menegaskan,
dari 20-an kasus ASN jelang Pilkada se NTB tersebut klasifikasi penanganan
pelanggaran berupa kode etik, kode perilaku ASN yang tersebar acak di 7 daerah yang
akan melaksanakan kontestasi Pilkada lima tahun sekali tersebut.
“Kan sudah jelas etika ASN tersebut melanggar ketentuan Peraturan Pemerintah
Nomor 42 Tahun 2004 Tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik PNS," ujarnya. 
Menurutnya, di dalam pasal 6 huruf d dan h dijelaskan bahwa PNS harus
mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan dan
PNS dituntut untuk harus profesionalisme, netralitas dan bermoral tinggi.
"Dalam pasal 11 huruf c, juga diatur etika diri sendiri sebagai PNS untuk
menghindari konflik kepentingan pribadi, kelompok ataupun golongan,” ucapnya. 
Ia mengatakan, pihaknya bersama Bawaslu Kabupaten/Kota se NTB
sebelumnya dilakukam dari tahapan pengawasan, yang pada akhirnya memastikan
terduga pelanggar melakukan tindakan indisipliner terhadap Undang-undang
Pemilukada.
“Bawaslu melakukan klarifikasi personal pada ASN yang diduga melakukan
pelanggaran. Klarifikasi dilakukan guna memperjelas posisi atau dugaan pelanggaran
yang dilakukan ASN.
Lebih lanjut, Suhardi manyatakan, jika hasil klarifikasi ataupun kajian tersebut,
ASN terbukti kuat berdasarkan argument dan dokumen telah melakukan pelanggaran,
maka Bawaslu punya kewenangan untuk menindaklanjutinya dengan menerbitkan
rekomendasi untuk selanjutnya ke KASN.
“Selanjutnya KASN akan meneruskan itu ke Pejabat Pembinaan Kepegawaian
(PPK) dalam hal Kepala Daerah untuk diberikan sanksi," ucapnya. 
Sumber : https://www.gatra.com/news-468555-politik-terlibat-politik-praktis-20-asn-se-
ntb-dilaporkan-ke-kasn.html

b. Telaah Studi Kasus


Kasus tersebut sangat bertentangan dengan Manajemen ASN. Sebanyak 20
orang ASN telah melanggar asas netralitas berdasarkan Undang-Undang No.5 Tahun
2014 tentang ASN Pasal 2 huruf F, menyebutkan bahwa penyelenggaraan kebijakan
dan manajemen ASN berdasarkan pada asas netralitas yang berarti bahwa setiap
pegawai ASN tidak berpihak dari segala bentuk pengaruh manapun dan tidak memihak
kepada kepentingan siapapun. Dimensinya meliputi netral, tidak berpihak, bebas dari
konflik kepentingan, bebas dari intervensi politik, adil, dan melayani. Pegawai ASN
berkedudukan sebagai aparatur Negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan
oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi
semua golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau
pengurus partai politik. Pada penanganan masalah pada kasus tersebut sudah benar
dengan berniat untuk meminta klarifikasi dari setiap ASN yang melakukan pelanggaran,
hal ini harus dilakukan untuk mendapatkan bukti-bukti yang kongkrit sebelum pihak
bawaslu membuat surat rekomendasi untuk pelaporan ke KSAN. Ini merupakan proses
yang adil dengan tidak langsung melaporkan sesuai dengan mekanisme penyelesaian
sengketa Aparatur Sipil Negara (ASN) maka secara tidak langsung mempengaruhi
bagaimana implementasi penyelesaian sengketa bagi Aparatur Sipil Negara.
Penyelesaian sengketa kepegawaian yang diatur oleh Undang-Undang No.5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara disebutkan dalam Pasal 129. Dalam Pasal 129
tersebut diatur antara lain sengketa pegawai ASN diselesaikan melalui upaya
administratif, yang terdiri dari keberatan dan banding administratif.
Terdapat beberapa manfaat dari netralitas, yaitu menimbulkan manfaat bagi
beberapa pihak, seperti bagi kepala daerah yang membuat tercapainya target-target
pemerintahan, bagi birokrasi yang meningkatkan penerapan sistem merit, bagi pegawai
ASN dapat mengembangkan karir lebih terbuka, dan bagi masyarakat dapat lebih
merasa dilayani dengan adil dan memuaskan.

B. Penerapan
Setelah mengikuti mempelajari tentang Manajemen ASN ini saya harus
mengimplementasikan manajemen ASN dalam setiap pekerjaan yang saya laksanakan
di tempat tugas. Saya akan memberikan pelayanan kepada setiap pasien/ masyarakat
sesuai dengan peran dan fungsi ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika
profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Saya juga harus bekerja sesuai dengan kode etik dan kode prilaku ASN agar tidak
terkena hukum pelanggaran. Untuk meningkatkan kemampuan diri sebagai seorang
ASN saya juga harus selalu berupaya untuk mengembangkan diri seperti mengikuti
diklat dan lain sebagainya. Sehingga saya memiliki kompetensi untuk mengikuti
perkembangan jaman dan kemajuan teknologi informasi saat ini.

Anda mungkin juga menyukai