Anda di halaman 1dari 11

TUGAS INDIVIDU KELOMPOK 3

AGENDA 3
MANAJEMEN ASN DAN SMART ASN

PEMBIMBING:
PARLINDUNGAN S., S.H., M.Si

DISUSUN OLEH:
apt. QURROTU A`YUNIN, S. Farm.
NIP. 19950510 202203 2 003
NDH. 25

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN XCV


PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI JAWA TIMUR
TAHUN 2022
TUGAS INDIVIDU (AGENDA 3)

SMART ASN
1. Peserta diminta menjelaskan secara singkat program literasi digital yang ada
di Indonesia
2. Peserta diminta menjelaskan tentang digital skill, digital ethics, digital culture,
dan digital safety
3. Peserta diminta menjelaskan contoh implementasi literasi digital dalam
kehidupan bermedia digital

MANAJEMEN ASN
Identifikasi Isu Kontemporer dikaitkan dengan Materi Manajemen ASN
SMART ASN

1. Program literasi digital yang ada di Indonesia:


Literasi digital merupakan salah satu fokus dari 5 arahan Presiden Jokowi
dalam pemerintahannya. Presiden Jokowi berfokus pada pembangunan SDM
sebagai salah satu visi utama pada tahun 2019-2024. Berdasarkan arahan
Presiden pada poin pembangunan SDM dan persiapan kebutuhan SDM talenta
digital, literasi digital berfungsi untuk meningkatkan kemampuan kognitif
sumber daya manusia di Indonesia agar keterampilannya tidak sebatas
mengoperasikan gawai.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) meluncurkan
Program Literasi Digital Nasional dengan tema "Indonesia Makin Cakap
Digital" di Hall Basket Senayan pada Kamis (20/5/2021). Tujuan
penyelenggaraan program tersebut yakni guna membekali warganet dalam
berinteraksi di ruang digital baik dari segi etika, kemampuan, keamanan dan
budaya digital. Peserta program yang tersebar di kabupaten dan kota
melanjutkan kegiatan ke kelas-kelas literasi digital di kota satelit masing-
masing yang menghadirkan narasumber lokal sebagai pemateri.
Adapun materi kelas literasi digital juga didasarkan pada 4 pilar utama
yakni:
a. Etis Bermedia Digital
b. Aman Bermedia Digital
c. Cakap Bermedia Digital
d. Budaya Bermedia Digital
Dengan adanya program ini, masyarakat diharapkan dapat
memanfaatkan sisi positif internet untuk aktivitas sehari-hari seperti: belajar
virtual, bisnis dan belanja online, bekerja dari rumah, konsultasi kesehatan
secara daring. Selain itu, dengan literasi digital, masyarakat diharapkan dapat
meminimalisasi dampak dari konten negatif di internet seperti hoax, kekerasan
seksual, perundungan online, penipuan dan konten negatif lainnya.
2. Pengertian dari masing-masing kompetensi literasi digital sebagai berikut:
a. Digital Skill
Merupakan kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan
menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem
operasi digital dalam kehidupan sehari-hari
b. Digital Safety
Merupakan kemampuan user dalam mengenali, mempolakan,
menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran
perlindungan data pribadi dan keamanan digital dalam kehidupan
sehari-hari
c. Digital Culture
Merupakan kemampuan individu dalam membaca, menguraikan,
membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan,
nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari
dan digitalisasi kebudayaan melalui pemanfaatan TIK
d. Digital Ethics
Merupakan kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan,
menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan
mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan
sehari-hari

3. Contoh implementasi literasi digital dalam kehidupan bermedia digital:


Sejalan dengan perkembangan ICT (Information, Communication, and
Technology), muncul berbagai literasi digital, satu di antaranya yakni model
pembelajaran secara daring atau Gerakan Literasi Sekolah (GLS).
Dengan menghubungkan jaringan internet, warga sekolah dapat
mengakses informasi edukatif yang up to date. Kegiatan ini dapat dilakukan
dengan memanfaatkan media digital, seperti komputer, laptop, atau
smartphone. Derasnya arus informasi berbasis digital menuntut peserta didik
untuk lebih cermat memahami informasi yang berkualitas.
Merujuk pada pendapat O’Brein & Scharber (2008) bahwa literasi digital
dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran yang aktual. Penggunaan
media digital ini tidak hanya memudahkan bagi penggunanya, tetapi juga
memberikan gambaran lain yang autentik tentang media digital. Adapun
manfaat lain dari Gerakan Literasi Sekolah, yaitu meningkatkan rasa cinta
gemar membaca di luar jam sekolah, dan meningkatkan rasa percaya diri
sebagai pembaca. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas
sumber daya manusia melalui budaya pemahaman informasi yang kritis,
analitis, dan reflektif.
Bukan hanya di sekolah, literasi digital juga telah dimanfaatkan oleh
masyarakat untuk aktivitas sehari-hari. Contoh penerapan literasi digital oleh
masyarakat sekitar yaitu Penggalangan Dana melalui Dompet Digital
dengan menggunakan intenet. Selain itu, masyarakat juga telah memanfaatkan
aplikasi meeting online, seperti zoom. Adanya aplikasi ini dapat membantu
masyarakat untuk melakukan pertemuan tanpa tatap muka, terutama saat
kondisi pandemi Covid-19. Penggunaan aplikasi meeting online ini juga dinilai
lebih efisien karena peserta tidak perlu berada dalam ruangan yang sama.
MANAJEMEN ASN

Studi Kasus
Oknum ASN Lombok Utara Terciduk Transaksi Sabu di Tengah Sawah

A. Deskripsi Isu
Seorang oknum Aparatur Sipil
Negara (ASN) yang berdinas di
salah satu instansi Pemerintah
Kabupaten Lombok Utara,
berinisial AF (36), tertangkap
tangan ketika melakukan
transaksi sabu bersama pria
berinisial AH (29), penjaga
gudang yang diduga menyambi jual sabu. “Keduanya kami tangkap di salah
satu gubuk yang ada di tengah sawah. Saat pembelinya datang (AF), Tim kami
langsung melakukan penangkapan,” kata Kasat Resnarkoba Polresta Mataram
AKP I Made Yogi Purusa Utama di Mataram, Senin (21/6/2021).
Dari hasil tangkap tangan pada Minggu (20/6) siang itu polisi menyita
barang bukti narkoba sebanyak 10 klip sabu siap edar, pipet plastik, dan
sejumlah klip bening kosong. Turut pula disita uang tunai senilai Rp6,7 juta
yamg diduga hasil penjualan Narkoba. “Berat bruto sabu yang kita sita itu
mencapai 5 gram," ujarnya. Dari interogasi di lapangan lanjutnya, AH mengakui
bahwa barang haram tersebut diperolehnya dari SH, pamannya yang tinggal
satu kampung dengannya di Lingkungan Karang Rundun, Kelurahan Bertais,
Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram.

B. Implementasi Manajemen ASN dan SMART ASN


1) Manajemen ASN
Pelaku dalam hal ini berasal dari ASN dan tidak mencerminkan kewajiban
seorang ASN, yaitu:
a. Setia dan taat pada Pancasila, UUD 1945 dan NKRI
b. Tidak mentaati peraturan perundang-undangan
c. Tidak melaksanakan tugas dengan penuh pengabdian, kejujuran, dan
tanggung jawab
d. Tidak menunjukkan integritas dan keteladanan

Pelaku dalam hal ini tidak mencerminkan kode etik ASN dan kode Perilaku
ASN, yaitu:
a. Tidak melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi
b. Tidak melaksanakan tugas sesuai perintah dan sesuai perundang-
undangan
c. Menyalahgunakan jabatan untuk keuntungan pribadi
d. Tidak memegang teguh nilai dasar ASN
e. Tidak menjaga reputasi ASN
f. Tidak profesional
g. Tidak sesuai dengan sistem MERIT

2) SMART ASN
a. Digital Skill
Pelaku memiliki kemampuan digital yang cukup yang bisa digunakan
untuk kepentingan orang banyak dan berbuat baik namun
disalahgunakan untuk melakukan transaksi sabu.
b. Digital Culture
Pelaku tidak mengamalkan nilai-nilai berbudaya sesuai dengan
Pancasila:
• Sila Pertama, melakukan transaksi sabu yang mana
penggunaannya dilarang oleh agama
• Sila Kedua, nilai utamanya adalah kesetaraan dan kemanusiaan,
yang artinya semua orang harus diperlakukan sama dan adil,
semua orang layak untuk hidup sehat tanpa
mengkonsumsi/kecanduan sabu
• Sila Ketiga, nilai utamanya adalah harmoni, yaitu mengutamakan
kepentingan pribadi untuk meraup keuntungan di atas
kepentingan golongan (instansi dan masyarakat) dengan
menyalahgunakan jabatannya
• Sila Keempat, nilai utamanya adalah demokratis, yaitu terdapat
kesepakatan bersama dan kode etik ASN yang sudah sepatutnya
dilaksanakan, tetapi malah dilanggar
• Sila Kelima, nilai utamanya adalah gotong royong, dimana
pemerintah sudah bekerja keras untuk membasmi peredaran
sabu, tetapi malah ada oknum ASN yang menjadi tersangka
dalam peredaran sabu
c. Digital Ethics
Pelaku seharusnya menyadari etika digital (netiquette) agar tidak
merugikan pihak manapun
d. Digital Safety
Pelaku tidak melakukan keamanan digital

C. Teknik Analisis Isu


1. APKL
• Aktual (A), artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang
hangat dibicarakan dalam masyarakat
• Problematik (P), artinya isu tersebut memiliki dimensi masalah yang
kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara
komprehensif
• Kekhalayakan (K), artinya isu tersebut menyangkut hajat hidup orang
banyak
• Kelayakan (L), artinya isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan
dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya

Kriteria Deskripsi Isu


Aktual Oknum ASN Lombok Utara Terciduk Transaksi Sabu di
Tengah Sawah
Problematik Hal tersebut terjadi karena ada oknum yang berusaha
mendapatkan keuntungan pribadi, menyalahgunakan
jabatan dan tidak menjaga nama baik ASN
Kekhalayakan Hal ini dapat membuat lebih banyak orang menggunakan
sabu dan kecanduan sehingga akan merusak generasi
muda serta masa depan bangsa
Kelayakan Isu harus segera dicari solusinya dengan menangkap
pelaku dan memberikan hukuman sebagaimana mestinya
Tabel 1. Analisis APKL

2. Fishbone

Surrounding Skill

Kebutuhan dan Mempunyai kemampuan


gaya hidup yang dan jabatan untuk
tinggi melakukan transaksi sabu
Transaksi Sabu
Belum ada sistem
digital yang mampu Banyak masyarakat yang
mengidentifikasi membutuhkan sabu
transaksi sabu (pengedar dan pengguna)

System Suppliers

Diagram 1. Analisis Isu Metode Fishbone

D. Upaya Perbaikan

Penyebab Isu Upaya Perbaikan


Kebutuhan dan gaya hidup yang tinggi Melakukan sosialisasi bahwasanya
hidup itu cukup sebagaimana mestinya,
sesuai dengan kebutuhan dan tidak
perlu meningkatkan gaya hidup untuk
terlihat lebih baik
Belum ada sistem digital yang mampu Terus memperbaiki dan update sistem
mengidentifikasi transaksi sabu digital mengikuti perkembangan jaman
Mempunyai kemampuan dan jabatan Melakukan kontrol dan pendekatan
untuk melakukan transaksi sabu personal terhadap para ASN di bawah
binaannya untuk lebih mengetahui dan
mengenal dekat anggota
Banyak masyarakat yang Melakukan random check dan
membutuhkan sabu (pengedar dan memaksimalkan dan mengoptimalkan
pengguna) tempat-tempat rehabilitasi yang ada
Tabel 2. Upaya Perbaikan
DAFTAR PUSTAKA

https://daerah.sindonews.com/read/462652/174/oknum-asn-lombok-utara-terciduk-
transaksi-sabu-di-tengah-sawah-1624313211

Anda mungkin juga menyukai